EVALUASI PENEMPATAN LOKASI POS PEMADAM KEBAKARAN DI KOTA SEMARANG

dokumen-dokumen yang mirip
EVALUASI PENEMPATAN LOKASI POS PEMADAM KEBAKARAN DI KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMETAAN PERSEBARAN POS PEMADAM KEBAKARAN DI KOTA SEMARANG BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ANALISIS TINGKAT KERAWANAN KEBAKARAN PERMUKIMAN DENGAN PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KECAMATAN PAKUALAMAN, KOTA YOGYAKARTA

ANALISIS TINGKAT KERAWANAN KEBAKARAN PERMUKIMAN DENGAN PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KECAMATAN PAKUALAMAN, KOTA YOGYAKARTA

PUBLIKASI KARYA ILMIAH

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI 3.1 Pendekatan Penelitian

: a. bahwa berdasarkan Pasal 5 Peraturan Daerah Kota Semarang

SEMARANG. Ngaliyan) Oleh : L2D FAKULTAS

Dinas Penerangan Jalan & Pengelolaan Reklame. Rumah Sakit Umum Daerah. Dinas Tata Kota & Perumahan. Uraian Dinas Pendidikan Dinas Kesehatan Kota

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG

Series Data Umum Kota Semarang Data Umum Kota Semarang Tahun

BAB VIII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Model Optimasi Lokasi Pos Pemadam Kebakaran (SK : Kota Semarang) Tugas Akhir. Oleh : Mohammad Bagir NIM.L2D

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG

KAJIAN KAPASITAS MASYARAKAT DALAM UPAYA PENGURANGAN RISIKO BENCANA BERBASIS KOMUNITAS DI KECAMATAN KOTAGEDE KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2016

PENGEMBANGAN PROTOTIPE SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PENYEBARAN RUTE ANGKUTAN UMUM KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG

EVALUASI KEBUTUHAN LAHAN JALAN NASIONAL BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI PULAU LOMBOK

PEMODELAN SPASIAL TINGKAT KERAWANAN KEMACETAN LALU LINTAS DI RUAS JALAN KOLEKTOR SEKUNDER KELURAHAN TERBAN KOTA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan aspek fisik maupun aspek sosial dan budaya. Pembangunan

BAB III TINJAUAN KOTA SEMARANG DAN TINJAUAN SEKOLAH LUAR BIASA DI SEMARANG

Jurnal Geodesi Undip Januari 2014

BAB III TINJAUAN LOKASI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Arahan Distribusi Lokasi Pos Pemadam Kebakaran Berdasarkan Kawasan Potensi Risiko Bencana Kebakaran di Kota Surabaya

TOMI YOGO WASISSO E

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

Jurnal Geodesi Undip AGUSTUS 2015

ANALISIS LOKASI DAN JUMLAH STASIUN PEMADAM KEBAKARAN KOTA PEKANBARU

DAFTAR RINGKASAN APBD TAHUN ANGGARAN 2013

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional) ANALISIS SPASIAL SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KABUPATEN BREBES BAGIAN TENGAH

DAFTAR ISI. Halaman PRAKATA... vi DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xii

ANALISIS KEMACETAN LALU LINTAS DI JALAN ARTERI DAN KOLEKTOR DI KECAMATAN DEPOK DAN KECAMATAN NGAGLIK KABUPATEN SLEMAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

EVALUASI LOKASI SMA DENGAN ZONA PENDIDIKAN BERDASARKAN RTRW BANDAR LAMPUNG TAHUN 2014 ABSTRACT

Rizqi Agung Wicaksono Zuharnen Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta ABSTRACT

BAB II KONDISI UMUM DAERAH II.1. KONDISI GEOGRAFIS

PEMANFAATAN CITRA QUICKBIRD DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK ZONASI KERENTANAN KEBAKARAN PERMUKIMAN KASUS DI KOTA BANDUNG BAGIAN BARAT

