ANALISIS SIFAT MEKANIS BETON MUTU NORMAL DENGAN PEMAKAIAN FLY ASH LEBIH DARI 50% DAN SUPERPLASTICIZER

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

V. HASIL PENELITIAN. Tabel V-1 Hasil analisa fly ash Analisis kimia Satuan Fly ash Pasaran

PENGARUH VARIASI PERAWATAN BETON TERHADAP SIFAT MEKANIK HIGH VOLUME FLY ASH CONCRETE UNTUK MEMPRODUKSI BETON KUAT TEKAN NORMAL

PENGARUH UKURAN MAKSIMUM DAN NILAI KEKERASAN AGREGAT KASAR TERHADAP KUAT TEKAN BETON NORMAL

PENGARUH SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN DENGAN ABU TERBANG TERHADAP KARAKTERISTIK TEKNIS BETON

BAB V HASIL PEMBAHASAN

PERBANDINGAN PEMAKAIAN AIR KAPUR DAN AIR TAWAR SERTA PENGARUH PERENDAMAN AIR GARAM DAN AIR SULFAT TERHADAP DURABILITAS HIGH VOLUME FLY ASH CONCRETE

PEMANFAATAN CLAY EX. BENGALON SEBAGAI AGREGAT BUATAN DAN PASIR EX. PALU DALAM CAMPURAN BETON DENGAN METODE STANDAR NASIONAL INDONESIA

IV. HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Fakultas Teknik Program Studi S-1 Teknik Sipil Laboratorium Teknologi Bahan Konstruksi

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah membuat program untuk membangun pembangkit listrik dengan total

ANALISIS SIFAT MEKANIS BETON MUTU TINGGI DENGAN MEMANFAATKAN TEKNOLOGI HIGH VOLUME FLY ASH CONCRETE. Naskah Publikasi

PEMERIKSAAN KANDUNGAN BAHAN ORGANIK PADA PASIR. Volume (cc) 1 Pasir Nomor 2. 2 Larutan NaOH 3% Secukupnya Orange

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. dengan abu terbang dan superplasticizer. Variasi abu terbang yang digunakan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

PERBANDINGAN KUAT TEKAN DAN KUAT LENTUR BAHAN TAMBAH PLASTIK DAN ABU SEKAM PADI DALAM PEMBUATAN BETON RINGAN

PERBANDINGAN KUAT TEKAN BETON MENGGUNAKAN AGREGAT JENUH KERING MUKA DENGAN AGREGAT KERING UDARA

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Agregat yang digunakan untuk penelitian ini, untuk agregat halus diambil dari

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC (Portland

PEMAKAIAN VARIASI BAHAN TAMBAH LARUTAN GULA DAN VARIASI ABU ARANG BRIKET PADA KUAT TEKAN BETON MUTU TINGGI

BAB I PENDAHULUAN. Beton merupakan salah satu bahan material yang selalu hampir digunakan pada

PEMANFAATAN LUMPUR LAPINDO SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR BETON

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH WAKTU CAMPUR DAN FAKTOR AIR SEMEN TERHADAP KUAT TEKAN DAN KUAT TARIK BELAH BETON 1 HARI DENGAN BAHAN TAMBAH FLY ASH ABU LIMBAH BATU BARA

PENENTUAN MUTU AGREGAT HALUS DARI BERBAGAI QUARRY PADA PRODUKSI BETON

STUDI EKSPERIMEN KUAT TEKAN BETON BERDASARKAN URUTAN PENCAMPURAN MATERIAL PENYUSUN BETON DENGAN ADUKAN MANUAL. Abstract:

PEMANFAATAN TEKNOLOGI HIGH VOLUME FLY ASH CONCRETE UNTUK MEMPRODUKSI BETON KUAT TEKAN NORMAL

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN KUAT TEKAN, KUAT TARIK BELAH DAN KUAT LENTUR BETON MENGGUNAKAN TRAS JATIYOSO SEBAGAI PENGGANTI PASIR UNTUK PERKERASAN KAKU (RIGID PAVEMENT)

Pengaruh Substitusi Sebagian Agregat Halus Dengan Serbuk Kaca Dan Silica Fume Terhadap Sifat Mekanik Beton

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil pengujian, analisis data, dan. pembahasan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang

PENGARUH PENGGUNAAN SERBUK CANGKANG LOKAN SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT HALUS TERHADAP KUAT TEKAN BETON NORMAL

Pengaruh Penggunaan Bambu Sebagai Pengganti Agregat Split terhadap Kuat Tekan Beton Ringan

PENGARUH KANDUNGAN LUMPUR PADA AGREGAT HALUS TERHADAP KUAT TEKAN DAN KUAT TARIK BELAH BETON NORMAL

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dari penelitian ini dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu hasil

Berat Tertahan (gram)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Beton PT. Pionir Beton

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pemeriksaan Bahan

STUDI EKSPERIMEN KUAT TEKAN BETON MENGGUNAKAN SEMEN PPC DENGAN TAMBAHAN SIKAMENT LN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh fly ash terhadap kuat

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH CAMPURAN LIMBAH KULIT KERANG TERHADAP MUTU KUAT TEKAN BETON f c = 25 MPa DAN KETAHANANNYA TERHADAP REMBESAN AIR LAUT

PENGARUH PENGGUNAAN SERBUK KACA SEBAGAI BAHAN SUBSTITUSI AGREGAT HALUS TERHADAP SIFAT MEKANIK BETON

III. METODOLOGI PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC merek

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN PASIR DARI BEBERAPA DAERAH TERHADAP KUAT TEKAN BETON. Abstrak

PENGARUH PEMANFAATAN ABU TERBANG (FLY ASH) DARI PLTU II SULAWESI UTARA SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN TERHADAP KUAT TEKAN BETON

