BAB VI HASIL PERANCANGAN. Dasar perancangan fasilitas litbang ini mengambil dari keterpaduan antar elemen-elemen

dokumen-dokumen yang mirip
BAB VI HASIL RANCANGAN. Hasil perancangan diambil dari dasar penggambaran konsep yang terdapat

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya

BAB VI HASIL RANCANGAN. wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik,

BAB VI HASIL RANCANGAN. Hasil perancangan diambil dari dasar penggambaran konsep dan analisa yang

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. Terakota di Trawas Mojokerto ini adalah lokalitas dan sinergi. Konsep tersebut

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Hasil perancangan dari kawasan wisata Pantai Dalegan di Kabupaten Gresik

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Studi Tipologi Bangunan Pabrik Gula Krebet. Kawasan Pabrik gula yang berasal dari buku, data arsitek dan sumber-sumber lain

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Dalegan di Gresik ini adalah difraksi (kelenturan). Konsep tersebut berawal dari

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. adalah High-Tech Of Wood. Konsep High-Tech Of Wood ini memiliki pengertian

BAB V I KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dari permasalahan Keberadaan buaya di Indonesia semakin hari semakin

BAB VI HASIL PERANCANGAN

5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental,

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 6 HASIL RANCANGAN. pemikiran mengenai sirkulasi angin kawasan serta pemaksimalan lahan sebagai

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Perancangan Gumul Techno Park di Kediri ini menggunakan konsep

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Kembali Citra Muslim Fashion Center di Kota Malang ini

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan

BAB VI HASIL RANCANGAN. perancangan tapak dan bangunan. Dalam penerapannya, terjadi ketidaksesuaian

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB VI KONSEP PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. PT. BMW Indonesia ini adalah adanya kebutuhan perusahaan untuk memenuhi

SEKOLAH MENENGAH TUNANETRA BANDUNG

BAB V KONSEP DASAR. Konsep dasar yang digunakan dalam perancangan Kepanjen Educaion. Prinsip-prinsip tema Arsitektur Perilaku

BAB VI HASIL RANCANGAN. Hasil rancangan adalah output dari semua proses dalam bab sebelumnya

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Penerapan Tema dasar Arsitektur Islam yang berwawasan lingkungan pada

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. kendaraan dan manusia akan direncanakan seperti pada gambar dibawah ini.

BAB VI. Hasil Rancangan. yang telah dijelaskan, sebuah hasil yang menjawab permasalahan dalam

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin

BAGIAN 3 HASIL RANCANGAN DAN PEMBUKTIANNYA

BAB VI HASIL PERANCANGAN. 3. Pembangunan sebagai proses 2. Memanfaatkan pengalaman

BAB VI HASIL PERANCANGAN. terdapat pada konsep perancangan Bab V yaitu, sesuai dengan tema Behaviour

BAB IV: KONSEP Konsep Dasar WARNA HEALING ENVIRONMENT. lingkungan yang. mampu menyembuhkan. Gambar 4. 1 Konsep Dasar

BAB V. Konsep. bangunan. memaksimalkan potensi angin yang dapat mengembangkan energi

Kondisi eksisting bangunan lama Pasar Tanjung, sudah banyak mengalami. kerusakan. Tatanan ruang pada pasar juga kurang tertata rapi dan tidak teratur

BAB V KONSEP PERANCANGAN BANGUNAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. Redesain terminal Arjosari Malang ini memiliki batasan-batasan

Gambar 5.1. Zoning Ruang (sumber:konsep perancangan.2012)

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Mixed-use Building

BAB VI HASIL PERANCANGAN. digunakan adalah menggabungkan dari aspek-aspek mendasar seperti tema,

REDESAIN RUMAH SAKIT SLAMET RIYADI DI SURAKARTA

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB 6 HASIL PERANCANGAN. di Trawas Mojokerto ini adalah lokalitas dan sinergi. Konsep diambil dari tema Re-

