BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani adalah olahraga yang sangat penting keberadaannya dalam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani adalah olahraga yang sangat penting keberadaannya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masaalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian integral

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PenjasOrkes) sebagai bagian

TINJAUAN PUSTAKA. pendidikan dengan mengabaikan aspek yang lain, sedangkan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. yaitu gymnastics yang artinya: untuk menerangkan bermacam-macam gerak. yang dilakukan oleh atlet-atlet yang telanjang.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Senam merupakan aktivitas fisik yang dapat membantu mengoptimalkan. perkembangan gerak terutama dalam membangun pengalaman gerak anak.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. dari pendidikan secara keseluruhan. Bertujuan mengembangkan aspek

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar yang dapat menumbuhkan potensi sumber

I. PENDAHULUAN. gerak. Penguasaan kemampuan gerak dasar akan mendasari keterampilan

II. TINJAUAN PUSTAKA. melibatkan gerakan-gerakan yang terpilih dan terencana untuk mencapai. tujuan tertentu.dalam Muhajir (2006: 88)

MENINGKATKAN PEMBELAJARAN ROLL DEPAN DENGAN ALAT BANTU BOLA LONCENG. Oleh : Marsuki SD Negeri Bondowoso

I. PENDAHULUAN. Sikap lilin merupakan bagian dari keterampilan gerak dasar dalam senam

I. PENDAHULUAN. Meroda merupakan salah satu gerak dasar yang kompleks, karena dalam

I., PENDAHULUAN. merupakan terjemahan langsung dari bahasa Inggris Gymnastics. Kata gymnastics menurut Hidayat (1995:27), dipakai untuk menunjukan

BAB I PENDAHULUAN. yang disampaikan kepada siswa baik dari tingkat pendidikan dasar sampai

I. PENDAHULUAN. jasmani di mana di dalam pelaksanaannya banyak menggunakan fisik atau

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. fungsi antara pengembangan aspek: (a) organik, (b) neuro moscular,(c)

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan wadah pendidikan formal mempunyai tugas untuk

I. PENDAHULUAN. sendiri dalam bahasa aslinya merupakan serapan kata bahasa yunani, gymnos,

BAB I PENDAHULUAN. pantas, benar dan indah untuk kehidupan. Dengan demikian pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. ketegangan hidup sehari-hari, (2) olahraga pendidikan yang menekankan pada

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani merupakan suatu proses pendidikan gerak insani (human movement)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Kualitas kehidupan bangsa ditentukan oleh faktor pendidikan. Pendididian

I. PENDAHULUAN. kompleks, karena mencakup dimensi bio-sosio-kultural. Ditinjau dari aspek

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pedidikan jasmani pada dasarnya bagian integral dari pendidikan secara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ada merupakan bagian dari pendidikan yang tidak dapat dipisahkan.

BAB I PENDAHULUAN. dan mampu bersaing, di samping memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik.

I. PENDAHULUAN. dengan perkembangan jaman. Sehubungan dengan hal itu peningkatan kualitas. agar kualitas manusia yang diharapkan dapat terwujud.

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai suatu kegiatan telah di kenal dan di sadari atau tidak di lakukan oleh

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR ROLL BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan wadah untuk atau tempat menimba ilmu pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. perlu kiranya pendidikan dasar mendapat perhatian yang khusus dan sungguhsungguh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDHULUAN. Pengaruh Model Education Gymastics terhadap Peningkatan Gerak Dasar Guling Depan dalam Pembelajaran Senam Lantai

2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PEER TEACHING DANMODEL INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SENAM PADA SISWI DI SMP NEGERI 5 BANDUNG

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani dan olahraga memiliki peran yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. diartikan sebagai perubahan dalam kemampuan, sikap atau perilaku siswa

I. PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi berdampak besar pada. pendidik berupaya meningkatkan profesionalisme dan kualitas mengajarnya

BAB I PENDAHULUAN. secara keseluruhan. Melalui pendidikan jasmani dikembangkan beberapa aspek yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fakhry Brillian Hidayat, 2013

I. PENDAHULUAN. fisik, teknik dan psikis. Fisik merupakan unsur utama seseorang bisa

TINJAUAN PUSTAKA. di sekolah. Mata pelajaran ini beroreantasi pada pelaksanaan misi. berbagai aktivitas jasmani (Depdikbud, 1993: 1).

