BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah sebagai lembaga formal selalu dituntut untuk melakukan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Bab pendahuluan ini membahas masalah yang berhubungan dengan penelitian

PROBLEM KENAIKAN PANGKAT GURU Oleh : Istamaji, S.I.Kom (Analis Kepegawaian Pertama Kantor Kementerian Agama Kab. Way Kanan)

STRATEGI PENCAPAIAN ANGKA KREDIT WIDYAISWARA

Interpersonal Communication Skill

PENGEMBANGAN KARIR PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM JABATAN STRUKTURAL DI DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TIMUR SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL MAHASISWA TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN AKUNTANSI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PEMBINAAN TEKNIS TIM PENILAI PRANATA KOMPUTER - ADMINISTRASI

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 730 TAHUN 2012 TENTANG MEKANISME PENGANGKATAN DAN PENUGASAN PENGAWAS SATUAN PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. mengarah pada fakta bahwa manusia adalah makhluk ciptaan yang paling unggul, dan

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan belajar mengajar akan berjalan dengan efektif apabila satuan

BAB I PENDAHULUAN. Guru merupakan ujung tombak pendidikan. Sebagai pendidik, guru

BAB I PENDAHULUAN. bidang humanistic skill dan professional skill. Sehingga nantinya dapat

MENJADI GURU UTAMA DENGAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN. Oleh : Dra. Nuraeni T, M.H BAB I. PENDAHULUAN

KARYA TULIS ILMIAH DAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU

Internalisasi Rancangan Peraturan Menteri PAN dan RB

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 28 TAHUN 2016 TENTANG

JABATAN AKADEMIK DOSEN DALAM KERANGKA MANAJEMEN PEGAWAI NEGERI SIPIL

Jurnal Praksis dan Dedikasi Sosial

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan perubahan dalam dirinya melalui pelatihan-pelatihan dan

2015, No Mengingat : c. bahwa penyesuaian substansi peraturan sebagaimana dimaksud pada huruf b ditetapkan dengan Peraturan Kepala Lembaga Admi

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki ambang millennium ketiga, masyarakat Indonesia mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab ini membahas latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan

448 Seminar Nasional dan Launching ADOBSI

Kecerdasan Emosional dan Pengaruhnya terhadap Kepuasan Kerja Karyawan. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. baik dirinya sendiri maupun lingkungan. Self awareness bukan perhatian yang. seperti pengendalian diri terhadap emosi.

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Tingkat pengangguran terbuka penduduk usia 15 tahun ke atas menurut

DATA DIRI. 2. Fakultas/ Bagian/ Unit : 3. Jenis kelamin* : Laki-laki / Perempuan. 4. Masa kerja :..th

DASAR HUKUM JABATAN FUNGSIONAL ANALIS KEPEGAWAIAN :

BAB I PENDAHULUAN. maka diperlukan adanya sumber daya manusia yang berkualitas. Dalam rangka

PENGEMBANGAN KARIER PUSTAKAWAN MELALUI JABATAN FUNGSIONAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sepanjang hayatnya, baik sebagai individu, kelompok sosial, maupun sebagai

PENDAHULUAN. Tujuan dan Keuntungan. Dasar Hukum Jabatan Fungsional Pranata Komputer

BAB I PENDAHULUAN. awal, dimana memiliki tuntutan yang berbeda. Pada masa dewasa awal lebih

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan sumberdaya manusia yang berkualitas. Dengan pendidikan. mengukur, menurunkan, dan menggunakan rumus-rumus matematika

PENGANGKATAN DALAM JABATAN STRUKTURAL

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU

Setyanta Nugraha Ketua Tim Penyusun Jabatan Fungsional Analis APBN Sekretariat Jenderal DPR RI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan saat ini dituntut untuk dapat bekerja sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai dampak pada berbagai hal. Salah satu dampak perubahan itu adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

MENULIS SEBAGAI SARANA MENINGKATKAN BUDAYA BACA DAN PROFESIONALISME PUSTAKAWAN Haryani Pustakawan UPT Perpustakaan Undip

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan Tinggi merupakan salah satu jenjang yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya manusia dan masyarakat berkualitas yang memiliki kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN. juga dirasa sangat penting dalam kemajuan suatu negara karena berhubungan

Dr. Ali Mustadi, S. Pd, M. Pd

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini peranan sumber daya manusia berkembang semakin

The Impact of Emotional Intelligence Towards Employee Performance: Empirical Study in The Transportation Division at PT. Multi Garmenjaya, Bandung

