BAB I PENDAHULUAN. yang Maha Esa, mempunyai akhlak mulia, cerdas, sehat, berkemauan,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan memang dunia yang tidak pernah bisa habis untuk. diperbincangkan. Karena selama manusia itu ada,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di dalam perkembangan peradaban dan kebudayaan suatu bangsa,

Tujuan pendidikan nasional seperti disebutkan dalam Undang-Undang. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal (3)

I. PENDAHULUAN. Manfaat dari pendidikan di sekolah, antara lain adalah menambah wawasan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. memajukan kesejahteraan umum dan mewujudkan ketertiban dunia, serta ingin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu sendi kehidupan. Melalui pendidikan,

A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan suatu tempat dimana bagi peserta didik untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu proses pendidikan tidak lepas dari Kegiatan Belajar Mengajar

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gejolak dalam dirinya untuk dapat menentukan tindakanya.

BAB I PENDAHULUAN. masing-masing, agar berlangsung tertib, efektif dan efisien. Norma-norma itu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Muhammad Rakhman Firdaus, 2016

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan karena pendidikan

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. pokok dalam memajukan suatu bangsa khususnya generasi muda untuk

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah bahkan sekolah dewasa ini di bangun oleh pemerintah agar anak-anak

BAB I PENDAHULUAN. dijangkau dengan sangat mudah. Adanya media-media elektronik sebagai alat

I. PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan suatu upaya penanaman nilai-nilai karakter

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan merupakan faktor penting dalam memajukan bangsa dan negara. Pada pembukaan UUD 1945 alinea ke empat, yaitu :

BAB 1 PENDAHULUAN. Nasional yang tercantum dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional

I. PENDAHULUAN. nasional yaitu membangun kualitas manusia yang beriman dan bertaqwa

2015 STUDI TENTANG PERAN PONDOK PESANTREN DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SANTRI AGAR MENJADI WARGA NEGARA YANG BAIK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan merupakan kegiatan yang dilakukan dengan. sengaja agar peserta didik memiliki pengetahuan, sikap dan

BAB I PENDAHULUAN. tinggi serta mau bersaing dalam tantangan hidup. Akan tetapi sistem

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

I. PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas manusia, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa

BAB I PENDAHULUAN. Negara (Undang-Undang No. 20 Tahun 2003) informal dapat melalui keluarga dan lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN. kearah suatu tujuan yang dicita-citakan dan diharapkan perubahan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia

BAB I PENDAHULUAN. dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang baik dalam keluarga,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Munculnya berbagai problematika remaja yang terjadi saat ini

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah

BAB I PENDAHULUAN. yang sudah menyelesaikan pendidikannya adalah aktor-aktor penting yang

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat pesat. Pengalaman-pengalaman yang didapat anak pada masa ini

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu wadah yang didalamnya terdapat suatu

BAB I PENDAHULUAN. dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat, maupun bangsa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemakaian seragam sekolah terhadap siswa di dalam suatu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat diera

Mahendra (2009:10) juga memaparkan bahwa secara sederhana, pendidikan jasmani memberikan kesempatan kepada siswa untuk:

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, dalam rangka mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia yang tercantum

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab I ini, akan memaparkan beberapa sub judul yang akan digunakan

BAB I PENDAHULUAN. menciptakaniklim budaya sekolah yang penuh makna. Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di dunia ini, sebagian adalah berisi pelaksanaan

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hak bagi semua warga Negara Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional Republik Indonesia, pendidikan nasional berfungsi untuk

BAB I PENDAHULUAN. berubah dari tradisional menjadi modern. Perkembangan teknologi juga

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual. tertuang dalam sistem pendidikan yang dirumuskan dalam dasar-dasar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus

BAB I PENDAHULUAN. aman belajar bagi dirinya sendiri, sekaligus bagi siswa lain yang berada di

