KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BAB III

dokumen-dokumen yang mirip
PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG. LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN Desember 2015 dan 2014

BAB III KEBIJAKAN UMUM DAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

REPUBLIK INDONESIA SURVEI STATISTIK KEUANGAN PEMERINTAH PROVINSI ( APBD 2013 ) PERHATIAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

LAPORAN REALISASI ANGGARAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2014

SURVEI STATISTIK KEUANGAN PEMERINTAH KABUPATEN / KOTA ( REALISASI APBD 2014 )

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

REPUBLIK INDONESIA SURVEI STATISTIK KEUANGAN PEMERINTAH KABUPATEN / KOTA ( REALISASI APBD 2012 ) PERHATIAN

DATA ISIAN SIPD TAHUN 2017 BPPKAD KABUPATEN BANJARNEGARA PERIODE 1 JANUARI SAMPAI DENGAN 8 JUNI 2017

CAPAIAN KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH TAHUN

APBD KABUPATEN GARUT TAHUN ANGGARAN ) Target dan Realisasi Pendapatan

PROVINSI JAWA TENGAH

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

SURVEI STATISTIK KEUANGAN PEMERINTAH KABUPATEN / KOTA ( APBD 2015 )

SURVEI STATISTIK KEUANGAN PEMERINTAH PROVINSI ( APBD 2015 )

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

5.1. KINERJA KEUANGAN MASA LALU

RPJMD Kota Pekanbaru Tahun

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN (REVISI) GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN REALISASI ANGGARAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2014

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

RINCIAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PROGRAM, KEGIATAN, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

Hubungan Keuangan antara Pemerintah Daerah-Pusat. Marlan Hutahaean

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP), pengertian belanja modal

PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR DINAS PENDAPATAN DAERAH BULAN : JANUARI T.A 2015 LAPORAN REALISASI ANGGARAN

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK) Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu Tahun 2015

BAB III PENGELOLAAN KEUANGAN DAN KERANGKA PENDANAAN

LANDASAN TEORI Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 21 tahun 2011 tentang

BAB V PENJELASAN POS-POS LAPORAN KEUANGAN SKPD

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BATU NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2017

BAB 3 GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

BAB V ARAH KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Grafik 5.1. Realisasi Pendapatan Daerah Provinsi Kaltara Tahun Anggaran Sumber: Hasil Olahan, 2016

GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BAB - III Kinerja Keuangan Masa Lalu

PENGANTAR. Djoko Sartono, SH, M.Si Laporan Keuangan Kabupaten Sidoarjo

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3851); Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN. Keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melancarkan jalannya roda pemerintahan. Oleh karena itu tiap-tiap daerah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BUPATI DUS BUPATI KUDUS PROVINSI JAWA TENGAH

1. Target dan Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Tahun Anggaran Anggaran Setelah

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN DINAS PERHUBUNGAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DINAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAN KEKAYAAN DAERAH URAIAN

PROVINSI JAWA TENGAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENJABARAN PERUBAHAN APBD

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

RPJMD KABUPATEN LINGGA BAB 3 - GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

LAPORAN KEUANGAN BERBASIS AKRUAL SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN MUKOMUKO CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN

BAGAN AKUN STANDAR. BAS merupakan tools untuk mengsinkronkan proses perencanaan, penganggaran dengan proses akuntansi dan pelaporan terutama berguna

BAB 3 GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

PROVINSI JAWA TENGAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan oleh Pemda untuk melaksanakan wewenang dan tanggung jawab

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB 3 GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN Kinerja Keuangan Masa Lalu

PEMERINTAH KABUPATEN JOMBANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN

BAB III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan

PEMERINTAH KOTA SURABAYA RINCIAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT RINGKASAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN TAHUN ANGGARAN 2013

KODE REKENING BELANJA DAERAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Anggaran Belanja Pemeliharaan

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut M. Suparmoko (2001: 18) otonomi daerah adalah kewenangan daerah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. memberikan kesempatan serta keleluasaan kepada daerah untuk menggali

BUPATI KUDUS PROVINSI JAWA TENGAH

LAPORAN REALISASI ANGGARAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2014

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

Bab III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah Dan Kerangka Pendanaan

NOTA KESEPAKATAN PEMERINTAH KABUPATEN TANAH DATAR DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Pengelolaan Keuangan Daerah menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri

BAB I PENDAHULUAN. ditinggalkan karena dianggap tidak menghargai kaidah-kaidah demokrasi. Era reformasi

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 22 TAHUN 2012 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2013

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi. mendasari otonomi daerah adalah sebagai berikut:

BUPATI JOMBANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI JOMBANG NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG PENJABARAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN Kinerja Keuangan Masa lalu

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

LAPORAN KEUANGAN POKOK. PEMERINTAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NERACA AUDITED Per 31 Desember 2008 dan 2007

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

Transkripsi:

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH Pengelolaan keuangan daerah sebagaimana Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang diikuti dengan Undang Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah merupakan suatu subsistem dari sistem pengelolaan keuangan negara dan merupakan elemen pokok dalam penyelenggaraanpemerintahan daerah. Pengelolaan Keuangan Daerah merupakan suatu rangkaian siklus Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang pelaksanaannya dimulai dari perencanaan dan penganggaran, pelaksanaan dan penatausahaan, pengawasan/pemeriksaan sampai dengan pertanggungjawaban keuangan daerah yang ditetapkan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan. Secara operasional APBD merupakan alat untuk mengukur kemampuan potensi dan sebagai alat alokasi dana/pembiayaan untuk berbagai program dan kegiatan yang ditetapkan berdasarkan aspirasi masyarakat yang dilaksanakan oleh unit kerja daerah dalam menjalankan tugas dan fungsi pemerintahan. Dalam Tahun Anggaran penyusunan APBD Kabupaten Barru Tahun Anggaran telah dilaksanakan dan ditetapkan tepat waktu dengan Peraturan Daerah Kabupaten Barru Nomor 15 Tahun tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Barru tahun Anggaran. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah, Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah yang secara teknis mengacu kepada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 jo Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 sebagaimana telah dirubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, yang menyatakan bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) merupakan dasar pengelolaan keuangan daerah dalam masa 1 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Tahun Anggaran Page 44

(satu) tahun anggaran, yang terdiri atas Pendapatan Daerah, Belanja Daerah dan Pembiayaan Daerah. Setiap daerah yang otonom memiliki kewenangan yang didasarkan pada prinsip otonomi dalam wujud otonomi yang luas, nyata dan bertanggung jawab, serta azas tugas pembantuan yang merupakan penugasan dari Pemerintah Provinsi untuk melaksanakan sebagian urusan pemerintahan. Hal ini bermakna bahwa daerah diberikan keleluasaan dalam menjalankan tugas kepemerintahan dan pembangunan secara bertanggung jawab dengan melihat kondisi dan potensi lokalnya. Sehubungan dengan hal tersebut, penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah menjadi tahapan yang sangat krusial dalam memulai roda pemerintahan dan pembangunan setiap tahunnya untuk mewujudkan pelayanan kepada masyarakat dengan lebih baik melalui perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, pengendalian dan evaluasi pembangunan. Dalam hal pengelolaan keuangan daerah, dapat dirinci atas pengelolaan pendapatan, belanja dan pembiayaan. A. Pengelolaan Pendapatan Daerah Pendapatan Daerah menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 pasal 23 adalah semua penerimaan uang melalui rekening kas umum daerah yang menambah ekuitas dana, yang merupakan hak daerah dalam satu tahun anggaran dan tidak perlu dibayar kembali oleh daerah. Pendapatan daerah meliputi semua penerimaan uang melalui kas umum daerah yang menambah ekuitas dana lancar sebagai hak pemerintah daerah dalam satu tahun anggaran. Seluruh pendapatan daerah dianggarkan dalam APBD secara bruto, dalam pengertian bahwa jumlah pendapatan yang dianggarkan tidak boleh dikurangi dengan belanja yang digunakan untuk menghasilkan pendapatan dan/atau dikurangi dengan bagi hasil. Pendapatan daerah merupakan perkiraan terukur secara rasional yang dapat dicapai untuk setiap sumber pendapatan. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, selanjutnya disingkat APBD adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh pemerintah daerah dan DPRD, yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah. Dalam pelaksanaannya keuangan daerah dikelola secara tertib, taat pada peraturan perundang- Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Tahun Anggaran 45

