Perancangan Furniture Alat Belajar Anak di Rumah Susun Menggunakan Standar Ergonomi, Antropometri, Perancangan dan Pengembangan Produk

dokumen-dokumen yang mirip
PERANCANGAN STASIUN KERJA OPERATOR PADA LINI PACKING PT. X SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Industri manufaktur di Indonesia, sekarang ini mengalami. pangsa pasar tidak hanya lokal tetapi internasional. Industri seperti ini

DESAIN KAMAR MANDI UNTUK ORANG LANJUT USIA (STUDI KASUS PANTI WREDHA DHARMA BAKTI)

ASPEK ERGONOMI DALAM PERBAIKAN RANCANGAN FASILITAS PEMBUAT CETAKAN PASIR DI PT X.

BAB III DATA DAN ANALISIS PERANCANGAN

PERANCANGAN ELEMEN-ELEMEN RUMAH TINGGAL DENGAN MEMPERTIMBANGKAN DATA ANTHROPOMETRI

PERANCANGAN MEJA DAN KURSI TAMAN UNTUK MAHASISWA (STUDI KASUS : MAHASISWA UNIVERSITAS KADIRI)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

UKDW BAB I PENDAHULUAN

IMPLEMENTASI KONSEP ERGONOMI PADA PEMBUATAN ALAT TENUN TRADISIONAL MENGGUNAKAN PRINSIP PERANCANGAN YANG DAPAT DISESUAIKAN

APLIKASI ANTHROPOMETRI UNTUK PERANCANGAN STASIUN KERJA DI LOBBY PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS X, SURABAYA

ANALISIS PERBAIKAN POSTUR KERJA DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI PADA HOME INDUSTRY JKS SNACK & CATERING DI SERANG-BANTEN

Jurnal Ilmiah Widya Teknik Volume 16 Nomor ISSN

REDESAIN BONCENGAN ANAK PADA SEPEDA MOTOR DENGAN PENDEKATAN ANTHROPOMETRI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISA POSTUR KERJA TERHADAP AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING MENGGUNAKAN METODE OWAS

USULAN PERBAIKAN FASILITAS KERJA PADA STASIUN PEMOTONGAN UNTUK MENGURANGI KELUHAN MUSCULOSKELETAL DI CV. XYZ

Perbaikan Fasilitas Kerja Divisi Decal Preparation pada Perusahaan Sepeda di Sidoarjo

Furnitur Ergonomis untuk Siswa Sekolah Dasar Usia 6-10 Tahun

ERGONOMI DESAIN MEJA DAN KURSI SISWA SEKOLAH DASAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dapat memenuhi kebutuhan siswa karena jika digunakan perabot kelas yang

Usulan Perbaikan Meja Kerja Yang Ergonomis Untuk Proses Pemasangan Karet Kaca Pada Kendaraan Niaga Jenis TD di PT XYZ

B A B III METODOLOGI PENELITIAN

Analisis Postur Kerja dengan Rapid Entire Body Assesment (REBA) di Industri Pengolahan Tempe

BAB I PENDAHULUAN. Unit kerja menengah CV. Raya Sport merupakan usaha yang. memproduksi pakaian (konveksi). Pada kegiatan proses produksi ditemukan

PENERAPAN KONSEP ERGONOMI DALAM DESIGN KURSI DAN MEJA BELAJAR YANG BERGUNA BAGI MAHASISWA

Analisis Postur Kerja Terkait Musculoskeletal Disorders (MSDS) pada Pengasuh Anak

BAB I PENDAHULUAN. disokong oleh beberapa kaki dan ada yang memiliki laci, sedangkan kursi adalah

PERANCANGAN MEJA KERJA UNTUK ALAT PRES PLASTIK YANG ERGONOMIS MENGGUNAKAN METODE RASIONAL DAN PENDEKATAN ANTHROPOMETRI

ERGONOMI PADA BURUH GENDONG PEREMPUAN. ( Oleh : Risma A Simanjuntak, Prastyono Eko Pambudi ) Abstrak

DESAIN BENTUK FISIK KERETA DORONG SESUAI ANTROPOMETRI ANAK-ANAK UNTUK PENJUAL COBEK ANAK

METODE PENGUKURAN DATA ANTROPOMETRI

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Khususnya bagi industri pembuatan canopy, tralis, pintu besi lipat,

Desain Kursi Kerja Ergonomis bagi Perajin Karawo

Bab 3. Metodologi Penelitian

PERANCANGAN BABY BOX MULTIFUNGSI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL KANO DAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD)

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1Latar Belakang Masalah

MODUL PRAKTIKUM KAJIAN PUSTAKA ANTROPOMETRI & ERGONOMI FASILITAS DUDUK

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1. Universitas Kristen Maranatha

