BAB I PENDAHULUAN jiwa yang terdiri atas jiwa penduduk laki-laki dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 Angka

BAB I PENDAHULUAN. menentukan kualitas sumber daya manusia (SDM) pada generasi. mendatang. Kematian ibu menurut WHO didefinisikan sebagai kematian

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu negara atau wilayah ialah angka kematian ibu. Angka Kematian

BAB I PENDAHULUAN. Ethiopia (13 000), Indonesia ( 8800), Pakistan (7900), Republik Tanzania

BAB I PENDAHULUAN. waktu hamil atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan oleh sebab

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ilmu kebidanan adalah ilmu yang mempelajari kehamilan, persalinan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. selama kehamilan dan melahirkan yang dipengaruhi oleh status gizi ibu,

BAB I PENDAHULUAN. keadaan sosial ekonomi, keadaan kesehatan yang kurang baik menjelang

BAB I PENDAHULUAN. antenatal dan postnatal sangat penting dalam upaya. menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu maupun perinatal.

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Komprehensif Kebidanan..., Harlina Destri Utami, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB I PENDAHULUAN. menentukan derajat kesehatan masyarakat dan keberhasilan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Kematian seorang ibu sewaktu hamil atau dalam waktu 42 hari. sesudah berakhirnya kehamilan tidak bergantung pada tempat, maupun

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan dan kelahiran, tersedianya dan penggunaan fasilitas. obstetri yang rendah pula (Profil kesehatan jawa tengah 2015).

BAB I PENDAHULUAN. memiliki risiko sejak awal kehamilan.pemeriksaan dini diperlukan untuk. mendeteksi faktor risiko (Rukiyah, 2010; h.3).

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan ibu merupakan bagian yang sangat penting dalam. kesehatan reproduksi karena seluruh bagian yang lain sangat dipengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. dan tidak menular yang dapat mengancam jiwa ibu dan atau janin.

BAB I PENDAHULUAN. diprioritaskan pada upaya peningkatan derajat Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)

BAB I PENDAHULUAN. diukur dengan menentukan tinggi rendahnya angka kematian ibu dan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Kemenkes (2015) cakupan pelayanan kesehatan K1 dan K4. memperlihatkan peningkatan kecenderungan adanya perbaikan akses

BAB I PENDAHULUAN. dalam penyelenggaraan upaya kesehatan, karena ibu dan anak merupakan. dan anak penting untuk dilakukan (Kemenkes RI, 2016)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. fasilitas pelayanan kesehatan (Jateng, DinKes.2013;h.9). Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Peran serta seorang bidan dalam menurunkan angka kematian pada ibu

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya angka Kematian Ibu yang masih tinggi (AKI) di. berbagai pihak. Terdapat beberapa penyebab yang

BAB I PENDAHULUAN. Banyak kejadian komplikasi dari proses kehamilan, persalinan, hingga nifas yang mengarah terjadinya angka kematian ibu.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tenaga bidan merupakan salah satu tenaga kesehatan utama

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bayi (AKB) 32/1.000 kelahiran hidup dan angka kematian neonatus (AKN) meninnggal setiap 1 jam (Profil Kesehatan Indonesia, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eka Fitriani, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB I PENDAHULUAN. menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu maupun perinatal. Memberikan manfaat dengan ditemukannya berbagai kelainan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. keadaan keluarga dan sekitarnya secara umum. Penilaian status kesehatan dan

BAB I PENDAULUAN. kematian seorang wanita waktu hamil atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2014 menyebutkan bahwa Angka kematian ibu (AKI) sebesar per kelahiran hidup, dibanding tahun 2013 sebesar

BAB I PENDAHULUAN kelahiran hidup. Penyebab kematian terbanyak ibu di sebabkan

BAB I PENDAHULUAN. terakhir (Mochtar, 2012;h.35). Persalinan adalah rangkaian proses yang

BAB I PENDAHULUAN. dhihitung dari hari perama haid terakhir. Masalah kematian ibu adalah