undangan, efektif, efisien, transparan, dan akuntabel dengan memperhatikan azas keadilan, kepatutan,dan manfaat untuk masyarakat. Pengelolaan Pendapatan Daerah harus dilakukan secara cermat, tepat dan hatihati. Pemerintah Daerah dituntut untuk mampu menciptakan suatu perangkat yang dapat menjamin seluruh penerimaan Daerah dapat terkumpul, diterima di kas Daerah dan dicatat sesuai sistem akuntansi pemerintah Daerah. Dalam pengelolaan anggaran pendapatan daerah harus diperhatikan upaya untuk peningkatan pendapatan pajak dan retribusi daerah tanpa harus menambah beban bagi masyarakat. Pendapatan daerah dalam struktur APBD masih merupakan elemen yang cukup penting peranannya baik untuk mendukung penyelenggaraan pemerintahan maupun pemberian pelayanan kepada publik. Untuk mewujudkan peningkatan pendapatan daerah, kebijakan pengelolaan pendapatan daerah diarahkan untuk: Melakukan review atas peraturan perundangan yang berkaitan dengan pendapatan asli daerah, khususnya terkait dengan teknis operasional di lapangan; Meningkatkan koordinasi internal dan antar instansi pengelola pendapatan; Mengadakan kajian untuk meningkatkan pendapatan melalui peningkatan pajak, retribusi,dan upaya pelayanan dan pembenahan regulasi yang bertujuan untuk meningkatkan kegiatan sektor swasta; Melakukan perbaikan administrasi penerimaan pendapatan dan belanja Daerah (revenue and spending administration); Mengoptimalkan penerimaan Dana Bagi Hasil Dari Pajak Dan Bukan Pajak. A.1. Intensifikasi dan Ekstensifikasi Pendapatan Daerah Secara umum intensifikasi dan ekstensifikasi pendapatan daerah dapat diartikan sebagai suatu upaya untuk meningkatkan pendapatan daerah dan mencari sumber sumber pendapatan baru guna meningkatkan kemampuan keuangan daerah. Dengan demikian maka pengelolaan pendapatan daerah pada tahun dilakukan seefisien mungkin agar dapat memenuhi kebutuhan dalam kerangka penyelenggaraan pemerintahan daerah, percepatan pembangunan, dan meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Walaupun disadari bahwa hingga saat ini kemandirian keuangan daerah Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Tahun Anggaran 46

khususnya kapasitas fiskal pemerintah daerah masih relatif terbatas, sehingga ada beberapa kegiatan yang perlu ditunda, karena keterbatasan kemampuan keuangan. Sehubungan dengan hal tersebut, maka diperlukan kerja keras dalam hal intensifikasi pendapatan asli daerah dengan beberapa upaya antara lain penyederhanaan berbagai jenis dan prosedur administrasi perijinan, penetapan tarif retribusi daerah, dan pajak daerah. Dengan adanya upaya ini diharapkan dapat memberikan dorongan kepada masyarakat dalam memenuhi kewajibannya tanpa menimbulkan dampak lainnya misalnya ekonomi biaya tinggi (high cost economy). Upaya lainnya juga dilakukan untuk menciptakan iklim usaha yang sehat bagi parapengusaha dan pelaku dunia usaha lainnya, antara lain melalui rasionalisasi jenis pungutan, penyempurnaan struktur tarif, dan penyusunan standar operasional pelayanan dalam bentuk penyederhanaan prosedur perijinan dan kepastian waktu penyelesaian. Intensifikasi pengelolaan Pendapatan Daerah dilakukan dengan kegiatan penekanan pada peningkatan intensitas pemungutan PAD melalui pendekatan persuasif dan edukatif kepada wajib pajak dan retribusi daerah, baik dalam bentuk pemungutan pajak dan retribusi terhutang pada tahun berjalan, serta tunggakan tahun yang lalu. Sedangkan untuk meningkatkan kesadaran para wajib pajak dan retribusi mematuhi kewajibannya membayar pajak, juga telah diadakan pembinaan secara rutin oleh para petugas pungut dari dinas teknis pengelola PAD pada saat melakukan pemungutan/penagihan pajak. Dalam rangka pemanfaatan potensi daerah untuk optimalisasi pendapatan, maka kebijakan Pemerintah daerah dalam rangka intensifikasi pendapatan daerah antara lain: a) Melakukan perubahan prosedur dan tata kerja terhadap pemungutan, pajak, maupun retribusi daerah antara lain dengan melaksanakan intensifikasi dan ekstensifikasi pola pungutan sesuai dengan perubahan dan dinamika perkembangan perekonomian masyarakat yang berorientasi pada pengoptimalan perolehan pendapatan tanpa mengesampingkan peningkatan pelayanan kepada obyek pajak atau retribusi daerah; b) Melakukan pendataan potensi pendapatan asli daerah, khususnya yang terkait dengan pajak bumi dan bangunan, retribusi parkir, retribusi pelayanan kebersihan; c) Memperbaiki/menyesuaikan aspek ketatalaksanaan, baik administrasi maupun operasional; Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Tahun Anggaran 47

d) Meningkatkan sosialisasi kepada wajib pajak dan wajib pajak retribusi; e) Menaikkan pendapatan dari pajak dan retribusi Daerah melalui peningkatan self assesment pajak, pencarian obyek pajak/ retribusi, dan meminimalisir tingkat kebocoran; f) Membuat database dan pemetaan data tentang potensi pendapatan daerah sebagai data dasar penghitungan PAD; g) Meningkatkan efisiensi dan efektifitas pemungutan dan penerimaan pendapatan daerah melalui perbaikan sistem dan prosedur serta perbaikan administrasi; h) Peningkatan koordinasi dan konsultasi pada pemerintah Pusat dan Propinsi dalam rangka peningkatan bagi hasil dan dana perimbangan keuangan dari pemerintah tingkat atas. A.2. Target Dan Realisasi pendapatan Penerimaan pendapatan daerah terdiri atas Pendapatan Asli Daerah, Pendapatan Transfer/Dana Perimbangan dan Lain-lain Pendapatan yang Sah, baik yang bersumber dari Pemerintah Provinsi maupun Pemerintah Pusat. Adapun target dan realisasi Pendapatan Daerah pada Tahun Anggaran dapat dilihat pada tabel berikut: T A B E L 22 REALISASI PENDAPATAN DAERAH TAHUN ANGGARAN NO. URUT URAIAN ANGGARAN SETELAH PERUBAHAN JUMLAH (Rp) REALISASI () 1 PENDAPATAN 929,286,658,190.91 937,173,698,121.30 100.85 1.1 PENDAPATAN ASLI DAERAH 66,747,068,173.91 74,239,999,181.94 111.23 1.1.1 Pendapatan Pajak Daerah 7,865,000,000.00 10,431,865,936.08 132.64 1.1.2 Hasil Retribusi Daerah 22,489,061,480.00 22,841,726,556.00 101.57 1.1.3 1.1.4 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah 7,142,064,625.90 7,132,064,625.90 99.86 29,250,942,068.01 33,834,342,063.96 115.67 1.2 DANA PERIMBANGAN 686,016,714,000.00 680,800,537,030.00 99.24 1.2.1 Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak 20,523,294,000.00 15,307,117,030.00 74.58 1.2.2 Dana Alokasi Umum 488,014,810,000.00 488,014,810,000.00 100.00 1.2.3 Dana Alokasi Khusus 177,478,610,000.00 177,478,610,000.00 100.00 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Tahun Anggaran 48