BAB II LANDASAN TEORI

SARANA KERJA YANG TIDAK ERGONOMIS MENINGKATKAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA GARMENT DI BALI

PERANCANGAN KURSI KERJA BERDASARKAN PRINSIP-PRINSIP ERGONOMI PADA BAGIAN PENGEMASAN DI PT. PROPAN RAYA ICC TANGERANG

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

METHOD ENGINEERING & ANTROPOMETRI PERTEMUAN #10 TKT TAUFIQUR RACHMAN ERGONOMI DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA

Solichul H.A. BAKRI UNIBA

Analisis Sistem Kerja Sortasi Biji Kopi Dengan Menggunakan Pendekatan Ergonomi Di CV. Kopi Tunah Kolak Jaya

BAB V HASIL DAN ANALISA

Desain Troli Ergonomis sebagai Alat Angkut Gas LPG

PERANCANGAN MEJA-KURSI YANG ADJUSTABLE BAGI ANAK SEKOLAH DASAR

PERANCANGAN TEMPAT PENCELUP UNTUK PROSES PEWARNAAN BENANG TENUN (STUDI KASUS : Di IKM Tenun Ikat MEDALI MAS )

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1. Universitas Kristen Maranatha

Planning of the Ergonomic Seat for Four Wheel Tractor Based on Anthropometry

PERANCANGAN MEJA DAN KURSI ANAK MENGGUNAKAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) DENGAN PENDEKATAN ATHROPOMETRI DAN BENTUK FISIK ANAK

Anthropometry. the study of human body dimensions. TeknikIndustri 2015

ANALISIS ERGONOMI PADA PRAKTIK MEMELIHARA RODA DAN BAN MENGGUNAKAN METODE REBA

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan 1-1

BAB 1 PENDAHULUAN. khusus guna menghasilkan suatu produk yang bermanfaat bagi masyarakat. Interaksi

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

Keywords: children anthropometry, learning facility for school, percentile. Tabel 1. Penelitian Anthropometry Anak di Beberapa Negara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI. tersebut digunakan sebagai dasar dan penunjang pemecahan masalah.

RANCANG ULANG KURSI TAMAN DENGAN EVALUASI ERGONOMI - ANTROPOMETRI DAN BIOMEKANIK

Seminar Nasional IENACO ISSN:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan setelah perang dunia kedua, tepatnya tanggal 12 Juli 1949 di Inggris

PERANCANGAN ULANG ALAT PERONTOK PADI YANG ERGONOMIS UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS DAN KUALITAS KEBERSIHAN PADI

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGEMASAN SARI KEDELAI UNTUK INDUSTRI RUMAH TANGGA. Program Studi Teknik Mesin D3, Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Nasional Malang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 1 Universitas Kristen Maranatha

PERANCANGAN GERGAJI LOGAM UNTUK PENGURANGAN KELUHAN FISIK DI BENGKEL LAS SEJATI MULIA JAKARTA SELATAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Gangguan pada sistem otot rangka/musculoskeletal disorders (MSDs)

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Hasil Perhitungan Seluruh Tahapan Menggunakan Metode REBA, REBA, OWAS & QEC

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

HALAMAN JUDULN ABSTRAK DAN EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN DOSEN PEMULA

PERANCANGAN ULANG STASIUN KERJA UNTUK MENGURANGI KELUHAN BIOMEKANIK PADA AKTIFITAS LOUNDRY DI PT X

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pekerja merupakan salah satu komponen yang perlu mendapatkan

PERANCANGAN ALAT BELAJAR DAN BERMAIN YANG ERGONOMIS DI TAMAN KANAK-KANAK ISLAM PERMATA SELAT PANJANG

Perancangan Kursi dan Meja Laptop yang Ergonomis di Universitas Katolik Parahyangan

Ketidaknyamanan sikap duduk berperan terhadap timbulnya keluhan rasa sakit yang dirasakan. Untuk itu diperlukan pengembangan produk yang dapat berfung

PERANCANGAN ALAT PEMBUATAN KOTAK KARDUS YANG ERGONOMIS BERDASARKAN UKURAN ANTROPOMETRI

ANALISIS SERTA USULAN PERBAIKAN FASILITAS FISIK DAN LINGKUNGAN FISIK DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI (Studi kasus di Mini Market 5001 Mart Cabang Cimahi)

Analisa Ergonomi Fasilitas Duduk Ruang Kuliah Bagi Pengguna dengan Kelebihan Berat Badan

Hubungan Antara Keergonomisan Meja dan Kursi dengan Kinerja Petugas di Tempat Pendaftaran Pasien RS PKU Aisyiyah Boyolali

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami kecelakaan, penyakit dan keluhan-keluhan kesehatan yang disebabkan

PERANCANGAN FASILITAS KERJA ERGONOMIS MENGGUNAKAN METODE OVAKA WORKING POSTURE ANALYSIS SYSTEM (OWAS)

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Ergonomi Antropometri

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

DAFTAR PUSTAKA. Alexander, DC., 1986, The Practice and Management of Industrial Ergonomics, Englewood Cliffs, NJ: Prentice-Hall.

