PENETAPAN KADAR VITAMIN C (Metode Titrimetri)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen. Penelitian dilakukan di laboratorium Kimia Universitas

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS HASIL PERTANIAN

I. PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2)

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK I PERCOBAAN VI TITRASI REDOKS

PENETAPAN KADAR VITAMIN C PADA BAWANG PUTIH (Allium sativum, L) DENGAN METODE IODIMETRI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di laboratorium kimia D-3 Analis Kesehatan Fakultas Ilmu

ASIDI-ALKALIMETRI PENETAPAN KADAR ASAM SALISILAT

Metodologi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian adalah eksperimen. Penelitian ini dilakukan dilaboratorium Kimia Universitas

TITRASI IODIMETRI PENENTUAN KADAR VITAMIN C. Siti Masitoh. M. Ikhwan Fillah, Indah Desi Permana, Ira Nurpialawati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

Macam-macam Titrasi Redoks dan Aplikasinya

KIMIA KUANTITATIF. Makalah Titrasi Redoks. Dosen Pembimbing : Dewi Kurniasih. Disusun Oleh : ANNA ROSA LUCKYTA DWI RETNONINGSIH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman nanas mempunyai nama ilmiah (Ananas comosus. Merr.)

PERMANGANOMETRI. A. HARI, TANGGAL PRAKTIKUM Hari, tanggal : Maret 2011 Tempat : Laboratorium Kimia Analitik

METODOLOGI. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. Metode Penelitian

PENENTUAN KADAR CuSO 4. Dengan Titrasi Iodometri

BAB III BAHAN DAN METODE. Lokasi pengambilan sampel diambil dibeberapa toko di kota Medan dan

JURNAL KFL GOL. VITAMIN (THIAMIN HCL)

PERCOBAAN I PENENTUAN KADAR KARBONAT DAN HIDROGEN KARBONAT MELALUI TITRASI ASAM BASA

JURNAL PRAKTIKUM. KIMIA ANALITIK II Titrasi Permanganometri. Selasa, 10 Mei Disusun Oleh : YASA ESA YASINTA

Laporan Praktikum Kimia Dasar II. Standarisasi Larutan NaOH 0,1 M dan Penggunaannya Dalam Penentuan Kadar Asam Cuka Perdagangan.

Lampiran 1.Sertifikat Bahan Baku Pembanding. Lampiran 2. Sampel yang digunakan UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

KIMIA DASAR PRINSIP TITRASI TITRASI (VOLUMETRI)

TEKNOLOGI PEMBUATAN SAUS TOMAT Oleh: Masnun Balai Pelatihan Pertanian Jambi I. PENDAHULUAN

PERCOBAAN I PEMBUATAN DAN PENENTUAN KONSENTRASI LARUTAN

Air dan air limbah - Bagian 22: Cara uji nilai permanganat secara titrimetri

Analisis Vitamin C. Menurut Winarno (1997), peranan utama vitamin C adalah dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini:

Volume 5 No. 2 Juni 2017 ISSN: PENGARUH PEMANASAN SARI BUAH JERUK TERHADAP TINGKAT KEHILANGAN VITAMIN C

TITRASI IODOMETRI Oleh: Regina Tutik Padmaningrum Jurusan Pendidikan Kimia, FMIPA, Universitas Negeri Yogyakarta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Melon termasuk keluarga tanaman labu-labuan (Cucurbitaceae).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kimia Analisis.

