DAMPAK ABRASI PANTAI BAGI KEHIDUPAN MASYARAKAT DI JORONG PONDOK KENAGARIAN SASAK KECAMATAN SASAK RANAH PASISIE KABUPATEN PASAMAN BARAT

dokumen-dokumen yang mirip
PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENANGGULANGI ABRASI PANTAI MAPADEGAT DI KECAMATAN SIPORA UTARA KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI

ABSTRAK. Oleh : Wahyu Rahmadhanel rizal* Slamet Rianto** Rozana Eka Putri**

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG KEBERSIHAN LINGKUNGAN DI PANTAI BEROK KELURAHAN TELUK KABUNG TENGAH KECAMATAN BUNGUS TELUK KABUNG ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki kawasan pesisir sangat luas,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia sebagai negara kepulauan mempunyai lebih dari pulau dan

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

PANDUAN PENCEGAHAN BENCANA ABRASI PANTAI

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Daerah Penelitian. Kecamatan Sasak Ranah Pasisie

ABSTRAK. Kata Kunci: ekowisata pesisir, edukasi, hutan pantai, konservasi, perencanaan. iii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Oleh: Nori Lestari, 2 Dr. Yeni Erita, M.Pd, 3 Rika Despica, S.Pd, M.Si 1 Mahasiswa Prodi Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional)

TINGKAT KERAWANAN BENCANA TSUNAMI KAWASAN PANTAI SELATAN KABUPATEN CILACAP

Kewajiban dibalik Keindahan Kita Wilayah Pesisir Bali Oleh: Redaksi Butaru

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

ABSTRACT. By: Zul Mai Roffi* Dasrizal** Farida**

Kimparswil Propinsi Bengkulu,1998). Penyebab terjadinya abrasi pantai selain disebabkan faktor alamiah, dikarenakan adanya kegiatan penambangan pasir

STUDI PEMAHAMAN MASYARAKAT TENTANG MITAGASI BENCANA BANJIR BANDANG DI NAGARI UNGGAN KECAMATAN SUMPUR KUDUS KABUPATEN SIJUNJUNG

BAB I PENDAHULUAN I - 1

BAB 1 : PENDAHULUAN. bumi dan dapat menimbulkan tsunami. Ring of fire ini yang menjelaskan adanya

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terletak di antara tiga lempeng aktif dunia, yaitu Lempeng

BAB I PENDAHULUAN. membentang dari Sabang sampai Merauke yang kesemuanya itu memiliki potensi

KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT YANG TERKENA ABRASI PANTAI DI KANAGARIAN SASAK KECAMATAN SASAK RANAH PASISIE KABUPATEN PASAMAN BARAT JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. Kepulauan Indonesia secara geografis terletak di 6 LU - 11 LS dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN. A. Latar belakang. sepanjang km (Meika, 2010). Wilayah pantai dan pesisir memiliki arti

BAB I PENDAHULUAN. letaknya berada pada pertemuan lempeng Indo Australia dan Euro Asia di

BAB I PENDAHULUAN. Australia dan Lempeng Pasifik (gambar 1.1). Pertemuan dan pergerakan 3

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tindakan dalam mengurangi dampak yang ditimbulkan akibat suatu bencana.

MENCEGAH KERUSAKAN PANTAI, MELESTARIKAN KEANEKARAGAMAN HAYATI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. subduksi yaitu pertemuan Lempeng Indo-Australia dengan Lempeng

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. luas keseluruhan wilayah kabupaten pasaman barat. Kecamatan sungai beremas dengan

BAB 1 : PENDAHULUAN. alam seperti gempa bumi adalah bencana yang terjadi secara tiba-tiba, sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. utama dunia yaitu lempeng Eurasia, lempeng Indo-Australia dan lempeng. Indonesia juga merupakan negara yang kaya akan hasil alam.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL PRODUKSI PADI SAWAH DI NAGARI DESA BARU KECAMATAN RANAH BATAHAN KABUPATEN PASAMAN BARAT JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. BT dan 6 15'-6 40' LS. Berdasarkan pada ketinggiannya Kabupaten Indramayu

TINJAUAN PUSTAKA. A. Pesisir Pantai. merupakan daerah yang terletak di atas dan di bawah permukaan laut dimulai dari

PERILAKU MASYARAKAT DALAM MELESTARIKAN LINGKUNGAN PANTAI TIKU DI NAGARI TIKU SELATAN KECAMATAN TANJUNG MUTIARA KABUPATEN AGAM.

