SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari

BAB I PENDAHULUAN. maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, mengolah, dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan pengalaman dan pengamatannya terhadap kehidupan. Kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan antara sastra dengan bahasa bersifat dialektis (Wellek dan Warren,

I. PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, seseorang dengan menggunakan bahasa yang indah.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

intrinsiknya seperti peristiwa, plot, tokoh, latar, sudut pandang, dan lain-lain yang semuanya bersifat imajinatif. Novel adalah karya fiksi yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam keberagaman sering kali lupa terhadap nilai-nilai kebudayaan yang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat dalam suatu karya sastra, karena hakekatnya sastra merupakan cermin

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan sebuah ciptaan, sebuah kreasi, bukan semata-mata sebuah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Setiap manusia pasti pernah mengalami konflik di dalam hidupnya. Konflik

BAB I PENDAHULUAN. imajinatif peran sastrawan dan faktor-faktor yang melingkupi seorang sastrawan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang dialaminya. Hal ini sesuai dengan pendapat E. Kosasih ( 2012: 2)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat

BAB I PENDAHULUAN. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastrawan yang dicetak pun semakin banyak pula dengan ide-ide dan karakter. dengan aneka ragam karya sastra yang diciptakan.

BAB I PENDAHULUAN. analisis unsur intrinsiknya, yaitu unsur-unsur yang membangun karya sastra,

BAB I PENDAHULUAN. bahasa. Seni bahasa tersebut berupa kata-kata yang indah yang terwujud dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, Jabrohim, dkk. (2003:4) menjelaskan yaitu, Bahasa memang media

BAB I PENDAHULUAN. tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan karena

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Latar belakang kehidupan yang dialami pengarang, sangat berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat. Karya sastra itu dapat dinikmati dan dipahami oleh semua

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI

KIRNILAI MORAL DALAM NOVEL PELANGI DI ATAS CINTA KARYA CHAERUL AL-ATTAR DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra adalah karya fiksi yang merupakan hasil kreasi berdasarkan luapan

PENDAHULUAN. sosialnya. Imajinasi pengarang dituangkan dalam bentuk bahasa yang kemudian

BAB I PENDAHULUAN. berbeda, manusia dapat menghasilkan karya berupa produk intelektual (seperti puisi atau

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. dalamnya terdapat pengilustrasian, pelukisan, atau penggambaran kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut

I. PENDAHULUAN. Penyimpangan sosial di kalangan pelajar, terutama yang berada di jenjang

BAB I PENDAHULUAN. ekspresi dan kegiatan penciptaan. Karena hubungannya dengan ekspresi, maka

BAB I PENDAHULUAN. karya seni yang memiliki kekhasan dan sekaligus sistematis. Sastra adalah

I. PENDAHULUAN. problematika yang dialaminya dalam kehidupan. Problematika dapat timbul

BAB I PENDAHULUAN. memberikan atau menyampaikan suatu hal yang di ungkapkan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah alat yang digunakan sastrawan untuk mengungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sastra disekolah. Salah satu tujuan pelajaran bahasa Indonesia di

BAB I PENDAHULUAN. bahasa Sansekerta yang berarti alat untuk mengajar, buku petunjuk, buku instruksi

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling vital untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. melalui cipta, rasa, dan karsa manusia. Al-Ma ruf (2009: 1) menjelaskan

BAB I PENDAHULUAN. menarik perhatian siswa. Selama ini pembelajaran sastra di sekolah-sekolah

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra muncul karena karya tersebut berasal dari gambaran kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab pendahuluan ini akan diberikan gambaran mengenai latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. dilukiskan dalam bentuk tulisan. Sastra bukanlah seni bahasa belaka, melainkan

MENULIS FIKSI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN EFEKTIF UNTUK SISWA SEKOLAH DASAR KELAS TINGGI. Nurmina 1*) ABSTRAK

BAB II LANDASAN TEORI. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis kajian penelitian ini harus ada teori

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. pada bab-bab terdahulu, terdapat tiga kesimpulan pokok yang dapat diungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. tulisan yang menggunakan bahasa sebagai media pengantar dan memiliki

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. keduanya. Sastra tumbuh dan berkembang karena eksistensi manusia dan sastra

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai ungkapan pribadi manusia berupa pengalaman,

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB 1 PENDAHULUAN. penelitian ini, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan, manfaat dan definisi

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan dan intelektual, sosial,

BAB I PENDAHULUAN. dan refleksinya. Penyajiannya disusun secara menarik dan terstruktur dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan. kesatuan dari aspek bahasa itu sendiri (Tarigan, 2008: 1).