BAB I PENDAHULUAN. adalah sebuah program kerjasama Kementrian Kesehatan RI dan United

BAB I PENDAHULUAN. Profil Kesehatan RI (2015) mengalami penurunan. Tercatat tahun 2012 sebanyak

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Yunita Tri Setya, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB I PENDAHULUAN. hamil atau dalam 42 hari setelah persalinan, keguguran atau terminasi

BAB I PENDAHULUAN. penurunan AKI dan AKB. Untuk itu dibutuhkan tenaga bidan yang

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan kebidanan komperhensif mencakup empat kegiatan pemeriksaan. berkesinambungan diantaranya adalah Asuhan Kebidanan Kehamilan

BAB I PENDAHULUAN. indikator, diantaranya adalah Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka. (Kementerian Kesehatan Indonesia, 2015).

BAB I PENDAHULUAN. mulai masa kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas dan penggunaan KB

BAB I PENDAHULUAN. bayi baru lahir, dan kontrasepsi (Manuaba, 2014; h.28) kematian maternal (maternal mortality) (Prawirohardjo, 2014; h.7).

BAB I PENDAHULUAN. ibu, dalam melalui proses tersebut wanita akan mengalami masa masa

BAB I PENDAHULUAN. Estimasi angka Kematian Kasar berdasarkan United Nation (UN) Kependudukan dan Pembangunan di Indonesia, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. Bidan merupakan profesi yang menjalin kemitraan dengan. perempuan dan membantu menyelesaikan permasalahan yang terkait

BAB I PENDAHULUAN. antenatal yang ditetapkan dalam standar pelayanan kebidanan. Standar

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan masyarakat. AKI menggambarkan jumlah wanita yang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Dwi Anggun Nugraeni, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pelayanan kebidanan merupakan bagian integral dari pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. dan angka harapan hidup. Angka Kematian Bayi (AKB) menjadi salah satu

BAB l PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Tursiah, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB I PENDAHULUAN. kebidanan dalam suatu negara adalah Kematian Maternal. Kematian

BAB I PENDAHULUAN. berencana (KB). (Maritalia ; h.111)

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan asuhan kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan secara lengkap dengan adanya pemeriksaan laboratorium

BAB l PENDAHULUAN. Angka Kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Diane Prisila Purnawan, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi ibu selama kehamilan, melahirkan yang dipengaruhi oleh status gizi

BAB I PENDAHULUAN. posisi penting dan strategi terutama dalam penurunan AKI dan AKB. Bidan memberikan pelayanan kebidanan berkesinambungan dan

BAB I PENDAHULUAN. kinerja upaya kesehatan ibu dan anak penting untuk dilakukan.(yudianto, 2016;

BAB 1 PENDAHULUAN. care yang kemudian diubah sedikit oleh WHO Expert Commitee on. apapun dan kemudian dapat merawat bayinya dengan baik

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan akibat langsung proses reproduksi

BAB I PENDAHULUAN. dengan harapan mendapatkan keturunan yang sehat dan cerdas. Setiap ibu hamil

BAB I PENDAHULUAN. bidan, Kehamilan adalah mulai dari ovulasi sampai partus lamanya 280

BAB I PENDAHULUAN. hidup (Profil Kesehatan Indonesia, 2012). Kematian ibu atau kematian. kehamilan. (Prawirohardjo,2010; h.53-54).

BAB I PENDAHULUAN. selama 40 hari sesudah berakhirnya kehamilan oleh sebab apapun. mengakhiri kehamilan. (Saifudin, h:450)

BAB I PENDAHULUAN. AKI yaitu perdarahan, infeksi, hipertensi, gangguan sistem peredaran darah,

BAB I PENDAHULUAN. KB yang bertujuan untuk memberikan pelayanan berkualitas untuk

BAB I PENDAHULUAN. pada generasi mendatang. Angka kematian ibu ( AKI ) merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. persallinan, bayi baru lahir, dan masa nifas.

