BAB II: STUDI 2.1. Pemahaman Terhadap Kerangka Acuan Kerja Berdasarkan Kerangka Acuan Kerja yang telah diberikan sebagai pedoman awal dalam perencanaan dan perancangan Rumah Sakit Umum Jakarta Selatan. Diketahui jumlah Rumah Sakit Umum di kawasan Jakarta Selatan pada tahun 2010 sebanyak 21 Rumah Sakit dengan jumlah tempat tidur 3.085 bed. Dari data tersebut, diasumsikan hanya ada 147 bed di setiap Rumah Sakit, jumlah tersebut tidak sesuai dengan standar tempat tidur di Rumah Sakit Umum Kelas B yang diwajibkan berkapasitas 300-1000 bed. Untuk memenuhi layanan kesehatan bagi masyarakat di kawasan Jakarta Selatan, akan didirikan sebuah Rumah Sakit Umum Kelas B berkapasitas 400 bed, dengan luas bangunan ±28.000m 2. Secara spesifik mengenai lokasi lahan yang terletak di JL. TB Simatupang dengan luas 25.087m 2 dalam kondisi berkontur semakin menurun kebawah, lahan tersebut mempunyai Daerah Perencanaan (DP) dengan luas 21.221m 2. Ketinggian 11 lantai (3 lantai sebagai podium dan 8 lantai sebagai lantai tower/tipikal) dan fasilitas penunjang lainya. Sedangkan sisa lahan dengan luas 3.876 m 2 sebagai lahan tak terbangun yang akan dimanfaatkan sebagai penghijauan di dalam kawasan bangunan Rumah Sakit tersebut. Gambar 1. Kondisi ruas jalan di depan site Setelah mendatangi dan mengamati site lokasi, melihat kondisi lahan serta lingkungan sekitar secara langsung diketahui bahwa kondisi ruas jalan utama hanya Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 12
satu arah dan terbagi menjadi dua jalur (ditunjukkan pada gambar 1). Oleh sebab itu aksebilitas dalam pencapaian harus diperhatikan, karena menyangkut kelancaran dan kenyamanan dalam akses serta pencapaian untuk pengguna saat menuju Rumah Sakit. 2.2. Studi Pustaka 2.2.1. Rumah Sakit Pengertian Rumah Sakit Rumah sakit adalah suatu bagian menyeluruh (integrasi) dari organisasi dan medis, berfungsi memberikan pelayanan kesehatan lengkap kepada masyarakat baik kuratif maupun rehabilitatif, dimana output layanannya menjangkau pelayanan keluarga dan lingkungan. Rumah Sakit juga merupakan pusat pelatihan tenaga kesehatan serta untuk penelitian biososial (WHO, 1957). Klasifikasi dan Pelayanan Rumah Sakit Rumah Sakit dapat dibagi berdasarkan jenis pelayanan dan pengelolaannya sesuai dengan pelayanan yang diberikan, maka Rumah Sakit dapat dibagi menjadi Rumah Sakit Umum dan Rumah Sakit Khusus. 1. Rumah Sakit Umum memberi pelayanan kepada berbagai penderita dengan berbagai jenis penyakit, memberi pelayanan umum. Dapat diklasifikasikan menjadi Rumah Sakit Umum Kelas A, B, C, D yang dikategorikan sebagai berikut : Rumah Sakit Umum Kelas A adalah Rumah Sakit Umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik dan kemampuan pelayanan medik spesialistik luas dan sub speliastik luas, dengan kapasitas lebih dari 1000 tempat tidur. Rumah Sakit Umum Kelas B adalah Rumah Sakit Umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik sekurangkurangnya 11 (sebelas) spesialistik luas dan sub speliastik terbatas, dengan kapasitas 300-1000 tempat tidur. Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 13
o Pelayanan medik dasar harus ada dokter gigi dan dokter umum sesuai dengan kebutuhan Rumah Sakit. o Pelayanan medik spesialisnya 4 dasar (masing-masing minimal 3 orang dokter spesialis. o Untuk radiologi, patologi klinik, anestesi dan rehabilitasi medik harus ada dokter spesialisnya (minimal 1 orang dokter spesialis). o Untuk spesialis lainnya minimal harus ada 1 orang dokter spesialis mata, THT, syaraf dan jantung. Ditambah dengan minimal 2 pelayanan sub spesialistik terbatas sesuai dengan kebutuhan Rumah Sakit tersebut. Rumah Sakit Umum Kelas C adalah Rumah Sakit Umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik 4 spesialistik dasar, dengan kapasitas 100-500 tempat tidur. Rumah Sakit Umum Kelas D adalah Rumah Sakit Umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik 2 spesialistik dasar, dengan kapasitas 100 tempat tidur. 