BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. adalah jawaban atas beberapa problematika kemajemukan. Proses pendidikan

dokumen-dokumen yang mirip
KURNIASIH A

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kemampuan dan kecakapan anak. Melihat pendidikan di Indonesia sekarang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini generasi penerus bangsa menghadapi tantangan yang sangat berat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peranan pendidikan sekarang ini semakin penting, karena untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah bentuk dari proses pembelajaran manusia mengenai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Globalisasi membuat dunia transparan seolah olah tidak mengenal batas antar Negara.

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan/atau latihan bagi

BAB I PENDAHULUAN. masih jauh dari harapan nilai keadilan. Ditambah pula

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. telah berupaya meningkatkan mutu pendidikan. Peningkatan pendidikan diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menampilkan sikap saling menghargai terhadap kemajemukan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dapat dipisahkan dengan proses pembelajaran. Di dalam proses pembelajaran, guru

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berbagai pihak dan pendekatan. Upaya-upaya tersebut dilandasi suatu kesadaran

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang majemuk, yang terdiri dari

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. motivasi pokok penanaman pendidikan karakter negara ini. Pendidikan karakter perlu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. masyarakat, bangsa, dan negara sesuai dengan pasal 1 UU Nomor 20 Tahun 2003.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. peningkatan kualitas manusia, baik aspek kemampuan, kepribadian maupun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memberi dorongan untuk mengatasi kesulitan yang dihadapi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. fundamental bagi pengaturan serta penyelenggaraan Negara. Sejarah telah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. budaya, ras, agama, dan bahasa. Keragaman yang ada inilah yang menjadikan

(Analisis Semiotika Terhadap Film Garuda di Dadaku)

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Sarjana S-1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya. Guna mewujudkan itu semua, nilai-nilai demokrasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bagian penting bagi kehidupan bangsa dan negara. Secara detail, penyebab

dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas individu, baik

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. kearah suatu tujuan yang dicita-citakan dan diharapkan perubahan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia penuh dengan keberagaman atau kemajemukan. Majemuk memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masalah pendidikan menjadi hal yang utama bahkan mendapat perhatian dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam rangka memenuhi kebutuhannya. Dalam menjalani kehidupan sosial dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang utama untuk membentuk karakter siswa yang

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN (PPKn) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) / MADRASAH TSANAWIYAH (MTs)

RUANG LINGKUP MATA KULIAH PANCASILA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

VISI DAN STRATEGI PENDIDIKAN KEBANGSAAN DI ERA GLOBAL

A. Identitas Program Studi

Alokasi Waktu. Sumber Belajar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. peradaban dunia. Menurut pasal 1 ayat (19) Undang-undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan aspirasi yang berbeda-beda satu sama lain tetapi memiliki kedudukan setara,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. yang mempengaruhi kehidupan manusia. Di dalam proses pembelajaran, guru

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya

PENGARUH KEAKTIFAN SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN DAN PEMAHAMAN PANCASILA SEBAGAI PANDANGAN HIDUP TERHADAP PRESTASI BELAJAR PADA SISWA KELAS VII

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut sebenarnya dapat menjadi modal yang kuat apabila diolah dengan

PENDAHULUAN. yang dimilikinya. Keragaman memang indah dan menjadi kekayaan bangsa yang. dari pada modal bangsa Indonesia (Hanifah, 2010:2).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. digunakan sebagai alat pemersatu bangsa demi merebut kemerdekaan (Rawantina,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. mencerminkan sosok manusia berkarakter. Beliau membawa misi risalahnya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bukan sekedar memberikan pengetahuan, nilai-nilai atau melatih. bukanlah gelas kosong yang harus diisi dari luar.

BAB I PENDAHULUAN. adil, makmur, sejahtera, dan bermartabat. Melalui nilai-nilai Empat Pilar,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan

BAB I PENDAHULUAN. konsep pendidikan yang berbasis pada pemanfaatan keragaman yang ada di masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dapat memahami yang diajarkan.pendidikan harus mendapat perhatian baik oleh

KONSTRUKSI PENDIDIKAN KARAKTER KERJA KERAS

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah Bangsa yang heterogen, kita menyadari bahwa bangsa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. orang tua. Seorang anak merupakan potensi yang sangat penting, generasi penerus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan dapat meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Posisi Astana Mangadeg terletak di lereng barat Gunung Lawu, tepatnya di Desa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas dan dapat diandalkan. Tanpa

18. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SD/MI

BAB I PENDAHULUAN. budaya. Pada dasarnya keragaman budaya baik dari segi etnis, agama,

BAB I PENDAHULUAN. Masalah, b) Rumusan Masalah, c) Tujuan Penelitian, d) Manfaat Penelitian, e)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan dapat diartikan secara umum sebagai usaha proses

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PENGEMBANGAN ETIKA DAN MORAL BANGSA. Dr. H. Marzuki Alie KETUA DPR-RI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mendapatkan pekerjaan yang baik. Sekolah harus mampu mendidik peserta didik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Indonesia memiliki suku, adat istiadat, bahasa, agama, ras, seni dan

PLEASE BE PATIENT!!!

