BAB I PENDAHULUAN. mempersiapkan sumber daya manusia yang profesional, tangguh, dan siap

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu proses pendidikan tidak lepas dari Kegiatan Belajar Mengajar

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran atau cara lain yang dikenal dan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus berlangsung secara berkelanjutan. Dari sinilah kemudian muncul istilah

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Pendidikan di Indonesia terus berkembang

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan dan kelangsungan hidup Bangsa dan Negara di segala bidang. dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan dilakukan agar pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. Peserta didik merupakan masa depan bangsa. Jika peserta didik di didik

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan di Indonesia juga sudah tercantum dalam pembukaan. kehidupan berbangsa dan bernegara adalah dengan pendidikan.

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. bangsa, karena salah satu faktor penting dalam kemajuan suatu bangsa itu terletak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS dan PKn

BAB I PENDAHULUAN. tentang sistem pendidikan nasional dalam bab II pasal 3 tentang fungsi dan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diadakan di Negara tersebut. Pendidikan dapat

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi tersebut diperlukan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. dengan berbagai fasilitas yang memudahkan untuk mengakses pengetahuan, maka

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. IPS adalah bidang studi yang mempelajari, menelaah, menganalisis gejala

BAB I PENDAHULUAN. manusia Indonesia, yaitu manusia yang mampu berfikir tinggi dan kreatif,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan kualitas pendidikan terus-menerus dilakukan untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan ciri atau karakter dari dinamika di abad ke-21 yang merupakan abad

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh kesempatan untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pengetahuan dan keterampilan menjadi tanggung jawab satuan

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat. Hal ini menuntut adanya sumber daya manusia yang. berkualitas, dengan begitu perkembangan yang ada dapat dikuasai,

BAB I PENDAHULUAN. teknologi. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu sektor penentu keberhasilan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. antara lain pemerintah, guru, sarana prasarana, dan peserta didik itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan bukan sekedar memberikan pengetahuan, nilai-nilai atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sasaran Pendidikan adalah manusia. Pendidikan bertujuan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. mensosialisasikan kemampuan baru kepada mereka agar mampu. mengantisipasi tuntutan masyarakat yang dinamis. 3

BAB I PENDAHULUAN. dan melaksanakan pendidikan. Anak-anak menerima pendidikan dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang telah dinyatakan dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana digariskan dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik. RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah suatu tindakan (action) yang diambil oleh suatu

I. PENDAHULUAN. Peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas, pendidikan memegang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi tuntutan wajib bagi setiap negara, pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu upaya untuk menyiapkan

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak bangsa Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu aspek yang mempunyai peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Bangsa Indonesia sebagai bagian dari dunia, apabila

BAB I PENDAHULUAN. daya pendidik dan peserta didik. Usaha peningkatan mutu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu sistem pada prinsipnya bukan hanya bertujuan untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tujuan Negara Indonesia termuat dalam pembukaan UUD

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, segala sesuatu berkembang secara pesat dan sangat cepat.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang berkualitas baik melalui pendidikan informal di rumah

BAB I PENDAHULUAN. religiusitas dalam kehidupan manusia. Temuan-temuan empiric dan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Permendikbud No. 67 tahun 2013, kurikulum 2013 dirancang

BAB I PENDAHULUAN. itu, hampir semua negara menempatkan pendidikan sebagai sesuatu yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. pada peradaban yang semakin maju dan mengharuskan individu-individu untuk terus

BAB I PENDAHULUAN. dengan inovasi dalam bidang pendidikan. Peningkatan kualitas pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. keharusan bagi bangsa Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 2

BAB I PENDAHULUAN. Undang No.20 tahun 2003). Pendidikan memegang peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Sekretaris Jenderal MPR-RI, Undang-Undang Dasar 1945, Sekjen MPR-RI, Jakarta, hlm. 5 2

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana dirumuskan dalam tujuan pendidikan Nasional dalam UU Sisdiknas

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Ekonomi Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dilahirkan manusia-manusia yang berkualitas yang akan membangun dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hal yang sangat penting bagi suatu bangsa, dikatakan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan. melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan. Oleh karena itu untuk

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ivo Aulia Putri Yatni, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. dimulai sejak dilahirkan hingga ke liang lahat. Oleh sebab itu, setiap

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Feni Maelani, 2013

2015 PERBEDAAN MINAT SISWA SMK NEGERI 13 DAN SMK FARMASI BUMI SILIWANGI KOTA BANDUNG DALAM AMATA PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting dalam usaha peningkatan kualitas pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGARUH AKTIVITAS SISWA DALAM MENGIKUTI KEGIATAN EKSTRA KURIKULER DAN KEDISIPLINAN MENGIKUTI KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era