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional)

Penelitian Untuk Skripsi S-1 Program Studi Geografi. Diajukan Oleh : Mousafi Juniasandi Rukmana E

ANALISIS PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI KECAMATAN MIJEN KOTA SEMARANG TAHUN Publikasi Ilmiah. Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Analisis Ketersediaan Dan Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau Pada Kawasan Pusat Pelayanan Kota (Studi Kasus Kecamatan Palu Timur, Kota Palu)

ANALISIS POTENSI KEKERINGAN GEOMORFOLOGI MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KABUPATEN PURWOREJO

EVALUASI PELAYANAN DAN PENENTUAN LOKASI OPTIMUM STASIUN AMBULAN DI KOTA SEMARANG DENGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TUGAS AKHIR

Geo Image 1 (1) (2012) Geo Image.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Lampiran 1. Gambar peta DAS Babon. Gambar 1. Peta adiministratif kecamatan DAS Babon

BAB I PENDAHULUAN. pusat aktivitas dari penduduk, oleh karena itu kelangsungan dan kelestarian kota

ANALISIS SPASIAL PEMETAAN PEMUKIMAN WARGA PADA AREA RAWAN BENCANATANAH LONGSOR DI KOTA SEMARANG

Geoplanning E-ISSN:

BAB II GAMBARAN UMUM

SKRIPSI PEMETAAN STATUS KERUSAKAN TANAH UNTUK PRODUKSI BIOMASSA DI BAGIAN TIMUR KABUPATEN NATUNA. Oleh : MUH KHOIRUL ANWAR H

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Geo Image 5 (2) (2016) Geo Image.

TINGKAT PENGETAHUAN SISWA KELAS X TERHADAP KESIAPSIAGAAN BENCANA GEMPA BUMI DI SMK TUNAS BANGSA KABUPATEN SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI

Aria Alantoni D2B Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro

Analisis Kesesuaian Lokasi Pengembangan Ruang Terbuka Hijau Publik Di Kecamatan Palu Timur Dan Palu Barat

BAB I PENDAHULUAN. Otonomi daerah menyebabkan adanya pergeseran ketatanegaraan di

ANALISIS DAN PEMETAAN DAERAH KRITIS RAWAN BENCANA WILAYAH UPTD SDA TUREN KABUPATEN MALANG

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. Hal. 1. Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2016

BAB IV METODE PENELITIAN

ANALISIS TUNDAAN PADA RUAS JALAN MAJAPAHIT KOTA SEMARANG DAN PENGARUHNYA TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR MINYAK (BBM) TUGAS AKHIR

OPTIMALISASI JANGKAUAN PELAYANAN HALTE BRT/BUS TRANS SEMARANG

Oleh: IVAN ARIANTO E

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Geo Image 1 (1) (2012) Geo Image.

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional)

Wisnu Widyatmadja Taufik Hery Purwanto

Pengendalian Banjir Rob Semarang

TOWNHOUSE DI SEMARANG

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penataan Gambaran Umum

ANALISIS PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI KECAMATAN GUNUNGPATI KOTA SEMARANG TAHUN 2004 DAN TAHUN 2011

Jurnal Geodesi Undip April 2015

ANALISIS TINGKAT PERCERAIAN DI KOTA SEMARANG TAHUN (STUDI KASUS KANTOR PENGADILAN AGAMA KOTA SEMARANG)

BAB I PENDAHULUAN. proteksi ekonomi secara resmi dari pemerintah.

