EVALUASI RESPONS STRUKTUR GEDUNG BERTINGKAT TINGGI EKSISTING MENGGUNAKAN PERATURAN KEGEMPAAN SNI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN. dilakukan setelah mendapat data dari perencanaan arsitek. Analisa dan

BAB IV ANALISIS & PEMBAHASAN

STUDI PENEMPATAN DINDING GESER TERHADAP WAKTU GETAR ALAMI FUNDAMENTAL STRUKTUR GEDUNG

BAB IV PERMODELAN STRUKTUR

ANALISIS DINAMIK BEBAN GEMPA RIWAYAT WAKTU PADA GEDUNG BETON BERTULANG TIDAK BERATURAN

ANALISIS DINAMIK STRUKTUR GEDUNG DUA TOWER YANG TERHUBUNG OLEH BALOK SKYBRIDGE

EVALUASI KINERJA PORTAL BAJA 3 DIMENSI DENGAN PENGAKU LATERAL AKIBAT GEMPA KUAT BERDASARKAN PERFORMANCE BASED DESIGN

STUDI KOMPARATIF PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG TAHAN GEMPA DENGAN SISTEM RANGKA GEDUNG BERDASARKAN TATA CARA ASCE 7-05 DAN SNI

KINERJA STRUKTUR RANGKA BETON BERTULANG DENGAN PERKUATAN BREISING BAJA TIPE X

Laporan Tugas Akhir Perencanaan Struktur Gedung Apartemen Salemba Residences 4.1 PERMODELAN STRUKTUR Bentuk Bangunan

DESAIN DINDING GESER TAHAN GEMPA UNTUK GEDUNG BERTINGKAT MENENGAH. Refly. Gusman NRP :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV PEMODELAN STRUKTUR

ANALISIS STRUKTUR TERHADAP BEBAN GEMPA (SNI )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS KINERJA STRUKTUR BETON BERTULANG DENGAN VARIASI PENEMPATAN BRACING INVERTED V ABSTRAK

PERBANDINGAN PERILAKU ANTARA STRUKTUR RANGKA PEMIKUL MOMEN (SRPM) DAN STRUKTUR RANGKA BRESING KONSENTRIK (SRBK) TIPE X-2 LANTAI

STUDI MENENTUKAN PARAMETER DAKTILITAS STRUKTUR GEDUNG TIDAK BERATURAN DENGAN ANALISIS PUSHOVER

EVALUASI KINERJA INELASTIK STRUKTUR RANGKA BETON BERTULANG TERHADAP GEMPA DUA ARAH TUGAS AKHIR PESSY JUWITA

PEMODELAN STRUKTUR RANGKA BETON BERTULANG DENGAN PERKUATAN BREISING KONSENTRIK V-TERBALIK

BAB III PEMODELAN DAN ANALISIS STRUKTUR

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

KATA KUNCI: sistem rangka baja dan beton komposit, struktur komposit.

STUDI KOMPARASI SIMPANGAN BANGUNAN BAJA BERTINGKAT BANYAK YANG MENGGUNAKAN BRACING-X DAN BRACING-K AKIBAT BEBAN GEMPA

Gambar 2.1 Spektrum respons percepatan RSNI X untuk Kota Yogyakarta

PERENCANAAN GEDUNG BETON BERTULANG BERATURAN BERDASARKAN SNI DAN FEMA 450

DAFTAR NOTASI BAB I β adalah faktor yang didefinisikan dalam SNI ps f c adalah kuat tekan beton yang diisyaratkan f y

BAB III STUDI KASUS 3.1 UMUM

PEMODELAN DINDING GESER PADA GEDUNG SIMETRI

PERBANDINGAN ANALISIS RESPON STRUKTUR GEDUNG ANTARA PORTAL BETON BERTULANG, STRUKTUR BAJA DAN STRUKTUR BAJA MENGGUNAKAN BRESING TERHADAP BEBAN GEMPA

EVALUASI SENDI PLASTIS DENGAN ANALISIS PUSHOVER PADA GEDUNG TIDAK BERATURAN

DAFTAR ISI Annisa Candra Wulan, 2016 Studi Kinerja Struktur Beton Bertulang dengan Analisis Pushover

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. hingga tinggi, sehingga perencanaan struktur bangunan gedung tahan gempa

ANALISA KINERJA STRUKTUR BETON BERTULANG DENGAN KOLOM YANG DIPERKUAT DENGAN LAPIS CARBON FIBER REINFORCED POLYMER (CFRP)

