Pemanfaatan Limbah Sludge Kertas PT.Adiprima Suraprinta dalam Pembuatan Batako ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
PEMANFAATAN LIMBAH SLUDGE KERTAS PT. ADIPRIMA SURAPRINTA PADA PEMBUATAN PANEL DINDING

LIMBAH PADAT PABRIK KERAMIK SEBAGAI BAHAN CAMPURAN BATAKO DITINJAU TERHADAP KUAT TEKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Heri Sujatmiko Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas 17 Agustus 1945 Banyuwangi ABSTRAKSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMANFAATAN LIMBAH MARMER UNTUK PEMBUATAN PAVING STONE

PENGARUH PENAMBAHAN PECAHAN KERAMIK PADA PEMBUATAN PAVING BLOCK DITINJAU DARI NILAI KUAT TEKAN

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas kerja untuk dapat berperan serta dalam meningkatkan sebuah

PENELITIAN PEMANFAATAN SERBUK BEKAS PENGGERGAJIAN KAYU SEBAGAI BAHAN SUBSTITUSI PEMBUATAN BATA BETON (BATAKO) UNTUK PEMASANGAN DINDING

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen portland komposit

Studi Awal Pemanfaatan Lusi sebagai Bahan Bangunan dengan Tambahan Tanah Sawah, Semen dan Kapur ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. khususnya pembangunan infrastruktur dan properti yang membutuhkan material salah

JUNAIDI ABDILLAH I WAYAN DODY SEPTIANTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH GRADASI BUTIRAN BATU PECAH TERHADAP KEKUATAN BETON ABSTRAK

TINJAUAN KUALITAS BATAKO DENGAN PEMAKAIAN BAHAN TAMBAH SERBUK HALUS EX COLD MILLING. Naskah Publikasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH GRADASI BUTIRAN BATU PECAH TERHADAP KEKUATAN BETON ABSTRAK

Material Paving Block

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TUGAS AKHIR. Disusun Oleh: M. Alfa Rizal D Yuke Sulistyaning I

KUAT TEKAN MORTAR DENGAN MENGGUNAKAN ABU TERBANG (FLY ASH) ASAL PLTU AMURANG SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh fly ash terhadap kuat

PENGGUNAAN PASIR DAN KERIKIL LOKAL DI KABUPTEN SUMENEP SEBAGAI BAHAN MATERIAL BETON DI TINJAU DARI MUTU KUAT BETON

PEMANFAATAN LIMBAH ASPAL HASIL COLD MILLING SEBAGAI BAHAN TAMBAH PEMBUATAN PAVING. Naskah Publikasi

PENAMBAHAN CaCO 3, CaO DAN CaOH 2 PADA LUMPUR LAPINDO AGAR BERFUNGSI SEBAGAI BAHAN PENGIKAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH PENAMBAHAN FLY ASH DAN BOTTOM ASH TERHADAP MUTU PAVING

BAB III UJI MATERIAL

Pengaruh Variasi Jumlah Semen Dengan Faktor Air Yang Sama Terhadap Kuat Tekan Beton Normal. Oleh: Mulyati, ST., MT*, Aprino Maramis** Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. penggunaannya sehingga mendukung terwujudnya pembangunan yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan bangunan rumah, gedung, sekolah, kantor, dan prasarana lainnya akan

BAB I PENDAHULUAN. dipakai dalam pembangunan. Akibat besarnya penggunaan beton, sementara material

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Paving block (bata beton) banyak digunakan dalam bidang konstruksi dan

Serbuk Kapur Sebagai Cementitious Pada Mortar

BAB III LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Batako merupakan salah satu alternatif bahan dinding yang murah dan

KUALITAS BATA BETON DARI BAHAN PASIR KALIJALI DENGAN CAMPURAN SEMEN PADA BERBAGAI VARIASI CAMPURAN LEBIH DARI 28 HARI

BAB III LANDASAN TEORI. penambal, adukan encer (grout) dan lain sebagainya. 1. Jenis I, yaitu semen portland untuk penggunaan umum yang tidak

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

TINJAUAN KUAT TEKAN BATA BETON DENGAN PENAMBAHAN LIMBAH GYPSUM PT. PETROKIMIA GRESIK YANG MENGGUNAKAN AGREGAT HALUS ABU BATU.

BAB III PERENCANAAN PENELITIAN

STUDI PEMANFAATAN LIMBAH PT BOMA BISMA INDRA UNTUK PEMBUATAN PAVING BLOCK

PENGARUH PENGGUNAAN LIMBAH PLASTIK LDPE SEBAGAI AGREGAT HALUS PADA BATAKO BETON RINGAN

PEMANFAATAN ABU AMPAS TEBU YANG DIOVEN PADA SUHU 400 O C UNTUK CAMPURAN PEMBUATAN DINDING PANEL PAGAR ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. mencampurkan semen portland, air, pasir, kerikil, dan untuk kondisi tertentu

Kartika Purwitasari, Achfas Zacoeb, Siti Nurlina ABSTRAK Kata Kunci : 1. Pendahuluan