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun 2004 yang melanda Aceh dan sekitarnya. Menurut U.S. Geological

BAB I PENDAHULUAN. pandang geologi. Wilayah ini dikontrol oleh hasil aktifitas tumbukan dua

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Mangrove merupakan ekosistem dengan fungsi yang unik dalam lingkungan

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1990 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB VI ALTERNATIF PENANGGULANGAN ABRASI

BAB I PENDAHULUAN. dengan yang lain, yaitu masing-masing wilayah masih dipengaruhi oleh aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. sampai Maluku (Wimpy S. Tjetjep, 1996: iv). Berdasarkan letak. astronomis, Indonesia terletak di antara 6 LU - 11 LS dan 95 BT -

MITIGASI BENCANA TSUNAMI DI KOTA PADANG JURNAL. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S1) OKTAVIA

BAB I PENDAHULUAN. potensial untuk pembangunan apabila dikelola dengan baik. Salah satu modal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fitri Sofiatun Nisa, 2016 Respon Masyarakat Terhadap Abrasi di Kecamatan Juntinyuat Kabupaten Indramayu

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara kepulauan yang wilayahnya disatukan

BAB I PENDAHULUAN. pantai km serta pulau dan luas laut sekitar 3,1 juta km 2, sehingga

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Oleh: Cici Fitri Rahayu* Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT

Public Perception In Maintenance Attractions Bung Hatta Forest Park in the Village Indarung Lubuk Kilangan District of the city of Padang

BAB I PENDAHULUAN. Pesisir merupakan daratan pinggir laut yang berbatasan langsung dengan

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Wilayah Administratif Kabupaten Tanggamus

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG MENGGUNAKAN AIR MINUM ISI ULANG DI KECAMATAN LENGAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Kepulauan Mentawai telah menetapkan visi. Terwujudnya Masyarakat Kepulauan Mentawai yang maju, sejahtera dan

BAB I PENDAHULUAN. yaitu Lempeng Euro-Asia dibagian Utara, Lempeng Indo-Australia. dibagian Selatan dan Lempeng Samudera Pasifik dibagian Timur.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

OPTIMALISASI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN RUMAH DI NAGARI KOTO BARU KECAMATAN LUHAK NAN DUO KABUPATEN PASAMAN BARAT JURNAL

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

PENDAHULUAN Latar Belakang

KONDISI SOSIAL EKONOMI KELUARGA PETANI CACAO DI KENAGARIAN SIKUCUR KECAMATAN V KOTO KAMPUNG DALAM KABUPATEN PADANG PARIAMAN JURNAL

SD kelas 4 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 14. PERUBAHAN LINGKUNGAN FISIK Latihan Soal 14.2

Gambar 1.1 Jalur tektonik di Indonesia (Sumber: Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, 2015)

BAB I. Indonesia yang memiliki garis pantai sangat panjang mencapai lebih dari

PENGEMBANGAN OBJEK WISATA DANAU KEMBAR DI KABUPATEN SOLOK

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan letak astronomis, Indonesia terletak diantara 6 LU - 11 LS

BAB I PENDAHULUAN. tempat dengan tempat lainnya. Sebagian warga setempat. kesejahteraan masyarakat sekitar saja tetapi juga meningkatkan perekonomian

PENGAMANAN PANTAI DI WILAYAH PROVINSI BANTEN Oleh:

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TADULAKO 2016

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan kerusakan. Gempa bumi adalah getaran atau guncangan bumi yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Mangrove merupakan ekosistem unik dengan fungsi yang unik dalam

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

DATA SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR SAMPAI DENGAN SEMESTER I TAHUN I. Luas Wilayah ** Km2 773, ,7864