1.3 LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH 176,522,876,017.00 182,133,161,909.36 103.18 1.3.1 Pendapatan Hibah 4,822,071,000.00 4,822,071,000.00 100.00 1.3.3 Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya 25,696,045,977.00 31,816,680,109.36 123.82 1.3.4 1.3.5 Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya 138,025,150,000.00 138,025,150,000.00 100.00 7,979,609,040.00 7,469,260,800.00 93.60 Dari Tabel tersebut diatas, dapat dijelaskan sebagai berikut : A.2.1. Pendapatan Daerah Realisasi pendapatan daerah tahun sebesar Rp. 937,173,698,121.30 dari target Rp. 929,286,658,190.91 atau sebesar 100.85 persen. Dari total realisasi pendapatan daerah tersebut, 72,64 persen berasal dari dana perimbangan yang terdiri dari 1) Dana Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak; Dana Alokasi Umum; Dana Alokasi Khusus). Sementara Lain-Lain Pendapatan yang Sah mencapai 19,43 persen dan Pendapatan Asli Daerah mencapai 7,92 persen. Rendahnya kontribusi PAD terhadap total penerimaan APBD mengindikasikan masih dominannya peranan bantuan dana dari pemerintah pusat untuk membiayai pengeluaran daerah agar tetap berkesinambungan. Ketergantungan daerah yang tinggi terhadap pusat tersebut menimbulkan kesan pelaksanaan dekonsentrasi lebih dominan bila dibandingkan dengan desentralisasi sehingga karenanya akan membuka peluang yang besar bagi pemerintah pusat melakukan intervensi dalam berbagai kebijakan pengelolaan keuangan dan pembangunan daerah. Dengan kondisi kontribusi PAD terhadap total penerimaan APBD yang masih rendah tentunya dapat menjadi suatu hambatan di dalam tanggung jawab penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan yang diharapkan. Hal ini tentunya dapat membatasi pemberdayaan masyarakat, prakarsa dan kreatifitas dan peran serta masyarakat dalam pembangunan. Meskipun demikian, berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan kontribusi pendapatan asli daerah (PAD) dalam struktur pendapatan. Hal ini ditunjukkan oleh meningkatnya kontribusi pendapatan asli daerah terhadap APBD dari Rp. 45.076.356.508,76 pada tahun menjadi Rp.74.239.999.181,94 pada tahun. Pengelolaan sumber-sumber pendapatan, terutama yang berasal dari Pendapatan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Tahun Anggaran 49

Asli Daerah (PAD) idealnya dapat menjadi sumber utama dalam menunjang penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan, dan pelayanan masyarakat (public service) dalam menuju kemandirian daerah. Penerimaan Pendapatan daerah terdiri atas Pendapatan Asli Daerah, Pendapatan Transfer/Dana Perimbangan dan Lain-lain Pendapatan Yang Sah, baik yang bersumber dari Pemerintah Propinsi maupun Pemerintah Pusat. Pada Tahun Anggaran realisasi pendapatan daerah sebesar Rp. 937,173,698,121.30 dari target Rp. 929.286.658.190,91 atau sebesar 100,855 persen. Jumlah pendapatan daerah tersebut dapat diuraikan sebagai berikut : A.2.1.1 Pendapatan Asli Daerah Realisasi penerimaan Pendapatan Asli Daerah selama Tahun Anggaran mencapai Rp. 74.276.356.508,76 dari target yang direncanakan sebesar Rp. 53.616.335.034,00 atau sebesar 84,07 persen. Realisasi tersebut diperoleh dari jenis-jenis pendapatan asli daerah sebagai berikut : - Pendapatan Pajak Daerah Rp. 10.426.140.669,08 - Pendapatan Retribusi Daerah Rp. 22.841.726.556,00 - Pendapatan Hasil Kekayaan Rp. 7.132.064.625,90 Daerah yang dipisahkan - Lain-lain PAD yang Sah Rp. 33.840.067.330,96 Untuk lebih jelasnya masing-masing jenis pendapatan asli daerah dapat diuraikan sebagai berikut : 1) Pendapatan Pajak Daerah Realisasi pendapatan pajak daerah pada Tahun Anggaran adalah sebesar Rp. 10.426.140.669,08 atau 132,56 persen dari target anggaran yang ditetapkan sebesar Rp. 7.865.000.000,00. Dibandingkan dengan tahun, realisasi pendapatan pajak daerah mengalami peningkatan sebesar 19,83 persen atau Rp. 1.725.188.836,12. Adapun jenis pajak daerah yang mengalami peningkatan realisasi antara lain Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Pajak Reklame, Penerangan Jalan dan Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C, berdasarkan tabel berikut: Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Tahun Anggaran 50

T A B E L 23 TARGET DAN REALISASI PENERIMAAN PAJAK DAERAH TAHUN No. Anggaran Setelah 1) Pajak Hotel 25.000.000,00 33.566.500,00 134,26 29.807.700,00 2) Pajak Restoran 150.000.000,00 173.260.821,00 115,51 64.516.250,00 3) Pajak Hiburan 5.000.000,00 1.260.000,00 25,2 0,00 4) Pajak Reklame 35.000.000,00 45.120.900,00 128,91 40.944.250,00 6) Pajak Penerangan jalan 2.700.000,000,00 4,007.515.288,00 148,42 3.484.444.059,00 7) Pajak Air Tanah 0,00 0,00 3.708.682.647,96 8) 9) 10) Pajak Pengambilan Bahan Galian Gol. C Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan Pajak Bumi dan Bangunan 1.500.000.000,00 2.344.062.108,08 156,27 611.701.066,00 750.000.000,00 506.011.993,00 67,46 760.855,860,00 2.700.000.000,00 3.315.343.059,00 123,00 Jumlah 7.865.000.000,00 10.426.140.669,08 132,56 8.700.951.832,96 2) Pendapatan Retribusi Daerah Realisasi Pendapatan Retribusi Daerah pada TahunAnggaran adalah sebesar Rp 22.841.726.556,00, atau 101,57 persen dari target anggaran yang ditetapkan sebesar Rp 22.489.061.480,00. Dibandingkan dengan tahun, pendapatan retribusi daerah mengalami peningkatan sebesar Rp. 6.919.423.004,00 atau 43,46 persen dari Rp. 15,922,303,552.00 menjadi Rp. 22.841.726.556,00 15,922,303,552.00 pada tahun, sebagaimana tabel berikut: T A B E L 24 TARGET DAN REALISASI PENERIMAAN RETRIBUSI DAERAH TAHUN No. 1) 2) 3) Retribusi Pelayanan Kesehatan Retribusi Pelayanan Persampahan /Kebersihan Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum Anggaran Setelah Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Tahun Anggaran 51 18.603.421.480,00 19.215.816.322,00 103.29 12.220.502.927,00 35.000.000,00 67.400.000,00 192.57 41.000.000,00 15.000.000,00 11.000.000,00 73.33 15.100.000,00 4) Retribusi Pelayanan Pasar 1.400.000.000,00 1.261.469.400,00 90,10 1.489.640.650,00

No. 5) 6) 7) 8) RetribusiPengujian Kendaraan Bermotor Retribusi Penggantian Biaya KTP dan Akte Catatan Sipil Retribusi Pelayanan Tera / Tera Ulang Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah Anggaran Setelah 90.000.000.,00 82.090.000,00 91.21 85.895.000,00 0,00 0,00 100,00 3.190.000,00 15.000.000,00 0,00 0.00 21.409.743,00 201.000.000,00 346,257.600,00 172,26 197.592.400,00 9) Retribusi Tempat Pelelangan 50.000.000,00 48.790.000,00 97.58 46.117.000,00 10) Retribusi Terminal 335.000.000,00 331.641.350,00 98.99 383.521.800,00 11) 12) 13) 12) 14) 15) Retribusi Tempat Khusus Parkir Untuk Kendaraan Penumpang dan Bis Umum Retribusi Pelayanan Kepelabuhanan RetribusiTempat Rekreasi dan Olahraga Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah Retribusi Izin Mendirikan Bangunan Retribusi Izin Gangguan/Keramaian 200.000.000,00 365.850.000,00 182,93 264.800.000,00 74.890.000,00 81.913.700,00 109.37 72.615.160,00 35.000.000,00 16.400.000,00 46.85 23.628.000,00 669.750.000,00 91.081.250,00 13.59 442.016.250,00 350.000.000,00 369.213.000,00 105.48 410.019. 600,00 200.000.000,00 202.247.950,00 19,50 102.273.650,00 16) Retribusi Izin Trayek 12.000.000,00 12.595.000,00 104.95 2.035.000,00 17) Retribusi Izin Perikanan 3.000.000,00 1.275.000,00 42.5 1.800.000,00 18) 19) Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi Retribusi Penggantian Biya Cetak Peta 200.000.000,00 334.735.984,00 167,18 96.746.372,00 0,00 1.950.000,00 100,00 2.400.000,00 Jumlah 22.489.061.480,00 22.841.726.556,00 101,56 15.922.303.552,00 3) Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan Realisasi Pendapatan Hasil Kekayaan Daerah yang Dipisahkan pada Tahun Anggaran adalah sebesar Rp. 7.132.064.625,90, atau 99,85 persen dari target anggaran yang ditetapkan sebesar Rp. 7.142.064.625,90. Dibandingkan dengan tahun, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan meningkat sebesar 31,09 persen atau Rp. 1.691.811.047,90, sebagai berikut : Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Tahun Anggaran 52

