BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sistem dan cara meningkatkan kualitas hidup

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Kenyataan ini dapat dilihat dari kondisi sosio-kultural maupun geografis yang

BAB I PENDAHULUAN. pemahaman yang mereka miliki dan mereka butuhkan.

BAB V PENUTUP. 1. Pemikiran Kiai Said Aqil Siroj tidak terlepas dari Nahdltul Ulama dalam

yang sama bahwa Allah mempunyai sifat-siafat. Allah mempunyai sifat melihat (al-sami ), tetapi Allah melihat bukan dengan dhat-nya, tapi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Problem kemerosotan moral akhir-akhir ini menjangkit pada sebagian

BAB I PENDAHULUAN. proses optimalisasi yang memerlukan waktu serta tahapan-tahapan tertentu. yang memiliki ilmu pengetahuan yang luas dan berprestasi.

BAB I PENDAHULUHAN. untuk mengenal Allah swt dan melakukan ajaran-nya. Dengan kata lain,

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu upaya mewariskan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses esensial untuk mencapai tujuan dan cita-cita pribadi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat pembudayaan dan peningkatan kualitasnya.1 Pendidikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan.

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana diterangkan dalam firman Allah Subhanahu wata`ala, di dalam. Al-Quran surat Luqman ayat: 14 sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Islam yang akan menjadikan pendidikan berkualitas, individu-individu yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Guru merupakan pendidik di sekolah yang menjalankan tugas

KHOLIDIN CH & FAHRUR ROZI ASWAJA NU CENTER BOJONEGORO

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan fenomena manusia yang fundamental, yang juga

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan

BAB I PENDAHULUAN. serta bertanggung jawab. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm Depdikbud, UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta :

BAB I PENDAHULUAN. negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 2

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan sistem dan cara meningkatkan kualitas

( ). BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan suatu bangsa. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun Negara yang demokratis, serta bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

2015 STUDI TENTANG PERAN PONDOK PESANTREN DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SANTRI AGAR MENJADI WARGA NEGARA YANG BAIK

BAB I PENDAHULUAN. lebih global. Pendidikan sebagai investment in people untuk pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kecakapan spiritual keagamaan, kepribadian,

BAB I PENDAHULUAN. antara lain pemerintah, guru, sarana prasarana, dan peserta didik itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang dilihat dari letak geografis

BAB I PENDAHULUAN. kembali pemikiran kita tentang makna pendidikan itu sendiri. Pendidikan terkait dengan nilai-nilai, mendidik berarti memberikan,

dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah gerbang yang utama dan pertama dalam usaha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA BERBASIS KEARIFAN LOKAL* 1

BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, masyarakat, maupun kehidupan berbangsa dan bernegara. Maju

BAB I PENDAHULUAN. belum lagi ditemukan pada saat arus globalisasi dan Era pasar bebas terus

AL-QUR AN SEBAGAI PERANTARA PENGUATAN KARAKTER (RELIGIUS, TOLERANSI DAN DISIPLIN) MAHASISWA FKIP PGSD UMS ANGKATAN 2012

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial. maksud bahwa manusia bagaimanapun juga tidak bisa terlepas dari individu

BAB I PENDAHULUAN. pada terhambatnya kemajuan negara. Menurut Nata (2012: 51) pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Seiring dengan. baru seperti internet, media elektronik, media cetak dan

BAB I PENDAHULUAN. konsep pendidikan yang berbasis pada pemanfaatan keragaman yang ada di masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. sangatlah beragam, antara lain: kurikulum 2013 hanya akan memberi beban

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kode etik adalah norma-norma yang mengatur tingkah laku seseorang

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Lembaga pendidikan salah satu sistem organisasi yang bertujuan membuat

BAB I PENDAHULUAN. yang menjadi cita-cita bangsa Indonesia yang tertuang dalam pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Bangsa Indonesia sebagai bagian dari dunia, apabila

