SURYA AGRITAMA Volume 2 Nomor 2 September 2013

dokumen-dokumen yang mirip
SURYA AGRITAMA Volume 2 Nomor 1 Maret 2013

SURYA AGRITAMA Volume 2 Nomor 2 September KELAYAKAN USAHATANI UBI JALAR (Ipomoea batatas L) DI LAHAN PASIR KECAMATAN MIRIT KABUPATEN KEBUMEN

SURYA AGRITAMA Volume 2 Nomor 2 September 2013

III. METODE PENELITIAN. dianalisis. Menurut Supardi (2005) penelitian deskripsi secara garis besar

METODE PENELITIAN. status suatu gejala yang ada. Data dikumpulkan disusun, dijelaskan dan kemudian

III. METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

METODE PENELITIAN. merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi

III. METODE PENELITIAN. banyak membahas mengenai biaya-biaya yang dikeluarkan selama proses

SURYA AGRITAMA Volume I Nomor 2 September 2012

III. METODE PENELITIAN. penerimaan yang diperoleh petani kedelai, pendapatan dan keuntungan yang

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI BAYAM CABUT (AMARANTHUS TRICOLOR) SECARA MONOKULTUR DI LAHAN PEKARANGAN

BAB IV. METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian kelayak usahatani dengan

II. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

STRUKTUR PASAR DAN ANALISIS USAHA INDUSTRI TEMPE SKALA RUMAH TANGGA DI KABUPATEN PURWOREJO

METODE PENELITIAN. dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisis. Tujuannya

III. METODE PENELITIAN. melukiskan keadaan subjek atau objek penelitian pada saat sekarang, berdasarkan

METODE PENELITIAN. Menurut Travers (1978) dalam Umar menjelaskan bahwa metode ini bertujuan

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

METODE PENELITIAN. Komparatif Usaha Tambak Udang Pada Musim Hujan Dan Kemarau Di Desa

III. METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif

SURYA AGRITAMA Volume 2 Nomor 2 September 2013

IV. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan data primer adalah di Desa Pasirlaja, Kecamatan

III. METODE PENELITIAN. Metode dasar penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

IV. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penentuan lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purposive

METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode deskriptif.

METODE PENELITIAN. dijelaskan dan dianalisis. Penelitian ini bersifat kuantitatif, karena dalam

METODE PENELITIAN. deskriptif analisis, pelaksanaan penelitian ini menggunakan studi komparatif,

SURYA AGRITAMA Volume 2 Nomor 1 Maret 2013

I. METODE PENELITIAN. dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisis. Tujuannya

Oleh: 1 Haris Hermawan, 2 Soetoro, 3 Cecep Pardani

IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jagung di kecamatan Tigabinanga, penulis menggunakan teori yang sederhana sebagai

IV. METODE PENELITIAN

SURYA AGRITAMA Volume I Nomor 2 September 2012 ABSTRAK

METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis. Mula-mula

III. METODE PENELITIAN. Bab ini membahas mengenai metode penelitian yang akan digunakan dalam

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PETANI JAGUNG (Zea mays L.) (Studi kasus di Desa Sidodadi, Kec. Patean Kab. Kendal)

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETANI KEDELAI DI KECAMATAN PALIYAN GUNUNGKIDUL

METODE PENELITIAN. akurat mengenai faktor-faktor, sifat-sifat dan hubungan antar fenomena yang

Analisis Produksi Usahatani Tomat di Kecamatan Telaga Langsat Kabupaten Hulu Sungai Selatan

BAB IV METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Semua konsep dan defenisi operasional ini mencakup pengertian yang

III. METODE PENELITIAN. metode penelitian yang menggambarkan atau menjelaskan kejadian-kejadian atau

BAB III METODE PENELITIAN. Pertanian Bogor (PSP3 IPB) dan PT. Pertani di Propinsi Jawa Timur tahun 2010.

IV METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Pengambilan lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purposive) di

Faidah, Umi., dkk. Faktor-faktor Yang...