2. Rumah Sakit Khusus memberikan pelayanan utama pada satu bidang atau satu jenis penyakit tertentu berdasarkan disiplin ilmu, golongan umur, organ, jenis penyakit atau kekhususan lainnya yang dikategorikan sebagai berikut Rumah Sakit Umum Swasta Pratama memberikan pelayanan medik bersifat umum, setara dengan rumah sakit pemerintah kelas D. Rumah Sakit Umum Swasta Madya memberikan pelayanan medik bersifat umum dan spesialistik dalam 4 cabang, setara dengan rumah sakit pemerintah kelas C. Rumah Sakit Umum Swasta Utama memberikan pelayanan medik bersifat umum, spesialistik dan subspesialistik, setara dengan rumah sakit pemerintah kelas B. Adapun pelayanan Rumah Sakit dikelompokan menjadi beberapa jenis pelayanan sebagai berikut : 1. Pelayanan medik umum Pelayanan medik dasar Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 14
Pelayanan medik gigi dasar Pelayanan KIA/KB 2. Pelayanan gawat darurat 3. Pelayanan spesialis dasar Pelayanan penyakit dalam Pelayanan kesehatan anak Pelayanan bedah Pelayanan obstetri Pelayanan genektologi 4. Pelayanan spesialistik penunjang Pelayanan anestesiologi Pelayanan radiologi Pelayanan rehabilitasi medik Pelayanan patologi klinik Pelayanan patologi anatomi 5. Pelayanan medik spesialistik lain Pelayanan spesialistik THT Pelayanan spesialistik orthopedi Pelayanan spesialistik kesehatan jiwa Pelayanan spesialistik penyakit syaraf Pelayanan spesialistik penyakit mata Pelayanan spesialistik penyakit kulit dan kelamin Pelayanan spesialistik jantung Pelayanan spesialistik paru-paru Pelayanan spesialistik urologi Pelayanan spesialistik bedah syaraf dll. 6. Pelayanan spesialistik gigi dan mulut Pelayanan ortodonsi Pelayanan prosthodonsi Pelayanan konservasi Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 15
7. Sub spesialis Sub spesialis pelayanan bedah Sub spesialis pelayanan penyakit dalam Sub spesialis pelayanan kesehatan anak Sub spesialis kebidanan dan penyakit kandungan Sub spesialis penyakit mata Sub spesialis THT Sub spesialis penyakit kulit dan kelamin Sub spesialis penyakit syaraf Sub spesialis jantung Sub spesialis kesehatan jiwa Sub spesialis orthopedi Sub spesialis paru-paru Sub spesialis gigi dan mulut 8. Pelayanan keperawatan Keperawatan umum Keperawatan spesialis 9. Pelayanan penunjang klinik Pelayanan perawatan intencif Pelayanan darah Pelayanan gizi Pelayanan farmasi Pelayanan sterilisasi instrumen Pelayanan rekam medik Pelayanan keterapian fisik 10. Pelayanan penunjang non klinik Laundry Pelayanan jasa boga atau dapur Pelayanan teknik dan pemeliharaan fasilitas Pengelolaan limbah Gudang Transportasi (ambulance) Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 16
Komunikasi Pemulasaraan jenazah Pemadam kebakaran Penampungan air bersih 11. Pelayanan administrasi Informasi dan penerimaan pasien Keuangan Personalia Keamanan Sistem informasi Rumah Sakit Prasarana bangunan Rumah Sakit minimal terdiri dari : instalasi air, instalasi mekanikal dan elektrikal, instalasi gas medik, instalasi gas uap, instalasi pengolahan limbah, pencegahan penaggulangan kebakaran, petunjuk standar dan sarana evakuasi saat terjadi keadaan darurat, instalasi tata udara, sistem informasi dan komunikasi dan ambulan. Memenuhi standar pelayanan, keamanan, keselamatan serta kesehatan dalam keadaan dan berfungsi dengan baik, harus dievakuasi dan didokumenkan dengan baik. Dilakukan oleh petugas yang mempunyai kompetensi dibidangnya dan semua diatur dengan peraturan menteri (UU RI No. 44, 2009). 2.2.2. Green Architecture Definisi Green Architecture Green architecture merupakan konsep yang merespon pemanasan global dimana kualitas udara yang semakin buruk, terjadi perubahan yang drastis, pemborosan energi. Konsep green architecture mencoba untuk memperbaiki keadaan lingkungan yang semakin rusak sehingga mampu memberikan lingkungan baru yang lebih baik lingkungan alam. Selain itu, green architecture adalah konsep berwawasan lingkungan dengan memperhatikan unsur lingkungan hijau tanpa hanya mengkonsentrasikan pemanfaatan penggunaan lahan untuk bangunan dan dapat memberikan kontribusi bagi peningkatan kualitas lingkungan serta udara di dalam Rumah Sakit. Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 17