PENGARUH PENGGANTIAN SEBAGIAN AGREGAT HALUS DENGAN KERTAS KORAN BEKAS PADA CAMPURAN BATAKO SEMEN PORTLAND TERHADAP KUAT TEKAN DAN SERAPAN AIR

SIFAT - SIFAT MORTAR DARI PASIR MERAUKE DI KABUPATEN MERAUKE PAPUA. Daud Andang Pasalli, ST., M.Eng

BAB I PENDAHULUAN. Beton merupakan salah satu bahan material yang selalu hampir digunakan pada

PEMANFAATAN LIMBAH DEBU PELEBURAN BIJIH BESI (DEBU SPONS) SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN SEMEN PADA MORTAR

BAB III LANDASAN TEORI

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I. PENDAHULUAN. Sampah merupakan salah satu permasalahan yang tengah dihadapi oleh kota-kota

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Batako merupakan salah satu jenis batu yang biasanya digunakan sebagai

PENGARUH PECAHAN BATA PRESS SEBAGAI BAHAN PENGGANTI SEBAGIAN AGREGAT KASAR PADA CAMPURAN BETON TERHADAP NILAI KUAT TEKAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sebagai lapisan atas struktur jalan selain aspal atau beton. Paving block dibuat dari

1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

STUDI KELAYAKAN KUALITAS BATAKO HASIL PRODUKSI INDUSTRI KECIL DI KOTA PALU. Oleh : Harun Mallisa ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Yufiter (2012) dalam jurnal yang berjudul substitusi agregat halus beton

BAB IV BAHAN AIR UNTUK CAMPURAN BETON

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sifat beton itu. Departemen Pekerjaan Umum 1989-(SNI ). Batako terdiri dari beberapa jenis batako:

BAB I PENDAHULUAN. portland atau semen hidrolik yang lain, dan air, kadang-kadang dengan bahan tambahan

KAJIAN KARAKTERISTIK MORTAR DENGAN MENGGUNAKAN TAILING DAN ADDITIVE SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN

BAB III LANDASAN TEORI

PERBANDINGAN KUAT TEKAN MORTAR MENGGUNAKAN AIR SALURAN TARUM BARAT DAN AIR BERSIH

III. METODE PENELITIAN. ini adalah paving block dengan tiga variasi bentuk yaitu berbentuk tiga

Beton Ringan Berbahan Dasar Lumpur Bakar Sidoarjo dengan Campuran Fly Ash dan Foam

BAB 3 METODOLOGI. penelitian beton ringan dengan campuran EPS di Indonesia. Referensi yang

PENGARUH PEMANFAATAN LIMBAH LUMPUR LAPINDO SEBAGAI BAHAN BAKU TAMBAHAN PEMBUATAN PAVING BLOCK TERHADAP KETAHANAN AUS (ABRASI)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Mortar adalah campuran dengan komposisi tertentu antaray. bahan-ikat dan agregat halus (pasir) yang telah mengeras, dengan air

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN PASIR DARI BEBERAPA DAERAH TERHADAP KUAT TEKAN BETON. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV METODE PENELITIAN

UJI KUAT TEKAN DAN SERAPAN AIR PADA PAVING BLOCK DENGAN BAHAN PASIR KASAR, BATU KACANG, DAN PASIR HALUS

PERBAIKAN BETON PASCA PEMBAKARAN DENGAN MENGGUNAKAN LAPISAN MORTAR UTAMA (MU-301) TERHADAP KUAT TEKAN BETON JURNAL TUGAS AKHIR

PEMANFAATAN SEKAM PADI PADA BATAKO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH LIMBAH PECAHAN GENTENG SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR PADA CAMPURAN MUTU BETON 16,9 MPa (K.200)

SCAFFOLDING 1 (1) (2012) SCAFFOLDING.

PERILAKU VARIASI LIMBAH LUMPUR PADAT INDUSTRI KERAMIK TERHADAP KUAT TEKAN HANCUR, POROSITAS dan SIFAT TAMPAK BATAKO

PEMANFAATAN LIMBAH STYROFOAM DALAM PEMBUATAN MATERIAL DINDING BANGUNAN Abdulhalim 1) Riman 2) Dafid Irawan 3) M. Cakrawala 4)

PEMANFAATAN SLUDGE FLY ASH UNTUK PEMBUATAN PAVING BLOK

BARtl TINJAUAN PUSTAKA. Teknologi beton terns berkembang seiring dengan tuntutan kebutuhan

PENGARUH PENAMBAHAN SERBUK GERGAJI KAYU JATI TERHADAP KUAT TEKAN KUAT LEKAT DAN ABSORFSI PADA MORTAR SEMEN. Oleh : Dedi Sutrisna, M.Si.