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGEMBANGAN TERMINAL PENUMPANG KAPAL PENYEBERANGAN MERAK PROPINSI BANTEN

Sosialisasi Kebumian dan Kebencanaan

KAJIAN KERUSAKAN PANTAI AKIBAT EROSI MARIN DI WILAYAH PESISIR KELURAHAN KASTELA KECAMATAN PULAU TERNATE

BAB 1 : PENDAHULUAN Latar Belakang

PERENCANAAN BANGUNAN PEMECAH GELOMBANG (PENGAMAN PANTAI LABUHAN) DI KABUPATEN SUMBAWA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pengertian lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar manusia yang memengaruhi perkembangan kehidupan manusia baik langsung maupun tidak

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Transkripsi:

1

DAMPAK ABRASI PANTAI BAGI KEHIDUPAN MASYARAKAT DI JORONG PONDOK KENAGARIAN SASAK KECAMATAN SASAK RANAH PASISIE KABUPATEN PASAMAN BARAT Oleh Erwin Zadi Putra *, Slamet Rianto **, Yuherman ** *Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat **Staff Pengajar Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data secara mendalam tentang Dampak Abrasi Pantai Bagi Kehidupan Masyarakat Di Jorong Pondok Kenagarian Sasak Kecamatan Sasak Ranah Pasisie Kabupaten Pasaman Barat dilihat dari: 1) dampak abrasi bagi kehidupan, 2) peran masyarakat dalam menanggulangi abrasi pantai, 3) peran pemerintah dalam menanggulangi abarsi pantai di jorong Pondok. Jenis penelitian ini adalah kualitatif, informan penelitian ini adalah masyarakat, pemerintah yang tinggal di Jorong Pondok. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi, alat pengumpulan data yaitu si peneliti itu sendiri dengan terjun sendiri kelapangan secara aktif. Teknik analisa yang digunakan adalah reduksi data dan rekapitulasi. Berdasarkan hasil temuan di lapangan dan wawancara maka hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Dampak abrasi pantai bagi kehidupan masyarakat di jorong Pondok Nagari Sasak Kecamatan Sasak Ranah Pasisie sangat besar yang dirasakan masyarakat, karena abrasi menyebabkan rusaknya pemukiman penduduk sekitar ±35 rumah pada tahun 2013 serta masyarakat takut tinggal di rumah dekat pantai dan juga berdampak pada perekonomian di jorong Pondok.(2) Peran masyarakat dalam menanggulangi abrasi di jorong Pondok Nagari Sasak Kecamatan Sasak Ranah Pasisie, masyarakat sudah berpartisipasi yaitu dalam bentuk membantu pemerintah dalam pembangunan grip dalam bentuk mengukur berapa lebar menggunakan terpal untuk mengukurnya yang akan di susun batu grip tersebut dan juga untuk mencegah terjadinya abrasi yang akan berdampak pada lingkungan dan masyarakat yang tinggal disekitar pantai Pondok.(3) Peran pemerintah dalam menanggulangi abrasi pantai di jorong Pondok, pemerintah sudah menjalankan peran nya dengan baik untuk pembangunan grip, hal ini di dukung oleh pemerintah yang bekerja sama dengan dinas sosial dan lingkungan hidup untuk pembangunan batu grip di mulai sejak tahun 2014 dan masih berlanjut sampai sekarang dan dimana pembangunan batu grip ini berlanjut di kampong Kiambia Taluang yang ada di sekitar pantai sasak terutama di jorong Pondok. Kata Kunci: Dampak, Abrasi, Pantai, Masyarakat. 1