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana bagi manusia untuk mampu

BAB I PENDAHULUAN. memiliki perbedaan. Tak ada dua individu yang memiliki kesamaan secara

Mata Kuliah : Ilmu Budaya Dasar Dosen : Muhammad Burhan Amin. Topik Makalah. RUH 4 PILAR KEBANGSAAN DIBENTUK OLEH AKAR BUDAYA BANGSA Kelas : 1-IA21

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Pendidikan saat ini masih dipercaya sebagai media yang ampuh dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam hal ini lembaga pendidikan merupakan institusi yang dipandang paling

I. PENDAHULUAN. Banyak istilah yang diberikan untuk menunjukan bahwa bangsa Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh berbagai krisis yang melanda, maka tantangan dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Guru sebagai teladan bagi peserta didik harus memiliki sikap dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Yunita, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perjalanan panjang sejarah bangsa Indonesia untuk mempertahankan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pancasila merupakan dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Mubarak Ahmad, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menyengsarakan orang lain bahkan bangsa lain. Oleh karena itu perlu mengolah

2. SILABUS MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A.

MATRIKS ANALISIS ELEMEN KOMPETENSI

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan kehidupan politik dan ketatanegaraan Republik Indonesia, peran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk menghasilkan warga negara yang baik, digambarkan sebagai pendidikan yang bermutu. Menekankan pendidikan Kebhinneka Tunggal Ikaan merupakan suatu kekuatan persatuan dan kesatuan bangsa. Gelombang demokrasi menuntut pengakuan perbedaan dalam tubuh bangsa Indonesia yang majemuk. Pendidikan Kebhinneka Tunggal Ikaan adalah jawaban atas beberapa problematika kemajemukan. Proses pendidikan adalah proses pembedayaan dan cita-cita persatuan bangsa merupakan unsur budaya nasional. Pendidikan Kebhinneka Tunggal Ikaan sebagai wujud kesadaran tentang keanekaragaman kultural, ras, agama, bahasa. Pendidikan Kebhinneka Tunggal Ikaan diartikan sebagai strategi untuk mengembangkan kesadaran atas kebanggaan seseorang terhadap bangsanya. Filosofi pancasila sebagai inspirasi pembangunan nilai luhur, budaya, dan karakter bangsa. Pendidikan kebinnekaa Tunggal Ikaan sebagai sumber kekayaan potensi budaya bangsa yang plural. Tugas sebagai guru adalah mewujudkan eleman-elemen itu agar tidak hanya sebagai penghias menara gading pendidikan. Mewujudkan pendidikan kebhinneka Tunggal Ikaan yang efektif, diperlukan guru yang handal. Kerangka penanaman nilai di sekolah, integritas moral guru 1

2 yang ditempa sebelum maupun sesudah memasuki kinerja professional merupakan prasyarat utama, karena guru harus menjadi dan memberi teladan pada muridnya. Para guru sebelum memulai melaksanakan tugas profesionalnya, paling tidak secara nyata telah terdapat semacam motivasi dalam dirinya tentang satu tugas guru dimasa depan, yaitu memberikan penanaman nilai dan mempengaruhi perilaku siswa. Rekrutmen guru semestinya tidak sekedar didasarkan pada mendesaknya kebutuhan, melainkan juga memperhatikan kualitas dan kompetensi seorang individu. Kualitas ini terutama kualitas moral seorang calon guru. Guru dituntut untuk inovatif dan kreatif dalam mengembangkan model dan strategi pembelajaran. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan terkesan kurang menarik perhatian siswa jika guru tidak bisa mengembangkan strategi atau model pembelajaran. Penelitian menurut Santoso (2009), Metode berkisar pada pemberian ceramah, tanya jawab, diskusi, dan penugasan, akibatnya dalam mempelajari materi pendidikan pancasila dan kewarganegaraan siswa cenderung kurang semangat dan dianggap sebagai pelajaran yang membosankan. Metode tersebut dalam pembelajaran pendidikan pancasila dan kewarganegaraan harus diubah. Hal ini dilakukan agar siswa tidak lagi merasa bosan dalam mengikuti pembelajaran pendidikan pancasila dan kewarganegaraan, salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi dan inspirasi siswa yaitu dengan menggunakan media film. Film sebagai salah satu pengantar pembelajaran yang dapat dilihat dan didengar secara langsung sehingga siswa dapat mengambil alurnya.