BAB I PENDAHULUAN. gerak sebagai aktivitas jasmani adalah dasar bagi manusia untuk mengenal dunia

I. PENDAHULUAN. Mata pelajaran Pendidikan Jasmani merupakan media untuk mendorong. perkembangan keterampilan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah adalah lembaga formal dalam sistem pendidikan tidak terlepas

BAB I PENDAHULUAN. baik. Pendidikan berintikan interaksi antara pendidik dengan peserta didik dalam upaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sengaja dan berencana, disusun secara sistematis dengan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem

PENERAPAN PENGGUNAAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. melalui aktifitas jasmani, olahraga dan kesehatan.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani merupakan suatu aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial,

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani sebagai bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan, yang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani merupakan suatu pelajaran yang identik dengan. kegiatan jasmani dimanadi dalam pelaksanaannya banyak menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan psikis yanglebih baik, sekaligus membentuk pola hidup sehat dan

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencerdaskan kehidupan bangsa berdasarkan (UUD 1945). Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. mampu memantau tingkat perkembangan hasil belajar siswa.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang dapat mempersiapkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan peranan penting dalam proses peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. jasmani dan rohani yang sehat, sehingga mampu melaksanakan tugas untuk. kepentingan sendiri maupun bagi kepentingan bangsa.

PROGRAM PELAKSANAAN UJIAN PRAKTIK MATA PELAJARAN PENJASKES SMP NEGERI 1 TAJURHALANG

I. PENDAHULUAN. teratur. Senam biasa digunakan orang untuk rekreasi, relaksasi atau

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan belajar mengajar ( KBM ) pada bidang studi pendidikan jasmani olahraga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. jasmani, pertumbuhan, kecerdasan, dan pembentukan watak. kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental, serta emosional.

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Masalah. Sekolah adalah salah satu lembaga formal dalam sistem pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. secara keseluruhan yang memfokuskan pengembangan aspek kebugaran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat.pendidikan pada

I. TINJAUAN PUSTAKA. bergerak. Namun yang melakukan senam ini hanya kaum pria. pemakaian kata olahraga sebagai pengganti kata sport.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lawan dan berusaha memasukan bola ke dalam jaring atau gawang lawan.

I. PENDAHULUAN. Proses hidup manusia adalah proses berkembang, manusia akan terus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan kondisi dan karakter siswa. Dengan melihat secara langsung, anak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani termasuk bagian integral dari sistem pendidikan secara

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Shooting adalah salah satu gerakan melempar atau menembak bola kearah

BAB I PENDAHULUAN. merambah hingga masing-masing mata pelajaran, sehingga hampir semua

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani adalah olahraga yang sangat penting keberadaannya dalam dunia pendidikan, tanpa adanya pendidikan jasmani maka pendidikan yang lainnya tidak akan berjalan dengan baik, begitu juga sebaliknya pendidikan jasmani tanpa pendidikan yang lain maka pendidikan jasmani tidak akan dapat berjalan dengan baik. Oleh karena itu, antara pendidikan jasmani dan pendidikan yang lainnya tidak dapat berjalan sendiri-sendiri. Selaras dengan pendapat Mahendra (2003:4) bahwa pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistic dalam kualitas individu,baik dalam hal fisik, mental, serta emosional. Pendidikan jasmani yang diajarkan disekolah memiliki peranan yang sangat penting, yaitu memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat langsung dalam berbagai pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani yang terpilih yang dilakukan secara sistematis.pembekalan pengalaman belajar itu diarahkan untuk membina pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik, sekaligus membentuk pola hidup sehat dan bugar.didalam pembelajaran penjas siswa dituntut untuk bisa bergerak aktif agar keterampilan motorik siswa bisa berkembang dengan baik.