THE AFFET OF BEACH ABRASION FOR CITIZENS EXISTENCEAT JORONG PONDOK KENAGARIAN SASAK KECAMATAN SASAK RANAH PASISIE KABUPATEN PASAMAN BARAT Because Of Erwin Zadi Putra *, Slamet Rianto **, Yuherman *** * The geography education student of STKIP PGRI West Sumatera ***The teacher of staff of geography of STKIP PGRI West Sumatera ABSTRACT The purpose of this research is to getthe deep data about the effect of beach abrasion for citizens existence at jorong pondok kenagarian sasak kecamatan saakranah pasisie kabupaten pasaman barat vieed from: 1). The effect of abrasion forexistence, 2). Citizens character in controlling the beach abrasion, 3). The government s character in controllingthe beach abrasion at jorong Pondok. Kinds of this research was qualitative research. Research s informan were citizens and the government who lived at jorong Pondok. Technique of data collection that used in this research were observation, interview, and documentation. Instrument that used to collect the data was the researcher whit active participation in the field. Technique of data analysis that used were data reduction and recapitulation. Based of the finding in the field and interview, the result of this research are following as : 1). The effect of beach abrasion for citizens existence at jorong Pondok nagari Sasak Kecamatan Sasak Ranah Pasisie is great to be felt by citizens, because the abrasion bring demaged to the living place about ± 35 houses in 2013 along with a scare of citizens to live in the near of the beach and also effect with economic at jorong Pondok, 2). Citizens have participation likely helped the government in buiding grip to measure how wide to use a tarp to arrange it and also to prevent the abrasion that will effect for environment and citizens who lived in the near of the beach, 3). The government s character in controlling the abrasion at jorong Pondok, the government have good participation to build grip, it was supported by the government who work together with social government and life environment to build grip stone since 2014 and it continue until now and it also continue at Kampung Kiambia Taluang that have been in the near of Sasak beach specially at jorong Pondok Keywords: Effet, Abrasion, Beach, Citizens. 2

PENDAHULUAN Sebagaian besar penduduk indonesia bertempat tinggal di wilayah pantai, oleh karena itu pantai Indonesia berkembang dengan pesat untuk berbagai keperluan diantaranya sebagai daerah pemukiman, pelabuhan, kawasan industri, perikanan, dan kawasan wisata, dengan kata lain wilayah pantai merupakan wilayah yang sangat berpotensi yang dapat memberikan keuntungan ataupun kerugian tersendiri. Lingkungan pantai adalah jalur yang merupakan pertemuan antara daratan dan lautan kawasan ini memiliki ciri-ciri yaitu kearah laut di batasi oleh pengaruh fisik laut, sedangkan kearah darat dibatasi oleh pengaruh proses alami dan kegiatan manusia terhadap lingkungan darat. Wilayah pantai merupakan bagian permukaan bumi yang selalu mengalami perubahan sebagai akibat adanya proses geomorfologi seperti tenaga yang berasal dari luar bumi (tenaga eksogen) maupun tenaga yang berasal dari dalam bumi (tenaga endogen). Tenaga geomorfologi yang dimaksud yaitu semua proses alami yang mampu mengikis dan mengangkut material di permukaan bumi seperti: gletser, marin, tanah longsor, arus, tsunami, abrasi, dan angin. Proses alamiah ini berlangsung sangat lambat tanpa disadari oleh manusia sehingga hasilnya atau akibatnya baru terlihat setelah bertahun-tahun lamanya (Ramani, 2000). Berhubungan dengan lingkungan pantai, Propinsi Sumatera Barat merupakan salah satu propinsi yang mempunyai wilayah pantai yang cukup luas yang berada di bagian barat tengah pulau sumatera. Sebelah barat berbatasan dengan Samudera Hindia yang meliputi lima Kabupaten yaitu: Kabupaten Pasaman, Agam, Padang Pariaman, Pesisir Selatan, Mentawai dan kota Padang. Luasa wilayah Sumatera Barat ini mencapai ± 42.297 km 2 yang terdiri dari daratan 35.551 km 2 dan kepulauan 6.746. Provinsi ini di apit oleh dua pusat gempa utama yaitu patasan semangka yang berada di sepanjang Bukit Barisan dan zona subduksi yaitu pertemuan Lempeng Indo- Ausralia dengan Lempeng Eurasia ± 250 km 2 dari garis pantai kearah barat. Provinsi ini juga memiliki 4 buah gunung berapi aktif. Provinsi Sumatera memiliki luas perrairan laut ± 186.500 km 2 dengan panjang garis pantai 2.420.357 km 2 serta memiliki 375 buah pulau besar dan kecil. Wilayah pantai merupakan daerah yang sangat intensif dimanfaatkan untuk kegiatan manusia, berbagai kegiatan dilaksanakan di wilayah pantai, diantaranya sebagai kawasan industri, pelabuhan, pariwisata dan kegiatan lainnya ( Sunarto, 1991:44). Garis pantai Sasak yang cukup panjang tentu akan bermanfaat dan menguntungkan jika wilayah pantai bisa ditangani dengan baik, baik dari segi sektor pariwisata. Sasak telah terjadi abrasi pantai yang telah merusak tanaman-tanaman yang ada disekitar tepi pantai. Dimana biasanya tepi pantai di dominasi oleh tanaman rumput angin sekarang sudah tidak ada lagi. Dahulunya garis pantai masih jauh dari permukiman masyarakat, sekarang sudah semakin dekat dari pemukiman masyarakat tepi pantai. Saat sekarang memang sudah ada kebijakan dari pemerintah daerah dalam menaggulangi abrasi pantai tersebut dengan membangun batu penahan ombak atau krib, namun pembangunan krib tersebut sudah berjalan dengan lancar karena membutuhkan biaya. Berdasarkan observasi awal peneliti. Di daerah pantai Sasak ini mempunyai bahaya abrasi yang cukup besar dan beresiko terhadap masyarakat disekitar pantai misalnya banyak runtuhnya tebing yang ada di pinggir pantai, merusak ekosisitem pantai, penyusutan lebar pantai sehingga menyempitnya lahan bagi penduduk yang tinggal di pinggir pantai, kerusakan hutan bakau di sepanjang pantai, karena terpaan ombak yang didorong angin kencang begitu besar dan kehilangan tempat berkumpulnya ikan ikan perairan pantai karena terkikisnya hutan bakau, karena perumahan penduduknya sangat dekat dengan bibir pantai yaitu kurang dari 50 m. Sasak diterjang abrasi selama dua hari berturut-turut berdampak 22 rumah nelayan rusak berat. Sebanyak 128 rumah lagi harus segera dicarikan relokasi, kalau tidak serangan abrasi satu kali lagi rumah warga makin banyak rusak berat, jika hal ini tidak ditanggulangi dengah sungguhsungguh maka proses pengikisan daerah tersebut akan terus berlangsung sehingga mengakibatkan terancamnya daerah 3

