BAB 1 PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya perekonomian suatu negara, semakin meningkat pula

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian yang semakin kompleks tentunya membutuhkan

BAB 1 PENDAHULUAN. popular bukan hanya di negara-negara Islam tapi bahkan juga di negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. akan sistem operasionalnya, telah menunjukkan angka kemajuan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan lembaga perbankan syariah didorong oleh adanya desakan kuat oleh

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini hampir semua kegiatan perekonomian. dilakukan oleh lembaga keuangan, misalnya bank, lembaga keuangan non bank,

BAB I PENDAHULUAN. keberlanjutan entitas bisnis dan untuk mengukur kemampuan bersaing dalam

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga kepercayaan yang berfungsi sebagai lembaga

BAB I PENDAHULUAN. suatu badan usaha atau institusi yang kekayaannya terutama dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. untuk meminjam uang atau kredit bagi masyarakat yang membutuhkannya.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan bank syariah di Indonesia dewasa ini berjalan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. mendominasi kegiatan perekonomian Indonesia. Kegiatan sektor perbankan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

1. PENDAHULUAN. dimana kegiatan utamanya adalah menerima simpanan giro, tabungan, dan

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan penting dalam perekonomian. Keberadaan perbankan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbankan syariah atau yang dikenal dengan Islamic Banking, pada awalnya

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan kelembagaan perbankan syariah di Indonesia mengalami

I. PENDAHULUAN. keberadaan bank sebagai lembaga keuangan telah bertansformasi menjadi dua

BAB 1 PENDAHULUAN. peningkatan adalah mekanisme pembagian keuntungannya. Pada bank syariah,

BAB I PENDAHULUAN. bagi hasil. Balas jasa atas modal diperhitungkan berdasarkan keuntungan atau

BAB I PENDAHULUAN. penghubung antara pihak yang kelebihan dana dan pihak yang membutuhkan dana.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dari waktu ke waktu. Diawali dengan berdirinya bank syariah di

BAB I PENDAHULUAN. syariah di Indonesia terus menunjukkan perkembangan yang begitu cepat. Hal

BAB 1 PENDAHULUAN. hidupnya. Untuk melakukan kegiatan bisnis tersebut para pelaku usaha

BAB I PENDAHULUAN. setelah dikeluarkannya Undang-Undang No.72 tahun 1992 tentang perbankan

BAB I PENDAHULUAN. dengan masyarakat yang berkekurangan dana disebut bank. Tahun 1999

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dasar kepercayaan. Bank dalam pendanaan operasionalnya sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. dengan negara Indonesia ini. Sistem keuangan negara Indonesia sendiri terdiri

BAB I PENDAHULUAN. Bank dalam menjalankan usahanya menghimpun dana dari masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. penting di dalam perekonomian suatu Negara sebagai lembaga perantara

Tinjauan Pelaksanaan Skema Musyarakah Pada Produk Pembiayaan Dana Berputar (PDB) Di PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Garut

BAB I PENDAHULUAN. perbankan tetap memegang peranan penting dalam lalu-lintas perdagangan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbankan syariah merupakan bagian dari sistem perbankan nasional yang

BAB 1 PENDAHULUAN. keuangan atau biasa disebut financial intermediary. Sebagai lembaga keuangan,

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan bank syariah di dunia, baru dimulai di Mesir pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan Syari ah atau Bank Islam yang secara umum pengertian Bank Islam

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan bank sebagai mitra dalam mengembangkan usahanya.

BAB 1 PENDAHULUAN. mikro maupun makro. Terbukti dari semakin banyak munculnya usaha baru yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. perhatian yang cukup serius dari masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN. dengan prinsip wadiah maupun prinsip mudharabah atau di sebut juga dengan. prinsip bagi hasil, prinsip ujroh, dan akad pelengkap.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembiayaan murabahan..., Claudia, FH UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. perbankan di Indonesia secara umum. Sistem perbankan syariah juga diatur dalam Undang-

BAB I PENDAHULUAN. kerangka dual banking system atau sistem perbankan ganda dalam kerangka

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh UU No.10 tahun 1998 dan undang-undang terbaru mengenai perbankan

BAB IV PEMBAHASAN. Implementasi Sistem Bagi Hasil dan Risiko Berdasarkan Prinsip. Mudharabah Di Bank Jabar Banten Syariah

