BAB I PENDAHULUAN. Geografhic Indonesia 24 februari 2012) yang menyebutkan bahwa,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proses belajar mengajar merupakan kegiatan pokok sekolah yang

BAB I PENDAHULUAN. logis universal pada manusia. Matematika merupakan satu alat bantu yang penting

BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan yang harus dikuasai oleh siswa mulai dari tingkat SD hingga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. diberikan di sekolah-sekolah. Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada

BAB I PENDAHULUAN. mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan. formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

BAB I PENDAHULUAN. saing dalam percaturan dunia tanpa batas. Di dalam era dunia tanpa batas,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keberhasilan proses pembelajaran di sekolah, merupakan faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk menggunakan akal pikiran mereka sebagai jawaban dalam menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan khusus. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dapat hidup mandiri dan mampu menjadi masyarakat yang mampu bersosialisasi

BAB I PENDAHULUAN. Pada hakikatnya kegiatan belajar mengajar adalah suatu proses. pembelajaran. Guru sebagai salah satu komponen dalam proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. Guru menempati posisi dan peran penting dalam pendidikan, karena guru

BAB I PENDAHULUAN. sejahtera dan bahagia menurut konsep kehidupan mereka. memiliki potensi untuk menciptakan peserta didik yang cerdas, hendaknya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Matematika adalah ilmu yang sangat penting dalam kehidupan kita karena dengan Matematika kita bisa

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau latihan.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

1. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan rekayasa mengendalikan belajar (learning) guna

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Bandar Setia dengan memberikan 10 soal tentang materi operasi hitung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses belajar yang tiada henti dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari. Tujuan pembelajaran matematika di tingkat SD adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, manusia hampir tidak pernah dapat

BAB I PENDAHULUAN. teknologi memiliki peranan penting dalam memberikan pemahaman mengenai

BAB I PENDAHULUAN. memahami apa saja yang menjadi dasar-dasar dalam menciptakan sebuah desain.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. keadaan tertentu kesuatu keadaan yang lebih baik. Pendidikan sebagai pranata

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. IPTEK, dituntut sumber daya manusia yang handal dan mampu bersaing secara

BAB I PENDAHULUAN. mengorganisasi, dan menciptakan sistem lingkungan dengan berbagai model. dan efisien serta mendapat hasil optimal.

I. PENDAHULUAN. siswa secara fisik dan emosional dimana siswa diberi tugas untuk kemudian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari. Hal semacam itulah yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Guru yang secara langsung bertanggung jawab terhadap bagaimana cara

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Matematika merupakan disiplin ilmu yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tersebut saling berinteraksi baik secara langsung maupun tidak langsung dalam. mempengaruhi hasil belajar siswa (Sagala, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dari keterbelakangan dan ketinggalan dari bangsa lain. Untuk itu. satu diantaranya jenjang pendidikan sekolah dasar.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembentukan sumber daya manusia yang baik sangatlah penting dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang mutlak dibutuhkan oleh seluruh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Siti Nurjanah,2013

BAB I PENDAHULUAN. potensi siswa untuk menghadapi tantangan hidup dimasa mendatang.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Mempelajari Matematika tidak terlepas dengan bilangan Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. edukatif tersebut mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan siswa,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan bagian yang sangat penting dalam menentukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Kegiatan belajar mengajar pada lembaga pendidikan formal merupakan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa adalah keberhasilan pendidikan dari bangsa itu sendiri. Jika seorang guru

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Upaya Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Selanjutnya dinyatakan bahwa pendidikan nasional bertujuan mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Pemerintah Indonesia merumuskan dalam Undang-

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan pendidikannya (Rusman, 2012 : 93). kegiatan belajar mengajar, salah satunya adalah pengorganisasian mata

BAB I PENDAHULUAN. sikap ilmiah. Sebagaimana dan kurikulum 2006 (KTSP), tujuan mata pelajaran

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat membangkitkan kegiatan belajar yang efektif agar siswa dapat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu wajib yang dipelajari di

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka. Keberhasilan pendidikan dipengaruhi oleh perubahan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP ) pembelajaran PKn

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi belajar merupakan salah satu hal yang sangat diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. menyenangkan dan disukai siswa. Namun, pada kenyataannya bahwa belajar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini peran dan fungsi pendidikan sekolah semakin penting dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru merupakan salah satu unsur yang penting dalam proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. observasi, eksperimen, penyimpulan, penyusunan teori dan seterusnya. mengkait antara cara yang satu dengan cara yang lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung

BAB I PENDAHULUAN. untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. membimbing, dan memberikan fasilitas belajar yang optimal. Namun demikian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya pendidik untuk membantu

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hal tersebut, pembangunan nasional dalam bidang pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. besar siswa sehingga, sebagian siswa menghindari pelajaran ini. Hal ini

I. PENDAHULUAN. untuk menghasilkan siswa yang berkualitas. Siswa yang berkualitas adalah siswa

BAB I PENDAHULUAN. dan peluang yang memadai untuk belajar dan mempelajari hal hal yang di