BAB I PENDAHULUAN. merupakan wahana dalam menerjemahkan pesan-pesan konstitusi serta sarana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman globalisasi saat ini pengetahuan dan teknologi mengalami

PENERAPAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI MATA PELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. kembangkan potensi-potensi kemanusiaanya. Potensi kemanusiaan. merupakan benih kemungkinan untuk menjadi manusia yang baik dari

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting untuk dijalani oleh

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Penyelenggaraan. pendidikan diharapkan mampu mencetak manusia yang berkualitas yang

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Angga Triadi Efendi, 2013

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada saat bangsa Indonesia menghadapi setumpuk permasalahan yang disebabkan oleh berbagai krisis yang melanda, maka tantangan dalam menghadapi era globalisasi yang bercirikan keterbukaan dan persaingan bebas kian mendesak. Mau tidak mau bangsa Indonesia harus berupaya keras untuk meningkatkan kemampuan dan daya saing dalam percaturan internasional. Dalam jangka waktu yang relatif mendesak, Indonesia harus mampu mempersiapkan sumber daya manusia yang profesional, tangguh, dan siap pakai. Untuk mewujudkan kondisi tersebut, sumber daya manusia Indonesia harus memiliki bekal kemampuan intelektual dan daya saing serta inovasi yang tinggi. Salah satunya yakni dengan cara memperbaiki sistem pendidikan di Indonesia. Hal tersebut dapat dilihat dari isi Pembukaan UUD 1945 alinea IV yang menegaskan bahwa salah satu tujuan nasional bangsa Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. 1 Dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara dijelasklam bahwa pendidikan di Indonesia mengenal sistem pendidikan seumur hidup dan bertujuan untuk membangun manusia Indonesia seutuhnya. Hal ini tercermin dalam UU No 20 tahun 2003 bab II pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional yaitu pendidikan 1 Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru, (Jakarta: Rajawali Press, 2009), 5. 1

2 nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 2 Dalam mencetak generasi yang unggul peran guru sangat dibutuhkan. Seorang guru dituntut untuk terus meningkatkan kemampuan dan profesionalitasnya agar bisa melaksanakan proses belajar mengajar yang efektif dan efisien yang bisa mengantarkan siswa mencapai prestasi belajar yang maksimal. Guru adalah manusiawi dalam pendidikan. Soetjipto dan Raflis Kosasi mengatakan guru adalah figur manusia sumber yang menempati posisi dan memegang peranan paling penting dalam pendidikan. 3 Di semua jenjang pendidikan, baik di tingkat MI, MTS, ataupun MA pelajaran yang mempunyai jam lebih banyak dibandingkan dengan pelajaran lainnya adalah matematika. Tetapi dalam kenyataannya siswa menganggap pelajaran matematika adalah pelajaran yang sulit, membosankan dan menakutkan. Matematika adalah sesuatu yang membuat muka pucat, sakit perut, dan berkeringat dingin. Matematika dianggap sebagai sesuatu yang sangat menakutkan. 4 Mereka mengatakan pelajaran matematika penuh dengan angka-angka yang membuat kepala pusing. Padahal matematika adalah ilmu 2 Afnil Guza, UU Sisdiknas dan UU Guru dan Dosen, (Jakarta: Asa Mandiri, 2008, cetakan 8), 35. 3 Soetjipto dan Raflis, Profesi Keguruan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), 50. 4 Ariesandi Setyono, Mathemagics, (Jakarta: Gramedia, 2006), 1.

3 yang sangat penting dalam hidup manusia. Maka konsep dasar matematika yang benar harus diajarkan kepada siswa secara tepat dan kuat. Peneliti memilih MI se-kecamatan Ngunut sebagai tempat penelitian karena jumlah MI yang ada di kecamatan tersebut jumlahnya terbesar nomor dua di wilayah Tulungagung. Selain itu ada keunikan di MI yang ada di kecamatan Ngunut yakni ada MI yang siswanya sangat banyak, ada yang sedang, tetapi juga ada MI yang siswannya sangat sedikit. Tetapi umumnya proses pembelajaran matematika sekolah di MI se-kecamatan Ngunut hanya mentransfer apa yang dipunyai guru kepada siswa dalam wujud pelimpahan fakta matematis, bahkan sering dalam menanamkan konsep hanya menekankan bahwa konsep tersebut sebagai aturan yang harus dihafal, tidak perlu tahu dari mana asal-usul rumus tersebut. Guru lebih sering mendominasi kelas dan menjadi sumber utama pengetahuan. Dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas, guru menyampaikan konsep atau stuktur matematika secara deduktif, guru memberikan contoh dan siswa bersifat pasif. Selain itu kurangnya latihan soal yang diberikan oleh guru juga menyebabkan rendahnya prestasi belajar matematika siswa, padahal pelajaran matematika mengharuskan siswanya untuk banyak mengerjakan latihan soal. Ada sembilan lembaga Madrasah Ibti daiyah se-kecamatan Ngunut, tetapi karena keterbatasan waktu, peneliti hanya mengambil sampel tiga Madrasah Ibti daiyah yakni MIN Pandansari, MI Miftahul Huda, dan MI Tarbiyatul Athfal. Alasan peneliti memilih ke-tiga Madrash Ibti daiyah tersebut yakni terkait dengan jumlah muridnya. MIN Pandansari mewakili MI yang jumlah muridnya sangat banyak, MI Tarbiyatul