ANGKA KREDIT ARSIPARIS : BEBERAPA PERBEDAAN ANTARA KEPMENPAN 09/KEP/M.PAN/2/2002 DENGAN PER/3/M.PAN/3/2009

BAB III METODE PENELITIAN

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL ARSIPARIS WALIKOTA SURABAYA,

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 40 TAHUN 2008 T E NTA N G JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS PERIKANAN WALIKOTA SURABAYA

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Panitia Sertifikasi Guru Sub Rayon 149 Universitas Ahmad Dahlan KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESIONALITAS GURU

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sarana untuk mempersiapkan masyarakat untuk

BAB I PENDAHULUAN. elements; materials (and equipment), activities, and people (Cox, 2006:

Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan dan Keterkaitannya dengan PUBLIKASI ILMIAH

WALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan perilaku yang

dr. UNTUNG SUSENO SUTARJO, M.Kes Kepala Badan PPSDM Kesehatan, Kemenkes RI

JABATAN FUNGSIONAL GURU DAN ANGKA KREDITNYA

BAB I PENDAHULUAN. Widjaja, 2006). Pegawai memiliki peran yang besar dalam menentukan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Banyak orang yang menginginkan untuk bekerja. Namun, tak jarang

BAB I PENDAHULUAN. kerja selalu dipenuhi oleh para pelamar setiap harinya. Pekerjaan adalah suatu aspek

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada hakekatnya merupakan sebuah proses berkesinambungan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan tingginya angka pengangguran di negara Indonesia adalah. pertumbuhan ekonomi di Indonesia (Andika, 2012).

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

Oleh: Sujarwo, M.Or Yulina Pratiwi Adri Yudhantara

BAB I PENDAHULUAN. cenderung bereaksi dan bertindak dibawah reaksi yang berbeda-beda, dan tindakantindakan

2015 PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA (STUDI KASUS DI SDN DI KOTA SERANG)

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) TERHADAP. PRESTASI KERJA KARYAWAN PADA PT. PLN (Persero) APJ DI SURAKARTA

OUTLINE ANALIS KEUANGAN PUSAT DAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat mendasar bagi perkembangan bangsa suatu negara. Melalui. pada negara dengan potensi dan bakat yang dimiliki.

WALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan para tenaga ahli yang handal dalam bidangnya masing-masing.

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang baik dalam keluarga, masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pembangunan. Oleh karena itu, guru yang merupakan salah satu unsur di bidang

DISAMPAIKAN OLEH: KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REPORMASI BIROKRASI 2011 LKPP, SIMPOSIUM,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Pendidikan merupakan proses yang dilakukan dalam mentransfer atau

BAB I PENDAHULUAN. dengan keadaan yang terjadi pada bangsanya. Pola pikir mahasiswa saat ini hanya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. membuat manusia dituntut untuk mengikuti segala perubahan yang terjadi dengan

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 43 TAHUN 2008 T E NTA N G JABATAN FUNGSIONAL MEDIK VETERINER WALIKOTA SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. salah satu pekerjaan yang bersifat profesional. Guru yang profesional dapat

Penilaian Prestasi Kerja Bagi Dosen Tetap Yayasan yang Telah Memiliki Sertifikat Pendidik

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan menengah. Tujuan pendidikan perguruan tinggi ialah untuk

WALIKOTA TASIKMALAYA

BAB I PENDAHULUAN. dengan baik di lingkungan tempat mereka berada. Demikian halnya ketika

BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN DAN SARAN. sebelumnya maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

XIV. WIDYAISWARA A. DASAR HUKUM

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi, perusahaan dituntut untuk efisien dan efektif dalam setiap

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan jaman, seseorang tidak hanya dituntut untuk

Abstrak. Kata kunci : Kinerja Auditor, Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Spiritual, Independensi, Komitmen Organisasi

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pendidikan adalah dengan mengikuti pendidikan formal. Pendidikan

PERATURAN BERSAMA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : 03/V/PB/2010 NOMOR : 14 TAHUN 2010