> NORMAL CONCRETE MIX DESIGN <

PENGARUH AIR LIMBAH PADA ADUKAN BETON TERHADAP KUAT TEKAN BETON NORMAL

Efek Substitusi Semen dengan Limbah Padat Industri Pupuk PT. Petrokimia terhadap Kuat Lentur Genteng Beton di PT.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

YULI TRIADI ( ) January 27, 2017 ANALISA KUAT TEKAN BETON DENGAN BAHAN AGREGAT PASIR DAN KERIKIL SUNGAI ROKAN KANAN KABUPATEN ROKAN HULU

Transkripsi:

Jurnal APLIKASI Volume 9, Nomor 1, Pebruari 2011 Pemanfaatan Limbah Sludge Kertas PT.Adiprima Suraprinta dalam Pembuatan Batako A.Yusuf Z 1), Estutie Maulanie 2), M. Singgih P. 3), Lukman 4) 1,2,3)Staft Pengajar Diploma Teknik Sipil ITS 4)Mahasiswa Diploma Teknik Sipil ITS ABSTRAK Limbah padat sludge yang dihasilkan dari pengolahan kertas oleh PT. Adiprima Suraprinta dengan produksi limbah perharinya mencapai 71 truk/hari atau setara dengan 350 ton/hari yang terdiri dari 70% air. Salah satu upaya untuk mengatasi limbah tersebut adalah dengan mendaur ulang limbah tersebut menjadi sesuatu yang berguna. limbah padat (sludge) pabrik kertas PT. Adiprima Suraprinta dapat dimanfaatkan dalam pembuatan bahan bangunan, salah satunya adalah batako. Memanfaatkan bahan limbah padat (sludge) PT. Adiprima Suraprinta menjadi material yang berguna dan menghasilkan campuran yang mempunyai kuat tekan paling tidak sama dengan Bata merah. Diharapkan mampu mengurangi kebutuhan pasir yang biasa dipakai pada umumnya, sehingga masyarakat umum dapat menikmati rumah layak tinggal dan aman serta nyaman. Pelaksanaan pekerjaan dimulai dari pengambilan bahan baku, pegujian material dan pembuatan benda uji mortar ukuran 5x5x5 cm 3 dari beberapa variasi campuran dengan tujuan mencari komposisi yang optimal. Uji kuat tekan mortar dilakukan pada umur 7,14 dan 28 hari. Perawatan mortar dilakukan dengan cara disiram pakai air tawar.penimbangan berat kering mortar, kemudian diaplikasikan pada elemen batako ukuran 20x18x10 cm 3. Dari hasil evaluasi ternyata komposisi 6 yaitu 1semen: 3,75pasir:1,25sludge dari komposisi optimal dan ekonomis mempunyai kuat tekan benda uji mortar umur 28 hari sebesar 25,33 kg/cm 2 melampaui kuat tekan HB20 yaitu sebesar 20 kg/cm 2 yang digunakan untuk dinding rumah sederhana. Nilai resapan umur 28 dan 60 hari yaitu 7,9% dan 8,0%. Komposisi 6 tersebut akan diaplikasikan pada benda uji batako hasilnya yaitu mempunyai kuat tekan umur 28 dan 60 hari sebesar 22,33kg/cm 2 dan 23,67kg/cm 2 melampaui kuat tekan HB20 sebesar 20kg/cm 2 yang mempunyai kegunaan untuk dinding rumah sederhana. Nilai resapannya umur 28 dan 60 hari berturut-turut sebesar 8,2% dan 8,4% yang berdasarkan SII.0285-1980 tidak ada syaratnya. Untuk berat kering mempunyai berat yang lebih ringan dibanding dengan berat batako dipasaran. Kata kunci : Sludge, Batako 1. PENDAHULUAN Pemanfaatan limbah padat pabrik kertas PT. Adiprima Suraprinta dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan bahan bangunan yaitu sebagai bahan baku alternatif pembuatan batako, pembuatan batako untuk rumah sederhana dengan campuran semen portland, pasir, dan sludge. Sludge yang dipakai pada penelitian ini adalah dalam keadaan kering,dikarenakan pada waktu penelitian yang menggunakan sludge basah sebagai bahan pengisi hasil kuat tekannya yang dihasilkan tidak optimal. Selain itu pada waktu pencampuran susah nyampurnya juga tidak homogen dan permukaannya kebanyakan kelihatan sludge basah sehingga tidak rata. Secara garis besar dari upaya penelitian yang akan dilakukan,adalah 1. Mencari banyaknya sludge yang dapat disubstitusikan sebagai agregat dalam pembuatan batako sehingga menghasilkan kuat tekan yang sesuai dengan standart yang berlaku (SII.0285-80). 2. Apakah bahan limbah padat (sludge) dapat menjadi material yang berguna dan menghasilkan campuran yang mempunyai kuat tekan paling tidak sama dengan Bata merah 2. TINJAUAN PUSTAKA Batako adalah suatu jenis unsur bangunan berbentuk bata yang dibuat dari bahan Jurnal APLIKASI: Media Informasi & Komunikasi Aplikasi Teknik Sipil Terkini Halaman 1