BAB I PENDAHULUAN. dengan gaya bahasa. Gaya bahasa atau Stile (style) adalah cara pengucapan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia masih sering dilaksanakan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil

INTISARI BAB I PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. bahan kajian bahasa Indonesia diarahkan kepada penguasaan empat keterampilan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. global. Salah satu komponen penting dari sistem pendidikan tersebut adalah kurikulum,

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan cerminan, gambaran atau refleksi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra tidak lahir dalam situasi kekosongan budaya, budaya tidak hanya. konvensi atau tradisi yang mengelilinginya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia kaya dengan keberagaman, yang masing-masing

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan (dalam PLPG, 2009: 28) Menulis atau mengarang adalah. wacana yang kemudian dileburkan menjadi tulisan.

89. Mata Pelajaran Sastra Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran karya sastra di tengah-tengah masyarakat pembaca merupakan

Transkripsi:

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil analisis data, simpulan dari penelitian commit to user 138 Simplifikasi Struktur Naratif dalam Novel Kumandhanging Katresnan Karya Any Asmara serta Relevansinya dengan Pembelajaran Bahasa Jawa di Sekolah Menengah Atas diperoleh sebagai berikut. 1. Terdapat 23 sekuen inti yang terdapat pada novel Kumandhanging Katresnan karya Any Asmara, setelah dicari dengan teori strukturalisme naratif model Seymour Chatman. Pola struktur naratif model Seymour Chatman pada novel Kumandhanging Katresnan karya Any Asmara mempunyai urutan satuan struktur cerita, yaitu urutan tekstual, urutan logis dan urutan kronologis. Selain itu, pola yang terdapat pada novel Kumandhanging Katresnan karya Any Asmara berupa peristiwa dan wujud. Dalam peristiwa terdapat tindakan dan kejadian. Tindakan pada novel tersebut terdapat di sekuen 2, sekuen 4, sekuen 8, sekuen 9, dan sekuen 10. Sementara kejadian pada novel tersebut terdapat pada sekuen 5, sekuen 6, sekuen 13, sekuen 17, dan sekuen 18. Wujud pada novel Kumandhanging Katresnan karya Any Asmara dibagi menjadi tokoh dan penokohan, latar atau setting, alur dan tema. 2. Simplifikasi membutuhkan unit-unit naratif dari teks yang akan disederhanakan. Cerita yang panjang disederhanakan melalui unit-unit naratif tersebut. Pada analisis pertama telah dijabarkan bahwa dalam novel karya Any Asmara ini, terdapat 23 sekuen. Dari 23 sekuen ini dalam proses simplifikasi sekuen ini digabungkan menjadi beberapa sekuen saja atau inti yang mendasari cerita dalam novel. Sekuen gabungan ini diperoleh setelah mengetahui urutan tekstual, logis, dan kronologis. Hasil sekuen yang digabungkan kemudian digunakan sebagai dasar simplifikasi novel Kumandhanging Katresnan karya Any Asmara. Namun, semua proses simplifikasi urutan tekstual tersebut tidak lepas dengan simplifikasi tokoh, dan simplifikasi latar yang telah diuraikan secara jelas pada pembahasan.