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan dinamika perubahan sosial budaya masyarakat. mengembangkan dan menitikberatkan kepada kemampuan pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. peranan sekolah dalam mempersiapkan generasi muda sebelum masuk

BAB I PENDAHULUAN. serta bertanggung jawab. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia memerlukan sumber daya manusia dalam jumlah dan mutu yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan pelajaran pokok tiap jenjang pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi perkembangan ini dan harus berfikiran lebih maju. Ciri-ciri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam dunia pendidikan khususnya, pelajaran akuntansi sangat

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, serta orang tua. Menurut Dimyati dan Mujiono (2006: 7),

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pembukaan UUD 1945 menyatakan dengan tegas bahwa mencerdaskan

Marina Tri Handhani. Universitas Sebelas Maret Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Undang-undang itu menjelaskan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

saaaaaaaa1 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan dapat diartikan secara umum sebagai usaha proses

BAB I PENDAHULUAN. didik dapat mempertahankan hidupnya kearah yang lebih baik. Nasional pada Pasal 1 disebutkan bahwa :

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TERHADAP PERAN GURU BIMBINGAN KONSELING DENGAN KEDISIPLINAN SISWA DALAM MENAATI TATA TERTIB SEKOLAH.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hak dasar warga negara. Pendidikan merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat dapat membawa perubahan kearah yang lebih maju. Untuk itu perlu

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan. melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan. Oleh karena itu untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan mutlak yang

INTENSITAS BIMBINGAN ORANG TUA DAN PEMAHAMAN TENTANG KEDISIPLINAN PENGARUHNYA TERHADAP KETAATAN SISWA

BAB I PENDAHULUAN. bisa menjadi bisa seperti yang terkandung dalam Undang-Undang Sistem. Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 pasal 1 yaitu:

2015 PERSEPSI GURU TENTANG PENILAIAN SIKAP PESERTA DIDIK DALAM KURIKULUM 2013 DI SMA NEGERI KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar peserta didik (Syah, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendorong kemajuannya dengan kekreatifan guru dan murid. Selain itu,

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2003, telah di gariskan bahwa:

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2016 IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KEDISIPLINAN SISWA DALAM MEMATUHI NORMA TATA TERTIB SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. merupakan lembaga pendidikan formal yang bertugas

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sosial budaya dimana individu tersebut hidup.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kunci utama dalam terlaksananya

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran penting bagi manusia. Menurut Undang-Undang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan karakter yang merupakan upaya perwujudan amanat Pancasila

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses pengembangan sumber daya manusia. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. sikap, perilaku, intelektual serta karakter manusia. Menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beberapa tahun terakhir ini sering kita melihat siswa siswi yang dianggap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada tataran perencanaan organisasi umumnya mendasarkan pada

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah sebuah pembelajaran pengetahuan, keterampilan dan kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan dan penelitian. Pendidikan juga merupakan sebuah usaha yang ditempuh seseorang dalam mencapai keinginan dan cita-cita. Selain itu pendidikan juga memiliki tujuan yaitu menjadikan manusia atau individu yang bertakwa dan beriman kepada Tuhan yang Maha Esa, mempunyai akhlak mulia, cerdas, sehat, berkemauan, berperasaan, dan dapat berkarya serta dapat bermasyarakat, berbudaya dan berkepribadian. Selain itu tujuan pendidikan secara nasional tertuang di dalam Undang-Undang Dasar 1945 (2014, h. 105-106). 1. Pasal 31, ayat 3 menyebutkan, Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta ahlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang. 2. Pasal 31, ayat 5 menyebutkan, Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menunjang tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia. Berdasarkan pernyataan tersebut di atas maka pendidikan merupakan usaha yang dilakukan untuk menghasilkan sumber daya manusia yang cerdas, memiliki keimanan, ketakwaan dan berakhlak mulia. Dengan adanya 1

