BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kehidupan suatu bangsa. Pendidikan itu sendiri adalah usaha sadar dan terencana

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan kebutuhan pribadi dan masyarakat. Sesuai dengan UU Republik

Disusun Oleh : LINA FIRIKAWATI A

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kelangsungan hidup manusia akan berjalan dengan lancar dan optimal.

BAB I PENDAHULUAN. mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar mereka. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 2 Berkaitan dengan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa, karena salah satu faktor penting dalam kemajuan suatu bangsa itu terletak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Purwanti Febriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu kunci utama dalam menentukan

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh kesempatan untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya

BAB I PENDAHULUAN. sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sasaran Pendidikan adalah manusia. Pendidikan bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Artinya: bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia telah. kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang didalam kegiatannya dilakukan oleh guru dan siswa. Pendidikan juga merupakan elemen yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. pikir seseorang untuk selalu melakukan inovasi dan perbaikan dalam segala aspek

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dijangkau dengan sangat mudah. Adanya media-media elektronik sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN. pada peradaban yang semakin maju dan mengharuskan individu-individu untuk terus

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 MOJOLABAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyebabnya bukan saja anggaran pemerintah yang relatif rendah tetapi juga

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu proses pendidikan tidak lepas dari Kegiatan Belajar Mengajar

BAB I PENDAHULUAN. membentuk sumber daya manusia yang berkualitas. Tanpa adanya pendidikan,

BAB 1 PENDAHULUAN. mengembangkan pola kehidupan bangsa yang lebih baik. berorientasi pada masyarakat Indonesia seutuhnya, menjadikan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. kembangkan potensi-potensi kemanusiaanya. Potensi kemanusiaan. merupakan benih kemungkinan untuk menjadi manusia yang baik dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika

BAB I PENDAHULUAN. tertentu termasuk pendidikan yang ada di Indonesia. Tujuan pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hal tersebut, pembangunan nasional dalam bidang pendidikan merupakan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan sangat penting dalam kehidupan karena

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan suatu bangsa guna

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. melalui perundang-undangan dan pengelolaan pendidikan. Tujuan pendidikan sebagaimana termuat dalam Undang-undang tersebut,

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan sebagaimana dirumuskan dalam

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan pendidikan yang memberikan kesempatan peserta didik untuk

BAB I PENDAHULUAN. Peserta didik merupakan masa depan bangsa. Jika peserta didik di didik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan bukan sekedar memberikan pengetahuan, nilai-nilai atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu aspek yang mempunyai peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN. religiusitas dalam kehidupan manusia. Temuan-temuan empiric dan

BAB I PENDAHULUAN. memperkuat kepribadian, dan mempertebal semangat kebersamaan agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin mengglobal dan kompetitif memunculkan tantangan-tantangan

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan dan kelangsungan hidup Bangsa dan Negara di segala bidang. dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya manusia dan masyarakat berkualitas yang memiliki kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting dalam usaha peningkatan kualitas pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Oleh karena itu, pendidikan menjadi kebutuhan manusia. 1

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi yang penuh dengan persaingan dalam seluruh aspek

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mengembangkan. kepribadian manusia melalui pemberian pengetahuan, pengajaran

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hal yang sangat penting bagi suatu bangsa, dikatakan

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan pemerintah tentang aturan masyarakat ekonomi ASEAN. Maka perlulah

BAB I PENDAHULUAN. daya pendidik dan peserta didik. Usaha peningkatan mutu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terbentuknya kepribadian yang bulat dan utuh sebagai manusia yang individual

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional, Bab I Pasal 1 ayat (1) dikemukakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 2

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, segala sesuatu berkembang secara pesat dan sangat cepat.

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. di masa depan, karena dengan pendidikan manusia dididik, dibina dan dikembangkan

ANALISIS PROSES BERPIKIR SISWA DALAM BELAJAR GEOMETRI BERDASARKAN TEORI BELAJAR VAN HIELE

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu sektor penentu keberhasilan untuk

BAB I PENDAHULUAN. manusia Indonesia, yaitu manusia yang mampu berfikir tinggi dan kreatif,

2015 MANFAAT HASIL BELAJAR MENYEDIAKAN LAYANAN ROOM SERVICE PADA KESIAPAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI SMK ICB CINTA WISATA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kebutuhan manusia sepanjang hayat. Setiap

BAB I PENDAHULUAN. adalah bidang pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari bahasa Yunani, yaitu paedagogiek. Pais artinya anak, gogos artinya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Pengesahan Judul. ini didasari oleh pandangan al-qur an dalam surah Al-Mujadalah, ayat 11:

BAB I PENDAHULUAN. keharusan bagi bangsa Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. mendorong berbagai upaya dan perhatian seluruh lapisan masyarakat terhadap

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya. Dengan kata lain, peran pendidikan sangat penting untuk. pendidikan yang adaptif terhadap perubahan zaman.

