KESEPAKATAN BERSAMA ANTARA PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG DENGAN KEJAKSAAN TINGGI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TENTANG PENANGANAN MASALAH HUKUM BIDANG PERDATA DAN TATA USAHA NEGARA DI PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR : 119/ / V/2014 NOMOR : B- /N.9/Gs.1/ /2014 Pada hari ini Senin tanggal dua belas bulan Mei tahun dua ribu empat belas (12-05- 2014) bertempat di Pangkalpinang, yang bertanda tangan dibawah ini: I. RUSTAM EFFENDI, Gubernur Kepulauan Bangka Belitung, berkedudukan di Komplek Perkantoran Air Itam Pangkalpinang, dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA. II. HIDAYATULLAH, S.H., M.H, Kepala Kejaksaan Tinggi Kepulauan Bangka Belitung, berkedudukan di Komplek Perkantoran Air Itam Pangkalpinang, dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Kejaksaan Tinggi Kepulauan Bangka Belitung, selanjutnya disebut PIHAK KEDUA. PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA yang selanjutnya secara terpisah dapat disebut sebagai PIHAK dan secara bersama-sama disebut sebagai PARA PIHAK, terlebih dahulu menerangkan hal-hal sebagai berikut: a. Bahwa PIHAK PERTAMA adalah Lembaga Pemerintah Provinsi dibentuk berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi Kepulauan Bangkaa Belitung dan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, Gubernur sebagai Kepala Daerah di Tingkat Provinsi mempunyai wewenang dan tugas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah di dalam dan di luar pengadilan, dan dapat menunjuk kuasa hukum untuk mewakilinya;
-2- b. Bahwa PIHAK KEDUA adalah Lembaga Pemerintah Non Kementerian berdasarkan Undang-Undang Republik Nomor 16 Tahun 2014 tentang Kejaksaan Republik Indonesia memiliki menjalankan salah satu fungsi di Bidang Perdata dan Tata Usaha Negara serta tugas dan fungsi lainnya berdasarkan undang-undang; c. Bahwa untuk menjalankan fungsi tersebut pada huruf a dan huruf b, PARA PIHAK memandang perlu untuk bekerja sama dalam rangka penanganan masalah hukum di Bidang Perdata dan Tata Usaha Negara yang dihadapi PIHAK PERTAMA. Dengan mendasarkan pada peraturan perundang-undangan sebagai berikut: 1. Undang-Undang RI Nomor 27 Tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung; 2. Undang-Undang RI Nomor 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan Republik Indonesia; 3. Undang-Undang RI Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah; 4. Peraturan Presiden Nomor 38 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kejaksaan Republik Indonesia. Berdasarkan hal-hal tersebut diatas PARA PIHAK sepakat untuk membuat Kesepakatan Bersama guna menyelaraskan dan/atau mengoptimalkan pelaksanaan tugas penegakan hukum dengan ketentuan sebagai berikut: BAB I MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 1 Kesepakatan bersama ini dimaksudkan untuk mengoptimalkan pelaksanaan tugas dan fungsi PARA PIHAK dalam bidang Perdata dan Tata Usaha Negara secara seimbang dan profesional. Pasal 2 Tujuan Kesepakatan Bersama ini adalah untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi penanganan masalah hukum Bidang Perdata dan Tata Usaha Negara baik di dalam maupun di luar Pengadilan. BAB II RUANG LINGKUP Pasal 3 Ruang lingkup kesepakatan bersama ini meliputi pemberian bantuan hukum, pertimbangan hukum dan tindakan hukum lain oleh PIHAK KEDUA dengan tujuan melakukan pemulihan atau penyelamatan keuangan/kekayaan/asset milik PIHAK PERTAMA.