2 pendidikan maka akan timbul dalam diri seseorang untuk berlomba-lomba dan memotivasi diri untuk lebih baik dalam segala aspek kehidupan. Dalam mewujudkan tujuan dari pendidikan maka proses pendidikan harus memperhatikan program pembelajaran yang akan disampaikan apakah sudah sesuai dengan tujuan dari pendidikan tersebut. Ketika melakukan proses pembelajaran guru melakukan penilaian melalui tiga ranah yaitu mencakup ranah penilaian yang meliputi penilaian kognitif, afektif dan psikomotor. Penilaian kognitif adalah ranah penilaian yang mencakup kegiatan mental (otak), atau yang berhubungan dengan kemampuan berpikir, termasuk didalamnya kemampuan menghapal, memahami, mengaplikasi, dan menganalisis. Sedangkan Pengertian ranah penilaian afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap atau karakter dan nilai. Ranah afektif ini mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai. Kemudian yang terakhir ada ranah psikomotor. Ranah psikomotor berhubungan dengan hasil belajar yang pencapaiannya melalui keterampilan manipulasi yang melibatkan otot dan kekuatan fisik. Ranah psikomotor adalah ranah yang berhubungan aktivitas fisik, misalnya; menulis, memukul, melompat dan lain sebagainya. Pendidikan kewarganegaraan merupakan pendidikan yang mengingatkan kita akan pentingnya nilai-nilai hak dan kewajiban sebagai warga negara agar setiap hal yang dilakukan sesuai dengan tujuan dan cita-cita bangsa. Tujuan utama pendidikan kewarganegaraan adalah untuk menumbuhkan wawasan dan kesadaran berbangsa dan bernegara, sikap serta

3 perilaku yang cinta akan tanah air yang memiliki kebudayaan, wawasan nusantara dan ketahanan nasional dalam diri para calon-calon penerus bangsa. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh Sumarsono (2001, h. 6) bahwa: Pendidikan kewarganegaraan adalah seperangkat tindakan cerdas, penuh rasa tanggung jawab dari seorang warga negara dalam berhubungan dengan warga negara, dan memecahkan berbagai masalah hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dengan menerapkan konsepsi falsafah bangsa, Wawasan Nusantara, dan Ketahanan Nasional. Sifat cerdas yang dimaksud tersebut tampak pada kemahiran, ketepatan, dan keberhasilan bertindak, sedangkan sifat bertanggung jawab tampak pada kebenaran tindakan, ditilik dari nilai ilmu pengetahuan dan teknologi, etika maupun kepatuhan ajaran agama dan budaya. Selain itu pendidikan kewarganegaraaan juga memiliki tujuan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia yang berbudi luhur berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, profesional, bertanggung jawab dan produktif serta sehat jasmani dan rohani. Pendidikan kewarganegaraan juga merupakan mata pelajaran sebagai usaha dalam pembentukan sikap atau karakter siswa. Maka dari itu didalam proses pembelajaran pendidikan kewarganegaraan seorang guru tidak hanya manyampaikan materi saja tetapi juga memberikan contohcontoh nilai dan moral kepada siswa yang sesuai dengan tujuan dari pendidikan kewarganegraan itu sendiri. Kedisiplinan merupakan segala sesuatu yang teratur yang tepat dan sesuai dengan yang telah direncanakan sebelumnya. Sofyan (2012, h. 155) mengatakan bahwa Kedisiplinan menyangkut giatnya usaha dan memenuhi target serta waktu yang tepat. Berarti disiplin dalam bekerja dan disiplin waktu. Orang yang tidak disiplin, bekerja asal-asalan, membuang-buang waktu dan hasilnya tidak memuaskan.