139 Bentuk atau hasil dari simplifikasi struktur naratif novel Kumandhanging Katresnan karya Any Asmara adalah novel utuh yang menjadi teks sastra baru dengan cerita bernuansa baru tanpa mengubah komposisi cerita di dalamnya. 3. Relevansi hasil simplifikasi struktur naratif dalam novel Kumandhanging Katresnan karya Any Asmara dengan pembelajaran bahasa Jawa di Sekolah Menengah Atas adalah mempunyai relevansi dengan pola pemikiran mikro pada kurikulum 2013 bahasa Jawa yang mengarah pada pembentuk kepribadian dan penguat jati diri masyarakat Jawa yang tercermin pada pocapan, patrap, dan polatan. Novel ini mempunyai nilai-nilai moral yang baik ditularkan kepada siswa jaman sekarang, yaitu untuk patuh kepada orang tua dan menghormati orang tuanya. Penggunaan simplifikasi novel Kumandhanging Katresnan karya Any Asmara juga memanfaatkan sastra Jawa modern sebagai hasil karya sastra Jawa baik, membantu guru dan siswa untuk lebih memahami bacaan novel yang lebih sederhana tanpa mengurangi isi dari novel tersebut, memberi nilai efektif pada pembelajaran karena siswa dan guru tidak harus membaca novel yang tebal. B. Implikasi Penelitian ini memiliki implikasi terhadap aspek lain yang relevan dan memiliki hubungan positif. Penelitian ini telah menunjukkan bahwa pembuatan atau pengadaan bahan ajar sastra yang sederhana dan mudah dipahami oleh siswa, khususnya novel untuk pembelajaran sastra Jawa di sekolah sangat penting. Dalam pembuatan bahan ajar yang sederhana tersebut juga harus menggunakan teori yang sesuai dan mempunyai keterkaitan dengan unsur-unsur karya sastra fiksi novel. Implikasi tersebut dijelaskan sebagai berikut. 1. Implikasi Teoretis Karya sastra sangat erat hubungannya dengan pembelajaran bahasa. Sastra itu sendiri adalah suatu bentuk karya seni yang menggunakan media bahasa. Sastra ada untuk dibaca, dinikmati dan dipahami, serta dimanfaatkan, yang antara lain menambah wawasan kehidupan. Manusia bisa kreatif, bisa berwawasan luas, commit 139 to user

140 bahkan bisa menjadi pemimpin yang baik apabila ia menimba nilai-nilai yang dituangkan oleh pengarang dalam karya sastra. Bahkan jika suatu karya sastra, contohnya novel dijadikan sebagai materi atau bahan ajar, tidak menutup kemungkinan cerita novel tersebut dimasukkan ke dalam kompetensi dasar yang telah ada. Misalnya kompetensi dasar membaca teks sastra, seorang tenaga pendidik dapat memakai karya sastra novel tersebut sebagai bahan ajar. Tidak hanya kompetensi membaca saja, bahkan kompetensi lainnya seperti kompetensi dasar menyimak pun diduga bisa memakai bahan ajar novel atau karya sastra lainnya. Novel sebagai salah satu jenis karya sastra merupakan wacana yang memuat banyak kata atau bahasa yang tentu beragam, diciptakan sesuai dengan gagasan dan imajinasi pengarangnya. Setiap pengarang tentu mempunyai harapan agar hasil karyanya menarik dan dapat diterima pembaca. Untuk mewujudkan hal itu keahlian pengarang dalam memilih dan menyusun kata atau unsur bahasa merupakan faktor yang sangat penting, sehingga karya yang dihasilkannya menjadi lebih baik. Karya sastra dapat dijadikan sebagai bahan ajar yang dapat diberikan kepada peserta didik. Sebuah karya sastra akan memberikan informasi yang berbeda-beda bagi para pembacanya yang berbeda-beda pula, sesuai dengan tingkat daya tangkap masing-masing peserta didik. Peserta didik perlu dibimbing hingga mampu menangkap makna dan nilai-nilai yang tersirat dalam karya sastra tersebut. Novel adalah sebuah karya fiksi prosa yang ditulis secara naratif dan berbentuk cerita. Novel sebagai salah satu karya sastra sangat mungkin untuk dijadikan bahan pembelajaran sastra di sekolah. Untuk menjadikan novel sebagai bahan ajar, maka harus ada strategi untuk menjembatani yaitu mengembangkan materi ajar membaca teks sastra dengan mensimplifikasikan novel tersebut. Bahan ajar tidak harus bersumber dari buku teks. Bahan ajar dapat diambil dari berbagai sumber selama sesuai dengan kurikulum. Salah satu contoh bahan ajar selain buku teks adalah novel. Salah satu novel yang bisa dijadikan sebagai bahan ajar sastra dalam pembelajaran bahasa Jawa adalah novel Kumandhanging Katresnan karya Any Asmara. commit 140 to user