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

IMPLEMENTASI PERMENPAN NOMOR 38 TAHUN 2014 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL ANALIS KETAHANAN PANGAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah sebagai lembaga formal selalu dituntut untuk melakukan inovasi dalam segi fasilitas maupun sumber daya manusia, khususnya tenaga pendidik agar kualitas pendidikan di Indonesia semakin baik. Peningkatan kualitas tersebut, di antaranya dengan mengirim tenaga pendidik untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, serta mengikuti pendidikan dan pelatihan untuk materi bidang tertentu atau workshop. Kegiatan yang diikuti tenaga pendidik tersebut diharapkan dapat meningkatkan kemampuan teknik mengajar pada siswa, membuat inovasi sumber belajar dan menambah kemampuan tenaga pendidik untuk dapat menulis karya ilmiah yang dapat digunakan sebagai sarana kenaikan pangkat. Rendahnya minat menulis karya ilmiah di kalangan tenaga pendidik dapat dilihat dari minimnya karya ilmiah yang dihasilkan sehingga sulit untuk naik ke golongan IVb apalagi ke IVd (Kompas, 19 Maret 2010). Fakta yang terjadi di lapangan adalah di kecamatan Tepus, hanya ada satu orang tenaga pendidik yang mempunyai golongan jabatan IVb, padahal 42% tenaga pendidik di kecamatan tersebut mempunyai golongan IVa dengan masa jabatan lebih dari 15 tahun, meskipun mereka menyadari bahwa kenaikan golongan juga akan berbanding lurus dengan peningkatan kesejahteraan. Belum optimalnya tenaga pendidik menulis boleh jadi karena memang malas 1

dan tidak ada komitmen atau memang kurang mempunyai kemampuan menulis. Peraturan Menteri PAN & RB No. 16 Tahun 2009, tentang persyaratan kenaikan pangkat guru yang mengharuskan guru harus lebih banyak menulis. Peraturan itu akan berlaku mulai tahun 2013 mendatang. Persyaratan tersebut terdapat pada Pasal 17, ayat 2, yaitu: Guru Pertama, pangkat Penata Muda Tingkat I, golongan ruang Ill/b yang akan naik jabatanlpangkat menjadi Guru Muda, pangkat Penata,golongan ruang Illlc angka kredit yang dipersyaratkan untuk kenaikan jabatan pangkat, paling sedikit 4 (empat) angka kredit dari sub unsur publikasi ilmiah dan atau karya inovatif, dan paling sedikit 3 (tiga) angka kredit dari sub unsur pengembangan diri. Guru atau tenaga pendidik yang tadinya tidak wajib membuat karya tulis untuk kenaikan pangkat dari IIIb ke IIIc dituntut untuk dapat menulis dan menghasilkan karya ilmiah untuk meningkatkan ke jenjang karir yang lebih tinggi, begitupun pada jenjang selanjutnya. Tenaga pendidik yang cerdas mampu bertanggung jawab terhadap tugas yang diembannya. Kecerdasan yang dibutuhkan bukan hanya intelektual saja tetapi juga secara emosi. Untuk membuat sebuah karya tulis ilmiah, seorang tenaga pendidik membutuhkan tingkat kecerdasan tertentu. Dengan kecerdasannya itu tenaga pendidik akan mampu bertanggung jawab terhadap tugas yang diembannya. Kecerdasan yang dibutuhkan bukan hanya kecerdasan intelektual saja tetapi juga kecerdasan emosi karena kecerdasan intelektual tanpa disertai dengan 2

kecerdasan emosi tidak akan mampu melahirkan manusia yang berprestasi tinggi. Kecerdasan intelektual tidak diteliti lebih lanjut dalam penelitian ini karena diasumsikan seorang tenaga pendidik yang telah lulus seleksi yang diadakan pemerintah daerah atau pemerintah pusat dengan batas nilai tertentu memiliki kecerdasan intelektual di atas rata-rata. Menurut Goleman (2000:35): Keterampilan kecerdasan emosi bekerja secara sinergi dengan keterampilan kognitif; orang - orang yang berprestasi tinggi memiliki keduanya. Makin kompleks pekerjaan, makin penting kecerdasan emosi, apalagi bila karena kekurangan dalam kemampuan ini orang bisa terganggu dalam menggunakan keahlian teknik atau keenceran otak yang mungkin dimilikinya. Kesadaran terhadap emosi diri sendiri dan kesadaran empatik terhadap situasi serta emosi orang lain merupakan faktor penting. Tanpa kesadaran emosi, individu akan butuh kekangan dari pihak lain untuk melakukan self control. Tanpa kesadaran empatik terhadap perasaan dan keinginan orang lain, seseorang tidak akan mampu bersikap dan berbuat baik bagi orang lain sehingga hal itu akan mudah menimbulkan ketegangan dan konflik. Menurut Goleman (2000:39): Kecerdasan emosi menentukan potensi kita untuk mempelajari keterampilan keterampilan praktis yang didasarkan pada lima unsurnya: kesadaran diri, motivasi, pengaturan diri, empati, dan kecakapan dalam membina hubungan dengan orang lain. Kecakapan emosi kita menunjukkan berapa banyak potensi itu yang telah kita terjemahkan ke dalam kemampuan di tempat kerja (Goleman, 2000:39) Perkembangan kecerdasan emosi berhubungan erat dengan perkembangan kepribadian dan kematangan kepribadian. Dengan kepribadian 3

