STUDI PENYISIHAN EMISI CO PADA ASAP ROKOK KRETEK FILTER DAN NON FILTER DENGAN VARIASI TEGANGAN LISTRIK MENGGUNAKAN TEKNOLOGI PLASMA Aulia Mestika Diza *), Haryono S.Huboyo **), Zaenul Muhlisin **) Jurusan Teknik Lingkungan-Universitas Diponegoro Jl.Prof.Soedarto SH Tembalang, Semarang 5275 ABSTRACT Imperfect burning produces carbon monoxide (CO) which has harmful impacts and effect to human, both active and passive smokers. Plasma technology can be used as an alternative for CO reduction. This research aims to determine the concentration of CO in smoke filter and non-filter cigarettes before and after using plasma technology and analyze the effect of electrical voltage variation to reduction of CO content. The experiment were implemented using dielectric barrier discharge (DBD) reactor series by using DC current shock, at various tension 1 kv, 1.5 kv, and 2 kv. The experiment result has shown that the reduction of CO content is mostly effective upon using 1,5 kv tension by reduction efficiency each type of cigarettes at 95,8 % and 87,5% Keyword : Smoke, Clove Cigarette, Carbon Monoxide, Plasma Technology PENDAHULUAN World Health Organization menyatakan bahwa Pencemaran udara didalam ruang 1 kali lebih berbahaya dibandingkan pencemaran udara diluar ruangan. Hal ini dikarenakan aktivitas yang dilakukan manusia sebagian besar berada di dalam ruangan. Sumber pencemar udara dalam ruang yang paling besar ialah pajanan asap rokok (Samet,21). Rokok menjadi kebutuhan penting bagi penikmatnya, karena itu rokok dapat disebut sebagai convience good yang berarti pembelian barang tanpa banyak pertimbangan pada saat membelinya (Soetiarto,1995). Perokok aktif akan mengeluarkan asap rokok yang bukan hanya terhisap oleh perokok sendiri tetapi juga oleh orang-orang yang tidak merokok di sekitarnya. Terdapat 2 jenis rokok yang beredar dipasaran yaitu rokok kretek dan rokok putih (Kepmen Perindag no 62,24). Berdasarkan hasil riset, rokok kretek menguasai sekitar 92% pasar rokok di Indonesia. Rokok kretek dibedakan menjadi dua kategori yaitu kretek dengan filter dan kretek tanpa filter. Karbon Monoksida (CO) merupakan salah satu zat yang terdapat pada asap rokok. Sifatnya yang tidak berbau, tidak berwarna, dan tidak berasa membuat CO menjadi gas yang sangat berbahaya (US.EPA,25). CO dihasilkan oleh pembakaran yang tidak sempurna dari unsur zat arang atau karbon. Gas CO yang dihasilkan sebatang rokok dapat mencapai 2 5% (Murdiyati,29). Orang yang terpapar gas CO pada tingkat tertentu dapat menyebabkan sakit kepala, kelelahan dan mual. Pada tingkat yang lebih seirus, paparan CO dapat mengakibatkan disorientasi atau tidak sadarkan diri bahkan kematian (Hidayat,212). Teknologi plasma non thermal (petir buatan) merupakan salah satu alternatif yang diyakini mampu meminimalisir dampak bahaya yang ditimbulkan dari asap rokok. Melalui proses ionisasi, gas-gas beracun seperti karbon monksida (CO) dapat berubah menjadi gas gas ringan yang ramah lingkungan (Yu, 28). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui konsentrasi CO yang terdapat pada asap rokok kretek filter dan kretek non filter sebelum dan sesudah menggunakan teknologi plasma serta menganalisi pengaruh variasi tegangan listrik terhadap efektifitas penyisihan CO. METODELOGI PENELITIAN Metode yang digunakan yaitu metode eksperimen dengan skala laboratorium. Variabel yang digunakan sebagai berikut : 1. Variabel bebas :
