Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Rumah Sakit Umum Daerah Jakarta Selatan BAB II: STUDI Pemahaman Terhadap Kerangka Acuan Kerja

dokumen-dokumen yang mirip
RUMAH SAKIT UMUM KELAS B DI PURI KEMBANGAN BAB III TINJAUAN KHUSUS

RUMAH SAKIT UMUM KELAS B DI PURI KEMBANGAN BAB II TINJAUAN UMUM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor: Definisi lain tentang rumah sakit, seperti dalam Undang-Undang Nomor

EVALUASI KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) PATUT PATUH PATJU KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2015

Perbedaan jenis pelayanan pada:

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN RAWAT JALAN EKSEKUTIF DI RUMAH SAKIT

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH JAKARTA SELATAN Arsitektur Tropis

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Perancangan gedung rawat inap rumah sakit dengan pendekatan Green Architecture khususnya pada penghematan energi listrik. Penggunaan energi listrik me

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, Pasal 56 ayat (1) Setiap Instansi Pemerintah wajib menyusun kebutuhan jumlah dan

1V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III : DATA DAN ANALISA

permanen yang difungsikan sementara sebagai Rumah Sakit. Pasal 12

TUGAS AKHIR RUMAH SAKIT PENDIDIKAN SITE KARAWACI - TANGERANG. Diajukan sebagai syarat untuk meraih gelar Sarjana Teknik Arsitektur Strata1(S-1)

DESAIN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KELAS B JAKARTA SELATAN

BAB IV: KONSEP PERANCANGAN

BAB IV : KONSEP. 4.1 Konsep Dasar. Permasalahan & Kebutuhan. Laporan Perancangan Arsitektur Akhir

arsitektur fakultas teknik sipil dan perencanaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2009 NOMOR 19 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 30 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN RUMAH SAKIT WALIKOTA BOGOR,

HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN UCAPAN TERIMA KASIH ABSTRAK DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR DIAGRAM DAFTAR LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2014 TENTANG KLASIFIKASI DAN PERIZINAN RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I: PENDAHULUAN Latarbelakang

BAB I PENDAHULUAN. termasuk Indonesia. Doktrin New Public Management (NPM) atau Reinveting

RUMAH SAKIT. Oleh: Diana Holidah, M.Farm., Apt.

2 Negara Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2

BAB I PENDAHULUAN. menuntut tiap organisasi profit dan non profit untuk saling berkompetisi

UNIVERSITAS DIPONEGORO RUMAH SAKIT KANKER DI SEMARANG TUGAS AKHIR ALIFIA DIAN FARIZHA NIM FAKULTAS TEKNIK JURUSAN ARSITEKTUR

BAB IV: KONSEP Konsep Dasar WARNA HEALING ENVIRONMENT. lingkungan yang. mampu menyembuhkan. Gambar 4. 1 Konsep Dasar

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A.Sejarah Singkat Perkembangan Rumah Sakit Dr. H. Kumpulan Pane Kota

RUMAH SAKIT SWASTA TIPE C DI KABUPATEN WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. 1, Tentang Pola Tarif Rumah Sakit Pemerintah) People Encyclopedia, Vol 10 New York, Grolier Encorporated, 1962, Hal 662)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

RUMAH SAKIT PENDIDIKAN NAULI HUSADA SIBOLGA

Perbedaan puskesmas dan klinik PUSKESMAS

BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai tenaga kerja atau yang melakukan pekerjaan (Sudayat, 2009).

BAB II: STUDI Pemahaman Terhadap Kerangka Acuan Kerja

REDESAIN RUMAH SAKIT ISLAM MADINAH TULUNGAGUNG TA-115

PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT DHARMA YADNYA DI TOHPATI-DENPASAR

KEBIJAKAN BANGUNAN, PRASARANA & PERALATAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT

BAB III ELABORASI TEMA

BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG

BAB III TINJAUAN TEMA ARSITEKTUR HIJAU

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Sejarah Berdirinya Rumah Sakit

BAB I. 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dengan tingginya standar tingkat pendidikan, keadaan sosial ekonomi

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN. Dalam kajian perancangan ini berisi tentang penjelasan dari proses atau

BAB III TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN. masyarakat. RSUD kota Bandung beralamat di Jl. Rumah Sakit No. 22 Ujung

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum dan

BAB I PENDAHULUAN. Foto I.1.1. Wisma Atlet Fajar - Senayan. Sumber : Dokumentasi pribadi

ORGANISASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT

WARNA/KELOMPOK MAP BERKAS PELAMAR CPNS KEMENKES

Rumah Sakit Jantung di Surakarta. Desti Ayinalita Dosen Pembimbing : Dr. Yudi Nugraha, ST., M Ars.