4 Berdasarkan Pengertian tersebut bahwa kedisiplinan sangat erat hubungannya dengan ketepatan waktu. Keterlambatan seorang siswa ketika datang kesekolah merupakan contoh pelanggaran kedisiplinan. Seseorang yang memiliki sikap kedisiplinan tidak hanya diukur dari adanya ketaataan waktu tetapi kedisiplinan dapat diukur dalam berbagai hal. Misalnya saja kedisiplinan siswa disekolah bisa dilihat dari cara berpakaian yang rapi atau sesuai dengan peraturan yang telah ditentukan, mengerjakan tugas dengan tepat waktu, memperhatikan guru ketika sedang proses belajar mengajar. Ketika seorang siswa terus menerus melakukan sebuah pelanggaran kedisiplinan maka disinilah peran guru sangat penting dalam pembinaan sikap dan tanggung jawabnya sebagai seorang siswa. Tanggung jawab merupakan suatu kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang di sengaja maupun yang tidak di sengaja. Menurut Thomas Lickona (2012, h. 73) tanggung jawab adalah melaksanaan sebuah pekerjaan atau kewajiban dalam keluarga, di sekolah, maupun di tempat bekerja dengan sepenuh hati dan memberikan yang terbaik. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya. Tanggung jawab itu bersifat kodrati, artinya sudah menjadi bagian hidup manusia, bahwa setiap manusia di bebani dengan tangung jawab. Sama halnya dengan siswa di sekolah harus memiliki sikap tangung jawab. Seorang siswa yang melakukan pelanggaran kedisiplinan atau peraturan sekolah maka ia harus mempertanggungjawabkan atas apa yang dilakukannya. Dalam hal ini peran guru sebagai pendidik sangat berpengaruh dalam menanamkan rasa akan

5 tanggung jawab pada siswa. Pembentukan kedisiplinan dan tanggung jawab siswa memang harus di barengi dengan proses pembelajaran di kelas atau dengan memberikan materimateri yang kemudian dihubungkan dengan masalah-masalah kedisiplinan dan tanggung jawab itu, serta menanamkan nila-nilai tentang kedisiplinan dan tanggung jawab. Hal tersebut biasa dilakukan oleh guru karena peran guru mengenai pembentukan sikap kedisiplinan dan tanggung jawab yang tidak hanya berdasarkan materi tetapi hal yang paling nyata adalah memberikan contoh yang benar dari pengajar itu sendiri. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada hari Selasa tanggal 19 April 2016 dengan guru PKn di SMA PGRI 1 Bandung yang berlokasi di jalan Sukagalih no. 88 Sukajadi Bandung menyatakan bahwa masih terdapat siswa yang melakukan pelanggaran tata tertib sekolah, contohnya masih ada siswa yang terlambat datang ke sekolah, tidak mengerjakan tugas, dan berpakaian seragam yang tidak rapih. Ketika ada siswa yang melakukan pelanggaran, siswa diberi teguran oleh guru. Apabila sudah diberi teguran tetapi masih melakuan pelanggaran maka siswa akan diberi sanksi. Pelanggaran terhadap tata tertib sekolah menunjukkan siswa kurang mematuhi peraturan tata tertib sekolah. Berbagai upaya yang telah dilaksanakan di sekolah kurang diperhatikan oleh para siswa. Maka berdasarkan hal ini diperlukan upaya yang harus dilakukan guru agar siswa lebih mematuhi tata tertib sekolah serta dapat menanamkan kepatuhan dan kesadaran terhadap segala peraturan di sekolah.

6 Dari latar belakang diatas, penulis akan melakukan penelitian yang berjudul UPAYA GURU PKN DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN DAN TANGGUNG JAWAB SISWA (Studi Deskriptif Analisis di SMA PGRI 1 Bandung). B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas maka penulis mengidentifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Masih terdapat siswa yang tidak mentaati peraturan tata tertib sekolah. 2. Perlu adanya upaya peningkatan kedisiplinan dan tanggung jawab siswa. C. Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian 1. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: bagaimana upaya guru Pkn dalam meningkatkan kedisiplinan dan tanggung jawab siswa? 2. Pertanyaan Penelitian Agar lebih spesifik, maka rumusan itu dijabarkan lagi dalam pertanyaan penelitian, adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana upaya guru PKn dalam meningkatkan kedisiplinan dan tanggung jawab siswa dalam proses pembelajaran? 2. Bagaimana pendekatan yang dilakukan guru PKn dalam upaya meningkatkan kedisiplinan dan tanggung jawab pada siswa ketika diluar kelas?