1 8 15 22 29 36 43 5 57 64 71 78 85 92 99 16 113 12 127 134 Konsentrasi CO(mg/m3) Konsentrasi (mg/m3) - Tegangan listrik ( 1 kv, 1.5 kv, dan 2 kv) - Jenis rokok ( rokok kretek filter kategori mild dan kretek non filter) 2. Variabel terikat : gas karbon monoksida (CO) 3. Variabel kontrol : - Jumlah rokok (2 batang) - Debit aliran gas ( 2,2 liter/menit) Berikut adalah rangkaian alat yang digunakan selama penelitian : HASIL DAN PEMBAHASAN Konsentrasi CO Pada Rokok Kretek Filter dan Non Filter Sebelum Menggunakan Teknologi Plasma Grafik konsentrasi CO sebelum menggunakan teknologi plasma pada kedua jenis rokok dapat dilihat pada gambar 2 dan gambar 3 : 6 5 4 C a C b C rata-rata 3 2 1 Gambar 1. Rangkaian Alat Penelitian Setelah itu, data konsentrasi CO dari 2 kali percobaan dirata-rata untuk mendapat CO rata-rata setiap detiknya. Kemudian dilakukan perhitungan efektifitas reaktor dengan persamaan berikut : 1. Perhitungan massa CO V = Q x t Pers.1 M = C x V Pers. 2 dimana : V adalah volume CO (m 3 ), Q adalah debit aliran CO (m 3 /dt), t adalah waktu (s), M adalah massa CO (mg), C adalah konsentrasi rata-rata CO (mg/m 3 ). 2. Penentuan efisiensi penyisihan CO pada asap rokok digunakan rumus (Nur M, 211): % reduksi CO = 1 Mn CO x 1% Mo CO Dimana : Mo CO adalah massa CO sebelum menggunakan teknologi plasma dan Mn CO adalah massa CO setelah menggunakan teknologi plasma. Dari ketiga variasi tegangan, dipilih satu tegangan yang memiliki persentasi efisiensi penyisihan tertinggi dan tegangan tersebut dijadikan sebagai jawaban atas pertanyaan mengenai tingkat efektifitas terbaik dalam menyisihkan CO. 4 8 1216224283236444485256664687276884 Gambar 2. Konsentrasi Co Terhadap Waktu Pada Rokok Kretek Filter Sebelum Menggunakan Plasma 6 5 4 3 2 1 Co a Co b Co rata-rata Gambar 3. Konsentrasi CO Terhadap Waktu Pada Rokok Kretek Non Filter Sebelum Menggunakan Plasma Waktu yang dibutuhkan untuk menghabiskan 2 batang rokok kretek filter ialah sama dengan 86 detik sedangkan pada rokok kretek non filter selama 137 detik dengan konsentrasi mencapai 5 mg/m 3. Berdasarkan kedua gambar diatas, terdapat standar deviasi sebagai akibat dari pengambilan data yang bersifat fluktuatif sehingga terdapat perbedaan data antara dua percobaan yang dilakukan. Namun jika dilihat dari tren grafiknya, konsentrasi CO meningkat pesat. Kenaikan konsentrasi secara terus menerus dikarenakan pada awal percobaan didalam tabung penampung gas masih terdapat udara bebas (udara bersih) dengan volume tabung
