MITIGASI BENCANA ALAM II. Tujuan Pembelajaran

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

MITIGASI BENCANA ALAM I. Tujuan Pembelajaran

Longsoran translasi adalah ber-geraknya massa tanah dan batuan pada bidang gelincir berbentuk rata atau menggelombang landai.

TANAH LONGSOR; merupakan salah satu bentuk gerakan tanah, suatu produk dari proses gangguan keseimbangan lereng yang menyebabkan bergeraknya massa

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 7. MENGANALISIS MITIGASI DAN ADAPTASI BENCANA ALAMLATIHAN SOAL 7.4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau menurunnya kekuatan geser suatu massa tanah. Dengan kata lain, kekuatan

Faktor penyebab banjir oleh Sutopo (1999) dalam Ramdan (2004) dibedakan menjadi persoalan banjir yang ditimbulkan oleh kondisi dan peristiwa alam

1. SIAGA GEMPA BUMI A. Tanda-tanda terjadinya gempa: B. Saat terjadi gempa, bila berada di dalam bangunan : C. Bila berada di luar bangunan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Seminar Lokakarya Nasional Geografi di IKIP Semarang Tahun

HIDROSFER IV. Tujuan Pembelajaran

HIDROSFER III. Tujuan Pembelajaran

I. Pendahuluan Tanah longsor merupakan sebuah bencana alam, yaitu bergeraknya sebuah massa tanah dan/atau batuan menuruni lereng akibat adanya gaya

UJI KOMPETENSI SEMESTER I. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d yang merupakan jawaban paling tepat!

BAB I PENDAHULUAN. Banjir adalah peristiwa meluapnya air hingga ke daratan. Banjir juga

BAB II KONDISI UMUM LOKASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. berpotensi rawan terhadap bencana longsoranlahan. Bencana longsorlahan akan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2010 TENTANG MITIGASI BENCANA DI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. sehingga masyarakat yang terkena harus menanggapinya dengan tindakan. aktivitas bila meningkat menjadi bencana.

Jenis Bahaya Geologi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Pengertian lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar manusia yang memengaruhi perkembangan kehidupan manusia baik langsung maupun tidak

Instansi Yang Bertanggung Jawab

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lempeng tektonik besar yaitu lempeng Indo-Australia, Eurasia dan Pasifik. Daerah

BAB I PENDAHULUAN. dialami masyarakat yang terkena banjir namun juga dialami oleh. pemerintah. Mengatasi serta mengurangi kerugian-kerugian banjir

penyediaan prasarana dan sarana pengelolaan sampah (pasal 6 huruf d).

Pengenalan Gerakan Tanah

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...

BAB V ARAHAN RELOKASI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Bencana geologi merupakan bencana yang terjadi secara alamiah akibat

RANCANGAN PTK. a. Siswa dapat menguasai materi pelajaran secara bersama-sama. Dalam diskusi terjadi interaksi antara siswa, saling tukar menukar

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan uraian-uraian yang telah penulis kemukakan pada bab

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Geografi merupakan ilmu yang mempelajari gejala-gejala alamiah yang

KRITERIA DAN TIPOLOGI PERUMAHAN KUMUH DAN PERMUKIMAN KUMUH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2010 TENTANG MITIGASI BENCANA DI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL

I PENDAHULUAN Latar Belakang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2010 TENTANG MITIGASI BENCANA DI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL

GERAKAN TANAH DI KABUPATEN KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. Banjir yang melanda beberapa daerah di wilayah Indonesia selalu

PENGEMBANGAN KONSERVASI LAHAN TERHADAP EROSI PARIT/JURANG (GULLY EROSION) PADA SUB DAS LESTI DI KABUPATEN MALANG

BAB I PENDAHULUAN. utama dunia yaitu lempeng Eurasia, lempeng Indo-Australia dan lempeng. Indonesia juga merupakan negara yang kaya akan hasil alam.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan. Menurut Bakosurtanal, pulau di

AKU & BUMIKU: BANJIR & LONGSOR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LANDSLIDE OCCURRENCE, 2004 STRATEGI MITIGASI DAN SIFAT GERAKAN TANAH PENYEBAB BENCANA DI INDONESIA. BENCANA GERAKAN TANAH 2005 dan 2006

MITIGASI BENCANA BENCANA :

BAB I PENDAHULUAN I-1

Berilah tanda silang (X) huruf a, b,c, atau d pada jawaban yang paling tepat!