pemukiman penduduk kelestarian kawasan pantai serta akan merusak wisata yang ada. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis merasa tertarik untuk mengkaji tentang abrasi pantai yang terjadi di Sasak dengan sebuah penelitian Dampak Abrasi Pantai Bagi Kehidupan Masyarakat Di Jorong Pondok Kenagarian Sasak Kecamatan Sasak Ranah Pasisie Kabupaten Pasaman Barat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1). Dampak abrasi pantai bagi kehidupan masyarakat di Jorong Pondok Nagari Sasak Kecamatan Sasak Ranah Pasisie Kabupaten Pasaman Barat, 2). Peran masyarakat dalam menanggulangi abrasi pantai di Jorong Pondok Nagari Sasak Kecamatan Sasak Ranah Pasisie Kabupaten Pasaman Barat., 3). Peran pemerintah dalam menanggulangi abrasi pantai di Jorong Pondok Nagari Sasak Kecamatan Sasak Ranah Pasisie Kabupaten Pasaman Barat. METODE PENELITIAN Sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian yang telah ditetapkan, maka penelitian ini tergolong Penelitian Kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor, mendefinisikan bahwa metode kualitatif merupakan sebuah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa katakata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Pendekatan ini diarahkan pada latar belakang dan individu tertentu secara holistik (utuh). Jadi bisa dikatakan bahwa penelitian kualitatif tidak boleh mengisolasikan individu atau organisasi kedalam variabel atau hipotesis tetapi, perlu memandangnya sebagai bagian dari sesuatu keutuhan (dalam moleong, 2010). Informan Penelitian diambil dengan cara teknik snow ball sampling (bola salju ), Snowball sampling adalah tekhnik pengambilan sampel sumber data, yang pada awal jumlahnya sedikit lama-lama jadi besar. Maka yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah masyarakat yang berada di jorong Pondok kenagarian Sasak kecamatan Sasak Ranah Pasisie kabupaten Pasaman Barat HASIL DAN PEMBAHASAN A. Temuan Umum Secara geografis Kenagarian Sasak Kecamatan Sasak Ranah Pasisie Kabupaten Pasaman Barat terletak antara 00 0 03 LS 00 0 06 LU dan 99 0 35 BT 99 0 46 BT dengan ketinggian 0 50 Mdpl, sedangkan secara administrasi Pemerintahan Nagari Sasak berbatasan langsung dengan Nagarinagari di Wilayah Kabupaten Pasaman Barat : Sebelah Utara : Kecamatan Sungai Aur Sebelah Selatan : Kecamatan Kinali Sebelah Timur : Kecamatan Pasaman dan Luhak Nan Duo Sebelah Barat : Samudera Hindia. B. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian di lapangan, maka hasil tersebut di atas akan di bahas lebih lanjut dalam bentuk uraian pembahasan tentang Dampak Abrasi Pantai Bagi Kehidupan Masyarakat Di Jorong Pondok Kenagarian Sasak Kecamatan Sasak Ranah Pasisie Kabupaten Pasaman Barat. Pertama: Dampak abrasi pantai bagi kehidupan masyarakat di sekitar pantai pondok sangat besar yaitu menyebabkan rusaknya pemukiman penduduk karena terus-menerus dikikis oleh gelombang air laut yang besar. Dan rumah penduduk tersebut rusak sekitar ±35 rumah pada tahun 2013 yang disebabkan oleh abrasi pantai dan juga menyebabkan penurunan ekonomi atau berkurangnya pendapatan masyarakat yang bekerja sebagai nelayan di jorong Pondok tersebut. Karena apabila terjadi abrasi pantai maka para nelayan tidak dapat pergi kelaut mencari ikan untuk di jual kepasar soalnya di jorong pondok mayoritas berprofesi sebagai nelayan. Hal ini sesuai dengan pendapat Triatmodjo dalam Sapeai (2011) pengikisan bibir pantai yang di sebut erosi pantai (abrasi), abrasi pantai tidak hanya membuat garis-garis pantai menjadi semakin menyempit, tapi bila dibiarkan begitu saja akibatnya bisa menjadi lebih berbahaya. Abrasi yang terus menerus mengikis bibir pantai lama kelamaan akan merusak pemukiman penduduk yang bertempat 4