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Jenis musik biasanya didasarkan pada karakter dominan pada sebuah karya

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. a. Aksesibilitas d. View g. Vegetasi

5. HASIL RANCANGAN. Gambar 47 Perspektif Mata Burung

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Perancangan Fasilitas Pendukung Kawasan Kampung Inggris Pare

BAB V. KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP. marmer adalah Prinsip Sustainable Architecture menurut SABD yang terangkum

BAB VI HASIL RANCANGAN. produksi gula untuk mempermudah proses produksi. Ditambah dengan

BAB V KONSEP. Tabel Pemintakatan Tapak No Zona Nama Bangunan Besaran (%) 1 Publik Bangunan Utama Pedodonti Area parkir

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB V I APLIKASI KONSEP PADA RANCANGAN. karena itu, dalam perkembangan pariwisata ini juga erat kaitannya dengan

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP 5.1 Konsep Makro Gambar 5.1 : Sumber :

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. menghasilkan keuntungan bagi pemiliknya. aktivitas sehari-hari. mengurangi kerusakan lingkungan.

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Konsep dasar rancangan yang mempunyai beberapa fungsi antara lain: 1.

BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA BERTINGKAT TINGGI

DAFTAR ISI. Halaman HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN. iii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR. xiii DAFTAR TABEL.

BAB VI PENERAPAN KONSEP PADA RANCANGAN. memproduksi, memamerkan dan mengadakan kegiatan atau pelayanan yang

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Konsep tersebut berawal dari tema utama yaitu Analogy pergerakan air laut, dimana tema

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN. menggunakan dinding yang sifatnya masif.

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V : KONSEP. 5.1 Konsep Dasar Perancangan

BAB V KONSEP PERANCANGAN. konsep dasar yang digunakan dalam Pengembangan Kawasan Wisata Pantai Boom Di

BAB III TINJAUAN KHUSUS

RESORT DENGAN FASAILITAS MEDITASI ARSITEKTUR TROPIS BAB V KONSEP PERANCANGAN. 5.1 Konsep dasar perancanagan. 5.2 Konsep perancangan

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. lingkungan maupun keadaan lingkungan saat ini menjadi penting untuk

BAB VI HASIL RANCANGAN. mengacu pada tema dasar yaitu high-tech architecture, dengan tujuh prinsip tema

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Perancangan Kembali Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong di

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Pengembangan tempat pelelangan ikan dan prasarana samudera dalam

KONSEP RANCANGAN. Latar Belakang. Konteks. Tema Rancangan Surabaya Youth Center

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Perancangan Apartemen Sewa untuk Keluarga Baru (ASKB) ini

BAB III TINJAUAN TEMA ARSITEKTUR HIJAU

BAB VI HASIL RANCANGAN. perancangan agrowisata ini menggunakan empat prinsip yakni building as nature,

BAB III METODE PERANCANGAN. dalam mengembangkan ide sebuah rancangan. Langkah-langkah ini meliputi

BAB V KONSEP PERANCANGAN. struktur sebagai unsur utamanya. Konsep High-Tech Expression juga

BAB VI HASIL PERANCANGAN. apartemen sewa untuk keluarga baru yang merupakan output dari proses analisis

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep perancangan yang digunakan dalam perancangan kembali pasar

Bab V Konsep Perancangan

Structure As Aesthetics of sport

BAB V KONSEP PERANCANGAN

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN CATATAN DOSEN PEMBIMBING HALAMAN PENGANTAR PERNYATAAN ABSTRAK DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL

4 BAB IV KONSEP PERANCANGAN

Transkripsi:

6.1 Dasar Perancangan BAB VI HASIL PERANCANGAN Dasar perancangan fasilitas litbang ini mengambil dari keterpaduan antar elemen-elemen yang berada pada lingkungan pesisir yang mana elemen itu terdiri dari hunian, alam, pendidikan yang menjadi dasar untuk memajukan dan mengembangkan kelautan dan perikanan pada daerah tersebut. elemen elemen tersebut tercipta karena kebutuhan masyarakat pesisir. Dalam perancangan ini memunculkan bagaimana sebuah bangunan dapat terhubung dengan lingkungan tersebut. Berikut adalah hasil dari perancangan bangunan litbang kelautan dan perikanan di kabupaten Gresik 6.2 Hasil Rancangan Tapak 6.2.1 Penataan Massa Konsep penataan masa bangunan didasari oleh keterpadauan antar elemen elemen lingkungan dan pernaungan-pernaungan alamiahnya sehingga sebisa mungkin meminimalisir pengubahan-pengubahan bentuk artifisial pada tapak. Namun, dengan minimnya pernaungan tumbuhan peneduh, maka dirasa perlu diberikan sedikit penambahan agar dapat memenuhi tujuan dimana bangunan tersebut memiliki fungsi untuk mengimplementasi nilai-nilai agar mampu mensejajarkan atau bahkan menyelaraskan lingkungan sekitar dengan fasilitas litbang kelautan dan perikanan. Pada rancangan ini menempatkan bangunan berada dekat dengan area konservasi mangrove karena dengan menempatkan bangunan yang berada pada area tersebut para peneliti dapat terlibat langsung dengan lingkungan alamiahnya. Sehinga dapat memberikan kedekatan 170

hubungan penghuni peneliti dan lingkungan sekitar tapak. Berikut gambar site plan yang mengaplikasikan nilai hunian pesisir, alamiah pesisir, dan transfer knowledge. Area privat Respon pernaungan hunian pesisir Area publik Wadah transfer knowledge. Area publik Interaksi sosial pada Gambar 6. 1 site plan (Sumber: Hasil perancangan 2015) 171

6.2.2 Aksesbilitas dan Sirkulasi Menempatkan sirkulasi kendaraan pada area labolatorium depan agar polusi tidak masuk kedalam area lab yang dapat mengagu keseterilan ruang. Sirkulasi pejalan kaki lebih banyak Sirkulasi pengunjung Sirkulasi kendaraan Pintu masuk ke bangunan Gambar 6. 2 Sirkulasi pada tapak 6.2.3 Pemanfaat Potensi Tapak 6.2.3.1 Vegetasi Vegetasi yang digunakan dalam tapak tidak mengalami perubahan sesuai dengan konsep. Beberapa jenis vegetasi yang digunakan pada tapak adalah sebagai berikut: 1. Vegetasi peneduh yang diletakkan pada area-area dimana banyak direncanakan sebagai tempat orang berkumpul dan di sepanjang sirkulasi area laut untuk memberi kenyamanan user dalam pencapaian. Vegetasi yang digunakan adalah pohon waru, pemilihan vegetasi ini di karenakan vegetasi ini sudah terdapat pada tapak. Vegetasi ini diletakkan di area parkir, dan dermaga. 172

2. Vegetasi penghias diletakkan juga di daerah sirkulasi pengguna, sehingga ketika proses berjalan pengguna merasa nyaman dan senang dengan keindahan pada tatanan lansekap. Vegetasi yang digunakan adalah sansivera, agave, iris, dan lain lain. 3. Vegetasi pengarah diletakan pada sirkulasi kendaraan roda dua dan empat sehingga lebih memudahan pengguna dalam mengases dengan kendaraan. Vegetasi yang digunakan adalah vegetasi pohon palem/ kelapa 4. Vegetasi pengokoh tapak diletakkan di antara area darat dan area laut. Vegetasi ini dapat membuat kondisi tanah lebih stabil dari ancaman abrasi. Vegetasi yang digunakan adalah mangrove cemara laut. Vegetasi ini dipilih karena tidak jauh dari tapak vegetasi ini telah tumbuh. Sehingga selain dapat berguna pada tapak juga terdapat unsur pelestarian di dalamnya. 2 Mahoni 2 Waru 1 2 Mangrove Cemara laut sansivera, agave, iris Palm 173