BAB 1 PENDAHULUAN. yang merugikan terhadap kesehatan pekerja ( Naiem, 2010).

Analisis Risiko Manual Handling pada Pekerja PT. XYZ

Modul ke: Studio Desain II 10FDSK. Lalitya Talitha Pinasthika M.Ds Hapiz Islamsyah, S.Sn. Fakultas. Program Studi Desain Produk

BAB I PENDAHULUAN I-1

PROSIDING SEMINAR ILMIAH NASIONAL: MEMBANGUN PARADIGMA KEHIDUPAN MELALUI MULTIDISIPLIN ILMU

Transkripsi:

Petunjuk Sitasi: Utomo, V. L. (2017). Perancangan Furniture Alat Belajar Anak di Rumah Susun Menggunakan Standar Ergonomi, Antropometri, Perancangan dan Pengembangan Produk. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp. B190-196). Malang: Jurusan Teknik Industri Universitas Brawijaya. Perancangan Furniture Alat Belajar Anak di Rumah Susun Menggunakan Standar Ergonomi, Antropometri, Perancangan dan Pengembangan Produk Valentina Lilian Utomo Universitas Surabaya Jl. Kali Rungkut Surabaya valentinalilianutomo@gmail.com ABSTRAK Anak-anak penduduk rumah susun banyak melakukan kegiatan seperti belajar, mengerjakan tugas sekolah, makan, dan menonton televisi di ruang tamu. Namun karena ukuran ruang tamu yang kecil, perabotan yang dimiliki berukuran besar dan tidak sesuai untuk rumah susun sehingga rumah susun menjadi semakin sempit dan tidak nyaman bagi anak-anak. Mereka belajar dan mengerjakan pekerjaan rumah mereka di lantai dengan posisi membungkuk, atau hanya mengenakan meja seadanya. Jika dilakukan terus-menerus, dapat memberikan dampak negatif bagi anak-anak seperti kelelahan, cedera pada punggung, sakit leher bahkan kelainan pada tulang belakang. Oleh karena itu, diperlukan upaya perbaikan dalam kondisi tersebut dengan melakukan perancangan furniture yang tepat untuk ruang tamu dan disesuaikan dengan kondisi yang ada di rumah susun dalam upaya mencegah terjadinya dampak negatif yang mungkin terjadi pada anak-anak. Pada penelitian ini digunakan metode observasi langsung kepada penduduk rumah susun. Perancangan furniture mengusung prinsip ENASE, ergonomis, perancang-an dan pengembangan produk (PPP) serta sesuai dengan standar antropometri anak-anak di Indonesia. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat serta usulan perbaikan untuk penghuni rumah susun, serta pendiri rumah susun. Berupaya meningkatkan kenyamanan rumah susun sebagai rumah tinggal serta menghidarkan anak-anak dari dampak negatif yang mungkin mempengaruhi kesehatan mereka dikemudian hari. Selain menghindarkan dampak negatif bagi anak-anak karena salah posisi duduk, Desain furniture ini juga multifungsi, jika tidak digunakan oleh anak, maka dapat diringkas menjadi kotak, meja tersebut dapat di tumpuk dan dijadikan kursi tamu. Selain itu furniture ini juga dapat membantu ibu-ibu yang akan menggosok pakaian, karena dapat dijadikan alas gosok. Furnitur ini didesai untuk anak usia 5-12 tahun, jika sudah melewati masa pakai tersebut, meja dan kursi dapat dialih fungsikan sebagai rak barang atau rak sepatu. Kata kunci Antopometri, ENASE, ergonomi, kelelahan, rumah susun I. PENDAHULUAN Makalah ini merupakan Penelitian tugas akhir mahasiswa jurusan Teknik Industri Universitas Surabaya. Penelitian tersebut mengenai perancangan furniture kursi dan meja multi fungsi yang sesuai untuk anak-anak usia sekolah. Makalah penelitian ini mengusung prinsip ENASE, ergonomis, perancangan dan pengembangan produk (PPP) serta sesuai dengan standar antropometri anak-anak di Indonesia. Sehingga sesuai untuk digunakan di bagian ruang tamu di tiap unit rumah susun. Penelitian berfokus pada peningkatan kenyamanan bagi anak-anak rumah susun saat melakukan kegiatan di ruang tamu, dan menghindarkan anak-anak dari kemungkinan dampak negatif yang dapat terjadi karena secara berkepanjangan melakukan kegiatan diatas lantai dengan membungkuk. B-197

