BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan suatu negara untuk mengembangkan kegiatan ekonomi dan taraf hidup masyarakatnya. Pelaksanaan pembangunan ekonomi menuju masyarakat yang adil makmur dan sejahtera, salah satu upaya yang dapat dilakukan pemerintah adalah menyediakan lapangan kerja yang cukup bagi masyarakat. Selain itu, pemerintah juga harus mampu menerapkan kebijakan ekonomi yang tepat sehingga dapat mendorong masyarakat untuk ikut serta berperan dalam proses pembangunan (Arsyad, 2010:11). Konsep pembangunan seringkali dikaitkan dengan proses industrialisasi. Proses industrialisasi merupakan salah satu perantara menuju proses pembangunan yang dapat meningkatkan taraf hidup yang lebih maju dan berkualitas. Dengan kata lain, proses industrialisasi merupakan suatu fungsi dari tujuan pokok kesejahteraan rakyat dengan memperluas kesempatan bekerja bagi masyarakat (Arsyad, 2010:441). Sektor industri adalah sektor yang diharapkan dapat menjadi sektor pemimpin (leading sektor). Dalam kaitannya dengan keberhasilan sebuah pembangunan yaitu dengan adanya pembangunan industri, maka diharapkan dapat mendorong pembangunan sektor-sektor lainnnya dan mampu memberikan peluang kerja untuk menekan tingginya pengangguran (Arsyad, 2010.442). Sejalan dengan hal itu, sektor industri pengolahan mempunyai peranan penting yaitu sebagai sektor pemimpin (Indrianti dkk, 2011). 1
Provinsi Kalimantan Utara merupakan salah satu Provinsi yang mendorong sektor industri pengolahan agar dapat berkembang ke arah yang lebih baik. Apabila sektor industri pengolahan berhasil dikembangkan, maka sektor industri pengolahan akan memberi kontribusi yang sangat besar dalam mewujudkan perekonomian yang lebih maju dan berkualitas. Adapun hasil dari upaya yang telah dilakukan untuk mendorong sektor industri pengolahan di Provinsi Kalimantan Utara, sebagai berikut: 50 40 30 20 10 0 10 Laju Pertumbuhan Produksi Pengolahan pada Mikro dan Kecil di Provinsi Kalimantan Utara Tahun 2015-2016 (Persen) 35,1 30,29 6,52 16,35 16,6 38,19 21,18 Triwulan 1 Triwulan 2 Triwulan 3 Triwulan 4 4,84 2015 2016 Grafik 1 Laju Pertumbuhan Produksi Pengolahan pada Mikro dan Kecil di Provinsi Kalimantan Utara Tahun 2015-2016 (Persen) Catatan: Tahun Rata-rata Laju Pertumbuhan Peringkat Rata-rata Laju Pertumbuhan Produksi (Persen) Produksi Menurut Provinsi di Indonesia 2015 9,87 10 2016 29,98 1 Sumber: BPS Indonesia, 2017 (data diolah) Berdasarkan grafik diatas, laju pertumbuhan produksi industri pengolahan pada industri mikro dan kecil menurut triwulan cenderung mengalami kenaikan ditahun 2015. Rata rata laju pertumbuhan produksi industri pengolahan pada industri mikro dan kecil sebesar 9,87 persen. Rata-rata laju pertumbuhan produksi industri pengolahan pada industri mikro dan kecil tersebut menduduki peringkat 2
10 dari 35 Provinsi di Indonesia. Lain halnya dengan laju pertumbuhan produksi industri pengolahan pada industri mikro dan kecil di tahun 2016. Laju pertumbuhan produksi industri pengolahan pada industri mikro dan kecil menurut triwulan cenderung mengalami penurunan di tahun 2016. Walaupun laju pertumbuhan produksi industri pengolahan pada industri mikro dan kecil cenderung mengalami penurunan, rata-rata laju pertumbuhan produksi industri pengolahan pada industri mikro dan kecil menduduki peringkat 1 dari 35 Provinsi di Indonesia. Rata-rata laju pertumbuhan produksi industri pengolahan pada industri mikro dan kecil tersebut sebesar 29,98 persen. Sehubungan dengan hal itu, kontribusi sektor industri pengolahan terhadap PDRB pada masing-masing Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan Utara dari tahun ke tahun mengalami pengingkatan. Adapun PDRB atas dasar harga konstan yang dihasilkan oleh sektor industri pengolahan menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan Utara tahun 2015, sebagai berikut: PDRB Atas Dasar Harga Konstan pada Sektor industri Pengolahan Menurut Kabupaten/ Kota di Provinsi Utara Tahun 2015 (Dalam Juta Rupiah) 2.500.000,00 2.222.995,68 2.000.000,00 1.500.000,00 1.000.000,00 1.240.744,00 1.094.099,70 500.000,00 0,00 164.833,86 7.248,65 Bulungan Malinau Nunukan Tana tidung Tarakan Grafik 2 PDRB Atas Dasar Harga Konstan pada Sektor Pengolahan Menurut Kabupaten/ Kota di Provinsi Kalimantan Utara Tahun 2015 (Dalam Juta Rupiah) 3