141 Kehadiran teori-teori sastra dari Barat perlu diakui selama ini telah memperluas horizon pemahaman terhadap ciptaan sastra dikarenakan teori-teori dari Barat sudah sangat berkembang dan dapat digunakan pada karya sastra Indonesia, khususnya karya sastra novel (Winarni, 2013: 15). Salah satu teori Barat yang digunakan pada penelitian ini adalah teori strukturalisme naratif model Seymour Chatman. Strukturalisme adalah aliran dalam studi sastra yang bertumpu pada teks sebagai bidang kajiannya. Menurut pandangan strukturalis teks naratif dapat dibedakan ke dalam unsur cerita (story, content) dan wacana (discourse, expression). Oleh karena itu, penelitian ini mengkaji novel Kumandhanging Katresnan karya Any Asmara untuk disimplifikasikan dengan menggunakan teori strukturalisme naratif model Seymour Chatman. Teori tersebut berkaitan dengan penelitian yang mengkaji novel untuk disederhanakan menjadi teks baru yang lebih efektif dan mudah dipahami dalam hal alur ceritanya, bahasanya, serta amanat dan nilai moral yang terkandung pada novel tersebut. Selain itu, teori struktralisme naratif model Seymour Chatman digunakan karena objek yang diteliti berupa novel yang terdiri dari rangkaian cerita narasi. Teori strukturalisme naratif merupakan suatu alat dan cara untuk membedah suatu karya sastra lewat struktur cerita. Berdasarkan teori strukturalisme naratif Chatman, peristiwa-peristiwa dalam cerita yang terangkai dalam peristiwaperistiwa naratif yang terbagi dalam unit-unit naratif dan di dalam unit-unit cerita, antara unit cerita yang satu dengan yang lain saling berhubungan. Peristiwaperistiwa naratif tersebut yang dijadikan pedoman untuk menyederhanakan novel tersebut. Penelitian tentang simplifikasi struktur naratif dalam novel Kumandhanging Katresnan karya Any Asmara dengan pembelajaran bahasa Jawa di Sekolah Menengah Atas, diduga dapat membuka wawasan tentang teori yang berkaitan dengan pembuatan bahan ajar sastra, khususnya karya sastra novel. Selain itu, membuka wawasan bahwa banyak jenis-jenis novel berbahasa Jawa yang dapat dijadikan sebagai bahan ajar atau media pembelajaran, misalnya novel-novel pop maupun serius. Memberi peluang novel-novel lain untuk commit 141 to user

142 disimplifikasi dengan menggunakan teori strukturalisme naratif model Seymour Chatman. Keterkaitan antara teori strukturalisme naratif model Seymour Chatman dengan simplifikasi sangat erat dan saling berhubungan. Strukturalisme adalah aliran dalam studi sastra yang bertumpu pada teks sebagai bidang kajiannya. Menurut pandangan strukturalis teks naratif dapat dibedakan ke dalam unsur cerita (story, content) dan wacana (discourse, expression). Hawkes (dalam Teeuw, 1988: 119-20), strukturalisme merupakan cara untuk mengidentifikasi, mengkaji, dan mendeskripsikan fungsi dan hubungan antar unsur intrinsik fiksi yang bersangkutan. Mula-mula diidentifikasi dan dideskripsikan, misalnya bagaimana keadaan peristiwa-peristiwa, plot, tokoh dan penokohan, latar, sudut pandang dan lain-lain. Keterkaitannya dengan simplifikasi adalah memudahkan proses simplifikasi yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan teori strukturalisme naratif Seymour Chatman yang mengubah novel menjadi teks sastra baru dengan cerita bernuansa baru tanpa mengubah komposisi cerita didalamnya. Dalam struktur naratif hanya diambil bagian yang penting saja (sekuen) yang dapat dijadikan acuan untuk membuat teks sastra baru sedangkan tokoh, penokohan, latar dan lain-lain hanya menjadi pendukung dalam simplifikasi novel menjadi teks sastra. 2. Implikasi Praktis Selain implikasi teoretis, Penelitian tentang simplifikasi struktur naratif dalam novel Kumandhanging Katresnan karya Any Asmara mempunyai implikasi terhadap pembelajaran bahasa Jawa di sekolah, termasuk dalam implikasi terhadap pengadaan bahan ajar, kesesuaian kompetensi dasar yang terdapat dalam rancangan pembelajaran SMA dan implikasi terhadap kriteria bahan ajar sastra yang baik. Penelitian tentang simplifikasi struktur naratif dalam novel Kumandhanging Katresnan karya Any Asmara dengan pembelajaran bahasa Jawa di Sekolah Menengah Atas diduga dapat memperkaya khasanah ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan penelitian sastra, sehingga peneliti lain akan termotivasi commit 142 to user