LAPORAN PENELITIAN PRAKTIKUM KIMIA BAHAN MAKANAN Penentuan Asam Lemak Bebas, Angka Peroksida Suatu Minyak atau Lemak. Oleh : YOZA FITRIADI/A1F007010

MODUL 2 PENENTUAN KADAR ASAM ASKORBAT DALAM YOU C Kurnia Sandwika Henry Liyanto Ignatio Glory

Modul 3 Ujian Praktikum. KI2121 Dasar Dasar Kimia Analitik PENENTUAN KADAR TEMBAGA DALAM KAWAT TEMBAGA

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat yang digunakan: Tabel 3. Alat yang digunakan pada penelitian

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2 PENENRUAN KADAR VITAMIN C MENGGUNAKAN TITRASI IODOMETRI. Senin, 28 April Disusun Oleh: MA WAH SHOFWAH

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan

BAB I PENDAHULUAN. masa ini terjadi pertahapan perubahan yang sangat cepat. Status kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. selai adalah buah yang masak dan tidak ada tanda-tanda busuk. Buah yang

PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II KI1201

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR. Percobaan 3 INDIKATOR DAN LARUTAN

STABILITAS VITAMIN LARUT AIR SELAMA PENGOLAHAN PANGAN Bag 2 Vitamin C

PENDAHULUAN. Buah-buahan tidak selalu dikonsumsi dalam bentuk segar, tetapi sebagian

Catatan : Jika ph H 2 O 2 yang digunakan < 4,5, maka ph tersebut harus dinaikkan menjadi 4,5 dengan penambahan NaOH 0,5 N.

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2. Titrasi Permanganometri. Selasa, 6 Mei Disusun Oleh: Yeni Setiartini. Kelompok 3: Fahmi Herdiansyah

BAB III METODE PENELITIAN

TITRASI REDUKSI OKSIDASI OXIDATION- REDUCTION TITRATION

BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

LAPORAN PRAKTIKUM STANDARISASI LARUTAN NaOH

BAHAN DAN METODE. Pelaksanaan Penelitian

BAB I PRAKTIKUM ASIDI AL-KALIMETRI

PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK II

III. METODE PENELITIAN

PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT DALAM ASAM CUKA DENGAN ALKALIMETRI

Modul 1 Analisis Kualitatif 1

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN MARGARIN TERHADAP KADAR ASAM LEMAK BEBAS

Lampiran 2. Sertifikat Bahan Baku Pembanding

The JaMMiLT ISSN

I PENDAHULUAN. Pemikiran,(6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB V METODOLOGI. Pada tahap ini, dilakukan pengupasan kulit biji dibersihkan, penghancuran biji karet kemudian

BAB IV. HASIL PENGAMATAN dan PERHITUNGAN

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2 PENENTUAN KADAR KLORIDA. Senin, 21 April Disusun Oleh: MA WAH SHOFWAH KELOMPOK 1

Nutrisi untuk Mendukung Tenaga Kerja yang Sehat dan Produktif. dr. Yulia Megawati

A. JUDUL PERCOBAAN Pembuatan Larutan Standar KmnO4 dan Penetapan Campuran Fe 2+ dan Fe 3+. B. TUJUAN PERCOBAAN Pada akhir percobaan mahasiswa dapat

BAB III METODE PENELITIAN. A. JENIS PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian eksperimen di bidang teknologi pangan.

TITRASI IODOMETRI. Siti Masitoh. M. Ikhwan Fillah, Indah Desi Permana, Ira Nurpialawati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. diketahui kandungan airnya. Penetapan kadar air dapat dilakukan beberapa cara.

Penentuan Kadar Vitamin C dengan Titrasi Iodometri Langsung

PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK

TITRASI IODOMETRI DENGAN NATRIUM TIOSULFAT SEBAGAI TITRAN Titrasi redoks merupakan jenis titrasi yang paling banyak jenisnya. Terbaginya titrasi ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman jeruk dikenal dengan nama latin Citrus sinensis Linn. Tumbuhan

TITRASI PENETRALAN (asidi-alkalimetri) DAN APLIKASI TITRASI PENETRALAN

PELUANG BISNIS BUDIDAYA JAMBU BIJI

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 1 PERCOBAAN VII TITRASI PENGENDAPAN

PENENTUAN KOMPOSISI MAGNESIUM HIDROKSIDA DAN ALUMINIUM HIDROKSIDA DALAM OBAT MAAG

Air dan air limbah Bagian 31 : Cara uji kadar fosfat dengan spektrofotometer secara asam askorbat

laporan praktikum penentuan kadar protein metode biuret

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENENTUAN KADAR VITAMIN C PADA YOU-C1000 DAN VITACIMIN DENGAN METODE IODIMETRI