6.2.3.1 Angin Kondisi angin yang cukup kuat pada area laut dan menjadi potensi dan masalah. Menjadi masalah arena hal ini aan memberi beban angin pada bangunan dan menjadi potensi karena kondisi ini dimanfaatkan sebagai energi alternatif tapak sehingga sehingga konsumsi energi dari PLN akan lebih berkurang. Turbin angin Gambar 6. 3 Angin pada tapak 6.2.3.2 View View laut pada tapa dapat dijadikan sebagai potensi pada tapak. Karena pemandangan yang tercipta dari laut akan memberi nuansa berbeda. Sehingga akan menjadi daya tarik bagi pengguna untuk Pusat Budidaya terumbu karang. 174

Gambar 6. 4 View keluar tapak 6.2.3.3 Pencahayaan dan Penghawaan A. Pencahayaan Pencahayaan pada balai penelitian litbang kelautan dan perikanan ini terbagi menjadi dua yaitu pencahayaan alami dan buatan. pencahayan alami didapat melalui jendela, ventilasi serta void. Untuk mengurangi radiasi matahari dirancang layering bangunan menggunakan material kaca film sehinnga radiasi dapat tertahan namun cahaya yang di butuhan dapat masuk ke dalam bangunan., upaya lain juga dilakukan dengan menggunakan jalusi dan kanopi pada bangunan Selain hal tersebut pencahayan pada bangunan dapat dilaikukan beberapa cara,yaitu sebagai berikut: 1. Bangunan didesain tansparan di sisi timur yang merupaan arah datang dari sinar matahari pagi hari. Sedangkan sisi barat menggunakan beberapa bukaan yang diperlukan saja seperti pada bangunan utama. 175

2. membuka dua sisi bangunan, yaitu dari arah selatan dan utara. Sehingga cahaya dapat masuk ke dalam bangunan secara tidak langsung seperti pada restoran apung. 3. Untuk ruang-ruang yang tidak memungkinkan mendapat cahaya matahari dari sisi dinding, maka dilakukan penangkapan cahaya dengan sistem toplighting 4. Merancang vertikal garden sebagai shading cahaya untuk mengurangi silau dari sinar matahari dan memberi kesan sejuk pada bangunan. timur barat Gambar 6. 5 Orientasi Matahari 176

Barat 16.00 Timur 09.00 Pencahayaan alami Gambar 6. 6 denah lantai 1 pencahayaan interior finishing Batu bata Membrane layer insulation ekterior Batu bata Membrane layer ` Gambar 6. 7 cavity wall to reduce themal (sumber: google image) Pasir laut Mengunakan dinding cavity wall pada dingding bagian barat untuk mengurangi radiasi matahari 177

B. Penghawaan Penghawaan dalam bangunan didominasi menggunakan penghawaan alami yaitu dengan menggunakan jendela, ventilasi, dan void. Kondisi ini juga ditambah dengan pemakaian roof garden pada beberapa bangunan sehingga membuat ruangan yang berada di bawahnya menjadi lebih sejuk. Ruang yang menggunakan penghawaan buatan adalah ruang auditorium yang menggunakan sistem akustik sehingga tidak memungkinkan membuka jendela dan ruang laboratorium agar alat laboratorium lebih steril. Gambar 6. 8 penghawaan cross ventilation 6.3 Hasil Rancangan Ruang Rancangan pada fungsi bangunan ini menghadirkan satu konsepsi kesinambungan aktivitas dengan pengguna, seperti pada sirkulasi hall menuju ruang display dibuat suasana ruang yang seperti dekat dengan laut dengan membiarkan bentuk dinding yang lengkung selain itu juga 178