T A B E L 25 TARGET DAN REALISASI PENERIMAAN HASIL PENGELOLAAN KEKAYAAN DAERAH YANG DIPISAHKAN TAHUN No. 1) 2) Bagian Laba Perusahaan Milik Daerah Bagian Laba atas penyertaan modal/ BUMN Anggaran Setelah 10.000.000,00 0,00 0,00 0,00 7,132,064,625,90 7,132.064.625,90 100,00 5.440.253.578,00 Jumlah 7,142.064.625,90 7,132,064,625,90 99,85 5.440.253.578,00 4) Lain-lain PAD yang Sah Realisasi Lain-Lain PAD yang Sah pada Tahun Anggaran adalah sebesar Rp 33.840.067.330,96 atau 115,69 persen dari target anggaran yang ditetapkan sebesar Rp 29.250.942.068,01. Dibandingkan dengan tahun, untuk penerimaan lain-lain PAD yang sah mengalami peningkatan sebesar 125,33 persen atau Rp. 18.827.219.785,16 sesuai tabel berikut: T A B E L 26 TARGET DAN REALISASI PENERIMAAN LAIN-LAIN PENDAPATAN ASLI DAERAH YANG SAH TAHUN No. Anggaran Setelah 1) Penerimaan Jasa Giro 1.000.000.000,00 1.788.678.999,00 178,87 1,102,863,446.00 2) Pendapatan Bunga 7.615,673,.675.,01 12.075.627.667,00 158,56 9,137,656,251.00 Deposito 3) Penerimaan Lain-lain 1.004.577.500,000 4.685,818.891,60 38,49 4,472,712,291,29,00 4) Denda Keterlambatan 125.562.547,36 100,00 299,615,557,51,00 5) Penerimaan JKN 19,630,690,893,000 15,164,379,226,00 104,43 0,00 Jumlah 29,250,942,068,01 33,840,067,330,96 115,69 15,012,847,545,80 A.2.1.2 PENDAPATAN TRANSFER Realisasi Pendapatan Transfer pada Tahun Anggaran adalah sebesar Rp. 858.111.627.939,36 atau 100,05 persen dari target anggaran yang ditetapkan sebesar Rp. 857.717.519.017,00. Dibandingkan dengan tahun, Realisasi Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Tahun Anggaran 53

Pendapatan Transfer meningkat sebesar Rp. 220.586.828.674,85 atau 34,60 persen realisasi tersebut diperoleh dari jenis-jenis Pendapatan Transfer sebagai berikut: 1) Transfer Pemerintah pusat - Dana Perimbangan. No. No. (1) Realisasi Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat Dana Perimbangan pada Tahun Anggaran adalah sebesar Rp. 680.800.537.030,00 atau 99,24 persen dari target anggaran yang ditetapkan sebesar Rp. 686.016.714.000,00. Dibandingkan dengan tahun, Realisasi Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat Dana Perimbangan meningkat sebesar Rp. 140.696.160.470 atau 26,05 persen dengan rincian sebagai berikut: a. Dana Bagi Hasil Pajak Realisasi Pendapatan Dana Bagi Hasil Pajak pada Tahun Anggaran adalah sebesar Rp. 13.212.736.750,00 atau 74,91 persen dari target anggaran yang ditetapkan sebesar Rp. 17.637.034.000,00, dengan rincian sebagai berikut: T A B E L 27 TARGET DAN REALISASI DANA BAGI HASIL PAJAK TAHUN Anggaran Setelah Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Tahun Anggaran 54 (1) Bagi Hasil PBB 11.805.519.000,00 9.713.827.750,00 82,28 10.613.230.477,00 (2) Bagi Hasil Pajak Penghasilan Pribadi 5.831.515.000,00 3.498.909.000,00 60,00 4.376.758.370,00 Jumlah 17.637.034.000,00 13.212.736.750,00 74,91 14.989.988.847,00 b. Dana Bagi Hasil Bukan Pajak/Sumber Daya Alam Realisasi pendapatan Bagi Hasil Bukan Pajak/Sumber Daya Alam pada Tahun Anggaran adalah sebesar Rp. 2.094.380.280,00 atau 72,56 persen dari target anggaran yang ditetapkan sebesar Rp. 2.886.260.000,00, dengan rincian sebagai berikut: T A B E L 28 TARGET DAN REALISASI DANA BAGI HASIL BUKAN PAJAK/SUMBER DAYA ALAM TAHUN Bagi Hasil dari Provisi Sumber Daya Hutan Anggaran Setelah 532.000,00 857,401,00 62.04 4.026.317,00 (2) Bagi Hasil dari Iuran Tetap 0,00 254.135.046,00 100,00 134.346.559,00

(3) (4) (5) (6) (Land-Rent) Bagi Hasil dari Iuran Eksplorasi dan Iuran Eksploitasi (Royalti) Bagi Hasil dari Pungutan Hasil Perikanan Bagi Hasil dari Pertambangan Umum Bagi Hasil dari Pertambangan Gas Bumi 0,00 1.020.292.700,00 100,00 1.442.197.261,00 915.093.000,00 703.264.033,00 76,85 383.182.410,00 1.805.162.000,00 0,00 0,00 0,00 165.473.000,00 115.831.100,00 70,00 1.031.178,316,00 (7) Bagi Hasil Cukai Tembakau 0,00 0,00 0.00 229.021.850,00 Jumlah 2.886.260.000,00 2.094.380.280,00 72,56 3.223.952.713,00 No. c. Dana Alokasi Umum Realisasi Pendapatan Dana Alokasi Umum pada Tahun Anggaran adalah sebesar Rp. 488.014.810.000,00 atau 100,00 persen dari target anggaran yang ditetapkan sebesar Rp. 488.014.810.000,00. Dibandingkan dengan tahun, Realisasi Dana Alokasi Umum meningkat sebesar Rp. 16.879.795.000 atau 3,58 persen dengan rincian sebagai berikut: T A B E L 29 TARGET DAN REALISASI DANA ALOKASI UMUM Tahun Anggaran Setelah Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Tahun Anggaran 55 (1) Dana Alokasi Umum 488.014.810.000,00 488.014.810.000,00 100,00 471.135.015.000,00 Jumlah 488.014.810.000,00 488.014.810.000,00 100,00 471.135.015.000,00 No. (1) d. Dana Alokasi Khusus Realisasi Pendapatan Dana Alokasi Khusus pada Tahun Anggaran adalah sebesar Rp. 177.478.610.000,00 atau 100.00 persen dari target anggaran yang ditetapkan sebesar Rp. 177.478.610.000,00. Dibandingkan dengan tahun, Realisasi Dana Alokasi Khusus meningkat sebesar Rp. 126.723.190.000 atau 249,67 persen dengan rincian sebagai berikut: DAK Bidang Pekerjaan Umum T A B E L 30 TARGET DAN REALISASI PENERIMAAN DAK TAHUN Anggaran Setelah 0 0 0 12.696.350.000,00 (2) DAK Bidang Kesehatan 37.620.400.000,00 37.620.400.000,00 100,00 5.853.440.000,00

(3) DAK Bidang Pendidikan 15.680.460.000,00 15.680.460.000,00 100,00 16.714.910.000,00 (4) DAK Bidang Perikanan dan Kelautan 4.882.350.000,00 4.882.350.000,00 100,00 3.890.230.000,00 (5) DAK Bidang Pertanian 18.370.050.000,00 18.370.050.000,00 100,00 5.175.230.000,00 (6) DAK Bidang Lingkungan Hidup 964.160.000,00 964.160.000,00 100,00 904.900.000,00 (7) DAK Bidang Kehutanan 1.313.570.000,00 1.313.570.000,00 100,00 1.439.260.000,00 (8) DAK Keluarga Berencana 1.137.380.000,00 1.137,380.000,00 100,00 804.150.000,00 (9) DAK Energi Pedesaan 3.753.160.000,00 3.753.160.000,00 100,00 2.843.050.000,00 (10) DAK Keselamatan Transportasi 621.790.000,00 621.790.000,00 100,00 433.900.000,00 (11) DAK Bidang Air Minum 1.705.810.000,00 1.705.810.000,00 100,00 0 (12) (13) (14) (15) (16) DAK Prasarana Pemerintahan Daerah DAK Bidang Perdagangan DAK Bidang Infrastruktur Jalan DAK Bidang Infrastruktur irigasi DAK Bidang Infrastruktur Sanitasi 2.080.860.000,00 2.080.860.000,00 100,00 0 11.063.100.000,00 11.063.100.000 100,00 0 23.550.060.000,00 23.550.060.000,00 100,00 0 52.848.540.000,00 52.848.540.000,00 100,00 0 1.886.920.000,00 1.886.920.000,00 100,00 0 Jumlah 177.478.610.000,00 177.478.610.000,00 100,00 50.755.420.000,00 2) Transfer Pemerintah Pusat Lainnya No. Realisasi Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat Anggaran adalah sebesar Rp. 138.025.150.000,00 atau 100,00 Lainnya pada Tahun persen dari target anggaran yang ditetapkan sebesar Rp 138.025.150.100,00. Dibandingkan dengan tahun, Realisasi Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat Lainnya meningkat sebesar Rp. 69.474.733.000 atau 101,35 persen dengan rincian sebagai berikut: T A B E L 31 TARGET DAN REALISASI TRANSFER PEMERINTAH PUSAT LAINNYA TAHUN a) Dana Penyesuaian (1) (2) Dana Tunjangan Profesi Dana Tunjangan Guru Anggaran Setelah Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Tahun Anggaran 56 103.350.311.000,00 103.350.311.000,00 100,00 67.264.917.000,00 1.403.400.000,00 1.403.400.000 100,00 1.285.500.,00 (3) Dana Insentif Daerah 21.003.169.000,00 21.003.169.000,00 100,00 0 (4) Dana Desa 12.268.270.000.00 12.268.270.000,00 100,00 0 Jumlah 138.025.150.000,00 138.025.150.000,00 100,00 68.550.417.000,00

