MATCHING SIDIK JARI MENGGUNAKAN TRANSFORMASI HOUGH

dokumen-dokumen yang mirip
REVIEW ALGORITMA PENGENALAN SIDIK JARI MENGGUNAKAN PENCOCOKAN CITRA BERBASIS FASA UNTUK SIDIK JARI KUALITAS RENDAH

Teknik Ekstraksi Minutiae Untuk Sistem Verifikasi Keaslian Sidik Jari

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISA HASIL PERBANDINGAN IDENTIFIKASI CORE POINT PADA SIDIK JARI MENGGUNAKAN METODE DIRECTION OF CURVATURE DAN POINCARE INDEX

BAB 3 METODOLOGI. 3.1 Kerangka Pikir

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Implementasi Teori Graf Dalam Masalah Fingerprint Recognition (Pengenalan Sidik Jari)

Deteksi Citra Sidik Jari Terotasi Menggunakan Metode Phase-Only Correlation

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i ABSTRACT... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI...v DAFTAR GAMBAR...viii DAFTAR TABEL...x

Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 7 (2011) RANCANG BANGUN SISTEM PENGENALAN POLA SIDIK JARI MENGGUNAKAN METODE MINUTIAE

IDENTIFIKASI SIDIK JARI DENGAN MENGGUNAKAN STRUKTUR MINUTIA

IDENTIFIKASI SIDIK JARI DENGAN DATA BERSKALA BESAR MENGGUNAKAN METODE HYBRID MINUTIAE DAN FILTER GABOR. Oleh : Siswo Santoso

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Pembentukan Vektor Ciri Dengan Menggunakan Metode Average Absolute Deviation (AAD)

PENGEMBANGAN METODE SELEKSI TITIK MINUTIAE PADA SIDIK JARI DENGAN RADIUS KETETANGGAAN

Pengenalan Citra Sidikjari Menggunakan Minutiae Dan Propagasi Balik

IDENTIFIKASI SESEORANG BERDASARKAN CITRA PEMBULUH DARAH MENGGUNAKAN EKSTRAKSI FITUR SCALE INVARIANT FEATURE TRANSFORM

SEMINAR TUGAS AKHIR M. RIZKY FAUNDRA NRP DOSEN PEMBIMBING: Drs. Daryono Budi Utomo, M.Si

BAB I PENDAHULUAN. macam aplikasi dalam kehidupan sehari-hari. Proses autentikasi itu sendiri adalah

PENDETEKSIAN TITIK TITIK JANGKAR UNTUK VERIFIKASI FACE 3D

Penerapan Graf Terhubung untuk Menentukan Klasifikasi Sidik Jari

Klasifikasi dan Peningkatan Kualitas Citra Sidik Jari Menggunakan FFT (Fast Fourier Transform) Salahuddin 1), Tulus 2), dan Fahmi 3)

BAB I PENDAHULUAN. masalah, rumusan masalah, tujuan, pembatasan masalah, dan sistematika penulisan

PEMANFAATAAN BIOMETRIKA WAJAH PADA SISTEM PRESENSI MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

Pengembangan Sistem Identifikasi Telapak Tangan dengan Menggunakan Metode Filter Bank Gabor

SISTEM IDENTIFIKASI BERDASARKAN POLA SIDIK JARI TANGAN MENGGUNAKAN MINUTIAE-BASED MATCHING

Verifikasi Sidik Jari Menggunakan Pencocokan Citra Berbasis Fasa Dengan Fungsi Band-Limited Phase Only Correlation (BLPOC)

IDENTIFIKASI SESEORANG BERDASARKAN CITRA TELINGA DENGAN MENGGUNAKAN METODE TRANSFORMASI HOUGH ABSTRAK

ENHANCEMENT CITRA SIDIK JARI KOTOR MENGGUNAKAN TEKNIK HYBRID MORPHOLOGY DAN GABOR FILTER

ANALISIS DAN IMPLEMENTASI METODE MINUTIAE EXTRACTION DAN TEMPLATE MATCHING UNTUK KLASIFIKASI SIDIK JARI

SISTEM PENDETEKSI WAJAH MANUSIA PADA CITRA DIGITAL (PROPOSAL SKRIPSI) diajukan oleh. NamaMhs NIM: XX.YY.ZZZ. Kepada