1 8 15 22 29 36 43 5 57 64 71 78 85 92 99 16 113 12 127 134 KONSENTRASI (mg/m3) KONSENTRASI (mg/m3) sekitar 1,17 liter. Ketika asap rokok dihisap dengan hand pump, asap akan masuk secara perlahan ke dalam tabung penampung gas tersebut sampai tabung penuh dengan asap. Waktu yang dibutuhkan asap untuk masuk sampai tabung terisi penuh ialah 39 detik dengan debit aliran,3 liter/detik. Sementara lamanya pengambilan data untuk rokok ini adalah 86 detik untuk rokok kretek filter dan 137 detik untuk rokok kretek non filter. Disamping itu juga pada reaktor plasma hanya mampu menampung gas sebesar,6 liter. Jika dibandingkan dengan volume tabung, volume gas yang tertampung di dalam tabung lebih besar dibandingkan volume gas yang masuk ke dalam reaktor plasma sehingga menyebabkan sebagian besar gas tertahan di dalam tabung selama beberapa detik. Tertahannya gas didalam tabung disertai dengan supply yang dilakukan secara terus menerus membuat molekul-molekul gas didalam tabung semakin rapat sehingga menyebabkan peningkatan konsentrasi. Bila dibandingkan dengan konsentrasi CO pada rokok kretek filter, rokok kretek non filter mengalami kenaikan konsentrasi yang relatif lebih lama namun dalam kurun waktu yang lebih lama juga sehingga akan mempengaruhi dalam perhitungan jumlah massa total CO nantinya. Konsentrasi Karbon Monoksida (CO) Pada Rokok Kretek Filter dan Rokok Kretek Non Filter Setelah Menggunakan Reaktor Plasma Pereduksian CO pada asap rokok menggunakan reaktor plasma jenis DBD (Dielectric Barrier Discharge) dengan memanfaatkan kejutan arus DC guna pembangkitan lucutan korona. Dielectric barrier discharge juga disebut lucutan senyap, biasanya digunakan untuk pembangkitan ozon, pengendali polusi dan pembuangan pembersihan dari CO, NOx, dan senyawa organik yang mudah menguap (Fridman A,28). Pereduksian CO diawali dengan pemisahan molekul akibat proses tumbukan yang disebut disosiasi dan kemudian membentuk ion serta radikal bebas sehingga membentuk ikatan baru. Reaksi yang terjadi ialah (Sugiharto,24) : e + CO 2 CO* + O* + e C* + 2O* +e e + CO O - + C* O* + CO CO 2 O* + CO 2 CO 3 2- Grafik konsentrasi rata-rata CO setelah menggunakan reaktor plasma pada kedua jenis rokok terdapat pada gambar 4 dan 5 : 14 12 1 8 6 4 2-2 C1= 1 kv C2 = 1,5 kv C3 = 2 kv 1 6 11 16 21 26 31 36 41 46 51 56 61 66 71 76 81 86 Gambar 4. Konsentrasi Rata-Rata CO Pada Rokok Kretek Filter Dalam 3 Variasi Tegangan Listrik. 5 45 4 35 3 25 2 15 1 5-5 C1 = 1 kv C2 = 1,5 kv C3 = 2 kv Gambar 5. Konsentrasi Rata-Rata CO Pada Rokok Kretek Non Filter Dalam 3 Variasi Tegangan Listrik. Berdasarkan kedua gambar diatas, konsentrasi pada tegangan 1 kv memiliki hasil tertinggi yaitu mencapai 919,5 mg/m 3 pada rokok kretek filter dan 3432,5 mg/m 3 pada rokok kretek non filter. Hal ini disebabkan oleh energi yang diberikan sebesar 1 kv belum cukup untuk membantu terbentuknya lucutan plasma yang stabil sehingga ikatan CO belum dapat terpecah sempurna. Sedangkan jika diberikan energi sebesar 2 kv juga belum menghasilkan konsentrasi CO yang kecil, yakni 36,5 mg/m 3 pada rokok kretek filter dan 2953,5 mg/m 3 pada rokok kretek non filter. Pada kondisi ini memang terjadi penguraian CO namun disisi lain, dengan kapasitas reaktor plasma yang ada disertai pemberian energi yang terlalu besar malah akan membantu penguraian gas CO 2