Valentina Lilian Utomo II. ISI MAKALAH A. Latar Belakang Masalah Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk Surabaya tahun 2010 hingga 2015 mengalami peningkatan hingga 0.5%. Akibatnya, Surabaya menjadi daerah padat penduduk dengan lahan terbatas. Oleh karena itu, pemerintah membangun perumahan layak huni lebih dari satu lantai yang sering disebut sebagai rumah susun(uu No. 16 Tahun 1985, tentang Rumah Susun). Pada umumnya, rumah susun berukuran kecil dan cenderung sempit sehingga penduduk rumah susun merasa kurang nyaman. Hal tersebut membuat warga rumah susun tidak memiliki kursi, sofa ataupun meja tengah untuk ruang tamu. Kebanyakan dari mereka meletakkan televisi, lemari dan tempat tidur di ruang tamu, sehingga anak-anak melakukan kegiatan seperti belajar, mengerjakan tugas sekolah, makan, menonton televisi di atas lantai ruang tamu. Ukuran ruang tamu tiap unit rumah susun yang sangat minim, ukuran tersebut masih harus dikurangi dengan perabot-perabot seperti kulkas, lemari buku dan lemari baju. Anak-anak pun menjadi kurang leluasa dan tidak nyaman. Anak-anak dapat mengalami kelelahan, cedera pada punggung, sakit leher bahkan kelainan pada tulang belakang. Kelelahan terbagi menjadi dua, yaitu kelelahan otot dan kelelahan umum. Kelelahan otot dapat ditandai dengan adanya tremor pada otot, atau nyeri pada otot. Sedangkan untuk kelelahan umum, ditandai dengan enggannya melakukan kegiatan, karena keadaan lingkungan, sebab-sebab mental, status kesehatan dan keadaan gizi anak. Kelelahan pada setiap orang, terutama anak-anak berbeda-beda. Namun pada umumnya, gejala awal yang terjadi adalah kehilangan efisiensi dan produktivitas kegiatan yang dilakukan sehingga menjadi mudah sakit karena penurunan ketahanan tubuh. Penelitian Tugas Akhir ini merancang furniture kursi dan meja multi fungsi yang sesuai untuk anak-anak usia sekolah. Perancangan furniture tersebut mengusung prinsip ENASE, ergonomis, perancangan dan pengembangan produk (PPP) serta sesuai dengan standar antropometri anakanak di Indonesia. ENASE adalah singkatan dari efektif, nyaman, aman, sehat, dan efisien (Sutalaksana, 2006). Sehingga sesuai untuk digunakan di bagian ruang tamu di tiap unit rumah susun. Penelitian berfokus pada peningkatan kenyamanan bagi anak-anak rumah susun saat melakukan kegiatan di ruang tamu, dan menghindarkan anak-anak dari kemungkinan dampak negatif yang dapat terjadi karena secara berkepanjangan melakukan kegiatan diatas lantai dengan membungkuk. Perancangan furniture yang terpilih, nantinya dapat di implementasikan secara langsung pada unit rumah susun dan diserahkan ke pihak pengelolah rumah susun. B. Perumusan Masalah Anak-anak penduduk rumah susun banyak melakukan kegiatan seperti belajar, mengerjakan tugas sekolah, makan, dan menonton televisi di ruang tamu. Namun karena ukuran ruang tamu yang kecil, perabotan yang dimiliki berukuran besar dan tidak sesuai untuk rumah susun sehingga rumah susun menjadi semakin sempit dan tidak nyaman bagi anak-anak. Mereka belajar dan mengerjakan pekerjaan rumah mereka di lantai dengan posisi membungkuk, atau hanya mengenakan meja seadanya. Jika dilakukan terus-menerus, dapat memberikan dampak negatif bagi anak-anak seperti kelelahan, cedera pada punggung, sakit leher bahkan kelainan pada tulang belakang. Oleh karena itu, diperlukan upaya perbaikan dalam kondisi tersebut dengan melakukan perancangan furniture yang tepat untuk ruang tamu dan disesuaikan dengan kondisi yang ada di rumah susun dalam upaya mencegah terjadinya dampak negatif yang mungkin terjadi pada anakanak. C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian yang dapat dicapai dari permasalahan di atas adalah sebagai berikut. 1.Mengidentifikasi permasalahan yang ada mengenai penyebab ketidaknyamanan yang dirasakan anak-anak saat beraktivitas di ruang tamu/ruang keluarga unit rumah susun mereka. 2.Merancang furniture unit rumah susun yang disesuaikan dengan prinsip ENASE, ergonomis, perancangan dan pengembangan produk (PPP) serta sesuai dengan standar antropometri anakanak di Indonesia. B-198