EVALUASI EFEKTIVITAS LOKASI TEMPAT PENAMPUNGAN SAMPAH SEMENTARA KOTA SURAKARTA TAHUN 2013 SKRIPSI

BAB II DESKRIPSI DAERAH STUDI

DAFTAR ISI BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Economics Development Analysis Journal

PERSEN TASE (%) Kantor Perpustakaan dan Arsip ,04 JUMLAH ,04

B A B I V U r u s a n P i l i h a n K e l a u t a n d a n P e r i k a n a n URUSAN PILIHAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

Analisis Spasial Penyediaan Fasilitas Pendidikan pada Sekolah Menengah Pertama di Kabupaten Boyolali

LAMPIRAN Rencana ruang terbuka hijau kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 58. a. ruang terbuka hijau privat dikembangkan seluas 10 % (sepuluh persen)

ANALISIS KESESUAIAN MEDAN UNTUK BANGUNAN MENGGUNAKAN PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KECAMATAN PAJANGAN KABUPATEN BANTUL

Jurnal Geodesi Undip Januari 2015

KAJIAN PENGANGKUTAN PERSAMPAHAN DI KOTA SEMARANG BERDASARKAN GRAFIK PENGENDALI KECEPATAN

Geo Image 5 (2) (2016) Geo Image.

ANALISIS DAN PEMETAAN DAERAH KRITIS RAWAN BENCANA WILAYAH UPTD SDA TUREN KABUPATEN MALANG

ANALISIS KERENTANAN KEBAKARAN PERMUKIMAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KECAMATAN DEPOK KABUPATEN SLEMAN

usaha pemenntah pusat maupun daerah dalam melaksanakan pembangunan fisik dan

BAB II GAMBARAN UMUM. Gambar 2.1. Peta Kota Semarang

Transkripsi:

EVALUASI PENEMPATAN LOKASI POS PEMADAM KEBAKARAN DI KOTA SEMARANG Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan program Studi Strata I pada Jurusan Geografi Fakultas Geografi Oleh: DIAH HAFIDHA CHOLIFATUNISA E100150191 PROGRAM STUDI GEOGRAFI FAKULTAS GEOGRAFI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2017

i

ii

iii

EVALUASI PENEMPATAN LOKASI POS PEMADAM KEBAKARAN DI KOTA SEMARANG ABSTRAK Kebakaran merupakan bencana yang mengakibatkan kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. Penempatan pos pemadam kebakaran yang tepat akan meminimalisir terjadinya kerugian yang diakibatkan oleh kebakaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi lokasi pos pemadam kebakaran dan menentukan arahan pos pemadam kebakaran. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode sensus dan dianalisis dengan sistem informasi geografis kuantitaif dengan pendekatan berjenjang. Parameter yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kepadatan penduduk, daerah rawan kebakaran, jangkauan layanan dan pos pemadam kebakaran eksisting. Hasil penelitian yang didapatkan yaitu pos pemadam di Kecamatan Genuk dan pos pemadam di Kecamatan Pedurungan memiliki kesesuaian rendah, pos pemadam di Kecamatan Banyumanik dan Tugu memiliki kesesuaian sedang dan pos pemadam di Kecamatan Semarang Barat, Semarang Timur dan Gunungpati memiliki kesesuaian tinggi. Arahan penempatan pos pemadam kebakaran yang baru yaitu berada di Kecamatan Candisari dengan 1 pos, Mijen dengan 2 pos, Semarang Utara 1 pos dan Ngaliyan 1 pos pemadam. Kata kunci: evaluasi, kesesuaian, pos pemadam kebakaran, arahan ABSTRACT Fire is a disaster that causes environmental damage, loss of property, and psychological impact. The right placement of fire station will minimize the losses caused by the fire. This study aimed to evaluate the location of the fire station and determine the direction of the fire station. The method was used in this study is census and quantitative analysis using a Tiered Approach of Geographic Information System. The parameters were used in this study are the population density, fire-prone areas, the range of services and the existing fire station. The results showed that the fire extinguisher of Genuk sub district and fire station of Pedurungan sub district have alow conformity, mean while in Banyumanik and Tugu sub districts have a moderate conformity, and in West and East of Semarang and Gunungpati have a high conformity. Tutorial placement of the new fire station is located in Candisari sub district with 1 station, Mijen with 2 stations, North Semarang with 1 station,and Ngaliyan with 1 station. Keywords: evaluation, conformity, fire station, referral 1