BAB I PENDAHULUAN. dari kehamilan dengan risiko usia tinggi (Manuaba, 2012: h.38).

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Leny Dwi Oktaviani, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari

BAB 1 PENDAHULUAN. masih cukup tinggi jika dibandingkan dengan negara negara tetangga.

BAB I PENDAHULUAN. laporan dari kabupaten/kota Angka Kematian Ibu (AKI) di Provinsi Jawa

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk adalah terjadinya perubahan jumlah penduduk pada

BAB I PENDAHULUAN. penurunam dibanding dengan tahun 2013 sebesar 99,6%. Cakupan. pertolongan persalinan oleh nakes tahun 2014 mengalami kenaikan

BAB I PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan bayi yang paling penting, terutama pada bulan-bulan pertama kehidupan bayi. ASI juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ukuran yang dipakai untuk menilai baik buruknya keadaan

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. spermatozoa dan ovum dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan kebidanan komprehensif adalah suatu pemeriksaan yang dapat. dilakukan secara lengkap dengan adanya pemeriksaan laboratorium

BAB I PENDAHULUAN. dalam 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan. Berdasarkan definisi ini kematian

BAB I PENDAHULUAN. kematian. Setiap kehamilan dapat menimbulkan risiko kematian ibu,

BAB I PENDAHULUAN. Masa kehamilan dimulai dari terjadinya konsepsi sampai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Cakupan pelayanan lengkap ibu hamil K1 di Kabupaten Banyumas 2014

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat secara kasar, kondisi atau tingkat permasalahan kesehatan,

BAB I PENDAHULUAN. melakukan pemeriksaan kehamilan setiap 4 minggu sekali dari saat pemeriksaan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perempuan ingin menghadapi kelahiran dengan aman dan nyaman. Continuity

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan Millennium Development Goals (MDGs) kelima, berjalan. 200 selama dekade terakhir, meskipun telah dilakukan upaya-upaya

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan neonatal harus dimulai sebelum bayi dilahirkan

BAB I PENDAHULUAN. negara lainnya di dunia hampir sama yaitu akibat. pada kehamilan (37%) dan anemia pada kehamilan (40%).

BAB I LATAR BELAKANG. nifas, bayi baru lahir, dan kontrasepsi (Manuaba, 2014; h.28).

BAB I PENDAHULUAN. pula 1 lahir mati. Penyebab kematian bayi adalah asfiksia, trauma kelahiran,

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hasil estimasi jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2014 sebesar 252.124.458 jiwa yang terdiri atas 126.921.864 jiwa penduduk laki-laki dan 125.202.594 jiwa penduduk perempuan. Jumlah bayi 4.665.025 yang terdiri dari laki-laki 2.396.024 dan perempuan 2.269.001. Angka tersebut merupakan hasil perhitungan yang dilakukan oleh Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan dengan bimbingan dari Badan Pusat Statistik dengan menggunakan metode geometrik (KemenKes RI,2014 h;42). Pertumbuhan populasi yang tidak terkendali akan menyebabkan kepadatan penduduk. Permasalahan dalam kepadatan penduduk adalah persebarannya yang tidak merata, kondisi demikian menimbulkan banyak permasalahan misalnya pengangguran, kemiskinan, kriminalitas, pemukiman kumuh dan sebagainya. Tingkat kesehatan suatu negara umumnya dilihat dari besar kecilnya angka kematian, karena kematian erat kaitannya dengan kualitas kesehatan. Kualitas kesehatan yang rendah umumya disebabkan kurangnya sarana dan pelayanan kesehatan, kurangnya air bersih untuk kebutuhan sehari-hari, kurangnya pengetahuan tentang kesehatan, gizi yng rendah, penyakit menular dan lingkungan yang tidak sehat (Dinkes Jateng, 2014). Penduduk sebagai determinan pembangunan perlu mendapat perhatian yang serius. Program pembangunan, termasuk pembangunan di bidang kesehatan, harus didasarkan pada dinamika kependudukan. Upaya 1