143 dan terdorong untuk melakukan penelitian sejenis yang nantinya dapat diaplikasikan dalam kegiatan belajar di sekolah. Selain itu, penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk lebih serius dalam menyediakan media pembelajaran yang baik dan tepat bagi siswa. Realitas yang menyedihkan bahwa pengajaran sastra di sekolah pada beberapa dekade terakhir ini kurang membawa pencerahan bagi siswa. Kondisi - elum juga mengalami perubahan dan kemajuan yang signifikan. Tetap saja pengajaran sastra di sekolah mengalami peminggiran, bahkan seolah-olah tereliminasikan dari pembelajaran. Adapun alasan-alasan klasik, misalnya terbatasnya waktu yang tersedia, pengajaran bahasa dan sastra Jawa lebih terfokus pada bahasa (tepatnya tata bahasa), dan bahan ajar sastra yang terbatas. Bahan ajar merupakan salah satu komponen dalam pembelajaran yang harus dipenuhi. Semakin banyak referensi atau materi bahan ajar semakin memudahkan tenaga pendidik dan peserta didik dalam memahami materi pembelajaran. Pada awalnya gurulah sumber belajar satu-satunya di kelas, namun pada saat ini guru mengarah sebagai fasilitator dan dituntut pengadaan bahan ajar atau buku pegangan agar menjembatani permasalahan keterbatasan kemampuan daya serap siswa dan keterbatasan kemampuan guru dalam mengelola proses belajar di kelas. Selain itu, kehadiran bahan ajar dapat berguna untuk memahami dan memberikan perlakuan sesuai dengan karakteristik siswa secara individual, sehingga materi-materi yang kurang dipahami dapat dieksplorasi kembali melalui bahan ajar. Salah satu kegunaan penelitian simplifikasi struktur naratif novel ini adalah menambah referensi yang dapat digunakan dalam pembelajaran bahasa Jawa pada jenjang SMA kelas XI semester I kurikulum 2013 dengan standar kompetensi memahami isi petikan teks novel berbahasa Jawa dan menceritakan isi petikan teks novel berbahasa Jawa. Hasil simplifikasi novel Kumandhanging Katresnan karya Any Asmara dapat digunakan sebagai media pembelajaran bahasa Jawa yang mudah dipahami dan populer, serta terdapat nilai-nilai moral dan sikap yang baik untuk siswa. commit 143 to user