4 athfal jumlah muridnya sedang, dan MI Miftahul Huda jumlah muridnya sangat sedikit. Dan karena keterbatasan waktu pulalah peneliti hanya memfokuskan meneliti di kelas III pada masing-masing ke-tiga MI tersebut dan hanya fokus pada materi luas persegi karena berdasarkan hasil observasi, materi tersebut dianggap paling sulit sehingga prestasinya masih sangat rendah. Ada berbagai metode yang dapat diterapkan untuk meningkatkan prestasi belajar matematika siswa kelas III materi luas persegi di MI se-kecamatan Ngunut, diantaranya adalah metode inquiry dan metode drill. Inquiry pada dasarnya adalah menyadari apa yang telah dialami. Inquiry menuntut siswa memproses pengalaman belajar menjadi situasi yang bermakna dalam kehidupan nyata. Dengan mereka menemukan sendiri apa yang ingin diketahuinya, maka pengetahuan yang mereka dapatkan akan lebih melekat dalam pikiran mereka daripada hanya diberikan informasi saja. 5 Dengan menggunakan metode inquiry siswa dimotivasi untuk aktif berpikir, melibatkan diri dalam kegiatan dan mampu menyelesaikan tugas sehingga dalam proses pembelajaran siswa lebih banyak belajar sendiri, mengembangkan kreativitas dalam memecahkan masalah. Metode drill yang bertujuan agar siswa aktif dalam mengerjakan soal- soal latihan dengan kemampuan yang dimilikinya terhadap suatu pelajaran tertentu yang berkaitan dengan konsep lama, seperti yang dikemukakan oleh Thorndike: 5 Umi Kulsum, Implementasi Pendidikan Karakter Berbasis PAIKEM, (Surabaya: Gena Pratama Pustaka, 2011), 97.

5 Cara yang dianggap cocok untuk menanamkan konsep baru (yang ada kaitannya dengan konsep lama) adalah dengan cara stimulus respon yang dilakukan melalui drill (latihan) yang tepat dan berulang-ulang. 6 Peneliti memfokuskan penelitian di kelas III pada materi luas persegi yang prestasi belajarnya masih cenderung rendah. Alasan peneliti menerapkan metode inquiry dan metode drill dalam pembelajaran matematika materi luas persegi adalah dengan menggunakan metode inquiry dan metode drill siswa akan mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai luas persegi sehingga siswa lebih tertarik belajar Matematika jika mereka dilibatkan secara aktif dalam pembelajaran. Berdasarkan paparan di atas, peneliti bermaksud melaksanakan penelitian dengan judul Pengaruh Metode Inquiry dan Metode Drill Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas III di MI Se-Kecamatan Ngunut, Tulungagung. B. Identifikasi dan Pembatasan Masalah 1. Identifikasi Masalah Berdasarkan paparan latar belakang di atas maka peneliti mengidentifikasi masalah sebagai berikut : a. Metode-metode yang dapat meningkatkan prestasi belajar matematika siswa kelas III di MI se-kecamatan Ngunut. 6 Rusefendi, Pengantar Kepada Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya Dalam Pengajaran Matematika Untuk Meningkatkan CBSA, (Bandung: Tarsito, 1988), 129.

