FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI DI SMA NEGERI 11 BANDA ACEH TAHUN 2013 Nurbaiti Tenaga Pengajar Pada STiKes Ubudiyah Banda Aceh Abstrak Penyebab anemia adalah kurangnya konsumsi zat besi. Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar haemoglobin (HB) dalam darah kurang dari normal yang sesuai dengan umur dan jenis kelamin. Gejala dan tanda anemia yaitu keluhan lemah, pucat, mudah pingsan sementara tekanan darah masih dalam batas normal, dalam hal ini perlu dicurigai adanya anemia defisiensi besi. Secara klinis dapat dilihat tubuh yang malnutrisi. Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan 2013. Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat analitik dengan pendekatan cross sectional yang dilaksanakan di SMA Negeri 11 Banda Aceh pada tanggal 11 Juli sampai dengan 15 Juli 2013 sebanyak 77 responden, dengan menggunakan teknik proporsinal random sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran kuesioner. pengolahan data dilakukan dengan uji chi square.didapatkan bahwa dari 33 responden yang berpengetahuan kurang dengan mengalami anemia sebanyak 28 orang (84,8%), sedangkan dari 13 responden yang berpengetahuan baik dan tidak mengalami anemia sebanyak 10 orang (76,9%). Dan dari 43 responden dengan gaya hidup yang tidak sehat dan mengalami anemia sebanyak 32 orang (74,4%), sedangkan dari 34 responden dengan gaya hidup yang sehat dan tidak mengalami anemia sebanyak 25 orang (73,5%). maka diperoleh hasil, ada hubungan antara pengetahuan SMA Negeri 11 dengan nilai P-Value 0,000. Ada hubungan antara gaya hidup 2013 dengan nilai P-Value 0,000. Ada hubungan antara pola makan dengan anemia pada remaja putri di 2013 dengan nilai P-Value 0,001. Kata kunci : Anemia Pada Remaja Putri, Pengetahuan, Gaya Hidup, Pola Makan. PENDAHULUAN MDGS (Millennium Development Goals) tahun 2015 mempunyai tujuan, yaitu menurunkan/mengurangi pengangguran, kemiskinan dan kelaparan, peningkatan pendidikan dasar yang universal, keadilan gender dan pemberdayaan perempuan, peningkatan kesehatan ibu, penurunan kematian anak, pemberantas TB, malaria, dan HIV/AIDS, keserasian lingkungan berkelanjutan, dan kemitraan global dalam pembangunan (Retnaningsih, 2009). Salah satu penyebab anemia adalah kurangnya konsumsi zat besi. Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar haemoglobin (HB) dalam darah kurang dari normal yang berbeda untuk setiap umur dan jenis kelamin. Gejala dan tanda anemia yaitu keluhan lemah, pucat, mudah pingsan sementara tekanan darah masih dalam batas normal, dalam hal ini perlu dicurigai adanya anemia
defisiensi besi. Secara klinis dapat dilihat tubuh yang malnutrisi (Saifudin, 2002). Upaya pencegahan dan penanggulangan anemia pada dasarnya adalah mengatasi penyebab kekurangan zat besi yaitu meningkatkan konsumsi zat besi dari sumber alami dan fortifikasi bahan makanan dan suplementasi besifolat secara rutin selama jangka waktu tertentu untuk meningkatkan kadar hemoglobin secara cepat. Faktor utama yang menyebabkan sulitnya penurunan prevalensi anemia ini antara lain karena rendahnya cakupan dan kepatuhan remaja dalam mengkonsumsi tablet besi. Remaja merupakan salah satu kelompok yang rawan terhadap definsiensi zat besi, dapat mengenai semua kelompok status sosial ekonomi terutama yang berstatus sosial ekonomi rendah (Soetjiningsih, 2004). Remaja harus memiliki sikap dan tingkah laku yang bertanggung jawab dalam menjaga kesehatan diri, meliputi jumlah konsumsi gizi yang diperlukan oleh tubuh karena tubuh sangat efisien dalam penggunaan zat besi (Almatsier, 2005). Berdasarkan survey di World Health Organization (WHO) yang menyatakan bahwa 30-40% anak balita dan wanita usia subur dengan anemia defiasiensi besi. Pada prevalensi kekurangan zat besi dinegara berkembang jauh lebih tinggi dari Negara maju yaitu masing- masing 36% dan 8% dan prevalensi anemia zat besi pada remaja putri di masing-masing negara