Volume 9, Nomor 1, Pebruari 2011 utama semen Portland, agregat, dan air yang digunakan untuk pemasangan pagar dan pondasi. Batako memiliki ukuran 40cmx18cmx10cm lebih besar dibandingkan batu bata yang ukurannya 20cmx10cmx15cm sehingga batako merupakan tipe bahan bangunan yang bersifat ekonomis, cepat pemasangannya, menggunakan sedikit batako dari pada batu bata merah. Batako juga dapat meredam suara karena terdapat lubang-lubang. Pada umumnya batako tidak diplester dibandingkan dengan batu bata merah karena memiliki permukaan yang lebih rata, sehingga dapat langsung dicat. Pada penelitian yang dilakukan ini terdapat pemodelan batako dengan campuran sludge. Pemodelan bahan campuran dinding tersebut diharapkan menghasilkan kuat tekan sesuai syarat SII.0285-80. 2.1 Material Penyusun Batako 2.1.1 Semen Portland (Pc) Semen merupakan bahan campuran yang secara kimiawi aktif setelah berhubungan dengan air. Semen Portland adalah bahan konstruksi yang paling banyak digunakan dalam pekerjaan beton. Menurut ASTM C-150,1985, semen portland didefinisikan sebagai semen hidrolis yang dihasilkan dengan cara menggiling klinker yang terdir dari kalsium silikat hidrolik, yang umumnya mengandung satu atau lebih bentuk kalsium sebagai bahan tambahan yang digiling bersamasama dengan bahan utamanya. 2.1.2 Pasir (Ps) Penggunaan pasir sebagai agregat halus untuk membuat campuran batako harus dipilih dengan kualifikasi yang baik, ciri agregat halus yang baik adalah sesuai dengan persyaratan yang ada dalam PBI 1971 pasal 1-6. 2.1.3 Sludge (Slg) Sludge mengandung bahan yang berserat tinggi serta sisa-sisa bahan pengisi termasuk logam, adanya kandungan logam tersebut memungkinkan limbah padat tersebut dapat berfungsi sebagai agregat (Ir. Didik Bambang Supriyadi, MT, 2006). Jurnal APLIKASI agregat dan memberikan kemudahan dalam pekerjaan beton. Air yang digunakan sebagai campuran beton adalah yang tidak mengandung senyawa senyawa berbahaya, garam, minyak, gula, atau bahan kimia lainnya. 3. METODOLOGI Pengujian material berupa uji kimia dan uji fisik. Uji kimia dilakukan terhadap PC, dan Sludge sedangkan uji fisik dilakukan terhadap PC, pasir, dan Sludge. Uji kimia dan fisik semen sesuai syarat SNI 15-2049- 94, kehalusan, waktu pengikatan dan kuat tekan dilakukan di PT. Semen Gresik. Sedangkan uji fisik semen yang meliputi berat jenis, dan berat volume dilakukan di Laboratorium Diploma 3 Teknik Sipil ITS. Uji kimia Sludge dilakukan oleh PT. Adiprima Suraprinta di PT. Envilab Indonesia. Uji fisika pasir dan sludge yang meliputi berat jenis, kehalusan, air resapan, kadar zat organik, kadar lumpur, dan berat volume dilakukan di Laboratorium Diploma 3 Teknik Sipil ITS. Sebelum melakukan pembuatan benda uji, dilakukan penentuan berat dari masing masing komposisi campuran. Komposisi campuran yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.1 dihalaman berikut : Tabel 3.1 Kode komposisi masing-masing campuran dengan perbandingan berat kg Komposisi PC Pasir Sludge Fas % Sludge 1 1 5 0 0,4 0 2 1 3,75 1,25 0,4 25 3 1 6 0 0,4 0 4 1 4,5 1,5 0,4 25 5 1 5 0 0,5 0 6 1 3,75 1,25 0,5 25 7 1 6 0 0,5 0 8 1 4,5 1,5 0,5 25 2.1.4 Air Air diperlukan pada pembuatan beton untuk memicu proses kimiawi semen, membasahi Halaman 2 Jurnal APLIKASI: Media Informasi & Komunikasi Aplikasi Teknik Sipil Terkini