Muhammad Nasir. Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Lhokseumawe Jl. Banda Aceh Medan Km Lhokseumawe

KLASIFIKASI DAN PENINGKATAN KUALITAS CITRA SIDIK JARI MENGGUNAKAN FFT (FAST FOURIER TRANSFORM)

REALISASI PERANGKAT LUNAK UNTUK IDENTIFIKASI SESEORANG BERDASARKAN CITRA PEMBULUH DARAH MENGGUNAKAN EKSTRAKSI FITUR LOCAL LINE BINARY PATTERN (LLPB)

Klasifikasi dan Peningkatan Kualitas Citra Sidik Jari Menggunakan FFT (Fast Fourier Transform)

PENINGKATAN KUALITAS CITRA SIDIK JARI MENGGUNAKAN FFT (FAST FOURIER TRANSFORM)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DETEKSI DAN SEGMENTASI OTOMATIS DERET PADA CITRA METERAN AIR

PENGUJIAN KUALITAS CITRA SIDIK JARI KOTOR MENGGUNAKAN LEARNING VECTOR QUANTIZATION (LVQ)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Sistem biometrik merupakan teknologi pengenalan diri yang menggunakan

PENENTUAN POSISI KAMERA DENGAN GEODESIC DOME UNTUK PEMODELAN. M. Yoyok Ikhsan *

KUALITAS UNJUK KERJA PENDETEKSIAN CITRA IRIS DENGAN WAVELET 2D

KLASIFIKASI CITRA SIDIK JARI DENGAN METODE TEMPLTE MATCHING

Sistem Pendeteksi Gambar Termanipulasi Menggunakan Metode SIFT

PENGENALAN OBJEK PADA CITRA BERDASARKAN SIMILARITAS KARAKTERISTIK KURVA SEDERHANA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2005/2006

... BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Citra

Identifikasi Tanda Tangan Menggunakan Transformasi Gabor Wavelet dan Jarak Minskowski

BAB 1 PENDAHULUAN. bertujuan untuk mengenali identitas seseorang secara otomatis dengan menggunakan

Muhammad Reza Rukmana 1 Fakultas Informatika Universitas Telkom, Jalan Telekomunikasi No 1, 40257, Bandung, Indonesia

Verifikasi Citra Wajah Menggunakan Metode Discrete Cosine Transform Untuk Aplikasi Login

IMPLEMENTASI DEEP LEARNING BERBASIS TENSORFLOW UNTUK PENGENALAN SIDIK JARI

Identifikasi Sidik Jari Menggunakan Akurasi POC dan SIFT Fingerprint Identification Using POC Accuracy and SIFT

SISTEM REKOGNISI KARAKTER NUMERIK MENGGUNAKAN ALGORITMA PERCEPTRON

Pengukuran Blok Window Terbaik Berdasarkan MSE...

Penerapan Steganografi Pada Autentikasi Biometrik

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB II LANDASAN TEORI

APLIKASI TRANSFORMASI HOUGH UNTUK EKSTRAKSI FITUR IRIS MATA MANUSIA

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI PERANGKAT LUNAK SISTEM PENCOCOKAN SIDIK JARI DENGAN ALGORITMA FILTERBANK GABOR. Aris Puji Widodo 1) dan Kusworo Adi 2)

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI UNTUK MENDETEKSI UANG LOGAM DENGAN METODE EUCLIDEAN

PENCOCOKAN OBYEK WAJAH MENGGUNAKAN METODE SIFT (SCALE INVARIANT FEATURE TRANSFORM)

PERANCANGAN OTENTIKASI SIDIK JARI PADA BIOMETRIC PAYMENT DESIGN OF AUTHENTICATION FINGERPRINT FOR BIOMETRIC PAYMENT ABSTRAK