I PENDAHULUAN. perubahan pola makan yang ternyata berdampak negatif pada meningkatnya

BAHAN DAN METODA PENELITIAN

Penentuan Kesadahan Dalam Air

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

MAKALAH KIMIA ANALIS TITRASI IODIMETRI JURUSAN FARMASI

JURNAL PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II Teknik Isolasi Kafein dari Biji Kopi

Modul 3 Ujian Praktikum. KI2121 Dasar Dasar Kimia Analitik PENENTUAN KADAR TEMBAGA DALAM KAWAT TEMBAGA

PENGARUH SUHU TERHADAP KADAR VITAMIN C PADA PEMBUATAN TEPUNG TOMAT

ANALISA KUANTITATIF TERHADAP PROTEIN DAN ASAM AMINO

PROSIDING SEMINAR NASIONAL DUKUNGAN INOVASI TEKNOLOGI DALAM AKSELERASI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS INDUSTRIAL PEDESAAN. Malang, 13 Desember 2005

Metode titrimetri dikenal juga sebagai metode volumetri

PENENTUAN KADAR VITAMIN C METODE IODIMETRI BAB V PEMBAHASAN

KANDUNGAN VITAMIN C DAN ORGANOLEPTIK SELAI BUNGA KEMBANG SEPATU

Air dan air limbah Bagian 19: Cara uji klorida (Cl - ) dengan metode argentometri (mohr)

Faktor yang mempengaruhi kegunaan vitamin bagi tubuh. Flora Intestinal Ketersediaan (bioavailability) Pengaruh pengolahan

CH 3 COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3 COONa (aq) + H 2 O (l)

BAB III METODE PENELITIAN

KIMIA ANALITIK TITRASI ASAM-BASA

BAB V METODELOGI. 5.1 Pengujian Kinerja Alat. Produk yang dihasilkan dari alat pres hidrolik, dilakukan analisa kualitas hasil meliputi:

Transkripsi:

Laporan Praktikum ke-8 TanggalMulai : 28 November 2011 Mata kuliah Analisis Zat Gizi Mikro Tanggal Selesai :28 November 2011 PENETAPAN KADAR VITAMIN C (Metode Titrimetri) Oleh : Kelompok 4 Yudhi Adrianto Andra Vidyarini Endah Fitri Maharani Ariane Monalisa Siti Nur Fauziah Anna Febritta Intan Sari Arizki Witaradianingtias I14104004 I14104009 I14104017 I14104021 I14104022 I14104023 I14104032 Assisten Praktikum: Priskila Tommy Marcelino G PenanggungJawab Praktikum: Prof. Ir. Ahmad Sulaeman, M.S., Ph.D DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011