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan agama merupakan salah satu bidang studi yang. dimasukkan dalam setiap kurikulum formal dan tingkat dasar hingga

BAB V PEMBAHASAN. lanjut. Rekapitulasi data hasil penelitian adalah sebagai berikut: Tabel 5.1 rekapitulasi Data Hasil Penelitian Pengujian Hipotesis

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

BAB I PENDAHULUAN. membangun banyak ditentukan oleh kemajuan pendidikan. secara alamiah melalui pemaknaan individu terhadap pengalaman-pengalamannya

BAB I PENDAHULUAN. religiusitas dalam kehidupan manusia. Temuan-temuan empiric dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, dan sosial sesuai Undang-undang Guru dan Dosen No. 14 Tahun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan. melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan. Oleh karena itu untuk

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh kesempatan untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya

BAB I PENDAHULUAN. atau tidaknya suatu negara di pengaruhi oleh faktor pendidikan. Begitu. sulit dibayangkan bagaimana dapat mencapai kemajuan.

BAB I. A. Latar Belakang Penelitian. sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. muda untuk memperoleh serta meningkatkan pengetahuannya. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan

BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG

BAB I PENDAHULUAN. mengalami proses pendidikan yang didapat dari orang tua, masyarakat maupun

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm. 6. 2

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut sebenarnya dapat menjadi modal yang kuat apabila diolah dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab I ini, akan memaparkan beberapa sub judul yang akan digunakan

BAB I PENDAHULUAN. ajaran agama Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW, terkandung

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan tujuan sebagai sesuatu yang hendak dicapai. Maka yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional, dalam undang-undang No. 20 Tahun 2003, pasal 37

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses usaha manusia guna menimbulkan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan salah satu upaya kebijakan dari pemerintah

2015 PEMBELAJARAN MUATAN LOKAL KE PUI AN PERSATUAN UMAT ISLAM SEBAGAI UPAYA MENANAMKAN KESADARAN SEJARAH

ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS)

BAB I PENDAHULUAN. persesuaian dengan perkataan khalq yang berarti kejadian, serta erat hubunganya

BAB I PENDAHULUAN. bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan. demokratis serta bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. manusia tidak dapat berkembang dengan baik. Pendidikan dapat diartikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan. berdasarkan pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 yang

A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri

Lampiran: Keputusan Kongres XIV GP Ansor Tahun 2011 No. 06/K-XIV/P5/ I/2011. PERATURAN DASAR DAN PERATURAN RUMAH TANGGA Surabaya, 16 Januari 2011

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan

BUPATI LUWU PROPINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU NOMOR : TENTANG PENDALAMAN MATERI PENDIDIKAN AGAMA

BAB I PENDAHULUAN. dikenang sepanjang masa, sejarah akan menulis dikemudian hari. Di sekolahsekolah. pelajaran umum maupun mata pelajaran khusus.

BAB I LANDASAN KURIKULUM AL-ISLAM, KEMUHAMMADIYAHAN DAN BAHASA ARAB DENGAN PARADIGMA INTEGRATIF-HOLISTIK

BAB I PENDAHULUAN. 1, pasal 1, butir 1 yang menyatakan bahwa : belajar dan proses pembelajaran agar paeserta didik secara aktif

I. PENDAHULUAN. individu. Pendidikan merupakan investasi bagi pembangunan sumber daya. aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

B A B I PENDAHULUAN. khususnya proses pembelajaran di sekolah terus di lakukan seiring dengan kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Pengesahan Judul. ini didasari oleh pandangan al-qur an dalam surah Al-Mujadalah, ayat 11:

BAB V PEMBAHASAN. Dari seluruh data yang penulis kumpulkan dari lapangan dan telah

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN MUATAN LOKAL ASWAJA/KE-NU-AN DI MTS AS SYAFI IYAH POGALAN, TRENGGALEK TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu wadah yang didalamnya terdapat suatu

A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. di antara makluk-nya yang lain. Allah memberi banyak kelebihan kepada