Perancangan dan Realisasi Sistem Ekstraksi Ciri Sidik Jari Berbasis Algoritma Filterbank Gabor

IDENTIFIKASI TANDA TANGAN DENGAN DETEKSI TEPI DAN KOEFISIEN KORELASI

BAB I PENDAHULUAN. identitas individu baik secara fisiologis, sehingga dapat dijadikan alat atau

IDENTIFIKASI TANDA TANGAN MENGGUNAKAN PERHITUNGAN JARAK ANTAR TITIK PADA TANDA TANGAN

YOGI WARDANA NRP

Tidak ada tepat satu teori untuk menyelesaikan problem pengenalan pola Terdapat model standar yang dapat dijadikan teori acuan

SISTEM TEMU KEMBALI CITRA GEDUNG BERDASARKAN INFORMASI GARIS PADA BENTUK GEDUNG

1. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

KLASIFIKASI BENTUK DAUN MENGGUNAKAN METODE KOHONEN ABSTRAK

ALGORITMA PENGIDENTIFIKASIAN SIDIK JARI BERDASARKAN PRINSIP PENCOCOKAN GRAF

BAB III METODE PENELITIAN

Desain dan Implementasi Algoritma Thinning Paralel untuk Pengolahan Citra (Studi Kasus: Thinning Paralel pada Citra Sidik Jari)

PENGENALAN WAJAH DENGAN METODE TEMPLATE MATCHING SEBAGAI SISTEM STARTER SEPEDA MOTOR BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 16 Oleh : Margito Hermawan

PENGENALAN SIDIK JARI MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BERBASIS SCALED CONJUGATE GRADIENT

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

IDENTIFIKASI PERSONAL BERDASARKAN CITRA STRUKTUR TANGAN

DETEKSI KEMIRINGAN ALUR POLA SIDIK JARI DENGAN HAMMING NET SEBAGAI DASAR KLASIFIKASI

ANALISA DETEKSI KELOMPOK USIA DAN GENDER BERDASARKAN KONTUR WAJAH DENGAN PENGOLAHAN CITRA DIGITAL

BAB I PENDAHULUAN. a. Universal (universality), dimana karakteristik yang dipilih harus dimiliki oleh setiap orang.

IDENTIFIKASI SESEORANG BERDASARKAN CITRA SILUET ORANG BERJALAN MENGGUNAKAN SUDUT SETENGAH KAKI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Gambar 3.1 merupakan desain penelitian yang akan digunakan pada

BAB 2 LANDASAN TEORI

PENENTUAN NILAI STANDAR DISTORSI BERMINYAK PADA AKUISISI CITRA SIDIK JARI

Arga Wahyumianto Pembimbing : 1. Dr. I Ketut Eddy Purnama, ST., MT 2. Christyowidiasmoro, ST., MT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 3 PROSEDUR DAN METODOLOGI. menawarkan pencarian citra dengan menggunakan fitur low level yang terdapat

Sistem Pengenalan Sidik Jari menggunakan Metode Template Matching

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2007/2008

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Rumusan Masalah

DATA/ INFO : teks, gambar, audio, video ( = multimedia) Gambar/ citra/ image : info visual a picture is more than a thousand words (anonim)

MENGENAL TEKNOLOGI BIOMETRIK

DETEKSI PLAT KENDARAAN MENGGUNAKAN HOG DAN LVQ. Muhammad Imron Rosadi 1

Implementasi dan Analisis Performansi Autentikasi Sistem Biometrik Sidik Jari

SISTEM PENGENALAN INDIVIDU MELALUI IDENTIFIKASI TELAPAK TANGAN DENGAN MENGGUNAKAN MATRIKS DISKRIMINATOR SEMINAR HASIL TUGAS AKHIR

Transkripsi:

MATCHING SIDIK JARI MENGGUNAKAN TRANSFORMASI HOUGH Mukti Qamal 1, Burhanuddin 2 1Dosen Teknik Informatika Universitas Malikussaleh 2Dosen Teknik Sipil Universitas Malikussaleh Abstract Despite the efficacy of minutia-based fingerprint matching techniques for good-quality images captured by optical sensors, minutia-based techniques do not often perform so well on poor-quality images or fingerprint images captured by small solid-state sensors. Solid-state fingerprint sensors are being increasingly deployed in a wide range of applications for user authentication purposes. Therefore, it is necessary to develop new fingerprint-matching techniques that utilize other features to deal with fingerprint images captured by solid-state sensors. This paper presents a new fingerprint matching technique based on fingerprint ridge features. This technique was assessed on the MSU- VERIDICOM database, which consists of fingerprint impressions obtained from 160 users (4 impressions per finger) using a solid-state sensor. The combination of ridgebased matching scores computed by the proposed ridge-based technique with minutia-based matching scores leads to a reduction of the false non-match rate by approximately 1.7% at a false match rate of 0.1%. Pendahuluan Rekognisi seseorang dalam artian fitur fitur biometriknya yang menjadi acuan merupakan suatu teknologi yang sedang marak yang muncul di tengah tengah masyarakat dunia saat ini. Diantara berbagai

94 TECHSI : Jurnal Penelitian Teknik Informatika sifat sifat yang mungkin dari fitur fitur biometrik seperti iris, face, speech, dan hand geometry, sidik jari merupakan fitur biometrik yang mempunyai daya beda yang unik walaupun sangat sulit untuk menentukan pendekatan yang begitu jitu di dalam pengidentifikasiannya, dan juga kehandalan daya tahan sidik jari seseorang yang sulit terjadi padanya perubahan secara alami. Sidik jari merupakan suatu reproduksi dari epidermis ujung jari, yang dapat diperoleh dengan menekan ujung jari pada suatu permukaan yang halus dan datar. Struktur karakteristik sidik jari yang paling jelas yang dapat tampak secara sekilas adalah ridge dan lembah (valley) yang melingkar lingkar yang membentuk pola pola tertentu. Ridge ridge diketahui memiliki lebar antar sesamanya sangat bervariasi, dari 100 m, untuk bentuk ridge yang ramping, hingga 300 m, untuk ridge yang tebal. Secara umum periode siklus dari ridge dan lembah adalah kira kira 500 m. Ridge dan lembah lembah sering muncul secara paralel, dan malah kadang kadang mereka juga bisa hadir pada ujung dari salah satunya (termination), baik ridge atau lembah, atau juga mereka memisah di dalam dua jalur ridge (bifurcation). Termination dan bifurcation dari ridge ini selanjutnya sering diistilahkan minutiea. Ada tipe tipe yang lain dari minutiea pada sidik jari, tetapi yang paling sering dikait-kaitkan di dalam uji coba untuk penelitian dan perancangan sistem adalah termination dan bifurcation. Rekognisi sidik jari merupakan suatu permasalahan rekognisi pola yang cukup kompleks, dan perancangan algoritmanya yang dapat mengekstraksi fitur fitur yang penting dan membandingkannya dengan suatu pendekatan yang cukup handal merupakan suatu tugas yang begitu rumit, apalagi bila dihadapkan dengan berbagai citra yang berkualitas rendah. Walaupun telah mengalami kemajuan di dalam 20 tahun terakhir ini, rekognisi sidik jari masih merupakan suatu kajian atau permasalahan rekognisi pola yang menantang dan memiliki daya tarik sendiri. Sistem matching sidik jari yang paling umum, pendekatannya didasari pada perbandingan titik titik minutiea antara citra querry dan citra template sidik jari. Proses pematchingan dua himpunan sidik jari biasanya dihadirkan sebagai suatu permasalahan