Perancangan Furniture Alat Belajar Anak di Rumah Susun Menggunakan Standar Ergonomi, Antropometri, Perancangan dan Pengembangan Produk D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan usulan perbaikan untuk penghuni rumah susun, serta pendiri rumah susun dapat membangun rumah susun beserta furniturenya, sehingga ukuran furniture dalam rumah susun dapat lebih tepat, dalam upaya meningkatkan kenyamanan rumah susun sebagai rumah tinggal. Kontribusi Teoritis Mengetahui manfaat dan aplikasi dari penerapan prinsip ergonomi serta antropometri pada perabotan atau furniture pada unit rumah susun. Kontribusi Praktis Mengetahui dan memperbaiki perabot atau furniture yang ada di dalam rumah susun, agar penghuni rumah susun dapat lebih aman dan nyaman bertempat tinggal di rumah susun. E. Tinjauan Pustaka Dalam penelitian mengenai furniture yang digunakan dalam rumah susun diperlukan datadata mengenai kepuasan penggunanya. Tinjauan pustaka diperlukan untuk mengetahui standar dan prinsip-prinsip apa saja yang sudah digunakan dan dapat diterapkan dalam rancangan kedepan, serta melihat produk apa saja yang sudah ada dipasaran. Tinjauan pustaka juga diperlukan untuk memperkuat hasil temuan dan kesimpulan yang diperoleh pada saat melakukan penelitian. 1) Furniture Furniture pada umumnya berukuran besar, sehingga tidak sesuai dengan kondisi rumah susun yang berukuran kecil. Pada dasarnya sudah banyak toko mebel yang memproduksi meja kursi untuk anak-anak, baik yang terpisah maupun yang sudah menjadi satu kesatuan meja dan kursi. Salah satu contohnya adalah hand chair, pinnochio chair, dan help desk. Gambar 1 Contoh Produk yang sudah ada F. Tingkat Kepuasan Penghuni Rumah Susun terhadap Furniture Data keinginan konsumen dan tingkat kepuasan konsumen terhadap produk yang sebelumnya telah ada sangat diperlukan saat akan melakukan perancangan suau produk. Perancangan produk yang baru dapat lebih tepat guna, dan menyelesaikan masalah yang belum terselesaikan oleh produk sebelumnya. Metode yang digunakan adalah metode survey secara langsung kepada anakanak dan orang tua yang ada di rumah susun. G. Ergonomi Ergonomi adalah ilmu yang berasal dari suatu kegiatan. Ilmu tersebut bisa berasal dari orang yang mengerjakan kegiatan dan bagaimana cara orang tersebut menyelesaikan kegiatan tersebut, alat yang digunakan, tempat bekerja, dan aspek psikologi dari situasi saat melakukan pekerjaan tersebut (Pheasant, 1999). Penerapan ergonomi pada suatu benda harus disesuaikan dengan ukuran tubuh penggunanya. Sebelum merancang suatu produk lebih baik mengetahui terlebih dahulu ukuran tubuh target pasar produk tersebut. Ukuran dan dimensi tubuh manusia dapat berbeda berdasarkan asal, suku, tempat tinggal, kebiasaan hidup yang dimiliki (Kroemer, Kroemer, & Kroemer, 2001). Ergonomi juga dapat dikatakan sebagai ilmu, seni dan penerapan teknologi untuk menyerasikan fasilitas yang digunakan manusia, dengan kemampuan dan keterbatasan manusia B-199

Valentina Lilian Utomo baik secara fisik maupun mental sehingga kualitas hidup secara keseluruhan dapat menjadi lebih baik (Tarwaka & Bakri, 2004). 1) Tujuan Ergonomi Secara umum, tujuan dari ergonomi dapat dikatakan untuk meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental melalui upaya pencegahan cedera akibat kerja, meningkatkan kesejateraan sosial melalui peningkatan kualitas kontak sosial, mengelola dan mengkoordinir secara tepat guna. Ergonomi juga bertujuan untuk menciptakan keseimbangan rasional dalam berbagai aspek (Tarwaka & Bakri, 2004). H. Antropometri Data dari antropometri sangatlah penting dalam menentukan alat dan cara mengoperasikannya. Hal tersebut sangat mempengaruhi sikap kerja, tingkat kelelahan, kemampuan kerja dan produktivitas kerja (Tarwaka & Bakri, 2004). Antropometri adalah ilmu kepastian ukuran tubuh manusia (NASA, 1978). Dengan adanya pengukuran panjang, lebar, lingkar, dan distribusi frekuensi, dari manusia, antropometri dapat diterapkan dan berguna dalam perancangan area kerja, equipment, dan product, yang sesuai untuk penggunanya. Antropomerti dapat digunakan sebagai guidelines dalam penentuan tinggi, jangkauan, genggaman, dan jarak pengguna suatu produk. Sehingga human factor yang perlu diperhatikan dapat membuat perancangan area kerja, equipment dan kapasitas ketepatan produk menjadi lebih baik. Baik untuk wanita, pria, anak-anak, orang tua, orang yang besar atau lebar dan orang yang kecil, termasuk mereka yang sedang sakit dan memiliki keterbatasan. Antropometri menggunakan presentil untuk mengukur apakah nilai yang dimiliki orang tersebut sama atau kurang dari standar nilai yang diketahui (Eastman, 2001). Gambar 2 Gambar Antropometri Berikut antropometri yang digunakan sebagai bahan pertimbangan perancangan dan pengembangan produk. Data dibawah ini dibawah ini diperoleh dari (www.antropometriindonesia.org, 2017) untuk anak-anak semua suku di Indonesia pada tahun 2000-2016. Tabel 1. Data Antropometri yang Didunakan NO. DIMENSI ANTROPOMETRI PRESENTIL(th) 1 D8 Tinggi tubuh dalam posisi duduk 50 2 D9 Tinggi mata dalam posisi duduk 50 3 D10 Tinggi bahu 50 4 D11 Tinggi siku dalam posisi duduk 5 5 D12 Tebal paha 95 B-200