yaitu: 82,5% di Banglades, 23% di Cina, 42,2% di Filipina, dan India ditemukan 74,7% remaja putrid (12-14 tahun). Defisiensi besi pada remaja dapat mengakibatkan penurunan kebugaran pada tubuh, mengurangi kemampuan dan konsentrasi belajar serta dapat menyebabkan muka kelihatan pucat (Soetjiningsih,2004). Tablet zat besi adalah tablet untuk suplementasi penanggulangan anemia gizi (Anonymous, 2007).Kekurangan zat besi bagi remaja akan terjadi anemia. Anemia merupakan suatu penyakit yang menyebabkan kadar haemoglobin (HB) dalam darah kurang dan normal. Dan dalam lingkungan rumah tangga, menu maupun porsi makan laki-laki lebih diutamakan dan pada perempuan, sehingga protein hewani lebih banyak dikonsumsi oleh bapak dan anak lakilaki, sedangkan anak perempuan dan ibu lebih membutuhkan makanan yang bergizi dan mengandung zat besi yang cukup (Djauzi, 2004). Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah Adakah Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Anemia Pada Remaja Putri di 2013?. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui Faktor- Faktor Yang Berhubungan Dengan Anemia Pada Remaja Putri di SMA Negeri 11. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan remaja putri dengan anemia di SMA Negeri 11 Banda Aceh Tahun 2013. b. Untuk mengetahui hubungan gaya hidup remaja putri dengan Anemia di SMA Negeri 11 Banda Aceh Tahun 2013. c. Untuk mengetahui hubungan pola makan remaja putri dengan Anemia di SMA Negeri 11 Banda Aceh Tahun 2013. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah:
1. Bagi Peneliti Untuk menambah wawasan tentang anemia gizi pada remaja dan dapat menambah pengetahuan dan pengalaman tentang metodologi penelitian kesehatan. 2. Bagi Institusi Pendidikan Dapat dijadikan sebagai bahan bacaan bagi yang memerlukan dan sebagai masukan bagi pelaksana di bidang ilmiah pada masa yang akan datang. 3. Bagi Remaja Sebagai bahan informasi dan menambah wawasan bagi remaja dalam mengkonsumsi tablet zat besi. METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Kerangka konsep adalah adalah suatu kerangka hubungan antara konsepkonsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian yang akan dilakukan. Konsep ini dikembangkan atau diacukan kepada tujuan penelitian yang telah dirumuskan, atau didasari oleh kerangka teori yang telah disajikan dalam tinjauan kepustakaan sebelumnya (Natoatmodjo, 2010). Untuk lebih jelasnya, maka variabel dapat di gambarkan dalam kerangka konsep berikut: Pengetahuan Gaya Hidup Pola Makan Anemia Variabel Penelitian Dalam penelitian ini terdapat beberapa variabel yang diteliti, yaitu sebagai berikut: 1. Anemia: pada remaja putri. Variabel ini akan di ukur dengan pemeriksaan Hb. Hasil ukur di kategorikan Anemia: < 12 mg% Tidak anemia > 12 mg%. Pengetahuan: pada remaja putri. Variabel ini akan di ukur dengan penyebaran kuesioner. Hasil ukur di kategorikan (76%-%), cukup (56%-75%), kurang (<56%). Gaya Hidup: pada remaja putri. Variabel ini akan di ukur dengan penyebaran kuesioner. Hasil ukur di kategorikan sehat dan tidak sehat. Pola Makan: pada remaja putri. Variabel ini akan di ukur dengan penyebaran kuesioner. Hasil ukur di kategorikan baik dan tidak baik. Wilayah Generalisasi Hasil penelitian ini dapat di generalisasikan untuk remaja putri yang mengikuti pembelajaran di SMA Negeri 11. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan remaja putri yang mengikuti pembelajaran di SMA Negeri 11 Banda Aceh tahun 2013. 2. Sampel Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik random sampling, dengan jumlah sampel 77 orang. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode analitik, dengan pendekatan cross sectional, yaitu mengukur variabel dependen dan variabel independen secara bersamaan. Dimana penelitian ini berusaha melihat ke belakang (backward looking). Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan di SMA Negeri 11 Banda Aceh, pada bulan bulan Juni Tahun 2013.