Jurnal APLIKASI Diagram Alur Penelitian Volume 9, Nomor 1, Pebruari 2011 4. HASIL PENILITIAN 4.1. Hasil Uji Bahan Dasar. 4.1.1 Semen Portland (Pc) Berdasarkan hasil penelitian, maka kandungan kimia semen portland memenuhi syarat SNI 15 2049 04 yang ada pada lampiran 1. Untuk uji fisik berat jenis dan berat volume tidak ada standartnya, sedangkan konsistensi normal nilainya 67,5cc memenuhi SII 0013-81 dimana standartnya 60-70cc. Sehingga semen Portland type I dari PT. Semen Gresik (Pesero) dapat dipakai sebagai bahan perekat pada campuran beton. 4.1.2 Pasir (Ps) Uji fisik pasir yang dilakukan di Laboratorium Uji Beton D3 Teknik Sipil, ITS didapatkan hasil sebagai berikut : a. Berat jenis pasir 2,55, air resapan 3,86 %, berat isi lepas 1,50 gr/cc dan berat isi dirojok 1,62 gr/cc tidak ada syarat dalam SII. b. Kadar lumpur yang nilainya 1.17 % memenuhi syarat SII 0052-80 dimana maksimum kadar lumpur adalah 5%. c. Kadar organik dengan warna kuning bening memenuhi syarat dari SII 0052-80. d. Kehalusan 3,788 yang memenuhi standart SII 0052-80 dimana syaratnya adalah 1.50 s/d 3.80 Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa pasir jenis ini dapat dipakai sebagai campuran beton. 4.1.3 Sludge (Slg) Berdasarkan hasil uji kimia limbah sludge kertas PT. Adiprima Suraprinta memenuhi batas maksimal kandungan zat berbahaya pada limbah sesuai dengan PPRI.No 85 Tahun1999 tercantum pada tabel 4.4. Sehingga limbah sludge kertas dapat dipakai sebagai bahan tambahan campuran beton. Dari hasil uji fisik yang tercantum pada tabel 4,6 didapat berat jenis Sludge kondisi kering 1,65 dan berat volume 0,50 gr/cc tidak ada standartnya. 4.1.4 Air Air yang digunakan berasal dari PDAM, sesuai PB-1989 pasal 3.4.1 untuk pembuatan dan perawatan beton adalah tidak boleh mengandung minyak, asam, alkali, garam-garam, bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang merusak beton Jurnal APLIKASI: Media Informasi & Komunikasi Aplikasi Teknik Sipil Terkini Halaman 3

Volume 9, Nomor 1, Pebruari 2011 atau tulangan. Sebaiknya dipakai air tawar yang dapat diminum. 4.2 Analisa Hasil Mortar 4.2.1 Hasil Analisa Kuat Tekan Mortar dengan Umur. Pada hasil analisa uji kuat tekan mortar dapat dilihat pada : Pada campuran 1 tanpa menggunakan sludge mempunyai kuat tekan umur 7 hari sebesar 26,67kg/cm 2 dan nilai kuat tekan umur 14 hari sebesar 30,67kg/cm 2 sehingga mengalami penambahan kuat tekan sebesar 14,9% sedangkan kuat tekan pada umur 28 hari sebesar 34,67 kg/cm 2 mengalami kenaikan kuat tekan sebesar 13,04% dibandingkan umur 14 hari. Untuk penambahan 25% sludge yaitu komposisi 2 memiliki kuat tekan umur 7, 14 dan 28 hari, masing-masing 14,67 kg/cm 2, 18,67 kg/cm 2 dan 29,33 kg/cm 2. Terjadi kenaikan kuat tekan 27,26% pada umur 14 hari dibanding dengan 7 hari, sedangkan penambahan penambahan kuat tekan umur 28 hari adalah 57,1% dibanding umur 14 hari. Untuk komposisi campuran tanpa sludge dengan komposisi campuran yang menggunakan 25% sludge pada umur 7, 14 dan 28 hari, terjadi penurunan kuat tekan masing-masing sebesar 81,79%, 64,27% dan 18,20%. Dapat dikatakan untuk komposisi 1:5 dengan fas 0,4 pada umur 28 hari kuat tekannya menurun sebesar 18,20% Pada campuran 3 tanpa menggunakan sludge mempunyai kuat tekan umur 7 hari sebesar 24,00kg/cm 2 dan nilai kuat tekan umur 14 hari sebesar 30,67kg/cm 2 sehingga mengalami penambahan kuat tekan sebesar 21,74% sedangkan kuat tekan pada umur 28 hari sebesar 33,33 kg/cm 2 mengalami kenaikan kuat tekan sebesar 8,67% dibandingkan umur 14 hari. Untuk penambahan 25% sludge yaitu komposisi 4 memiliki kuat tekan Jurnal APLIKASI umur 7, 14 dan 28 hari, masing-masing 13,33 kg/cm 2, 22,67 kg/cm 2 dan 28,00 kg/cm 2. Terjadi kenaikan kuat tekan 70,06% pada umur 14 hari dibanding dengan 7 hari, sedangkan penambahan penambahan kuat tekan umur 28 hari adalah 23,51% dibanding umur 14 hari. Untuk komposisi campuran tanpa sludge dengan komposisi campuran yang menggunakan 25% sludge pada umur 7, 14 dan 28 hari, terjadi penurunan kuat tekan masing-masing sebesar 80,04%, 35,28% dan 19,04%. Dapat dikatakan untuk komposisi 1:5 dengan fas 0,4 pada umur 28 hari kuat tekannya menurun sebesar 19,04% Pada campuran 5 tanpa menggunakan sludge mempunyai kuat tekan umur 7 hari sebesar 26,67kg/cm 2 dan nilai kuat tekan umur 14 hari sebesar 32,00kg/cm 2 sehingga mengalami penambahan kuat tekan sebesar 19,98% sedangkan kuat tekan pada umur 28 hari sebesar 33,33 kg/cm 2 mengalami kenaikan kuat tekan sebesar 4,2% dibandingkan umur 14 hari. Untuk penambahan 25% sludge yaitu komposisi 6 memiliki kuat tekan umur 7, 14 dan 28 hari, masing-masing 12,00 kg/cm 2, 18,67 kg/cm 2 dan 25,33 kg/cm 2. Terjadi kenaikan kuat tekan 55,58% pada umur 14 hari dibanding dengan 7 hari, sedangkan penambahan penambahan kuat tekan umur 28 hari adalah 35,67% dibanding umur 14 hari. Untuk komposisi campuran tanpa sludge dengan komposisi campuran yang menggunakan 25% sludge pada umur 7, 14 dan 28 hari, terjadi penurunan kuat tekan masing-masing sebesar 122,25%, 71,39% dan 31,58%. Dapat dikatakan untuk komposisi 1:5 dengan fas 0,4 pada umur 28 hari kuat tekannya menurun sebesar 31,58% Pada campuran 7 tanpa menggunakan sludge mempunyai kuat tekan umur 7 Halaman 4 Jurnal APLIKASI: Media Informasi & Komunikasi Aplikasi Teknik Sipil Terkini