7 3. Bagaimana upaya yang dilakukan guru PKn dalam mengatasi pelanggaran kedisiplinan dan tanggung jawab siswa? 4. Hambatan apa saja yang dialami dalam meningkatkan kedisiplinan dan tanggung jawab siswa? D. Batasan Masalah Dengan memperhatikan identifikasi masalah diatas, agar masalah yang diteliti tidak terlalu luas sifatnya maka perlu adanya batasan masalah. Oleh karena itu peneliti menetapkan batasan masalahnya sebagai berikut: 1. Upaya guru PKn dalam meningkatkan kedisiplinan dan tanggung jawab dalam proses pembelajaran. 2. Pendekatan yang dilakukan guru PKn dalam upaya meningkatkan kedisiplinan dan tanggung jawab pada siswa ketika diluar kelas. 3. Upaya guru PKn dalam mengatasi pelanggaran kedisiplinan dan tanggung jawab siswa. 4. Hambatan-hambatan yang di alami guru PKn dalam meningkatkan kedisiplinan dan tanggung jawab siswa. E. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Tujuan Umum Tujuan umum dari penelitian ini untuk mengetahui bagaimana upaya guru PKn dalam meningkatkan kedisiplinan dan tanggung jawab siswa kelas X di SMA PGRI 1 Bandung.

8 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui upaya guru PKn dalam meningkatkan kedisiplinan dan tanggung jawab siswa dalam proses pembelajaran. b. Untuk mengetahui pendekatan yang dilakukan guru PKn dalam upaya meningkatkan kedisiplinan dan tanggung jawab pada siswa ketika diluar kelas. c. Untuk mengetahui upaya yang dilakukan guru PKn dalam mengatasi pelanggaran kedisiplinan dan tanggung jawab siswa. d. Untuk mengetahui hambatan-hambatan yang di alami guru PKn dalam meningkatkan kedisiplinan dan tanggung jawab siswa. F. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan akan bermanfaat, baik secara teoritis maupun praktis. Manfaat yang diharapkan dapat tercapai, antara lain: 1. Manfaat Teoritis Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu bahan referensi untuk pengembangan bahan kajian dalam peningkatan kedisiplinan dan tanggung jawab siswa. 2. Manfaat Praktis a. Pada penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi SMA PGRI 1 Bandung agar pelaksanaan dalam kedisiplinan dan tanggung jawab siswa lebih ditingkatkan lagi.

9 b. Dapat digunakan sebagai bahan masukan, sebagai suatu alternatif pembelajaran PKn untuk meningkatkan kedisiplinan dan tanggung jawab siswa. G. Kerangka Pemikiran atau Diagram/Skema Paradigma Penelitian 1. Kerangka Pemikiran Menurut Muhamad (2009, h. 75) kerangka pikir adalah gambaran mengenai hubungan antar variabel dalam suatu penelitian, yang diuraikan oleh jalan pikiran menurut kerangka logis. Upaya merupakan usaha yang dilakukan dalam mencapai suatu maksud tertentu. Upaya guru merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh guru sebagai pengajar, pendidik, dan pembimbing dalam mencapai maksud dan tujuan tertentu dalam pendidikan. Upaya atau usaha guru di sekolah dalam hal mengajar, mendidik, dan membimbing sangat diperlukan demi meningkatnya sebuah kemajuan dan kualitas dari karakter setiap siswa. Guru pendidikan Kewarganegaraan memiliki peran penting dalam hal meningkatkan kedisiplinan dan tanggung jawab seorang siswa ketika di sekolah. Karena guru merupakan salah satu orang yang juga berperan penting dalam pembentukan karakter seseorang dan menciptakan lingkungan sekolah yang nyaman dan tertib untuk siswa di sekolah. Selain itu guru juga harus mendidik, membimbing dan mengarahkan agar siswa bersikap dan berperilaku disiplin dan bertanggung jawab ketika di sekolah. Sikap disiplin dan tanggung jawab merupakan sikap yang harus dimiliki oleh setiap orang termasuk siswa di sekolah. Karena dengan