MATCHING SIDIK JARI MENGGUNAKAN TRANSFORMASI HOUGH 95 perbandingan pola pola titik dan kesamaan yang terdapat diantaranya adalah proporsional atau setara dengan keadaan jumlah pasangan titik titik minutiea pada sidik jari yang dibandingkan. Walaupun pola minutiea dari masing masing sidik jari adalah cukup unik, tetapi noise dan distorsi di dalam proses akuisisi citra sidik jari dan error di dalam proses pengekstraksian minutiea, sering mempengaruhi pada keadaan jumlah titik minutiea, baik terdapatnya kehilangan atau munculnya minutiea palsu. Permasalahan yang lain adalah rotasi dan displacemen dari penempatan sidik jari pada sensor yang dapat membentuk dua citra yang berbeda dari sidik jari yang sama. Sensor sidik jari solid-state yang kompak, telah ditingkatkan pengintegrasiannya tidak hanya pada sistem sistem khusus, tetapi hingga pada keyboard dan phone selular untuk kegunaan yang lebih publis dan berbagai aplikasi komersil yang umum, di mana userauthentication dibutuhkan. Kemunculan sistem sensor sidik jari solidstate menghadirkan suatu permasalahan yang baru terhadap sistem tradisional sidik jari berbasis minutiea. Permasalahan pengekstraksian minutiea dapat menjadi lebih berat bila sidik jari tersebut diperoleh dengan menggunakan sensor sidik jari solid-state. Sensor sidik jari solid-state hanya menyediakan daerah kontak yang kecil untuk ujung jari, dan oleh karena itu pola sidik jari yang dapat diperolehpun hanya dalam suatu porsi terbatas. Matching sidik jari berbasis ridge Suatu teknik atau pendekatan berbasis ridge yang diajukan di sini meliputi langkah langkah berikut : - Citra sidik jari querry grey-scale diberi suatu proses awal, dan dikonversi menjadi sebuah citra yang ramping, di mana ridge ridge sidik jari telah terdeteksi dan ditampilkan oleh suatu pixel-width tunggal.

96 TECHSI : Jurnal Penelitian Teknik Informatika - Ridge ridge dari querry yang telah berhasil dideteksi selanjutnya disimpan di dalam dua daftar ridge, R dan R. - Aplikasikan transformasi Hough pada masing masing ridge secara terpisah. - Treshold digunakan untuk mendetaksi puncak puncak ruang Hough untuk masing masing puncak. Puncakpuncak ruang Hough dari querry dan template sidik jari disimpan ke dalam dua himpunan puncak, S dan S. - Garis garis lurus (puncak ruang Hough) yang berhasil dideteksi dari masing masing ridge digunakan untuk mengklasifikasi ridge kedalam satu dari lima kategori yang baku. Jumlah kategori ridge adalah sepadan terhadap kurvature ridge. - Masing masing elemen dari S q dan q q S t dikarakteristikan oleh suatu triplet ( i, pi, vi ), di mana i merupakan orientasi yang tegak lurus terhadap garis lurus ke i, merupakan jarak garis lurus ke i ke koordinat original, dan v merupakan nilai puncak p. i - Sidik jari querry dan template sidik jari disatukan menggunakan parameter parameter rotasi dan translasi yang sebelumnya telah diestimasikan dari himpunan himpunan puncak ruang Hough. - Pada akhirnya, skor matching dihitung untuk aliansi menggunakan suatu matrik aliansi ridge. i t t p i Gambar 1 menunjukkan diagram langkah langkah utama dari teknik matching berbasis ridge yang diajukan.

MATCHING SIDIK JARI MENGGUNAKAN TRANSFORMASI HOUGH 97 Gambar 1. Diagram langkah langkah utama dari teknik matching berbasis ridge