PENDAHULUAN Latar Belakang Menurut Pangestu (2010), Indonesia sebagai negara berkembang masalah gizi seperti kekurangan dan kelebihan vitamin C masih sangat tinggi akibat kurangnya pemahaman dan kesadaran pentingnya vitamin C untuk tubuh. Vitamin C dibutuhkan untuk pembentukkan jaringan ikat, membantu penyerapan zat besi, membantu penyembuhan luka bakar atau luka lainnya dan sebagai antioksidan. Orang dewasa dapat terjadi scurvyapabila individu tersebut hanya mengkonsumsi makanan yang mengandung daging atau teh, roti bakar, dan sayuran kalengan. Setelah beberapa bulan mengkonsumsi makanan tersebut maka akan terjadi perdarahan dibawah kulit, terutama di sekitar akar rambut, dibawah kuku jari tangan, di sekitar gusi dan di dalam persendian. Penderita akan tampak depresi, lelah dan lemah. Tekanan darah dan denyut jantung menjadi naik turun (berfluktuasi). Pemeriksaan darah dapat menunjukkan kadar vitamin C yang sangat rendah. Kebutuhan vitamin C pada pria remaja sebesar 90 mg sedangkan pada wanita remaja sebesar 75 mg. Konsumsi vitamin C berlebih dengan dosis 200-10.000 mg dapat menyebabkan common cold, skizofrenia, kanker, hiperkolesterol, aterosklerosis. Selain itu, kelebihan konsumsi vitamin C dapat menyebabkan diare, batu ginjal, perubahan siklus menstruasi pada wanita akibat konsumsi vitamin C melebihi 1000 mg/hari (Pangestu 2010). Oleh karena itu, perlu adanya uji coba kadar vitamin C untuk dapat mengatasi masalah kekurangan dan kelebihan vitamin C pada setiap kebutuhan individu. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk menetapkan kadar vitamin C di dalam fortifikasi bahan pangan adalah dengan metode titrimetri. Metode titrimetri pada prinsipnya asam askorbat yang di uji coba dapat dioksidasi oleh diklorofenol-indofenol menjadi bentuk senyawa dehidro askorbat. Metode titrimetri menggunakan titrasi yang ditandai dengan terbentuknya warna merah dari kelebihan diklorofenol-indofenol dalam keadaan suasana asam. Tujuan Tujuan dari praktikum penetapan kadar vitamin C dengan metode titrimetri ini adalah melakukan analisis vitamin C (m.titrimetri) pada berbagai bahan pangan, mempelajari penerapan metode titrimetri dalam analisis vitamin C, dan mengetahui penetapan kadar vitamin C dalam minuman.

TINJAUAN PUSTAKA Metode Titrimetri Penetapan kadar vitamin C dalam bahan pangan dapat dianalisis dengan berbagai metode, salah satunya dengan metode titrimetri. Penetapan dengan metode titrimetri merupakan penetapan dengan metode prosedur analisis kimia yang didasarkan pada pengukuran jumlah larutan titran yang bereaksi dengan analit. Larutan titran merupakan larutan yang digunakan untuk mentitrasi, biasanya digunakan suatu larutan standar. Larutan standar yaitu larutan yang telah diketahui konsentrasinya. Titrasi dilakukan dengan menambahkan sedikit demi sedikit titran ke dalam analit. Prinsip penetapan dengan metode titrimetri ialah asam askorbat dioksidasi oleh diklorofenol-indofenol menjadi senyawa dehidro askorbat. Akhir titrasi ditandai dengan terbentuknya warna merah dari kelebihan diklorofenol-indofenol (Andarwulan dan Koswara 1992).. Penetapan kadar vitamin C dalam suasana asam akan mereduksi larutan dye membentuk larutan yang tidak berwarna. Semua asam askorbat mereduksi larutan dye sedikit saja akan terlihat dengan terjadinya perubahan warna (merah jambu).metode Titrasi dengan menggunakan 2.6-dikhlrofenol indofenol atau larutan dye merupakan metode yang paling banyak digunakan untuk menentukan kadar Vitamin C dalam bahan pangan (Andarwulan dan Koswara 1992). Larutan 2.6-diklorofenol-indofenol dalam suasana netral atau basa akan berwarna biru sedang dalam suasana asam akan berwarna merah muda. Apabila 2.6-diklorofenol indofenol direduksi oleh asam askorbat maka akan menjadi tidak berwarna, dan bila semua asam askorbat sudah mereduksi 2.6- diklorofenol indofenol maka kelebihan larutan 2.6-diklorofenol indofenol sedikit saja sudah akan terlihat dengan terjadinya pewarnaan. Perhitungan perlu dilakukan standarisasi larutan dengan vitamin C standar (Sudarmadji 1989). Sifat pereduksi dari asam askorbat dapat dimanfaatkan dalam penentuan kadar vitamin C dalam sampel yaitu titrasi redoks. Penetapan vitamin C dengan metode titrimetri, larutan vitamin C yang telah dibuat kemudian diasamkan. Suasana asam mutlak diperlukan karena reaksi oksidasi larutan iod asam askorbat hanya dapat terjadi pada ph asam (Andarwulan dan Koswara 1992). Vitamin C Vitamin C adalah vitamin yang tergolong vitamin yang larut dalam air. Sumber vitamin C sebagian besar tergolong dari sayur-sayuran dan buah-