1. PENDAHULUAN Berdasarkan data kejadian kebakaran dari Dinas Pemadam Kebakaran Kota Semarang, bahwa pada tahun 2013 terdapat 200 kejadian kebakaran, tahun 2015 terdapat 256 kejadian kebakaran dan pada tahun 2015 terdapat 381 kejadian kebakaran. Kenaikan jumlah kejadian kebakaran pada tahun 2013-2014 yaitu 28% sedangkan pada tahun 2014-2015 yaitu 48%. Kenaikan tersebut sangat signifikan sehingga perlu penanganan khusus pada kejadian kebakaran. Penyebab kejadian kebakaran yaitu konsleting listrik, kompor meledak, kekeringan di hutan dan human eror. Jumlah kejadian kebakaran yang cukup tinggi di Kota Semarang, membutuhkan pelayanan dari pos pemadam kebakaran secara efisien dan tepat sesuai dengan respon time yang ditetapkan. Saat ini penempatan lokasi pos pemadam kebakaran di Kota Semarang berjumlah 7 pos pemadam yaitu di Kecamatan Tugu, Semarang Barat, Genuk, Pedurungan, Semarang Timur, Banyumanik dan Gunungpati. Masing-masing kecamatan memiliki 1 pos pemadam kebakaran. Jumlah pos pemadam kebakaran di Kota Semarang belum mampu menjangkau seluruh wilayah Kota Semarang berdasarkan respon time waktu perjalanan mobil pemadam kebakaran yang ditetapkan. Maka dari itu perlu dilakukan evaluasi penempatan lokasi pos pemadam dan diberikan rekomendasi untuk penempatan lokasi pos peamdam yang baru. Berdasarkan latar belakang tersebut penulis melakukan penelitian dengan judul Evaluasi Penempatan Lokasi Pos Pemadam Kebakaran di Kota Semarang 2. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan yaitu analisis sistem informasi geografis kuantitatif dengan pendekatan berjenjang. Parameter yang digunakan yaitu kepadatan penduduk, daerah rawan kebakaran, jangkauan layanan pos pemadam kebakaran serta lokasi pos pemadam eksisting. Masing-masing parameter tersebut diberi harkat kemudian di lakukan 2

analisis kuantitatif dari harkat tersebut selanjutnya di lakukan klasifikasi untuk kesesuaian lokasi pos pemadam kebakaran dengan 3 kesesuaian yaitu kesesuaian rendah, sedang dan tinggi. Selanjutnya untuk penentuan arahan lokasi pos pemadam kebakaran dilakukan overlay (tumpang susun peta) kemudian diklasifikasi menjadi 2 kelas yaitu kelas sesuai dan tidak sesuai. Teknik pengumpulan data yang dilakukan yaitu observasi, dokumentasi dan wawancara. Observasi yaitu dilakukan untuk mengeplot lokasi pos pemadam kebakaran eksisting Kota Semarang, dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data-data dari instansi terkait dan wawancara dilakukan kepada pengemudi mobil pemadam kebakaran guna mengetahui rata-rata kecepatan mobil pemadam saat melaju di jalan raya. Ketentuan pengharkatan setiap parameter dapat dilihat pada tabel 1, 2, 3, 4, 5 dan 6. Tabel 1. Klasifikasi dan harkat variabel kepadatan penduduk Kelas Harkat Keterangan Jarang 1 Kepadatan penduduk jarang Sedang 2 Kepadatan penduduk sedang Padat 3 Kepadatan penduduk padat Sumber: Muta ali 1997 dengan modifikasi penulis Tabel 2. Klasifikasi dan harkat variabel luas daerah rawan kebakaran Kelas Harkat Keterangan Rendah 1 Luas daerah kebakaran rendah Sedang 2 Luas daerah kebakaran sedang Tinggi 3 Luas daerah kebakaran tinggi Sumber: Hasil pengolahan data Tabel 3. Klasifikasi dan harkat variabel lokasi pos pemadam kebakaran eksisting Kota Semarang Kelas Harkat Keterangan Area pos pemadam 1 Kecamatan di Kota Semarang yang sudah terdapat pos pemadam Non area pos pemadam 2 Kecamatan di Kota Semarang yang belum terdapat pos pemadam Sumber: Mohamad bagir 2012 dengan modifikasi penulis 3