Efisiesnsi CO (%) 13 19 25 31 37 43 49 55 61 67 73 79 85 91 97 13 19 115 121 127 133 Efisiensi CO (%) menjadi CO meskipun jumlahnya tidak sebanyak pada saat penggunaan tegangan 1 kv. Kesesuaian kapasitas reaktor dengan jumlah energi yang diberikan membuat penyisihan CO pada tegangan 1,5 kv dapat maksimal yaitu berada dibawah 17 mg/m 3 untuk rokok kretek filter dan 573 mg/m 3 untuk rokok kretek non filter. Bila dibandingkan dengan konsentrasi CO pada rokok kretek filter, konsentrasi CO pada rokok kretek non filter masih jauh lebih besar. Besarnya konsentrasi dipengaruhi oleh lamanya waktu pembakaran serta banyaknya bahan yang dibakar pada rokok tersebut. Pengaruh Variasi Tegangan Listrik Terhadap Efektifitas Penyisihan CO Guna mengetahui efektifitas penyisihan CO dengan teknologi plasma, diperlukan data jumlah kandungan asap rokok sebelum dan sesudah menggunakan teknologi plasma. Kandungan CO atau disebut dengan massa CO dibuat dalam satuan milligram (mg). Perhitungan efisiensi penyisihan dibagai menjadi 2 kategori yaitu : efisiensi penyisihan CO per satuan detik dan efisiensi penyisihan CO berdasarkan total massa CO. 1. Penyisihan CO per satuan detik Grafik penyisihan CO per satuan detik pada masing-masing jenis rokok terdapat pada gambar 6 dan gambar 7 : 12 1 8 6 4 2 E1 E2 E3 13 17 21 25 29 33 37 41 45 49 53 57 61 65 69 73 77 81 85 Detik ke- Gambar 6. Penyisihan CO persatuan detik pada rokok Kretek Filter 12 1 8 6 4 2 Gambar 7. Penyisihan CO persatuan detik pada rokok Kretek Non Filter Pada gambar 6, dapat dilihat secara keseluruhan bahwa penyisihan CO berada pada posisi >6%. Sedangkan pada gambar 7, efisiensi saat tegangan 1,5 kv bergerak stabil pada persentase penyisihan diatas 78%. Sedangkan pada penggunaan tegangan 1 kv dan 2 kv terdapat perubahan efisiensi karena adanya pengaruh kerja plasma dalam proses disosiasi, ionisasi dan rekombinasi yang dalam waktu bersamaan terjadi secara acak. 2. Penyisihan Berdasarkan Total Massa CO Massa dari setiap variasi tegangan dijumlahkan seperti yang terdapat pada tabel 1 berikut : Tabel 1. Total Massa CO Pada Rokok Kretek Filter dan Kretek Non filter Filter (mg) Non filter (mg) 13,6 Vo V1 V2 V3 kv 1 kv 1,5 kv 2 kv 7.486 1.39.31.681 8,479 1,699 7,279 Setelah diketahui massa CO dari masing-masing tegangan, Dilakukan perhitungan efisiensi penyisihan, sehingga didapatkan hasil sebagai berikut : Tabel 2. Total Efisiensi CO Pada Rokok Kretek Filter dan Kretek Non filter Filter (%) Non filter (%) E1 E2 E3 Detik ke- V1 V2 V3 1 kv 1,5 kv 2 kv 81.435 95.857 9.899 37.683 87.511 46.5
Jika dibandingkan dengan efisiensi total pada rokok kretek filter, efisiensi penyisihan pada kretek non filter jauh lebih kecil, terutama pada penggunaan tegangan 1 kv dan 2 kv. Hal ini disebabkan oleh 2 faktor utama, pertama adalah jumlah kandungan rokok yang dibakar pada rokok kretek non filter lebih banyak dibandingkan kretek filter sehingga akan menghasilkan gas CO yang lebih banyak pula. Sedangkan factor kedua terkait dengan kemampuan reactor memberikan lucutan dan ikatan kimia CO, dimana pada tegangan 1 kv lucutan yang terbentuk didalam reaktor belum stabil sehingga masih banyak CO yang lolos keluar dan pada tegangan 2 kv malah membuat terjadi pembentukan gas CO. Sebagaimana menurut