tinggaldi pinggir pantai, karena proses terjadinya secara alami oleh gelombang dan di sebabkan oleh aktifitas manusia seperti penabangan pohon bakau maupun pohon lainnya yang ada di pantai, pengambilan karang, pengambilan pasir pantai. Kedua: Peran masyarakat dalam menanggulangi abrasi di Jorong Pondok adalah masyarakat sudah berpartisipasi yaitu dalam bentuk membantu pemerintah dalam pembangunan grip dalam bentuk mengukur berapa lebar menggunakan terpal untuk mengukurnya yang akan di susun batu grip tersebut dan juga untuk mencegah terjadinya abrasi yang akan berdampak pada lingkungan dan masyarakat yang tinggal disekitar pantai pondok tersebut. Hal ini sesuai dengan pendapat menurut Levinson dalam Soekanto, (2009:213) menyatakan bahwa peranan mencakup tiga hal antara lain: a)peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan sengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat. Peranan dalam arti ini merupakan rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing seseorang dalam kehidupan kemasyarakatan. b) Peranan merupakan suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai organisasi. c) Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi struktur sosial masyarakat. Ketiga: Peran pemerintah dalam penanggulangan abrasi pantai di Jorong Pondok telah berlangsung dengan baik yaitu pemerintah telah melaksanakan pembangunan batu grip, penanaman pohon cemara dan memberikan penyuluhan kepada masyarakat yang ada disekitar pantai pondok bagi yang kurang mengetahui dampak abrasi terhadap lingkungan dan juga terhadap masyarakat di sekitar pantai tersebut, serta pemerintah juga telah bekerja sama dengan PEMDA, dinas sosial dan dinas lingkungan hidup pemberian dana untuk pembangunan batu grip di mulai sejak tahun 2014 dan masih berlanjut sampai sekarang dan dimana pembangunan batu grip ini berlanjut di kampong Kiambia Taluang yang ada di sekitar pantai sasak terutama di jorong Pondok. Peranan adalah perangkat harapanharapan yang dikenakan pada individu atau kelompok untuk melaksanakan hak dan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pemegang peran sesuai dengan yang diharapkan masyarakat. Setiap orang memiliki macam-macam peranan yang berasal dari pola-pola pergaulan hidup. Hal ini sekaligus berarti bahwa peranan menentukan apa yang diperbuatnya bagi masyarakat serta kesempatan-kesempatan apa yang diberikan oleh masyarakat atau lingkungannya kepadanya. ( Tornando, 2015). PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pemahaman dalam penelitian mengenai Dampak Abrasi Pantai Bagi Kehidupan Masyarakat di jorong Pondok dapat di simpulkan sebagai berikut: 1. Dampak abrasi pantai bagi kehidupan masyarakat di jorong Pondok Nagari Sasak Kecamatan Sasak Ranah Pasisie sangat besar yang dirasakan masyarakat, karena abrasi menyebabkan rusaknya pemukiman penduduk sekitar ±35 rumah pada tahun 2013 serta masyarakat takut tinggal di rumah dekat pantai dan juga berdampak pada perekonomian di jorong Pondok tersebut. 2. Peran masyarakat dalam menanggulangi abrasi di jorong Pondok Nagari Sasak Kecamatan Sasak Ranah Pasisie, masyarakat sudah berpartisipasi yaitu dalam bentuk membantu pemerintah dalam pembangunan grip dalam bentuk mengukur berapa lebar menggunakan terpal untuk mengukurnya yang akan di susun batu grip tersebut dan juga untuk mencegah terjadinya abrasi yang akan berdampak pada lingkungan dan masyarakat yang tinggal disekitar pantai pondok tersebut. 3. Peran pemerintah dalam menanggulangi abrasi pantai di jorong Pondok, pemerintah sudah menjalankan peran nya dengan baik untuk pembangunan grip, hal ini di dukung oleh pemerintah yang bekerja sama dengan dinas sosial dan lingkungan hidup untuk pembangunan batu grip di mulai sejak tahun 2014 dan masih berlanjut sampai sekarang dan dimana pembangunan batu grip ini berlanjut di kampong Kiambia Taluang yang ada di sekitar pantai sasak terutama di jorong Pondok. 5

B. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan kesimpulan yang diperoleh, maka di bawah ini diajukan saransaran: 1. Diharapkan kepada masyarakat untuk menjaga kelestarian pantai pondok sehingga tetap alami dan menarik untuk di kunjungi. 2. Diharapkan kepada masyarakat yang tinggal di pinggir pantai pondok dapat bertanggung jawab atas pemeliharaan dan pengawasan terhadap pembangunan grip. 3. Membangunan kerja sama antara pemerintah, dinas sosial dan dinas lingkungan hidup, serta masyarakat dalam pembangunan krip berkelanjutan. DAFTAR PUSTAK Moleong, Lexy J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Ramani. 2000. Geomorfologi Umum. Padang. FIS UNP. Sapeai, Alfonsus Alfian. 2011. Tingkat Abrasi Pantai Sikabaluan Kecamatan Siberut Utara Kabupaten Kepulauan Mentawai. STKIP PGRI. Padang. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: ALFABETA, cv. Sunarto. 1991. Geomorfologi Pantai. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada. Soekanto, Soerjono. 2009. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers Tarnando, Niko. 2015. Peranan Masyarakat Dan Kebijakan Pemerintah Dalam Perawatan Irigasi Sawah Kenagarian Nyiur Melambai Kecamatan Ranah Pesisir Kabupaten Pesisir Selatan. STKIP PGRI. Padang. 6