Tabel 4. Klasifikasi dan harkat variabel jangkauan layanan pos pemadam kebakaran Kelas Harkat Keterangan Keterjangkauan baik Keterjangkauan sedang 1 Daerah yang memiliki keterjangkauan baik dari keberadaan pos pemadam kebakaran 2 Daerah yang memiliki keterjangkauan sedang dari keberadaan pos pemadam kebakaran Keterjangkauan rendah 3 Daerah yang memiliki keterjangkauan rendah dari keberadaan pos pemadm kebakaran Sumber: Hasil pengolahan data Tabel 5. Klasifikasi dan harkat variabel kesesuaian lokasi pos pemadam kebakaran eksisting Kelas Harkat Keterangan Kesesuaian Rendah 1 Apabila lokasi pos pemadam tersebut memiliki jumlah harkat rendah Kesesuaian Sedang 2 Apabila lokasi pos pemadam tersebut memiliki jumlah harkat sedang Kesesuaian Tinggi Sumber: Hasil pengolahan data 3 Apabila lokasi pos pemadam tersebut memiliki jumlah harkat tinggi Tabel 6. Klasifikasi dan harkat variabel peta arahan lokasi pos pemadam kebakaran eksisting Kelas Harkat Keterangan Tidak sesuai 1 Apabila lokasi tersebut memiliki jumlah harkat rendah Sesuai 2 Apabila lokasi tersebut memiliki jumlah harkat tinggi Sumber: Hasil pengolahan data 3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil yang didapatkan dari penelitian ini yaitu peta setiap parameter yang digunakan, tabel kesesuaian lokasi pos pemadam kebakaran eksisting Kota Semarang dan peta arahan lokasi pos pemadam kebakaran Kota 4

Semarang. Parameter yang digunakan yaitu lokasi pos pemadam eksisting, kepadatan penduduk, daerah rawan kebakaran dan jangkauan layanan pos pemadam kebakaran. 3.1 Lokasi Pos Pemadam Kebakaran Eksisting Lokasi pos pemadam kebakaran eksisting di Kota Semarang berjumlah 7 pos yang tersebar di Kecamatan Tugu, Semarang Barat, Genuk, Pedurungan, Semarang Timur, Banyumanik dan Gunungpati. Masing-masing kecamatan terdapat 1 pos pemadam kebakaran. 3.2 Kepadatan Penduduk Kepadatan penduduk merupakan salah satu faktor penentu penempatan lokasi pos pemadam kebakaran. Daerah dengan kepadatan penduduk padat lebih diprioritaskan untuk penempatan pos pemadam kebakaran karena diasumsikan bahwa daerah yang memiliki kepadatan penduduk tinggi akan lebih mudah menyebar apabila terjadi kebakaran. Maka dari itu, daerah yang memiliki kepadatan padat diberi harkat 3, daerah dengan kepadatan sedang diberi harkat 2 dan daerah dengan kepadatan jarang diberi harkat 1. 3.3 Daerah Rawan Kebakaran Daerah rawan kebakaran merupakan salah satu faktor penentu penempatan pos pemadam kebakaran. Dalam penelitian ini daerah rawan kebakaran yaitu suatu daerah yang memiliki tingkat kerawan kebakaran sedang, rawan dan sangat rawan. Klasifikasi kerawanan sedang, rawan dan sangat rawan akan lebih diprioritaskan untuk penempatan lokasi pos pemadam kebakaran karena kemungkinan terjadinya kebakaran akan lebih tinggi. Peta daerah rawan kebakaran yang didapatkan dari Dinas Pemadam Kebakaran Kota Semarang kemudian dianalisis dengan menghitung luas daerah rawan kebakaran dengan kelas sedang, rawan dan sangat rawan. Hasil perhitungan luas tersebut kemudian di klasifikasikan menjadi 3 kelas yaitu kelas kerawanan rendah dengan harkat 1, kelas kerawanan sedang diberi harkat 2 dan kelas kerawanan tinggi dengan harkat 3. 5