3) Transfer Pemerintah Provinsi Realisasi Pendapatan Transfer Pemerintah Provinsi pada Tahun Anggaran adalah sebesar Rp. 31.816.680.109,36 atau 123,86 persen dari target anggaran yang ditetapkan sebesar Rp. 25.696.045.977,00. Dibandingkan dengan tahun, Realisasi Pendapatan Transfer Pemerintah Provinsi meningkat sebesar Rp. 2.946.674.404,85 atau 10,21 persen dengan rincian sebagai berikut: a. Pendapatan Bagi Hasil Pajak Realisasi Pendapatan Bagi Hasil Pajak pada Tahun Anggaran adalah sebesar Rp. 31.816.680.109,36 atau 123,86 persen dari target anggaran yang ditetapkan sebesar Rp. 25.696.045.977,00. Dibandingkan dengan tahun Bagi Hasil Pajak mengalami peningkatan sebesar Rp. 2.946.674.405,35 atau 10,21 persen. Dari jumlah realisasi tersebut diperoleh dari jenis-jenis Pendapatan Bagi Hasil Pajak dari Propinsi sebagai berikut : T A B E L 32 TARGET DAN REALISASI PENERIMAAN DANA BAGI HASIL PAJAK DARI PROVINSI TAHUN No. (1) (2) (3) (4) Bagi Hasil dari Pajak Kendaraan Bermotor Bagi hasil dari Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor Bagi Hasil dari Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor Bagi Hasil dari Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah Anggaran Setelah Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Tahun Anggaran 57 4.800.000.000,00 5.571.637.161,00 116,08 5.282.611.820,07 6.000.000.000,00 6.190.310.377,00 103,17 7.426.807.294,50 9.000.000.000,00 12.084.944.558,00 134,28 11.952.875.372,06 45.000.000,00 58.323.995,00 162,01 63.362.595,53 (6) Pajak Rokok 5.492.619.299,00 7.625.958.018,36 138,84 4.144.348.622,35 (7) Cukai Tembakau 358.426.678.00 285.506.000,00 0.79 0 Jumlah 25.696.045.977,00 31.816.680.109,86 123,30 28.870.005.704,51 b. Lain-Lain Pendapatan Yang Sah Realisasi Lain-Lain Pendapatan yang Sah pada Tahun Anggaran adalah sebesar Rp. 7.469.260.800,00 atau 93,60 persen dari target anggaran yang ditetapkan sebesar Rp 7.979.609.040,00, dengan rincian sebagai berikut :

T A B E L 33 TARGET DAN REALISASI LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH TAHUN No. I Bantuan Keuangan Provinsi Terdiri atas: Anggaran Setelah 7.979,609,040 7.469.260.800,00 93,6 9.989.651.760,00 1) Bantuan Pendidikan Gratis 4.666.012.800,00 4.666.012.800,00 100,00 7.203.405.360,00 2) Bantuan Kesehatan Gratis 2,803.248,000,00. 2.803.248,000,00 100,00 2.786.246.400,00 (3) Bantuan Keuangan 510,348,240 0 0 0 Jumlah 7.979.609.040,00 7.496.260.800,00 93,94 11.496.898.285,00 B. Kebijakan Belanja Daerah Belanja Daerah disusun untuk mendanai pelaksanaan urusan pemerintahan daerah yang terdiri urusan wajib dan urusan pilihan. Penyusunan belanja untuk pelaksanaan urusan wajib dimaksud berdasarkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang telah ditetapkan. Pemerintah daerah menetapkan target capaian kinerja setiap belanja, baik dalam konteks daerah, satuan kerja perangkat daerah, maupun program dan kegiatan, yang bertujuan untuk meningkatkan akuntabilitas perencanaan anggaran dan memperjelas efektifitas dan efisiensi penggunaan anggaran. Kebijakan umum belanja daerah diarahkan pada upaya mengefektifkan dan mengefesiensikan penggunaan anggaran dalam rangka pelaksanaan bidang pemerintahan daerah baik urusan wajib maupun urusan pilihan. Belanja untuk penyelenggaraan urusan wajib diprioritaskan untuk melindungi dan meningkatkankualitas kehidupan masyarakat dalam upaya memenuhi kewajiban daerah dengan fokus utama penyediaan dan pemenuhan prasarana dan sarana infrastruktur dalam bidang pelayanan dasar pendidikan, kesehatan, fasilitas sosial fasilitas umum yang layak yang dibutuhkan oleh masyarakat. Kebijakan Pemerintah daerah dalam rangka belanja daerah antara lain: Menyeimbangkan antara peningkatan alokasi anggaran dengan upaya untuk memantapkan kesinambungan anggaran melalui peningkatan penerimaan daera h sehingga terjadi balance dengan belanja daerah, Peningkatan efektivitas dan efisiensi pengeluaran daerah melalui penajaman Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Tahun Anggaran 58

pengalokasianan anggaran agar lebih terarah dan tepat sasaran. Merencanakan Alokasi Belanja urusan wajib dan urusan pilihan bersifat skala prioritas yang menjadi perhatian dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). Sinkronisasi kebijakan, program dankegiatan yang pro poor, pro job dan pro growth. Penyusunan anggaran belanja dengan pendekatan kinerja, sesuai dengan tugas pokok dan fungsi serta indikator kinerja yang terukur. Penganggaran belanja langsung dalam pelaksanaan kegiatan sesuai dengan beban kerja dan kewajaran serta output yang dihasilkan. Pengalokasian belanja tidak langsung pegawai secara selektif dengan berpedoman pada prinsip efisiensi. Efisiensi belanja langsung khususnya yang berkaitan dengan program pelayanan administrasi perkantoran, belanja perjalanan dinas dan sarana prasarana aparatur. Pengalokasian anggaran lebih selektif dan diprioritaskan pada program/kegiatan yang bersentuhan langsung dengan masyarakat, dan memiliki daya ungkit untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. B.1 Belanja Daerah Belanja Daerah terdiri atas Belanja Operasi, Belanja Modal dan Belanja Tidak Terduga, baik yang bersumber dari Pemerintah Propinsi maupun Pemerintah Pusat. Realisasi belanja daerah dalam Tahun Anggaran mencapai Rp.857.278.401.648,15 dari target yang direncanakan sebesar Rp. 1.013.791.982.197,80 atau sebesar 84,56 persen. Rincian belanja dari tiap-tiap jenis belanja dapat diuraikan sebagai berikut : T A B E L 34 REALISASI BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN Jumlah (Rp) Nomor Anggaran Realisasi 1 2 3 4 5 2 BELANJA 2.1. BELANJA OPERASI 638,431,853,966.24 566,635,899,110.92 88.75 2.1.1. Belanja Pegawai 413,457,992,816.93 370,799,095,268.00 89.68 2.1.2. Belanja Barang 197,860,118,745.33 172,179,164,853.00 87.02 2.1.3. Belanja Bunga 5,191,298,035.98 3,387,446,739.92 65.25 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Tahun Anggaran 59