ANALISIS DINAMIK RAGAM SPEKTRUM RESPONS GEDUNG TIDAK BERATURAN DENGAN MENGGUNAKAN SNI DAN ASCE 7-05

UCAPAN TERIMA KASIH. Jimbaran, September Penulis

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR NOTASI DAN SIMBOL

BAB V ANALISIS BEBAN GEMPA Analisis Beban Gempa Berdasarkan SNI

BAB II DASAR-DASAR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BERTINGKAT

DESAIN TAHAN GEMPA BETON BERTULANG PENAHAN MOMEN MENENGAH BERDASARKAN SNI BETON DAN SNI GEMPA

BIDANG STUDI STRUKTUR DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK USU MEDAN 2013

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

PERANCANGAN MODIFIKASI STRUKTUR GEDUNG BPK RI SURABAYA MENGGUNAKAN BETON PRACETAK DENGAN SISTEM RANGKA GEDUNG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS KINERJA STRUKTUR GEDUNG DENGAN COREWALL TUGAS AKHIR

PEMODELAN DINDING GESER BIDANG SEBAGAI ELEMEN KOLOM EKIVALEN PADA MODEL GEDUNG TIDAK BERATURAN BERTINGKAT RENDAH

TUGAS AKHIR MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG HOTEL IBIS PADANG MENGGUNAKAN FLAT SLAB BERDASARKAN SNI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Struktur Tahan Gempa

ANALISIS DAMPAK PERUBAHAN STRUKTUR SHEARWALL PADA BANGUNAN GARDU INDUK TINJAUAN TERHADAP PERATURAN GEMPA SNI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. adalah struktur portal beton bertulang dengan dinding bata. Pada umumnya

Pengaruh Core terhadap Kinerja Seismik Gedung Bertingkat

ANALISIS DAN DESAIN STRUKTUR RANGKA GEDUNG 20 TINGKAT SIMETRIS DENGAN SISTEM GANDA ABSTRAK

BAB III LANDASAN TEORI

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR ATAS DAN STRUKTUR BAWAH GEDUNG BERTINGKAT 25 LANTAI + 3 BASEMENT DI JAKARTA

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR KONSTRUKSI BAJA GEDUNG DENGAN PERBESARAN KOLOM

ANALISIS DAN DESAIN DINDING GESER GEDUNG 20 TINGKAT SIMETRIS DENGAN SISTEM GANDA ABSTRAK

MODIFIKASI STRUKTUR GEDUNG WISMA SEHATI MANOKWARI DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM GANDA

UNIVERSITAS INONESIA EVALUASI FAKTOR REDUKSI GEMPA PADA SISTEM GANDA RANGKA RUANG SKRIPSI AUDI VAN SHAF ( X)

PERBANDINGAN ANALISIS STATIK DAN ANALISIS DINAMIK PADA PORTAL BERTINGKAT BANYAK SESUAI SNI

Studi Assessment Kerentanan Gedung Beton Bertulang Terhadap Beban Gempa Dengan Menggunakan Metode Pushover Analysis

DAFTAR ISI. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Umum Beban Gempa Menurut SNI 1726: Perkuatan Struktur Bresing...

RETROFITTING STRUKTUR BANGUNAN BETON BERTULANG DI BAWAH PENGARUH GEMPA KUAT

BAB II DASAR TEORI. Pada bab ini akan dibahas sekilas tentang konsep Strength Based Design dan

ANALISIS PERILAKU DAN KINERJA RANGKA BETON BERTULANG DENGAN DAN TANPA BREISING KABEL CFC

PEMODELAN STRUKTUR RANGKA BAJA DENGAN BALOK BERLUBANG

METODOLOGI DESAIN DAN PERENCANAAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN BAB I. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Keandalan Struktur Gedung Tinggi Tidak Beraturan Menggunakan Pushover Analysis

TESIS EVALUASI KINERJA STRUKTUR GEDUNG BETON BERTULANG SISTEM GANDA DENGAN ANALISIS NONLINEAR STATIK DAN YIELD POINT SPECTRA O L E H

BAB IV ANALISIS STRUKTUR

DAMPAK PEMBATASAN WAKTU GETAR ALAMI FUNDAMENTAL PADA BANGUNAN GEDUNG TINGKAT RENDAH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan sistem struktur penahan gempa ganda, sistem pemikul momen dan sistem

ANALISA KEGAGALAN STRUKTUR DAN RETROFITTING BANGUNAN MASJID RAYA ANDALAS PADANG PASCA GEMPA 30 SEPTEMBER Fauzan 1 ABSTRAK