Jurnal APLIKASI Volume 9, Nomor 1, Pebruari 2011 hari sebesar 22,67kg/cm 2 dan nilai kuat tekan umur 14 hari sebesar 30,67kg/cm 2 sehingga mengalami penambahan kuat tekan sebesar 35,28% sedangkan kuat tekan pada umur 28 hari sebesar 32,00 kg/cm 2 mengalami kenaikan kuat tekan sebesar 4,33% dibandingkan umur 14 hari. Untuk penambahan 25% sludge yaitu komposisi 8 memiliki kuat tekan umur 7, 14 dan 28 hari, masing-masing 10,67 kg/cm 2, 22,67 kg/cm 2 dan 26,67 kg/cm 2. Terjadi kenaikan kuat tekan 112,46% pada umur 14 hari dibanding dengan 7 hari, sedangkan penambahan penambahan kuat tekan umur 28 hari adalah 17,64% dibanding umur 14 hari. Untuk komposisi campuran tanpa sludge dengan komposisi campuran yang menggunakan 25% sludge pada umur 7, 14 dan 28 hari, terjadi penurunan kuat tekan masing-masing sebesar 112,46%, 35,28% dan 19,98%. Dapat disimpulkan untuk komposisi 1:5 dengan fas 0,4 pada umur 28 hari kuat tekannya menurun sebesar 19,98%. Dari data kuat tekan masing- masing campuran diatas disimpulkan pada komposisi campuran 1Pc:5Psr dengan fas 0,5 yaitu komposisi 6 nilai kuat tekan 25,33 kg/cm 2 sudah diatas kuat tekan HB20 yang memiliki nilai kuat tekan 20 kg/cm2. Dimana dari data tersebut akan dibuat sebagai acuan dalam pembuatan batako. Penyerapan Air % 10.00 9.00 8.00 7.00 6.00 5.00 4.00 3.00 2.00 1.00 0.00 4.30 Komposisi 1 : 5 FAS 0.4 umur 28 hari 4.90 0 5 10 15 20 25 30 35 % Sludge Grafik 4.1 Hubungan % sludge dengan % resapan komposisi 1&2 4.3 Hasil Analisa Penyerapan Mortar dengan % Sludge. Pada hasil analisa uji penyerapan mortar dapat dilihat pada : Memperhatikan resapan pada umur 28 hari komposisi 1 dengan 0% sludge mempunyai nilai resapan 4,3% sedang bila ditambah 25% sludge yaitu komposisi 2 resapannya 4,9% sehingga nilai resapan naik 13,95%. Pada umur 60 hari grafik 4.9 dan tabel 4.8 komposisi 1 resapannya 4,4% sedang komposisi 2 resapannya 5,0% sehingga nilai resapan naik 13,63%. Bahwa dengan makin bertambahnya umur maka resapan juga bertambah yaitu untuk komposisi 1 sebesar 2,32% dan komposisi 2 sebesar 2,04% Memperhatikan resapan pada umur 28 hari komposisi 3 dengan 0% sludge mempunyai nilai resapan 4,5% sedang bila ditambah 25% sludge yaitu komposisi 4 resapannya 5,1% sehingga nilai resapan naik 13,33%. Pada umur 60 hari grafik 4.10 dan tabel 4.8 komposisi 3 resapannya 4,7% sedang komposisi 4 resapannya 5,2% sehingga nilai resapan naik 10,63%. Bahwa dengan makin bertambahnya umur maka resapan juga bertambah yaitu untuk komposisi 3 sebesar 4,44% dan komposisi 4 sebesar 1,96%. Memperhatikan resapan pada umur 28 hari komposisi 5 dengan 0% sludge mempunyai nilai resapan 6,0% sedang bila ditambah 25% sludge yaitu komposisi 6 resapannya 6,6% sehingga nilai resapan naik 10%. Pada umur 60 hari grafik 4.11 dan tabel 4.8 komposisi 5 resapannya 6,3% sedang komposisi 6 resapannya 6,7% sehingga nilai resapan naik 6,34%. Bahwa dengan makin bertambahnya umur maka resapan juga bertambah yaitu untuk komposisi 5 sebesar 5% dan komposisi 6 sebesar 1,51% Memperhatikan resapan pada umur 28 hari komposisi 7 dengan 0% sludge Jurnal APLIKASI: Media Informasi & Komunikasi Aplikasi Teknik Sipil Terkini Halaman 5