Kajian Biaya, Penerimaan & Keuntungan Usahatani

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI JAGUNG DI KABUPATEN SUMENEP

III. METODE PENELITIAN

SURYA AGRITAMA Volume I Nomor 1 Maret 2012 KERAGAAN USAHATANI PADI SAWAH PETANI GUREM DI DESA MLARAN KECAMATAN GEBANG KABUPATEN PURWOREJO

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PADI DI DESA WINONGSARI KEC KALIWIRO KAB WONOSOBO

ANALISIS EFISIENSI BISNIS TANAMAN PANGAN UNGGULAN DI KABUPATEN BEKASI Oleh : Nana Danapriatna dan Ridwan Lutfiadi BAB 1.

IV. METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN Definisi dan Pengukuran Variabel Definisi dan pengukuran variabel penelitian ini disajikan pada Tabel 3.1.

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. kandang dan bibit terhadap penerimaan usaha, dengan subjek penelitian peternak

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis, Sumber, dan Metode Pengumpulan Data 4.3. Metode Pengambilan Sampel

BAB III METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Responden

METODE PENELITIAN. manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas

ANALISIS USAHATANI JAGUNG (Zea Mays L) (Suatu kasus di Desa Pancawangi Kecamatan Pancatengah Kabupaten Tasikmalaya)

III KERANGKA PEMIKIRAN

BUDIDAYA DAN KEUNTUNGAN PETANI PADI (Oryza sativa L) DI DESA KIRAM KECAMATAN KARANG INTAN KABUPATEN BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

III. METODE PENELITIAN. dan batasan operasional. Konsep dasar dan batasan operasional ini mencakup

ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA BONEMARAWA KECAMATAN RIOPAKAVA KABUPATEN DONGGALA

ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI USAHATANI JAGUNG DI DESA BULUPOUNTU JAYA KECAMATAN SIGI BIROMARU

III. METODE PENELITIAN. penelitian yang memusatkan pemecahan masalahnya melukiskan suatu objek

ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI BAWANG MERAH LOKAL TINOMBO DI DESA LOMBOK KECAMATAN TINOMBO KABUPATEN PARIGI MOUTONG

IV. METODE PENELITIAN. Provinsi Jawa Barat. Lokasi ini dipilih secara sengaja (purposive) dengan

BAB I PENDAHULUAN. mata pencaharian di bidang pertanian. Sektor pertanian pada setiap tahap

IV METODOLOGI PENELITIAN

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI UDANG VANNAMEI (Litopenaeus vannamei) DI DESA PAGAK KECAMATAN NGOMBOL KABUPATEN PURWOREJO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis

III. METODE PENELITIAN. penelitian yang memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III METODE PENELITIAN. faktor produksi yang kurang tepat dan efisien. Penggunaan faktor produksi

ANALISA FUNGSI PRODUKSI DAN EFISIENSI TEKNIK PADA USAHATANI JAGUNG

ANALISIS TITIK IMPAS USAHATANI KEDELAI

ABSTRACT PENDAHULUAN ENI ISTIYANTI 1), USWATUN KHASANAH 2), ARIFAH ANJARWATI 2)

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG DI DESA LABUAN TOPOSO KECAMATAN LABUAN KABUPATEN DONGGALA

IV. METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Metode deskriptif analisis merupakan metode yang digunakan untuk

III. METODE PENELITIAN. menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, yang berlangsung saat ini atau

ANALISIS EFISIENSI ALOKATIF PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI USAHATANI UBIKAYU

KAJIAN EKONOMI USAHATANI KENTANG DI KECAMATAN SUKAPURA KABUPATEN PROBOLINGGO

2. TINJAUAN PUSTAKA. Keterangan : KV = risiko produksi padi σ y. = standar deviasi = rata rata produksi

III. METODE PENELITIAN. metode survey. Metode survey digunakan untuk memperoleh fakta-fakta dari

I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Komoditi jagung memiliki peranan cukup penting dan strategis dalam pembangunan

ANALISIS EFISIENSI ALOKATIF FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI USAHATANI CABAI BESAR (Capsicum annum L.) DI DESA PETUNGSEWU, KECAMATAN DAU, KABUPATEN MALANG

III. METODE PENELITIAN. memperoleh dan menganalisis data yang berhubungan dengan penelitian,

Transkripsi:

EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI JAGUNG (Zea mays L.) DI LAHAN PASIR DESA KERTOJAYAN KECAMATAN GRABAG KABUPATEN PURWOREJO Diah Setyorini, Uswatun Hasanah dan Dyah Panuntun Utami Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Purworejo ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) faktor-faktor produksi yang mempengaruhi usahatani jagung di lahan pasir; 2) biaya, penerimaan, pendapatan dan keuntungan petani dari usahatani jagung di lahan pasir; dan 3) efisiensi alokatif usahatani jagung di lahan pasir. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan lokasi penelitian dipilih Desa Kertojayan Kecamatan Grabag karena desa tersebut merupakan desa yang memproduksi jagung terbesar di Kecamatan Grabag. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode propotional stratified random sampling sehingga diperoleh 36 petani sampel. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa faktor-faktor produksi yang berpengaruh nyata terhadap produksi jagung adalah luas lahan dan benih. Sedangkan faktor produksi yang tidak berpengaruh nyata terhadap produksi jagung adalah tenaga kerja, pupuk urea, pupuk NPK, pupuk kotoran sapi, insektisida furadan, insektisida marshal dan dummy jenis jagung. Usahatani jagung di Desa Kertojayan dengan luas lahan 0,675 ha total biaya yang dibutuhkan sebesar Rp 7.749.376,535, penerimaan total sebesar Rp 9.738.223.658, pendapatan sebesar Rp 4.398.970,321, keuntungan sebesar Rp 1.988.847,023 per musim tanam. Hasil analisis efisiensi alokatif, diketahui luas lahan, benih, tenaga kerja, pupuk NPK dan pupuk kotoran sapi penggunaannya sudah efisien. Pupuk urea, insektisida furadan, dan insektisida marshal penggunaannya tidak efisien. Kata Kunci : Jagung, Faktor-faktor Produksi, Efisiensi Alokatif. PENDAHULUAN Permintaan akan bahan pangan di Indonesia dari tahun ke tahun semakin meningkat terutama bahan pangan utama seperti padi, jagung, dan kedelai. Jagung adalah salah satu bahan pangan terpenting karena merupakan sumber karbohidrat kedua setelah padi. Selain sebagai bahan pangan, jagung juga merupakan komoditas tanaman pangan setelah padi. Di samping itu, komoditas ini dapat Efisiensi Produksi Usahatani... Diah Setyorini dkk Page 42

digunakan sebagai pakan ternak dan bahan baku industri seperti industri etanol (Purwono dan Hartono, 2007). Desa Kertojayan Kecamatan Grabag Kabupaten Purworejo merupakan desa yang paling banyak memproduksi jagung dibandingkan dengan desa - desa di Kecamatan Grabag lainnya dengan luas panen 454 ha, produksi sebesar 2.925,72 ton dan rata-rata produksi 6,5 kw/ha (UPT Kecamatan Grabag Tahun, 2011). 1. Metode Penelitian METODE PENELITIAN Metode dasar yang digunakan adalah metode deskriptif. Pengumpulan data dengan wawancara menggunakan kuisioner. Pemilihan lokasi penelitian secara purposive sampling, dengan pertimbangan Desa Kertojayan Kecamatan Grabag merupakan desa yang paling banyak memproduksi jagung. Pemilihan sampel menggunakan propotional stratified random sampling, jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian sebanyak 36 petani. 2. Metode Analisis a. Fungsi Produksi Cobb-Douglas Fungsi Cobb-Douglas dapat dituliskan sebagai berikut: =b D e Diubah dalam bentuk logaritma natural: Ln Y = ln b 0 + b 1 ln 1 + b 2 ln 2 + b 3 ln 3 + b 4 ln 4 + b 5 ln 5 + b 6 ln 6 + b 7 ln 7 + b 8 ln 8 + D 1 + u Y : Produksi Jagung 1 : Luas Lahan 2 : Jumlah Benih 3 : Tenaga Kerja 4 : Pupuk Urea 5 : Pupuk NPK 6 : Pupuk Kotoran Sapi 8 : Insektisida Furadan 9 : Insektisida Marshal : Dugaan Parameter b 1 Efisiensi Produksi Usahatani... Diah Setyorini dkk Page 43