PERANCANGAN STRUKTUR ATAS GEDUNG CONDOTEL MATARAM CITY YOGYAKARTA. Oleh : KEVIN IMMANUEL KUSUMA NPM. :

ANALISIS KINERJA STRUKTUR BETON BERTULANG DI WILAYAH GEMPA INDONESIA INTENSITAS TINGGI DENGAN KONDISI TANAH LUNAK

) DAN ANALISIS PERKUATAN KAYU GLULAM BANGKIRAI DENGAN PELAT BAJA

STUDI EVALUASI KINERJA STRUKTUR BAJA BERTINGKAT RENDAH DENGAN ANALISIS PUSHOVER ABSTRAK

Konferensi Nasional Teknik Sipil 4 (KoNTekS 4) Sanur-Bali, 2-3 Juni 2010

BAB 3 METODE PENELITIAN

TUGAS AKHIR PERENCANAAN ULANG SISTEM STRUKTUR FLAT PLATE GEDUNG PERLUASAN PABRIK BARU PT INTERBAT - SIDOARJO YANG MENGACU PADA SNI

UNIVERSITAS MERCU BUANA FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL 2017

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS DAN DESAIN STRUKTUR TAHAN GEMPA DENGAN SISTEM BALOK ANAK DAN BALOK INDUK MENGGUNAKAN PELAT SEARAH

EVALUASI PERILAKU INELASTIK STRUKTUR BETON BERTULANG YANG MENGGUNAKAN DINDING GESER DENGAN ANALISIS PUSHOVER

BAB I PENDAHULUAN. bangunan memerlukan proses desain. Proses desain ini dapat dibedakan dalam

ANALISA SIMPANGAN PADA STRUKTUR GEDUNG 10 LANTAI MENGGUNAKAN SNI DAN RSNI X

ANALISIS PERILAKU STRUKTUR RANGKA BAJA DENGAN DAN TANPA BRESING V-TERBALIK EKSENTRIK

MODIFIKASI GEDUNG BANK CENTRAL ASIA CABANG KAYUN SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM GANDA

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini dilakukan pada Gedung X, bangunan gedung bertingkat yang

PERBANDINGAN PERILAKU STRUKTUR BANGUNAN TANPA DAN DENGAN DINDING GESER BETON BERTULANG

BAB VI PEMBAHASAN. Komparasi Simpangan Antar Lantai arah x

STUDI DESAIN STRUKTUR BETON BERTULANG TAHAN GEMPA UNTUK BENTANG PANJANG DENGAN PROGRAM KOMPUTER

Kata kunci: Balok, bentang panjang, beton bertulang, baja berlubang, komposit, kombinasi, alternatif, efektif

PERANCANGAN STRUKTUR ATAS GEDUNG TRANS NATIONAL CRIME CENTER MABES POLRI JAKARTA. Oleh : LEONARDO TRI PUTRA SIRAIT NPM.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. geser membentuk struktur kerangka yang disebut juga sistem struktur portal.

Transkripsi:

EVALUASI RESPONS STRUKTUR GEDUNG BERTINGKAT TINGGI EKSISTING MENGGUNAKAN PERATURAN KEGEMPAAN SNI 03-1726-2012 Widya Apriani 1, Sjahril A Rahim 2 1 Jurusan Teknik Sipil, Universitas Lancang Kuning 2 Jurusan Teknik Sipil, UniversitasIndonesia widya.apriani99@gmail.com ABSTRAK Pada umumnya bangunan yang ada di Indonesia telah dibangun dengan acuan pedoman SNI 1726-1989-F dan SNI 03-1726-2002.Peraturan tersebut belum menerapkan konsep perencanaan bangunan tahan gempa secara eksplisit.berkaitan dengan hal tersebut, dalam upaya memitigasi kerusakan akibat beban gempa maka telah diterbitkan Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Bangunan Gedung yaitu SNI 03-1726-2012. Bangunan yang telah ada boleh jadi tidak memenuhi standar baru.oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi respons gedung bertingkat (Gedung X) terhadap beban gempa. Gedung X dievaluasi menurut gaya geser dasar dan kekakuan struktur.hal-hal tersebut diteliti dengan membandingkan antara struktur eksisting dengan struktur yang baru.hasil penelitian menunjukkan bahwa ketika dilakukan analisa statik nonlinier (pushover analysis), struktur eksisting tidak memiliki kekuatan dan kekauan yang cukup dalam menahan beban gempa nominal akibat gempa rencana sesuai dengan SNI 03-1726-2012. Kata Kunci: Bangunan Tingkat Tinggi, Evaluasi Struktur, Peraturan Kegempaan. 1. PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia termasuk wilayah dengan risiko gempa bumi yang tinggi.oleh karena itu, diperlukan bangunan yang tahan terhadap gempa. Beberapa dekade terakhir telah banyak dilakukan penelitian untuk mendapatkan sistem struktur dengan respon yang paling baik terhadap gempa. Namun, pada umumnya bangunan yang ada di Indonesia telah dibangun dengan acuan pedoman SNI 1726-1989-F dan SNI 03-1726-2002.Peraturan ini belum mensyaratkan beban gempa secara eksplisit.pada tahun 2010, Sutijpto telah melakukan analisis terhadap adanya persyaratan geser dasar seismik minimum pada RSNI 03-1726-2012, yang tidak dinyatakan secara eksplisit dalam SNI 03-1726-2002. Hasilnya bahwa gedung dengan perioda di atas 3 detik (19 lapis ke atas) yang telah terbangun dan yang dirancang berdasarkan SNI 03-1726-2002, tidak memenuhi persyaratan RSNI 03-1726-2012. Bangunan yang telah ada boleh jadi menjadi tidak memenuhi standar baru sehingga bangunan rentan akan keamanan dan kekakuan struktur. Untuk itu, seharusnya dikaji ulang dan bila perlu harus diperkuat (retrofitting).dengan demikian penelitian ini akan mengkajikeamanan dan kekakuan struktur padabangunan yang telah dibangun. Penelitian ini menggunakan analisis statik non linear untuk mengetahui bagaimana respon nyata struktur ketika terkena gempa. Selanjutnya dapat diketahui bagaimana respon nyata struktur ketika terkena gempa dengan metode analisa statik non linier (pushover). Landasan Teori Beban Gempa Beban gempa dihitung dengan cara dinamik dengan menggunakan spectrum respons analysis. Kurva respons spectrum gempa rencana untuk wilayah gempa zona 3 (Jakarta) dengan kondisi tanah lunak menurut SNI 03-1726-2002 dan SNI 03-1726-2012 adalah seperti di Gambar 1 Analisis Beban Gempa Nominal Dinamik (Spektrum Respons) Perencanaan struktur gedung yang beraturan dan tidak beraturan yang membutuhkan analisis yang lebih detail dapat memakai analisis Dinamik. Menurut pasal 4.2.1 SNI 03-1726-2002, Analisis 3 dimensi harus dilakukan untuk memeriksa respons struktur terhadap beban gempa rencana. Peraturan membatasi bahwa 280

hasil analisis getar bebas tiga dimensi harus dominan dalam arah translasi paling tidak pada ragam pertama(fundamental). Gambar 1. Grafik Fungsi Spektrum Respons Daerah Jakarta Menurut SNI 03-1726-2002 menyatakan bahwa nilai akhir respons dinamik struktur gedung terhadap pembebanan gempa nominal akibat pengaruh gempa rencana dalam satu arah tertentu tidak boleh diambil kurang dari 80% nilai respons struktur gedung dinyatakan dalam gaya geser dasar nominal (V), ditunjukkan dalam persamaan V 0,8 V 1.. Analisis ini dilakukan dengan spectrum respons sesuai wilayah kegempaan dan jenis tanah struktur gedung dikalikan faktor koreksi gi/r. Jumlah ragam yang ditinjau harus menghasilkan partisipasi massa sekurang-kurangnya 90%. Periode Getar Alami Fundamental Permasalaha fleksibilitas pada struktur harus dihindari, nilai waktu getar alami (T1) struktur gedung harus dibatas.pembatasan nilai dipengaruhi oleh koefisien ζdan jumlah tingkat (n) suatu gedung.nilai ζn diperoleh dari tabel koefisien di SNI-03-1726-2002. Periode Getar alami dapat diperoleh dengan persamaan T1<ζ n. Tahap Evaluasi Bangunan Eksisting menurut FEMA 310 Fema 310 menyatakan bahwa terdapat tiga tahapan proses evaluasi ketahanan gempa bangunan eksisting. Tujuannya aadalah untuk menentukan ketahanan suatu struktur menahan beban gempa.fase tersebut terdiri atas fase screening, fase evaluasi, fase evaluasi detail.fase kedua merupakan fase rangkaian yang dibahas pada penelitian ini. Fase kedua terdiri atas menganalisis gaya gempa statik ekivalen, menganalisis perpindahan komponen menggunakan analisis elastis atau dinamik(respons spectrum), menganalisis defisiensi struktur bangunan gedung terhadap pengaruh gempa. Kategori defisiensi terdiri dari Pemeriksaan kekakuan struktur dan pemeriksaan kekuatan struktur. Pemeriksaan Kekakuan Struktur Kekakuan struktur merupakan faktor kinerja struktur yang harus diperiksa dengan mengidentifikasi simpangan antar tingkat akibat pengaruh gempa rencana. SNI -02-1726-2002 mensyaratkan kondisi batas layan dan kondisi batas ultimate simpangan, yaitu: Pemeriksaan Kekuatan Struktur Drift ultimate = 0,02(hi) Pemeriksaan ini difokuskan pada penilaian terhadap P-M-M ratio kolom yang dapat dilihat dari hasil analisis program ETABS pada model eksisting. Pemodelan diperiksa memperhatikan faktor kekuatan reduksi dan kombinasi pembebanan rencana. Persamaan PMM adalah sebagai berikut: dengan : P : Gaya aksial yang terjadi M : Momen Lentur yang terjadi Pmaks : Gaya aksial maksimum yang mampu ditahan kolom Mmaks : Momen lentur maksimum yang mampu ditahan kolom 281