2 pembangunan di bidang kesehatan tercermin dalam program kesehatan melalui upaya promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif. Pencapaian derajat kesehatan yang optimal bukan hanya menjadi tanggung jawab dari sektorkesehatan saja, namun sektor terkait lainnya seperti sektor pendidikan, ekonomi, sosial dan pemerintahan juga memiliki peranan yang cukup besar. Kesehatan merupakan hak semua penduduk, sehingga ditetapkan target dan sasaran pembangunan kesehatan (KemenKes RI,2014 h;46). Terdapat beberapa indikator yang dapat digunakan dalam menilai derajat kesehatan masyarakat, yaitu tercermin dalam kondisi morbiditas dan mortalitas. Mortalitas merupakan angka kematian yang terjadi pada kurun waktu dan tempat tertentu yang diakibatkan oleh keadaan tertentu dapat berupa penyakit maupun sebab lainya (Dinas kesehatan Kabupaten Banyumas,2014). Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan salah satu indikator yang peka terhadap kualitas dan aksebilitas fasilitas pelayanan kesehatan. Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, AKI (yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, nifas) sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup.berdasarkan SDKI tahun 2012 AKB yaitu 32 per 1000 kelahiran hidup (KemenKesRI, 2014). Provinsi Jawa Tengah Angka kematian ibu (AKI) menurut data Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2014 sebesar 126,55/100.000 KelahiranHidup. Dan untuk Angka kematian bayi (AKB) di Provinsi Jawa

3 Tengah tahun 2014 sebesar 10,08/1000 kelahiran hidup (Dinkes provinsi Jateng,2014). Angka Kematian Ibu (AKI) di Kabupaten Banjarnegara tahun 2014 adalah 123,6 / 100.000 kelahiran hidup. Angka tersebut meningkat jika dibandingkan tahun 2013 yaitu sebesar 116,46/100.000 kelahiran hidup berdasarkan Standar Pelayanan Minimal. Peningkatan Angka Kematian Ibu (AKI) ditahun 2014 disebabkan oleh beberapa faktor antara lain keterbatasan kemampuan petugas dalam melakukan deteksi resiko, keterlambatan ditingkat masyarakat dan pengambilan keputusan, keterbatasan fasilitas pelayanan rujukan, belum semua petugas patuh pada standar prosedur operasional persalinan, system rujukan status gizi ibu hamil dan sosial budaya ibu hamil (DinKes Kabupaten Banjarnegara, 2014; 11-12). Angka Kematian Bayi (AKB) di kabupaten Banjarnegara tahun 2014 adalah 12,6/1000 kelahiran hidup. Angka Kematian Bayi (AKB) tahun 2014 menurun dibanding tahun 2013 dimana yaitu sebesar 16,61/1000 kelahiran hidup. Angka ini masih tinggi jika dibandingkan target Angka Kematian Bayi (AKB) tahun 2014 yaitu sebesar 9,8/1000 kelahiran hidup berdasarkan Standar Pelayanan Minimal. Masih tingginya Angka Kematian Bayi (AKB) disebabkan oleh kasus kelahiran preterm (BBLR), keterlambatan deteksi ditingkat masyarakat, keterbatasan fasilitas pelayanan rujukan, keterbatasan kemampuan petugas dalam melakukan deteksi resiko, keterbatasan kompetensi, kepatuhan petugas terhadap SOP belum maksimal, faktor lain dari kondisi ibu terutama status gizi (KEK, Anemia, dan penyakit kronis) (Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara, 2014.h;11).