Volume 9, Nomor 1, Pebruari 2011 mempunyai nilai resapan 7,1% sedang bila ditambah 25% sludge yaitu komposisi 8 resapannya 7,9% sehingga nilai resapan naik 11,26%. Pada umur 60 hari grafik 4.12 dan tabel 4.8 komposisi 7 resapannya 7,3% sedang komposisi 8 resapannya 8,0% sehingga nilai resapan naik 9,59%. Bahwa dengan makin bertambahnya umur maka resapan juga bertambah yaitu untuk komposisi 7 sebesar 2,82% dan komposisi 8 sebesar 1,27%. Dapat disimpulkan dengan bertambahnya umur, air resapan makin bertambah pula sekitar 1,5% - 5% 4.4 Hasil Analisa Perbandingan Berat Kering Mortar dengan Tiap-Tiap Komposisi. Pada hasil analisa perbandingan berat kering mortar dapat dilihat pada : Memperhatikan besar berat kering mortar terhadap komposisi bahwa pada komposisi 1 memiliki berat kering sebesar 217 gram bila ditambah 25% sludge menjadi komposisi 2 yang memiliki berat kering sebesar 209,57 gram sehingga beratnya berkurang 3,55% dibanding komposisi 1. Bahwa dengan penambahan 25% sludge menyebabkan berat kering mortar akan berkurang 3,55%. Memperhatikan besar berat kering mortar terhadap komposisi bahwa pada komposisi 3 memiliki berat kering sebesar 219,33 gram bila ditambah 25% sludge menjadi komposisi 4 yang memiliki berat kering sebesar 211,03 gram sehingga beratnya berkurang 3,93% dibanding komposisi 4. Bahwa dengan penambahan 25% sludge menyebabkan berat kering mortar akan berkurang 3,93%. Memperhatikan besar berat kering mortar terhadap komposisi bahwa pada Jurnal APLIKASI komposisi 5 memiliki berat kering sebesar 217,6 gram bila ditambah 25% sludge menjadi komposisi 6 yang memiliki berat kering sebesar 209,87 gram sehingga beratnya berkurang 3,68% dibanding komposisi 5. Bahwa dengan penambahan 25% sludge menyebabkan berat kering mortar akan berkurang 3,68%. Memperhatikan besar berat kering mortar terhadap komposisi bahwa pada komposisi 7 memiliki berat kering sebesar 220,07 gram bila ditambah 25% sludge menjadi komposisi 8 yang memiliki berat kering sebesar 211,4 gram sehingga beratnya berkurang 4,10% dibanding komposisi 7. Bahwa dengan penambahan 25% sludge menyebabkan berat kering mortar akan berkurang 4,10%. Dapat disimpulkan bahwa dengan penambahan 25% sludge, berat mortar akan berkurang sekitar 3,5%-4,10%. Dan dari data tersebut komposisi 6 perbandingan campuran 1Pc:3,75Psr:1,25Sludge dengan fas 0,5 dijadikan sebagai acuan dalam pembuatan batako karena mempunyai berat jenis lebih kecil yaitu sebesar 1,67 dibanding dengan komposisi lain yang mempunyai berat jenis antara 1,68-1,76. 4.5 Analisa Hasil Batako Bahwa memperhatikan analisa kuat tekan, resapan dan berat kering mortar memilih komposisi 6 dengan perbandingan campuran 1:5 dengan fas 0,5 yang optimal karena mempunyai kuat tekan yang diatas HB20. 4.5.1 Hasil Analisa Kuat Tekan Batako dengan Umur. Berdasarkan SII.0285-1980 uji kuat tekan paling tidak sama dengan kuat tekan HB20. Dibawah berikuthasil analisa uji kuat tekan batako dapat dilihat : Pada campuran 6 dengan menggunakan 25% sludge pengganti pasir mempunyai kuat tekan umur 7 hari sebesar 10,33kg/cm 2 dan nilai kuat tekan umur 14 hari sebesar 15,67/cm 2 sehingga Halaman 6 Jurnal APLIKASI: Media Informasi & Komunikasi Aplikasi Teknik Sipil Terkini