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Pada saat kuliah kerja praktek di PT. Bank BJB Kantor Pusat Bandung,

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai transaksi yang berhubungan dengan keuangan. Begitu pentingnya dunia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perbankan di Indonesia semakin diramaikan dengan berdirinya bank-bank

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan pesat. Di Indonesia sendiri perbankan syariah menunjukkan

Analisis Tata Kelola Penyaluran Dana Berbasis Bagi Hasil pada Lembaga Keuangan Syariah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri perbankan syariah di Indonesia saat ini sudah

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana. tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya (Kasmir,

BAB I PENDAHULUAN. manufaktur dan jasa. Sedangkan sektor moneter ditumpukan pada sektor

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi modern, kemunculannya seiring dengan upaya yang dilakukan oleh para

1. Pengertian bank konvensional & bank syariah

BAB 1 PENDAHULUAN. hasil baru dipraktekan dalam perekonomian di Indonesia. Antara sistem

BAB I BAB V PENUTUP PENDAHULUAN. Bab ini merupakan bab penutup yang berisi. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. perwujudan dari permintaan masyarakat yang membutuhkan suatu sistem

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip syariah adalah prinsip hukum Islam dalam kegiatan perbankan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kerangka dual-banking system atau sistem perbankan ganda dalam kerangka

BAB I PENDAHULUAN. dengan metode pendekatan syariah Islam yang dapat menjadi alternatif bagi masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini kehidupan perekonomian di dunia tidak dapat dipisahkan dengan

(Survey pada Mahasiswa Akuntansi Di Universitas Muhammadiyah Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama yang universal dan komprehensif. Universal berarti

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah lembaga perantara keuangan atau biasa disebut financial

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Muamalat pada tahun Setelah terbukti mampu bertahan pada masa krisis

BAB I PENDAHULUAN. (riba), serta larangan untuk berinvestasi pada usaha usaha berkategori terlarang

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Bank merupakan lembaga keuangan yang mempunyai peranan penting

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad Syafi i Antonio, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik, Gema Insane, Jakarta, 2001, hlm. Vii

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan perbankan syariah sistem pembiayaan mudharabah

BAB I PENDAHULUAN. modal, reksa dana, dana pensiun dan lain-lain). Pengertian bank menurut UU No.

kemaslahatan, Keseimbangan, dan Universalisme.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Antonio, 2001). Khairunisa, 2001 ). (Karim, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian yang berbasis nilai-nilai dan prinsip syariah untuk dapat diterapkan

BAB I PENDAHULUAN. gerakan renaissance Islam Modern: neorevivalis dan modernis. Tujuan utama dari

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan (agen of development). Hal ini dikarenakan adanya fungsi

BAB I PENDAHULUAN. Islam, seperti perbankan, reksadana, dan takaful. 1. Banking System, atau sistem perbankan ganda, di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Khairunisa, 2001)

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang giat-giatnya

BAB I PENDAHULUAN. keuangan. Bank dalam pasal 1 ayat (2) UU No. 10 tahun 1998 tentang perubahan UU

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perekonomian pasti ada hubungannya dengan dunia keuangan dan

This document was created by Unregistered Version of Word to PDF Converter BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. bentuk simpanan giro, tabungan, dan deposito. Biasanya sambil diberikan balas

BAB I PENDAHULUAN. akhibat krisis moneter yang melanda pada pertengahan Penyebab dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan syariah telah berkembang begitu pesat di Indonesia dengan

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah dengan dilahirkannya Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat.

BAB 1 PENDAHULUAN. perbankan, karena perbankan memegang peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan penting di dalam

BAB I PENDAHULUAN. Praktek perbankan berdasarkan prinsip bagi hasil, dilakukan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan perekonomian dan bisnis di dunia sangat ini berlangsung