98 TECHSI : Jurnal Penelitian Teknik Informatika Ekstraksi ridge Langkah utama pada teknik pematchingan berbasis ridge adalah pengekstraksian ridge ridge dari sidik jari. Tahap ini adalah sangat begitu penting, berhasil atau tidaknya pengidentifikasian tergantung dari ketepatan di dalam pengekstraksian fitur ridge sidik jari tersebut. Untuk ini algoritma yang pernah diajukan oleh Jain dapat kita manfaatkan. Langkah pertama di dalam pengekstraksian ridge adalah pengestimasian orientasi pada citra sidik jari, dan diikuti dengan pensegmentasian daerah atau region sidik jari dari latar belakangnya. Selanjutnya ridge ridge dapat diekstraksi dari citra input dengan mengaplikasikan dua mask yang dapat menangkap nilai nilai maksimum grey-level sepanjang arah arah yang tegak lurus terhadap orientasi. Kemudian beberapa teknik heuristik dapat diaplikasikan untuk membuang lubang lubang dan bintik bintik pada peta ridge biner. Dan terakhir ridge ridge yang telah berhasil diekstraksi selanjutnya dirampingkan. Ekstraksi garis lurus Langkah kedua di dalam teknik matching adalah pengekstraksian garis lurus yang mengaproksimasikan ridge ridge sidik jari. Dan untuk pengekstraksian tersebut kita dapat menggunakan transformasi Hough. Transformasi Hough merupakan suatu metode pendeteksian suatu bentuk kurva yang terdapat pada citra, dan secara khusus dapat digunakan untuk pendeteksian garis lurus. Algoritma transformasi Hough membutuhkan suatu array akumulator yang memiliki dimensi yang berkorespondensi terhadap jumlah parameter dari suatu kurva yang dideteksi. Pada kasus pendeteksian garis lurus, dan juga dikarenakan persamaan y ax b mempunyai parameter yang tidak terbatas, maka persamaan p xcos ysin dapat kita manfaatkan. Jadi, untuk pendeteksian garis lurus sebaiknya kita menggunakan sebuah array akumulator dua dimensi. Array akumulator mengakumulasikan fakta fakta keberadaan garis lurus

MATCHING SIDIK JARI MENGGUNAKAN TRANSFORMASI HOUGH 99 p xcos ysin di dalam ruang HS(R, T), di mana R dan T merupakan nilai nilai p dan yang telah dikuantisasi. Menggunakan array akumulator HS, prosedur Hough menguji masing masing pixel dari ridge yang diberikan, dan menambahkan ruang - ruang akumulator yang berkorespondensi terhadap keseluruhan garis lurus yang mungkin yang melalui pixel pixel tersebut. Setelah keseluruhan pixel pixel dari ridge yang diberikan telah diproses, selanjutnya array akumulator menyelidiki keberadaan puncak puncaknya. Puncak puncak mengindikasikan parameter parameter dari garis lurus yang paling mungkin yang akan mencocokkan ridge tersebut di dalam citra. Gambar 2 menunjukkan suatu contoh pendeteksian garis lurus dari ridge sidik jari yang diberikan. Registrasi sidik jari Langkah ketiga di dalam algoritma yang diajukan adalah penggabungan citra sdik jari query dengan template sidik jari. Untuk pengestimasian parameter transformasi seperti rotasi, translasi, dan penskalaan, kita dapat menggunakan transformasi Hough yang telah digeneralisasi seperti yang diajukan oleh Ratha dan kawan kawan di dalam karya ilmiah yang dipublikasikan berjudul A Real - Time Matching System for Large Fingerprint Database. Dari dua himpunan ruang puncak Hough, S dan S, secara mudah parameter rotasi dapat diaproksimasikan menggunakan parameter ruang 1 D, R. Untuk masing masing pasangan puncak q i, t i, di mana qi Sq dan ti S t, maka setiap tempat penyimpanan R ) diincrementasi. ( ti qi Pengestimasian parameter translasi dapat memakan waktu yang lebih dan membutuhkan ruang parameter 2 D, TR. Setiap pasangan puncak puncak dari suatu himpunan S q, dengan q t