144 Novel sangat mempunyai keterkaitan dengan pembelajaran sastra pada mata pelajaran Bahasa Jawa. Novel sebagai salah satu bahan ajar sangat disenangi dan diduga banyak diminati siswa sekolah menengah atas. Siswa pada jenjang menengah keatas mempunyai minat yang tinggi terhadap karya-karya fiksi. Karya-karya fiksi tersebut tentunya mempunyai kriteria tersendiri yang akan meningkatkan minat membaca siswa, misalnya karya fiksi atau novel yang mempunyai genre roman atau percintaan. Psikologi siswa SMA diduga masih mengalami tahap perkembangan yang masih menikmati cerita-cerita cinta. Oleh karena itu, novel Kumandhanging Katresnan yang dibuat lebih sederhana ini diduga akan sangat diminati para siswa Sekolah Menengah Atas pada kompetensi dasar memahami bacaan teks sastra fiksi. Livo dan Reitz (dalam Sharon Black, 2001: 129) menyatakan selain fungsi mengajar sebagai perilaku yang tepat untuk generasi muda, cerita rakyat, dongeng, legenda, mitos atau karya sastra lainnya diciptakan untuk mengungkap nilai-nilai, tradisi, gaya hidup, dan bahkan keterampilan masyarakat untuk generasi selanjutnya. Oleh karena itu, bahan ajar bukan hanya sesuatu yang berbentuk tulisan, namun juga bisa berupa benda asli, benda buatan, buku, aktivitas, tuturan langsung dan sebagainya dengan memperhatikan kaedah-kaedah penyusunan bahan ajar sastra. Simplifikasi struktur naratif dalam novel Kumandhanging Katresnan karya Any Asmara diharapkan memenuhi karakteristik bahan ajar yang sesuai dalam pengajaran bahasa dan sastra Jawa, yaitu pertama, bahan ajar itu valid untuk mencapai tujuan pengajaran, yang kedua, bahan ajar dan bahan belajar itu bermakna dan bermanfaat ditinjau dari kebutuhan peserta didik, ketiga, bahan ajar dan bahan belajar itu menarik serta merangsang minat peserta didik, keempat bahan ajar dan bahan belajar berada dalam keterbacaan dan intelektual peserta didik dan yang kelima, bahan ajar dan bahan belajar, khususnya berupa bacaan sastra, harus berupa karya sastra utuh, bukan karya sastra sinopsis (Toha, 2002: 139). Hasil simplifikasi novel Kumandhanging Katresnan diduga dapat dijadikan sebagai bahan ajar yang lebih efektif dalam pembelajaran bahasa Jawa. Simplifikasi sendiri bertujuan mempermudah pembaca dalam memahami maksud commit 144 to user

145 yang ingin disampaikan oleh pengarang atau penulis terhadap pembaca. Simplifikasi tentunya beda dengan membuat sinopsis suatu karangan. Sinopsis cerita cenderung langsung mengarah ke inti cerita dan terkadang menghilangkan unsur cerita yang terdapat di dalamnya. Sementara, simplifikasi merupakan proses penyederhanaan novel dari halaman yang panjang, kemasan dan bentuknya yang tebal menjadi teks sastra yang lebih singkat tetapi tanpa mengubah struktur naratif yang ada di dalamnya. Dari hasil simplifikasi novel tersebut, dapat mempermudah siswa dalam memahami isi cerita tanpa harus membaca novel yang begitu tebal dan membutuhkan waktu lama. Hasil simplifikasi novel ini diharapkan dapat membantu pembelajaran bahasa Jawa yang bergenre sastra. Penelitian ini juga mempunyai impikasi dengan kriteria bahan ajar sastra yang baik bagi pembelajaran sastra di sekolah. Kelima kriteria atau syarat bahan ajar yang baik menurut Hasyim (2001) harus mempunyai latar belakang budaya siswa, aspek psikologis, aspek kebahasaan, nilai karya sastra, dan keragaman karya sastra. a. Latar Belakang Sosial Budaya Dalam memilih bahan ajar sastra, harus diperhatikan latar belakang budaya siswa yang mengacu pada ciri khas masyarakat tertentu dengan segala variasinya yang meliputi: pranata sosial, stratifikasi sosial, norma, tradisi, hukum, seni, kepercayaan, agama, etika, moral dan sebagainya. Umumnya para siswa akan lebih mudah tertarik pada karya sastra dengan latar belakang yang akrab dengan kehidupannya. Terlebih jika karya sastra itu mengangkat tokoh yang berasal dari lingkungan sosialnya dan memiliki kesamaan budaya dengan mereka. Bahan ajar sastra akan mudah diterima oleh siswa jika dipilih karya sastra yang memiliki latar cerita yang dekat dengan dunianya. Pada penelitian ini, objek kajian yang dikaji adalah novel yang sudah terkenal dan bertemakan roman atau percintaan. Tema tersebut sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari siswa SMA. Novel Kumandhanging Katresnan mempunyai kebudayaan yang dan moral yang baik bagi siswa. Misalnya terdapat peristiwa R. Sukmana yang sangat patuh dan taat terhadap orangtuanya, berkeinginan untuk sekolah, dan tidak kenal putus asa terhadap keadaan yang sulit. Selain itu, tema percintaan membuat novel ini diduga commit 145 to user