Perancangan Furniture Alat Belajar Anak di Rumah Susun Menggunakan Standar Ergonomi, Antropometri, Perancangan dan Pengembangan Produk NO. DIMENSI ANTROPOMETRI PRESENTIL(th) 6 D13 Pangjang Lutut 95 7 D14 Panjang pantat ke lutut 95 8 D17 Lebar bahu 50 9 D19 Lebar pinggul 95 10 D21 Tebal Perut 95 11 D22 Panjang lengan atas 5 12 D23 Panjang lengan bawah 5 13 D24 Jangkauan tangan 5 14 D33 Panjang rentang siku 5 15 D36 Panjang genggaman tangan 5 Data antropometri anak indonesia secara umum dibandingkan dengan data antropometri anak yang bertempat tinggal di rumah susun, dilakukan uji variance, dan melihat ada atau tidaknya perbedaan yang signifikan. I. Perancangan dan Pengembangan Produk Perancangan dan pengembangan produk adalah semua proses yang berhubungan dengan keberadaan produk, mulai dari identifikasi keinginan konsumen sampai proses produksi atau fabrikasi, penjualan dan delivery produk. Dalam perancangan produk terdapat beberapa komponen, yaitu komponen inti yang terdiri dari bentuk fisik produk, dan segi fungsional produk tersebut, kemudian pengemasan, komponen ini terdiri dari kualitas produk, harga, brand, dan rancangan kemasan itu sendiri. Komponen terakhir adalah pelayanan pendukung. Komponen ini terdiri dari delivery, jaminan, sparepart, service/perawatan dan perbaikan produk (Widodo, 2003). Karakteristik dari pengembangan produk dapat dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu kualitas produk, biaya produksi produk, waktu pengembangannya, biaya untuk pengembangan, serta kapabilitas pengembangan. Masing-masing karakter tersebut memegang peranan penting dalam kesuksesan pengembangan produk. Kualitas produk melihat seberapa kuat dan tahan lamanya produk tersebut. Biaya produk melihat berapa banyak uang yang diperlukan untuk dapat memproduksi produk tersebut, mesin-mesin dan peralatan apa sajakah yang dibutuhkan. Waktu pengembangan produk melihat seberapa cepat menyelesaikan pengembangan produk tersebut. Biaya pengembangan tentu saja berbicara tentang berapa modal atau biaya yang dibutuhkan untuk melakukan pengembangan tersebut. Kapabilitas berbicara soal kemampuan internal produsen. Apakah memeliki kemampuan cukup untuk mengembangkan produk dimasa depan dengan lebih efektif dan ekonomis (Ulrich & Eppinger, 2001). Perancangan dan pengembangan produk adalah salah satu cara yang dapat digunakan dalam proses perancangan suatu produk. Tiga aspek utama yang harus diperhatikaan, yaitu product quality, product cost, dan developement time, cost & capability. Dalam proses perancangan desain suatu produk, terdapat beberapa step-step dan metodologi, yaitu menentukan dan mendefinisikan situasi dari desain tersebut darimana sumbernya, analisis permasalahan yang ada, kapan, di mana dan untuk siapa, membuat kriteria desain di mana dijelaskan konstrain, asumsi, dan fakta yang terjadi. Selanjutnya adalah menentukan sumbersumber informasi yang dibutuhkan seperti konseptual, metodologi, dan faktual. Lalu menjabarkan pilihan solusi bisa melalui brainstorming, analisis masalah, melihat potensial masalah, dan analisis keputusan. Kemudian yang terakhir adalah pembagian pilihan evaluasi menentukan kepuasan secara objektif, etik, dan kesadaran akan keselamatan. Perancangan dan pengembangan produk yang beragam memerlukan kesadaran atas waktu, kerja, dan uang. Sebelum produk baru diluncurkan ke publik, produk tersebut harus sudah diuji dan dilakuakan peninjauan ulang. Karena nama baik dan reputasi serta keuangan dari perusahaan dipertaruhkan. Berikut beberapa aktivitas yang perlu diperhatikan dalam pengembangan konsep produk baru: B-201