100 TECHSI : Jurnal Penelitian Teknik Informatika orientasi yang berbeda dan telah dideteksi dari ridge ridge yang sama, dirotasikan oleh sebuah parameter rotasi yang telah diestimasikan dari stadium sebelumnya. Kemudian titik titik irisan, p q, dari dua garis lurus yang berpotongan dan berkorespondensi terhadap titik titik puncak tersebut dapat ditentukan. Dan untuk setiap pasangan puncak puncak dari suatu himpunan S t, dengan orientasi yang berbeda dan telah dideteksi dari ridge ridge yang sama, dirotasikan oleh sebuah parameter rotasi yang telah diestimasikan dari stadium sebelumnya, maka titik titik irisan, p t, dari dua garis lurus yang berpotongan dan berkorespondensi terhadap titik titik puncak tersebut dapat ditentukan juga. Tempat penyimpanan (bin) TR p p, p p ) kemudian ditambahkan dengan suatu ( ty qy tx qx nilai bobot berdasarkan panjang maksimum dari garis lurus yang digunakan untuk menemukan titik titik interseksi atau irisan, p dan p t. Parameter ruang, R dan TR mengakumulasikan fakta fakta untuk berbagai parameter translasi dan rotasi yang paling mungkin, secara respektif. Untuk transformasi rigid maka nilai puncak maksimum R dan TR dapat kita ambil sebagai nilai parameter translasi dan rotasi yang paling mungkin. Tetapi di dalam praktisnya, kita sering dihadapi oleh transformasi transformasi yang tidak rigid, maka untuk mengatasi permasalahan tersebut kita dapat memanfaatkan suatu teknik tresholding, dan ini berarti sebagian dari nilai nilai puncak maksimum, dan keseluruhan parameter parameter yang memiliki nilai yang lebih besar dari pada nilai treshold akan dipertimbangkan sebagai suatu parameter pengaliansian sidik jari. Gambar 3 menunjukkan beberapa contoh pengaliansian sidik jari genuine menggunakan pendekatan yang telah dipaparkan. q

MATCHING SIDIK JARI MENGGUNAKAN TRANSFORMASI HOUGH 101 Matching sidik jari Untuk masing masing triplet parameter rotasi dan translasi,, x ) sebelumnya telah diestimasi pada tahapan registrasi ( y sidik jari, selanjutnya citra query dialiansikan dengan citra template dan skor matching dapat dikalkulasi. Skor matching terakhir merupakan skor maksimum yang diperoleh untuk keseluruhan triplet parameter parameter transformasi. Di dalam teknik yang dibahas ini, skor matching antara dua citra sidik jari yang dialiansikan adalah sepadan dengan jumlah ridge ridge yang dicocokkan. Untuk menentukan jumlah tersebut, sebuah matrik aliansi ridge, C, dapat kita kalkulasikan, di mana m dan n m n merupakan jumlah ridge ridge yang berhasil dideteksi di dalam sidik jari query dan template sidik jari. Elemen ke i, j dari matrik C mengindikasi berapa banyak pixel pixel yang terkandung di dalam ridge ke i dari sidik jari query, dan hal yang sama pula untuk pixel dari ridge ke j dari template sidik jari, sesudah proses aliansi keduanya. C bersifat tidak simetris, karena jumlah pixel pixel dari ridge i yang dialiansikan dengan ridge j akan berbeda terhadap jumlah pixel pixel dari ridge j yang dialiansikan dengan ridge i. Jika citra query dan citra template secara eksak adalah sama, maka C merupakan sebuah matrik diagonal, di mana elemen diagonal ke k merupakan jumlah eksak dari pixel pixel ridge sidik jari ke k. Untuk matching genuine, C mempunyai elemen elemen high-valued yang berlokasi disekitar diagonal utama, sebaliknya, untuk matching impostor, C mempunyai elemen elemen low-valued yang mengisi baris kolom suatu matrik yang digunakan.