u : Kesalahan (Residual Term) D 1 : Dummy Untuk Jenis Jagung dimana 1: Jagung Varietas Hibrida Pioneer 21 (Yang Digunakan Petani) 0: Jagung Varietas Lain (DK 77, NK 33, Hibrida 979) Selanjutnya akan diuji dengan metode statistik, yaitu sebagai berikut: 1) Membandingkan nilai F hitung dengan F tabel dari tabel. Jika nilai F hitung > F tabel, yang berarti bahwa variabel independen () secara simultan (bersama-sama) berpengaruh terhadap variabel dependen (Y). Jika nilai F hitung F tabel, yang berarti bahwa variabel independen () secara simultan (bersama-sama) berpengaruh terhadap variabel dependen (Y). 2) Membandingkan nilai t hitung dengan t kritis (t tabel ) dari tabel. Jika nilai t hiitung > t tabel, yang berarti bahwa variabel independen () berpengaruh secara individual terhadap variabel dependen (Y). Jika nilai t hitung t tabel, yang berarti bahwa variabel independen () tidak berpengaruh secara individual terhadap variabel dependen (Y). b. Biaya Produksi TC = TEC + TIC TC : Total Biaya Produksi (Total Cost) TEC : Total Biaya Eksplisit (Total Explicit Cost) TIC : Total Biaya Implisit (Total Implicit Cost) c. Penerimaan TR = Py. Y Keterangan : TR : Penerimaan Total (Total Revenue) Y : Jumlah Produksi (Output) yang Dihasilkan Py : Harga Produksi (Price) d. Pendapatan NR = Py. Y TEC NR : Total Pendapatan (Net Revenue) Py : Harga Produksi (Price) Efisiensi Produksi Usahatani... Diah Setyorini dkk Page 44

Y : Jumlah Produksi (Output) TEC : Total Biaya Eksplisit (Total Explisit Cost) e. Keuntungan π = Py. Y TC Keterangan : π : Keuntungan Py : Harga Produksi (Price) Y : Jumlah Produksi (Output) TC : Total Biaya (Total Cost) f. Analisis Efisiensi Analisis efisiensi dapat dihitung dengan rumus (Soekartawi, 1990:43): NPM x = P x : atau = 1 1) (NPM x /P x ) > 1; artinya penggunaan input x belum efisien, untuk mencapai tingkat efisiensi maka input harus ditambah. 2) (NPM x /P x ) < 1; artinya penggunaan input x tidak efisien, untuk mencapai tingkat efisien maka input harus dikurangi. Langkah-langkah pengujian hipotesis: Ho : NPM x /P x = 1 Ha : NPM x /P x < 1 atau NPM x /P x > 1 Pengambilan keputusan: Apabila NPM x /P x = 1, maka Ho diterima (Ha ditolak) yang berarti penggunaan faktor produksi sudah efisien. Apabila NPM x /P x > 1 atau NPM x /P x < 1, maka Ho ditolak (Ha diterima) yang berarti penggunaan faktor produksi belum efisien atau tidak efisien. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Fungsi Produksi Hasil analisis regresi linear diperoleh nilai koefisien determinasi (R 2 ) sebesar 0,823 menunjukkan bahwa 82,3% variasi variabel dependen (produksi Efisiensi Produksi Usahatani... Diah Setyorini dkk Page 45

jagung) mampu dijelaskan oleh variabel independen seperti luas lahan, benih, tenaga kerja, pupuk urea, pupuk NPK, pupuk kotoran sapi, insektisida furadan, insektisida marshal, dan jenis jagung, sedangkan 17,7% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan kedalam model. Tabel 1 Analisis Regresi Fungsi Produksi Usahatani Jagung di Desa Kertojayan No Variabel Koefisien Regresi Std Error t-hitung Signifikan 1 Konstanta 7,281 2,398 3,036 0,005*** 2 LN 1 0,570 0,144 3,958 0,001*** 3 LN 2 0,252 0,116 2,182 0,038** 4 LN 3 0,150 0,526 0,284 0,779 5 LN 4-0,047 0,117-0,405 0,689 6 LN 5 0,013 0,113 0,119 0,906 7 LN 6 0,006 0,007 0,860 0,398 8 LN 7-0,002 0,010-0,200 0,843 9 LN 8-0,007 0,007-1,084 0,288 10 LN D -0,009 0,008-1,201 0,241 R Square 0,823 F-hitung 13,452 Sumber: Analisis Data Primer (2013) *** : Signifikan pada α 0,01 ** : Signifikan pada α 0,05 Persamaan fungsi produksi jagung sebagai berikut: Ln Y = 7,281 + 0,570ln 1 + 0,252ln 2 + 0,150ln 3 0,047ln 4 + 0,013ln 5 + 0,006ln 6-0,002ln 7-0,007ln 8 0,009D Y : Produksi Jagung 1 : Luas Lahan 2 : Jumlah Benih 3 : Tenaga Kerja 4 : Pupuk Urea 5 : Pupuk NPK 6 : Pupuk Kotoran Sapi 7 : Furadan 8 : Marshal D 1 : Dummy Untuk Jenis Jagung dimana 1 : Jagung Varietas Hibrida Pioneer 21 (Yang Digunakan Petani) 0 : Jagung Varietas Lain (DK 77, NK 33, Hibrida 979) Efisiensi Produksi Usahatani... Diah Setyorini dkk Page 46