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin berkembangnya perekonomian suatu negara, semakin meningkat pula permintaan atau kebutuhan pendanaan untuk membiayai proyek-proyek pembangunan. Namun, dana pemerintah mendorong pihak swasta untuk ikut serta berperan dalam membiayai pembangunan potensi ekonomi bangsa. Pihak swasta pun, secara individu ataupun kelembagaan, pemilikan dana yang terbatas untuk memenuhi operasional dan pengembangan usahanya. Dengan keterbatasan kemampuan finansial lembaga negara dan swasta tersebut, maka perbankan nasional memegang peranan penting dan strategis dalam kaitannya dalam penyediaan permodalan pengembangan sektor-sektor produktif. Bank sebagai lembaga perantara jasa keuangan (financial intermediary), yang tugas pokoknya menghimpun dana dari masyarakat (nasabah), diharapkan dengan dana yang dimaksud dapat memenuhi kebutuhan dana pembiayaan yang tidak disediakan oleh dua lembaga sebelumnya (swasta dan negara). Indonesia sebagai negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam, telah lama mendambakan kehadiran sistem lembaga keuangan yang sesuai tuntutan kebutuhan tidak terbatas finansial namun juga tuntutan moralitas sistem perbankan yeng terbebas dari praktek bunga (free interest banking). Sistem bank bebas dari bunga atau secara luas dikenal dengan Bank Islam (Islamic Banking). Secara umum pengertian Bank Islam (Islamic Banking) adalah bank yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip syariah Islam. Didirikan guna melayani masyarakat tanpa membedakan keyakinan yang dianut. Bagi kaum 1

muslimin, kehadiran Bank Islam adalah sebagai alternatif lembaga jasa keuangan disamping perbankan konvensional yang telah lama ada. Seiring dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi, perbankan syariah saat ini masih berada pada tahap perkembangan dengan tetap gencar untuk meningkatkan pangsanya, salah satunya dari sisi penghimpunan dana dan pembiayaan. Selama tahun 2012 perbankan syariah, yang merupakan instrumen pengembangan ekonomi nasional telah mampu memberikan dukungan besar terhadap pengembangan sektor riil yang ada selama ini. Bank Indonesia mencatat pada periode januari sampai dengan desember 2012 industri perbankan syariah telah mendapatkan laba bersih sebesar Rp 2,465 triliun meningkat 70% dibandingkan dengan setahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp 1,442 triliun. Dorongan untuk meningkatkan pangsa inilah kemudian, bank syariah memerlukan analisa yang lebih matang baik dalam konteks persaingan dengan bank konvensional maupun dalam konteks merespon kondisi pasar. Perkembangan industri keuangan syariah di Indonesia mengalami kemajuan pesat. Hal ini diawali dengan adanya bank syariah yang telah muncul sejak tahun 1992 yaitu Bank Muammalat Indonesia (BMI). Keberadaan BMI muncul pasca pemberlakuan UU No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan yang menerapkan sistem bagi hasil. BMI diresmikan dengan modal disetor berasal dari umat islam sebesar Rp 106 milyar. Bank Indonesia (2002) juga merinci Peraturan Pemerintahan No. 72 Tahun 1992 tentang bank berdasarkan prinsip bagi hasil selain penetapan UU No. 7 Tahun 1992 sebagai pendukung perkembangan perbankan syariah. Perkembangan selanjutnya adalah dengan terbitnya Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang 2

perubahan Undang-Undang No. 7 Tahun 1992, yang mengatur tentang peraturan yang memperbolehkan setiap bank konvensional membuka sistem pelayanan syariah dicabangnya (dual banking system), dan terbitnya Undang-Undang No. 23 Tahun 1999, serta keluarnya fatwa tentang haramnya bunga bank yang dikeluarkan oleh MUI pada periode 2003, keluarnya fatwa ini memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pertumbuhan industri perbankan syariah. Setelah itu dilanjutkan dengan terbitnya peraturan perundang-undangan, yaitu Undang-Undang No 21 periode 2008 yang mengatur tentang operasional perbankan syariah di Indonesia dan diperbaharui dengan terbitnya Peraturan Bank Indonesia (PBI) No 11/3/PBI/2009 yang memuat tentang prosedur dan aturan dalam mendirikan kantor cabang, membuat perkembangan jumlah kantor layanan bank syariah bertambah dengan pesat. Adanya perbankan syariah sebagai bagian dari sistem perbankan nasional diharapkan dapat mendorong perkembangan perekonomian suatu negara. Tujuan dan fungsi perbankan syariah dalam perekonomian adalah kemakmuran ekonomi yang meluas, tingkat kerja penuh dan tingkat pertumbuhan ekonomi yang optimum, keadilan sosial-ekonomi dan distribusi pendapatan serta kekayaan yang merata, stabilitas nilai uang, mobilisasi dan investasi tabungan yang menjamin adanya pengembalian yang adil dan pelayanan yang efektif. Bank Indonesia menyatakan bahwa karakteristik sistem perbankan syariah yang beroperasi berdasarkan prinsip bagi hasil memberikan alternatif sistem perbankan yang saling menguntungkan bagi masyarakat dan bank, serta menonjolkan aspek keadilan dalam bertransaksi, investasi yang beretika, mengedepankan nilai-nilai kebersamaan dan persaudaraan dalam berproduksi, dan menghindari kegiatan spekulatif dalam bertransaksi keuangan. Bank syariah didirikan dengan tujuan untuk mempromosikan dan mengembangkan 3