P-M-M ratio untuk suatu kolom pada struktur harus mbernilai kecil dari satu. Apabila nilai P-M-M besar atau sama dengan satu maka berarti struktur telah mengalami defisiensi kekuatan/kapasitas dalam menahan beban kombinasi.dengan kata lain, dapat dikatakan kolom mengalami overstress. Gaya Geser Dasar Persyaratan gaya geser dasar seismic minimum merupakan persyaratan yang belum dijelaskan secara eksplisit pada peraturan sebelumnya. Hal ini akan sangat mempengaruhi pada desain bangunan tingkat tinggi yang mempunyai periode yang panjang. RSNI 03-1726-2012 mensyaratkan besarnya koefisien respons seismik minimum dari nilai yang terbesar antara 0.044 S DS Ie dan 1%. Sedangkan SNI 03-1726-2002 tidak menetapkan suatu nilai geser dasar seismik minimum. Fokus desain struktur eksisting dalam penelitian ini dilakukan dengan beban dinamik respons spectrum yang di kontrol dengan analisa statik ekivalen (pengecekan gaya geser). Analisa dinamik respon spectrum pada SNI 03-1726-2002 dievaluasi dengan perhitungan gaya geser ragam pertamanya (V 1) dengan syarat V lebih besar atau sama dengan 0.8 V 1. Sedangkan untuk SNI 03-1726-2010 disyaratkan gaya elemen yang dihasilkan ragam harus diskalakan sedemikian hingga geser dasar tersebut sama dengan 0,85 kali geser dasar metode statik ekivalen atau bila Vcqc < 85% V statik, faktor skala gaya dan simpangan antar lantai = 0,85% Vstatik/ Vcqc. 2. METODOLOGI Struktur bangunan eksisting yang dijadikan model dalam kasus ini adalah struktur bangunan dual system, yakni menggunakan pengaku shearwall, yang dalam kondisi ini bangunan tidak memenuhi prasyarat desain tahan gempa dari peraturan revisi yang baru. Deskripsi Model struktur dan Lokasi Perencanaan struktur eksisting pada penelitian ini mengambil kasus gedung perkantoran. Struktur direncanakan berdasarkan kriteria berikut ini. Jumlah tingkat : 20 lantai Tinggi tingkat tipikal/ Tinggi tingkat dasar : 4 m/5 m Lokasi : wilayah 3(tanah lunak) Faktor reduksi Gempa (R) adalah 8.5 (daktail penuh) untuk SNI 2002 dan nilai 7 (untuk SNI 2010).Selanjutnya Faktor keutamaan (I) : 1 (perkantoran) Berikut ini dijabarkan penamaan pemodelan struktur yang akan dianalisa : 1. MODEL DS02, yaitu penamaan model struktur eksisting dual system (DS) yang dianalisis dengan peraturan lama (SNI 03-1726-2002). 2. MODEL DS10, yaitu penamaan model struktur eksisting yang dievaluasi dengan peraturan baru SNI 03-1726-2010. Denah Bangunan Denah dari struktur bangunan dual system yang di-retrofitting adalah tipikal, yakni terdiri dari lima bentang untuk masing masing arah x dan y dengan dimensi yang terlihat pada gambar berikut ini: Gambar 2. Denah Struktur Eksisting 282