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PEMANFAATAN SERBUK KACA SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN PADA CAMPURAN BETON DITINJAU DARI KEKUATAN TEKAN DAN KEKUATAN TARIK BELAH BETON

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH WAKTU PENUANGAN ADUKAN BETON READY MIX KE DALAM FORMWORK TERHADAP MUTU BETON NORMAL

STUDI EKSPERIMEN PERBANDINGAN KUAT TEKAN BETON NORMAL DAN BETON DENGAN TAMBAHAN ADDITON DENGAN MENGGUNAKAN SEMEN PCC

PENGGUNAAN DEBU GRANIT SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN PADA BETON MUTU TINGGI

ANALISIS SIFAT MEKANIS BETON SCC MENGGUNAKAN BAHAN TAMBAH SUPERPLASTICIZER DENGAN PEMANFAATAN HIGH VOLUME FLY ASH CONCRETE

TINJAUAN KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS BETON DENGAN MENGGUNAKAN KAPUR PADAM DAN TANAH PADAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut. termasuk pada jenis beton ringan struktural.

PENGARUH VARIASI BENTUK PAVING BLOCK TERHADAP KUAT TEKAN

PEMERIKSAAN KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS BETON BERAGREGAT KASAR BATU RINGAN APE DARI KEPULAUAN TALAUD

LAMPIRAN I PEMERIKSAAN BAHAN. Universitas Sumatera Utara

KARAKTERISTIK MORTAR PADA LIMBAH ABU KELAPA SAWIT. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Kampus Binawidya Km 12,5 Pekanbaru, 28293, Indonesia

KUAT TEKAN BETON DAN WAKTU IKAT SEMEN PORTLAND KOMPOSIT (PCC)

Pemeriksaan Kadar Air Agregat Halus (Pasir) Tabel 1. Hasil Analisis Kadar Air Agregat Halus (Pasir)

BAB 4 DATA, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Berat Tertahan Komulatif (%) Berat Tertahan (Gram) (%)

Naskah Publikasi. untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat sarjana S-1 Teknik Sipil. diajukan oleh : Adhy Setyawan NIM : D

HASIL PENELITIAN AWAL (VICAT TEST) I. Hasil Uji Vicat Semen Normal (tanpa bahan tambah) Penurunan (mm)

PEMANFAATAN ABU TERBANG (FLY ASH) SEBAGAI BAHAN SUBSTITUSI SEMEN PADA BETON MUTU NORMAL

ANALISIS VARIASI METODE PERAWATAN PADA HIGH VOLUME FLY ASH CONCRETE MUTU TINGGI TERHADAP SIFAT MEKANISNYA

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH BERBAGAI KADAR VISCOCRETE PADA BERBAGAI UMUR KUAT TEKAN BETON MUTU TINGGI f c = 45 MPa

PENGARUH FLY ASH PADA KUAT TEKAN CAMPURAN BETON MENGGUNAKAN EXPANDED POLYSTYRENE SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL PASIR

BAB I PENDAHULUAN. dipakai dalam pembangunan. Akibat besarnya penggunaan beton, sementara material

LAMPIRAN I PEMERIKSAAN BAHAN. Universitas Sumatera Utara

Kata kunci: metode DoE, ACI

PENGGUNAAN MIX DESIGN SPEEDCRETE DAN BAHAN TAMBAH VISCOCRETE - 10 PADA TINJAUAN KUAT TEKAN DAN TARIK BETON NORMAL.

PEMANFAATAN LIMBAH ASPAL HASIL COLD MILLING SEBAGAI BAHAN TAMBAH PEMBUATAN PAVING. Naskah Publikasi

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya dapat diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut ini.

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV METODE PENELITIAN

KUAT TEKAN BETON GEOPOLYMER OPTIMUM PADA VARIASI PERBANDINGAN BAHAN PENYUSUN (20:80 s/d 40:60) DAN PADA VARIASI WAKTU PENCAMPURAN (5 s/d 15 MENIT)

Perilaku Kuat Tekan dan Kuat Tarik Beton Campuran Limbah Plastik HDPE

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Lampiran. Universitas Sumatera Utara

> NORMAL CONCRETE MIX DESIGN <

BAB I PENDAHULUAN. dalam dunia konstruksi modern saat ini.

Pengaruh Variasi Jumlah Semen Dengan Faktor Air Yang Sama Terhadap Kuat Tekan Beton Normal. Oleh: Mulyati, ST., MT*, Aprino Maramis** Abstrak

Pemeriksaan Gradasi Agregat Halus (Pasir) (SNI ) Berat Tertahan (gram)

ANALISA SIFAT MEKANIS BETON MUTU TINGGI DENGAN PEMAKAIAN FLY ASH LEBIH DARI 50% SEBAGAI PENGGANTI SEMEN DAN SUPERPLASTICIZER

ANALISIS KUAT TEKAN DAN KUAT TARIK BELAH BETON DENGAN BAHAN TAMBAH ABU SEKAM PADI DAN BESTMITTEL. Tugas Akhir

PENGARUH TREATMENT PADA BOTTOM ASH TERHADAP KUAT TEKAN BETON HIGH VOLUME FLY ASH

BAB III LANDASAN TEORI

KAPASITAS LENTUR DAN TARIK BETON SERAT MENGGUNAKAN BAHAN TAMBAH FLY ASH

Jurnal Teknik Sipil No. 1 Vol. 1, Agustus 2014

Kajian Eksperimen Kuat Tekan Beton Ringan Menggunakan Agregat Bambu dan Bahan Tambah Beton