Valentina Lilian Utomo 1. Identifying customer needs 2. Establishing target spesification 3. Concept generation 4. Concept selection 5. Concept testing 6. Setting final specification 7. Project planning 8. Economic analysis 9. Benchmarking of competitive product 10. Modeling and prototyping J. Metodologi Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan urutan penelitian yang disesuaikan dengan kerangka berpikir dan tahapan penelitian yang terstruktur sehingga tidak menyimpang dari tujuan penelitian yang ditetapkan. 1.) Kerangka Berpikir Pengambilan data dilakukan di unit rumah susun Penjaringan Sari 3 Surabaya. Dalam rumah susun tersebut terdapat 99 unit yang dapat ditempati warga. Warga rumah susun terdiri dari bebagai umur, mulai anak-anak, remaja, dewasa hingga lansia. Anak-anak pun juga ada yang masih bayi atau baru dilahirkan, balita dan anak-anak yang sudah bersekolah. Dalam setiap unitnya terbagi menjadi beberapa bagian ruangan, yaitu ruang tamu atau ruang keluarga, kamar tidur, dapur, kamar mandi, dan balkon jemuran. Kegiatan yang banyak dilakukan anak-anak dalam ruang keluarga atau ruang tamu adalah makan, bermain, belajar dan menonton televisi. Semua kegiatan tersebut dilakukan di atas lantai atau lesehan, sehingga saat belajar dan makan mereka membungkuk atau posisi yang salah. Jika kegiatan tersebut terus dilakukan dan secara jangka panjang, dapat berakibat fatal. Punggung, pundak, dan leher akan terasa sakit. Jika posisi duduk anak salah, maka akan mengakibatkan kelainan pada tulang belakang. Saat mengerjakan tugas, ataupun belajar anak akan cenderung tidak nyaman dan tidak fokus, sehingga hasil kerja mereka akan kurang optimal. Melihat dari sisi kesehatan, kegiatan mereka tersebut sangatlah berbahaya di kemudian hari, atau berdampak jangka panjang. Sehingga diperlukan perancangan furniture untuk kegiatan belajar anak-anak. Selain untuk meningkatkan kenyamanan dan kepuasan warga rumah susun, diharapkan dengan adanya furniture ini dapat mengurangi atau mencegah kemungkinan terjadinya dampak negatif bagi anak-anak di rumah susun. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan beberapa, metode tersebut anara lain, wawancara, observasi langsung, pengukuran langsung, dan data historis rumah susun yang sudah ada. Metode wawancara dilakukan guna memperoleh data yang berkaitan dengan kegiatan apa yang sering dilakukan oleh warga rumah susun baik orang tua maupun anak-anak, keinginan warga mengenai produk yang akan didesain dan kelebihan serta kekurangan produk yang sudah ada. Selain itu juga digunakan untuk mengetahui kemampuan atau daya beli e=warga di rumah suusn Penjaringan Sari III dan pengambilan data-data yag diperlukan sebagai pendukung proses desain produk yang akan datang. Observasi langsung dilakukan di rumah susun Penjaringan Sari III, dilakukan dengan melakukan pendekatan ke warga, dan anak-anak mereka. Melihat keadaan lingkungan, suasana dan situasi di rumah susun. Pengukuran dilakukan untuk memperoleh data antropometri. Pengukuran dilakukan pada anak usia 5-12 tahun yang tinggal di rumah susun Penjaringan Sari III. Pengukuran juga disesuaikan dengan dimensi tertentu yang diperlukan sebagai data pendukung desain produk yang akan datang. B-202

Perancangan Furniture Alat Belajar Anak di Rumah Susun Menggunakan Standar Ergonomi, Antropometri, Perancangan dan Pengembangan Produk 2) Langkah-Langkah Penelitian START PENGENALAN TERHADAP OBYEK PENELITIAN PENGAMATAN AWAL - Observasi unit Rumah Susun - Wawancara Penduduk Rusun - Anak-Anak Rusun Usia 5-12 tahun PERUMUSAN MASALAH PENETAPAN TUJUAN PENELITIAN STUDI PUSTAKA & EXISTING PRODUK Mencari referensi melalui buku Melihat apakah ada produk yang sejenis Melakukan perbaikan dari produk yang sudah ada sehingga menjadi nilai tambah PENGUMPULAN DATA Pengumpulan data mengenai kepuasan penghuni rumah susun terhadap produk yang telah ada. Pengumpulan Data mengenai apa saja ketidaknyamanan yang dirasakan penghuni Pengumpulan data mengenai harapan dan keinginan penghuni PENGUKURAN ANTROPOMETRI yang DIPERLUKAN PENGOLAHAN DATA & ANALISIS HASIL Penetapan konsep dasar desain Pengembangan desain Produk Finalisasi produk Prototyping KESIMPULAN & SARAN - Penarikan kesimpulan terhadap hasil penelitian dan pemberian saran yang relevan FINISH Gambar 3 Langkah Langkah Penelitian K. Design Awal Berikut adalah desain awal yang dapat dirancangkan secara sederhana setelah melakukan literatur review dan survei awal. B-203