4 Potensi dan tantangan dalam penurunan kematian ibu dan bayi adalah jumlah tenaga kesehatan yang menangani kesehatan ibu khususnya bidan yang sudah relatif tersebar ke seluruh wilayah Indonesia,namun kompetensi masih belum memadai. Demikian juga secara kuantitas jumlah Puskesmas PONED dan RS PONEK meningkat namun belum diiringi dengan peningkatan kualitas pelayanan (Kementrian Kesehatan RI,2015). Pelayanan kesehatan dasar yang bisa diperoleh ibu meliputi pelayanan kesehatan antenatal, pertolongan persalinan dan pelayanan kesehatan nifas. Cakupan pelayanan antenatal dapat di pantau melalui pelayanan kunjungan baru ibu hamil (K1) untuk melihat akses dan pelayanan kesehatan ibu hamil sesuai standar paling sedikit empat kali (K4) dengan distribusi pemberian pelayanan yang dianjurkan adalah minimal satu kalipada triwulan pertama, satu kali pada triwulan kedua dan dua kali pada triwulan ketiga. Standar pendidikan bidan dari International Confederation of Midwifery (ICM) menyatakan bahwa filosofi pendidikan bidan harus konsisten dengan filosofi asuhan kebidanan yaitu meyakini bahwa proses reproduksi perempuan merupakan proses alamiah dan normal yang dialami oleh setiap perempuan. Bidan dalam memberikan asuhan harus bermitra dengan perempuan, asuhan secara individual / perorangan, asuhan secara terus menerus dan berkelanjutan yang berbasis bukti (evidence based care), berdasarkan filosofi tersebut maka untuk menjamin proses alamiah reproduksi, bidan mempunyai peran penting dengan memberikan asuhan yang berfokus pada perempuan secara berkelanjutan (contiuity of care) (Yanti, 2015; h. 2-3).

5 Bidan mempunyai tugas yang berkaitan dengan kehamilan salah satunya untuk deteksi dini komplikasi pada kehamilan, persalinan sesuai dengan asuhan persalinan normal, dan kala nifas normal yang jumlahnya tidak sedikit dan sebagai petugas kesehatan bidan melakukan penapisan terhadap kehamilan, persalinan dan kala nifas yang patologis untuk meningkatkan sistem rujukan sehingga ibu mendapatkan pelayanan dan pengayoman medis yang adekuat. Sebagai upaya pengendalian laju pertumbuhan penduduk seorang bidan juga ikut berpartisipasi dalam keberhasilan program pemerintah yaitu dalam mencanangkan program Keluarga Berencana (KB) untuk pasangan usia subur sebagai suatu usaha untuk menjarangkan atau merencanakan jumlah dan jarak kehamilan (Manuaba,2013h;124). Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk membuat Karya Tulis Ilmiah dengan judul ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA KEHAMILAN, PERSALINAN, BAYI BARU LAHIR (BBL), NIFAS, KELUARGA BERENCANA (KB) PADA Ny.F UMUR 27 TAHUN G 2 P 0 A 1 HAMIL 35 MINGGU 6 HARI DI BANJARNEGARA B. Rumusan Masalah Dari uraian diatas, maka rumusan masalahnya adalah Bagaimana Asuhan Pelayanan Kebidanan Secara Komprehensif Pada Ny.F umur 27 tahun G 2 P 0 A 1 hamil 35 minggu 6 hari, mulai dari kehamilan Trimester III,persalinan, bayi baru lahir, nifas, dan keluarga berencana yang sesuai dengan manajemen kebidanan varney dan data perkembangan dengan metode SOAPIE.