buahan terutama buah-buahan segar (Sweetman 2005).Asam askorbat atau lebih dikenal dengan nama vitamin C adalah vitamin untuk jenis primata tetapi tidak merupakan vitamin bagi hewan-hewan lain. Asam askorbat adalah suatu reduktor kuat (Winarno1997).Asam askorbat sangat mudah teroksidasi menjadi L-dehidroaskorbat yang masih mempunyai keaktifan sebagai vitamin C. Asam L- dehidroaskorbat secara kimia sangat labil dan dapat mengalami perubahan lebih lanjut menjadi asam L-diketogulat yang tidak memiliki keaktifan vitamin C lagi (Winarno dan Aman 1981). Angka Kecukupan Gizi (AKG) perorang perhari pada laki-laki (16-65 tahun) adalah sebesar 90 mg, perempuan (16-65 tahun) 75 mg, ibu hamil +10 mg, dan ibu menyusui +25 mg (WNPG 2004).Kadar vitamin C yang tertera dalam Nutrition Fact Mr Jussie Guava adalah sebesar 50%, Buavita Manggo 65%, Mr Jussie Jeruk 50%, Buavita Guava 55%, Buavita Orange 75% dan Mr Jussie Orange dan Susu 50%. Kadar vitamin C buah segar jambu biji lebih besar daripada jeruk dan mangga (Parimin 2007).Menurut BPOM (2003), kadar vitamin C dalam Angka Kecukupan Gizi untuk acuan pelabelan pangan umum adalah sebesar 60 mg.menurut SNI 01-3722-1995 syarat mutu minuman rasa jeruk itu minimal 300 mg/100 g. Sifat Vitamin C Vitamin C adalah kristal putih yang mudah larut didalam air. Dalam keadaaan kering vitamin C cukup stabil, tetapi dalam keadaan larut, vitamin mudah rusak karena bersentuhan dengan udara (teroksidasi) terutama bila terkena panas. Oksidasi dipercepat dengan adanya tembaga dan besi. Vitamin C tidak stabil dalam larutan alkali, tetapi cukup stabil dalam larutan asam. Vitamin C sukar larut dalam chloroform, ether, dan benzene. Vitamin C lebih stabil pada ph rendah daripada ph tinggi(almatsier 2004). Vitamin C sangat mudah dirusak oleh pemanasan, karena ia mudah dioksidasi. Vitamin C dapat hilang karena halhal seperti, pemanasan yang menyebabkan rusak atau perubahan struktur, adanya alkali atau suasana basa selama pengolahan, dan membuka tempat berisi vitamin C karena oleh udara akanterjadi oksidasi yang tidak reversible. Vitamin C mudah teroksidasi dan proses tersebut dipercepat oleh panas, sinar atau enzim oksidasi, serta oleh katalis lembaga dan besi. Oksidasi akan terhambat bila vitamin C dibiarkan dalam keadaan asam atau suhu rendah (Almatsier 2004).