PENGARUH KADAR AIR AGREGAT TERHADAP KUAT TEKAN BETON ABSTRACT

PERKEMBANGAN KUAT TEKAN BETON MUTU TINGGI DENGAN MEMANFAATKAN TEKNOLOGI HIGH VOLUME FLY ASH CONCRETE

BAB III LANDASAN TEORI

PENGARUH STYROFOAM DAN SEMEN PORTLAND KOMPOSIT PADA CAMPURAN ASPAL LAPIS PERMUKAAN (AC WC) TERHADAP KARAKTERISTIK MARSHALL

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

ANALISIS SIFAT MEKANIS BETON MUTU NORMAL DENGAN PEMAKAIAN FLY ASH LEBIH DARI 50% DAN SUPERPLASTICIZER PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik oleh: ERWIN MAHANINGTYAS NIM : D 100 120 117 PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2016 i

ii i

iii ii

iv iii

ANALISIS SIFAT MEKANIS BETON MUTU NORMAL DENGAN PEMAKAIAN FLY ASH LEBIH DARI 50% DAN SUPERPLASTICIZER Abstrak Setiap aspek pembangunan tidak akan terlepas daripada suatu beton. Beton merupakan bahan gabungan yang terdiri dari agregat kasar dan halus yang dicampur dengan air dan semen sebagai pengikat dan pengisi agregat kasar dan halus, kadang-kadang ditambahkan additive atau admixture bila diperlukan. Penelitian ini dimaksudkan untuk menggantikan sebagian dari semen dengan menggunakan fly ash yaitu limbah batu bara dari PLTU. Dengan memanfaatkan fly ash sebagai bahan pengganti dari sebagian semen dinilai dapat mengurangi pencemaran lingkungan dan dari segi biaya juga lebih ekonomis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan beton normal dan beton yang menggunakan jumlah variasi fly ash 50%, 60% dan 70% dari berat binder. Benda uji yang digunakan pada penelitian ini yaitu silinder, diameter 15 cm dan tinggi 30 cm untuk pengujian kuat tekan dan kuat tarik belah sedangkan dengan diameter 10 cm dan tinggi 5 cm digunakan pada pengujian serapan air beton. Pengujian kuat tekan dilakukan pada umur 28 hari dan 56 hari sedangkan pengujian kuat tarik belah dan serapan air dilakukan pada umur 56 hari. Metode yang digunakan pada campuran beton sesuai dengan ACI. f c rencana yaitu 25 MPa. Variasi fly ash yang digunakan pada penelitian ini 50%, 60% dan 70%. Fly ash yang digunakan yaitu fly ash kelas F. Setelah dilakukan pengujian mendapatkan hasil rata-rata kuat tekan pada umur 28 hari menghasilkan nilai optimum sebesar 22,505 MPa pada penambahan kadar fly ash 50% sebagai perbandingan terhadap hasil dilakukan juga pengujian beton normal dengan hasil 21,090 MPa sedangkan pada umur 56 hari kuat tekan yang optimum yaitu pada beton normal sebesar 30,573 MPa, semakin banyak kadar fly ash semakin menurun juga nilai kuat tekannya, kuat tekan pada umur 56 hari dapat mencapai kuat tekan rencana yaitu 25 MPa. Rata-rata kuat tarik belah yang didapatkan menghasilkan nilai yang sebanding antara beton normal dan beton yang menggunakan variasi fly ash 50%, 60% dan 70%. semakin banyak fly ash semakin menurun nilai kuat tarik belah. Tetapi, penurunannya tidak signifikan. Rata-rata serapan air yang didapatkan pada beton normal yaitu 4,128 %, dengan kadar fly ash 50% sebesar 3,575 %, kadar fly ash 60% sebesar 3,239 dan pada kadar fly ash 70 % sebesar 3,021 sehingga beton normal dapat lebih mudah menyerap air jika dibandingkan dengan penggunaan high volume fly ash. Kata kunci : sifat mekanis beton, beton mutu normal, fly ash Abstracts Concrete is always connected in every aspect of construction. Concrete is a composite material consisting of coarse and fine aggregate that is mixed with water and cement also some additive is may add. The research is design to replace some of the cement material with the coal waste of Power Plant that is called fly ash. By making use of fly ash as a partial replecement of cement is considered to reduce enviromental pollution and in terms of budget is also more economical. The research study the ratio in which variation of fly ash 50%, 60% and 70% by the weight. The specimen that is used in the research is cylinder with the 15 cm diameter and 30 cm height for the compressive strength and tensile side strength, while for the concrete water absorption test the cylinder is used with the 10 cm diameter and 5 cm height. The compressive strength testing performed at the age 28 days and 56 days, while the tensile strength sides and water absorption test performed at the age 56 days. The mix design method is calculated with ACI. f c plan is 25 Mpa. Variations fly ash used in the research 50%, 60%, 70%. Class F fly ash was used assesmnet with placement. After testing get the result average compressive strength at 28 days produces the optimum 1