3 Penelitian menurut Adiatma (2013), peranan guru Pendidikan pancasila dan kewarganegaraan dalam pemanfaatan teknologi informasi sebagai media pembelajaran guru memanfaatkan teknologi informasi dengan menggunakan power point, gambar, video, animasi, internet dan permasalahan yang sesuai dalam pembelajaran, sehingga minat siswa dalam pembelajaran menjadi efektif. Buku pedoman akademik terdapat visi dan misi program studi pendidikan pancasila dan kewarganegaraan. Berdasarkan buku pedoman akademik (2010:117), salah satunya terdapat di dalam misi yang berisi memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi serta meningkatkan sumber daya manusia yang mampu memecahkan permasalahan bangsa dan memberikan pelayanan pendidikan menuju masyarakat madani. Diperlukannya pendidikan pancasila dan kewarganegaraan sebagai salah satu jalan terbaik mengubah mentalitas masyarakat Indonesia agar menjadi warga Negara yang memiliki sikap toleransi dan kepribadian yang baik. Pembelajaran pendidikan pancasila dan kewarganegaraan upaya penting dalam membentuk sikap dan karakter anak bangsa. Cara mengembangkan dan mewujudkan tujuan dari misi tersebut dengan menggunakan materi tentang Pendidikan kebhinneka tunggal ikaan dengan analisis isi film. Materi yang sesuai dengan media film berdasarkan Kompetensi Dasar yaitu: Kompetensi Dasar 3.6: Memahami keberagaman suku, agama, ras, budaya, dan jenis kelamin. Kompetensi Dasar 2.3: Menghargai sikap toleran terhadap keberagaman suku, agama, ras, budaya, dan jenis kelamin.

4 Kompetensi Dasar 4.7.1: Berinteraksi dengan teman dan orang lain berdasarkan prinsip saling menghormati, dan menghargai dalam keberagaman suku, agama, ras, budaya, dan jenis kelamin. Materi di atas banyak makna yang terdapat dalam film Brandal-Brandal Ciliwung yang menceritakan kehidupan sehari-hari di lingkungan yang banyak perbedaan tetapi mereka saling bertoleransi. Film Brandal-Brandal Ciliwung merupakan salah satu media pembelajaran yang mengandung Pendidikan Kebhinekaa Tunggal Ikaan. Film yang diperankan oleh lima orang anak yang tinggal di bantaran sungai Ciliwung, Jakarta. Jaka (Endy Arfian) yang berlatar belakangkan suku Betawi, Timur (Julian liberty) yang memiliki latar belakang darah Papua, Umar (Sehan Zeck) yang memiliki garis keturunan darah Arab, Tirto (Aldy Rialdy Indrawan) yang bersuku Jawa serta Raja (M Syafikar) yang memiliki darah Batak telah saling bersahabat. Asal mereka yang tinggal di bantaran Sungai Ciliwung serta kegemaran mereka untuk mandi sekaligus membersihkan keberadaan sampah yang berada di sungai tersebut membuat mereka menamakan diri sebagai Pasukan Ciliwung. Jaka dan teman-temannya, selalu mampu untuk bersatu dan meruntuhkan berbagai rintangan. Sissy (Gritte Agatha), seorang gadis cucu dari Babah Alun (Hengky Solaiman) yang merupakan seorang keturunan Tionghoa, tidak seperti gadis-gadis seusianya, Sissy lebih cenderung menyukai aktivitas yang bernuansa seperti laki-laki, tidak mengherankan jika Sissy kemudian tertarik untuk berteman dan bergabung dengan anggota kelompok Pasukan Ciliwung. Jaka

5 melihat Sissy sebagai seorang perempuan yang lemah dan hanya akan menimbulkan kesulitan, awalnya menolak kehadiran Sissy. Konsistensi Sissy dalam menunjukkan kapabilitas dirinyalah yang kemudian akhirnya membuat Jaka dan seluruh anggota Pasukan Ciliwung setuju menerima kehadiran Sissy di kelompok mereka. Berdasarkan uraian di atas, film Brandal-Brandal Ciliwung dirasa pantas untuk dikaji berkaitan dengan Pendidikan Kebhinneka Tunggal Ikaan yang terdapat di dalamnya. Peneliti akhirnya melatarbelakangi untuk mengadakan suatu kajian ilmiah dengan judul Konstruksi Pendidikan Kebhinneka Tunggal Ikaan pada Film Brandal-Brandal Ciliwung. B. Perumusan Masalah Perumusan masalah merupakan bagian penting yang harus ada dalam penulisan karya ilmiah. Perumusan masalah dalam penelitian ini yaitu Bagaimanakah Konstruksi Pendidikan Kebhinneka Tunggal Ikaan pada Film Brandal-Brandal Ciliwung sebagai Media Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan? C. Tujuan Penelitian Tujuan merupakan titik puncak untuk merealisasikan aktivitas yang akan dilaksanakan sehingga dapat menemukan kejelasan. Tujuan penelitian ini yaitu Mendeskripsikan Konstruksi Pendidikan Kebhinneka Tunggal Ikaan pada Film Brandal-Brandal Ciliwung sebagai Media Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan?