penerapan prinsip-prinsip Islam, syariah dan tradisinya ke dalam transaksi keuangan dan perbankan serta bisnis lain yang terkait. Selain bebas riba, Bank syariah berbasis pada kegiatan ekonomi yang nyata atau sektor riil, berbeda pada Bank Konvensional, anda diperbolehkan mengambil kredit untuk apa saja tanpa tahu harus digunakan untuk apa kreditnya. Sebaliknya, yang dilakukan Bank Syariah adalah dalam bentuk pembiayaan untuk keperluan konsumen. Seperti Bank Konvensional, Bank syariah juga memberikan jasa-jasa pembiayaan. Jasa-jasa pembiayaan yang diberikan Bank Syariah lebih beragam daripada jasa-jasa pembiayaan yang dapat diberikan oleh Bank Konvensional. Selain itu, perbedaan yang terletak pada pembiayaan Bank syariah adalah akad nya yang tidak ada unsur riba, gharar dan maisir. Pembiayaan pada Bank Konvensional yaitu dengan mengeluarkan pinjaman yang disebut dengan kredit, yang dalam aktivitasnya memobilisasi dan menerima dana masyarakat diberi bunga dan dalam operasi atau penyaluran dana oleh bank dikenakan bunga pinjaman, Sedangkan bank syariah adalah bank yang beroperasi menyediakan pembiayaan dan/atau melakukan kegiatan lain sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam. Mengenai jasa pembiayaan yang dapat diberikan oleh Bank Syariah bukan hanya pembiayaan yang disebut dengan kredit pada Bank Konvensional. Akan tetapi, juga memberikan jasa-jasa pembiayaan yang biasanya diberikan oleh lembaga pembiayaan (multi finance company), seperti leasing, hire, purchase, pembelian barang oleh nasabah bank kepada bank Islam yang bersangkutan dengan cicilan, pembelian barang oleh bank Islam kepada perusahaan manufaktur dengan pembayaran dimuka, penyertaan modal (equity participian atau venture capital). 4

Jasa-jasa pembiayaan yang ditawarkan oleh Bank Syariah dikemas dalam produk-produk, salah satunya prinsip bagi hasil yaitu pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah. Menurut fatwa Dewan Syariah Nasional (Fatwa 2000) yang dimaksud dengan pembiayaan musyarakah yaitu pembiayaan berdasarkan akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu, di mana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan ketentuan bahwa keuntungan dan resiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan. Menurut fatwa yang sama pembiayaan musyarakah memiliki keunggulan dari segi kebersamaan dan keadilan, baik dalam berbagi keuntungan maupun resiko kerugian. Dan Menurut Yusuf dan Wiroso (2011) Mudharabah merupakan suatu akad kerjasama kemitraan antara penyedia dana usaha (disebut shahibul maal/rabulmal) dengan pengelolaan dana/manajemen usaha (disebut sebagai mudharib) utuk memperoleh hasil usaha sesuai porsi (nisbah) yang disepakati bersama pada awal akad. Dalam pembiayaan mudharabah modal usaha atau proyek sepenuhnya berasal dari pemilik modal (shahibul maal). Kerugian mudharabah ditanggung oleh pemilik dana kecuali kerugian tersebut sebagai akibat kesalahan pengelola dana (mudharib). Pada produk pembiayaan mudharabah yang berciri khas kepercayaan, maka produk ini memiliki resiko yang sangat tinggi yaitu resiko assymetric information (Lembaga Keuangan Syariah tidak mengetahui informasi yang sebenarnya mengenai perputaran pembiayaan yang diberikan dan besarnya laba yang dihasilkan dari pembiayaan tersebut) dan moral hazard. Dalam kegiatannya, Bank Syariah tidak hanya memperhatikan prinsip syariah saja, akan tetapi harus memperhatikan rambu-rambu ketentuan Bank Indonesia (BI) atas terjadinya usaha yang dilakukan oleh bank yang tertera pada Undang-Undang 5