METODOLOGI Waktu dan Tempat Kegiatan pengamatan dan pengambilan data dari praktikum penetapan kadar vitamin C secara metode titrimetri dilakukan pada hari Senin tanggal 28 November 2011 pukul 09.00-12.00 WIB di Laboratorium Kimia dan Analisis Makanan Lantai 2 Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor. Bahan dan Alat Alat-alat yang digunakan selama praktikum yaitu labu takar, erlenmeyer, pipet 10 ml dan batang pengaduk. Bahan yang digunakan selama praktikum yaitu sampel minuman Buavita Guava, larutan dye, asam oksalat, larutan diklorofenol-indofenol, dan larutan standar vitamin C. Prosedur Percobaan Penetapan kadar vitamin C secarametodetitrimetrimemerlukantahapanpenetapanstandar vitamin C dancontoh.carakerja proses penetapanstandar vitamin C dapat dillihat pada Gambar 1. Disiapkan 5 gram vitamin C murni Ditambahkan 5 gram asam oksalat Ditambahkan H 2 O sampai tanda tera lalu dikocok Dititrasi dengan pipet 10 ml dan larutan dye hingga stabil selama 15 menit Gambar 1 Prosedur kerja penetapan standar vitamin C metode titrimetri Selain penetapan standar vitamin C, adapun proses kerja penetapan sampel atau contoh sebagai berikut: Disiapkan 5 gram contoh Ditambahkan H 2 O sampai tanda tera lalu dikocok Disaring jika perlu dan larutan contoh tidak larut Dititrasi dengan pipet 10 ml dan laruran dye hingga stabil selama 15 menit

Gambar 2Prosedur kerja penetapan contoh kadar vitamin C dengan metode titrimetri HASIL DAN PEMBAHASAN Vitamin C merupakan vitamin yang mudahrusak, vitamin inidapatterbentuksebagaiasam L-askorbatdanasam L-dehidroaskorbat.Vitamin inibanyakdisintesissecaraalamibaikdarihewan, air.vitamin tanamandanmudahlarutdalam dapatdiserapcepatdarialatpencernaandanmasukkedalamsalurandarahdialirkanke seluruhtubuh.secara umum tubuhmenyimpan vitamin C dapatsangatsedikit. Kelebihannya di buangmelaluiurin.vitamin C mudahteroksidasiolehsinarmatahari, vitamin C tereduksiberbentukasamaskorbat.apabilaterpaparsinarmatahari (UV) secaralangsungakanterjadi proses oksidasifotolisis yang mengubahasamaskorbattereduksimenjadidehidroaskorbat (Guthrie 1983). Penetapan kadar vitamin C dalam bahan pangan dapat di analisis dengan berbagai metode, salah satunya dengan metode titrimetri. Penetapan dengan metode titrimetri merupakan penetapan dengan metode prosedur analisis kimia yang didasarkan pada pengukuran jumlah larutan titran yang bereaksi dengan analit. Larutan titran merupakan larutan yang digunakan untuk mentitrasi, biasanya digunakan suatu larutan standar. Larutan standar yaitu larutan yang telah diketahui konsentrasinya. Titrasi dilakukan dengan menambahkan sedikit demi sedikit titran ke dalam analit (Andarwulan dan Koswara 1992). Prinsip penetapan dengan metode titrimetri ialah asam askorbat dioksidasi oleh diklorofenol-indofenol menjadi senyawa dehidro askorbat. Akhir titrasi ditandai dengan terbentuknya warna merah dari kelebihan diklorofenol-indofenol. Prosedurpenetapankadar vitamin C denganmetodetitrimetri yang dilakukanpertama kali adalahsampelminuman sari buah digunakan 5 gram yang ditambahkandenganasamoksalatdandilarutkandalamlabutakar 100 ml. Larutantersebutdigunakan 10 ml untuk proses titrasidenganlarutan dye. Larutan 2.6-diklorofenol indofenoldalamsuasananetralataubasaakanberwarnabirusedangdalamsuasanaas amakanberwarnamerahmuda. Apabila 2.6-diklorofenol indofenoldireduksiolehasamaskorbatmakaakanmenjaditidakberwarna, danbilasemuaasamaskorbatsudahmereduksi indofenolmakakelebihanlarutan indofenolsedikitsajasudahakanterlihatdenganterjadinyapewarnaan. C 2.6-diklorofenol 2.6-diklorofenol