-3- BAB III PELAKSANAAN Pasal 4 (1) PIHAK PERTAMA dapat meminta bantuan hukum, pertimbangan hukum, maupun tindakan hukum lain kepada PIHAK KEDUA dalam menghadapi permasalahan hukum bidang Perdata dan Tata Usaha Negara, untuk selanjutnya PIHAK KEDUA bersedia untuk memberikan bantuan hukum, pertimbangan hukum, maupun tindakan hukum lain untuk kepentingan PIHAK PERTAMA. (2) Untuk melaksanakan kegiatan berupa pemberian bantuan hukum sebagaimana pada ayat (1) PIHAK PERTAMA terlebih dahulu mengirim permohonan secara tertulis kepada PIHAK KEDUA. (3) Permohonan sebagaimana dimaksud ayat (2) setelah dinyatakan diterima oleh PIHAK KEDUA, PIHAK PERTAMA menerbitkan Surat Kuasa Khusus kepada PIHAK KEDUA. (4) Untuk melaksanakan kegiatan berupa pemberian pertimbangan hukum maupun tindakan hukum lain sebagaimana dimaksud pada ayat (1), PIHAK PERTAMA mengajukan permohonan tertulis serta menyerahkan dokumen-dokumen yang terkait kepada PIHAK KEDUA. (5) Setelah permohonan pertimbangan hukum maupun permohonan tindakan hukum lain sebagaimana dimaksud ayat (4) dinyatakan diterima oleh PIHAK KEDUA, PIHAK KEDUA memberikan pertimbangan hukum maupun tindakan hukum lain kepada PIHAK PERTAMA. Pasal 5 Dalam rangka penyelesaian permasalahan dalam bidang Perdata dan Tata Usaha Negara oleh PIHAK PERTAMA, PARA PIHAK dapat mengundang narasumber untuk pengayaan pengetahuan yang sesuai dengan materi permasalahan setelah adanya persetujuan oleh PIHAK PERTAMA. BAB IV PEJABAT PENGHUBUNG Pasal 6 (1) PARA PIHAK menunjuk sekurang-kurangnya 1 (satu) orang pejabat di tingkat Provinsi sebagai pejabat penghubung dalam rangka pelaksanaan Kesepakatan Bersama ini. (2) Pejabat Penghubung sebagaimana dimaksud ayat (1) pada tingkat Provinsi sekurangkurangnya ditunjuk Pejabat Eselon II atau Eselon III.
-4- (3) Pejabat Penghubung di tingkat wilayah/daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditentukan sebagai berikut: a. Kepala Biro Hukum Sekretariat Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung; b. Asisten Bidang Perdata dan Tata Usaha Negara pada Kejaksaan Tinggi Kepulaun Bangka Belitung. (4) Penunjukan dan penggantian pejabat penghubung ditetapkan dengan keputusan pimpinan masing-masing. (5) Keputusan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) diberitahukan kepada Pimpinan PARA PIHAK. BAB V BIAYA Pasal 7 Segala biaya yang diperlukan sehubungan dengan pemberian bantuan hukum, pertimbangan hukum dan tindakan hukum lain dibebankan kepada PIHAK PERTAMA sesuai dengan anggaran yang tersedia pada PIHAK PERTAMA. BAB VI TANGGUNG JAWAB Pasal 8 PARA PIHAK bertanggung jawab untuk melaksanakan segala hal yang berkaitan dengan tujuan Kesepakatan Bersama ini sesuai dengan Ruang Lingkup Kesepakatan Bersama dan Peraturan Perundang-undangan. BAB VII MASA BERLAKU Pasal 9 (1) Kesepakatan Bersama ini berlaku untuk jangka waktu 1 (satu) tahun sejak tanggal ditandatangani. (2) Kesepakatan Bersama ini dapat diubah atau diperpanjang sesuai dengan kebutuhan berdasarkan kesepakatan PARA PIHAK, dengan terlebih dahulu dilakukan koordinasi selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sebelum berakhir masa berlakunya Kesepakatan Bersama ini. (3) Kesepakatan Bersama ini dapat berakhir atas Kesepakatan PARA PIHAK atau batal dengan sendirinya apabila terdapat ketentuan peraturan perunang-undangan dan/atau kebijakan Pemerintah yang tidak memungkinkan Kesepakatan Bersama ini diberlakukan.
-5- BAB VIII KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 10 Setiap permasalahan yang mungkin timbul dalam pelaksanaan Kesepakatan Bersama ini akan diselesaikan oleh PARA PIHAK secara musyawarah. Pasal 11 Hal-hal yang belum diatur dalam Kesepakatan Bersama ini, akan diatur lebih lanjut atas persetujuan PARA PIHAK serta dituangkan dalam bentuk Amandemen Kesepakatan Bersama yang merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari Kesepakatan Bersama ini. Demikian Kesepakatan Bersama ini dibuat dalam rangkap 2 (dua), bermaterai cukup, masing-masing mempunyai kekuatan hukum yang sama setelah ditandatangani oleh PARA PIHAK dan dibubuhi Cap Instansi masing-masing. PIHAK KEDUA KEPALA KEJAKSAAN TINGGI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG, PIHAK PERTAMA GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG, HIDAYATULLAH, S.H., M.H RUSTAM EFFENDI
-6-