2.1.4. Belanja Subsidi 0.00 0.00 0.00 2.1.5. Belanja Hibah 21,900,000,000.00 20,270,192,250.00 92.56 2.1.6. Belanja Bantuan Sosial 22,444,368.00 0.00 0.00 2.1.7. Belanja Bantuan Keuangan 0.00 0.00 0.00 2.2. BELANJA MODAL 372,360,128,123.56 290,642,502,537.23 78.05 2.2.1. Belanja Tanah 3,014,000,000.00 432,376,300.00 14.35 2.2.2. Belanja Peralatan dan Mesin 47,142,237,113.00 42,034,114,349.23 89.16 2.2.3. Belanja Gedung dan Bangunan 70,924,655,982.57 53,429,236,842.00 75.33 2.2.4. Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan 247,459,167,821.99 192,027,367,146.00 77.60 2.2.5. Belanja Aset Tetap Lainnya 3,820,067,314.00 2,719,407,900.00 71.19 2.2.6. Belanja Aset Lainnya 0.00 0.00 0.00 2,3 BELANJA TIDAK TERDUGA 3,000,000,000.00 0.00 0.00 Jumlah Belanja 1,013,791,982,197.80 857,278,401,648.15 84.56 Rincian Belanja daerah pada tahun dapat diuraikan sebagai berikut: B.1.1. Belanja Operasi Realisasi belanja operasi pada Tahun Anggaran adalah sebesar Rp. 566.635.899.110,92 atau 88,75 persen dari target anggaran yang ditetapkan sebesar Rp.638.431.853.966,24. Dibandingkan dengan tahun, realisasi belanja daerah meningkat sebesar Rp. 77.670.130.569,40 atau 15,88 persen. Dari jumlah belanja operasi tersebut dapat dirinci sebagai berikut: 1) Belanja Pegawai Realisasi belanja operasi pada Tahun Anggaran adalah sebesar Rp566.635.899.110,92 atau 88,75 persen dari target anggaran yang ditetapkan sebesar Rp638.431.853.966,24. Dibandingkan dengan tahun, realisasi belanja daerah meningkat sebesar Rp. 12.510.879.630,00 atau 3,49 persen, dengan rincian sebagai berikut: T A B E L 35 REALISASI BELANJA PEGAWAI TAHUN ANGGARAN No. Anggaran Setelah 1) Gaji dan Tunjangan Pegawai 283.371.698.556,00 282.197.068.062,00 99,58 262.364.077.609,00 2) Tambahan Penghasilan PNS 126.738.669.160,93 85.664.650.456,00 67,59 82.344.488.275,00 3) Belanja Penerimaan lainnya Pimpinan dan anggota DPRD serta KDH/WKDH 1.761.600.000,00 1.719.502.500,00 97,61 1.711.200.000,00 4) Biaya Pemungutan Pajak 458.500,000.00 361.212.483,00 78,78 0,00 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Tahun Anggaran 60

No. Daerah Anggaran Setelah 5) Insentif Pemungutan Pajak 0.00 0.00 0.00 365.835.831,00 6) Insentif Pemungutan Retribusi 738.194.100,00 594.515.767,00 80,53 114.951.423,00 7) Uang Lembur 389.331.000,00 262.146.000,00 67,33 618.458.600,00 Jumlah 413.457.992.816,93 370.799.095.268,00 89,68 358.288.215.638,00 2) Belanja Barang dan Jasa Dalam tahun anggaran realisasi Belanja Barang mencapai Rp. 172.179.164.853,00 atau sebesar 87,02 persen dari target anggaran yang ditetapkan sebesar Rp. 197.860.118.745,33. Dibandingkan tahun, belanja barang dan Jasa mengalami peningkatan sebesar Rp. 57.800.924.021 atau 50,53 persen, dengan rincian sebagai berikut: T A B E L 36 REALISASI BELANJA BARANG TAHUN ANGGARAN No. 1) Belanja Bahan Pakai Habis Anggaran Setelah 3.477.021.154,00 3.102.696.865,00 89,23 2.754.738.504,00 2) Belanja Bahan/Material 33.476.453.064,00 30.427.864.330,00 90,89 30.149.024.771,00 3) Belanja Jasa Kantor 65.698.843.520,33 59.306.540.750,00 90,27 36.639.273.544,00 4) Belanja Premi Asuransi 111.000.000,00 110.828.000,00 99,84 358.500.000,00 5) 6) 7) 8) Belanja Perawatan Kendaraan Bermotor Belanja Cetak dan Penggandaan Belanja Sewa Rumah/Gedung/Gudang/ Parkir Belanja Sewa Sarana Mobilitas 3.709.149.600,00 2.688.107.489,00 72,47 2.432.452.243,00 4.342.041.000,00 3.544.403.894,00 81,62 3.228.486,900.00 552.627.000,00 438.110.000,00 79,27 205.100.000,00 110.560.000,00 94.460.000,00 85,43 31.671.000,00 9) Belanja Sewa Alat Berat 201.850.000,00 201.850.000,00 100 198.177.000,00 10) 11) 12) Belanja Sewa Perlengkapan dan Peralatan Kantor Belanja Makanan dan Minuman Belanja Pakaian Dinas dan Atributnya 783.350.000 622.765.995,00 79,58 439.674.740,00 12.567.883.450,00 11.281.945.230,00 89,76 9.769.905.752,00 360.643.400,00 360.410.000,00 99,93 682.104.000,00 13) Belanja Pakaian Kerja 795.977.000,00 777.100.000,00 97,62 521.735.850,00 14) Belanja Pakaian khusus dan hari-hari tertentu 179.270.000,00 175.992.000,00 98,17 169.603.500,00 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Tahun Anggaran 61

No. Anggaran Setelah 15) Belanja Perjalanan Dinas 27.708.404.334,00 21.979.677.361,00 96,79 18.970.953.423,00 16) 17) 18) Belanja Bea Siswa Pendidikan PNS Belanja Kursus, Pelatihan, Sosialisasi dan Bintek PNS Belanja Pemulangan Pegawai 113.500.000,00 59.645.000,00 52,55 45.725.000,00 1.094.264.500,00 368.609.000,00 33,68 726.137.500,00 18.000.000,00 15.572.700,00 86,51 14.783.500,00 19) Biaya Pemeliharaan 4.269.396.000,00 3.346.016.000,00 78.37 0,00 20) Belanja Jasa Konsultansi 1.049.584.100,00 150.382.600,00 14,32 477.704.000,00 21) 22) 23) 24) 25) 26) Belanja Barang Yang Akan Diserahkan Kepada Masyarakat/Pihak Ketiga Belanja Perawatan Alat Kantor Belanja Perawatan Meubilier Uang yg Untuk diberikan kepada masyarakat Belanja Jasa Tenaga Ahli/ Instrutur/Narasumber Belanja Honorarium Non PNS 11.796.243.244,00 9.952.032,720.00 84,36 840,662.550.00 788.609.779,00 548.247.149.00 69,52 674.805.580,00 387.676.700,00 350.241.720,00 90,34 28.928.200,00 5.841.465.900,00 5.495.194.650,00 94,80 5,018.093.275.00 5.633.064.000,00 5.137.491.800,00 91.20 0,00 6.369.160.000,00 6.125.960.000,00 96,18 0,00 27) Belanja Honorarium PNS 6.424.081.000,00 5.517.019.300,00 85,88 00,00 Jumlah 197.860.118.745,33 172.179.164.853,00 87,02 114.378.240.832,00 3) B.1.1.3 Belanja Bunga Dalam tahun anggaran realisasi Belanja Bunga mencapai Rp. 3.387.446.739,92 atau sebesar 65,25 persen dari target anggaran yang ditetapkan sebesar Rp. 5.191.298.035,98 dengan rincian sebagai berikut : T A B E L 37 REALISASI BELANJA BUNGA TAHUN ANGGARAN No. 1) SLA-1224/DSMI/2009 tanggal 12 Oktober 2010 Anggaran Setelah 5.191.298.035,98 3.387.446.739,92 65,25 3.720.580.790,52 Jumlah 5.191.298.035,98 3.387.446.739,92 65,25 3.720.580.790,52 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Tahun Anggaran 62

