BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berkembangnya perindustrian di Indonesia membawa banyak keuntungan bagi pemilik industri, usaha pekerja industri maupun pemerintah. Perkembangan ini di dukung oleh berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat dan membawa perubahan-perubahan ke arah yang lebih baik. Disamping itu tenaga kerja industri sangat berperan penting dalam perindustrian karena tenaga kerja mempunyai hubungan dengan perusahaan dan berhadapan langsung dengan berbagai dampak dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang industri. Salah satu contoh industri yang berkembang tersebut adalah industri pakaian. Dalam pembuatan pakaian melalui banyak proses mulai dari pembuatan desain, pemotongan kain, menjahit, melipat hingga pakaian siap dijual. Pada proses pemotongan kain memerlukan sikap atau posisi kerja berdiri lama. Pekerjaan yang dilakukan dengan posisi berdiri seperti pada pemotong kain menyangkut kerja fisik yang cukup melelahkan yang dilakukan dari pagi hari sampai sore hari dengan waktu yang cukup lama dan kondisi bekerja dalam keadaan berdiri. Pekerjaan yang dilakukan dengan posisi berdiri lama, akan terjadi kontraksi statis terutama di kaki sehingga mengakibatkan berkurangnya fungsi otot betis. Jika posisi berdiri dipraktekkan terus menerus, pekerja akan merasakan 1
2 kelelahan terutama pada otot betis. Proses kerja yang banyak melibatkan pembebanan pada otot statis lebih cepat menimbulkan keluhan otot, hal ini dapat mempengaruhi kemampuan dan menurunnya produktivitas kerja yang dihasilkan (Wulandari, 2014). Di industri rumah tangga pembuatan pakaian banyak pekerja melakukan pekerjaan dalam posisi berdiri dalam jangka waktu yang lama. Pekerjaan sama yang dilakukan terus menerus tanpa ada variasi lain dapat menyebabkan keluhan otot. Kerja statis merupakan suatu kondisi kontraksi yang lama dapat menyebabkan berkurangnya aliran darah ke jaringan otot. Baik oksigen yang diperlukan maupun metabolisme yang dibuang tidak menjadi efektif. Besarnya otot yang mengalami muatan statis akan menggunakan cadangan ATP, sehingga jenis aktivitas ini tidak akan berlangsung lama. Otot yang mengalami nyeri akan menimbun sisa pembakaran termasuk asam laktat, yang terakumulasi pada jaringan otot (Kroemer & Grandean, 2000). Berdasarkan hasil survei pendahuluan di industri rumah tangga, setiap industri rumah tangga memiliki pemotong kain yang hasil dari potongannya akan dijahit. Pemotong kain melakukan pekerjaan mulai dari memilih dan mengukur kain agar sesuai dengan pakaian yang dipesan. Pemilihan dan pengukuran kain ini dilakukan berdiri dengan alat ukur ditempel di tembok. Kemudian dilanjutkan dengan memotong kain sesuai dengan rancangan baju yang telah dibuat. Pemotongan kain ini dilakukan diatas meja dengan posisi berdiri. Pemotong kain biasanya bekerja mulai pukul 08.00 wita sampai pukul 17.00 wita dengan waktu
3 istirahat selama 1 (satu) jam dari pukul 12.00 wita sampai pukul 13.00 wita setiap harinya. Survei pendahuluan dilanjutkan dengan wawancara terkait dengan keluhan kesehatan dan hasilnya dari 40 pemotong kain, 25 yang mengalami keluhan otot betis. Berbagai intervensi dapat diberikan untuk mengatasi nyeri otot betis, salah satunya dengan pemberian intervensi fisioterapi. Intervensi yang dapat diberikan fisioterapi adalah pedal exercise. Pedal exercise yaitu terapi latihan gerak aktif dengan menggerakkan ankle ke arah dorso fleksi dan plantar fleksi. Pedal exercise menimbulkan kontraksi otot yang dilakukan dengan ritmis sehingga terjadi reaksi pumping action yang akan membantu