value of 22.505 MPa at additional levels of fly ash of 50% as compared to the results do also test normal concrete with the results of 21.090 MPa, while at the age of 56 day compressive strength optimum that is in normal concrete amounted to 30.573 MPa the more levels of fly ash as well decreases the value of compressive strength, compressive strength at the age of 56 days can achieve the planned compressive strength of 25 MPa. The average tensile side strength obtained produces comparable value between normal concrete and concrete using fly ash variation of 50%, 60% and 70%. The more fly ash decreases the tensile side strength values. However, the decline was not significant. Average water absorption were obtained on normal concrete is 4.128%, with high levels of fly ash of 50% amounting to 3.575%, the levels of fly ash of 60% amounting to 3,239 and on the levels of fly ash of 70% amounting to 3.021 thus the normal concrete can more easily absorb water compared with the use of high volume fly ash. Keywords : the mechanical properties of concrete, the normal strength concrete, fly ash 1. PENDAHULUAN Beton merupakan hal yang paling utama dalam suatu konstruksi. Hampir pada setiap aspek pembangunan tidak dapat terlepas daripada suatu beton. Sebagai contoh pada suatu pekerjaan pembangunan jalan, gedung serta pekerjaan pembangunan yang lain, Semua pekerjaan struktur atau pekerjaan pembangunan lainnya tak lepas dari adanya suatu beton, beton merupakan bahan gabungan yang terdiri dari aggregat kasar dan halus yang dicampur dengan air dan semen sebagai pengikat dan pengisi antara aggregat kasar dan halus, kadang-kadang ditambahkan aditive atau admixture bila diperlukan (Subakti,1995). Perkembangan teknologi beton yang meningkat dari waktu ke waktu dan banyaknya pengguna beton dalam bidang konstruksi membuat upaya untuk memunculkan suatu gagasan yaitu dengan memanfaatkan benda-benda tak habis pakai (limbah) yang menumpuk tetapi tidak semua limbah dapat dimanfaatkan untuk membuat campuran beton. Salah satu limbah yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan tambah pada campuran beton yaitu limbah dari batu bara atau abu ampas batu bara (fly ash) dari PLTU. Fly ash adalah material yang berasal dari sisa pembakaran batubara yang tidak terpakai (Nugraha dan Antoni,2007). Dengan memanfaatkan fly ash dapat berpengaruh baik terhadap lingkungan karena dapat mengurangi penumpukan limbah abu terbang yang apabila abu tersebut tidak dimanfaatkan akan berpengaruh buruk terhadap lingkungan. Salah satu alternatif yang dapat dilakukan dari pemanfaatan abu terbang (fly ash) yaitu dengan menjadikan campuran pada beton dengan teknologi High Volume Fly Ash. High Volume Fly Ash adalah campuran beton yang menggunakan fly ash lebih > 50% dari berat binder yang digunakan. Teknologi tersebut memiliki tujuan untuk menanggulangi dampak penggunaan semen yang berlebihan, oleh karena pemakaian High Volume Fly Ash Concrete (HVFAC) untuk menggantikan pemakaian beton normal menjadi solusi yang tepat. 2

Peneliti terdahulu sudah melakukan penelitian mengenai teknologi High Volume Fly Ash Concrete (HVFAC) dengan variasi konsentrasi fly ash tinggi dengan kadar fly ash 50% pada beton mutu normal terhadap kuat tekan menghasilkan kuat tekan beton yang cukup signifikan, tidak berbeda jauh dengan beton tanpa fly ash dan superplasticizer. Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui perbandingan beton normal dengan menggunakan variasi fly ash 50%, 60% dan 70% dengan bantuan bahan kimia superplasticizer. Dan selanjutnya akan dilakukan pengujian kuat tekan, kuat tarik belah dan serapan air beton. 2. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang akan dilakukan menggunakan metode eksperimen laboratorium. Penelitian eksperimen laboratorium adalah penelitian yang erat kaitannya dalam menguji suatu hipotesis dalam rangka mencari pengaruh, hubungan maupun perbedaan perubahan. Pada penelitian ini pembuatan benda uji dilakukan di laboratorium PT. Pioner Beton, kartasura dan pengujian dilakukan di laboratorium Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Surakarta, penelitian dilakukan dengan cara pengujian benda uji untuk mengetahui karakteristik mekanis beton mutu normal dengan pemakaian fly ash (abu terbang) lebih dari 50% sebagai pengganti sebagian semen. Pada penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahap, tahap pertama yang dilakukan yaitu tahap persiapan. Pada tahapan pertama bahan material dan alat-alat harus dipersiapkan terlebih dahulu sebelum penelitian agar sesuai dengan spesifikasi. Tahapan kedua yaitu melakukan pengujian bahan material yang akan digunakan agar mengetahui agregat atau bahan material sudah memenuhi persyaratan atau tidak dalam suatu perencanaan campuran beton. Tahapan yang ketiga yaitu perencanaan campuran (mix design) dan pembuatan benda uji, pada tahap ini dirancang campuran (mix design) dengan f c 25 MPa untuk pembuatan benda uji dengan kadar fly ash 50%, 60% dan 70%. Bahan-bahan material yang akan digunakan harus sesuai dengan rancangan campuran beton, pembuatan adukan beton menggunakan alat molen minimixer dengan kapasitas 0,6 m 3 setara dengan pembuatan benda uji 6 silinder agar mendapatkan hasil adukan yang homogen. selanjutnya dilakukan pengujian slump agar mengetahui tingkat kekentalan adukan beton dan nilai slump yang direncanakan dapat tercapai. Setelah nilai slump tercapai dilakukan penuangan adukan ke dalam cetakan, benda uji dicetak menggunakan cetakan silinder ukuran diameter 15 cm dan tinggi 30 cm untuk pengujian kuat tekan beton dan kuat tarik belah beton sedangkan benda uji pengujian serapan air dengan cetakan ukuran diameter 10 cm dan tinggi 5 cm. Setelah dicetak kemudian beton dalam cetakan dan diratakan. Tahapan yang keempat selanjutnya dilakukan perawatan beton setelah beton sudah mulai mengeras, perawatannya dengan cara direndam ke dalam air dalam kondisi suhu 3