BAB I PENDAHULUAN. mengajar. Karena dengan adanya keaktifan saat proses pembelajaran maka

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengesankan. Aktivitas belajar dapat merangsang siswa terlibat secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses belajar mengajar merupakan kegiatan pokok sekolah yang mengutamakan interaksi antara pendidik dan peserta didik dalam konteks edukatif, sehingga terjadi perubahan dan peningkatan pengetahuan, keterampilan dan sikap dalam pencapaian tujuan pendidikan. Berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan sangat tergantung pada proses belajar yang dialami siswa. Dalam pendidikan saat ini, pendidik seringkali mendapat kesulitan dalam proses belajar mengajar, terlebih pada pelajaran yang dianggap sulit oleh peserta didik, salah satunya adalah mata pelajaran matematika. Dalam hal ini bukan hanya pendidik yang mengalami kesulitan dalam proses belajar mengajar. Akan tetapi siswa juga mengalami kesulitan dalam memahami pembelajaran tersebut. Seperti yang dikatakan Olivia Lewi Pramesti (dalam National Geografhic Indonesia 24 februari 2012) yang menyebutkan bahwa, Kesulitan belajar bisa dilihat dari bagaimana anak memahami pelajaran matematika dan bahasa. Pasalnya, kedua mata pelajaran tersebut, mengajarkan anak tentang kemampuan dasar seperti menulis, membaca, dan menghitung. "Pada anak-anak yang berkesulitan dalam bahasa dan matematika, tentunya tidak dipahami secara sempurna. Kondisi ini dapat menyebabkan guru dan orangtua menjadi cemas dan kemungkinan timbul sikap negatif terhadap anak, ujar Maria di Yogyakarta, Jumat (24/2). Sementara itu staf pengajar Fakultas Psikologi UGM bidang Psikologi Pendidikan, Supra Wimbarti, menambahkan, kemampuan dalam matematika sangat diperlukan oleh manusia pada usia awal perkembangan. Terutama pada saat anak duduk di sekolah dasar. Secara kognitif, kemampuan matematika diperlukan untuk membantu siswa berpikir logis. Sementara itu, kemampuan berbahasa diperlukan untuk memahami ilmu pengetahuan. Matematika perlu dikuasai siswa sekolah dasar untuk membantu mencerna ilmuilmu di jenjang yang lebih tinggi. Namun sayang, matematika yang dianggap 1

sebagai pelajaran penting untuk perkembangan otak, justru masih menduduki peringkat rendah. Berdasarkan hasil survei Pusat Statistik Internasional untuk Pendidikan (National Center for Education in Statistics, 2003) terhadap 41 negara dalam pembelajaran matematika. Hal ini menunjukkan bahwa masih banyaknya siswa yang beranggapan mata pelajaran matematika adalah mata pelajaran yang sulit untuk dipahami, sehingga siswa cepat merasa bosan dalam pembelajaran matematika. Oleh karena itu siswa menjadi kurang termotivasi dalam mempelajari pelajaran matematika. Motivasi adalah salah satu faktor yang juga dapat mempengaruhi Tercapai tidaknya tujuan pembelajaran, salah satunya adalah terlihat dari prestasi belajar yang diraih siswa. Dengan prestasi yang tinggi, para siswa mempunyai indikasi berpengetahuan yang baik. Dengan adanya motivasi, siswa akan belajar lebih keras, ulet, tekun dan memiliki konsentrasi penuh dalam proses pembelajaran. Dorongan motivasi dalam belajar merupakan salah satu hal yang perlu dibangkitkan dalam upaya pembelajaran di sekolah. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru kelas IV yang peneliti lakukan di SD Negeri 101800 Deli Tua, masih banyak permasalahan pelaksanaan pembelajaran, seperti: guru kurang kreatif dalam menggunakan metode pembelajaran, keaktifan siswa dalam kegiatan KM masih belum optimal, siswa kurang memperhatikan penjabaran materi yang dijelaskan guru, siswa juga malas mengerjakan perintah, soal latihan dan juga PR yang diberikan guru sehingga siswa kurang menguasai materi yang diajarkan.

Hal ini dapat dilihat dari hasil nilai semester satu yang diperoleh siswa yang masih rendah. Dimana hasil nilai yang diperoleh siswa masih dibawah rata-rata KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yaitu 65. Dari 36 orang siswa hanya terdapat 10 orang siswa yang sudah tuntas mendapat nilai KKM sedangkan 26 orang siswa masih belum tuntas karena nilai yanng dicapai masih dibawah rata-rata KKM yaitu diawah nilai ratarata 65. Seharusnya belajar dikatakan tuntas apabila siswa secara keseluruhan mampu mendapatkan nilai rata-rata 65. Dengan demikian maka dapat dikatakan bahwa hasil belajar siswa pada pembelajaran matematika masih sangat rendah. Kurang memuaskannya hasil belajar siswa dalam mata pelajaran matematika di SD disebabkan oleh beberapa hal, salah satunya penggunaan metode yang kurang tepat pada proses pembelajaran monoton dan tidak sesuai dengan karekteristik siswa, seperti penggunaan metode ceramah, dengan menggunakan metode yang bervariasi diharapkan siswa lebih aktif dalam pembelajaran matematika. Keanekaragaman kemampuan pada siswa mengakibatkan mereka memiliki kesulitan belajar tersendiri sehingga tingkat penguasaan materi mereka berbeda antara siswa satu dengan lainnya. Adanya perbedaan tingkat penguasaan materi yang berbeda, maka akan berbeda pula dalam motiasi belajar mereka. Selain hal tersebut, terlalu banyaknya materi dalam singkatnya jam pelajaran yang diberikan juga bisa menyebabkan kejehuhan para siswa, sehingga motivasi untuk mengikuti mata pelajaran matematika tidak seperti ketika siswa mengikuti mata pelajaran lainnya. Hal tersebut dirasakan oleh guru, orang tua dan oleh siswa itu sendiri.

Untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dan pencapaian tujuan pembelajaran matematika seorang pendidik diharuskan memiliki kemampuan dalam mengembangkan metode pembelajaran yang leih variatif untuk mengatasi berbagai masalah dan kesulitan siswa agar siswa lebih tertarik dan aktif dalam belajar matematika. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa adalah dengan menggunakan metode Reward and Punishment merupakan salah satu alternatuf yang dapat kita gunakan dalam pembelajaran matematika, metode ini akan memberikan pengaruh positif pada peningkatan motivasi belajar siswa. Hal ini sejalan dengan Ramayulis (2006:197) yang menyatakan bahwa, Metode Reward dan Punishment merupakan cara pendidik memberikan ganjaran terhadap kebaikan dan hukuman terhadap keburukan kepada peserta didik. Pemberian reward (ganjaran) dapat mengarahkan siswa untuk melakukan perbuatan yang positif dan merangsang perasaan senang, bahagia dan membuat mereka melakukan perbuatan yang baik secara berulang-ulang, sementara punishment (hukuman) merupakan pemberian penguatan negatif yang jika diberikan secara tepat dan bijak dapat menjadi alat pembangkit motivasi yang tepat, tentunya hukuman yang diberikan bersifat edukatif yakni jenis hukuman yang tidak melibatkan unsur kekerasan atau pelanggaran hak asasi manusia didalamnya, dan dapat diterima oleh anak dengan perasaan senang dan bahagia, tetapi tetap dapat menimbukan efek jera, sehingga kreativitas dan kecerdasannya dapat berkembang dan sikapnya juga menjadi lebih positif. Dengan pemberian reward dan punishment yang dikombinasikan dengan tepat akan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, karena siswa akan merasa

kemampuannya dalam elajar mendapatkan perhatian dan penghargaan dari guru sehingga siswa terpacu untuk berusaha melakukan yang terbaik agar tidak mendapat punishment dari guru dan siswa juga akan berusaha untuk meningkatkan motivasi belajarnya. Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka penelitian memfokuskan penelitian yang dilaksanakan dengan metode penelitian tindakan kelas yang diberi judul Penerapan Reward And Punishment Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Di Kelas IV SDN 101800 Deli Tua T.A 2016/2017. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka permasalahan yang dapat diidentifikasi adalah: 1. Kurangnya motivasi siswa dalam mengikuti pelajaran matematika disebabkan pelajaran matematika dianggap pelajaran yang sulit. 2. Siswa kurang aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran karena pembelajaran matematika dirasa membosankan. 3. Motivasi belajar siswa masih tergolong rendah karena penggunaan metode ceramah. 4. Metode pembelajaran yang digunakan guru belum sesuai dengan materi, akibatnya, siswa kurang tertarik dengan materi yang diajarkan.

1.3 Batasan Masalah Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah meningkatkan motivasi belajar siswa dengan menggunakan metode pembelajaran reward and punishment pada pelajaran matematika materi pokok satuan panjang baku di kelas IV SDN 101800 Deli Tua T.A 2016/2017. 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah dengan menggunakan metode pembelajaran reward and punishment dapat meningkatkan motivasi belajar siswa pada pelajaran matematika dalam materi pokok satuan panjang baku di kelas IV SDN 101800 Deli Tua T.A 2016/2017?. 1.5 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan motivasi belajar siswa pada pelajaran matematika materi pokok satuan panjang baku dengan menggunakan metode pembelajaran reward and punisment di kelas IV SDN 101800 Deli Tua T.A 2016/2017. 1.6 Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian maka manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi siswa: meningkatkan pemahaman, partisipasi, dan daya pikir siswa dalam pembelajaran matematika sehingga motivasi belajarnya meningkat. 2. Bagi guru: sebagai masukan bagi guru sebagai salah satu metode pembelajaran yang dapat dipilih guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa. 3. Bagi sekolah: sekolah dapat menjadi lebih maju karena siswa dan guru sama-sama mempunyai kompetensi yang baikdalam pembelajaran 4. Bagi peneliti: mempermudah dan menambah wawasan peneliti dalam menerapkan metode pembelajaran reward and punisment dalam dunia kerja nantinya.