1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Eufemisme berupa ungkapan-ungkapan yang tidak menyinggung perasaan orang atau ungkapan-ungkapan yang halus untuk menggantikan acuan-acuan yang mungkin dirasakan menghina, menyinggung perasaan atau mensugestikan sesuatu yang tidak menyenangkan (Keraf, 2006: 132). Lebih lanjut menurut Dale, eufemisme adalah ungkapan yang lebih halus sebagai pengganti ungkapan yang dianggap merugikan, dirasakan kasar, atau tidak menyenangkan (Tarigan, 1985: 143). Berdasarkan definisi tersebut dapat dikatakan bahwa eufemisme merupakan suatu ungkapan yang dirasa lebih halus. Ungkapan-ungkapan yang diangap kasar diganti dengan ungkapan-ungkapan yang lebih halus dalam rangka menjaga peraaan orang lain atau lawan tutur. Kajian terkait eufemisme sudah lama menarik perhatian peneliti, Tobing (2001) meneliti mengenai Eufemisme dalam Artikel Politik dan Ekonomi Pada Harian Kedaulatan Rakyat. Dalam penelitian ini peneliti menemukan peran penting eufemisme sebagai alat untuk menjaga keamanan, stabilitas, dan kesopanan. Kemudian Kurniawati (2011) melakukan penelitian tentang Eufemisme dan Disfemia dalam Spiegel Online. Dalam penelitian ini, peneliti menemukan bentuk eufemisme dan disfemia serta menemukan latar belakang penggunaan eufemisme dan disfemia pada Spiegel Online. Kemudian Meilasari, Nababan, Djatmika (2016) meneliti tentang Analisis Terjemahan Ungkapan Eufemisme dan Disfemisme pada Teks Berita Online BBC. Dalam penelitian ini, peneliti menemukan terjemahan pada berita online BBC 1
2 diterjemahkan dengan mempertahankan nilai rasa yang terkandung didalamnya dan metode penerjemahan menggunakan teknik padanan lazim u tuk mencari padanan kata serta frasa. Kemudian Mualafina (2017) melakukan penelitian mengenai Eufemisme Bahasa Indonesia dalam Bidang Profesi. Dalam penelitian ini, peneliti menemukan proses pembentukan eufemisme melalui dua proses, pengaruh penggunaan eufemisme disebabkan karena faktor masyarakat bahasa, dan eufemisme berfungsi sebagai alat untuk menngaburkan esensi asli dari suatu profesi. Fenomena eufemisme juga terdapat dalam rubrik Peristiwa pada tabloid Nova. Peneliti menemukan kalimat Terlahir dari keluarga yang sangat miskin serta memiliki keterbatasan fisik, Kadek Windari (26) justru terlecut untuk berkarya sebagai pelukis pada rubrik Peristiwa edisi 1512 Februari 2017 pada Tabloid Nova. Pada kalimat tersebut ternyata terdapat eufemisme. Eufemisme ditunjukkan pada keterbatasan fisik yang menggantikan kata cacat. Penggunaan keterbatasan fisik dirasa lebih halus daripada cacat. Jenis referensi eufemisme pada keterbatasan fisik menunjukkan keadaan, karena keterbatasan fisik lebih kepada kekurangan yang dialami oleh seseorang. Fungsi penggunaan eufemisme sebagai alat menghaluskan ucapan karena keterbatasan fisik ketika diucapkan atau didengarkan lebih halus daripada kata cacat. Pada judul berita yang berbeda yaitu rubrik Peristiwa edisi 1513 Februari 2017, peneliti menemukan kalimat Wangi dupa yang menyeruak di tenda penampungan tempat jenazah disemayamkan sementara, membuat suasana terasa makin pilu, yang ternyata juga mengandung eufemisme pada kata jenazah. Penggunaan kata jenazah dirasa lebih halus karena menggantikan kata mayat. Penggunaan kata jenazah ditunjukkan untuk orang, oleh karena itu jenis referensi
3 eufemisme ini merupakan referensi keadaan. Pada jenis referensi keadaan ini sesuatu yang dialami oleh orang dan memiliki fungsi penggunaan eufemisme sebagai alat menghaluskan ucapan. Fungsi penggunaan eufemisme sebagai alat menghaluskan ucapan berupa suatu ucapan atau ungkapan yang berkonotasi negatif digantikan dengan ungkapan yang berkonotasi positif agar lebih halus ketika didengar atau diucapkan. Selanjutnya pada judul berita yang berbeda lagi namun masih dalam rubrik Peristiwa edisi 1513 Februari 2017, peneliti menemukan kalimat Putri Presiden Jokowi, Kahiyang Ayu, dikabarkan akan segera mengakhiri masa lajangnya, yang ternyata mengandung eufemisme pada frasa mengakhiri masa lajangnya. Pada frasa tersebut menggantikan kata kawin yang dianggap lebih halus ketika didengarkan atau diucapkan. Oleh karena itu, pada frasa tersebut memiliki fungsi eufemisme sebagai alat menghaluskan ucapan. Selain itu, pada frasa tersebut jenis referensi eufemisme menunjukkan peristiwa karena hal tersebut dialami oleh seseorang. Pada rubrik Peristiwa edisi 1514 Februari-Maret 2017, peneliti menemukan kalimat Saya jadi bersyukur