6 C. Tujuan 1. Tujuan Umum Mampu melaksanakan Asuhan Kebidanan secara komprehensif pada ibu hamil, bersalin, nifas,bbl dan Keluarga Berencana (KB) dengan menggunakan manajemen kebidanan metode varney. Dari Pengkajian, Interpretasi data, Diagnosa Potensial, Identifikasi kebutuhan akan tindakan segera atau kolaborasi dan konsultasi, Perencanaan, Pelaksanaan, Evaluasi dan Dokumentasi. 2. Tujuan Khusus a. Mampu melaksanankan Asuhan Kebidanan secara Komprehensif pada ibu hamil dengan menggunakan manajemen kebidanan metode varney. Dari Pengkajian, Interpretasi data, Diagnosa Potensial, Identifikasi kebutuhan akan tindakan segera atau kolaborasi dan konsultasi, Perencanaan, Pelaksanaan, Evaluasi dan Dokumentasi. b. Mampu melaksanakan Asuhan Kebidanan secara Komprehensif pada ibu bersalin dengan menggunakan manajemen kebidanan metode varney. Dari Pengkajian, Interpretasi data, Diagnosa potensial, Identifikasi kebutuhan akan tidakan segera atau kolaborasi dan konsultas, Perencanaan, Pelaksanaan, Evaluasi dan Dokumentasi. c. Mampu melaksanakan Asuhan Kebidanan secara Komprehensif pada Bayi Baru Lahir dengan menggunakan manajemen kebidanan metode varney. Dari pengkajian, Interpretasi data, Diagnosa Potensial, Identifikasi kebutuhan akan tindakan segera atau kolaborasi dan konsultasi, Perencanaan, Pelaksanaan, Evaluasi dan Dokumentasi.

7 d. Mampu melaksanankan Asuhan Kebidanan secara Komprehensif pada ibu nifas dengan menggunakan manajemen kebidanan metode varney. Dari pengkajian, Interpretasi data, Diagnosa Potensial, Identifikasi kebutuhan akan tindakan segera atau kolaborasi dan konsultasi, Perencanaan, Pelaksanaan, Evaluasi dan Dokumentasi. e. Mampu melaksanakan Asuhan Kebidanan secara Komprehensif pada Keluarga Berencana (KB) dengan menggunakan manajemen kebidanan metode varney dari pengkajian, Interpretasi data, Diagnosa Potensial, Identifikasi kebutuhan akan tindakan segera atau kolaborasi dan konsultasi, Perencanaan, Pelaksanaan, Evaluasi dan Dokumentasi. D. Ruang Lingkup 1. Sasaran Ny. F umur 27 tahun G2P0A1 hamil 35 minggu 6 hari dalam masa kehamilan trimester III, persalinan, bayi baru lahir,nifas dan Keluarga Berencana. 2. Tempat Pengambilan kasus pada Ny. F dilakukan di Puskesmas Susukan 1 pada kehamilan, persalinan dan bayi baru lahir dan di rumah pasien pada saat kunjungan nifas dan kunjungan neonatus. 3. Waktu a. Penyusunan proposal dilakukan pada bulan Februari 2016 b. Pengambilan kasus ini dilakukan mulai dari bulan Maret 2016 c. Asuhan kebidanan dimulai dari bulan Maret 2016

8 E. Manfaat 1. Manfaat Teoritis Menambah wawasan khususnya dalam memeberikan pelayananpada kehamilan, persalinan, Bayi Baru Lahir (BBL), nifas, dan Keluarga Berencana (KB). 2. Manfaat praktis a. Bagi Penulis Menambah pengetahuan dan pengalaman penulis dalam memberikan pelayanan kebidanan pada ibu hamil,bersalian,nifas, bayi baru lahir,dan keluarga berencana. b. Bagi Institusi Pendidikan Penulis berharap bahwa studi kasus ini dapat bermanfaat sebagai bahan dokumentasi dan bahan perbandingan untuk studi kasus selanjutnya. c. Bagi Masyarakat/Klien Klien dapat merasapuas, aman dan nyaman dengan pelayanan bermutu dan berkualitas secara berkesinambungan dan klien dapat mempersiapkan persalinan dengan baik. F. Metode Perolehan Data 1. Data primer a. Wawancara Wawancara adalah pembicaraan terarah yang umumnya dilakukan pada pertemuan tatap muka (Hidayat,2010;h.115).