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan di bidang pendidikan merupakan suatu upaya

BAB 1 PENDAHULUAN. menciptakan masyarakat yang cerdas, damai, terbuka, dan demokratis sehingga

I. PENDAHULUAN. tercantum dalam UU Sisdiknas No. 20 (2003:4): Bahwa Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hlm

BAB I PENDAHULUAN. memberikan standar kelulusan di setiap tingkatan dalam pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat menentukan bagi

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan lain-lain kemampuan. 1

BAB I PENDAHULUAN. yang luas dalam berbagai disiplin ilmu yang berkaitan dengan upaya pendidikan. 2

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat, dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan yang berlangsung di sekolah dan di luar sekolah sepanjang hayat untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat di masa yang akan datang. 1 Fungsi dan tujuan pendidikan Indonesia tercantum dalam Undang- Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) pasal 3 yang menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertangguang jawab. 2 Adanya fungsi dan tujuan pendidikan yang termuat dalam peraturan perundang-undangan maka diharapkan peranan pendidikan di Indonesia dapat 1 Redja Mudyahardjo, Pengantar Pendidikan Sebuah Studi Awal tentang Dasar-dasar Pendidikan pada Umumnya dan Pendidikan di Indonesia, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2001), hal.11 2 Anwar Arifin, Memahami Paradigma Baru Pendidikan Nasional dalam Undang-Undang Sisdiknas, (Jakarta: Departemen Agama RI, 2003), hal.34 1

2 menciptakan generasi masa depan yang berkualitas. Namun, pada kenyataannya tujuan pendidikan di Indonesia belum bisa mencapai target sesuai dengan apa yang diharapkan. Karena banyak tantangan di era globalisasi, sehingga yang bisa bertahan hanyalah mereka yang memiliki kemampuan lebih kritis, kreatif, dan profesional. Dalam dunia pendidikan, salah satu disiplin ilmu yang wajib dikuasai adalah matematika. Mempelajari matematika sangatlah penting, baik untuk masa sekarang ataupun masa yang akan datang. Di dalam Al-Quran juga dicantumkan bahwa segala sesuatu diciptakan secara sistematis. Hal ini sebagaimana kita mempelajari matematika. Seperti firman Allah dalam surat Al-Insyiqoq ayat 19 yang berbunyi: Artinya: Sesungguhnya kamu melalui tingkat demi tingkat (dalam kehidupan). Sehingga belajar matematika juga merupakan kegiatan yang sangat diajurkan Allah. Matematika adalah sebagai sumber dari ilmu yang lain. Dengan kata lain, banyak ilmu-ilmu yang penemuan dan pengembanganya bergantung dari matematika. 3 Pembelajaran matematika saat ini masih banyak yang menekankan pada pemahaman peserta didik tanpa melibatkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Sedangkan pada Peraturan Menteri No 22 tahun 2006 tentang standar isi untuk satuan Pendidikan Dasar dan Menengah menyebutkan bahwa matematika perlu 2003), hal.25 3 Erman Suherman dkk, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, ( Bandung: JICA,

3 diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerja sama. 4 Saat ini masih banyak generasi bangsa yang belum mencapai target sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Salah satunya dikarenakan dalam proses pembelajaran lebih sering terpusat pada guru. Dimana sebagian guru tidak memberikan kebebasan berpikir kepada peserta didik. Sehingga peserta didik pergi ke sekolah hanya untuk aktivitas belajar yang dibatasi dengan mendengarkan penjelasan guru dan mengerjakan perintah dari guru tanpa mencoba mengolah materi sesuai dengan cara berpikir mereka yang mengakibatkan materi pelajaran tersimpan di otak dalam bentuk hafalan saja. Cara belajar seperti ini bukanlah cara belajar yang diinginkan terutama dalam pembelajaran matematika. Jika proses berpikir peserta didik tetap dibatasi maka mereka tidak akan berkembang karena pengetahuan matematika tidak dapat dipindahkan secara utuh dari pikiran guru ke peserta didik. Dalam proses belajar matematika juga terjadi proses berpikir yang baik, sebab seseorang dikatakan berpikir apabila orang itu melakukan kegiatan mental, dan orang yang belajar matematika pasti melakukan kegiatan mental. Secara umum, berpikir didefinisikan sebagai suatu kegiatan mental untuk memperoleh pengetahuan. Dalam proses belajar mengajar, kemampuan berpikir dapat 4 Tatag Yuli Eko Siswono, Model Pembelajaran Matematika Berbasis Pengajuan dan Pemacahan Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif, (surabaya:unesa University.2008), hal.2