ruangan selama umur 28 hari dan 56 hari setelah itu dilakukan pengujian kuat tekan, kuat tarik belah, serapan air. Tahap yang kelima yaitu Pengujian Benda Uji pada tahap ini dilakukan pengujian kuat tekan beton dengan benda uji berbentuk silinder ukuran diameter 15 cm dan tinggi 30 cm dilakukan pada umur beton 28 dan 56 hari. Pengujian kuat tarik belah dilakukan pada umur beton 56 hari dengan benda uji berbentuk silinder ukuran tinggi 30 cm dan 15 cm. Pengujian serapan air pada saat beton berumur 56 hari dengan benda uji berbentuk silinder dengan ukuran diameter 10 cm dan tinggi 5 cm. Tetapi pada pengujian kuat tekan umur 56 hari sebelum dilakukan pengujian benda uji terlebih dahulu dilakukan proses kaping. Tahap yang kelima yaitu Analisis Data yaitu data hasil pengujianpengujian yang diperoleh dianalisis dan dihitung. Tahapan yang terakhir yaitu kesimpulan sehingga pada tahapan ini dapat disimpulkan berdasarkan data yang sudah didapat dan dianalisis sesuai dengan tujuan dari penelitian. 3. Hasil Penelitian dan Pembahasan 3.1 Pengujian Agregat Halus Pengujian agregat halus dilakukan untuk mengetahui berat jenis (specific gravity), gradasi agregat, kandungan organik dan kandungan lumpur. Hasil yang didapat pada saat penelitian adala kandungan organik dengan cara pasir didiamkan selama ± 24 jam dengan campuran NaOH sebesar 3% diperoleh cairan yang berwarna coklat dan termasuk no.3, dengan demikian batas standart pasir yang memenuhi persyaratan adalah warna (hellige tester) antara no 1-5. Sehingga pasir yang digunakan pada campuran beton sudah memenuhi syarat. Hasil pengujian kandungan lumpur pada pasir diperoleh 2,86 %, sedangkan standar SNI untuk kandungan lumpur yaitu maksimal 5% sehingga pasir tersebut dapat digunakan sebagai campuran beton. Dari hasil pengujian penyerapan air pada agregat halus diperoleh nilai penyerapan (Absorbsi) sebesar 1,63 % dapat disimpulkan bahwa pasir atau agregat halus dapat dipakai sebagai campuran beton karena sudah memenuhi persyaratan yang sesuai dengan standart SNI dengan persyaratan penyerapan air kurang dari 5%. Hasil pemeriksaan modulus halus butir pada pasir didapatkan nilai sebesar 3,3257, Pasir tersebut dapat digunakan sebagai campuran beton karena termasuk dalam pasir halus yang mempunyai persyaratan sesuai dengan standart SNI antara 1,5 3,8. Untuk pengujian berat jenis SSD diperoleh hasil 2,45, berat jenis semu diperoleh sebesar 2,51 sedangkan hasil dari berat jenis curah kering adalah 2,41. Hasil pengujian gradasi agregat halus sesuai dengan persyaratan dari ASTM C33-97 dapat dilihat pada tabel 1 4

Prosentase Pasir Lolos (%) Tabel 1. Hasil Pengujian Gradasi Agregat Halus Persentase Persentase Komulatif Ukuran Berat Berat Berat Pasir Berat Pasir (%) No Ayakan Ayakan Ayakan + Koreksi Terkoreksi Pasir (gr) Tertinggal (mm) (gr) Pasir (gr) (gr) Tertinggal Lolos (%) 1. 9,5 417 431 14 0 14 1,07 0 100 2. 4,75 413 443 30 0 30 2,30 2,30 97,70 3. 2,36 430 519 89 0 89 6,82 9,12 90,88 4. 1,18 350 538 188 0 188 14,41 23,53 76,47 5. 0,6 336 613 277 0 277 21,23 44,76 55,24 6. 0,3 335 632 297 0 297 22,76 67,52 32,48 7. 0,15 365 612 247 0 247 18,93 86,45 13,55 8. Pan 355 518 163 0 163 12,49 98,94 1,06 (Sumber : hasil pengujian) = 1305 1305 100 332,62 467,38 Berdasarkan tabel 1 hasil pengujian gradasi agregat halus dapat digambarkan dengan grafik gradasi sebagai berikut : 120 100 III 80 II I 60 40 20 0 0,10 2,10 4,10 6,10 8,10 Ukuran Ayakan (mm) Gambar 1. Grafik hubungan antara ukuran ayakan dan persentase lolos komulatif. Berdasarkan gambar 1. grafik hubungan antara ukuran ayakan dan persentase lolos komulatif pada agregat halus termasuk daerah gradasi II. Menurut Mulyono (2006), Agregat halus pada daerah gradasi II termasuk dalam pasir agak kasar. 3.2 Hasil Pengujian Agregat Kasar Hasil pemeriksaan agregat kasar yang diambil dari stone crusher PT.Selo Progo Sakti, Klaten dapat disimpulkan bahwa hasil pengujian berat Jenuh Kering (Saturated Surface Dry) didapatkan nilai sebesar 2,35. Pada pengujian berat jenis semu pada agregat kasar dihasilkan 2,36, berat jenis bulk didapatkan nilai 2,34. Dari hasil pengujian Penyerapan air pada agregat kasar yang digunakan sebagai campuran pada adukan beton yaitu 0,3 % sedangkan pengujian 5