Berdasarkan uji t diketahui bahwa faktor produksi yang berpengaruh secara signifikan terhadap produksi jagung yaitu variabel luas lahan dan variabel benih. Sedangkan faktor produksi yang lain tidak berpengaruh secara signifikan terhadap produksi jagung. Nilai koefisien regresi sebesar 0,570 dengan tanda positif yang menunjukkan ada hubungan yang searah dan dapat diartikan apabila ada penambahan luas lahan sebesar 1ha maka produksi jagung akan bertambah 0,570kg. Nilai koefisien regresi sebesar 0,252 dengan tanda positif yang menunjukkan ada hubungan yang searah dan dapat diartikan apabila ada penambahan benih sebesar 1kg maka produksi jagung akan bertambah sebesar 0,252kg. 2. Biaya Produksi a. Biaya Sarana Produksi Biaya sarana produksi jagung terdiri dari biaya pembelian benih, pupuk urea, pupuk NPK, pupuk kotoran sapi, insektisida furadan dan insektisida marshal. Rata-rata biaya sarana produksi usahatani jagung adalah Rp 1.853.028,333 per 0,675 ha per musim tanam jagung. Tabel 2 Rata-rata Biaya Saprodi per Musim Tanam Jagung No Input Volume Harga (Rp) Nilai (Rp) Persent ase (%) 1 Benih 8,569 kg 67.457,050 578.039,462 31,19 2 Pupuk Urea 317,361 kg 1.800,000 571.249,800 30,84 3 Pupuk NPK 158,333 kg 2.300,000 364.165,900 19,65 4 Pupuk 1,556 rit 163.660,714 254.656,071 13,74 Kotoran sapi 5 Insektisida 3,25 kg 11.000,000 35.750,000 1,93 Furadan 6 Insektisida Marshal 32,778 kg 1.500,00 49.167,000 2,65 Jumlah 1.853.028,333 100,00 Sumber: Analisis Data Primer 2013 Efisiensi Produksi Usahatani... Diah Setyorini dkk Page 47

b. Biaya Eksplicit dan Biaya Implicit Biaya eksplicit pada usahatani jagung terdiri dari biaya sarana produksi, penyusutan alat, TKLK, biaya lain-lain, sewa lahan dan pajak lahan. Biaya implicit pada usahatani jagung terdiri dari biaya sewa lahan sendiri, TKDK dan bunga modal sendiri. Bunga modal sendiri menggunakan suku bunga sebesar 4,1% per musim tanam. Tabel 3 Rata-rata Biaya Eksplicit dan Biaya Implicit Usahatani Jagung No Uraian Biaya Eksplisit (Rp) Biaya Implisit (Rp) Total Biaya (Rp) Persen tase (%) 1 Saprodi 1.853.028,333 0 1.853.028,333 23,92 2 Penyusutan Alat 49.643,517 0 49.643,517 0,64 3 TKLK 1.208.333,000 0 1.208.333,000 15,59 4 Biaya Lain-lain 2.150.788,200 0 2.150.788,200 27,75 5 Sewa Lahan 55.555,556 0 55.555,556 0,73 6 Pajak Lahan 21.904,731 0 21.904,731 0,28 7 Sewa Lahan 0 652.777,778 652.777,778 8,42 Sendiri 8 TKDK 0 1.537.083,000 1.537.083,000 19,83 9 Bunga Modal 0 220.262,298 220.262,298 2,84 Sendiri Jumlah 5.339.253,337 2.410.123,298 7.749.376,535 100,00 Sumber: Analisis Data Primer 2013 c. Biaya Total TC = TEC + TIC TC = 5.339.253,337 + 2.410.123,298 TC = 7.749.376,535 Rata-rata biaya total yang dikeluarkan pada usahatani jagung sebesar Rp 7.749.376,535 per musim tanam, yang diperoleh dari menjumlahkan total biaya eksplicit dengan biaya implicit. d. Penerimaan TR = P y. Y TR = Rp 2.879,711 x 3.381,667 kg TR = Rp 9.738.223,658 Efisiensi Produksi Usahatani... Diah Setyorini dkk Page 48