BAB IV : KONSEP. Adapun prinsip-prinsip pendekatan arsitektur hijau adalah sebagai berikut:

2018, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

KONSEP. 4.1 Konsep Dasar. Arsitektur Ramah Lingkungan (Green Architecture) Pendekatan Green Architecture

BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT. Nomor 3 Tahun 2006 Seri D Nomor 13 Tahun 2006

BAB IV KRSIMPULAN, BATASAN DAN ANGGAPAN

2015 RUMAH SAKIT KHUSUS JANTUNG KOTA BANDUNG

PEMERINTAH KABUPATEN INDRAGIRI HILIR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT. Nomor 3 Tahun 2006 Seri D Nomor 13 Tahun 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT NOMOR 3 TAHUN 2006

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2006 NOMOR 3 SERI D

Pengembangan RS Harum

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pusat latihan tenaga kesehatan, serta untuk penelitian biososial.

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. kehidupan modern dengan tuntutan kebutuhan yang lebih tinggi. Seiring

namanya tidak hanya dikenal di Indonesia saja, tetapi juga di Internasional.

Arsitektur Hijau BAB III TINJAUAN KHUSUS PROYEK. mengurangi kenyamanan dari club house itu sendiri.

BAB I: PENDAHULUAN. Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN. diolah sebagai bahan pembuat laporan pelayanan rumah sakit. Rumah sakit

BUPATI JOMBANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

BAB III: DATA DAN ANALISA

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR TABEL... ix BAB I.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SAKIT JIWA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 6 TAHUN 2002 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI RUMAH SAKIT DAERAH

BAB I BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

3. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara

RSUD KOTA BANDUNG RENJA 2014 BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja (Renja) RSUD Kota Bandung Tahun 2014 merupakan dokumen

DAFTAR BIDANG ILMU. No. Kategori Bidang Ilmu. Filsafat Filsafat Lain yang Belum Tercantum Ilmu Religi dan Budaya

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, perubahan dalam pelayanan kesehatan terjadi sangat cepat, tumbuhnya beberapa rumah

BUPATI PURWOREJO TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN PURWOREJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

g.pemantauan dan pengendalian pelaksanaan kegiatan pelayanan medik, keperawatan dan keteknisan medik

TUGAS AKHIR PERANCANGAN RUMAH SAKIT PENDIDIKAN JATISAMPURNA - BEKASI

BAB II : STUDI PUSTAKA

Tugas Akhir 138 Rumah Sakit Gigi dan Mulut di Semarang BAB I PENDAHULUAN

RUMAH SAKIT KHUSUS BEDAH DI KABUPATEN SEMARANG BAB I PENDAHULUAN

Transkripsi:

BAB II: STUDI 2.1. Pemahaman Terhadap Kerangka Acuan Kerja Berdasarkan Kerangka Acuan Kerja yang telah diberikan sebagai pedoman awal dalam perencanaan dan perancangan Rumah Sakit Umum Jakarta Selatan. Diketahui jumlah Rumah Sakit Umum di kawasan Jakarta Selatan pada tahun 2010 sebanyak 21 Rumah Sakit dengan jumlah tempat tidur 3.085 bed. Dari data tersebut, diasumsikan hanya ada 147 bed di setiap Rumah Sakit, jumlah tersebut tidak sesuai dengan standar tempat tidur di Rumah Sakit Umum Kelas B yang diwajibkan berkapasitas 300-1000 bed. Untuk memenuhi layanan kesehatan bagi masyarakat di kawasan Jakarta Selatan, akan didirikan sebuah Rumah Sakit Umum Kelas B berkapasitas 400 bed, dengan luas bangunan ±28.000m 2. Secara spesifik mengenai lokasi lahan yang terletak di JL. TB Simatupang dengan luas 25.087m 2 dalam kondisi berkontur semakin menurun kebawah, lahan tersebut mempunyai Daerah Perencanaan (DP) dengan luas 21.221m 2. Ketinggian 11 lantai (3 lantai sebagai podium dan 8 lantai sebagai lantai tower/tipikal) dan fasilitas penunjang lainya. Sedangkan sisa lahan dengan luas 3.876 m 2 sebagai lahan tak terbangun yang akan dimanfaatkan sebagai penghijauan di dalam kawasan bangunan Rumah Sakit tersebut. Gambar 1. Kondisi ruas jalan di depan site Setelah mendatangi dan mengamati site lokasi, melihat kondisi lahan serta lingkungan sekitar secara langsung diketahui bahwa kondisi ruas jalan utama hanya Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 12