Chang (23), bahwa ikatan CO2 lebih stabil dibandingkan CO sehingga diperlukan energi ikatan yang besar untuk memecah rantai ikatan CO2. Karena itulah, pemberian energi sebesar 2 kv dinilai terlalu besar sehingga akan membantu penguraian gas CO2 menjadi CO meskipun jumlahnya tidak sebanyak pada saat penggunaan tegangan 1 kv. KESIMPULAN Kesimpulan penelitian ini adalah 1. Konsentrasi CO pada rokok kretek filter dan kretek non filter yang diperoleh sebelum menggunakan teknologi plasma masing-masing mencapai 5 mg/m 3. 2. Konsentrasi CO pada rokok kretek filter setelah menggunakan teknologi plasma pada tegangan 1 kv, 1.5 kv, dan 2 kv masing-masing mencapai 919,5 mg/m 3, 17 mg/m 3, dan 36,5 mg/m 3 sedangkan konsentrasi CO pada rokok kretek non filter masing-masing mencapai 3432,5 mg/m 3, 573 mg/m 3 dan 2953,5 mg/m 3. 3. Berdasarkan hasil perhitungan, diketahui penyisihan CO paling efektif pada penelitian ini ialah pada saat penggunaan tegangan 1,5 kv dimana diperoleh efisiensi sebesar 95,8% untuk rokok kretek filter dan 87,5% untuk rokok kretek non filter. Ucapan Terimakasih Segala bentuk dukungan dan kontribusi terkait dengan penelitian tugas akhir ini dan pembentukan jurnal ilmiah yang berjudul Studi Penyisihan Emisi CO Pada Asap Rokok kretek Filter dan Non Filter Dengan Variasi Tegangan Listrik Menggunakan Teknologi Plasma ini, saya ucapkan terimakasih. Ungkapan rasa terimakasih kami atas bimbingan bapak Dr. Haryono S.Huboyo, ST, MT dan bapak Zaenul Muhlisin, MSi selaku dosen pembimbing yang mengarahkan kami selama penelitian. Serta ungkapan terimakasih kepada bapak Sihono Yudho Prawiro selaku pihak Balai HIPERKES & K3 Semarang atas kerjasamanya sehingga penelitian ini dapat terselesaikan dengan baik. DAFTAR PUSTAKA Chang, Raymond. 23. Kimia Dasar:Konsep-konsep Inti. Erlangga: Jakarta Fridman,Alexander. 28. Plasma Chemistry. Cambridge University Press : New York Hidayat, S. 212. Pengaruh Polusi Udara Dalam Ruangan Terhadap Paru. Jurnal Continuing Medical Education volume 39 no.1. Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi. Jakarta Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor 62. 24. Pedoman Cara Uji Kandungan Kadar Nikotin dan Tar Rokok. Jakarta Murdiyati, A.S. 29. Kandungan Kimia Tembakau dan Rokok. Jurnal Buletin Tanaman Tembakau,Serat dan Minyak Industri volume 2 no 1. Malang Nur,Muhammad. 211. Fisika Plasma dan Aplikasinya. Badan Penerbit Universitas Diponegoro: Semarang Samet,J.M. 21. Indoor Air Quality Handbook. McGraw-Hill: New York Soetiarto, Farida. 1995. Mengenal Lebih Jauh Rokok kretek. Artikel.
Media Litbangkes volume 5 no.4. Jakarta Sugiharto, Ari. 24. Pemanfaatan Plasma Non Terik Dalam Upaya Pengendalian Laju Polusi Udara Akibat Emisi Gas Kendaraan Bermotor Bermesin 2 Tag. Jurnal Berkala Fisika volume 7 no 3 Pusat Studi Aplikasi Radiasi dan Rekayasa Bahan Lemlit Undip. Semarang U.S Environment Protection Agency. 25. Indoor Air Pollution. Indoor Air Division: Washington Yu, B.F dkk. 28. Review Of Research On Air Conditioning System and Indoor Air Quality Control For Human Health. International Journal of Refrigeration vol 32 no 3-2. China.