6 b. Masalah-masalah yang menjadi penyebab rendahnya prestasi belajar matematika materi luas persegi siswa kelas III di MI se-kecamatan Ngunut. c. Prestasi belajar matematika siswa materi luas persegi pada kelas III di MI se-kecamatan Ngunut sebelum dan sesudah dilakukan treatment menggunakan metode inquiry. d. Prestasi belajar matematika siswa materi luas persegi kelas III di MI se- Kecamatan Ngunut sebelum dan sesudah dilakukan treatment menggunakan metode drill. e. Pengaruh metode inquiry dan drill terhadap peningkatan prestasi belajar matematika siswa kelas III di MI se-kecamatan Ngunut. f. Metode yang digunakan oleh guru matematika kurang bervariasi sehingga murid-murid tidak suka dengan pelajaran matematika. g. Sarana dan prasarana untuk pembelajaran matematika kurang. 2. Batasan Masalah Agar masalah dalam tesis tidak meluas, peneliti membatasi permasalahan penelitian sebagai berikut : a. Perbedaan prestasi belajar matematika siswa kelas III sebelum dilakukan treatment menggunakan metode inquiry dan drill. b. Perbedaan prestasi belajar matematika siswa kelas III sesudah dilakukan treatment menggunakan metode inquiry dan drill. c. Pengaruh metode inquiry dan drill terhadap peningkatan prestasi belajar matematika siswa kelas III di MI se-kecamatan Ngunut.

7 C. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah ada perbedaan prestasi belajar matematika siswa kelas III di MI se-kecamatan Ngunut sebelum dilakukan treatment menggunakan metode inquiry dan drill? 2. Apakah ada perbedaan prestasi belajar matematika siswa kelas III di MI se-kecamatan Ngunut sesudah dilakukan treatment menggunakan metode inquiry dan drill? 3. Apakah metode inquiry dan drill berpengaruh terhadap peningkatan prestasi belajar matematika siswa kelas III di MI se-kecamatan Ngunut? D. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan di atas maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk menguji perbedaan prestasi belajar matematika siswa kelas III di MI se-kecamatan Ngunut sebelum dilakukan treatment menggunakan metode inquiry dan drill? 2. Untuk menguji perbedaan prestasi belajar matematika siswa kelas III di MI se-kecamatan Ngunut sesudah dilakukan treatment menggunakan metode inquiry dan drill? 3. Untuk menganalisa pengaruh metode inquiry dan drill terhadap peningkatan prestasi belajar matematika siswa kelas III di MI se- Kecamatan Ngunut?

8 E. Hipotesis Penelitian Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini sebagai berikut : 1. Ada perbedaan prestasi belajar matematika siswa kelas III di MI se- Kecamatan Ngunut sebelum dilakukan treatment menggunakan metode inquiry dan drill? 2. Ada perbedaan prestasi belajar matematika siswa kelas III di MI se- Kecamatan Ngunut sesudah dilakukan treatment menggunakan metode inquiry dan drill? 3. Ada pengaruh metode inquiry dan drill terhadap prestasi belajar matematika siswa kelas III di MI se-kecamatan Ngunut? F. Kegunaan Penelitian Kegunaan yang dapat diperoleh melalui penelitian ini adalah : 1. Kegunaan Teoritis Penelitian ini berguna untuk mengetahui pengaruh metode inquiry dan metode drill terhadap peningkatan prestasi belajar matematika siswa kelas III di MI se-kecamatan Ngunut Tulungagung tahun ajaran 2014/2015. 2. Kegunaan Praktis a. Bagi Kepala Sekolah Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan kepada sekolah untuk menghimbau gurunya agar terus berinovasi menggunakan metode pembelajaran guna meningkatkan prestasi belajar siswanya. b. Bagi Guru

9 Hasil penelitian dapat digunakan sebagai masukan bagi para guru khususnya guru MI untuk bertindak cermat terhadap upaya peningkatan prestasi belajar matematika dengan menggunakan metode inquiry dan drill dalam proses pembelajaran. Dan sebagai tolok ukur untuk pembelajaran matematika yang lebih bermakna sehingga siswa menyukai pelajaran matematika. c. Bagi Peneliti yang Akan Datang Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh peneliti yang akan datang sebagai bahan kajian penunjang dan bahan pengembang perancang penelitian dalam meneliti hal-hal yang berkaitan dengan topik di atas. G. Penegasan Istilah 1. Secara Konseptual a. Metode Inquiry Inquiry berasal dari kata to inquire yang berarti ikut serta, atau terlibat, dalam mengajukan pertanyaan-pertanyaan, mencari informasi dan melakukan penyelidikan. 7 Kata inquiry dapat diartikan sebagai proses bertanya atau mencari tahu jawaban terhadap pertanyaanpertanyaan yang diajukan. Dalam penggunaan inquiry siswa dimotivasi untuk aktif berpikir, melibatkan diri dalam kegiatan dan menyelesaikan tugas sendiri. Dengan demikian siswa lebih banyak melakukan kegiatan 7 Umi Kulsum, Implementasi, 97.