4 dikembangkan dengan memperkaya pengalaman yang bermakna melalui pemecahan masalah. 5 Merujuk pada lebih dari satu fakta yang menunjukkan rendahnya hasil belajar matematika dan pentingnya matematika maka berbagai pihak terkait perlu berupaya untuk meningkatkan mutu pembelajaran matematika. 6 Salah satunya adalah dengan meningkatkan kemampuan peserta didik dalam berpikir. Untuk memecahkan masalah matematika diperlukan pemikiran yang kritis tehadap masalah matematika. Kemampuan berpikir kritis mengandung makna sebagai kesiapan dalam pengambilan keputusan yang penuh pertimbangan. Berpikir kritis adalah sebuah proses sistematis yang memungkinkan peserta didik untuk merumuskan dan mengevaluasi keyakinan mereka sendiri. Jadi, bepikir kritis bukan hanya tindakan sederhana menerima informasi secara mentah, tetapi melibatkan proses berpikir aktif dan kemampuan analisis serta pengambilan keputusan dari apa yang diterima. Dalam beberapa tahun terakhir, berpikir kritis telah menjadi suatu istilah yang sangat popular dalam dunia pendidikan. Robert Ennis mendefinisikan berpikir kritis sebagai pemikiran yang masuk akal dan reflektif yang berfokus untuk memutuskan apa yang mesti dipercaya atau dilakukan. 7 Adanya keterlibatan berpikir kritis dalam pemecahan masalah, peserta didik tidak akan langsung mengambil suatu keputusan tanpa suatu pertimbangan akan tetapi keputusan yang diambil akan sesuai dengan pemahaman yang dimiliki 5 Diana, Suatu Alternatif Pembelajaran Kemampuan Berfikir Matematika, (Jakarta: Cakrawala,, tt), hal.3 6 Ibid., hal. 1 7 Alec Fisher, Berpikir Kritis: Sebuah Pengantar, (Jakarta: Erlangga, 2009), hal.4

5 dari hasil analisa pemikiran dan dengan penuh pertimbangan, sehingga keputusan yang diambil bukan tanpa dasar. Kemudian dalam hubunganya dengan kegiatan belajar, yang penting bagaimana menciptakan kondisi atau suatu proses yang mengarahkan peserta didik melakukan aktivitas belajar. Dalam hal ini sudah barang tentu peran guru sangat penting. Bagaimana guru melakukan usaha-usaha untuk dapat menumbuhkan dan memberikan motivasi agar peserta didiknya melakukan aktivitas belajar dengan baik. Untuk dapat belajar dengan baik diperlukan proses dan motivasi yang baik pula. Itulah maka para ahli psikologi pendidikan mulai memperhatikan soal motivasi yang baik. Dalam hal ini perlu ditegaskan bahwa motivasi tidak pernah dikatakan baik, apabila tujuan yang diinginkan juga tidak baik. 8 Salah satu peranan motivasi bagi peserta didik yaitu untuk berkompetisi baik dengan dirinya atau dengan orang lain untuk melakukan aktivitas tertentu dalam mencapai tujuan tertentu, dalam hal ini adalah hasil belajar yang tinggi. Sehingga dalam kegiatan belajar kalau tidak melalui proses dengan didasari motif yang baik, atau mungkin karena rasa takut, terpaksa atau sekedar seremonial, jelas akan menghasilkan hasil belajar yang semu, tidak otentik dan tidak tahan lama. 9 Untuk memperkuat penelitian ini, berikut tercantum penelitian terdahulu dengan judul Pengaruh Kecerdasan Emosional (EQ) dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Pelajaran Matematika Kelas VIII MTsN Langkapan Srengat Blitar oleh Feni Indarwati lulusan 2012. Hasil dari penelitian 8 Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2011), hal.77 9 Ibid., hal.77