3. HASILDAN PEMBAHASAN Hasil Analisis Struktur MODEL DS02: Periode Alami Struktur Untuk menghindari penggunaan struktur yang terlalu fleksibel, maka perlu dilakukan kontrol terhadap waktu getar yang diperoleh. Persyaratan SNI 2002 membatasi nilai T ξ n, untuk kasus pada penelitian ini gedung 20 lantai terletak diwilayah 3 maka ξ sebesar 0,18 dan n= 20, maka T 3,6, diperoleh dari hasil analisa T sebesar 3,22 detik. Gambar 3. Patisipasi elemen dalam menahan gaya geser Dari gambar di atas diperoleh bahwa partisipasi shearwall dominan karena lebih dari 75% mampumenahan gaya geser akibat gempa sehingga memenuhi persyaratan struktur dual system. Kontrol Patrisipasi Massa Sesuai SNI 1726-2002 jumlah pola getar yang ditinjau dalam penjumlahan respon ragam mencakup partisipasi sekurang kurangnya 90%.Digunakan 15 ragam pola getar dan patisipasi massa. Hasilnya menunjukkan struktur memenuhi syarat partisipasi massa. Berikut ini ditampilkan pastipasi massa menahan gaya geser.hasil analisis menunjukkan pada mode ke 8 SumUX sebesar 90.222, Pada mode 14 tercapai Sum UY sebesar 92.7883 dan pada mode ke-7 SumUY sebesar 93.5545. Kontrol Nilai Akhir Respons Spektrum Nilai akhir respons dinamik struktur gedung terhadap pembebanan gempa nominal akibat pengaruh gempa rencana dalam suatu arah tertentu, tidak boleh diambil kurang dari 80% nilai respons ragam yang pertama yaitu V 0.8V 1. dimana V 1 adalah gaya geser dasar nominal sebagai respons ragam pertama. Dengan demikian ddapat digambarkan pada Gambar 4 berikut ini: Gambar 4 Diagram Gaya Geser Tingkat Nominal Sepanjang Tinggi Struktur Gedung Hasil di atas menunjukkan bahwa gaya geser tingkat nominal dari analisis respons dnamik tidak perlu dimodifikasi karena nilainya sudah melebihi 0,8kali Gaya geser dasar statik ekivalen. Selanjutnya gaya geser tingkat nominal dari respons spektrum tersebut dijabarkan menjadi beban-beban gempa statik ekivalen. Hal ini digunakan untuk menentukan gaya-gaya internal di dalam unsur-unsur struktur gedung (Sesuai pasal A.7.2.4 SNI 03-1726-2002). Pemeriksaan Kekakuan Struktur Kinerja struktur gedung yang dinilai dari faktor kekakuan struktur menunjukkan dalam dua kondisi yaitu kondisi batas layan dan kondisi batas ultimit, yaitu: 283

Gambar 5. Kinerja batas ultimate ( M) akibat gempa nominal arah Y Evaluasi Struktur dengan Model DS10 Periode Alami struktur Dari hasil analisis struktur dengan metode respons spektrum diperoleh nilai T= (Tc) sebesar 3.22detik. Sedangkan Ta diperoleh 1.3176 detik, maka digunakan T = Cu.Ta = 1.84464 detik. Kontrol Patrisipasi Massa Sesuai SNI 1726-2010 jumlah pola getar yang ditinjau dalam penjumlahan respon ragam mencakup partisipasi sekurang kurangnya 90%. Dalam analisis dinamik yang dilakukan, digunakan 15 ragam pola getar dan patisipasi massa yang disumbangkan masing-masing 90.22% pada mode ke 8 untuk translasi arah x(sum UX), sebesar 92.79% pada mode ke 14 untuk translasi arah y (SUM UY) dan sebesar 93.55% pada mode ke 9 untuk rotasi arah sumbu z (SUM RZ). Dalam hal ini maka struktur memenuhi syarat partisipasi massa. Kontrol Nilai Akhir Respons Spektrum Sesuai SNI 03-1726-2010 bahwa jika gaya geser desain dari analisis ragam kurang dari 8% geser dasar (dengan batasan T = Cu.Ta), maka gaya elemen yang dihasilkan dari analisis ragam harus diskalakan sedemikan, hingga geser dasar tersebut adalah 0,85 kali geser dasar Vstatik. Faktor skala gaya dan simpangan antar lantai adalah 0,85 Vstatik/Vcqc. Gambar 6. Diagram Gaya Geser Tingkat Nominal Sepanjang Tinggi Struktur Gedung (SNI 03-1726-2010) Selanjutnya gaya geser tingkat nominal dari respons spektrum tersebut dijabarkan menjadi beban-beban gempa statik ekivalen. Hal ini digunakan untuk menentukan gaya-gaya internal di dalam unsur-unsur struktur gedung. Kontrol Simpangan Struktur terhadap Pembebanan Gempa Kinerja struktur gedung untuk kekakuan, dapat dilihat dari simpangan antar tingkat akibat pengaruh beban gempa rencana. 284