memberikan material pasir laut serta cangkang kerang hijau yang dapat di mangfaatkan untuk menunjukan estetika yang kreatif dan sustainable. publik Semi privat publik Semi privat Gambar 6. 9 Potongan Interior Lantai 1 (Sumber: Hasil perancangan 2015) Hasil perancangan pada fasilitas litbang kelautan dan perikanan memberikan kesinambungan terhadap fungsi ruang yang berpusat pada ruang display yang dimana memberikan satu penyimbolan bahwa fasilitas penelitian harus mampu menjawab kebutuhan para pengunjung yang berupa informasi tentang laut melalui hasil penelitian untuk itu fungsi ruang di bentuk memusat pada ruang display. Interior pada lobby memberikan lubang pada dinding yang di bentuk untuk memberikan pencahayaan alami yang membentuk pola gelombang laut yang dapat memberikan fungsi kesan berada dalam laut kepada pengunjung. 179

Gambar 6. 10 interior lobby (Sumber: Hasil perancangan 2015) Hasil perancangan pada laboratorium mengacu pada fungsi standar laboratorium yang harus memiliki keprivatan untuk memjaga keamanan. Selain itu ruang di buat lebih seteril dengan memimimalisir bukaan alami namun mengunakan filterasi untuk memasukan udara mengunakan turbin angin atau exhaust yang kemudian di masukan kedalam ruangan. Gambar 6. 11 Interior Laboratorium (Sumber: Hasil perancangan 2015) 180

Fungsi ruang pada fasilitas display ini memcoba memberikan satu keterbukaan yang alamiah yaitu dengan mengunakan atap yang lebih terbuka dengan kaca transparan namun untuk menghindari suhu tinggi yang masuk kedalam ruang display ini di antisipasi dengan tanaman rambat sehingga dapat memberikan refleksi pembayangan yang ramai atau dinamis,dan juga di berikan penghawaan yang alami. Di dalam ruang display ini berfungsi memberikan pendidikan atau informasi kepada pengunjung maka dari itu elemen-elemen material yang ada didalam ruang tersebut mengunakan material alamiah yang ada di sekitar tapak yaitu pasir laut yang di gunakan pada dinding, elemen material karang di gunakan pada furniture display, sedangkan untuk elemen material kayu di gunakan pada rangka atap. Tujuan dari pengaplikasian material ini untuk memberikan informasi tentang pentingnya menjaga lingkungan alamiah kita dengan pengaplikasian material yang kreatif pada ruang. 181

Gambar 6. 12 Interior Ruang Display (Sumber: Hasil perancangan 2015) 182

Gambar 6. 13 Interior Ruang Administrasi (Sumber: Hasil perancangan 2015) Gambar berikut merupakan gambaran suasana ruang luar balai litbang kelautan dan perikanan. 183

184

185

Gambar 6. 14 Suasana Ruang Luar (Sumber: Hasil perancangan 2015) 6.3 Rancangan Pada Bentuk Bangunan fasilitas penelitian kelautan dan perikanan ini di peroleh sebagai hasil merespon lingkungan pesisir sehingga bentuk bangunan ini di buat agar mampu memberikan tanggapan kepada penguna bahwa, Dimana keberagaman bentuk baik bentuk atap bangunan itu sendiri, banguna seperti halnya jendela dan lain sebagainya itu menggambarkan betapa dinamisnya lingkungan pesisir baik bentuk maupun aktifitasnya. Konsep bentuk bangunan untuk memanfaatkan lingkungan sekitar laut mulai dari angin yang kencang daerah laut yang pada bangunan ini di tangkap atau dimanfaatkan untuk energi alternatif sebagian lagi difilterasi dengan bentukan dinding belakang fasilitas riset yang datar. 186