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sistem dan cara meningkatkan kualitas hidup manusia. Dalam sejarah umat manusia, hampir tidak ada kelompok manusia yang tidak menggunakan pendidikan sebagai alat pembudayaan dan peningkatan kualitasnya. 1 Pendidikan sebagai usaha sadar yang dibutuhkan untuk pembentukan anak manusia demi menunjang perannya di masa yang akan datang. Oleh karena itu pendidikan merupakan proses budaya yang mengangkat harkat dan martabat manusia sepanjang hayat. Dengan demikian pendidikan memegang peranan yang menentukan eksistensi dan perkembangan manusia. Undang-undang 1945 pasal 31 ayat (3) mengamanatkan agar pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta aklak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Adapun tujuan pendidikan nasional sebagaimana disebutkan dalam pasal 3 Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yaitu berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, cakap, kreatif mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 2 1 Hujair AH Dan Sanaky, Paradigma Pendidikan Islam Membangun Masyarakat Madani Indonesia, (Yogyakarta: Safira Insania Press, 2003), hlm. 4.

2 Berdasarkan dengan hal tersebut diatas tampak bahwa output pendidikan adalah terbentuknya kecerdasan dan keterampilan seseorang yang dapat berguna bagi dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Indonesia adalah salah satu negara multikultural terbesar di dunia. Kenyataan ini dapat dilihat dari kondisi sosio-kultural maupun geografis yang begitu beragam dan luas. Tidak hanya beragam suku, etnis, bahasa dan budaya, melainkan juga beragam agama dan kepercayaan. Semua terpadu dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Maka bagi masyarakat Indonesia, prinsip toleransi dan kebebasan bukanlah menjadi suatu hal yang baru lagi. Nenek moyang bangsa ini sejak dahulu bahkan sudah mengenalkan semboyan Bhinneka Tunggal Ika, meskipun berbeda-beda tetapi tetap satu. Semboyan ini tentunya sangat relevan dengan kondisi riil bangsa Indonesia yang memiliki tingkat pluralitas yang sangat tinggi serta majmuk. Namun dalam beberapa tahun terahir warna keberagamaan yang khas di masyarakat Indonesia tengah menghadapi guncangan hebat dengan kehadiran fenomena radikalisme agama yang beberapa tahun ini sering muncul. Agama seharusnya dapat menjadi pendorong bagi umat manusia untuk selalu menegakkan perdamaian dan meningkatkan kesejahteraan bagi seluruh umat di bumi ini. 3 Tetapi dalam beberapa hal justru agama malah menjadi sumber konflik ketika ia dipandang oleh penganutnya sebagai kebenaran mutlak yang harus disebar luaskan kepada umat lain di luar kelompoknya. Bahkan tidak jarang dilakukan dengan pemaksaan dan kekerasan. 426. 3 Nur Cholish Madjid, Islam, Doktrin dan Peradaban (Jakarta: Paramadina, 2000), hlm.

3 Oleh sebab itu ajaran Islam Ahlussunnah Wal Jamaah yang kemudian disingkat ASWAJA oleh kaum Nahdliyyin (NU) dianggap sesuai dan pas dengan Islam Indonesia. Karena didalamnya terdapat prinsip- prinsip atau nilai- nilai Tawassuth (moderat), Tawazun (seimbang), Tasamuh (toleran) dan I tidal (tegak lurus) Seperti apa yang pernah disampaikan oleh KH. Said aqil Siraj. 4 Serta adaptif terhadap tradisi local masyarakat Indonesia dengan semboyan Al-muhafadhoh ala al qodim al-sholihwa al-akhdzu bi al jadid al ashlah (Menjaga tradisi lama yang baik dan mengambil tradisi baru yang lebih baik). Dalam dunia pendidikan hal ini sangat diperlukan mengingat realita yang terjadi saat ini sangatlah bertolak belakang dengan tujuan pendidikan. Para peserta didik cenderung mudah terpengaruh oleh pergaulan yang sangat menyimpang dari norma-norma agama, mereka ingin mendapatkan perhatian labih dengan tampil beda. Oleh sebab itu pendidikan saat ini harus lebih diperhatikan lagi agar pergaulan para peserta didik tidak lagi menyimpang baik dari segi sikap dan maupun golongan. Pendidikan saat ini perlu ditanamkan norma-norma agama agar peserta didik tidak terjerumus dalam pergaulan yang menyimpang. Dalam hal ini sekolah tingkat menegah pertama sangat penting perannya dalam membentuk karakter peserta didik yang mampu bergaul dengan baik tanpa mengesampingkan norrma-norma agama. Dari keterangan di atas Madrasah Tsanawiyah Darussalam 4 Said Aqil Siraj dalam Muhammad Idrus Ramli, Pengantar Sejarah Ahlussunah Wal Jama ah, (Jakarta: Khalista, 2011), hlm. 8.