Gambar 7. Drift akibat gempa nominal Pemeriksaan pada simpangan struktur masih berada pada batas ijin layan dan ultimitnya. Pemeriksaan Perpindahan Lantai Berikut disajikan perpindahan struktur MODEL DS10-a Gambar 8. Korelasi Displacement dan Tingkat Selanjutnya dilakukan pemeriksaan terhadap kebutuhan tulangan.dengan kondisi struktur eksisting yang telah dirancang dengan SNI 03-1726-2002 ternyata kebutuhan tulangan pada elemen balok pada beberapa bagian mengalami peningkatan. Hal ini mengakibatkan terjadinya overstress akibat bertambahnya gaya geser. Elemen struktur yang mengalami overstress ditunjukkan pada gambar berikut ini : Gambar 9. (a)kegagalan balok pada elevasi 7 (b) Kegagalan balok pada elevasi C Struktur balok pada bidang yang terdapat dinding geser yaitu elevasi view 7 mengalami overstress akibat menerima beban gempa SNI 03-1726 2010. Struktur balok pada bidang yang terdapat dinding geser yaitu elevasi view C, telah mengalami overstress akibat menerima gaya geser yang berlebihan akibat beban gempa yang meningkat pada SNI 03-1726 2010. Terjadinya kegagalan kekuatan pada struktur eksisting akibat beban gempa yang lebih besar adanya stuktrur dinding geser ternyata juga belum mampu untuk mengakomodasi gaya lateral yang diakibatkan oleh gaya gempa tersebut. Terjadinya overstress karena kapasitas rasio melebihi batas dan kolom pada join tidak mampu mengakomodasi gaya geser sehingga melebihi batas. Selanjutnya ditampilkan kegagalan struktur yang dikenai 25% beban gempa dinamik.pada kolom yang 285

ditinjau dibuat diagram interaksi kolom, ditunjukkan interaksi momen dan gaya aksial, terlihat bahwa terjadi overstress pada kolom, karena titik berada di luar diagram. Apabila dilakukan pembesaran diagram interaksi dengan memperbesar dimensi kolom tidak mungkin dilakukan bila lebih besar dari 1,25 kali diagram semula untuk memenuhi tulangannya. Maka dapat disimpulkan bahwa terjadinya kegagalan kekuatan pada struktur eksisting akibat beban gempa yang lebih besar adanya stuktrur dinding geser ternyata juga belum mampu untuk mengakomodasi gaya lateral yang diakibatkan oleh gaya gempa tersebut sehingga harus diretrofitting. Pemeriksaan Kekuatan Struktur Pemeriksaan kekuatan dilakukan terhadap 18 kombinasi pembebanan beban gempa terhadap struktur MODEL DS10-a. Adapun paremeter kekuatan yang diperiksa adalah sebagai berikut: Pemeriksaan Ratio Kekuatan Kolom Sebagai ukuran dari kondisi stres kolom, rasio kapasitas dihitung.rasio kapasitas pada dasarnya merupakan faktor yang memberikan indikasi stres kondisi kolom terhadap kapasitas kolom.sebelum memasuki diagram interaksi untuk memeriksa kapasitas kolom,saat faktor perbesaran diterapkan kebeban diperhitungkan untuk memperoleh Pu,Mu2, dan Mu3, kemudian ditempatkan di ruang interaksi.apabila P-M-M ration untuk suatu kolom pada struktur Model DS10-a sama dengan atau lebih dari satu maka kolom tersebut memiliki defisiensi dalam kekuatan (kapasitas) untuk menahan beban kombinasi gravitasi dengan beban nominal akibat gempa rencana sesuai SNI 03-1726-2010 sehingga kolom tersebut mengalami overstress. Jika titik terletak dalam volume interaksi, kapasitas kolom memadai.namun, jika titik terletak di luar interaksivolume, kolom ini tertekan.rasio kapasitas dicapai dengan memplot titik L dan menentukan lokasidari titik C. TitikC didefinisikan sebagai titik di mana garis OL (jika diperpanjangkeluar) akan memotong permukaan kegagalan. Gambar 10. P-M-M ratio (kolom berwarna merah mengalami overstress) Perbandingan Model DS 02 dan Model DS 10 Perubahan Persyaratan Gaya Geser Dasar Minimum SNI 03-1726-2010 mensyaratkan besarnya koefisien respons seismik minimum dari nilai yang terbesar antara 0.044 S DSI e dan 1%. Sedangkan SNI 02-1726-2002 tidak mensyaratkan suatu nilai geser dasar seismik minimum, namun periode sistem struktur penahan gaya lateral gedung dibatasi T ξ n, dimana n adalah jumlah lapis dan nilai ξ bervariasi tergantung wilayah gempa. Penentuan Gaya geser dasar :Menurut SNI 03-1726-2002 : V statik02 = CIWt/R sedangkan Menurut SNI 03-1726-2010 : V statik10 = Cs. W Tabel 1. Batasan Koefisien Geser dasar Cs min =0.044 S ds Ie Cs = Sds/(R/I) C smax = Sd1/T(R/I) Cs yang dipakai 0.02 0.09 0.04 0.04 286