Untukperhitunganmakaperludilakukanstandarisasilarutandengan vitamin C standar (Sudarmadji 1989). Penetapan kadar vitamin C dalam praktikum ini menggunakan metode titrimetri secara duplo. Metode ini menggunakan larutan dye sebagai titrat dan larutan sampel sebagai titran. Sampel yang digunakan dalam praktikum ini minuman sari buah kemasan, yaitu buavita dan Mr.Jussie dengan berbagai rasa yaitu guava dan jeruk. Adapun hasil titrasi dan perhitungan kadar vitamin C dari sampel dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel1 Kadar vitamin C Sampel Mr. Juisse guava BuavitaMangga Mr.Juissejeruk Buavita Guava Buavitajeruk Mr.Juissejeruk+susu Kadar vitamin C (mg/100g) 77.84 87.59 122.39 144.52 79.33 22.28 Berdasarkan Tabel 1, diketahui kadar vitamin C dalam sampel berkisar antara 22.28 mg/100 g hingga 144.52 mg/100 g, yaitu Mr. Juisse guava sebesar 77.84 mg/100g, Buavita mangga sebesar 87.59 mg/100g, Mr.Juisse jeruk sebesar 122.39 mg/100g, Buavita guava sebesar 144.52 mg/100g, Buavita jeruk sebesar 79.33 mg/100g dan Mr.Juisse jeruk dan susu sebesar 22.28 mg/100g. Kadar vitamin C tertinggi terdapat dalam buavita guava, yaitu 144.52 mg/100 g dan yang terendah terdapat pada Mr.Juisse rasa jeruk dan susu yaitu 22.28 mg/100g.dapat disimpulkan, semakin kecil volume titrasi dengan larutan dye maka semakin kecil kadar vitamin C dalam 100 ml sampel yang digunakan. Angka Kecukupan Gizi (AKG) per orang per hari pada laki-laki (16-65 tahun) adalah sebesar 90 mg, perempuan (16-65 tahun) 75 mg, ibu hamil +10 mg, dan ibu menyusui +25 mg (WNPG 2004). Kadar vitamin C yang tertera dalam nutrition fact Mr Jussie guava adalah sebesar 50% dari AKG, Buavita mango 65% dari AKG, Mr Jussie jeruk adalah sebesar 50% dari AKG, Buavita guava 55% dari AKG, Buavita jeruk 75% dari AKG dan Mr Jussie jeruk dan Susu 50% dari AKG. Perbandingan antara sampel AKG dengan hasil percobaan dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel2Perbandingankadarvitamin C Mr. Juisse guava BuavitaMangga Mr.Juissejeruk Buavita Guava Buavitajeruk Sampel Vitamin C berdasarkan AKG (mg/100 g) 39.6 47.8 39.4 40.0 56.3

Mr.Juissejeruk+susu 39.3 Berdasarkan Tabel 2, kadar vitamin C dalam minuman kemasan melebihi kebutuhan vitamin C per hari, yaitu 90 mg pada laki-laki dan 50 mg pada perempuan. Kadar vitamin C dari sampel berkisar antara 39.3 mg/100g hingga 56.3 mg/100g. Kadar vitamin C tertinggi terdapat pada buavita jeruk sebesar 56.3 mg/100g dan kadar vitamin C terkecil terdapat pada Mr.Juisse jeruk+susu sebesar 39.3 mg/100g. Kadar vitamin C yang paling mendekati dari AKG terdapat pada buavita jeruk sebesar 56.3 mg/100g. Berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) 01-3722-1995, syarat mutu minuman kemasan jeruk memiliki komposisi vitamin C minimal 300 mg/100g. Berdasarkan syarat mutu dari SNI, seluruh sampel minuman kemasan yang dianalisis vitamin C tidak memenuhi syarat mutu dari SNI karena kadar vitamin C dibawah 300 mg/100g.hal ini diduga karena kemasan dari minuman kemasan yang digunakan berupa kemasan kecil, yaitu 125 ml untuk sampel buavita dan 110 ml untuk sampel Mr.Juisse. Menurut BPOM (2003), kadar vitamin C dalam Angka Kecukupan Gizi untuk acuan pelabelan pangan umum adalah sebesar 60 mg. Apabila dibandingkan denganhasil praktikum, sampel yang palling mendekati AKG BPOM adalah buavita jeruk, yaitu sebesar 56.3 mg/100g.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Vitamin C merupakan vitamin yang mudah rusak. Analisis kadar vitamin C dengan menggunakan sampel minuman sari buah. Penetapan kadar vitamin C dalam bahan pangan dapat di analisis dengan berbagai metode, salah satunya dengan metode titrimetri. Penetapan kadar vitamin C menggunakan metode titrimetri. Penetapan dengan metode titrimetri merupakan penetapan dengan metode prosedur analisis kimia yang didasarkan pada pengukuran jumlah larutan titran yang bereaksi dengan analit. Kadar vitamin C tertinggi terdapat dalam buavita guava dan kadar vitamin C terendah terdapat pada Mr.Juisse rasa jeruk dan susu. Hal ini menunjukkan bahwa semakin kecil volume titrasi dengan larutan dye maka semakin kecil kadar vitamin C dalam 100 ml sampel yang digunakan. Berdasarkan syarat mutu dari SNI, seluruh sampel minuman kemasan yang dianalisis vitamin C tidak memenuhi syarat mutu dari SNI. Sedangkan, sampel yang palling mendekati AKG BPOM adalah buavita jeruk. Saran Sebaiknya praktikan yang bertugas lebih teliti dan akurasi dalam mengukur, menitrasi serta menghitung kadar vitamin C yang terdapat pada sampel agar tidak terjadi kesalahan dan deviasi dalam uji coba pada praktikum berikutnya.