Pengumpulan Data 1. Data Primer Data yang langsung diperoleh dengan menyebarkan kuesioner yang berisi pertanyaan yang disediakan dan selanjutnya diisi oleh responden. 2. Data Sekunder Data penunjang yang di dapat dari sekolah, dan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, dan dari Dinas Kesehatan Provinsi NAD, serta referensi yang tersedia. Instrumen Penelitian Instrument dalam penelitian ini berupa kuesioner yang disajikan oleh penulis berisi sebanyak 30 pertanyaan, yang terdiri dari 1 pertanyaan untuk anemia, 10 pertanyaan tentang pengetahuan, 6 pertanyaan tentang gaya hidup, dan 13 pertanyaan tentang pola makan. Analisa Data Analisa data dilakukan dengan menggunakan analisa univariat dan bivariat. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Anemia Pada Remaja Putri di SMA Negeri 11 No Anemia Pada Remaja Putri F % 1 2 Normal Anemia 36 41 46,8 53,2 J u m l a h 77,0 Berdasarkan tabel 5.1 diatas diketahui bahwa dari 77 responden yang mengikuti pembelajaran di SMA Negeri 11 Banda Aceh, mayoritas responden yang mengalami anemia sebanyak 41 orang (53,2%). Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Pada Remaja Putri di SMA Negeri 11 No Pengetahuan F % 1 2 3 Cukup Kurang 13 31 33 16,9 40,3 42,9 J u m l a h 77,0 Berdasarkan tabel 5.2 diketahui bahwa dari 77 responden yang mengikuti pembelajaran di SMA Negeri 11 Banda Aceh, mayoritas responden yang berpengetahuan kurang sebanyak 33 orang (42,9%). Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Gaya Hidup Pada Remaja Putri di SMA Negeri 11 No Gaya Hidup F % 1 2 Sehat Tidak Sehat 34 43 44,2 55,8 J u m l a h 77,0 Berdasarkan tabel 5.3 diketahui bahwa dari 77 responden yang mengikuti pembelajaran di SMA Negeri 11 Banda Aceh, mayoritas responden dengan gaya hidup yang tidak sehat sebanyak 43 orang (55,8%). Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Pola Makan Pada Remaja Putri di SMA Negeri 11 No Pola Makan F % 1 2 Tidak 38 39 49,4 50,6 J u m l a h 77,0
Berdasarkan tabel 5.4 diketahui bahwa dari 77 responden yang mengikuti pembelajaran di SMA Negeri 11 Banda Aceh, mayoritas responden dengan gaya hidup yang tidak sehat sebanyak 43 orang (55,8%). Tabel 5.5 Hubungan Pengetahuan Dengan Anemia Pada Remaja Putri di SMA Negeri 11 No 1. 2. 3 Pengeta huan Cukup Kurang Anemia Pada Remaja Putri Norm Ane al mia 10 3 (76,9) (23,1) 21 (67,7) 5 (15,2) 10 (32,3) 28 (84,8) Jum lah 13 31 33 % J u m l a h 36 41 77 Berdasarkan tabel 5.5 menunjukan bahwa, dari 33 responden yang berpengetahuan kurang dengan mengalami anemia sebanyak 28 orang (84,8%), sedangkan dari 13 responden yang berpengetahuan baik dan tidak mengalami anemia sebanyak 10 orang (76,9%). diperoleh nilai p-value 0,000 < α = 0,05, ada hubungan antara pengetahuan 2013. Tabel 5.6 Hubungan Gaya Hidup Dengan Anemia Pada Remaja Putri di SMA Negeri 11 No 1. 2. Gaya Hidup Sehat Tidak Sehat Anemia Pada Remaja Putri Ada Tidak 25 9 (73,5) (26,5) 11 (25,6) 32 (74,4) Jum lah 34 43 % J u m l a h 36 41 77 Berdasarkan tabel 5.5 menunjukan bahwa, dari 43 responden dengan gaya hidup yang tidak sehat dan mengalami anemia sebanyak 32 orang (74,4%), sedangkan dari 34 responden dengan gaya hidup yang sehat dan tidak mengalami anemia sebanyak 25 orang (73,5%). diperoleh nilai p-value 0,000 < α = 0,05, ada hubungan antara gaya hidup dengan anemia pada remaja putri di SMA Negeri 11. Tabel 5.7 Hubungan Pola Makan Dengan Anemia Pada Remaja Putri di SMA Negeri 11 No 1. 2. Pola Makan Tidak Anemia Pada Remaja Putri Ada Tidak 25 13 (73,5) (34,2) 11 (25,6) 28 (71,8) Jum lah 38 39 % J u m l a h 36 41 77