Catatan: Kabupaten/ Kota Persentase Kontribusi Sektor Pengolahan Status Kontribusi Total PDRB Bulungan 12.89% Terbesar ketiga 9,626,864.30 Malinau 2.56% Terbesar ketujuh 6,431,010.98 Nunukan 9.02% Terbesar ketiga 12,133,264.80 Tana tidung 8.53% Terbesar ketiga 85,014.64 Tarakan 13,30% Terbesar ketiga 16,718,491.22 Sumber: BPS Kalimantan Utara, 2017 (data diolah) Kabupaten/Kota yang menghasilkan nilai PDRB tertinggi pada sektor industri pengolahan yaitu Kota Tarakan. Nilai PDRB Kota Tarakan sebanyak 2.222.995,68 rupiah dengan total PDRB sebanyak 16.718.491,22 rupiah. Persentase kontribusi sektor industri pengolahan di Kota Tarakan menempati urutan ketiga penyumbang terbesar dari sektor lainnya yaitu sebesar 13,30 persen. Nilai PDRB yang dihasilkan sektor industri pengolahan di Kabupaten Bulungan menempati urutan kedua yaitu sebanyak 1.240.744,00 rupiah dengan total PDRB sebanyak 9.626.864,30 rupiah.. Persentase kontribusi sektor industri pengolahan di Kabupaten Bulungan menempati urutan ketiga penyumbang terbesar dari sektor lainnya yaitu sebesar 12,89 persen. Lain halnya dengan nilai PDRB yang di hasilkan sektor industri pengolahan Kabupaten Nunukan yaitu sebanyak 1.094.099,70 rupiah dengan total PDRB sebanyak 12.133.264,80 rupiah. Selain itu, persentase kontribusi sektor industri pengolahan di Kabupaten Nunukan menempati urutan ketiga penyumbang terbesar dari sektor lainnya yaitu sebesar 9,02 persen. Sedangkan nilai PDRB pada sektor industri pengolahan yang menempati urutan keempat dan kelima yaitu Kabupaten Malinau dan Tana Tidung. 4
Kota tarakan membagi beberapa jenis industri pengolahan, diantaranya: Kecil, Menengah, dan Besar. Selain berkontribusi sebagai penyumbang PDRB, sektor industri pengolahan juga membantu dalam mengurangi jumlah pengangguran. Sektor industri pengolahan memiliki peluang yang menjanjikan dalam membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat Kota Tarakan yang setiap tahunnya melahirkan sumber daya manusia dengan tingkat pendidikan yang berbeda-beda. Sejalan dengan hal itu, sektor industri pengolahan di Kota Tarakan dari tahun ke tahun selalu dikembangkan dengan memanfaatkan setiap potensi yang dimiliki (data terlampir). Apabila sektor industri pengolahan berhasil dikembangkan, maka sektor industri pengolahan akan memberi kontribusi yang sangat besar dalam penyerapan tenaga kerja. Kontribusi masingmasing jenis industri pengolahan di Kota Tarakan tahun 2014-2015, sebagai berikut: Kontribusi Pengolahan Kota Tarakan Tahun 2014 Kontribusi Pengolahan Kota Tarakan Tahun 2015 Meneng ah 6% Besar 3% Menen gah 7% Besar 3% Kecil 91% Kecil 90% Grafik 3 Kontribusi Masing-masing Jenis Pengolahan di Kota Tarakan Tahun 2014-2015 Sumber: Data dalam Angka Kota Tarakan, 2016 (data diolah) 5
Persentase kontribusi terbesar menurut jenis industri pengolahan di Kota Tarakan tahun 2014-2015 adalah industri kecil. Rata-rata persentase kontribusi industri kecil di Kota Tarakan sebesar 90,50 persen. Sedangkan rata-rata persentase kontribusi industri menengah dan industri besar, masing-masing sebesar 6,5 persen dan 3 persen. Dengan kata lain, industri kecil di Kota Tarakan lebih dominan dalam jumlah unit usaha di banding industri menengah dan besar. Walaupun industri kecil dominan dalam jumlah unit usaha, industri kecil tidak banyak menyerap tenaga kerja. Lain halnya dengan Besar di Kota Tarakan, industri besar tidak dominan dalam jumlah unit usaha tetapi menyerap banyak tenaga kerja (data terlampir). Kecenderungan menyerap banyak tenaga kerja umumnya membuat banyak industri pengolahan di Kota Tarakan juga intensif dalam menggunakan sumber daya alam lokal. Pertumbuhan industri pengolahan akan menimbulkan dampak