Jurnal APLIKASI mengalami penambahan kuat tekan sebesar 51,69%, kuat tekan pada umur 28 hari sebesar 34,67 kg/cm 2 mengalami kenaikan kuat tekan sebesar 42,50% dibandingkan umur 14 hari. Sedangkan kuat tekan pada umur 60 hari sebesar 23,67kg/cm 2 mengalami kenaikan kuat tekan sebesar 6% dibandingkan umur 28 hari. Dapat dikatakan nilai kuat tekan batako umur 28 dan 60 hari memenuhi SII.0285-1980 yaitu diatas HB20 yang kuat tekannya 20 kg/cm 2 30.00 20.00 σ(kg/cm 2 ) 10.00 10.33 0.00 15.67 22.33 23.67 0 7 14 21 28 35 42 49 56 63 Umur (Hari) Komposisi 6 Grafik 4.2 Hubungan umur batako dengan kuat tekan 4.5.2 Hasil Analisa Penyerapan Potongan Batako Ukuran 10x10x10cm 3 dengan Umur. Hasil analisa uji penyerapan potongan batako dapat dilihat : Pada umur 28 hari komposisi 6 dengan 25% sludge mempunyai nilai resapan 8,2% sedang pada umur 60 hari grafik 4.18 dan tabel 4.12 resapannya 8,4% sehingga nilai resapan mengalami kenaikan sebesar 2,4%. Dapat dikatakan nilai resapan potongan batako yang mewakili batako utuh umur 28 dan 60 hari memenuhi SII.0285-1980 karena syaratnya tidak terbatas. Volume 9, Nomor 1, Pebruari 2011 4.5.3 Hasil Analisa Perbandingan berat kering batako dengan umur batako. Pada hasil analisa perbandingan berat kering batako dengan umur dapat dilihat : Pada campuran 8 dengan menggunakan 25% sludge pengganti pasir mempunyai berat kering umur 7 hari sebesar 8345,6 gr dan berat kering umur 14 hari sebesar 8335,1 gr sehingga mengalami penuruan berat kering sebesar 0,13 %, berat kering pada umur 28 hari sebesar 8320,9 gr mengalami penurunan berat kering sebesar 0,17% dibandingkan umur 14 hari sedangkan berat kering pada umur 60 hari sebesar 8305,3 gr mengalami penurunan berat kering sebesar 0,19 % dibandingkan umur 28 hari. Dapat dikatakan besar berat kering batako memenuhi karena tidak ada standartnya. Dimana beratnya dibandingkan yang ada dipasaran lebih ringan yaitu berat batako yang ada di pasaran rata-rata sebesar 8875,7 gram sedangkan batako sendiri rata-rata sebesar 8345,6 gram. 5. KESIMPULAN 1. Bahwa sludge dapat digunakan untuk pembuatan batako.dimana sludge pengganti pasir yang ditambahkan sebesar 25% pada penelitian ini. 2. Bahwa kuat tekan yang dipakai untuk acuan pembuatan batako yaitu pada komposisi 6 dengan perbandingan campuran 1Pc:3,75Psr:1,25 sludge dan fas 0,5 yang kuat tekannya 25,33kg/cm2 karena sudah melampaui kuat tekan HB20. 3. Nilai kuat tekan batako umur 28 dan 60 hari sebesar 22,33kg/cm 2 dan 23,67kg/cm 2 memenuhi SII.0285-1980 yaitu diatas HB20 yang kuat tekannya 20kg/cm2 4. Dapat disimpulkan dengan bertambahnya umur, resapan makin bertambah pula itu ditunjukkan dengan Jurnal APLIKASI: Media Informasi & Komunikasi Aplikasi Teknik Sipil Terkini Halaman 7

Volume 9, Nomor 1, Pebruari 2011 Jurnal APLIKASI nilai resapan batako umur 28 dan 60 hari sebesar 8,2% dan 8,4% memenuhi SII.0285-1980 karena yang diuji resapan adalah potongan batako yang mewakili batako utuh dimana syaratnya tidak terbatas. 5. Berat kering batako memenuhi karena tidak ada standartnya pada SII. Dimana beratnya dibandingkan yang ada dipasaran lebih ringan yaitu berat batako yang dipasaran rata-rata sebesar 8875,7gram sedangkan batako dengan penambahan 25% sludge rata-rata sebesar 8345,6gram. Sehingga lebih ringan 6,35% dibanding batako dipasaran 6. Berdasarkan SII.0285-1980, hasil kuat tekan pada penelitian dapat diklasifikasikan pada mutu HB 20, yang digunakan untuk rumah sederhana. 6. DAFTAR PUSTAKA Acuan yang dipakai untuk penulisan artikel ini antara lain: [1]. Bambang Supriyadi, Didik.2006. Pemanfaatan Limbah Padat (Sludge) Pabrik Kertas Sebagai Bata Beton (Batako) Untuk Mereduksi Kuantitas Limbah Laporan Penelitian. ITS. Surabaya. [2]. Das M, Braja.1991. Terjemahan Endah Noor, Mochtar. Mekanika Tanah(Prinsipprinsip Rekayasa Geoteknis) Jilid1.Erlangga. [3]. Fitria, 2005. Kandungan logam berat (Pb, Cu, Hg) dan pemanfaatan lumpur IPAL(industri Pengolahan air limbah) pabrik kertas PT Adiprima Suraprinta sebagai paving block. Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat UNAIR. Surabaya. [4]. Mutu dan Cara Uji Bata Beton Berongga,SII.0285-1980. [5]. Mutu dan Cara uji Pasir standart,sii.0287-80 [6]. Peraturan Beton Bertulang Indonesia,1971.Direktorat Jenderal Cipta Karya. [7]. Pedoman Beton,1989. Badan Penelitian dan Pengembangan PU. Halaman 8 Jurnal APLIKASI: Media Informasi & Komunikasi Aplikasi Teknik Sipil Terkini