102 TECHSI : Jurnal Penelitian Teknik Informatika Gambar 2. (a) Citra sidik jari, (b) ridge ridge yang berhasil dideteksi dan dirampingkan dari citra sidik jari, dan (c) garis lurus yang berhasil dideteksi dari ridge sidik jari yang diberikan menggunakan transformasi Hough

MATCHING SIDIK JARI MENGGUNAKAN TRANSFORMASI HOUGH 103 Gambar 3. Beberapa contoh sidik jari sidik jari genuine yang dialiansikan menggunakan pendekatan berbasis ridge, (a) citra sidik jari querry, (b) citra template sidik jari, dan (c) aliansi yang diperoleh

104 TECHSI : Jurnal Penelitian Teknik Informatika Gambar 4 dan 5 menunjukkan beberapa contoh matrik matrik pengaliansian ridge yang diperoleh dari pematchingan genuine dan impostor dari berbagai pasang sidik jari, secara respektif. Skor matching sidik jari s dapat dikalkulasikan dari matrik pengaliansian ridge, C, sebagai berikut : s 2 n n 2 C( i, j) a b 1 2 i 1 j 1 dimana n 1 dan n 2 merupakan jumlah ridge dari sidik jari query dan template sidik jari, dan a dan b diberikan sebagai, dimana q jari query, dan nop a b n 1 i 1 n 2 i 1 ( R ( i q ) ( R t ( i) nop nop R ( i) merupakan jumlah pixel pixel ridge ke i dari sidik nop dari template sidik jari. t ) ) 2 2 R ( i) merupakan jumlah pixel pixel ridge ke i

MATCHING SIDIK JARI MENGGUNAKAN TRANSFORMASI HOUGH 105 Gambar 4 Matrik aliansi ridge yang diperoleh dari pasangan sidik jari genuine, matrik mempunyai puncak - puncak highvalued yang berlokasi disekitar diagonal utama

106 TECHSI : Jurnal Penelitian Teknik Informatika Gambar 5 Matrik aliansi ridge yang diperoleh dari pasangan sidik jari impostor, matrik mempunyai puncak - puncak lowvalued yang mengisi baris kolom suatu matrik yang digunakan

MATCHING SIDIK JARI MENGGUNAKAN TRANSFORMASI HOUGH 107 Gambar 6. Contoh contoh, tiga citra sidik jari impostor yang dialiansikan

108 TECHSI : Jurnal Penelitian Teknik Informatika Gambar 7. (a) Matching sidik jari genuine yang ditolak oleh matcher sidik jari berbasis minutiea dan diterima secara tepat oleh matcher sidik jari berbasis ridge, (b) titik titik minutiea yang berhasil dideteksi, dan (c) pengaliansian yang diperoleh dengan menggunakan teknik atau pendekatan berbasis ridge

MATCHING SIDIK JARI MENGGUNAKAN TRANSFORMASI HOUGH 109 Hasil Eksperimen Parameter unjuk kerja yang digunakan adalah EER, dan GAR pada dua nilai FAR, 0,1% dan 1%. Unjuk kerja keakuratan yang diperoleh setelah dilakukan pengujian, disajikan pada tabel berikut : Tabel 1. Perbandingan rate error dari tiga matcher sidik jari Gambar 8. Kurva ROC ketiga matcher sidik jari Kesimpulan Pengujian telah menunjukkan kombinasi ridge dan minutia, telah menghasilkan keakuratan yang lebih tinggi dalam membandingkan dan mencocokan berbagai pola sidik jari yang terdapat pada database.

110 TECHSI : Jurnal Penelitian Teknik Informatika Referensi [1]. Maltoni, D., D. Maio, A. K. Jain, and S. Prabhakar, Handbook of Fingerprint Recognition, Springer-Verlag, New York, 2003. [2]. Stosz, J. D., and L. A. Alyea, Automated System for Fingerprint Authentication Using Pores and Ridge Structure, Proc. of SPIE (Automatic Systems for the Identification and Inspection of Human), vol. 2277, 1994, pp. 210-223. [3]. Jain, A. K., L. Hong, and R. Bolle, On-line Fingerprint Verification, IEEE Transactions on Pattern Analysis and Machine Intelligence, vol. 19(4), 1997, pp. 302-314. [4]. Jain, A. K., A. Ross, and S. Prabahkar, Fingerprint Matching Using Minutiae and Texture Features, Proceedings of Int. Conference on Image Processing (ICIP), Thessaloniki, Greece, Oct 7-10, 2001, pp. 282-285.