Perbandingan Gaya Geser Pemeriksaan terhadap gaya geser untuk mengetahui peningkatan gaya geser yang menyebabkan terjadinya defisiensi kekuatan pada struktur. Gambar 11. Gambar gaya geser tingkat bangunan Pada Gambar 11 menunjukkan 6 yaitu gaya geser yang dialami oleh elemen Dibawah ini dijelaskan persentase peningkatan gaya geser yang terjadi pada pemodelan struktur. Berdasarkan grafik dan tabel diatas dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan gaya geser yang dialami oleh struktur yang di desain dengan beban gempa sesuai SNI 03-1726-2010. Peningkatan yang terjadi pada elemen portal rata-rata sebesar 32 %. Peningkatan yang terjadi pada elemen Shearwall rata-rata sebesar 24 %, dan peningkatan yang terjadi pada struktur secara keseluruhan rata-rata adalah 26 %. Hal inilah yang mengindikasikan terjadinya defisiensi kekuatan padabalok pada elevasi E ditingkat 11-18. 4. KESIMPULAN 1. Hasil analisismenunjukkan kinerja layan dan ultimit struktur masih berada di bawah grafik batas yang disyaratkan pada SNI 03-1726-2002. Pada kurva ditunjukkan dengan tidak adanya nilai simpangan antar tingkat yang lewat dari batas sesuai ketentuan yang ditetapkan. Hal ini berarti bahwa kekakuan struktur masih cukup ketika dikenai beban gempa nominal. 2. Dari penerapan perhitungan gaya gempa pada kasus bangunan x menggunakan peraturan SNI 03-1726- 2002 didapatkan gaya geser yang jauh lebih kecil dibandingkan dengan gaya gempa yang dihitung dengan SNI 03-1726-2010 yang telah di skalakan. 3. Gaya gempa dari SNI 03-1726-2010 menghasilkan gaya dalam struktur yang lebih besar dari pada gaya dalam yang dihasilkan dari gaya gempa SNI 03-1726-2002 ditandai dengan munculnya elemen struktur yang overstress. 4. Struktur Gedung yang telah terbangun dengan Peraturan yang lama membutuhkan analisis untuk dilakukan perbaikan/retrofitting. UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan syukur yang tak terhingga atas izin Allah SWT sehingga saya bisa menyelesaikan penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA BSN, 1989. SNI 03-1727-1989 : Pedoman Perencanaan Pembebanan untuk Rumah. Jakarta. BSN, 2002. SNI 1726-2002 : Standar Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung. Jakarta. BSN, 2012. SNI1726-2012 : Standar Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung. Jakarta. Federal Emergency Management Agency, 1998.FEMA-310 Handbook for The Seismic Evaluations of Building. Paulino, M. R, 2010.Preliminary Design of Tall Buildings.Thesis of Worchester Polytchnic Institute. 287

Pranata,Yosafat Aji, 2006. Evaluasi Kinerja Gedung Beton Bertulang Tahan Gempa dengan PUSHOVER ANALYSIS. Jurnal Teknik Sipil, Vol 3, No 1:Bandung Smith, B. S.,& Coull, A, 1991. Tall Building Structures: Analysis and Design. Sutjipto,Suradjin, 2010. Dampak Persyaratan Geser Dasar Seismik Minimum pada RSNI 03-1726-2010 terhadap Gedung Tinggi Terbangun: Jakarta. 288