Prosentase Pasir Lolos (%) modulus halus butir diperoleh 7,756, dapat disimpulkan bahwa agregat kasar dapat digunakan sebagai campuran beton karena sudah memenuhi persyaratan berdasarkan SNI. Hasil pengujian gradasi agregat kasar dapat digambarkan pada gambar dibawah ini : 120,00 100,00 80,00 60,00 40,00 20,00 0,00 0 5 10 Ukuran 15 Ayakan 20 25 (mm) 30 35 40 Gambar 2. Grafik hubungan antara ukuran ayakan dan persentase lolos komulatif. Gambar diatas diperoleh dari tabel 2. Hasil Pengujian Gradasi Agregat Kasar dibawah ini: Tabel 2. Hasil Pengujian Gradasi Agregat Kasar No Ukuran Ayakan (mm) Berat Ayakan (gr) Berat Ayakan + kerikil (gr) Berat Kerikil (gr) Koreksi Berat Pasir Terkoreks i (gr) Persentas e Pasir Tertinggal (%) Persentase Komulatif (%) Tertinggal Lolos 1 25 405 405 0 0 0 0,00 0 100 2 19 416 416 0 0 0 0,00 0,00 100,00 3 12,5 413 733 320 0 320 33,37 33,37 66,63 4 9,5 417 722 305 0 305 31,80 65,17 34,83 5 4,75 413 688 275 0 275 28,68 93,85 6,15 6 2,36 430 453 23 0 23 2,40 96,25 3,75 7 1,18 350 351 1 0 1 0,10 96,35 3,65 8 0,6 336 337 1 0 1 0,10 96,45 3,55 9 0,3 335 338 3 0 3 0,31 96,77 3,23 10 0,15 365 371 6 0 6 0,63 97,39 2,61 11 pan 355 380 25 0 25 2,61 100,00 0 Total 959 0 959 100,00 775,60 (sumber :hasil pengujian) Dari gambar 2 grafik hubungan antara ukuran ayakan dan persentase lolos komulatif pada agregat kasar masuk pada batas gradasi agregat untuk besar butir maksimum 20 mm (Mulyono, 2004). 3.3 Pengujian Fly Ash Fly ash berasal dari PT. Pioner Beton, Kartasura yang merupakan sisa hasil pembakaran batu bara pada PLTU Tanjung Jati Jepara. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui 6

Nilai Slump (cm) kandungan unsur kimia yang terdapat di dalam fly ash. Dalam penelitian ini data pengujian fly ash sudah tersedia dan diperoleh dari PT. Pioner Beton, Kartasura. Fly ash sudah dilakukan pengujian oleh PLTU Tanjung Jati. Dari hasil pengujian fly ash kadar ( SiO 2 + Al 2 O 3 + Fe 2 O 3 ) didapat sebesar 86,67 %, sehingga dapat disimpulkan bahwa fly ash tersebut termasuk kelas F karena batas minimum fly ash kelas F minimum 70 %. (ASTM C618-03) 3.4 Proporsi Campuran Beton Normal Desain campuran beton yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode ACI. Kuat tekan yang direncanakan adalah 25 MPa dengan nilai fas 0,35. Pada penelitian ini menggunakan campuran superplasticizer jenis viscocrete 1003 karena nilai fas yang digunakan rendah. Proporsi campuran dapat dilihat dalam tabel 4 sebagai berikut : Tabel 4. Proporsi campuran adukan beton untuk setiap variasi fly ash per 1 m 3 Kode Benda Uji Semen (kg) Agregat Kasar (kg) Agregat Halus (kg) Air (liter) Fly Ash (kg) Superplasticizer (liter) K1 376 1250 516 177 0 0 K2 188 1250 637 94 188 1,5 K3 150 1250 637 94 226 1,5 K4 113 1250 637 94 264 1,5 Keterangan : K1 = Benda Uji Silinder tanpa Fly Ash K2 = Benda Uji Silinder dengan kadar Fly Ash 50% K3 = Benda Uji Silinder dengan kadar Fly Ash 60% K4 = Benda Uji Silinder dengan kadar Fly Ash 70% 3.5 Hasil pengujian Slump Berdasarkan pengujian slump didapatkan hasil sebagai berikut : 15 10 K1 = 10 K2 = 10 K3 = 10 K4 = 8 5 0 1 Benda 2 Uji 3 4 Gambar 3. Diagram nilai Slump 7

Rata-rata Kuat Tekan (MPa) Keterangan : K1 = Beton normal K2 = Beton dengan kadar fly ash 50 % K3 = Beton dengan kadar fly ash 60 % K4 = Beton dengan kadar fly ash 70 % Berdasarkan data yang diperoleh nilai slump yang didapat masih sesuai dengan slump rencana 100±20 mm atau 10±2 cm. Sehingga penelitian ini dengan penggunaan high volume fly ash tidak berpengaruh terhadap nilai slump. 3.6 Hasil Pengujian Kuat Tekan Beton 1. Hasil Pengujian Kuat Tekan Beton Besarnya nilai kuat tekan beton dapat dihitung dengan rumus : f c =... (1) dengan : f c = kuat tekan beton yang dihasilkan benda uji (MPa) P = beban maksimum (kg) A = luas permukaan benda uji (cm 2 ) Tabel 6. Hasil Pengujian Kuat Tekan Beton pada umur 28 hari dan 56 hari Kode Sampel Kadar fly ash (%) Rata-rata kuat tekan pada umur 28 hari (MPa) Rata-rata kuat tekan pada umur 56 hari (MPa) K-1 0 21,090 30,573 K-2 50 22,505 25,666 K-3 60 16,136 21,892 K-4 70 7,643 16,042 ( Sumber : hasil pengujian) Berdasarkan rata-rata kuat tekan dan variasi fly ash maka dapat digambarkan grafik sebagai berikut : 30 20 10 0 30,573 25,666 21,892 21,090 22,505 16,042 16,136 7,643 0 10 20 30 40 50 60 70 80 56 hari 28 hari Kadar Fly Ash Gambar 4. Grafik Hubungan Kuat tekan beton (MPa) dan variasi kadar fly ash 8