memindahkan produk sampah atau zat- zat iritan penyebab nyeri otot untuk kembali ke jantung (wulandari, 2014). Teknik lain yang dapat digunakan adalah perbaikan kerja secara ergonomi dengan peregangan otot betis. Ergonomi adalah ilmu yang mengkaji interface antara manusia dengan komponen sistem dengan segala keterbatasan dan kemampuan manusia yang menekankan hubungan optimal antara dengan lingkungan kerja sehingga tercipta sebuah sistem kerja yang baik dalam meningkatkan performansi, keamanan dan kepuasan pengguna (Purnomo, 2012). Peregangan atau stretching pada otot betis secara aktif dapat diberikan untuk meningkatkan nilai ambang nyeri pada otot betis. Stretching memiliki peranan yang sangat penting untuk memelihara jaringan lunak setelah menegang akibat beraktifitas. Pada stretching otot dilatih untuk dapat berkontraksi optimal dan relaksasi sehingga otot menjadi lebih fleksibel dan
4 akan terbiasa untuk digunakan secara mekanis karena lebih fleksibel dan nyeri saat beraktifitas dapat berkurang (Rahmanto, 2013). Berdasarkan pemaparan singkat terkait intervensi tersebut, peneliti ingin membuktikan pengaruh pedal exercise dan peregangan otot betis lebih efektif dalam meningkatkan nilai ambang nyeri otot betis pada pemotong kain di Kecamatan Kediri Kabupaten Tabanan 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka rumusan masalah yang dapat diambil oleh peneliti yaitu: 1. Apakah pedal exercise dan peregangan otot betis dapat meningkatkan nilai ambang nyeri otot betis pada pemotong kain? 2. Apakah pedal exercise dan peregangan otot betis lebih efektif dalam meningkatkan nilai ambang nyeri otot betis pada pemotong kain? 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Untuk mengetahui gambaran umum mengenai pedal exercise dan peregangan otot betis terhadap peningkatan nilai ambang nyeri otot betis pada pemotong kain. 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Untuk membuktikan pengaruh pedal exercise dan peregangan otot betis dapat meningkatkan nilai ambang nyeri otot betis pada pemotong kain.
5 2. Untuk membuktikan pengaruh pedal exercise dan peregangan otot betis lebih efektif dalam meningkatkan nilai ambang nyeri otot betis pada pemotong kain. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat teoritis a. Memberikan sumbangan bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan memperkaya wawasan ilmu pengetahuan di bidang kesehatan keselamatan kerja dalam menangani keluhan muskuloskeletal pada para pekerja. b. Hasil dari penelitian ini diharapkan bisa menjadi referensi pembaca dan dikembangkan dalam penelitian yang lebih mendetail. 1.4.2 Manfaat Praktis a. Manfaat bagi pemotong kain Memberikan masukan pada pemotong kain tentang pentingnya program-program fisioterapi seperti pedal exercise dan peregangan otot betis untuk meningkatkan nilai ambang nyeri otot betis dalam bekerja. b. Manfaat bagi peneliti Menambah pengetahuan, wawasan dan pengalaman dalam mengembangkan diri dan mengabdikan diri pada dunia kesehatan, khususnya di bidang fisioterapi di masa yang akan datang serta
6 memberikan solusi pemecahan masalah dalam keluhan muskuloskeletal pada pemotong kain. c. Manfaat bagi masyarakat Masukan informasi di kalangan masyarakat Di Kecamatan Kediri Kabupaten Tabanan khususnya para pemilik industri rumah tangga pakaian untuk memperhatikan kondisi para pekerja pemotong kain terkait dengan keluhan muskuloskeletal, tentang manfaat pedal exercise dan peregangan otot betis untuk peningkatan nilai ambang nyeri otot betis pada pemotong kain sehingga diharapkan dapat meningkatkan produktivitas dalam bekerja.