Gambar 6. 15 Perspektif Kawasan (Sumber: Hasil perancangan 2015) Bentuk bangunan pada asrama mencoba untuk memberikan respon terhadap pergerakan angin sehingga angin dapat di alirkan dengan mudah. Bentuk bangunan tersebut juga dapat memberikan shading yang cukup pada bagian depan bangunan kerena pada bagian tersebut akan banyak penguna yang berlalu lalang. Selain itu juga diberikan shading pada bagian barat dengan mengunakan kanopi. Secara garis besar bangunan asrama terbagi menjadi dua karakter antara asrama pria dan asrama wanita yang tergabung dengan penonjolan elemen- elemen kokoh dan feminim. 187

Gambar 6. 16 ekterior asrama (Sumber: Hasil Perancangan 2015) Gambar 6. 17 Hunian Gambar 6. 18 ekterior fasilitas riset 188

6.4 Rancangan pada Fasad Bentuk fasad jendela mengambarkan perbedaan antara laut dengan hutan mangrove namun, letaknya berdampingan mengambarkan hubungan antar keduanya yang tidak dapat berdiri sendiri sendiri. Sedangkan material yang digunakan adalah kaca dimana kaca itu sendiri memiliki sifat yang transparan dalam hal ini sifat transparan kaca adalah sebuah penyimbolan bahwa masyarakat luas pada umumnya dan masyarakat sekitar yang berprofesi sebagai nelayan pada khususnya dapat melihat seluruh akfitas yang terangkum dalam bangunan yang saya rancang. Sebab bangunan yang saya rancang ini memiliki fungsi sebagai pusat penelitian dimana hasil penelitiannya sendiri harus mampu tersampaikan kepada masyarakat. Gambar 6. 19 Tampak Depan Fasilitas riset Fasad pada bangunan ini mengaplikasikan pergerakan ombak laut sebagai wujud kesinambungan terhadap elemen alamiah pesisir lingkungan laut yaitu dilihat dari atap bangunan selain itu juga memberikan beberapa kedinamisan sehingga kesan yang muncul adalah keterbukaan karena sifatnya yang ramai. pernaungan Formal dinamis Gambar 6. 20 Tampak Belakang Fasilitas Riset 189

Fasad pada bangunan menunjukan beberapa fungsi tehadap aktivitas ruang sehingga dapat tercipta sebuah kesinambungan terhadap aktivitas pengguna dengan fungsi ruang. 6.5 Hasil Rancangan pada Utilitas Air yang digunakan dalam distribusi air bersih alau laut dan air sumber PDAM. Sistem yang di gunakan untuk PDAM mengunakan sistem top down yang mana air itu di alirkan ke tandon kemudian di distribusikan kebangunan. TANDON Pipa air kotor PDAM Gambar 6. 21 Rencana Plumbing Kawasan 190

6.6 Hasil Perancangan pada Struktur Struktur utama yang di gnakan pada fasilitas riset mengunakan rigid frame dengan bentangan 10 6 meter tiap kolom dan rangka atap mengunakan struss dengan material kayu dan besi yang di lapisi dengan zat anti korosi. 6.6.1 Struktur pondasi Pondasi yang digunakan pada bangunan ini yaitu pondasi batu kali sebagai penopang dinding dan pondasi struss pile sebagai pondasi menerus Gambar 6. 22 Detail Pondasi 191

6.6.1 Struktur Selubung Bangunan Struktur yang digunakan pada selubung bangunan yaitu rigid frame yang dimana dengan strukur tersebut memberikan kemudahan dalam pengaplikasian kedalam ruang. Gambar 6. 23 Struktur Lantai 1 dan 2 192

6.6.2 Struktur Atap Bangunan Struktur atap menggunakan struktur rangka struss untuk memberikan ruang yang cukup fleksibel dengan bentang yang maksimal. Jenis atap yang digunakan yaitu atap lengkung pada area laboratorium, green roof sebagai pelindung di area laboratorium agar lebih steril, atap pelana pada area administrasi. Atap Lengkung Green Roof Atap Pelana Glass Roof Gambar 6. 24 Detail struktur dan detail atap 193