4 Kademangan Blitar adalah salah satu lembaga pendikan Islam dibawah naungan LP Ma arif NU yang memiliki semangat serta komitmen yang tinggi terhadap penyebaran ajaran Islam ahlussunnah Wal Jamaah (ASWAJA). Seiring kemajuan zaman dimana suatu lembaga juga dituntut untuk beradaptasi dengan pendidikan moderen madrasah ini tetap mempertahankan nilai-nilai ajaran ahlussunnah Wal Jamaah (ASWAJA). Dalam prakteknya Madrasah ini tidak lupa untuk menanamkan pendidikan berkarakter ahlussunnah Wal Jamaah (ASWAJA), setiap pagi sebelum kegiatan pembelajaran dimulai para peserta didik selalu membaca doa dan tadarus al qur an, mengucapkan salam kepada guru untuk membiasakan patuh dan menghormati orang yang lebih tua, setelah kegiatan belajar selesai para peserta didik juga dibimbing untuk melaksanakan amaliah wajib yaitu sholat dzuhur berjamaah, diajarkan sholawatan, rutinitas yasin dan tahlil. Untuk menghadapi tantangan global Madrasah ini juga tidak lupa membekali pendidikan komputer terhadap peserta didiknya dan didukung fasilitas wifi yang sudah disediakan di area sekolah. Berpijak dari uraian di atas, banyak hal yang sangat menarik perhatian penulis. Maka dari itu tumbuhlah keinginan dalam diri penulis untuk mengadakan penelitian yang tertuang dalam sebuah skripsi dengan judul Implementasi Nilai-Nilai Ahlussunnah Wal Jamaah (ASWAJA) Dalam Pembelajaran Siswa di MTS Darussalam Kademangan Blitar. B. Fokus Penelitian Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis memfokusan pada implementasi nilai-nilai Aswaja di Mts Darussalam Kademangan Blitar adapun

5 pertanyaan penelitiannya sebagai berikut : 1. Bagaimana implementasi nilai Tawasut dalam pembelajaran siswa di Mts Darussalam Kademangan Blitar? 2. Bagaimana implementasi nilai Tasamuh dalam pembelajaran siswa di Mts Darussalam Kademangan Blitar? 3. Bagaimana Implementasi nilai Tawazun dalam pembelajaran siswa di Mts Darussalam Kademangan Blitar? C. Tujuan Penelitian 1. Untuk Mengetahui implementasi nilai Tawasut dalam pembelajaran siswa di Mts Darussalam Kademangan Blitar. 2. Untuk Mengetahui implementasi nilai Tasamuh dalam pembelajaran siswa di Mts Darussalam Kademangan Blitar. 3. Untuk mengetahui implementasi nilai Tawazun dalam pembelajaran siswa di Mts Darussalam Kademangan Blitar. D. Kegunaan Penelitian 1. Secara Teoritis a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang dapat