3.4 Jangkauan Layanan Pos Pemadam Kebakaran Jangkauan layanan pos pemadam kebakaran dianalisis dengan menggunakan network analysis dengan tool service area pada software arcgis 10.2.2. Data yang digunakan yaitu respon time waktu perjalanan mobil pemadam kebakaran yang berdasarkan Keputusan Menteri Negara Pekerjaan Umum Nomor: 11/KPTS/2000 dan kecepatan rata-rata mobil pemadam kebakaran ketika melaju di jalan raya berdasarkan kelas dan kondisi jalannya yang didapatkan dari wawancara dengan pengemudi mobil pemadam di setiap pos pemadam kebakaran di Kota Semarang. Jalan yang dapat dilewati oleh mobil pemadam yaitu dengan lebar jalan minimal 3,5 meter dan jalan yang termasuk lebar 3,5 meter yaitu jalan arteri, kolektor dan jalan lokal sehingga network analysis akan dilakukan pada kelas jalan tersebut. Hasil yang didapatkan yaitu respon time waktu perjalanan 5 menit dan kecepatan rata-rata mobil pemadam 50 km/jam sehingga jangkauan layanan pada setiap pos pemadam kebakaran yaitu 4,16 km. Berikut Tabel 7 luas jangkauan pada masing-masing pos pemadam kebakaran. Tabel 7. Luas jangkauan layanan pada masing-masing pos pemadam kebakaran di Kota Semarang. No Lokasi Pos Pemadam Luas Layanan (km 2 ) Klasifikasi Harkat 1 Pos Genuk 22,485 Sedang 2 2 Pos Plamongan 12,369 Rendah 1 3 Pos Banyumanik 27,914 Tinggi 3 4 Pos Tugu 29,016 Tinggi 3 5 Pos Gunungpati 29,178 Tinggi 3 6 Pos Barito 35,593 Tinggi 3 7 Pos Madukoro 32,545 Tinggi 3 Jumlah 189,101 Sumber: Hasil pengolahan data Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa pos pemadam dengan luas layanan tertinggi yaitu yaitu pos pemadam barito yang berada di Kecamatan Semarang Barat karena tingkat aksesibilitas di wilayah tersebut cukup mudah untuk dilalui oleh mobil pemadam kebakaran. 6