9 b. Pemeriksaan 1) Pemeriksaan fisik Menurut Ambarwati (2011;h.119) melakukan pemeriksaan fisik yang berhubungan dengan kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas, keluarga berencana. Dalam pemeriksaan fisik diperlukan empat unsur dasar yang digunakan diantaranya: a) Inspeksi Pemeriksaan seluruh tubuh secara baik meliputi : tekanan darah, ndi, suhu, pernafasan, jantung, paru-paru, dan sebagainya (Mochtar,2011;h.39). inspeksi adalah suatu tindakan pemeriksaan dengan menggunakan indera penglihatannya untuk mendeteksi karakteristik normal atau tertentu dari bagian tubuh atau fungsi tubuh pasien (Ambarwati,2011;h.119). b) Palpasi Palpasi adalah suatu tindakan pemeriksaan yang dilakukan dengan perabaan dan penekanan bagian tubuh dengan menggunakan jari atau tangan (Ambarwati, 2011;h.120). c) Perkusi Perkusi adalah tindakan pemeriksaan dengan mendengarkan bunyi getaran / gelombang suara yang dihantarkan kepermukaan tubuh yang diperiksa (Ambarwati,2011;h.121) d) Auskultasi Pemeriksaan dengan menggunakan stetoskop monoaural ( stetoskop obstetrik ) untuk mendengarkan denyut jantung janin (Mochtar,2011;h.41).

10 e) Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan penunjang yang dilakukan adalah uji laboratorium, pemeriksaan yang terkait meliputi analisis urin rutin, analisis tinja rutin, hemoglobin, golongan darah, gula darah, antigen hepatitis B virus, antibodi rubela, HIV dan ultrasonografi (Prawiroharjo,2009;h.281). f) Observasi Cara pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan secara langsung kepada responden peneliti untuk mencari perubahan atau hal-hal yang diteliti (Hidayat,2014;h.90). 2. Data sekunder a. Dokumentasi Penulis menggunakan data status buku KIA pasien, dan buku laporan persalinan di puskesmas susukan 1. b. Studi pustaka Penulis menggunakan buku sebagai acuan referensi dengan kasus yang berkaitan dengan Asuhan Komprehensif dari kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas dan keluarga berencana. G. Sistematika Penulisan 1. BAB I : PENDAHULUAN Bab ini berisi latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, pelaksanaan dan sistematika penulisan. 2. BAB II : TINJAUAN TEORI Pada bab ini terdiri dari: a. Konsep Dasar Teori

11 Berisi tentang asuhan kebidanan komprehensif pada kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan keluarga berencana yang meliputi pengertian, etiologi, patofisiologi, factor risiko, tanda dan gejala, komplikasi, pencegahan, penatalaksanaan. b. Konsep Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan Berisi tentang manajemen kebidanan dengan menggunakan kerangka berfikir varney yang terdiri dari 7 langkah yaitu: pengkajian, interpretasi data (diagnose dan masalah), identifikasi diagnose/ masalah potensial, identifikasi kebutuhan tindakan segera, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi. c. Landasan hukum Berisi tentang undang- undang maupun kepmenkes dan standar pelayanan kebidanan yang mengatur tugas pokok dan kompetensi bidan serta wewenang bidan dalam asuhan kebidanan komperehensif pada kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan keluarga berencana. 3. BAB III : TINJAUAN KASUS Berisi tentang asuhan kebidanan komprehensif dari hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir normal dan keluarga berencana secara sistematis dengan metode SOAPIE. 4. BAB IV : PEMBAHASAN Berisi tentang menjelaskan tentang masalah atau kesenjangan antara teori dan kasus yang penulis temukan dilapanagan tentang asuhan komprehensif dari hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan keluarga berencana.

12 5. BAB V : PENUTUP Berisi tentang kesimpulan dan saran. Kesimpulan merupakan jawaban dari tujuan dan merupakan inti dari pembahasan asuhan komprehensif dari hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir normal dan keluarga berencana. Sedangkan saran merupakan alternative pemecahan dan tanggapan dari kesimpulan. 6. DAFTAR PUSTAKA Daftar pustaka berisi tentang sumber referensi yang dijadikan sebagai tinjauan teori maupun dalam pembahasan dalam pembuatan asuhan kebidanan ini. 7. LAMPIRAN Lampiran berisi tentang data dokumentasi maupun data-data dan surat izin pada saat pembuatan asuhan kebidanan ini.