6 D. Manfaat atau Kegunaan Penelitian Suatu penelitian sudah tentu diharapkan mempunyai manfaat yang dapat dikembangkan, begitu juga dengan penelitian ini nantinya diharapkan juga mampu memberikan manfaat terutama pada segi teoritis maupun praktisnya, manfaat tersebut secara terperinci adalah sebagai berikut: 1. Manfaat atau Kegunaan Teoritis a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan media pembelajaran PPKn karena film ini mengandung Pendidikan Kebhinneka Tunggal Ikaan sehingga dapat diterapkan dalam kehidupan nyata oleh penontonnya. b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan bagi penelitian selanjutnya yang sejenis. 2. Manfaat atau Kegunaan Praktis a. Hasil penelitiaan ini dapat digunakan sebagai masukan yang bermanfaat bagi semua pihak berkaitan dengan pendidikan Kebhinneka Tunggal Ikaan. b. Hasil penelitian ini diharapkan mampu membuat pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan lebih menarik karena adanya variasi dalam pembelajaran. E. Daftar Istilah 1. Pendidikan Menurut Kneller (1967:63) sebagaimana dikutip Laksono (2010:2), Pendidikan memiliki arti luas dan sempit. Arti luas pendidikan diartikan sebagai tindakan atau pengalaman yang mempengaruhi perkembangan jiwa, watak, ataupun kemauan fisik individu. Arti sempit pendidikan adalah suatu proses mentransformasikan pengetahuan, nilai-nilai, dan keterampilan dari generasi ke generasi, yang dilakukan oleh masyarakat melalui lembagalembaga pendidikan seperti sekolah, pendidikan tinggi atau lembagalembaga lain.

7 2. Kebhinneka Tunggal Ikaan Menurut Hadi (1994:88), Bhinneka Tunggal Ika merupakan kondensasi dari seluruh makna yang termuat di dalam lambang negara republik Indonesia. Bhinneka Tunggal Ika dimaksud sebagai semboyan atau pernyataan jiwa dan semangat bangsa Indonesia yang menjunjung tinggi kesatuan meskipun negara dan bangsa Indonesia terdiri dari keanekaragaman yang begitu kompleks. 3. Analisis Isi Menurut Neuendorf (2002:10) sebagaimana dikutip Eriyanto (2013:16) Pengertian analisis isi yaitu Sebuah peringkasan (summarizing), kuantifikasi dari pesan yang didasarkan pada metode ilmiah (di antaranya objektifintersubjektif, realibel, valid, dapat digeneralisasikan, dapat direplikasikan dan pengujian hipotesis) dan tidak dibatasi untuk jenis variabel tertentu atau konteks di mana pesan dibentuk dan ditampilkan. 4. Film Menurut Arsyad (2003:49), film atau gambar hidup merupakan gambargambar dalam frame di mana frame demi frame di proyeksikan melalui lensa proyektor secara mekanis sehingga pada layar terlihat gambar hidup. 5. Media Menurut Gagne sebagaimana dikutip oleh Musfiqon (2012:27), bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar. 6. Pembelajaran Menurut Laksono (2011:21), pembelajaran adalah inti dari aktivitas pendidikan, untuk meningkatkan kualitas pendidikan harus difokuskan pada kualitas pembelajaran.

8 7. Media Pembelajaran Menurut Laksono (2011:37), media pembelajaran sarana yang paling tepat dan efektif untuk menyampaikan pesan guru kepada peserta didik agar menambah pengalaman belajar guna meningkatkan mutu pembelajaran dan efektifitas tujuan belajar. 8. Konstruksi Pendidikan Kebhinneka Tunggal Ikaan Berdasarkan pengertian di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa Konstruksi Pendidikan Kebhinneka Tunggal Ikaan adalah kegiatan atau usaha yang dilakukan seseorang sampai menuju tujuan yang diinginkan yaitu dengan cara menerapkan Pendidikan Kebhinneka Tunggal Ikaan dalam kehidupan seharihari dalam kehidupan bermasyarakat yang digunakan untuk memperkokoh perbedaan atau persatuan dan kesatuan Republik Indonesia.