146 akan menarik perhatian siswa. Kehidupan siswa jaman sekarang sangat identik dengan percintaan walaupun masih pada tahap suka dan perhatian. Psikologi para siswa tersebut lebih tertarik pada hal-hal semacam itu namun tetap dalam pengawasan dan arahan guru. Oleh karena itu, penyederhanaan novel Kumandhanging Katresnan karya Any Asmara diduga dibutuhkan pada pembelajaran bahasa Jawa di sekolah. b. Aspek Psikologis Perkembangan psikologis seseorang pasti mengalami tahap-tahap tertentu dan tiap tahap memiliki kecenderungan tertentu pula. Oleh karena itu, tahap-tahap perkembangan psikologis anak ini harus dipertimbangkan dalam pemilihan bahan ajar sastra. Jika bahan ajar sastranya tepat sesuai dengan tahap perkembangan psikologisnya, maka terbukalah kemungkinan bahwa pengajaran sastra akan diminati. Satu hal yang harus dicatat, bahwa perkembangan psikologis siswa juga akan berpengaruh besar terhadap: etos belajar, daya penalaran, daya ingat, minat mengerjakan tugas, kerja sama dengan teman lain, pemahaman terhadap situasi, dan pemecahan masalah yang timbul. Secara psikologis, setiap orang mengalami perkembangan, sehingga seorang anak akan berbeda dengan orang dewasa. Dalam menanggapi bacaan sastra pun taraf perkembangan kejiwaan seseorang sangat berperan. Psikologi siswa SMA tentunya berbeda dengan psikologi siswa Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama. Dari hal tersebut, siswa SMA diduga sangat menggemari cerita-cerita roman dan mempunyai konflik yang banyak dan rumit. Psikologi para siswa tersebut lebih tertarik pada hal-hal semacam itu namun tetap dalam pengawasan dan arahan guru. c. Aspek Kebahasaan Aspek kebahasaan dalam karya sastra termasuk di dalamnya adalah stilistika. Dalam hal ini meliputi kosakata yang dipakai sastrawan, struktur kata dan kalimat, idiom, metafora, majas, citraan, dan lain- (surface structure) atas gagasan sastrawan, dan sebagainya. Guru harus memperhatikan pula konteks dan isi wacana (deep structure), termasuk referensi yang tersedia. Selain itu, guru sastra harus mempertimbangkan pula teknik penulisan yang dipakai sastrawan, ciri-ciri kebahasaan yang khas pengarang yang commit 146 to user

147 bersangkutan, kohesi atau hubungan antar kalimat, ungkapan, dan komunitas pembaca yang menjadi target sasaran sastrawan. Sehingga, dengan demikian siswa diharapkan dapat memahami bahasa dengan segala fenomenanya yang dipakai dalam karya sastra. Sangat ditekankan dalam konteks ini adalah guru sastra diharapkan dapat memahami benar tingkat kemampuan kebahasaan para siswanya sehingga dapat memilih karya sastra yang tepat. Seperti yang dikatakan Tarigan (1984: 170) yang menyebutkan bahwa ciriciri novel adalah jumlah kata lebih dari 35.000 buah, jumlah waktu rata-rata yang dipergunakan untuk membaca novel yang paling pendek diperlukan waktu minimal 2 jam atau 120 menit, novel bergantung pada pelaku dan mungkin lebih dari satu pelaku, novel menyajikan lebih dari satu impresi, efek dan emosi, skala novel luas, seleksi pada novel lebih luas, kelajuan pada novel kurang cepat, unsurunsur kepadatan dan intensitas dalam novel kurang diutamakan. Melalui ciri-ciri novel yang disebutkan, terbukti bahwa novel adalah bacaan yang panjang yang kurang efektif digunakan sebagai bahan ajar di sekolah karena kemasan yang tebal dan kata-kata yang digunakan dalam sebuah novel yang kurang komunikatif membuat minat pembaca dirasa akan menurun dan bosan. Oleh karena itu, novel dibuat kemasan yang apik dan menarik agar bisa menggugah minat baca siswa yaitu dengan cara simplifikasi. Simplifikasi ini memudahkan siswa untuk memahami isi dan nilai yang terkandung dalam novel yang bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari. d. Nilai Karya Sastra Guru sastra harus mempertimbangkan aspek nilai sebuah karya sastra. Karya sastra harus memiliki bobot, dalam artian memiliki nilai sastra yang dapat dipertanggungjawabkan. Dalam konteks ini, seorang guru harus dapat memilih dan menentukan karya sastra mana yang harus digunakan sebagai bahan ajar. Salah satu novel Any Asmara yang dapat mewakili nilai karya sastra yang dapat dipertanggungjawabkan dan bertemakan asmara yang akan menggugah minat siswa adalah sebuah novel yang berjudul Kumandhanging Katresnan. Novel karangan Any Asmara tersebut mempunyai nilai pendidikan atau pesan moral yang baik bagi siswa, yaitu segala sesuatu membutuhkan pengorbanan. Kita commit 147 to user