Berdasarkan tabel 5.7 menunjukan bahwa, dari 39 responden dengan pola makan yang tidak sehat dan mengalami anemia pada remaja putri sebanyak 28 orang (71,8%), sedangkan dari 38 responden dengan pola makan yang sehat dan tidak mengalami anemia sebanyak 25 orang (265,8%). diperoleh nilai p-value 0,001 < α = 0,05, ada hubungan antara pola makan dengan anemia pada remaja putri di SMA Negeri 11. PEMBAHASAN Hubungan Pengetahuan dengan Anemia Pada Remaja Putri Berdasarkan tabel 5.5 menunjukan bahwa, dari 33 responden yang berpengetahuan kurang dengan mengalami anemia sebanyak 28 orang (84,8%), sedangkan dari 13 responden yang berpengetahuan baik dan tidak mengalami anemia sebanyak 10 orang (76,9%). diperoleh nilai p-value 0,000 < α = 0,05, ada hubungan antara pengetahuan 2013. Berdasarkan uraian diatas peneliti berasumsi bahwa pengetahuan yang dimiliki ibu berhubungan dengan terjadinya anemia pada saat kehamilan, dimana dari hasil penelitian diperoleh bahwa sebagian responden yang berpengetahuan kurang dalam mengkonsumsi tablet zat besi, sehingga hal ini dimungkinkan oleh karena kurangnya pengetahuan yang dimiliki ibu dalam mengkonsumsi tablet Fe, dan ibu kurang bertindak dalam memenuhi kebutuhan nutrisi bagi dirinya sendiri dan janin. Ibu yang berpengetahuan kurang, membuat ibu tidak mampu menelaah dan bertindak dalam mengambil keputusan yang terbaik baik bagi dirinya, semakin tinggi pengetahuan seseorang semakin mudah untuk menerima hal-hal baru, apabila pengetahuan yang dimiliki kurang maka akan lebih sulit untuk bersikap dan bertindak dalam menyelesaikan masalah khususnya anemia yang di derita ibu selama kehamilan. Hubungan Gaya Hidup dengan Anemia Pada Remaja Putri Berdasarkan tabel 5.7 menunjukan bahwa, dari 43 responden dengan gaya hidup yang tidak sehat dan mengalami anemia sebanyak 32 orang (74,4%), sedangkan dari 34 responden dengan gaya hidup yang sehat dan tidak mengalami anemia sebanyak 25 orang (73,5%). diperoleh nilai p-value 0,000 < α = 0,05, ada hubungan antara gaya hidup dengan anemia pada remaja putri di SMA Negeri 11. Asumsi peneliti, jika remaja putri memiliki pengetahuan yang baik, maka keadaan dan kondisi remaja tidak perlu dikhawatirkan, karena remaja berada pada keaadaan yang sehat setiap hari. Dimana dari hasil penelitian diperoleh bahwa sebagian responden yang dengan gaya hidup yang tidak baik maka mudah bagi remaja untuk menderita anemia, hal ini dikarenakan informasi yang didapat remaja masih kurang, dan juga tidak adanya kesadaran dan motivasi remaja dalam berfikir dan bertindak untuk menggunakan tablet zat besi, sebaliknya jika dengan gaya hidup dan pengetahuan yang baik maka remaja mampu menelaah hal yang baik untuk dirinya.