DAFTAR PUSTAKA Almatsier S. 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka. Andarwulan N, Koswara S. 1992. Kimia Vitamin. Jakarta: Rajawali. [BPOM] Badan Pengawas Obat dan Makanan. 2003. Angka kecukupan giziuntuk acuan pelabelan pangan umum. Jakarta: BPOM. Guthrie.1983. Introductory Nutrtion. USA : The CV. Mosby Company. Pengestu Y. 2010. Kekurangan dan kelebihan vitamin C.http://www.mru.fk.ui.ac.id// [29 November 2011] Parimin. 2007. Jambu Biji: Budidaya dan Ragam Pemanfataannya. Jakarta: Penebar Swadaya. Sudarmadji S. 1989. Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. Edisi I. Yogyakarta: Liberty. Sweetman SC. 2005. Martindale: The Complete Drug Reference, 34 th ed.london, UK : Pharmaceutical Press. Winarno FG. 1997. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Winarno RG, Aman. 1981. Fisiologi Lepas Panen. Jakarta: Penerbit SastraHudaya.

LAMPIRAN Lampiran 1 Perhitungan penetapan kadar vitamin C Tabel3 Volume titrasidankadar vitamin C Sampel Mr. Juisse guava BuavitaMangga Mr.Juissejeruk Buavita Guava Buavitajeruk Mr.Juissejeruk+susu Beratsampel 5.036 5.1147 5.0332 5.0372 5.0121 5.0261 VolumetitrasiLar dye 1 2 3.5 3.5 4.7 3.3 7.0 4.0 7.5 5.5 3.2 3.9 1.0 1.0 Berat Jenis Sample 1.032 0.980 1.038 0.990 0.960 1.0405 Kadar vitamin C (mg/100g) 77.84 87.59 122.39 144.52 79.33 22.28 Rumus Perhitungan: E (ekivalen) = Kadar vitamin C (mg/100g) =! Cara Perhitungan: Buavita Guava E (ekivalen) = " #.%& = 0.112 Kadar vitamin C (mg/100g) % AKG = && 90./125ml = 6.5 0.112 10 &.'%" = 144.5 mg/100 g = 49,5 2 125 Beratjenis = 3 4 0.99 = 3 = 123.75 ml "& = "',%& 49.5 = 40 mg/100 g

Lampiran 2. Dokumentasi hasil praktikum Gambar 3 Sampel Vitamin C Gambar 4 Sampel ditimbang Gambar 5 Larutan Dye Gambar 6 Titrasi