6 dijadikan sebagai masukan untuk pembelajaran siswa sekarang dan yang akan datang. b. Sebagai tambahan khazanah keilmuan dibidang peningkatan kualitas pendidikan islam,khususnya tentang implementasi nilai-nilai aswaja dalam pembelajaran siswa. 1. Secara Praktis a. Bagi Mts Darussalam Kademangan Blitar Penelitian ini secara praktis diharapkan berguna sebagai bahan masukan bagi implementasi nilai-nilai aswaja dalam pembelajaran siswa khususnya di Mts Darussalam Kademangan Blitar. b. Bagi peneliti selanjutnya Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan refrensi untuk penelitian berikutnya yang berhubungan dengan implementasi nilai-nilai aswaja. c. Bagi Pembaca Penelitian ini berguna untuk memberikan pemahaman kepada pembaca akan pentingnya implementasi nilai-nilai aswaja dalam pembelajaran siswa. Adapun pembinaan ini bertujuan untuk mencegah kebobrokan moral yang lagi melanda bangsa ini. E. Penegasan Istilah Untuk menghindari persepsi yang salah dalam memahami judul Implementasi Nilai-nilai Ahlussunnah Wal Jamaah (ASWAJA) Dalam

7 Pembelajaran Siswa Di Mts Darussalam Kademangan Blitar yang berimplikasikan pada pemahaman isi skripsi, perlukiranya penelitian memberikan beberapa penegasan istilah sebagai berikut: 1. Penegasan Konseptual a. Implementasi Dalam kamus besar bahasa Indonesia implementasi berarti pelaksanaan, penerapan. 5 Sedangkan dalam kamus ilmiah populer implementasi berarti pelaksanaan, penerapan implement. 6 Implementasi merupakan suatu proses ide, kebijakan atau inovasi dalam suatu tindakan praksis sehingga memberikan dampak, baik berupa pengetahuan, ketrampilan maupun nilai dan sikap. Menurut Mulyasa Implementasi adalah suatu proses penerapan ide, konsep, kebjakan, atau inovasi dalam suatu tindakan praktis sehingga memberikan dampak, baik berupa perubahan pengetahuan, ketrampilan, nilai, dan sikap. Dalam Oxford Advance Learner s Dictionary dikemukaan bahwa implementasi adalah put something Into effect (penerapan sesuatu yang menberikan efek atau dampak). b. Nilai Aswaja Ahlussunnah Wal Jamaah atau yang biasa disingkat dengan ASWAJA secara bahasa berasal dari kata Ahlun yang artinya keluarga, 5 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 2001), hlm. 377. 6 Pius A Partento dan M. Dahlan Al-Barry, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya : Arkola, 1994), hlm. 247.

8 golongan atau pengikut. Ahlussunnah berarti orang orang yang mengikuti sunnah (perkataan, pemikiran atau amal perbuatan Nabi Muhammad SAW.) Sedangkan Wal Jama ah adalah sekumpulan orang yang memiliki tujuan. Jika dikaitkan dengan madzhab mempunyai arti sekumpulan orang yang berpegang teguh pada salah satu imam madzhab dengan tujuan mendapatkan keselamatan dunia dan akhirat. 7 Sedangkan secara Istilah Berarti golongan umat Islam yang dalam bidang Tauhid menganut pemikiran Imam Abu Hasan Al Asy ari dan Abu Mansur Al Maturidi, sedangkan dalam bidang ilmu fiqih menganut Imam Madzhab 4 (Hanafi, Maliki, Syafi i, Hambali) serta dalam bidang tasawuf menganut pada Imam Al Ghazali dan Imam Junaid al Baghdadi. 8 Dalam pengertian yang lebih sederhana dapat dikatakan bahwa ahlusunnah waljama ah adalah paham yang dalam masalah aqidah mengikuti Imam Abu Musa Al Asyari dan Abu Mansur Al Maturidi. Dalam praktek peribadatan mengikuti salah satu empat madzhab yaitu madzhab Hanafi, Maliki, Syafi i dan Hambali, dan dalam bertawasuf mengikuti Imam Abu Qosim Al Junaidi dan Imam Abu Hamid Al Ghazali. c. Pembelajaran Pembelajaran adalah suatu usaha dan upaya yang dilakukan secara sadar terhadap nilai-nilai yang dilaksanakan oleh orang tua, seorang 7 Said Aqil Siradj, Ahlussunnah wal Jama ah; Sebuah Kritik Historis, (Jakarta: Pustaka Cendikia Muda, 2008), hlm. 5. 8 Ibid., hlm. 5.