148 sebagai manusia hanya bisa berencana, berharap dan berusaha semaksimal mungkin, tetapi semua kehendak bergantung pada sang khaliq. e. Aspek Keragaman Karya Sastra Karya sastra baik memiliki fungsi utama untuk memperhalus budi pekerti, meningkatkan rasa kemanusiaan dan kepedulian sosial, penumbuhan apresiasi budaya, dan penyalur gagasan, imajinasi dan ekspresi secara kreatif dan konstruktif. Dengan bahan ajar yang variatif, niscaya terbuka peluang bahwa sebab siswa akan dapat menikmati sajian sastra yang beraneka ragam genre sastra dengan aneka bentuk dan isinya. Salah satu novel yang bisa dijadikan sebagai bahan ajar sastra dalam pembelajaran bahasa Jawa adalah novel Kumandhanging Katresnan karya Any Asmara. Menurut Hutomo (1975: 62), Any Asmara adalah pengarang cinta asmara. Tema cinta asmara ini juga meliputi novelnya yang berbentuk cerita detektif dan cerita perjuangan. Salah satu novel Any Asmara yang dapat mewakili tema cinta asmara ini adalah sebuah novel yang berjudul Kumandhanging Katresnan. Salah satu keistimewaan novel Kumandhanging Katresnan karya Any Asmara adalah alur ceritanya yang tidak biasa, yaitu menggunakan alur campuran yang mengisahkan masa lalu (back tracking) sang tokoh utama, yaitu Ranu Asmara yang mencintai seorang gadis namun tidak disetujui oleh orang tua pihak perempuan. Namun Ranu Asmara tidak patah arah dan berusaha bangkit meniti karir. Hal tersebut yang menjadikan novel ini diduga akan menarik untuk dibaca dan digunakan dalam pembelajaran bahasa Jawa di sekolah tingkat SMA. C. Saran Berdasarkan hasil analisis data, maka saran yang disampaikan adalah sebagai berikut. 1. Guru diharapkan dapat memilih bahan ajar atau media pembelajaran novel yang baik dan tepat bagi siswa. Salah satu diantara novel-novel yang dapat dipilih adalah novel Kumandhanging Katresnan karya Any Asmara yang mempunyai cerita yang tidak monoton, banyak konflik, dan terdapat nilai- commit 148 to user

149 nilai moral yang patut diteladani siswa. Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh guru bahasa Jawa dalam pengajaran apresiasi karya sastra di segala kurikulum, baik kurikulum 2013 maupun KTSP, khususnya kelas XI semester 1 yang terdapat pokok bahasan menganalisis unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik novel serta menceritakan isi petikan novel berbahasa Jawa. 2. Siswa diharapkan dapat menghargai karya sastra Jawa, khususnya novel terbitan lama maupun baru. Dengan menghargai karya sastra tersebut, siswa juga diharapkan memahami dan menerapkan nilai-nilai yang terkandung pada karya sastra novel. 3. Penerbit diharapkan lebih memperhatikan karya sastra novel berbahasa Jawa dengan menerbitkan kembali novel-novel klasik yang mempunyai nilai-nilai pendidikan karakter supaya dapat dijadikan sebagai alternatif bahan ajar di sekolah tingkat menengah. 4. Hasil penelitian mengenai simplifikasi novel Kumandhanging Katresnan karya Any Asmara ini dapat dijadikan sebagai acuan peneliti berikutnya yang ingin menawarkan novel lain yang ingin disimplifikasi sebagai media pembelajaran bahasa dan sastra, baik menggunakan pendekatan yang peneliti gunakan dalam penelitian ini maupun dengan pendekatan yang berbeda. commit 149 to user