yang matang dapat menghadapi dan menyelesaikan berbagai persoalan atau pekerjaan, dan betapapun beban dan tanggung jawabnya besar tidak menjadikan fisik menjadi terganggu. Komitmen berkarir menjadi faktor yang penting bagi tenaga pendidik karena merupakan suatu sikap yang mengarah pada salah satu panggilan profesi, khususnya di dunia pendidikan. Seseorang dengan komitmen karir yang tinggi akan menunjukkan harapan dan kebutuhan yang lebih tinggi tingkatannya dari organisasi di mana mereka membentuk sebuah hubungan kerja. Apabila komitmen berkarir tenaga pendidik tinggi diharapkan sikap dan perilakunya akan dapat membawa organisasi pendidikan tersebut menuju keefektifan dalam mencapai target dan tujuan yang dapat meningkatkan kredibilitas sekolah. Penelitian tentang pengaruh kecerdasan emosi terhadap komitmen dalam berkarir sebelumnya telah dilakukan oleh Mandayani (2004) di rumah sakit Mawardi, Solo dan Ghozali (2008) di fakultas MIPA UII. Namun dengan subjek penelitian karyawan, untuk tenaga pendidik, penelitian ini belum pernah dilakukan sehingga diharapkan hasil yang didapat dari penelitian ini dapat digeneralisir untuk tenaga pendidik di SMP Negeri se- Kecamatan Tepus, kabupaten Gunungkidul. Tepus merupakan salah satu kecamatan di kabupaten Gunungkidul, propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Kecamatan ini terletak di wilayah selatan sekitar 17 km dari kota Wonosari dan mempunyai tiga Sekolah 4

Menengah Pertama (SMP) Negeri, yaitu SMP Negeri 1, 2, dan 3 Tepus. Sebagian besar guru adalah pelajon dari Yogyakarta, Bantul, Sleman dan Kulon Progo. Jarak tempuh yang jauh kadang membuat guru-guru sudah lelah sampai di sekolah. Motivasi yang kuat untuk mencerdaskan anak bangsa membuat mereka berusaha untuk memberikan ilmu yang bermanfaat dengan metode pembelajaran yang terbaik. Motivasi untuk mengajar dengan baik seharusnya berbanding lurus dengan motivasi untuk meningkatkan jenjang karir ke tingkat yang lebih tinggi, namun banyak rekan guru yang karirnya hanya mentok di IVa, hanya satu guru yang jenjang karirnya pada golongan IVb. Berbagai cara sudah dilakukan untuk memotivasi guru-guru yang lain agar dapat meningkatkan golongannya, seperti pelatihan penulisan karya tulis, workshop dan diklatdiklat lainnya namun untuk sementara hal ini masih tersendat. Motivasi diri adalah salah satu aspek dalam kecerdasan emosi. Kemampuan seseorang memotivasi diri dapat dilihat dari cara mengendalikan dorongan hati, derajat kecemasan yang berpengaruh terhadap unjuk kerja seseorang, kekuatan berfikir positif, optimisme dan mengikuti aliran (keadaan flow), yaitu keadaan ketika perhatian seseorang sepenuhnya tercurah pada sesuatu yang sedang terjadi dan pekerjaannya hanya terfokus pada satu objek (Goleman, 2000). Kecerdasan emosional merupakan suatu konsep di mana kecerdasan emosional sangat berkaitan dengan kondisi emosi yang berpengaruh terhadap 5