satu arah dan terbagi menjadi dua jalur (ditunjukkan pada gambar 1). Oleh sebab itu aksebilitas dalam pencapaian harus diperhatikan, karena menyangkut kelancaran dan kenyamanan dalam akses serta pencapaian untuk pengguna saat menuju Rumah Sakit. 2.2. Studi Pustaka 2.2.1. Rumah Sakit Pengertian Rumah Sakit Rumah sakit adalah suatu bagian menyeluruh (integrasi) dari organisasi dan medis, berfungsi memberikan pelayanan kesehatan lengkap kepada masyarakat baik kuratif maupun rehabilitatif, dimana output layanannya menjangkau pelayanan keluarga dan lingkungan. Rumah Sakit juga merupakan pusat pelatihan tenaga kesehatan serta untuk penelitian biososial (WHO, 1957). Klasifikasi dan Pelayanan Rumah Sakit Rumah Sakit dapat dibagi berdasarkan jenis pelayanan dan pengelolaannya sesuai dengan pelayanan yang diberikan, maka Rumah Sakit dapat dibagi menjadi Rumah Sakit Umum dan Rumah Sakit Khusus. 1. Rumah Sakit Umum memberi pelayanan kepada berbagai penderita dengan berbagai jenis penyakit, memberi pelayanan umum. Dapat diklasifikasikan menjadi Rumah Sakit Umum Kelas A, B, C, D yang dikategorikan sebagai berikut : Rumah Sakit Umum Kelas A adalah Rumah Sakit Umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik dan kemampuan pelayanan medik spesialistik luas dan sub speliastik luas, dengan kapasitas lebih dari 1000 tempat tidur. Rumah Sakit Umum Kelas B adalah Rumah Sakit Umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik sekurangkurangnya 11 (sebelas) spesialistik luas dan sub speliastik terbatas, dengan kapasitas 300-1000 tempat tidur. Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 13

o Pelayanan medik dasar harus ada dokter gigi dan dokter umum sesuai dengan kebutuhan Rumah Sakit. o Pelayanan medik spesialisnya 4 dasar (masing-masing minimal 3 orang dokter spesialis. o Untuk radiologi, patologi klinik, anestesi dan rehabilitasi medik harus ada dokter spesialisnya (minimal 1 orang dokter spesialis). o Untuk spesialis lainnya minimal harus ada 1 orang dokter spesialis mata, THT, syaraf dan jantung. Ditambah dengan minimal 2 pelayanan sub spesialistik terbatas sesuai dengan kebutuhan Rumah Sakit tersebut. Rumah Sakit Umum Kelas C adalah Rumah Sakit Umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik 4 spesialistik dasar, dengan kapasitas 100-500 tempat tidur. Rumah Sakit Umum Kelas D adalah Rumah Sakit Umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik 2 spesialistik dasar, dengan kapasitas 100 tempat tidur. 2. Rumah Sakit Khusus memberikan pelayanan utama pada satu bidang atau satu jenis penyakit tertentu berdasarkan disiplin ilmu, golongan umur, organ, jenis penyakit atau kekhususan lainnya yang dikategorikan sebagai berikut Rumah Sakit Umum Swasta Pratama memberikan pelayanan medik bersifat umum, setara dengan rumah sakit pemerintah kelas D. Rumah Sakit Umum Swasta Madya memberikan pelayanan medik bersifat umum dan spesialistik dalam 4 cabang, setara dengan rumah sakit pemerintah kelas C. Rumah Sakit Umum Swasta Utama memberikan pelayanan medik bersifat umum, spesialistik dan subspesialistik, setara dengan rumah sakit pemerintah kelas B. Adapun pelayanan Rumah Sakit dikelompokan menjadi beberapa jenis pelayanan sebagai berikut : 1. Pelayanan medik umum Pelayanan medik dasar Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 14