Rata-rata Kuat Tarik Belah (MPa) Berdasarkan rata-rata kuat tekan dan variasi kadar fly ash dapat disimpulkan bahwa dengan penggunaan High Volume Fly Ash semakin menurun kuat tekannya, dengan kadar fly ash 50 % didapatkan kuat tekan yang hasilnya setara dengan beton normal yang tanpa menggunakan fly ash. Selain itu dari pengujian kuat tekan ini semakin lama perawatan semakin tinggi juga kuat tekannya, dapat dilihat dalam tabel diatas pada kuat tekan beton normal pada umur 28 hari diperoleh sebesar 21,090 MPa sedangkan pada umur 56 hari dapat mencapai 30,573 MPa. hasil kuat tekan rata-rata paling rendah diperoleh pada penggunaan kadar fly ash 70% pada umur 28 hari didapatkan 8,6 MPa dan pada umur 56 hari diperoleh sebesar 16 MPa. Solikin dan Setiawan (2014) menyimpulkan bahwa HVFAC lebih rendah dibandingkan sifat mekanik beton normal berdasarkan kuat tekannya. Jadi perbedaan ratarata kuat tekan antara beton normal dan kadar fly ash 70% sangat tinggi. Untuk kuat tekan rata-rata dengan kadar fly ash 60% dan 50% tidak terlalu signifikan penurunannya. Selain itu Kuat tekan rata-rata pada umur 28 hari kenaikannya juga tidak terlalu signifikan tetapi pada umur 56 hari kuat tekannya mengalami kenaikan yang sangat signifikan. Suarnita (2011) mengatakan waktu pengerasan pada penggunaan fly ash yang sangat tinggi sangat lambat dan kuat tekan dapat terjadi peningkatan setelah umur 52 hari. Selain pengaruh umur fly ash yang lebih lambat, benda uji silinder yang akan diuji pada umur 28 hari melihat visual benda uji permukaannya tidak rata maka hasil kuat tekannya juga sangat berpengaruh sedangkan pada umur 56 hari sebelum pengujian kuat tekan, benda uji terlebih dahulu dikaping agar permukaan benda uji rata. Dengan dilakukannya proses kaping bertujuan agar permukaan benda uji mampu menahan beban secara maksimal sehingga hasil kuat tekan yang didapatkan juga maksimal. Untuk hasil nilai f c pada penelitian ini untuk beton normal memperoleh nilai f c sebesar 26 MPa. Nilai tersebut masih dapat dikatakan melampaui dari nilai kuat tekan rencana 25 MPa. 3.7 Hasil Pengujian dan Analisis Kuat Tarik Belah Beton Pengujian kuat tarik belah beton dilakukan pada umur 56 hari dengan menggunakan benda uji yang berdiameter 15 cm dan tinggi 30 cm. Hasilnya dapat dilihat pada diagram 5 sebagai berikut 10,000 K1 = 8,193 K2 = 8,370 K3 = 7,126 K4 = 5,378 5,000 0,000 1 Benda 2 Uji 3 4 9

rata-rata Kuat tarik belah (MPa) Gambar 5. Diagram hasil rata-rata kuat tarik belah beton Keterangan : K1 = Beton normal K2 = Beton dengan kadar fly ash 50 % K3 = Beton dengan kadar fly ash 60 % K4 = Beton dengan kadar fly ash 70 % Untuk nilai kuat tarik belah pada tabel 7 diatas diperoleh dari rumus dibawah ini:...(2) Berdasarkan diagram diatas variasi kadar fly ash dan rata-rata kuat tarik belah beton dapat disimpulkan bahwa Untuk penggunaan kadar fly ash yang lebih tinggi kuat tarik belahnya semakin menurun bila dibandingkan dengan beton normal yang tanpa penggunaan High Volume Fly Ash. Tetapi untuk penggunaan fly ash dengan kadar 50% masih mendapatkan nilai yang sebanding dengan beton normal. Nilai kuat tarik beton relatif kecil dibandingkan dengan kuat tekannya, kuat tarik beton umumnya adalah sekitar seperdelapan hingga seperduapuluh kuat tekannya. (Sumajouw dan Windah,2015). 3.8 Korelasi Kuat tekan beton dan Kuat tarik belah beton a) Korelasi hubungan antara kuat tekan dan tarik belah beton dapat dilihat pada grafik dibawah ini : 9,00 8,00 7,00 6,00 5,00 y = 0,2059x + 2,4186 R² = 0,8456 10 15 20 25 30 35 rata-rata kuat tekan (MPa) Gambar 6. Hubungan antara kuat tekan dan tarik belah beton Korelasi hubungan kuat tekan dan kuat tarik beton yang didapat dari grafik linier diatas diperoleh persamaan y = 0,2059x+2,4186 dengan nilai r = 0,9195. Berdasarkan hubungan antara kuat tekan dan kuat tarik belah penelitian ini dengan penelitian yang sejenis dapat digambarkan grafik sebagai berikut : 10

rata-rata penyerapan air beton (%) Kuat Tarik Belah (MPa) 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 0 10 20 30 40 Kuat Tekan (MPa) 1/20 f'c 1/8 f'c penelitian Gambar 7. Korelasi kuat tarik belah dan kuat tekan antara penelitian dengan penelitian sejenis. Berdasarkan Gambar 7 dapat diketahui bahwa penelitian ini memperoleh nilai kuat tarik belah yang tinggi. Berdasarkan penelitian (Sumajouw dan Windah,2015) mengatakan bahwa kuat tarik beton umumnya adalah sekitar seperdelapan hingga seperduapuluh kuat tekannya. Sehingga nilai kuat tarik belah yang didapatkan dari hasil penelitian lebih tinggi daripada nilai kuat tarik belah secara teoritis. Selain itu berdasarkan persamaan korelasi yang didapatkan antara hubungan kuat tarik belah dan kuat tekan pada penelitian ini memperoleh angka 0,9195 sehingga dapat disimpulkan bahwa angka korelasi yang didapat mendekati 1. Jadi korelasinya antara kuat tarik belah dan kuat tekan sangat kuat. 3.9 Hasil Pengujian Serapan Air Beton Pengujian serapan air beton dilakukan dengan cara divakum. Analisis nilai serapan air dapat diperoleh dari rumus berikut :... (4 ) Hasil pengujiannya dapat dilihat pada gambar diagram 7 sebagai berikut: 5 3 K1 = 4,128 K2 = 3,575 K3 = 3,239 K4 = 3,021 1-1 1 2 3 4 Benda Uji Gambar 7. Diagram hasil rata-rata serapan air beton 11