No Sedangkan untuk luas layanan pada setiap kecamatannya yaitu dapat dilihat pada tabel 8. Tabel 8. Luas Daerah Layanan Pos Pemadam Kebakaran Berdasarkan Kecamatan di Kota Semarang. Kecamatan Luas Daerah (km 2 ) Luas daerah yang terlayani (km 2 ) % Klasifikasi Harkat 1 Banyumanik 30,33 16,80 55,39 Sedang 2 2 Candisari 6,61 3,65 55,16 Sedang 2 3 Gajah Mungkur 9,41 3,90 41,42 Sedang 2 4 Gayamsari 6,43 6,39 99,30 Baik 1 5 Genuk 26,26 19,58 74,56 Baik 1 6 Gunungpati 60,19 27,22 45,22 Sedang 2 7 Mijen 53,35 0,46 0,87 Rendah 3 8 Ngaliyan 44,67 13,94 31,21 Rendah 3 9 Pedurungan 21,77 17,35 79,67 Baik 1 10 Semarang Barat 22,38 17,90 79,98 Baik 1 11 Semarang Selatan 6,15 6,15 100,00 Baik 1 12 Semarang Tengah 5,35 5,35 100,00 Baik 1 13 Semarang Timur 5,62 5,62 100,00 Baik 1 14 Semarang Utara 10,70 6,55 61,19 Sedang 2 15 Tembalang 35,36 9,80 27,70 Rendah 3 16 Tugu 29,02 6,25 21,55 Rendah 3 Jumlah 373,59 166,89 Sumber: Hasil pengolahan data Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa daerah dengan luas layanan tertinggi yaitu pada Kecamatan Gunungpati hal tersebut dikarenakan tingkat aksesibilitas di Kecamatan Gunungpati cukup baik. Daerah yang memiliki luas layanan terendah yaitu pada Kecamatan Mijen hal tersebut dikarenakan tidak ada pos pemadam yang berada disekitar Kecamatan Mijen yang dapat menjangkau waktu 5 menit dengan kecepatan rerata mobil pemadam 50 km/jam. 3.5 Evaluasi Kesesuaian Lokasi Pos Pemadam Eksisting Evaluasi kesesuaian lokasi pos pemadam eksisting didapatkan dari analisis kuantitatif pada setiap parameter yang digunakan yaitu kepadatan 7

penduduk, daerah rawan kebakarn dan jangkauan layanan pos pemadam kebakaran. Setiap parameter tersebut mempunyai harkat dan kemudian harkat tersebut dijumlahkan sehingga menghasilkan nilai kesesuaian lokasi pos pemadam kebakaran eksisting. Berikut Tabel 9 kriteria kesesuaian lokasi pos pemadam kebakaran eksisting Kota Semarang. Tabel 9. Kriteria Kesesuaian Lokasi Pos Pemadam Kebakaran Kota Semarang No Pos Damkar Kepadatan penduduk Rawan Kebakaran Jangkauan Layanan Jumlah Kesesuaian 1 Pos Genuk 1 1 2 4 Rendah 2 Pos Plamongan 2 1 1 4 Rendah 3 Pos Banyumanik 1 1 3 5 Sedang 4 Pos Tugu 1 1 3 5 Sedang 5 Pos Gunungpati 1 3 3 7 Tinggi 6 Pos Barito 3 1 3 7 Tinggi 7 Pos Madukoro 2 1 3 6 Tinggi Sumber: Analisis penyusun, 2017 Berdasarkan hasil diatas dapat diketahui bahwa nilai kesesuaian yang didapatkan yaitu Pos Genuk dan Pos Plamongan memiliki kesesuaian rendah, Pos Banyumanik dan Pos Tugu memiliki kesesuaian sedang dan Pos Gunungpati, Barito, Madukoro memiliki nilai kesesuaian tinggi. 3.6 Arahan Lokasi Pos Pemadam Kebakaran di Kota Semarang Penentuan arahan lokasi pos pemadam kebakaran didapatkan dari hasil overlay dari peta kepadatan penduduk, daerah rawan kebakaran dan jangkauan layanan kemudian dilakukan penjumlahan harkat. Analisis arahan lokasi pos pemadam kebakaran dilakukan di kecamatan yang belum terdapat pos pemadam kebakaran tujuannya yaitu untuk pemerataan pos agar apabila terjadi kebakaran dapat lebih mudah dan cepat teratasi. Hasil dari analisis tersebut seperti Tabel 10 dibawah ini. 8

