membela kepentingan hukum bagi korban.

dokumen-dokumen yang mirip
THE ROLE OF FORUM IN ADDRESING VIOLENCE AGAINST WOMEN AND CHILDREN (FPK2PA) TO CHILD VICTIMS OF VIOLENCE ON DISTRICT OF SLEMAN ABSTRACT Children are

BAB III PENUTUP. kesimpulan sebagai jawaban permasalahan sebagai berikut : a. Aspek Yuridis, dengan memberikan fasilitas dengan lawyer baik dalam

A. Latar Belakang Masalah

PELAKSANAAN PERLINDUNGAN KHUSUS TERHADAP ANAK SEBAGAI KORBAN PENCABULAN MENURUT UU NO. 23 TAHUN 2002

BAB III PENUTUP. Lembaga Perlindungan Anak Pada Perkara Anak Korban Tindak Kekerasan

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Setelah dilakukan analisis terhadap data yang diperoleh dalam Penulisan

BAB III PENUTUP. . A. Kesimpulan

BAB III PENUTUP. Perlindungan Anak Daerah Istimewa Yogyakarta adalah: b. Pencabulan, meskipun kadang-kadang pencabulan masuk dalam

BAB III PENUTUP. kekerasan terhadap anak dalam keluarga dan cara Preventif yaitu bahwa

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan pembahasan diatas, maka dapat di simpulkan :

BAB III PENUTUP. umum dalam memberikan perlindungan terhadap korban sebagai saksi kekerasan. dalam rumah tangga maka dapat disimpulkan bahwa:

BAB III PENUTUP. disimpulkan beberapa hal dalam penulisan ini, yaitu:

LEMBARAN DAERAH NOMOR 2 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN TENTANG

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Dari pembahasan yang dipaparkan oleh peneliti, peneliti memberikan

BAB III PENUTUP. 1. Secara umum hukum pidana telah memberikan perlindungan dan kontribusi

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Terkait upaya pemberian perlindungan terhadap anak yang berhadapan dengan

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. 1. Upaya yang dilakukan Polisi DIY dalam Penanggulangan Tindak. pidana Kesusilaan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. sebagaimana diuraikan dalam bab sebelumnya dapat dikemukakan kesimpulan

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. 4. Bentuk sanksi yang dijatuhkan oleh hakim dalam perkara kekerasan dalam

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG

BAB III PENUTUP. maka penulis mengambil kesimpulan bahwa : a. Perlindungan sementara. atau shelter. b. Rehabilitasi.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN KERJA SAMA PEMULIHAN KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI ANAK KORBAN KEKERASAN SEKSUAL (LEGAL PROTECTION FOR CHILD VICTIM OF SEXUAL VIOLENCE)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN KERJA SAMA PEMULIHAN KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG GERAKAN NASIONAL ANTI KEJAHATAN SEKSUAL TERHADAP ANAK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari, baik di lingkup domestik (rumah tangga) maupun publik.

WALIKOTA DENPASAR PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH

DAFTAR PUSTAKA. Adami Chazawi, Pelajaran Hukum Pidana, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, Pelajaran Hukum Pidana Bagian I, Raja Grafindo Persada,

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA BARAT

KEBIJAKAN FORMULASI FUNGSI KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA MENURUT UNDANG UNDANG NO 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK

BUPATI PATI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI,

PEMERINTAH KABUPATEN POSO

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 36 Tahun : 2015

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI DEMAK,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN KERJASAMA PEMULIHAN KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

BUPATI BANGKA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 13 TAHUN 2013 PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PUSAT PELAYANAN TERPADU PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN ANAK

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG GERAKAN NASIONAL ANTI KEJAHATAN SEKSUAL TERHADAP ANAK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN KORBAN KEKERASAN BERBASIS GENDER

BUPATI POLEWALI MANDAR

BAB IV KEBIJAKAN PEMERINTAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL UNTUK MENGURANGI JUMLAH PERNIKAHAN ANAK

BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT NOMOR 2 TAHUN 2013 SERI E NOMOR 2 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT NOMOR: 2 TAHUN 2013

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. 1. Kekerasan psikis yang dilakukan oleh orang tua kandung terhadap

PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 122 TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB III PENUTUP. pengaruhi oleh beberapa penyebabnya antara lain:

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

I. PENDAHULUAN. kebijakan sosial baik oleh lembaga eksekutif, legislatif dan yudikatif maupun

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG KEBIJAKAN KABUPATEN LAYAK ANAK

BAB III PENUTUP. penulis menarik kesimpulan sebagai berikut: massa untuk menghindari labelisasi. dari permasalahan yang dialaminya.

BAB I PENDAHULUAN. Pada hakekatnya anak merupakan amanah dan karunia Tuhan Yang Maha

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 92 TAHUN 2009 TENTANG DATABASE PENCATATAN DAN PELAPORAN PENANGGANAN PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN

BUPATI LUWU UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Barda Nawawi Arief, pembaharuan hukum pidana tidak

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 13 TAHUN 2017 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN ANAK

BAB I PENDAHULUAN. sosial yang khususnya berkaitan dengan hukum, moralitas serta ketidakadilan.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap tindak pidana kriminal di samping ada pelaku juga akan

Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD

PERATURAN MENTERI PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2015

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1989 dan telah diratifikasi oleh Indonesia pada tahun 1990.