Keterangan : K1 = Beton normal K2 = Beton dengan kadar fly ash 50 % K3 = Beton dengan kadar fly ash 60 % K4 = Beton dengan kadar fly ash 70 % Dari grafik hasil pengujian serapan air beton dapat disimpulan bahwa serapan air pada beton normal nilainya paling tinggi jika dibandingkan beton dengan menggunakan fly ash. Hasil ini sesuai dengan penelitian (Andoyo, 2006) yang menyimpulkan bahwa Beton high volume fly ash lebih sulit untuk menyerap air jika dibandingkan dengan beton normal (tanpa menggunakan fly ash). 4. PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Nilai slump antara beton normal, dengan variasi kadar fly ash 50%, 60% dan 70% semua masih sesuai dengan slump rencana, sehingga nilai slump tidak berpengaruh terhadap penggunaan high volume fly ash. 2. Umur perawatan beton sangat berpengaruh pada kekuatannya. 3. Pada umur perawatan 28 hari Nilai kuat tekan yang didapatkan pada kadar fly ash 50 % yaitu 22,505 MPa, hasil yang diperoleh pada kadar fly ash 50 % setara dengan nilai kuat tekan beton normal (tanpa menggunakan fly ash), dengan demikian nilai kuat tekan pada kadar fly ash 60% dan 70% mengalami penurunan. 4. Pada umur 56 hari nilai kuat tekan yang didapatkan pada beton normal (tanpa menggunakan fly ash) lebih tinggi daripada beton yang menggunakan high volume fly ash. Semakin tinggi kadar fly ash nilai kuat tekan semakin menurun. 5. Nilai kuat tekan yang diperoleh antara umur 28 hari dan 56 hari terjadi perubahan atau kenaikan secara signifikan dikarenakan, Pada umur 56 hari sebelum dilakukan pengujian kuat tekan, benda uji terlebih dahulu dikaping. 6. Kuat tekan rata-rata pada umur 28 hari kenaikannya tidak terlalu signifikan tetapi pada umur 56 hari kuat tekannya mengalami kenaikan yang sangat signifikan. 7. Kuat tarik belah pada umur 56 hari, beton pada kadar fly ash 50% dan beton normal (tanpa menggunakan fly ash) memperoleh nilai kuat tarik belah yang sebanding. Penurunan kuat tarik belah terjadi pada pemakaian kadar fly ash 60% dan 70%. 12

8. Pada pengujian serapan air, nilai serapan yang tinggi didapat pada beton normal dan yang terendah pada beton kadar fly ash 70%. Untuk penelitian selanjutnya pada pembuatan beton perlu dicoba dengan menggunakan jenis semen PPC atau Portland tipe 1. Pada penelitian high volume fly ash yang ditambah dengan superplasticizer perlu diperhatikan jenis yang dipakai serta brosur takaran superplasticizer yang digunakan untuk jenis beton yang berbeda.untuk penelitian high volume fly ash harus menggunakan fas yang rendah. Dan sebaiknya sebelum pengujian kuat tekan agar menghasilkan kuat tekan yang maksimal dilakukan proses kaping terlebih dahulu. Penelitian selanjutnya untuk umur beton dapat ditambah lebih dari 56 hari. 5. UCAPAN TERIMAKASIH Ucapan terimakasih disampaikan kepada laboratorium PT.Pioner Beton Kartasura dan laboratorium Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Surakarta yang ikut membantu menyelesaikan pembuatan benda uji dan pengujian dalam penelitian ini sehingga dapat berjalan dengan lancar. 6. DAFTAR PUSTAKA Andoyo. 2006. Pengaruh Penggunaan Abu Terbang (Fly Ash) terhadap Kuat Tekan dan Serapan Air pada Mortar. Semarang : Universitas Negeri Semarang. Antoni dan Nugraha, P. (2007), Teknologi Beton, C.V.Andi Offset, Yogyakarta. Berqa,borris. 2012. Pengaruh Penggunaan Fly Ash Pada beton mutu normal dan mutu tinggi ditinjau dari kuat tekan dan absorbsi. Vol 10, no 1. tersedia: //ejournal.umm.ac.id/index.php/jmts/article/view/1206 (8 maret 2016). Kurniawandy, A., Djauhari, Z., Napitu, E. T., (2011). Pengaruh Abu Terbang terhadap Karakteristik Mekanik Beton Mutu Tinggi. Jurnal Teknologi, 11 (1), 55-99. Mulyono, Tri. (2004). Teknologi Beton, C.V.Andi Offset, Yogyakarta. Solikin, Mochamad dkk. 2014. Pengaruh Perbedaan Sumber Fly Ash Terhadap Karakteristik Mekanik High Volume Fly Ash Concrete yang Dibuat Menggunakan Semen PPC. Surakarta : Universitas Muhammadiyah Surakarta Solikin, Mochamad. 2012. Upaya Meningkatkan Performa High Volume Fly Ash Concrete Sebagai Bahan Konstruksi Ramah Lingkungan: Sebuah Kajian Literatur. Surakarta : Simposium Nasional RAPI XI FT UMS. 13

Suarnita, I Wayan.2011. Kuat Tekan Beton dengan Aditif Fly Ash Ex. PLTU Mpanau Tavaeli. Palu : Universitas Tadulako. Sumajouw Marthin D. J dan Windah, Reky S. (2014). Pengaruh Pemanfaatan Abu terbang (fly ash) dari PLTU II Sulawesi Utara sebagai substitusi parsial terhadap kuat tekan beton.jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik. Universitas Sam Ratulangi, Manado. Subakti,Aman. (1995). Teknologi Beton dalam Praktek.Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh November. 14