B.1.1.4 Belanja Hibah Dalam tahun anggaran realisasi Belanja Hibah mencapai Rp. 20.270.192.250,00 atau sebesar 92,56 persen dari target anggaran yang ditetapkan sebesar Rp.21.900.000.000,00. Dibandingkan tahun realisasi belanja hibah mengalami peningkatan sebesar Rp. 8.055.187.100 atau 65,95 persen, dengan rincian sebagai berikut : T A B E L 38 REALISASI BELANJA HIBAH TAHUN ANGGARAN NO U R A I A N Anggaran Setelah REALISASI Realisasi Tahun (Rp.) 1 Belanja Hibah 21.900.000.000,00 20.270.192.250,00 92,56 12.215.005.150,00 JUMLAH 21.900.000.000,00 20.270.192.250,00 92,56 12.215.005.150,00 B.1.1.5 Belanja Bantuan Sosial Realisasi Belanja Bantuan Sosial mencapai Rp. 0,00 atau sebesar 0,00 persen dari target anggaran yang ditetapkan sebesar Rp. 22.444.368,00. Dengan sebagai berikut : T A B E L 39 REALISASI BELANJA BANTUAN SOSIAL TAHUN ANGGARAN rincian NO 1 U R A I A N Belanja Bantuan Sosial Organisasi Kemasyarakatan Anggaran Setelah Perubahan (Rp) REALISASI Realisasi Tahun (Rp.) 22.444.368,00 0,00 0,00 363.726.131,00 JUMLAH 22.444.368,00 0,00 0,00 363.726.131,00 B.1.2 Belanja Modal Dalam tahun anggaran realisasi Belanja Modal mencapai Rp. 290.642.502.537,23 atau sebesar 78,05 persen dari target anggaran yang ditetapkan sebesar Rp. 372.360.128.231,56. Dari jumlah realisasi Belanja Modal tersebut masingmasing kelompok Belanja Modal mendapatkan alokasi sebagai berikut : Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Tahun Anggaran 63

B.1.2.1 Belanja Modal Tanah Dalam tahun anggaran realisasi Belanja Modal Tanah mencapai Rp. 432.376.300,00 atau sebesar 14,35 persen dari target anggaran yang ditetapkan sebesar Rp. 3.014.000.000,00. T A B E L 40 REALISASI BELANJA MODAL TANAH TAHUN ANGGARAN NO URAIAN Anggaran Setelah REALISASI Realisasi Tahun (Rp.) 1 Belanja Modal Tanah 3.014.000.000,00 432.376.300,00 14,35 798.123.520,00 JUMLAH 3.014.000.000,00 432.376.300,00 14,35 798.123.520,00 B.1.2.2 Belanja Modal Peralatan dan Mesin Dalam tahun anggaran realisasi Belanja Modal Peralatan dan Mesin mencapai Rp. 42.034.114.349,23 atau sebesar 89,16 persen dari target anggaran yang ditetapkan sebesar Rp. 47.142.237.113,00. Dibandingkan tahun, realisasi Belanja Modal Peralatan dan Mesin mengalami peningkatan sebesar Rp. 23.710.842.010,23 atau 129,40 persen. Rincian kelompok Belanja Modal Peralatan dan Mesin mendapatkan alokasi sebagai berikut : T A B E L 41 REALISASI BELANJA MODAL PERALATAN DAN MESIN TAHUN ANGGARAN No. 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8) Alat Alat Besar Darat Alat Alat Berat Alat Alat Angkutan Darat Bermotor Alat Angkutan Darat Tak Bermotor Alat Angkut Apung Bermotor Alat Angkut Apung Tak Bermotor Alat Bengkel Alat Alat Pengolahan Pertanian dan Peternakan Anggaran Setelah 113.621.300,00 113.621.300,00 100,00 0,00 0,00 0,00 0,00 4.855.975.700,00 11.080.207.727,00 7.709.868.500,00 69,58 4.898.619.800,00 42.000.000,00 42.000.000,00 100,00 0,00 177.658.000,00 177.658.000,00 100,00 70.780.000,00 47.500.000,00 40.000.000,00 84,21 0,00 0,00 0,00 0,00 11.500.000,00 0,00 0,00 0,00 24.750.000,00 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Tahun Anggaran 64

No. 9) 10) 11) 12) Peralatan Kantor Perlengkapan Kantor Alat Ukur Alat Pengolahan 13) Alat Rumah Tangga 14) Komputer 15) Meja dan Kursi Kerja/Rapat Pejabat 16) Meubeulir 17) Peralatan Dapur 18) Penghias Ruangan Rumah Tangga 12) Alat Alat Studio 19) Alat Alat Komunikasi 21) Alat Alat Kedokteran 22) Alat Alat Laboratorium 23) Alat Peraga/Praktek Sekolah 24) Belanja Modal Pengamanan Alat Keamanan dan Perlindungan Anggaran Setelah 850.203.718,00 635.274.340,00 74,72 303.507.500,00 0,00 0,00 0,00 948.622.500,00 93.450.000,00 93.335.000,00 99,87 882.216.800,00 300.000.000,00 272.250.000,00 90,75 0,00 1.485.659.391,00 802.185.805,00 53,99 0,00 2.274.537.177,00 2.212.059.020,00 97,25 1.066.946.800,00 344.554.600,00 274.337.600,00 79,62 0,00 0,00 0,00 0,00 1.379.184.925,00 0,00 0,00 0,00 95.501.800,00 0,00 0,00 0,00 0,00 390.764.500,00 222.746.325,00 57,00 456.006.800,00 113.930.000,00 91.385.500,00 80,21 103.267.000,00 27.532.321.000,00 27.149.190.759,23 98,68 2.695.693.014,00 0,00 0,00 0,00 530.699.700,00 2.252.729.700,00 2.155.402.200,00 95,67 0,00 43.100.000,00 42.800.000,00 99,30 0,00 Jumlah 47.142.237.113,00 42.034.114.349,23 89,16 18.323.272.339,00 B.1.2.3 Belanja Modal Gedung dan Bangunan Dalam tahun anggaran realisasi Belanja Gedung dan Bangunan mencapai Rp. 53.429.236.842,00 atau sebesar 75,33 persen dari target anggaran yang ditetapkan sebesar Rp. 70.924.655.982,57. Dibandingkan tahun, realisasi Belanja Gedung dan Bangunan mengalami peningkatan sebesar Rp. 15.337.139.908 atau 40,26 persen. B.1.2.4 Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan merupakan belanja yang menambah aktiva tetap konstruksi jalan, irigasi dan jaringan Pemerintah Kabupaten Barru. Pada Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Tahun Anggaran 65

No. 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8) 9) 10) 11) 12) 13) 14) 15) Tahun Anggaran belanja modal jalan, irigasi dan jaringan terealisasi sebesar Rp. 192.027.367.146,00 atau 77,59 persen dari target anggaran yang ditetapkan sebesar Rp. 247.459.167.821,99. Dibandingkan dengan tahun, belanja Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan mencapai meningkat Rp. 192.027.367.146,00 sebesar 77,59 persen dari target anggaran yang ditetapkan sebesar Rp. 247.459.167.821,99. Dibandingkan tahun, realisasi Belanja Gedung dan Bangunan mengalami peningkatan sebesar Rp. 132.434.124.573 atau 222,23 persen, sebagaimana tabel berikut: T A B E L 42 REALISASI BELANJA MODAL JALAN, IRIGASI DAN JARINGAN ANGGARAN Konstruksi Jalan Jembatan Bangunan Air Irigasi Bangunan Pengaman Sungai dan Penanggulangan BA Bangunan Pengembangan Sumber Air dan Air Tanah Bangunan Air Bersih/Baku Bangunan Air Instalasi Air Bersih/Air Minum Instalasi Air Kotor Instalasi Pengolahan Sampah Instalasi Pembangkit Listrik Gardu Listrik Instalasi Gas Jaringan Air Minum Jaringan Listrik Anggaran Setelah atau 162.590.646.780,55 131.342.874.036,00 80,78 38.980.706.437,00 906.077.273,62 0,00 0,00 0,00 71.205.478.341,00 52.198.086.550,00 73,30 0,00 2.888.166.486,82 524.310.000,00 18,15 0,00 1.787.700,00 1.787.700,00 100,00 0,00 406.729.100,00 283.801.100,00 69,77 0,00 1.010.733.400,00 848.955.400,00 83,99 0,00 6.214.539.835,00 4.700.981.610,00 75,64 0,00 400.000.000,00 398.901.000,00 99,72 0,00 253.425.000,00 252.425.000,00 99,60 0,00 1.211.704.405,00 1.127.640.750,00 93,06 0,00 27.000.000,00 26.948.000,00 99,80 0,00 220.076.000,00 220.000.000,00 99,96 0,00 350.000,00 350.000,00 100,00 0,00 121.703.500,00 99.556.000,00 81,80 0,00 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Tahun Anggaran 66