Tabel 10. Arahan Lokasi Pos Pemadam Kebakaran Kota Semarang No Kecamatan Pos Kepadatan Rawan Jangkauan Eksisting penduduk kebakaran layanan Jumlah Kesesuaian 1 Candisari 2 3 1 2 8 Sesuai 2 Gajah Mungkur 2 2 1 2 7 Tidak 3 Gayamsari 2 3 1 1 7 Tidak 4 Mijen 2 1 3 3 9 Sesuai 5 Semarang Selatan 2 3 1 1 7 Tidak 6 Semarang Tengah 2 3 1 1 7 Tidak 7 Semarang Utara 2 3 1 2 8 Sesuai 8 Tembalang 2 1 1 3 7 Tidak 9 Ngaliyan 2 1 2 3 8 Sesuai Sumber: Analisis penyusun, 2017 Berdasarkan tabel diatas didapatkan hasil arahan lokasi pos pemadam kebakaran yaitu berada di Kecamatan Candisari dengan 1 pos, Mijen dengan 2 pos, Semarang Utara dengan 1 pos dan Ngaliyan dengan 1 pos. Penambahan jumlah pos pemadam rekomendasi tersebut mempertimbangkan luas daerah, tingkat kerawanan kebakaran, kepadatan penduduk serta luas layanannya. Gambar 3.1 Peta Arahan dan Jangkauan Lokasi Pos Pemadam Kebakaran Kota Semarang 9

4. PENUTUP 4.1 Kesimpulan 1. Nilai kesesuaian terhadap penempatan lokasi pos pemadam kebakaran eksisting di Kota Semarang yaitu 2 pos pemadam dengan kesesuaian rendah, 2 dengan kesesuaian sedang dan 3 dengan kesesuaian tinggi. Pos pemadam dengan kesesuaian rendah yaitu pos pemadam Genuk dan pos pemadam Plamongan. Pos pemadam dengan kesesuaian sedang yaitu pos pemadam Banyumanik dan pos pemadam Tugu. Pos pemadam dengan kesesuaian tinggi yaitu pos pemadam Gunungpati, Barito dan Madukoro. 2. Arahan penempatan lokasi pos pemadam kebakaran baru di Kota Semarang yaitu di Kecamatan Candisari, Mijen, Semarang Utara dan Ngaliyan. 4.2 Saran 1. Dinas Pemadam Kebakaran perlu mengkaji ulang terkait penempatan lokasi pos pemadam di Kota Semarang. 2. Sebaiknya untuk penelitian selanjutnya perlu mempertimbangkan faktor-faktor lain dalam penentuan lokasi pos pemadam kebakaran di Kota Semarang. DAFTAR PUSTAKA Bagir, Muhamad dan Imam Buchori. 2012. Model Optimasi Lokasi Pos Pemadam Kebakaran di Kota Semarang. Jurnal Teknik UNDIP. Vol.33. No.1. Laporan Bulanan Kebakaran tahun 2011-2016, Dinas Pemadam Kebakaran Kota Semarang. Laporan Pendahuluan Updating Peta Rawan Kebakaran Kota Semarang. 2014. Semarang : Dinas Pemadam Kebakaran Kota Semarang. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 20/PRT/M/2009 tentang Pedoman Teknis Manajemen Proteksi Kebakaran di Perkotaan. 2009. Jakarta. 10

Purwanti, Endah. 2015. Evaluasi Terhadap Penempatan Lokasi Pos Pemadam Kebakaran di Wilayah Kota Surabaya. Jurnal Swara Bhumi. Vol. 2. No. 2. Triato, Affi. 2013. Analisis Prioritas Lokasi Pembangunan Infrastruktur Pos Pemadam Kebakaran Kabupaten Kendal. Thesis. Semarang: Jurusan Manajemen dan Rekayasa Infrastruktur UNDIP. Triawan. 2016. Analisis Perkembangan dan Daya Dukung Wilayah untuk Evaluasi Penentuan Pusat Pemerintahan Kabupaten Madiun Jawa Timur tahun 2005-2014. Skripsi Sarjana. Surakarta : Fakultas Geografi UMS. 11