No. 10 tahun 1998. Penerapan rambu-rambu ketentuan dari BI bertujuan agar bank sebagai financial intermediary institution yang melakukan kegiatan usaha pembiayaannya selalu dalam keadaan baik. Kegiatan dalam dunia perbankan akan selalu berhadapan dengan berbagai jenis risiko dengan tingkat kompleksitas yang beragam dan melekat pada kegiatan usahanya. Risiko dalam konteks perbankan merupakan suatu kejadian potensial, baik yang dapat diperkirakan (anticipated) maupun yang tidak dapat dikelola dan dikendalikan misalnya, kredit macet sering ditemukan dalam kegiatan pengkreditan. Kredit bermasalah atau kredit macet memberikan dampak yang kurang baik bagi Negara, masyarakat, dan bagi perbankan Indonesia. Bahaya atas kredit macet yakni tidak terbayarnya kembali kredit yang diberikan, baik sebagian ataupun seluruhnya. Semakin besar kredit macet yang dihadapi oleh bank, maka menurun pula tingkat kesehatan operasi bank tersebut. Penurunan mutu kredit dan tingkat kesehatan bank mempengaruhi likuiditas keuangan dan solvabilitasnya, yang dapat mempengaruhi kepercayaan para penitip dana atau para nasabah dan calon nasabah. Semakin besar jumlah kredit yang bermasalah, maka semakin besar jumlah dana cadangan yang harus disediakan, semakin besar pula tanggungan bank untuk mengadakan dana cadangan tersebut, karena kerugian yang ditanggung bank akan mengurangi modal sendiri. Dampak yang ditimbulkan oleh kredit bermasalah tersebut menguatkan keharusan perbankan untuk berusaha mengupayakan penanggulangan ataupun pencegahan bahaya yang mungkin timbul akibat kredit bermasalah tersebut. Resiko lainnya yang ada dalam dunia perbankan yaitu adanya berbagai resiko kecurangan untuk membuka bank pada rekening sendiri bagi orang-orang didalamnya demi mendapatkan sejumlah uang yang besar. Sehingga, dapat mengakibatkan kerugian 6

bagi bank. Oleh karena itu, sebagaimana lembaga perbankan pada umumnya, bank syariah juga memerlukan serangkaian prosedur dan metodologi yang dapat digunakan mengidentifikasi, mengukur, memantau, dan mengendalikan risiko yang timbul dari kegiatan usaha. Pengendalian internal yang dilakukan yaitu sebuah sistem yang menggabungkan unsur manusia beserta metode-metode yang ditetapkan perusahaan untuk bekerjasama agar tujuan bisnis perusahaan dapat tercapai dan untuk menganalisis efektivitas dari fingsi-fungsi kontrol yang ada. Oleh karena itu, penulis dalam penelitian ini mengangkat objek penelitian yang akan di teliti. EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL TERHADAP PEMBIAYAAN MUDHARABAH PADA PT. BANK SYARIAH MANDIRI CABANG KEBON JERUK. 1.2 Ruang Lingkup Penelitian Seperti yang diuraikan pada latar belakang diatas, penulisan skripsi ini dibatasi pada pengendalian internal terhadap pembiayaan mudharabah perbankan syariah, pendapatan, piutang serta investasi. Adapun ruang lingkup pembahasan penulis adalah sebagai berikut: 1. Mengevalusai pencatatan akuntansi mudharabah menurut PSAK 105 tentang mudharabah. 2. Penerapan pengendalian internal atas siklus pendapatan dan piutang menurut COSO serta bagaimana pengaruhnya terhadap efisiensi dan efektivitas perusahaan dan masalah yang berkaitan dengan pengendalian internal, meliputi catatan akuntansi dan prosedur dalam siklus pendapatan dan piutang pembiayaan mudharabah terhadap investasi perbankan syariah pada PT. Bank Syariah Mandiri. 7