Pelayanan medik gigi dasar Pelayanan KIA/KB 2. Pelayanan gawat darurat 3. Pelayanan spesialis dasar Pelayanan penyakit dalam Pelayanan kesehatan anak Pelayanan bedah Pelayanan obstetri Pelayanan genektologi 4. Pelayanan spesialistik penunjang Pelayanan anestesiologi Pelayanan radiologi Pelayanan rehabilitasi medik Pelayanan patologi klinik Pelayanan patologi anatomi 5. Pelayanan medik spesialistik lain Pelayanan spesialistik THT Pelayanan spesialistik orthopedi Pelayanan spesialistik kesehatan jiwa Pelayanan spesialistik penyakit syaraf Pelayanan spesialistik penyakit mata Pelayanan spesialistik penyakit kulit dan kelamin Pelayanan spesialistik jantung Pelayanan spesialistik paru-paru Pelayanan spesialistik urologi Pelayanan spesialistik bedah syaraf dll. 6. Pelayanan spesialistik gigi dan mulut Pelayanan ortodonsi Pelayanan prosthodonsi Pelayanan konservasi Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 15

7. Sub spesialis Sub spesialis pelayanan bedah Sub spesialis pelayanan penyakit dalam Sub spesialis pelayanan kesehatan anak Sub spesialis kebidanan dan penyakit kandungan Sub spesialis penyakit mata Sub spesialis THT Sub spesialis penyakit kulit dan kelamin Sub spesialis penyakit syaraf Sub spesialis jantung Sub spesialis kesehatan jiwa Sub spesialis orthopedi Sub spesialis paru-paru Sub spesialis gigi dan mulut 8. Pelayanan keperawatan Keperawatan umum Keperawatan spesialis 9. Pelayanan penunjang klinik Pelayanan perawatan intencif Pelayanan darah Pelayanan gizi Pelayanan farmasi Pelayanan sterilisasi instrumen Pelayanan rekam medik Pelayanan keterapian fisik 10. Pelayanan penunjang non klinik Laundry Pelayanan jasa boga atau dapur Pelayanan teknik dan pemeliharaan fasilitas Pengelolaan limbah Gudang Transportasi (ambulance) Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 16

Komunikasi Pemulasaraan jenazah Pemadam kebakaran Penampungan air bersih 11. Pelayanan administrasi Informasi dan penerimaan pasien Keuangan Personalia Keamanan Sistem informasi Rumah Sakit Prasarana bangunan Rumah Sakit minimal terdiri dari : instalasi air, instalasi mekanikal dan elektrikal, instalasi gas medik, instalasi gas uap, instalasi pengolahan limbah, pencegahan penaggulangan kebakaran, petunjuk standar dan sarana evakuasi saat terjadi keadaan darurat, instalasi tata udara, sistem informasi dan komunikasi dan ambulan. Memenuhi standar pelayanan, keamanan, keselamatan serta kesehatan dalam keadaan dan berfungsi dengan baik, harus dievakuasi dan didokumenkan dengan baik. Dilakukan oleh petugas yang mempunyai kompetensi dibidangnya dan semua diatur dengan peraturan menteri (UU RI No. 44, 2009). 2.2.2. Green Architecture Definisi Green Architecture Green architecture merupakan konsep yang merespon pemanasan global dimana kualitas udara yang semakin buruk, terjadi perubahan yang drastis, pemborosan energi. Konsep green architecture mencoba untuk memperbaiki keadaan lingkungan yang semakin rusak sehingga mampu memberikan lingkungan baru yang lebih baik lingkungan alam. Selain itu, green architecture adalah konsep berwawasan lingkungan dengan memperhatikan unsur lingkungan hijau tanpa hanya mengkonsentrasikan pemanfaatan penggunaan lahan untuk bangunan dan dapat memberikan kontribusi bagi peningkatan kualitas lingkungan serta udara di dalam Rumah Sakit. Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 17