kehidupan seseorang terutama dalam kehidupan sosialnya, individu yang mempunyai kecerdasan emosi yang tinggi akan dapat mengatasi berbagai masalah dan mencapai berbagai tujuan sehingga ia dikatakan berhasil dalam hidupnya termasuk karir pekerjaannya. Kecerdasan emosi menumbuhkan komitmen yang berasal dari diri sendiri untuk menyelesaikan berbagai tugas, tanggung jawab, dan wewenang. Komponen utama kecerdasan emosi menurut Goleman (1999) adalah self awareness (kesadaran diri), emotional management (manajemen emosi), self motivation (motivasi diri), emphaty, managing relationships, communication skills (ketrampilan berkomunikasi) dan personal style (ciri kepribadian), sedangkan menurut teori yang lebih baru dari Cooper dan Sawaf (2000), kecerdasan emosi meliputi kesadaran emosi (emotional literacy), kebugaran emosi (emotional fitness), kedalaman emosi (emotional depth), dan alkemi emosi (emotional alchemy). Berdasarkan teori di atas maka perlu dikaji apakah ada hubungan antara dimensi emosi dan karir. Apakah semakin baik kematangan emosi seseorang semakin besar pula peluang karirnya untuk meningkat? Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian tentang pengaruh faktor-faktor kecerdasan emosi terhadap komitmen berkarir tenaga pendidik dalam berkarir di SMP Negeri se-kecamatan Tepus Kabupaten Gunungkidul. 6

B. Rumusan Masalah Setiap orang pasti menginginkan kariernya menanjak, termasuk tenaga pendidik. Untuk dapat naik golongan, dia tak mungkin mengelak dari kewajiban membaca dan menulis. Namun, kenyataanya banyak tenaga pendidik yang golongannya berhenti di IVa. Penelitian ini menitikberatkan apakah ada pengaruh dari faktor-faktor kecerdasan emosi terhadap komitmen berkarir tenaga pendidik di SMP Negeri se-kecamatan Tepus, adakah faktor lain yang menyebabkan tenaga pendidik mempunyai komtmen karir yang tinggi. Seseorang yang mempunyai kecerdasan emosi dapat menumbuhkan komitmen yang berasal dari diri sendiri untuk menyelesikan berbagai tugas, tanggung jawab, dan wewenang, selain itu juga dapat meminimalisir rasa takut atau minder dan rasa malas untuk memulai sebuah karya ilmiah. Beberapa penelitian tentang pengaruh kecerdasan emosi terhadap komitmen berkarir, pernah dilakukan dan menunjukkan hasil yang signifikan antara empat aspek kecerdasan emosi, yaitu kesadaran emosi, kebugaran emosi, kedalaman emosi dan alkemi emosi. C. Pertanyaan Penelitian Apakah terdapat pengaruh komponen dalam kecerdasan emosi terhadap komitmen tenaga pendidik dalam berkarir di SMP Negeri se- Kecamatan Tepus Kabupaten Gunungkidul? 7

D. Tujuan Penelitian Untuk menguji pengaruh setiap komponen kecerdasan emosi terhadap komitmen pendidik dalam berkarir di SMP Negeri se-kecamatan Tepus Kabupaten Gunungkidul. E. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian antara lain untuk : 1. Manfaat bagi sekolah adalah dengan lancarnya karir tenaga pendidik maka diharapkan dapat meningkatkan kompetensinya dan meningkatkan kredibilitas dan kinerja sekolah. 2. Manfaat bagi pembaca adalah memberikan informasi, khususnya mengenai kecerdasan emosi dan komitmen berkarir tenaga pendidik F. Ruang Lingkup atau Batasan Penelitian Penelitian akan dilakukan di SMP Negeri se-kecamatan Tepus Kabupaten Gunungkidul dengan menggunakan data responden tenaga pendidik status Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada kurun waktu 2013. Dalam hal ini, kecerdasan emosi (X) merupakan variabel bebas (independent variable), sedangkan komitmen pegawai untuk berkarir (Y) merupakan variabel terikat (dependent variable), dengan indikator kecerdasan emosi yang terdiri dari kesadaran emosi, kebugaran emosi, kedalaman emosi dan alkemi emosi. 8

G. Sistematika Penelitian Tesis ini terdiri dari lima bab, bab I berisi tentang pendahuluan, yang terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan ruang lingkup atau batasan penelitian. Bab II berisi tentang tinjauan pustaka, yang terdiri dari pengertian kecerdasan emosi, komitmen berkarir, pengaruh kecerdasan emosi terhadap komitmen tenaga pendidik dalam berkarir, kerangka berpikir, dan hipotesis penelitian. Bab III berisi tentang metode penelitian, yang terdiri dari desain penelitian, subyek dan lokasi penelitian, sumber data, definisi operasional variabel-variabel penelitian, teknik pengumpulan data, alur penelitian, dan metode analisis data. Bab IV berisi tentang hasil dan pembahasan, yang terdiri dari identitas responden, uji validitas dan reliabilitas instrumen, hasil analisis uji asumsi klasik, deskripsi data penelitian, dan pengujian hipotesis Bab V berisi tentang simpulan, saran, dan keterbatasan penelitian. 9