Secara umum kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani melibatkan aktivitas fisik, demikian pula halnya dalam belajar senam lantai.senam lantai adalah aktivitas yang dilakukan baik secara cabang olahraga tersendiri maupun sebagai latihan untuk cabang olahraga lainnya. Senam lantai (floor exercise) adalah salah satu bagian dari rumpun senam. Sesuai dengan istilahnya, maka gerakan senam dilakukan diatas lantai yang beralaskan matras atau permadani.senam lantai sering juga disebut dengan senam bebas, sebab pada waktu melakukan gerakan tidak membawa alat atau menggunakan alat.senam lantai menggunakan area yang berukuran 12 X 12 meter dan dapat ditambahkan matras sekeliling area selebar 1 meter untuk menjaga keamaan pesenam yang baru melakukan latihan atau rangkaian gerakan.unsur-unsur gerakannya terdiri mengguling, melompat berputar diudara, menumpu dengan dua tangan atau kaki untuk mempertahankan sikap seimbang pada waktu melompat kedepan atau kebelakang. Bentuk gerakannya merupakan gerakan dasar senam perkakas, untuk latihannya pada putra maupun putri pada dasanya adalah sama, hanya untuk putri dimasukkan unsurunsur gerakan balet agar semakin indah dan menarik. (http:/id.wikipedia.org/wiki/senam_lantai/diaksestanggal29maret2014). Mukholid (2007:28) mengatakan Senam lantai merupakan salah satu bentuk senam ketangksan yang dilakukan di matras dan tidak menggunakan peralatan khusus. Contoh senam lantai antara lain sikap lilin, guling kedepan, guling kebelakang, berdiri dengan kepala, berdiri dengan tangan, lenting tangan kedepan, meroda dan rentang kaki.

Salah satu gerakan dalam senam lantai adalah guling kebelakang. Guling belakang adalah suatu bentuk gerakan mengguling yang dimulai dari pantat,pinggang bagian belakang, punggung kepala bagian belakang, dan yang terakhir kedua kaki. Salah satu faktor keberasilan guru dalam menyampaikan materi khususnya senam lantai guling belakang di pengaruhi oleh metode pembelajaran. Dalam penyampaian materi kepada siswa, guru melakukan metode pembelajaran yang tepat agar materi dijarkan dapat dikuasai anak dengan baik. Bila guru penjas menggunakan metode yang tepat dalam proses pembelajarannya tersebut dan bila siswa mulai memberikan perhatian dalam pembelajaran tersebut dan bila siswa mulai memberikan perhatian dalam pembelajaran tersebut. Namun bukan hanya metode yang di perhatikan dalam proses pembelajaran tersebut tapi diperlukan juga media sebagai alat penyampaian informasi agar siswa lebih memahami materi yang diajarkan. Gerlach dan ely (Arsyad 2002:13) mengatakan bahwa: media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan,keterampilan, atau sikap. dalam pengertian ini, guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.