6 tersebut pada taraf signifikan 5% terdapat pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar sebesar 6,225% dan pada taraf signifikan 5% terdapat pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar sebesar 13,572% Dari jurnal penelitian Hawa Liberna dari Universitas Indraprasta PGRI program Studi Pendidikan Matematika dengan judul Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa Melalui Penggunaan Metode Improve pada Materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel. Hasil belajar matematika rata-rata baik karena terdapat 75% siswa mendapat nilai di atas KKM yang digunakan oleh SMPN 248 Jakarta, menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kritis rata-rata baik setelah diterapkan metode Improve. Berdasarkan observasi yang dilakukan di MTsN Karangrejo Tulungagung, dalam pembelajaran matematika di kelas masih banyak yang menekankan pemahaman peserta didik tanpa memberikan kebebasan berpikir kritis kepada peserta didik. Hal ini dikarenakan metode pembelajaran yang digunakan masih terpusat pada guru. Berdasarkan uraian di atas peneliti mencoba melakukan penelitian sejauh mana Pengaruh Motivasi Dan Berpikir Kritis Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII MTsN Karangrejo Tulungagung Tahun Ajaran 2013/2014. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan beberapa rumusan masalah yaitu sebagai berikut:

7 1. Adakah pengaruh motivasi terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII MTsN Karangrejo Tulungagung tahun ajaran 2013/2014? 2. Adakah pengaruh berpikir kritis terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII MTsN Karangrejo Tulungagung tahun ajaran 2013/2014? 3. Adakah pengaruh motivasi dan berpikir kritis terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII MTsN Karangrejo Tulungagung tahun ajaran 2013/2014? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan di atas maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui pengaruh motivasi terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII MTsN Karangrejo Tulungagung tahun ajaran 2013/2014. 2. Untuk mengetahui pengaruh berpikir kritis terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII MTsN Karangrejo Tulungagung tahun ajaran 2013/2014. 3. Untuk mengetahui pengaruh motivasi dan berpikir kritis terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII MTsN Karangrejo Tulungagung tahun ajaran 2013/2014. D. Hipotesis Penelitian Berdasarkan judul penelitian di atas, maka peneliti membuat beberapa hipotesis yaitu sebagai berikut:

8 1. Ada pengaruh Motivasi Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII MTsN Karangrejo Tulungagung tahun ajaran 2013/2014. 2. Ada pengaruh Berpikir Kritis Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII MTsN Karangrejo Tulungagung tahun ajaran 2013/2014. 3. Ada pengaruh Motivasi dan Berpikir Kritis Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII MTsN Karangrejo Tulungagung tahun ajaran 2013/2014. E. Kegunaan Penelitian Penelitian ini berguna baik secara teoritis maupun secara praktis. 1. Secara Teoritis Secara teoritis penelitian ini digunakan sebagai sumbangan untuk memperkaya khazanah ilmiah tentang matematika dan motivasi serta berpikir kritis sebagai faktor untuk memperoleh keberhasilan belajar, terutama tentang pengaruh motivasi dan berpikir kritis terhadap hasil belajar matematika. 2. Secara Praktis a. Bagi Peserta Didik Sebagai pemicu dalam meningkatkan hasil belajar matematika dan menambah motivasi dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis dalam pemecahan masalah matematika.

9 b. Bagi guru Sebagai bahan pertimbangan bagi guru dalam memilih metode pembelajaran yang tepat sehingga dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik dalam pemecahan masalah matematika guna menunjang peningkatan kualitas belajar mengajar. c. Bagi peneliti Menambah pengetahuan dan pengalaman dalam menerapkan pengetahuan yang diperoleh di bangku kuliah terhadap masalah yang dihadapi di dunia pendidikan secara nyata dan sebagai bekal di masa mendatang. d. Bagi sekolah Untuk masukan dan pertimbangan sebagai salah satu bahan alternatif dalam kemajuan semua mata pelajaran umumnya dan matematika pada khususnya. F. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian 1. Ruang Lingkup Penelitian Adapun ruang lingkup penelitian ini sebagai berikut: a. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII A karena dianggap mewakili keseluruhan populasi kelas VII di MTsN Karangrejo Tulungagung tahun ajaran 2013/2014. b. Variabel bebas atau variabel independen dalam penelitian ini adalah motivasi dan berpikir kritis.