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. 1. Penerapan dan penegakan hukum belum sepenuhnya dilaksanakan secara

Bab III. Penutup. dalam penulisan hukum/skripsi ini sebagai berikut:

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 01 TAHUN 2010 T E N T A N G PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL BAGI PENYANDANG MASALAH KESEJAHTERAAN SOSIAL

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu jenis kejahatan yang paling sulit diberantas. Realitas ini

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN ANAK DALAM KONFLIK SOSIAL

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP ANAK DIBAWAH UMUR YANG MENJADI KORBAN TINDAK PIDANA PENCABULAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO,

KEBIJAKAN PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PERDAGANGAN PEREMPUAN DAN ANAK DI PROVINSI BENGKULU

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Perlindungan terhadap anak merupakan tanggung jawab orang tua, keluarga,

1. Para Menteri; Dalam rangka melakukan Gerakan Nasional Anti Kejahatan Seksual Terhadap Anak, dengan ini menginstruksikan: Kepada: 2.

VISI, MISI DAN PROGRAM POKOK

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 34 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BUPATI PASURUAN PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN LAYAK ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DAFTAR PUSTAKA. Apeldoom. L.J. Van, Pengantar Ilmu Hukum, Jakarta, 1993.

PERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PUSAT PELAYANAN TERPADU PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN ANAK KABUPATEN LUWU TIMUR DENGAN RAHMAT

TENTANG PENANGANAN ANAK YANG BERHADAPAN DENGAN HUKUM

BAB V PENUTUP. dikeluarkannya Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

2017, No Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 12, Tambahan Le

PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PERLINDUNGAN PEREMPUAN

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG KOMISI PENYELENGGARA PERLINDUNGAN ANAK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PROGRAM DAN KEGIATAN KANTOR PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK TAHUN 2014

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP ANAK SEBAGAI KORBAN DALAM KASUS KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA (KDRT) (STUDI KASUS DI PENGADILAN NEGERI DENPASAR)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SEMARANG, 22 Oktober 2014

SILABI A. IDENTITAS MATA KULIAH

Transkripsi:

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan di atas, penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Forum Penanganan Korban Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak Kabupaten Sleman memiliki peran memberikan pelayanan pemenuhan berbagai kebutuhan yang diperlukan oleh korban dengan cara melakukan koordinasi antar anggota sesuai dengan jenis kebutuhan yang diperlukan oleh korban. Pemberian pelayanan tersebut dilakukan dalam beberapa aspek, antara lain: a. Aspek Hukum: Memberikan layanan pemenuhan kebutuhan korban dibidang hukum serta mengfasilitasi pelayanan hukum bagi para korban baik dalam proses hukum maupun di luar proses hukum yang bertujuan untuk membela kepentingan hukum bagi korban. b. Aspek Psikologis Membantu melakukan penyembuhan psikis korban dengan melalui Psikolog. c. Aspek Medis Membantu penyembuhan secara fisik korban yang dilaukan oleh ahli medis. 72

d. Aspek Sosial Pelayanan kebutuhan sosial korban juga dilakukan dengan memberikan perlindungan secara fisik kepada korban sehingga korban memperoleh rasa nyaman. e. Aspek Ekonomi Peran FPK2PA di dalam aspek ekonomi adalah membantu korban yang memiliki kendala ekonomi ketika berusaha memenuhi kebutuhan akan layanan tertentu seperti, pemeriksaan, pengobatan, serta perawatan di rumah sakit. 2. Kendala-Kendala Yang Dialami Oleh FPK2PA Dalam Menangani Anak Korban Kekerasan Di Kabupaten Sleman antara lain: a. Kendala Internal 1) Masih kurangnya kapasitas SDM pengelola FPK2PA sehingga menyebabkan kurang efektifnya peran Forum dalam menangani setiap kasus yang masuk. 2) Sarana dan prasarana yang masih kurang akan menghabat setiap proses penanganan yang kemudian akan berdampak lamanya waktu penyelesaian setiapa kasus yang masuk. 3) Anggaran/ biaya yang diperlukan dalam penanganan masih kurang sehingga menghambat efisiensi dari kerja Forum. 4) Kurangnya pengetahuan para anggota mengenai Peraturan Perundang-undangan khususnya mengenai anak. 73

5) Terbatasnya tenaga profesional dalam bidang hukum, psikologi, agama dan lain-lain. b. Kendala Eksternal 1) Belum ada harmonisasi kebijakan antar SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) dalam penanganan kasus anak korban kekerasan. 2) Adanya stake holder atau pemangku jabatan yang belum ramah anak (Pengadilan, Kepolisian, dan Kejaksaan). 3) Adanya kebijakan yang masih kurang mendukung upaya penanganan anak korban kekerasan, misalnya kebijakan di lingkungan sekolah bagi seorang anak yang hamil agar dikeluarkan dari sekolah, padahal anak tersebut merupakan korban dari kekerasan seksual. 4) Tidak adanya koordinasi antara Forum Kabupaten/Kota dengan Forum DIY. 5) Adanya benturan antara peraturan perundang-undangan pada umumnya antara peraturan yang dijadikan dasar sektor tertentu dalam menjalankan wewenangnya, misalkan Lembaga Kepolisian yang menggunakan KUHP sedangkan FPK2PA berdasarkan Undang-undang Nomor 23 tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak. 74