Rata-rata penerimaan usahatani jagung selama satu musim tanam sebesar Rp 9.738.223,658 dengan harga rata-rata jagung sebesar Rp 2.879,711 per kilogram. e. Pendapatan NR = (P y. Y) TEC NR = (Rp 2.879,711 x 3.381,667 kg) (Rp 5.339.253,337) NR = Rp 9.738.223,658 - Rp 5.339.253,337 NR = Rp 4.398.970,321 Rata-rata pendapatan yang diperoleh petani sebesar Rp 4.398.970,321 per musim tanam. f. Keuntungan Keuntungan merupakan selisih antara penerimaan yang diperoleh petani dengan total biaya yang dikeluarkan oleh petani. π = TR TC π = Rp 9.738.223,658 - Rp 7.749.376,535 π = Rp 1.988.847,023 Rata-rata keuntungan yang diperoleh petani sebesar Rp 1.988.847,023 per musim tanam. 3. Analisis Efisiensi Alokatif Tabel 4 Nilai Efisiensi Alokatif Usahatani Jagung No Uraian Koefisien Regresi NPM x /P x t hitung 1 Luas Lahan 0,570 12,598 0,920 2 Benih 0,252 4,245 0,761 3 Tenaga Kerja 0,150 0,529-0,890 4 Pupuk Urea -0,047-0,802 2,247 5 Pupuk NPK 0,013 0,348-1,874 6 Pupuk Kotoran Sapi 0,006 0,229-3,382 7 Furadan -0,002-0,545 2,835 8 Marshal -0,007-11,386 1,722 Sumber: Analisis Data Primer 2013 Hasil analisis efisiensi alokatif diketahui bahwa faktor produksi luas lahan, benih, tenaga kerja, pupuk NPK dan pupuk kotoran sapi sudah efisien Efisiensi Produksi Usahatani... Diah Setyorini dkk Page 49

penggunaannya. Faktor produksi yang tidak efisien penggunaannya adalah pupuk urea, insektisida furadan dan insektisida marshal. PENUTUP 1. Faktor produksi yang berpengaruh secara signifikan terhadap produksi jagung adalah variabel luas lahan dan variabel benih. 2. Total biaya yang dikeluarkan petani pada usahatani jagung di lahan pasir Desa Kertojayan, Kecamatan Grabag, Kabupaten Purworejo sebesar Rp 7.749.376,535 per satu musim tanam, rata-rata penerimaan tiap 0,675 ha sebesar Rp 9.738.223,658, rata-rata pendapatan Rp 4.398.970,321 dan keuntungan yang diperoleh petani jagung sebesar Rp 1.988.847,023 per musim tanam. 3. Hasil analisis efisiensi alokatif diketahui bahwa penggunaan faktor produksi jagung di lahan pasir yang sudah efisien penggunaannya adalah luas lahan, benih, tenaga kerja, pupuk NPK dan pupuk kotoran sapi. Penggunaan faktor produksi yang tidak efisien adalah pupuk urea, insektisida furadan dan insektisida marshal. DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistik. 2011. Kabupaten Purworejo Dalam Angka. Purworejo. Nazir, Moh. 1988. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta. Purwono dan Hartono. 2007. Bertanam Jagung Unggul. Penebar Swadaya. Jakarta. Singarimbun, Masri. 1995. Metode Penelitian Survey. LP3ES. Jakarta. Soekartawi. 1990. Teori Ekonomi Produksi dengan Pokok Bahasan Analisis Fungsi Cobb-Douglas. Rajawali Press. Jakarta. Efisiensi Produksi Usahatani... Diah Setyorini dkk Page 50