10 c. Variabel terikat atau variabel dependen dalam penelitian ini adalah hasil belajar matematika siswa kelas VII MTsN Karangrejo Tulungagung. d. Lokasi diadakan penelitian ini adalah di MTsN Karangrejo Tulungagung. 2. Keterbatasan Masalah Untuk mengatasi agar permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian tidak meluas, maka perlu peneliti memberikan batasan-batasan permasalahan. Pembatasan permasalahan ini bertujuan agar penelitian yang akan dilakukan dapat tercapai pada sasaran dan tujuan dengan baik. Adapun pembatasan masalah pada penelitian ini adalah: a. Motivasi peserta didik, yang dimaksud adalah motivasi belajar matematika. Yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. 10 b. Berpikir kritis dibatasi oleh indikator berpikir kritis yang dikelompokkan dalam lima kemampuan berpikir, yaitu: (1) memberikan penjelasan sederhana (elementary clarification), (2) membangun ketrampilan dasar (basic support), (3) membuat inferensi (inferring), (4) membuat penjelasan lebih lanjut (advanced clarification), dan (5) mengatur strategi dan taktik (strategies and tactics). 11 c. Hasil belajar matematika yang dimaksud dalam penelitian ini adalah skor yang menunjukkan tingkat penguasaan dan pemahaman siswa kelas VII di MTsN Karangrejo Tulungagung dalam pembelajaran 10 Sardiman, Interaksi Dan Motivasi.. Hal.89 11 Dina Mayadiana Suwarma,Suatu Alternatif Pembelajaran Kemampuan Berpikir Kritis Matematika,(Jakarta:Cakrawala maha Karya,2009),hal.13

11 matematika setelah mengukuti proses pembelajaran. Skor hasil belajar matematika diperoleh dari nilai ulangan tengah semester. G. Definisi Operasional Untuk menghindari kesalahan dalam pemahaman maka perlu dijelaskan beberapa istilah sebagai berikut: 1. Penegasan Konseptual a. Pengaruh adalah daya upaya yang ada atau timbul dari sesuatu yang ikut membentuk kepercayaan atau keadaan. b. Motivasi merupakan suatu kondisi fisiologis dan psikologis yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas tertentu guna mencapai suatu tujuan (kebutuhan). 12 c. Berpikir kritis adalah pemikiran yang masuk akal dan reflektif yang berfokus untuk memutuskan apa yang mesti dipercaya atau dilakukan. 13 d. Hasil belajar digunakan sebagai suatu tindakan atau kegiatan untuk melihat sejauh mana tujuan-tujuan instruksional telah dapat dicapai atau dikuasai oleh siswa yang diperlihatkannya setelah mereka menempuh pengalaman belajarnya (proses belajar-mengajar). 14 12 Sumardi, Psikologi Pendidikan, hal 101 13 Alec Fisher,Berpikir Kritis: Sebuah..., hal.4 14 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), hal. 02

12 2. Penegasan Operasional Secara operasional, yang peneliti maksud dengan Pengaruh Motivasi Dan Berpikir Kritis Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII MTsN Karangrejo Tulungagung Tahun Ajaran 2013/2014 adalah melihat kemampuan berpikir kritis peserta didik dan motivasi belajar matematika kelas VII di MTsN Karangrejo, kemudian di cari pengaruhnya dan seberapa besar pengaruhnya terhadap hasil belajar pada mata pelajaran matematika kelas VII di MTsN Karangrejo Tulungagung. H. Sistematika Skripsi Untuk mempermudah pembaca dalam memahami maksud dan isi pembahasan skripsi ini, berikut ini penulis kemukakan sistematika penyusunan yaitu: 1. Bagian Awal, terdiri dari: halaman sampul depan, halaman judul, halaman persetujuan, halaman pengesahan, moto, persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, lampiran, dan halaman abstrak. 2. Bagian Inti BAB I: Pendahuluan, terdiri dari: (a) latar belakang masalah, (b) rumusan masalah, (c) tujuan penelitian, (d) hipotesis penelitian, (e) kegunaan penelitian, (f) ruang lingkup dan keterbatasan penelitian, (g) definisi operasional, (h) sistematika skripsi.

13 BAB II: Landasan Teori, terdiri dari: (a) pembelajaran matematika, (b) motivasi belajar matematika, (c) berpikir kritis, (d) hasil belajar matematika, (e) kajian penelitian terdahulu, (f) kerangka berpikir. BAB III: Metode Penelitian, terdiri dari: (a) pendekatan dan jenis penelitian, (b) populasi, sampling, dan sampel penelitian, (c) sumber data, variabel, dan skala pengukuran, (d) teknik pengumpulan data dan instrumen penelitian, (e) analisis data. BAB IV: Hasil Penelitian dan Pembahasan, terdiri dari: (a) hasil penelitian dan (b) pembahasan hasil penelitian. BAB V: Penutup, tediri dari: (a) kesimpulan, dan (b) saran. 3. Bagian Akhir Terdiri dari: daftar rujukan, lampiran-lampiran, surat pernyataan keaslian tulisan dan daftar riwayat hidup peneliti.