10 memiliki sikap disiplin dan tanggung jawab maka seorang telah berhasil hidup dengan teratur, dan memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya, serta memiliki kesadaran dan sukarela untuk melaksanakn segala kewajiban yang telah dibebankan kepadanya. Dengan demikian peneliti mengambil kerangka pemikiran dapat digambarkan sebagai berikut: Kedisiplinan : Upaya guru PKn : Melakukan pengajaran, pembinaan dan bimbingan a. Datang kesekolah tepat waktu b. Memakai kelengkapan seragam sekolah c. Mengerjakan tugas tepat waktu d. Membuang sampah pada tempatnya Tanggung jawab : a. Belajar dengan baik b. Mengerjakan tugas dari guru c. Melaksanakan jadwal piket d. Berbuat baik kepada guru dan teman Bagan 1.1 Kerangka Pemikiran

11 2. Asumsi Menurut Muslich (2009. h, 37) asumsi adalah anggapan dasar tentang suatu hal yang telah dimaklumi kebenarannya yang menjadi dasar berpikir dan bertindak dalam melaksanakan penelitian. Berdasarkan pengertian tersebut maka asumsi yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah: a. Pembentukan kedisiplinan seorang siswa dapat dipengaruhi oleh pola asuh orangtua di dalam keluarga maupun lingkungan teman sebayanya. b. Tanggung jawab siswa sebagai pelajar adalah belajar dengan baik, mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, disiplin dalam mentaati tata tertib di sekolah. 3. Hipotesis Menurut Sugiyono (2008:93) hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka hipotesis dalam penelitian adalah: Proses pembelajaran dengan menerapkan sanksi dengan memberi teguran dan sanksi berupa pemberian hukuman yang berkaitan dengan materi pembelajaran dapat meningkatkan kedisiplinan dan tanggung jawab siswa dalam mentaati tata tertib sekolah.

12 H. Definisi Operasional Untuk menghindari kesalahpahaman antara penulis dan pembaca pada judul yang telah diajukan, maka perlu kiranya penulis mengemukakan penjelasan dari variabel yang akan diteliti, maka berikut ini diberikan penjelasan berkenaan dengan istilah-istilah yang digunakan: 1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi III tahun 2003 yang dimaksud dengan Upaya adalah usaha; ikhtiar (untuk mencapai suatu maksud, memecahkan persoalan, mencari jalan keluar); daya upaya. Jadi bisa disimpulkan bahwa upaya adalah usaha yang dilakukan dalam mencapai suatu maksud tertentu. 2. Saiful Bahri Djamarah (2011, h. 107) mengungkapkan bahwa guru adalah salah satu unsur manusia dalam proses pendidikan. Berdasarkan definisi tersebut guru merupakan seseorang yang memiliki tugas sebagai pengajar sekaligus sebagai pendidik yang memberikan ilmu maupun contoh moral melalui proses pembelajaran di kelas. 3. Menurut Somarsono (2001, h. 6) Pendidikan Kewarganegaraan adalah seperangkat tindakan cerdas, penuh rasa tangung jawab dari seorang warga negara dalam berhubungan dengan negara, dan memecahkan berbagai masalah hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dengan menerapkan konsepsi falsafah bangsa, Wawasan Nusantara, dan Ketahanan Nasional. Berdasarkan pengertian tersebut pendidikan kewarganegaraan merupakan ilmu