positif terhadap pengurangan jumlah pengangguran, pengurangan kemiskinan, pemerataan dalam distribusi pendapatan, dan pembangunan ekonomi di perkotaan. Investasi yang diberikan untuk masing-masing jenis industri pengolahan di Kota Tarakan dari tahun ke tahun mengalami peningkatan (data terlampir). Kenaikan investasi pada masing-masing jenis industri pengolahan diharapkan dapat meningkatkan permintaan agregat dan pendapatan nasional. Peningkatan permintaan agregat akan membawa perubahan pada kapasitas produksi suatu perekonomian. Dengan bertambahnya kapasitas produksi industri pengolahan pada industri kecil menengah di Kota Tarakan, maka diharapkan dapat menyerap banyak tenaga kerja. Adapun nilai investasi untuk masing-masing jenis industri pengolahan di Kota Tarakan tahun 2014-2015, sebagai berikut: 6
Investasi Masing-masing Pengolaan di Kota Tarakan Tahun 2014-2015 Rp90.246.310,00 Kecil Menengah Rp149.822.567,0 0 Besar Rp120.446.894,0 0 Rp200.000.788,0 0 2014 2015 Grafik 4 Investasi untuk Masing-masing Jenis Pengolahan di Kota Tarakan Tahun 2014-2015 Sumber: Data dalam Angka Kota Tarakan, 2016 (data diolah) Investasi untuk industri kecil menengah mengalami kenaikan dari tahun 2014-2015. Kenaikan investasi untuk industri kecil menengah sebanyak 30.200.584 rupiah sehingga menjadi 120.446.894 rupiah di tahun 2015. Kenaikan investasi juga terjadi pada industri besar yaitu sebanyak 50.178.221 rupiah sehingga menjadi 200.000.788 rupiah di tahun 2015. Sehubungan dengan latar belakang diatas, penelitian ini menganalisis pengaruh beberapa variabel penentu dalam upaya peningkatan penyerapan tenaga kerja melalui industri kecil menengah di Kota Tarakan. Adapun beberapa variabel yang digunakan yaitu laju pertumbuhan ekonomi, unit usaha industri, dan investasi. Oleh karena itu, peneliti mengambil judul Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Unit Usaha, dan Investasi Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Pada Kecil Menengah di Kota Tarakan Tahun 2002-2015. 7
1.2 Rumusan Masalah Sektor industri pengolahan di Kota Tarakan dibagi menjadi 3 jenis industri, diantaranya industri kecil, industri menengah dan industri besar. Berdasarkan jumlah unit usaha, industri kecil dan menengah di Kota Tarakan lebih dominan dibandingkan dengan industri besar. Selain dominan dalam jumlah unit usaha, investasi untuk industri kecil menengah di Kota Tarakan mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Akan tetapi, permasalahan yang terjadi pada industri kecil menengah yaitu tenaga kerja yang terserap oleh industri kecil menengah di Kota Tarakan relatif masih sedikit. 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan tugas akhir ini adalah menganalisis pengaruh variabel-variabel penentu dalam upaya peningkatan penyerapan tenaga kerja pada industri kecil menengah di Kota Tarakan. Variabel-variabel penentu tersebut diantaranya laju pertumbuhan ekonomi, unit usaha dan investasi. 1.4 Manfaat Penelitian Penulisan tugas akhir ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang terkait, antara lain: a. Bagi Penulis Memahami pengaruh laju pertumbuhan ekonomi, unit usaha, dan investasi terhadap penyerapan tenaga kerja pada industri kecil menengah di Kota Tarakan tahun 2002-2015. 8
b. Bagi Instansi Pemerintah Sebagai salah satu bahan masukan bagi kebijakan ketenagakerjaan di wilayah pemerintah Kota Tarakan. c. Bagi Umum Memberikan tambahan informasi dan referensi kepada masyarakat tentang pengaruh laju pertumbuhan ekonomi, unit usaha, dan investasi terhadap penyerapan tenaga kerja pada industri kecil menengah di Kota Tarakan tahun 2002-2015. 9
1.5 Kerangka Pemikiran Pembangunan Ekonomi Pembangunan Pengolahan Pada Kecil Menengah di Kota Tarakan Kontribusi Menyerap Tenaga Kerja Meningkatkan Nilai PDRB Tujuan Penelitian Pertumbuhan Ekonomi (X1) Unit Usaha (X2) Penyerapan Tenaga Kerja Pada Kecil Menengah (Y) Investasi (X3) Analisis Regresi Berganda Hasil Pengujian dan Pembahasan Kesimpulan dan Saran Gambar 1 Kerangka Pemikiran 10