BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak diadakannya reformasi perpajakan tahun 1983, sebagaimana telah diubah dengan undang-undang Nomor 9 Tahun 1994 dan undang-undang Nomor 16 Tahun 2000 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, sistem pemungutan pajak di Indonesia berubah dari official assessment system menjadi self assessment system. Official assessment system merupakan system pemungutan yang memberi wewenang kepada Fiskus untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak. Self assessment system merupakan suatu pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada wajib pajak untuk menentukan besarnya pajak terutang. Peranan pembukuan/ akuntansi sangat penting karena informasi keuangan yang dihasilkan dari proses pembukuan, diperlukan untuk keperluan mengitung pajak terutang dan verifikasi, serta pemeriksaan dan investasi terhadap kebenaran penghitungan jumlah pajak terutang. Reformasi peraturan perpajakan harus dilakukan secara cermat dan jangan sampai ada peraturan yang saling bertentangan. Karena kompleksitas meningkatkan ketidakpastian bagi pembayar pajak, yang selanjutnya mendorong ketidakpatuhan (Westat dalam Jackson et al., 1986). Hasil penelitian Miliron (1988) menunjukkan
2 bahwa Ambiguitas dalam peraturan perpajakan berkolerasi positif dengan ketidakpatuhan dalam penyusunan pelaporan pajak penghasilan.. Seiring dengan upaya optimalisasi penerimaan pajak, diharapkan pelayanan publik yang dilakukan oleh Fiskus dapat lebih ditingkatkan. Hal ini sejalan dengan Keputusan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara (KEPMENPAN) Nomor 63 Tahun 2003 tentang Pedoman Umum Pelayanan Publik, yang mengharuskan setiap penyelenggara pelayanan publik memiliki standar pelayanan yang dipublikasikan sebagai jaminan adanya kepastian bagi penerima pelayanan, termasuk pelayanan di bidang perpajakan. Tanggung jawab atas kewajiban pelaksanaan pemungutan pajak sebagai pencerminan kewajiban di bidang perpajakan berada pada Wajib Pajak. Keuntungan self assessment system ini adalah Wajib Pajak diberi kepercayaan oleh pemerintah (Fiskus) untuk menghitung, membayar, dan melaporkan sendiri pajak yang terutang sesuai dengan ketentuan perpajakan yang berlaku. Fungsi perhitungan adalah fungsi yang memberi hak kepada wajib pajak untuk menentukan sendiri pajak yang terutang sesuai dengan peraturan perpajakan. Atas dasar fungsi perhitungan tersebut, wajib pajak berkewajiban untuk membayar pajak sebesar pajak yang terutang ke Bank Persepsi atau kantor pos. Selanjutnya, wajib pajak melaporkan pembayaran dan berapa besar pajak yang telah dibayar kepada Kantor Pelayanan Pajak (KPP). Kelemahan self assessment system yang memberikan kepercayaan kepada kepada wajib pajak untuk menghitung, menyetorkan, dan melaporkan sendiri pajak terutang, dalam praktiknya sulit berjalan sesuai dengan yang diharapkan atau bahkan
3 disalahgunakan. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya Wajib Pajak yang dengan sengaja tidak patuh, kesadaran Wajib Pajak yang masih rendah atau kombinasi keduanya, sehingga membuat Wajib Pajak enggan untuk melaksanakan kewajiban membayar pajak. Rendahnya kepatuhan dan kesadaran Wajib Pajak ini bisa terlihat dari sangat kecilnya jumlah mereka yang memiliki (Nomor Pokok Wajib Pajak) NPWP dan mereka yang melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunannya (Sadhani, 2004). Dalam self assessment, SPT merupakan sarana yang paling mutlak bagi Wajib Pajak untuk melaporkan dengan benar semua hal tentang Wajib Pajak mulai dari identitas, kegiatan usaha, sampai jumlah harta yang semuanya berkaitan dengan perpajakan. Oleh