memiliki Daffa, walaupun kondisinya tidak sempurna seperti anak-anak lain, yang ternyata juga mengandung eufemisme. Hal tersebut ditunjukkan pada frasa kondisinya tidak sempurna yang menggantikan kata cacat. Penggantian kata cacat menjadi frasa kondisinya tidak sempurna dirasa lebih halus ketika didengar dan diucapkan. Fungsi penggunaan eufemisme pada kalimat tersebut sebagai alat menghaluskan ucapan. Jenis referensi eufemisme pada kalimat tersebut menunjukkan keadaan, karena hal tersebut dialami oleh seseorang. Pada rubik Peristiwa edisi 1520 April 2017, peneliti menemukan kalimat Di rutan itulah, Fidelis ditahan, yang ternyata mengandung eufemisme. Hal tersebut
4 ditunjukkan pada kata rutan yang menggantikan kata penjara. Fungsi penggunaan eufemisme pada kalimat tersebut sebagai alat menghaluskan, agar pihak atau orang yang dituju tidak merasa tersinggung. Sedangkan jenis referensi eufemisme pada kalimat tersebut menunjukkan keadaan. Hal tersebut dikarenakan eufemisme rutan menunjukkan pada suatu keadaan dimana seseorang ditahan di rumah tanahan negara karena melakukan suatu kesalahan. Penggunaan eufemisme pada Tabloid Nova sesuai dengan sasaran atau pembacanya yang mayoritas wanita. Hal tersebut disebabkan isi tabloid tersebut lebih banyak mengenai dunia wanita. Tujuan dari penggunaan eufemisme pada Tabloid Nova lebih pada pemilihan kata yang tepat agar tidak menyinggung perasaan pembaca terutama wanita. Pada hakekatnya wanita memiliki sifat sensitif, terutama ketika ada lawan bicara yang mengatakan sesuatu hal dengan bahasa yang kasar. Oleh karena itu, Tabloid Nova menyajikan kalimat-kalimat pada setiap rubriknya menggunakan eufemisme. Berdasarkan fenomena-fenomena yang peneliti jumpai, bahwa dalam rubrik Peristiwa pada Tabloid Nova Edisi bulan Februari sampai April 2017 banyak menggunakan eufemisme. Adanya penggunaan eufemisme berfungsi sebagai alat untuk menghaluskan bahasa tulis agar pihak yang bersangkutan maupun pembaca yang mayoritas wanita tidak merasa dirugikan. Selain itu, penggunaan eufemisme dalam rubrik tersebut berfungsi membawa suasana pembaca agar dapat merasakan kisah yang terdapat pada rubrik. Melalui eufemisme akan menjadikan pembacauntuk berpikir kritis, karena penggunaan kata maupun kalimat yang dituliskan merupakan bentuk konotasi. Oleh karena itu, pembaca akan berusaha mencari maksud sebenarnya yang sesuai dengan pemikiran penulis. Eufemisme pada rubrik Peristiwa dalam
5 Tabloid Nova Edisi bulan Februari sampai April 2017 akan dikaji berdasarkan: bentuk eufemisme, fungsi penggunaan eufemisme, dan jenis referensi eufemisme. Untuk membuktikan kebenaran bahwa pada rubrik Peristiwa dalam tabloid Nova banyak terdapat eufemisme perlu dilakukan kajian secara empirik. Oleh karena itu, penelitian dengan judul Eufemisme Dalam Rubrik Peristiwa Pada Tabloid Nova penting untuk dilakukan. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah: 1. Apa saja bentuk-bentuk eufemisme dalam rubrik Peristiwa pada Tabloid Nova? 2. Apa saja jenis referensi eufemisme dalam rubrik Peristiwa pada Tabloid Nova? 3. Bagaimanakah fungsi penggunaan eufemisme dalam rubrik Peristiwa pada Tabloid Nova? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk eufemisme dalam rubrik Peristiwa pada Tabloid Nova. 2. Untuk mendeskripsikan jenis referensi eufemisme dalam rubrik Peristiwa pada Tabloid Nova. 3. Untuk mendeskripsikan fungsi penggunaan eufemisme dalam rubrik Peristiwa pada Tabloid Nova.
6 D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis Hasil dari penelitian diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmu bahasa, khususnya dalam kajian eufemisme. Pada kajian eufemisme mempelajari acuan berupa ungkapan-ungkapan yang tidak meyinggung perasaan seseorang ketika diucapkan maupun didengarkan. Secara teori kajian ini mempelajari ungkapanungkapan yang dianggap halus, oleh karena itu hasil penelitian ini dapat memberikan tambahan ilmu bahasa terutama bahasa yang halus. Hasil penelitian ini diharapkan menambah kosakata pada kata-kata yang dianggap halus dan kata-kata yang digantikan dari kata-kata kasar. 2. Manfaat Praktis a. Bagi peneliti, penelitian ini berguna untuk lebih memperluas dan memahami wawasan kajian eufemisme, serta untuk menambah pengalaman dalam menganalisis suatu objek dalam hal ini bahasa yang berpusat pada kajian eufemisme. b. Bagi pembaca, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan referensi dalam analisis kajian eufemisme.