Bencana Benc Longsor AY 11

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 10. PELESTARIAN LINGKUNGANLatihan soal 10.4

BAB III PENGENDALIAN LONGSOR Identifikasi dan Delineasi Daerah Rawan Longsor

BAB I PENDAHULUAN. banyak dipengaruhi oleh faktor geologi terutama dengan adanya aktivitas

TPL 106 GEOLOGI PEMUKIMAN BERBASIS MITIGASI BENCANA

BAB I PENDAHULUAN. digaris khatulistiwa pada posisi silang antara dua benua dan dua samudra dengan

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG BATAS SEMPADAN PANTAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 3 METODOLOGI 3.1 TINJAUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Tinjauan Umum

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. rendah (Dibyosaputro Dalam Bayu Septianto S U. 2008). Longsorlahan

KERAGAMAN BENTUK MUKA BUMI: Proses Pembentukan, dan Dampaknya Terhadap Kehidupan

PENYEBAB BANJIR : 1. CURAH HUJAN TINGGI : 2. BUANG SAMH SEMBARANGAN 3. SELOKAN,SUNGAI ALIRAN AIR TERBENDUNG SAMPAH 4. RESAPAN AIR KE TANAH BERKURANG

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. juga tidak luput dari terjadinya bencana alam, mulai dari gempa bumi, banjir,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bencana sosial

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu Negara di dunia yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Analisis Spasial Untuk Menentukan Zona Risiko Bencana Banjir Bandang (Studi Kasus Kabupaten Pangkep)

MEMAHAMI PERINGATAN DINI TSUNAMI

BAB II DISASTER MAP. 2.1 Pengertian bencana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jenuh air atau bidang luncur. (Paimin, dkk. 2009) Sutikno, dkk. (2002) dalam Rudiyanto (2010) mengatakan bahwa

KEJADIAN GERAKAN TANAH DAN BANJIR BANDANG PADA TANGGAL 20 APRIL 2008 DI KECAMATAN REMBON, KABUPATEN TANA TORAJA, PROVINSI SULAWESI SELATAN

Identifikasi Daerah Rawan Longsor

GERAKAN TANAH DI KAMPUNG BOJONGSARI, DESA SEDAPAINGAN, KECAMATAN PANAWANGAN, KABUPATEN CIAMIS, JAWA BARAT

Contents BAB I... 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pokok Permasalahan Lingkup Pembahasan Maksud Dan Tujuan...

Diktat Perencanaan Infrastruktur Kota

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERSETUJUAN... KATA PENGANTAR... PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL...

BAB I PENDAHULUAN. tanahdengan permeabilitas rendah, muka air tanah dangkal berkisar antara 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KATA PENGANTAR. Meureudu, 28 Mei 2013 Bupati Pidie Jaya AIYUB ABBAS

BAB I PENDAHULUAN. negara ini baik bencana geologi (gempa bumi, tsunami, erupsi gunung api)

Penataan Ruang. Kawasan Budidaya, Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya Pertanian

Ringkasan Materi Seminar Mitigasi Bencana 2014

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 7. MENGANALISIS MITIGASI DAN ADAPTASI BENCANA ALAMLATIHAN SOAL 7.2

I. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung yang berada dibagian selatan Pulau Sumatera mempunyai alam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bencana alam sebagai salah satu fenomena alam dapat terjadi setiap saat,

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 8. SUPLEMEN PENGINDRAAN JAUH, PEMETAAN, DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI (SIG)LATIHAN SOAL 8.1.

BAB I PENDAHULUAN. Banjir merupakan aliran air di permukaan tanah ( surface run-off) yang

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 7. MENGANALISIS MITIGASI DAN ADAPTASI BENCANA ALAMLATIHAN SOAL BAB 7

Pengendalian Banjir Sungai

Berikut kerangka konsep kegiatan pembelajaran geografi kelas VI SD semester II pada KD mengenal cara cara menghadapi bencana alam.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

GERAKAN TANAH DAN BANJIR BANDANG DI WILAYAH KECAMATAN TAHUNA DAN SEKITARNYA, KABUPATEN SANGIHE, SULAWESI UTARA

Transkripsi:

K-13 Kelas X Geografi MITIGASI BENCANA ALAM II Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut. 1. Memahami banjir. 2. Memahami gelombang pasang. 3. Memahami tsunami. 4. Memahami tanah longsor. 4. Banjir a. Pengertian Banjir adalah aliran air yang tingginya melebihi muka air normal. b. Kajian Bahaya Kajian bahaya banjir didapatkan dari hal berikut. 1.) Rekaman kejadian banjir untuk menentukan pola terjadinya banjir periodik. 2.) Pemetaan topografi untuk menentukan kapasitas sistem hidrologi dan luas daerah tangkapan hujan. 3.) Data curah hujan untuk menghitung kapasitas penyaluran sistem pengaliran. c. Mitigasi 1.) Memonitor dan mengevaluasi data curah hujan, banjir, dan daerah genangan untuk meramalkan bencana berikutnya.