karena itu, tidaklah berlebihan jika perhatian secara penuh diberikan pada penyempurnaan SPT baik dalam masalah bentuk, isi, dan susunannya, sehingga SPT merupakan sarana yang handal bagi tercapainya tujuan perpajakan (Direktorat Jenderal Pajak) dan untuk tujuan pelayanan bagi Wajib Pajak SPT haruslah userfriendly yaitu menarik, mudah pengisiannya dan dapat menampung semua aspek bisnis yang berkaitan dengan perpajakan. Penelitian ini mengangkat isu tentang pelaksanaan self assessment system. Hal ini menarik karena fenomena yang berkembang di masyarakat menunjukkan bahwa Wajib Pajak sudah membayar pajak, tetapi masih timbul kebingungan para Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya. Padahal self assessment system merupakan sistem pemungutan pajak yang memberi kepercayaan, tanggung jawab
4 kepada Wajib Pajak untuk menghitung, memperhitungkan, membayar dan melaporkan sendiri besarnya pajak yang harus dibayar. Dengan memperhatikan hal-hal diatas, maka dalam skripsi ini penulis akan membahas mengenai: Analisis Perilaku Wajib Pajak Orang Pribadi Terhadap Pelaksanaan Self Assessment System Survei pada Wajib Pajak di Kota Bekasi. B. Rumusan Masalah Dari latar belakang diatas, Penulis membatasi permasalahan pokok dalam penelitian ini. Masalah yang dibahas dalam skripsi ini, sebagai berikut: 1. Bagaimana perilaku wajib pajak orang pribadi di Kota Bekasi mempengaruhi pelaksanaan self assessment system? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui perilaku wajib pajak orang pribadi terhadap pelaksanaan self assessment system di Kota Bekasi. 2. Manfaat Penelitian Penulis berharap bahwa penelitian yang telah dilakukan dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan pihak-pihak yang membutuhkan antara lain:
5 1. Bagi Penulis a. Menambah pemahaman dan pengertian penulis dalam bidang perpajakan khususnya mengenai self assessment system. b. Untuk mengetahui sejauh mana antara teori dengan penerapannya dalam praktek lapangan atau dengan pelaksanaan yang sebenarnya. Penelitian ini dijadikan pengalaman yang berharga untuk memperluas wawasan dan pengetahuan. 2. Bagi Pembaca Diharapkan bagi pembaca dapat berguna sebagai bukti ilmiah untuk menilai pelaksanaan self assessment system. D. Sistematika Penulisan Untuk memberikan gambaran yang lengkap, skripsi ini dibagi menjadi lima bab yang terdiri dari: BAB I : PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan tentang latar belakang pemilihan judul, perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian dan sistematika penulisan skripsi.
6 BAB II : KERANGKA TEORITIS Bab ini akan menjelaskan mengenai teori yang berhubungan dengan pelaksanaan self assessment system secara umum serta kewajiban perpajakannya. BAB III : METODOLOGI PENELITIAN Bab ini menguraikan secara rinci mengenai rancangan atau metode penelitian yang digunakan penulis, objek penelitian, definisi operasional variabel, teknik pengumpulan data serta metode analisis data yang akan digunakan dalam penelitian. BAB IV : ANALISA DAN PEMBAHASAN Bab ini menjelaskan tentang analisis perilaku wajib pajak orang pribadi terhadap pelaksanaan self assessment. Dan mekanisme pembayaran, penghitungan dan penyampaian SPT yang dilaporkan oleh wajib pajak apakah sudah sesuai dengan petunjuk pengisian SPT. Penerapan pajak ini berdasarkan data yang diperoleh penulis melalui analisis dan wawancara dengan landasan-landasan teori sebagai dasar acuan.
7 BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini membahas mengenai kesimpulan yang di dapat dari pembahasan hasil penelitian dan saran untuk penelitian selanjutnya untuk dapat mengembangkan penelitian ini.