Jadi dapat dikatakan media audiovisual adalah sebuah alat bantu untuk seseorang dalam menerima suatu pesan, sehingga dia dapat memperoleh pengetahuan dan pengalaman yang bermanfaat untuk meraih tujuan yang ingin dicapai. Melalui perkembangan teknologi informasi yang cepat, maka media dalam pendidikanpun ikut berkembang, baik kuantitas maupun kualitasnya. Penggunaan media dalam proses pembelajaran menjadi lebih menarik karena media dapat menyampaikan informasi sehingga dapat mendeskripsikan suatu masalah, suatu konsep, suatu proses atau suatu prosedur yang bersifat abstrak dan tidak lengkap menjadi lengkap dan jelas. Rasa keingintahuan dapat dibangkitkan melalui media, untuk menghidupkan suasana kelas, merangsang siswa untuk bereaksi terhadap penjelasan guru dan lain-lain.media memungkinkan siswa menyentuh objek kajian pelajaran membantu guru menghindarkan suasana monoton. Kemajuan teknologi informasi sangat berpengaruh terhadap penyusunan dan proses pembelajaran, melalui kemajuan tersebut para guru dapat menggunakan berbagai media sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pembelajaran. Dengan menggunakan media bukan saja dapat mempermudah dan mengefektifkan proses pembelajaran, akan tetapi dapat membuat proses pembelajaran lebih menarik. Khususnya media audiovisual, dimana pengunaan media audiovisual ini dapat mempermudah orang dalam menyampaikan dan menerima materi dan dapat menghindarkan salah pengertian, serta dapat mendorong seseorang untuk mengetahui lebih lanjut informasi yang sedang dipelajarinya.

Media audiovisual yang berbentuk video memiliki beberapa kelebihan diantaranya adalah: (1)Mengatasi keterbatasan jarak dan waktu (2) Video dapat diulangi bila perlu untuk menambah kejelasan (3) Pesan yang disampaikannya cepat dan mudah diingat (4) Mengembangkan pikiran dan pendapat siswa (5) Mengembangkan imajinasi peserta didik (6) Memperjelas hal-hal yang abstrak dan memberikan gambaran yang lebih realistic (7) Sangat kuat mempengaruhi emosi seseorang (8) Sangat baik menjelaskan suatu proses dan keterampila, mempu menunjukan rangsangan yang sesuai dengan tujuan dan respon yang diharapkan dari siswa (9) Semua peserta didik dapat belajar dari video, baik yang pandai maupun yang kurang pandai (10) Menambahkan minat dan motivasi belajar (110 Dengan video penampilan siswa dapat segera dilihat kembali untuk evaluasi Dari kelebihan-kelebihan media audiovisual yang diutarakan diatas dapat diungkapkan bahwa media audiovisual sangat berguna dibidang pendidikan, dengan menggunakan media ini siswa akan memahami materi yang diajarkan oleh guru penjas orkes. Dengan menggunakan media audiovisual ini siswa nantinya dituntut untuk berfikir memecahkan masalah yang timbul dalam proses pelaksanaan guling belakang. Dalam media audiovisual siswa dapat menyaksikan atau melihat teknik dan bentuk cara melakukan gerak-gerak senam lantai guling belakang dengan sebenarnya, sehingga dengan menggunakan media audiovisual ini, membantu siswa dapat menalari, mencermati dan memahami akan teknik dasar tersebut.

Jika selama ini guru penjaskes menyajikan materi pelajaran guling belakang lewat informasi contoh (peragaan) pada pada kesempatan kali ini guru penjasorkes menyajikan informasi menggunakan media audiovisual yang ditampilkan dengan laptop yang ditayangkan melalui alat infokus untuk diperlihatkan kepada siswa. Dengan memanfaatkan media audiovisual ini, diharapkan siswa dapat memahami dan melakukan gerakan guling belakang dengan benar sesuai dengan rangkaian gerakan guling belakang yang dapat dilihat pada media audiovisual melalui alat infokus. Berdasarkan hasil pengamatan yang penulis lakukan di SMP Swasta KARYA BAKTI Medan maka diketahui bahwa ada beberapa faktor yang membuat siswa kurang benar dalam melakukan guling belakang, yaitu sarana dan prasarana disekolah yang kurang memadai, seperti tidak adanya matras sehingga siswa merasa kurang bersemangat untuk melakukan senam lantai guling belakang, karena kenyataan dilapangan yang penulis lihat siswa lebih berminat terhadap olahraga yang berbentuk permainan seperti, sepakbola, bola voli dan olahraga permainan lainnya, siswa kurang percaya diri untuk melakukan guling belakang, siswa kurang termotivasi untuk melakukan guling belakang, siswa takut dan ragu saat melakukan guling belakang karena mereka tidak melihat apa yang ada dibelakang mereka pada saat berguling. Kemampuan siswa dalam melakukan praktek guling belakang masih rendah, hal ini terlihat pada saat melakukan tolakan badan kebelakang dan pada saat mengayunkan kaki kebelakang kepala dengan benar, siswa terkadang berpikir bahwa guling belakang itu sangat sulit dilakukan karena gagal saat melakukan tolakan badan kebelakang dan pada saat mengayunkan kaki kebelakang kepala, dan bentuk badan siswa yang terlalu