Kaitan Rumah Sakit dengan Green Architecture Rumah Sakit adalah fasilitas untuk pelayanan kesehatan, sebagai sarana proses penyembuhan bagi orang sakit. Sehingga dibutuhkan pula bangunan yang sehat dan ramah lingkungan sebagai fasilitas pendukungnya, sedangkan green architecture adalah konsep bangunan yang berwawasan lingkungan sehat. Ruang Lingkup Green Architecture Dalam mendesain bangunan yang berorientasi pada prinsip green building perlu diperhatikan beberapa faktor diantaranya : 1. Hemat energi 2. Memanfaatkan kondisi iklim dan sumber energi alami 3. Mengurangi penggunaan sumber daya alam baru 4. Menanggapi keadaan tapak pada bangunan 5. Memperhatikan pengguna bangunan 6. Pencahayaan alami (day lighting) 7. Penghawaan alami 8. Vegetasi 9. Efisiensi air 10. Material 11. Menerapkan prinsip secara keseluruhan (Brenda & Robert Vale, 1991) Green design merupakan sebuah konsep rancangan untuk menghasilkan suatu lingkungan binaan yang dibangun dan beroperasi secara berkelanjutan (sustainable). Penerapan Konsep Green Architecture Pada Rumah Sakit Penerapan konsep green architecture pada Rumah Sakit mengacu pada teori (Brenda & Robert Vale, 1991), diantaranya : Koefisien dasar bangunan tidak lebih dari 50%, trutama untuk bangunan Rumah Sakit bertingkat. Meminimalkan penggunaan energi tanpa membatasi atau menambah fungsi bangunan, kenyamanan ataupun produktifitas penggunanya. Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 18
Untuk menyiasati iklim tropis yang panas maka bangunan harus dilengkapi ventilasi pintu dan jendela dengan baik, sehingga memperlancar sirkulasi udara. Penghematan pembagian ruang, bukaan dan mengoptimalkan ruang dalam dan ruang luar. Menciptakan lingkungan yang sehat pada rumah sakit, sehingga dapat membantu proses penyembuhan pasien. Memperhatikan kesejukan dan kehangatan ruang, penerangan alami, penghematan AC dan listrik. Menghadirkan suasana alam yang sejuk melalui taman dan penanaman pohon di pinggir jalan akan menambah kesejukkan udara. 2.3. Studi Banding Rumah Sakit St. Carolus Lokasi : JL. Salemba Raya 41 Jakarta Pusat Luas Bangunan : 10.812 m 2 Klasifikasi Rumah Sakit : Kelas B Kaapasitas Tempat Tidur : 420 tempat tidur Sistem sirkulasi : Linear Master plan Rumah Sakit St. Carolus menggunakan konsep pengembangan dua akses utama yaitu simbolic spine berupa ruang terbuka berfungsi sebagai paruparu Rumah Sakit, dan juga fungsional spine yang berfungsi sebagai akses pelayanan Rumah Sakit. Strategi penataan lahan ditunjukkan untuk mempertahankan ruang hijau dengan luasan yang cukup terbuka dengan ragam vegetasi ini berfungsi sebagai buffer zone, penahan dan peredam aktivitas kota yang berdampak pada beragam aktifitas. Citra bangunan yang modern terlihat dari permainan corak dengan penggunaan material kaca dan metal, namun tetap memperhatikan sisi-sisi tropis bangunan. Meski demikian, konsep yang digunakan dalam pengolahan masa bangunan tetap memberikan citra klasik kawasan Salemba, kawasan memorabilia Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 19
kebanggaan Jakarta. Sehingga penyelesaian modern itu masih ditampilkan gagasan asli komplek lama yang bisa dirasakan misalkan sirkulasi dan penyelesaian bentuk atap. Gambar 2. Master plan Rumah Sakit St. Carulus Salemba Jakarta Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 20