16) 17) 18) 19) Jaringan Telepon Konstruksi Jaringan Air Penerangan Jalan, Taman & Hutan Kota Instalasi Listrik dan Telepon 750.000,00 750.000,00 100,00 0,00 0,00 0,00 0,00 19.774.361.991,00 0,00 0,00 0,00 820.509.795,00 0,00 0,00 0,00 17.664.350,00 Jumlah 247.459.167.821,99 192.027.367.146,00 77,59 59.593.242.573,00 B.1.2.5 Belanja Modal Aset Tetap Lainnya Belanja Modal Aset Tetap Lainnya merupakan belanja yang menambah aktiva tetap aset tetap lainnya Pemerintah Kabupaten Barru. Pada Tahun Anggaran belanja modal aset tetap lainnya terealisasi sebesar Rp.2.719.407.900,00 atau 71,18 persen dari target anggaran yang ditetapkan sebesar Rp.3.820.067.314,00, dengan rincian sebagai berikut T A B E L 43 REALISASI BELANJA MODAL ASET TETAP LAINNYA ANGGARAN No. 1) 2) 3) 4) 5) 6) Buku/ Kepustakaan Terbitan Barang Perpustakaan Alat Olah Raga Lainnya Hewan/ Ternak dan Tanaman Alat Alat Persenjataan/ Keamanan Anggaran Setelah 1.470.646.314,00 830.513.300,00 56,47 2.384.100.607,00 312.146.000,00 257.922.000,00 82,62 0,00 1.090.000.000,00 683.697.600,00 148.990.000,00 148.990.000,00 100,00 0,00 798.285.000,00 798.285.000,00 94,52 1.239.843.000,00 0,00 0,00 0,00 15.400.000,00 Jumlah 3.820.067.314,00 2.719.407.900,00 71,18 3.639.343.607,00 B.1.3 Belanja Tidak Terduga Dalam tahun anggaran realisasi Belanja Tidak Terduga Rp. 0,00 atau sebesar 0,00 persen dari target anggaran yang ditetapkan sebesar Rp.3.000.000.000,00, dengan rincian alokasi sebagai berikut : Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Tahun Anggaran 67

T A B E L 44 REALISASI BELANJA TIDAK TERDUGA TAHUN ANGGARAN NO URAIAN ANGGARAN REALISASI Realisasi Tahun (Rp.) 1 Belanja Tidak Teduga 3.000.000.000,00 0,00 0,00 0,00 JUMLAH 3.000.000.000,00 0,00 0,00 0,00 B.1.4 Transfer Bantuan Keuangan Realisasi Transfer Bantuan Keuangan pada Tahun Anggaran adalah sebesar Rp. 44.249.026.275,00 atau 94,11 persen dari target anggaran yang ditetapkan sebesar Rp. 47.019.925.632,00. Dari jumlah transfer Bantuan Keuangan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: 1) Bantuan Keuangan ke Desa Realisasi Transfer Bantuan Keuangan ke Desa pada Tahun Anggaran adalah sebesar Rp. 43.794.553.416,00 atau 94,10 ditetapkan sebesar Rp. 46.542.370.000. 2) Bantuan Keuangan Lainnya persen dari target anggaran yang Bantuan Keuangan lainnya merupakan belanja bantuan ke partai politik pada Tahun Anggaran realisasi Rp. 454.472.859,00 atau 95,16 persen dari target Rp. 477.555.632,00. Dibanding tahun, Bantuan keuangan lainnya meningkat sebesar Rp. 90.746.728 atau 24,95 persen. C. Kebijakan Pembiayaan Daerah Pembiayaan tahun ditujukan bagi keberlangsungan roda pemerintahan dengan harapan tidak membebani dan tidak menggangu likuiditas keuangan. Kelebihan sumber penerimaan pembiayaan daerah perlu diarahkan untuk memperkuat saving, penyertaan modal (investasi) dan dana cadangan. Hal itu penting karena di masa yang akan datang sumber-sumber penerimaan relatif konstan, sementara tuntutan kebutuhan kegiatan pelayanan, penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan semakin meningkat. Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Tahun Anggaran 68

Sisa lebih perhitungan anggaran tahun yang lalu sejauh mungkin diusahakan tidak terlalu besar, agar anggaran yang telah ditetapkan dapat dimanfaatkan secara optimal untuk pelaksanaan kegiatan pembangunan. Pembiayaan diarahkan untuk menganggarkan setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali dan atau penerimaan yang akan diterima kembali dengan struktur penganggaran sebagai berikut: 1. Penerimaan Pembiayaan terdiri dari : Sisa lebih perhitungan Anggaran Tahun Lalu, Penerimaan Penerusan Pinjaman Luar Negeri, Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Daerah, penerimaan kembali dana kemitraan pihak ketiga. 2. Pengeluaran Pembiayaan terdiri dari : Pembayaran pokok utang dan pembayaran pokok utang kepada pihak ketiga. Adapun realisasi Pembiayaan Daerah pada Tahun Anggaran dapat dilihat pada tabel berikut: T A B E L 45 REALISASI PEMBIAYAAN DAERAH TAHUN ANGGARAN NO. URAIAN ANGGARAN SETELAH PERUBAHAN JUMLAH (Rp) REALISASI 1 2 3 4 5 3 PEMBIAYAAN DAERAH 3.1 PENERIMAAN PEMBIAYAAN DAERAH 135,578,280,903.16 135,593,341,730.66 100.01 3.1.1 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya 135,578,280,903.16 135,578,280,903.16 100.00 3.1.5 Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman - 15,060,827.50-3.2 3.2.2 PENGELUARAN PEMBIAYAAN DAERAH Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah () 4,053,031,264.27 4,053,031,264.26 100.00 1,000,000,000.00 1,000,000,000.00 100.00 3.2.3 Pembayaran Pokok Utang 3,053,031,264.27 3,053,031,264.26 100.00 3.2.6 Pembayaran Konstruksi dalam Pengerjaan - - - PEMBIAYAAN NETTO 131,525,249,638.89 131,540,310,466.40 100.01 SISA LEBIH PEMBIAYAAN ANGGARAN TAHUN BERKENAAN - 167,186,580,664.55 - C.1. Pembiayaan Pembiayaan terdiri atas penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan, realisasi atas jenis pembiayaan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut : Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Tahun Anggaran 69

C.1.1. Penerimaan Pembiayaan Realisasi Penerimaan Pembiayaan tahun sebesar Rp. 135,593,341,730.66 dari target anggaran sebesar Rp. 135,578,280,903.16 rincian Penerimaan Pembiayaan adalah sebagai berikut: 1) Penggunaan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SILPA) atau 100.01 persen. Adapun Penggunaan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SILPA) merupakan penggunaan/penerimaan atas SILPA Tahun Anggaran yang diterima di Tahun Anggaran sebesar Rp. 135.578.280.903,16 atau 100,00 persen dari target anggaran yang ditetapkan sebesar Rp. 135.578.280.903,16.Dibandingkan dengan tahun sebelumnya terjadi peningkatan sebesar Rp. 49.532.616.279,49 atau 57,56 persen. berikut: Dari jumlah realisasi Penggunaan Silpa tersebut uraian alokasinya sebagai T A B E L 46 REALISASI PENGGUNAAN SILPA TAHUN ANGGARAN NO U R A I A N ANGGARAN REALISASI 1 Penggunaan SILPA 135.578.280.903,16 135.578.280.903,16 100,00 86.045.664.623,67 2). Penerimaan Kembali Dana Kemitraan dengan Pihak Ketiga Penerimaan kembali dana kemitraan dengan pihak ketiga di. PT Bank Sulselbar berupa penerimaan dana avalist. Pada Tahun Anggaran terealisasi sebesar Rp.7.299.265,00. Dibandingkan dengan tahun Penerimaan kembali dana kemitraan dengan pihak ketiga meningkat sebesar Rp. 2.299.265 atau 45,99 persen. 3). Penerimaan Kembali Pinjaman Lainnya Realisasi Penerimaan Kembali Pinjaman Lainnya pada Tahun Anggaran sebesar Rp7.761562,50 atau 100,00 sebesar Rp 0,00. persen dari target anggaran yang ditetapkan Dalam tahun anggaran realisasi Penerimaan Kembali Dana Kemitraan dengan Pihak Ketiga sebesar Rp. 5.000.000,00 atau 0,00 persen dari target anggaran yang ditetapkan sebesar Rp. 0,00. Dibandingkan tahun, Penerimaan Kembali Pinjaman Lainnya menurun sebesar Rp. 62.188.458 atau 88,90 persen. Realisasi Tahun (Rp.) JUMLAH 135.578.280.903,16 135.578.280.903,16 100,00 86.045.664.623,67 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Tahun Anggaran 70