6) Kesadaran masyarakat mengenai keberadaan Forum masih kurang sehingga masyarakat cenderung membiarkan saja jika terjadi suatu tindak kekerasan terhadap anak tanpa dirasa perlu diselesaikan. 7) Pengetahuan masyarakat mengenai pentingnya hak-hak anak sangat kurang. Hal ini menyebabkan ketika terjadi suatu tindak kekerasan terhadap anak, masyarakat menganggapnya suatu yang lumrah atau biasa terjadi tanpa perlu ditangani. 8) Masyarakat masih berpikir konservatif misalkan kekerasan yang terjadi di dalam keluarga tidak perlu diceritakan kepada orang lain karena di anggap tabuh dan dapat merusak martabat keluarga. B. SARAN Berdasarakan kesimpulan di atas, penulis kemudian menyarankan hal-hal sebagai berikut: 1. Meningkatkan koordinasi antara instansi dan lembaga agar tidak terjadi benturan wewenang antara masing-masing pihak. 2. Melakukan sosialisasi yang berkelanjutan di dalam lingkungan masyarakat, keluarga maupun sekolah mengenai Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak dan mengenai pentingnya memberikan perlindungan terhadap anak agar masyarakat mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari. 3. Melakukan sosialisasi penanaman sikap ramah anak kepada stake holder (Pengadilan, Kejaksaan, Kepolisian). 75

4. Meningkatkan kualitas anggota dengan cara memberikan pendidikan dan pelatihan mengenai peraturan-peraturan terkait perlindungan anak serta kemampuan tertentu kepada anggota seperti psikologi agar anggota dalam menjalankan tugasnya dapat berjalan dengan maksimal lagi. 5. Melakukan penambahan SDM yang berkompeten agar FPK2PA dapat menjalankan perannya dengan efektif. 6. Membangun dan mengembangkan sarana dan prasarana yang berguna bagi efektifitas dan efisiensi pelaksanaan peran FPK2PA. 7. Penambahan anggaran/biaya yang diperlukan dalam pelaksanaan peran FPK2PA. 8. Melakukan penambahan tenaga profesional di masing-masing bidang serta melakukan pelatihan khusus di bidang tertentu kepada anggota. 9. Melakukan harmonisasi kebijakan antar SKPD sehingga sehingga tidak terjadi benturan kebijakan antara satu dengan yang lainnya. 10. Membentuk FPK2PA di daerah lainnya di seluruh Indonesia, khususnya di daerah yang rawan dengan tindak kekerasan terhadap anak. 76

DAFTAR PUSTAKA BUKU: Abu Huraerah, 2006, kekerasan terhadap anak, Nuansa, Bandung 2007, Child Abuse Cet.2, Nuansa, Bandung Arief Gosita, 1993, Masalah Korban Kekerasan, Akademika Pressindo, Jakarta, Arif Gosita, 2004, Masalah Korban Kejahatan, PT Bhuana Ilmu Populer, Jakarta Barda Nawawi Arif, 1998, Beberapa Aspek Kebijakan, Penegakan dan Pengembangan Hukum Pidana, Citra Aditya Bakti, Bandung, Irma Setyowati Soemitro SH, 1990, Aspek Hukum Perlindungan Anak, Bumi Aksara, Jakarta Muhammad Joni, Dan Zulchaina Z. Tanamas, 1999 Aspek Perlindungan Hukum Anak,Cet.1, Bandung, P.Joko Subagyo, 1991, Metode Penelitian Dalam Teori Dan Praktek, cetakan pertama, PT Renika Cipta, Jakarta, Puthot Tunggal dan Pujo Adhi Suryani, 2010, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Giri Utama, Surabaya Romli Atmasasmita,1992, Penulisan Karya Ilmiah Tentang Masalah Santunan Terhadap Korban Tindak Pidana, BPHN Departemen Kehakiman PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN: Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2003 Tentang Perlindungan Anak 77

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 Tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2012 Tentang Perlindungan Perempuan dan Anak Korban Kekerasan Peraturan Gubernur DIY nomor 66 Tahun 2012 Forum Perlindungan Korban Kekerasan Keputusan Bupati Sleman Nomor 213/Kep.KDH/A/2011 Tentang Forum Penanganan Korban Kekerasan Terhadap Perempuan Dan Anak Kabupaten Sleman Website: http://jantukanakbetawi.wordpress.com/2010/12/28/makalah-viktimologi/ http://yosephineyohana.blogspot.com/2013/09/penyebab-kekerasan-terhadapanak-pi-gw.html http://bakohumas.kominfo.go.id/news.php?id=1177, https://id.berita.yahoo.com/ada 1032 kasus kekerasan anak di semester tahun 163017515.html, 78