gemuk juga membuat siswa sulit untuk melakukan guling belakang. Begitu juga dengan situasi pembelajaran yang monoton dan kurang menarik Setelah mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam melakukan guling belakang. Dari hasil pengamatan peneliti mengungkapkan bahwa hasil guling belakang siswa masih jauh dari harapan dengan standar kompetensi yang telah ditentukan.oleh karena itu berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik mengadakan penelitian dengan judul yaitu : Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Materi guling Belakang Senam Lantai Melalui Media Audiovisual Pada Siswa Kelas VIII SMP KARYA BAKTI Medan Tahun Ajaran 2014/2015. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang masalah diatas maka dapat diklasifikasikan beberapa permasalahan sebagai berikut: 1. Siswa merasa takut dan ragu pada saat melakukan guling belakang 2. Siswa kurang berminat untuk aktif dan serius dalam pebelajaran penjasorkes terutama materi senam lantai materi guling belakang 3. Siswa memperoleh sedikit kesempatan untuk melakukan bagaimana cara guling belakang karena dibatasi oleh waktu pelajaran 4. Siswa terkadang berfikir bahwa guling belakang itu sangat sulit dilakukan karena gagal pada saat melakukan tolakan badan kebelakang dan pada saat mengayunkan kaki kebelakang kepala. 5. Kemampuan guling belakang siswa masih sangat rendah

C. Pembatasan Masalah Mengingat banyaknya masalah-masalah yang berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan seperti dipaparkan dalam identifikasi masalah, maka dalam penelitian ini masalah akan dibatasi pada dua variable yaitu: upaya meningkatkan hasil belajar guling belakang senam lantai sebagai variabel terikat. Sedangkan media audiovisual sebagai variabel bebas. D. Rumusan Masalah Yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimanakah media audiovisual dapat meningkatkan hasil belajar guling belakang dalam senam lantai siswa kelas VIII SMP KARYA BAKTI MEDAN Tahun Ajaran 2014/2015? E. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui sejauh mana penerapan media audiovisual terhadap upaya meningkatkan hasil belajar guling belakang senam lantai siswa kelas IX SMP KARYA BAKTI MEDAN Tahun Ajaran 2014/2015. 2. Untuk mengetahui bagaimana media audiovisual dapat memperbaiki hasil belajar guling belakang senam lantai siswa kelasviii SMP KARYA BAKTI MEDAN Tahun Ajaran 2014/2015. 3. Untuk memberikan motivasi kepada siswa dalam melakukan guling belakang senam lantai karena guling belakang itu mudah dilakukan.

F. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini : 1. Masukan bagi mahasiswa FIK Unimed khususnya sebagai calon seorang guru olahraga dalam memilih media pembelajaran yang tepat pada materi pembelajaran senam lantai. 2. Memberikan informasi kepada guru penjasorkes SMP KARYA BAKTI MEDAN tentang penerapan media audiovisual terhadap hasil belajar guling belakang senam lantai siswa kelas VIII SMP KARYA BAKTI MEDAN Tahun Ajaran 2014/2015. 3. Sebagai bahan informasi dan mempertimbangkan dan memilih media pembelajaran yang tepat pada materi pembelajaran guling belakang senam lantai. 4. Masukan bagi siswa dalam mengembangkan potensi yang dimiliki.