Valentina Lilian Utomo a. Sandaran kursi menggunakna busa dengan ketebalan tertentu b. Engsel sebagai penggerak meja tambahan c. Lubang pada tengah meja untuk kaki anak d. Meja tambahan e. Engsel penguat meja tambahan f. Laci meja sebagai tempat menyimpan buku maupun barang lain g. Dudukan kursi anak h. Tempat siku i. Spons sandaran tulang ekor j. Sandaran kursi anak b c a j d f h e g Gambar 4 Contoh Desain Awal i Design di atas selanjutnya akan di test menggunakan concept testing dengan melibatkan kurang lebih sekitar 5 calon user. L. Analisis Hasil Setelah dilakukan pengambilan data, pengolahan data dan perancangan, didapat hasil desain awal seperti pada gambar 3. Desain tersebut memiliki ukuran yang sesuai untuk anak, karena perancangannya disesuaikan dengan standar ergonomi, antropometri, dan perancangan dan pengembangan produk. Meja dengan ketinggian dan lebar yang sesuai dengan jangkauan anakanak. Laci sebagai penyimpanan barang-barang anak, sehingga tidak menumpuk atau bercecer. Kursi tempat duduk anak di desain dengan lebar dan tinggi sesuai, posisi kursi dibuat lesehat dikarenakan posisi duduk yang baik adalah bentuk V atau dilipat, sudut lumbar tubuh maks 60 o, membungkuk maksimal 30 o. Selain menghindarkan dampak negatif bagi anak-anak karena salah posisi duduk, Desain furniture ini juga multifungsi, jika tidak digunakan oleh anak, maka dapat diringkas menjadi kotak, meja tersebut dapat di tumpuk dan dijadikan kursi tamu. Selain itu furniture ini juga dapat membantu ibu-ibu yang akan menggosok pakaian, karena dapat dijadikan alas gosok. Furnitur ini didesai untuk anak usia 5-12 tahun, jika sudah melewati masa pakai tersebut, meja dan kursi dapat dialih fungsikan sebagai rak barang atau rak sepatu. B-204

Perancangan Furniture Alat Belajar Anak di Rumah Susun Menggunakan Standar Ergonomi, Antropometri, Perancangan dan Pengembangan Produk III PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian diatas, didapat kesimpulan sebagai berikut: 1. Banyak anak yang mengerjakan aktivitas dengan posisi yang salah, dikarenakan ruangan yang sempit dan kurang memadai. 2. Orang tua kurang paham akan bahayanya duduk dalam posisi yang salah bagi anak di kemudian hari. 3. Dengan adanya penelitian ini, unit rusun akan lebih rapi, ringkas, dan anak-anak dapat belajar dengan posisi yang tepat. Hal tersebut dapat mengurangi resiko atau dampak negatif yang mungkin terjadi dikemudian hari. 4. Furniture multifungsi sangat membantu warga rumah susun. DAFTAR PUSTAKA Eastman, Kodak Company., 2001, Ergonomic Design for People at Work, Van Norstrand Reinhold, Vol. 1, hlm. 284-285, USA: Van Norstrand Reinhold. Kroemer, Karl; Kroemer, Henrike & Kroemer.E,Katrin., 2001, Ergonomics: How to design for easy and efficiency, New Jersey: Prentie Hall. PERDA Surabaya no 15 tahun 2012 pasal 9. Pheasant, Stephen, 1999, Body space, Anthropometry, Ergonomics and the design of work, 2th ed, London: Taylor Francis. Sutalaksana, Iftikar.Z, 2006, Teknik Peracangan Kerja, 2th ed, p. 6, Bandung: ITB. Tarwaka, Solichul HA. & Bakri, L.Sudiajeng., 2004, Ergonomi untuk keselamatan, kesehatan kerja, dan produktivitas, hlm. 7,10,107, Surakarta: UNIBA Press. UU No. 16 Tahun 1985, tentang Rumah Susun. Ulrich, K.T. & Eppinger, Steven. D., 2008, Product Design and Development, 4th ed, Singapore: McGrawHill Companies. Widodo, I Djati.,2003, Perencanaan dan Pengembangan Produk, hlm. 1-3, Yogyakarta: UII Press. Wignjosoebroto, Sritomo., 2000, Ergonomi, Studi Gerak dan Waktu, Bandung: ITB. Gambar Contoh Produk yang Sudah Ada: www.jatim.bps.go.id (akses 3 Maret 2017) www.aliexpress.com (akses 15 April 2017) www.probohindarto.wordpress.com (akses 15 April 2017) www.wisataresamjambi.blogspot.co.id (akses 15 April 2017 B-205