Hubungan Gaya Hidup dengan Anemia Pada Remaja Putri Berdasarkan tabel 5.8 menunjukan bahwa, dari 39 responden dengan pola makan yang tidak baik dan mengalami anemia pada remaja putri sebanyak 28 orang (71,8%), sedangkan dari 38 responden dengan pola makan yang baik sehat dan tidak mengalami anemia sebanyak 25 orang (65,8%). diperoleh nilai p-value 0,001 < α = 0,05, ada hubungan antara pola makan dengan anemia pada remaja putri di SMA Negeri 11. Asumsi Peneliti, jika remaja dengan pola makan yang tidak sehat dengan mudah remaja akan menderita anemia, karena remaja berada pada tahapan perkembangan yang penting, terutama dalam pembelajaran. Pola makan yang salah dan tidak sehat sangat mempegaruhi pembelajaran sehari-hari. Dimana dari hasil penelitian diperoleh bahwa sebagian responden yang dengan pola makan yang tidak sehat maka diperlukan pengetahuan remaja agar lebih baik lagi sehingga dalam pemilihan makanan lebih tepat terutama dalam kecukupan gizi sehari-hari. Makanan yang dikonsumsi remaja harus lebih luwes dan berwariasi, akan mudah bagi remaja dalam menyantap makanan agar tidak mudah bosan. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian terhadap faktor-faktor yang berhubungan 2013, dapat disimpulkan: 1. Ada hubungan antara pengetahuan 2013 dengan nilai P-Value 0,000. 2. Ada hubungan antara gaya hidup 2013 dengan nilai P-Value 0,000. 3. Ada hubungan antara pola makan 2013 dengan nilai P-Value 0,001. Saran 1. Bagi Peneliti, yaitu diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi atau acuan dalam melakukan penelitian dimasa yang akan datang, sehingga dapat diperoleh hasil yang bermakna dan untuk menambah pengetahuan dan pengalaman tentang metodelogi penelitian terkait dengan anemia pada remaja putri. 2. Bagi Institusi Pendidikan, yaitu diharapkan menjadi sebagai bahan kajian bagi peserta didik dan mata kuliah akademi kebidanan yang terkait dengan anemia pada remaja putri. 3. Bagi Remaja, yaitu diharapkan agar dapat dijadikan masukan bagi institusi pelaksana kesehatan terkait dengan anemia pada remaja putri dan diharapkan kepada remaja-remaja putri khususnya di SMA Negeri 11 Banda Aceh untuk dapat lebih meningkatkan pemahamanya tentang status anemia, guna mencapai kesehatan di masa yang akan datang. DAFTAR PUSTAKA Adriana, 2010. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia Remaja Putri Di Madrasah Aliah Negeri 2 Bogor Tahun 2010. Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu kesehatan. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Almatier, S. 2005. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka Umum, Jakarta hal 10. Anonymous, 2008. http://mitrariset.blogspot.com/kes ehatan-reproduksi-remaja.html (dikutip Tanggal 17 Febuari 2013). BKKBN, 2006. Multimedia Materi Kesehatan Reproduksi remaja. BKKBN, Jakarta. Budiarto, E. 2002. Biostatistika Untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat. EGC, Jakarta. Depkes, RI, 2008. Gizi dalam angka. Direktorat Jendral Bina Kesehatan Masyarakat Departemen Kesehatan RI: Jakarta. Bakhtiar, A, 2005, Filsafat Ilmu, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Djaeni, Achmad, 2000. Ilmu Gizi Jilid 1. Jakarta: Dian rakyat. Djauzi, 2004. Status Gizi http://www.ko mpas.com/kesehatan/news/0402 /15/103543.htm. (dikutip pada tanggal 20 Januari 2013). Latifah M., 2008. Tumbuh Kembang Anak. Http://edublogs.org/karakteristikremaja (dikutip pada tanggal 17 Febuari 2013). Notoatmodjo, S., 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta: Edisi Rineka Cipta., 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Prilaku, Jakarta: Edisi Rineka Cipta., 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta: Edisi Rineka Cipta. Manuaba IBC, 2008. Gawat Darurat Obstetri-Ginekologi & Obstetri-GinekologiSosial Untuk Propesi Bidan, EGC, Jakarta. Michael, G., 2009. Gizi Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC. Nyoman, P.I.G, 2001. Kendala Pemberian Asi. Buku Bedah ASI. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Sarwono, 2002. Ilmu Kebidanan, EGC, Jakarta. Shinta, A,W., 2005. Hubungan Antara kadar Hemoglobin Dengan Prestasi Belajar Siswa SMP Negeri 25 Semarang. Universitas Negeri Semarang. Saifudin, 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal. Jakarta: Bina Pustaka sarwono Prawirohardjo. SMA Negeri 11, 2013, Laporan Jumlah Siswi, Banda Aceh. Soetjiningsih. 2004. Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Sagung Seto, Jakarta, hal: 35.