9 pendidik, atau tokoh masyarakat dengan metode tertentu baik secara personal (perseorangan) maupun secara lembaga yang merasa punya tanggungjawab terhadap perkembangan pendidikan anak didik atau generasi penerus bangsa dalam rangka menanamkan nilai-nilai dan dasar kepribadian dan pengetahuan yang bersumber pada ajaran islam untuk dapat diarahkan pada sasaran dan tujuan yang ingin dicapai. 9 Pembelajaran dalam kamus Bahasa Indonesia kita jumpai bahwa kata pembelajaran mempunyai pengertian proses perbuatan, cara membina, pembaharuan, penyempurnaan, usaha dan tindakan, tindakan yang dilakukan berdaya guna dan berhasil untuk memperoleh hasil yang lebih baik. Pembelajaran yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pembelajaran yang dalam artian bimbingan karena dalam pembelajaran nilai-nilai aswaja ini memerlukan waktu dan tenaga yang panjang. 2. Penegasan operasional Penegasan operasional merupakan hal yang sangat penting dalam penelitian guna memberi batasan kajian pada suatu penelitian. adapun penegasan secara operasional dari judul Implementasi Nilai-nilai Aswaja dalam Pembelajaran di Mts Darussalam Kademangan Blitar. Yang peneliti maksud dengan Implementasi Nilai-nilai Aswaja dalam Pembelajaran di Mts Darussalam Kademangan Blitaradalah : 1) dengan memberikan pengajaran dan kegiatan yang bisa menumbuhkan sikap yang berimplementasikan nilai nilai aswaja (tawasut, tasamuh, 9 Syamsu Yusuf L.N., A. Juntika Nurihsan, Landasan Bimbingan dan Konseling (Bandung: PT. Rosda Karya, 2005), hlm. 5.

10 dan tawazun). 2) membuat program kegiatan keagamaan, yang mana dengan kegiatan tersebut bertujuan untuk memantapkan rasa keagamaan siswa, membiasakan diri berpegang teguh pada aklak mulia dan menjauhi aklak tercela, selalu tekun beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah dan bermu amalah yang baik. Dengan adanya program di atas diharapkan mampu menunjang kegiatan pembelajaran guru dalam menanamkan budi pekerti yang baik kepada siswa disekolah. F. Sistematika Pembahasan Untuk lebih mudah penulisan, perlu ada sistematika pembahasan yang terdiri dari 5 bab, antara lain yaitu: BAB I : Pendahuluan yang terdiri dari latar Belakang Masalah, Fokus

11 Penelitian, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, Penegasan Istilah, dan Sistematika Pembahasan. BAB II : Landasan teori yang terdiri dari Penjelasan ASWAJA, Nilai-nilai ASWAJA, Penjelasan Pembelajaran (pengertian pembelajaran, perencanaan pembelajaran, tujuan pembelajaran, model pembelajaran, strategi pembelajaran, metode, teknik pembelajaran, taktik pembelajaran), Pembelajaran siswa dan Penelitian Terdahulu. BAB III : Membahas tentang Metode Penelitian yang terdiri dari diskriptif jenis penelitian, lokasi penelitian, responden penelitian, teknik pengumpulan data dan analisis data, pengecekan keabsahan temuan, dan tahap-tahap penelitian. BAB IV BAB V BAB VI : Hasil Penelitian. : Pembahasan penemuan penelitian. : Penutup yang berisi tentang kesimpulan dan saran-saran.