13 yang berhubungan dengan warga negara maupun negara dengan tujuan untuk memecahkan berbagai masalah hidup di dalam bermasyarkat, berbangsa dan bernegara. 4. Menurut kamus bahasa Indonesia meningkatkan adalah menaikkan, mempertinggi, memperhebat sesuatu. Jadi meningkatkan bisa dikatakan sebaga suatu usaha dalam mencapai keinginan tertentu untuk lebih baik lagi. 5. Soegeng Prijodarminto (1992, h.23) mengungkapkan bahwa disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kesetiaan, keteraturan dan atau ketertiban. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa kedisiplinan merupakan kondisi dimana seseorang yang menunjukkan sebuah ketaatan, keteraturan, maupun berusaha menyesuaikan diri dengan segala yang telah diatur maupun yang telah terencana sebelumnya. 6. Tanggung jawab berarti melaksankan sebuah pekerjaan atau kewajiban dalam keluarga, di sekolah, maupun di tempat dengan sepenuh hati dan memberikan yang terbaik (Thomas Lickona 2012, h. 72). Tanggung jawab berarti melaksanakan sebuah pekerjaan dan kewajibannya, maksudnya seseorang yang memiliki sebuah pekerjaan dan kewajiban ia senantiasa melaksanakan pekerjaannya dan kewajibannya dengan penuh kesadaran dan kesungguhan.

14 I. Struktur Organisasi Skripsi 1. Bab I Pendahuluan Bab ini merupakan bagian awal dari penelitian, dalam bab ini terbagi-bagi dalam beberapa sub bab seperti: latar belakang masalah, yang berisikan mengenai mengapa masalah yang diteliti itu timbul dan apa yang menjadi alasan peneliti mengangkat masalah tersebut. Selain latar belakang masalah terdapat juga identifikasi masalah, rumusan masalah dan pertanyaan penelitian, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka pemikiran atau diagram/skema, definisi operasional dan sistematika penelitian. 2. Bab II Kajian Teoritis Bab ini berisi tentang kajian teori-teori yang terdiri dari variabel penelitian yang di teliti yaitu tentang kedisiplinan yang terdiri dari pengertian kedisiplinan, ciri-ciri kedisiplinan, fungsi kedisiplinan, tujuan kedisiplinan, macam-macam kedisiplinan dan faktor-faktor yang mempengaruhi kedisiplinan. Yang kedua terdapat kajian teori tentang tanggung jawab yang terdir dari pengertian tanggung jawab, ciri-ciri tanggung jawab, jenis-jenis tanggung jawab dan faktor-faktor rendahnya tanggung jawab. Kemudian yang ketiga ada kajian teori tentang pendidikan kewarganegaraan yang terdiri dari pengertian PKn, karakteristik PKn, tujuan PKn, fungsi PKn, dan peran PKn serta hasil penelitian terdahulu yang sesuai dengan variabel penelitian yang akan di teliti.

15 3. Bab III Metode Penelitian Bab III berisi tentang deskripsi mengenai metode penelitian, desain penelitian, partisipan dan tempat penelitian, pengumpulan data, dan analisis data. 4. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan Bab ini mengemukakan tentang deskripsi hasil dan temuan penelitian, serta analisis pembahasan penelitian. Dalam hal ini peneliti menguraikan hasil data yang telah diolah oleh peneliti dan adanya analisis dari hasil pengolahan tersebut. Kemudian di gambarkan pula hasil penelitian dari penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti. 5. Bab V Simpulan dan Saran Bab ini menyajikan simpulan terhadap hasil analisis temuan dari penelitian dan saran yang bertolak titik lemah atau kekurangan yang didapat selama penelitian. Setelah memaparkan beberapa isi dari beberapa bab, maka bagian yang terakhir adalah menampilkan daftar pustaka. Daftar memuat semua sumber tertulis yang digunakan dalam penyusunan skripsi.