1.3 Rumusan Masalah Penelitian Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah pembiayaan mudharabah pada PT. Bank Syariah Mandiri sudah berjalan sesuai dengan prosedur dan tujuan perusahaan yang ditetapkan? 2. Apakah perhitungan akuntansi mudharabah serta pencatatan jurnal pada PT. Bank Syariah Mandiri sudah sesuai dengan PSAK 105 tentang mudharabah? 3. Apakah pengendalian internal bagian pembiayaan pada PT. Bank Syariah Mandiri untuk pembiayaan mudharabah sudah dilaksanakan sesuai dengan standar COSO? 1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui apakah pembiayaan mudharabah pada PT. Bank Syariah Mandiri sudah berjalan sesuai dengan prosedur dan tujuan perusahaan yang ditetapkan? 2. Untuk mengetahui apakah perhitungan akuntansi mudharabah serta pencatatan jurnal pada PT. Bank Syariah Mandiri sudah sesuai dengan PSAK 105 tentang mudharabah. 3. Untuk mengetahui apakah pengendalian internal bagian pembiayaan pada PT. Bank Syariah Mandiri untuk pembiayaan mudharabah sudah dilaksanakan sesuai dengan standar COSO. 8

1.5 Ringkasan Metodologi Penelitian Penelitian Ini menggunakan metode explanatory, yaitu metode yang bertujuan untuk memahami, merumuskan dan menjelaskan masalah-masalah penelitian, penyusunan teoritis, serta pengembangan dan alternatif solusi yang dapat dilakukan. Penelitian ini memusatkan diri secara intensif pada suatu objek tertentu yang mempelajarinya sebagai studi kasus, dengan menggunakan pendekatan observasi dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Juni 2013. Data penelitian yang diperoleh dari penelitian ini sangat detail dan mendalam. Lingkungan penelitian yang digunakan adalah PT. Bank Syariah Mandiri, sebagai salah satu bank syariah di Indonesia. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang dapat dipakai adalah: 1. Studi Literatur (Literatur Research) Penulis melakukan pengumpulan data yang berhubungan dengan topik bahasan dari berbagai tesis, buku, jurnal dan makalah serta sumbersumber lain dari internet yang dapat digunakan sebagai bahan referensi. 2. Penelitian Lapangan (Field Research) Pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan langsung yang dilakukan di perusahaan guna memperoleh data-data yang dibutuhkan dengan cara: 1. Observasi Dilakukan dengan cara melakukan pengamatan langsung kepada objek yang diteliti yaitu PT. PT. Bank Syariah Mandiri Cabang 9

Kebon Jeruk yang berada di Jl. Panjang No. 12 Arteri Kelapa Dua, Jakarta Barat 2. Wawancara Penulis melakukan tanya jawab langsung kepada pihak yang berwenang yang mengetahui tentang objek permasalahan yang dibahas oleh penulis guna memperoleh informasi yang lebih jelas dan akurat untuk mendukung penelitian ini. 1.6 Sistematika Pembahasan Pembahasan pada skripsi ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai pelaksanaan pengendalian intern atas pembiayaan mudharabah pada PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Kebon Jeruk. Sistematika pembahasan ini diuraikan sebagai beriku: BAB 1 : PENDAHULUAN Bab ini berisi tentang uraian latar belakang peneliti memilih pengendalian internal pada proses pembiayaan, ruang lingkup penelitian, tujuan dan manfaat penelitian yang diharapkan oleh peneliti, metodologi penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data serta sistematika pembahasan. BAB 2 : LANDASAN TEORI Bab ini berisi uraian mengenai dasar-dasar teori yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti mulai dari pembahasan mendalam sistem pengendalian internal serta evaluasi mengenai 10

fungsi pembiayaan mudharabah terkait dengan aktivitas pengendalian. BAB 3 : OBJEK PENELITIAN Bab ini berisi uraian mengenai sejarah singkat perusahaan, produk perusahaan, struktur organisasi, uraian tugas dan tanggung jawab, serta prosedur pembiayaan mudharabah perusahaan. BAB 4 : PEMBAHASAN Bab ini berisi uraian mengenai pelaksanaan kegiatan dan pengendalian internal terhadap aktivitas pembiayaan mudharabah yang berjalan dalam perusahaan. BAB 5 : SIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisis uraian mengenai kesimpulan atas hasil penelitian yang dilakukan, serta memberikan saran atau masukan yang dapat digunakan serta bahan pertimbangan untuk perusahaan tersebut. 11