Kaitan Rumah Sakit dengan Green Architecture Rumah Sakit adalah fasilitas untuk pelayanan kesehatan, sebagai sarana proses penyembuhan bagi orang sakit. Sehingga dibutuhkan pula bangunan yang sehat dan ramah lingkungan sebagai fasilitas pendukungnya, sedangkan green architecture adalah konsep bangunan yang berwawasan lingkungan sehat. Ruang Lingkup Green Architecture Dalam mendesain bangunan yang berorientasi pada prinsip green building perlu diperhatikan beberapa faktor diantaranya : 1. Hemat energi 2. Memanfaatkan kondisi iklim dan sumber energi alami 3. Mengurangi penggunaan sumber daya alam baru 4. Menanggapi keadaan tapak pada bangunan 5. Memperhatikan pengguna bangunan 6. Pencahayaan alami (day lighting) 7. Penghawaan alami 8. Vegetasi 9. Efisiensi air 10. Material 11. Menerapkan prinsip secara keseluruhan (Brenda & Robert Vale, 1991) Green design merupakan sebuah konsep rancangan untuk menghasilkan suatu lingkungan binaan yang dibangun dan beroperasi secara berkelanjutan (sustainable). Penerapan Konsep Green Architecture Pada Rumah Sakit Penerapan konsep green architecture pada Rumah Sakit mengacu pada teori (Brenda & Robert Vale, 1991), diantaranya : Koefisien dasar bangunan tidak lebih dari 50%, trutama untuk bangunan Rumah Sakit bertingkat. Meminimalkan penggunaan energi tanpa membatasi atau menambah fungsi bangunan, kenyamanan ataupun produktifitas penggunanya. Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 18

Untuk menyiasati iklim tropis yang panas maka bangunan harus dilengkapi ventilasi pintu dan jendela dengan baik, sehingga memperlancar sirkulasi udara. Penghematan pembagian ruang, bukaan dan mengoptimalkan ruang dalam dan ruang luar. Menciptakan lingkungan yang sehat pada rumah sakit, sehingga dapat membantu proses penyembuhan pasien. Memperhatikan kesejukan dan kehangatan ruang, penerangan alami, penghematan AC dan listrik. Menghadirkan suasana alam yang sejuk melalui taman dan penanaman pohon di pinggir jalan akan menambah kesejukkan udara. 2.3. Studi Banding Rumah Sakit St. Carolus Lokasi : JL. Salemba Raya 41 Jakarta Pusat Luas Bangunan : 10.812 m 2 Klasifikasi Rumah Sakit : Kelas B Kaapasitas Tempat Tidur : 420 tempat tidur Sistem sirkulasi : Linear Master plan Rumah Sakit St. Carolus menggunakan konsep pengembangan dua akses utama yaitu simbolic spine berupa ruang terbuka berfungsi sebagai paruparu Rumah Sakit, dan juga fungsional spine yang berfungsi sebagai akses pelayanan Rumah Sakit. Strategi penataan lahan ditunjukkan untuk mempertahankan ruang hijau dengan luasan yang cukup terbuka dengan ragam vegetasi ini berfungsi sebagai buffer zone, penahan dan peredam aktivitas kota yang berdampak pada beragam aktifitas. Citra bangunan yang modern terlihat dari permainan corak dengan penggunaan material kaca dan metal, namun tetap memperhatikan sisi-sisi tropis bangunan. Meski demikian, konsep yang digunakan dalam pengolahan masa bangunan tetap memberikan citra klasik kawasan Salemba, kawasan memorabilia Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 19

kebanggaan Jakarta. Sehingga penyelesaian modern itu masih ditampilkan gagasan asli komplek lama yang bisa dirasakan misalkan sirkulasi dan penyelesaian bentuk atap. Gambar 2. Master plan Rumah Sakit St. Carulus Salemba Jakarta Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 20