2.) Membuat peta daerah rawan banjir lengkap dengan lokasi pengungsian, lokasi posko, dan pos pengamat debit banjir. 3.) Menyediakan dana, peralatan, dan material untuk upaya tanggap darurat. 4.) Melaksanakan pelatihan evakuasi. 5.) Mengadakan kampanye peduli bencana banjir. 6.) Membangun tembok penahan dan tanggul sungai serta pantai. 7.) Mengatur debit air di daerah hulu dengan reboisasi serta membangun sistem peresapan air dan bendungan atau waduk. 8.) Mengeruk sungai dan membuat sudetan sungai. d. Peran Serta Masyarakat 1.) Tidak membuang sampah atau limbah padat ke sungai atau sistem drainase. 2.) Tidak tinggal di bantaran sungai. 3.) Tidak menggunduli hutan di daerah tangkapan air. 4.) Penggunaan lahan tidak bertentangan dengan kaidah konservasi air dan tanah. 5.) Ikut mengendalikan pertumbuhan penduduk dan laju urbanisasi. 6.) Gotong royong membersihkan saluran drainase di lingkungan masing-masing. 5. Gelombang Pasang a. Penyebab Gelombang pasang disebabkan oleh angin dengan kecepatan tinggi di atas permukaan laut atau gaya tarik bulan dan matahari. b. Parameter 1.) Tinggi gelombang. 2.) Panjang sapuan gelombang pasang ke daratan. 3.) Luas daerah yang terkena sapuan gelombang. c. Komponen yang Terancam 1.) Struktur bangunan yang ringan atau terbuat dari kayu. 2.) Bangunan yang sejajar dengan garis pantai. 3.) Bangunan tambahan, seperti papan, seng, dan asbes. 4.) Fasilitas telekomunikasi, listrik, dan air bersih. 5.) Bangunan industri yang terletak di sekitar pantai. 6.) Kapal-kapal penangkap ikan. 7.) Jalan dan jembatan di daerah dataran pantai. 8.) Sawah dan tambak budi daya perikanan. 2

d. Mitigasi 1.) Reklamasi pantai. 2.) Pembangunan pemecah ombak. 3.) Penataan bangunan di sekitar pantai. 4.) Pengembangan kawasan hutan bakau. 5.) Pembangunan tembok penahan ombak. 6. Tsunami a. Penyebab 1.) Gempa tektonik yang diikuti dengan dislokasi di dasar laut. 2.) Letusan gunung api di dasar laut. 3.) Tanah longsor di dasar laut. b. Mekanisme Perusakan Kecepatan tsunami berbanding lurus dengan kedalaman laut. Semakin dalam lautnya, semakin cepat tsunaminya. Semakin mendekati pantai, kecepatannya semakin berkurang sehingga terjadi penumpukan massa air yang menyebabkan gelombang tsunami makin tinggi. c. Kajian Bahaya 1.) Identifikasi sistem tektonik, struktur geologi, dan morfologi dasar laut, khususnya di sekitar zona subduksi. 2.) Pemetaan daerah risiko bencana tsunami. d. Gejala Peringatan Dini 1.) Gelombang tsunami datang secara mendadak. 2.) Diawali dengan gempa bumi dan surutnya air laut. 3.) Terdapat selang waktu antara gempa bumi dan tsunami di pantai. e. Mitigasi 1.) Peningkatan kesiapsiagaan terhadap bahaya tsunami. 2.) Pembangunan tembok penahan tsunami pada garis pantai. 3.) Penanaman hutan mangrove. 4.) Pembangunan tempat evaluasi yang aman. 5.) Pembangunan rumah yang tahan terhadap bahaya tsunami. 3

7. Tanah Longsor a. Pengertian Tanah longsor adalah gerakan massa tanah atau bahan menuruni lereng akibat terganggunya kestabilan tanah atau batuan penyusun lereng. b. Penyebab 1.) Penggundulan hutan sehingga pengikat air tanah berkurang. 2.) Pelapukan batuan beku luar dan batuan sedimen. 3.) Jenis tanah kurang padat. 4.) Lerengnya terjal. 5.) Adanya genangan air di lereng yang terjal. 6.) Peningkatan kandungan air dalam lereng dari air hujan, kolam, sawah, atau selokan yang bocor. 7.) Ada getaran pada lereng akibat gempa, ledakan, penggalian, atau alat/ kendaraan berat. 8.) Peningkatan beban pada lereng yang curam akibat pertambahan bangunan atau pohon-pohon. 9.) Pemotongan kaki lereng sehingga lereng kehilangan daya penyangga. 10.) Susutnya muka air pada lereng sehingga lereng bertambah kering. c. Gejala dan Peringatan Dini 1.) Muncul retakan memanjang atau melengkung pada tanah. 2.) Terjadi penggembungan lereng. 3.) Pintu dan jendela sulit dibuka. 4.) Muncul rembesan atau mata air pada lereng. 5.) Apabila pada lereng sudah terdapat rembesan atau mata air, air tiba-tiba keruh. 6.) Pohon atau tiang miring. 7.) Terdengar suara gemuruh dari atas lereng. 8.) Terjadi runtuhan tanah atau kerikil dari atas lereng. d. Mitigasi 1.) Menghindari pembangunan permukiman dan fasilitas umum di daerah rawan bencana. 2.) Mengurangi tingkat keterjalan lereng, misalnya degan terasering. 3.) Meningkatkan sistem drainase. 4.) Penghijauan dengan tanaman yang perakarannya dalam. 4

5.) Membuat tanggul penahan, baik berupa bangunan maupun tanaman. 6.) Identifikasi retakan-retakan berbentuk tapal kuda. 5