10 sendiri atau dalam bentuk kelompok memecahkan permasalahan dengan bimbingan guru. 8 b. Metode Drill Metode drill merupakan salah satu dari sekian banyak metode pembelajaran. Sebagai metode mengajar, metode drill merupakan metode mengajar dengan memberikan latihan secara berulang- ulang mengenai apa yang telah diajarkan guru sehingga siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan tertentu. 9 c. Prestasi Belajar Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai siswa dalam suatu proses belajar. Dan hasil yang dicapai dari proses belajar tersebut dapat berupa angka, sikap, kebiasaan, pengalaman, keterampilan yang tejadi dalam pendidikan formal maupun non formal. Sedangkan prestasi belajar yang dicapai siswa dalam belajar sekolah pada umumnya berbentuk angka atau huruf sebagai nilai hasil belajar yang dapat dilihat dari nilai rapor yang merupakan rumusan terakhir yang diberikan guru. 10 2. Penegasan Operasional Penelitian ini bertempat di tiga Madrasah Ibti daiyah yang ada di kecamatan Ngunut yakni MIN Pandansari, MI Tarbiyatul Athfal dan MI Miftahul Huda. Karena keterbatasan waktu peneliti hanya memfokuskan meneliti kelas III di masing-masing ke-tiga MI tersebut pada mata Cipta, 2003), 2. 8 Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2005), 87. 9 Suwarna, Pengajaran Mikro, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2005), 111. 10 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: PT Rineka

11 pelajaran matematika materi luas persegi. Hal ini dikarenakan prestasi belajar matematika siswa kelas III pada materi luas persegi di MI se- Kecamatan Ngunut masih cenderung rendah. Ada banyak faktor yang menyebabkan prestasi belajar matematika kelas III materi luas persegi masihg rendah salah satunya yakni metode yang digunakan oleh guru dalam mengajar matematika kurang melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran, sehingga siswa menganggap pelajaran matematika itu sulit, dan membosankan. Cara yang dapat dilakukan dalam peningkatan prestasi belajar matematika siswa kelas III yakni penggunaan metode inquiry dan metode drill dalam pembelajaran matematika di kelas. Metode inquiry dan drill merupakan metode pembelajaran matematika yang melibatkan siswa secara aktif dan mengutamakan latihan soal sehingga diharapkan terjadi peningkatan prestasi matematika siswa. Peneliti menggunakan kedua metode tersebut untuk menguji apakah metode inquiry dan drill berpengaruh terhadap peningkatan prestasi belajar matematika siswa kelas III di MI se- Kecamatan Ngunut pada materi luas persegi. H. Sistematika Pembahasan Tesis ini terdiri atas tiga bagian yang saling berkaitan, yaitu bagian awal, bagian utama, dan bagian akhir. Bagian awal. Pada bagian ini dimuat halaman sampul, halaman judul, halaman pengajuan, halaman persetujuan pembimbing, halaman pengesahan,

12 halaman motto, halaman persembahan, kata pengantar, daftar gambar, daftar tabel, daftar lampiran,daftar isi dan abstrak. Bagian isi, terdiri dari lima bab yang saling berhubungan antara satu dan lainnya. Lima bab tersebut adalah: Bab I Pendahuluan, yang terdiri dari: latar belakang masalah, identifikasi dan batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,, hipotesis penelitian, kegunanaan penelitian, penegasan istilah, dan sistematika pembahasan. Bab II Landasan Teori, yang di dalamnya terdiri dari: metode pembelajaran, metode inquiry dan metode drill, pembelajaran matematika, prestasi belajar, penelitian terdahulu, dan kerangka konseptual. Bab III Metode Penelitian yang terdiri dari, pendekatan dan jenis penelitian, populasi, sampel, dan sampling penelitian, variabel penelitian, sumber data dan data, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data. Bab IV Hasil Penelitian danpembahasan berisi penyajian data dan Analisis Data Uji Prasarat Bab V Berisi Pembahasan Hasil Penelitian yang terdiri dari perbedaan prestasi belajar matematika siswa kelas III di Mi se-kecamatan Ngunut sebelum dilakukan treatment menggunakan metode inquiry dan drill, perbedaan prestasi belajar matematika siswa kelas III di Mi se-kecamatan Ngunut setelah dilakukan treatment menggunakan metode inquiry dan drill, pengaruh metode inquiry dan drill bterhadap peningkatan prestasi belajar matematika siswa kelas III di Mi se-kecamatan Ngunut

13 Bab VI Penutup, yang berisi kesimpulan dan saran. Bagian akhir dari tesis memuat hal-hal yang sifatnya koplementatif yang berfungsi untuk menambah validitas isi tesis yang terdiri dari daftar rujukan dan lampiran-lampiran