BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sifat Agregat Halus Pratiwi (2016), dalam penelitiannya telah melakukan pengujian agregat halus, pengujian meliputi berat

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Hakas Prayuda. Dosen Program Studi Teknik sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sifat Agregat Halus Sudibyo (2012), melakukan pengujian pengaruh variasi umur beton terhadap nilai kuat tekan beton dengan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Berat Tertahan (gram)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Di zaman sekarang, perkembangan ilmu dan teknologi pada setiap bidang

: ARICH VILLANO GIAN PRATAMA SUWARDIH

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pemeriksaan Bahan

BAB I PENDAHULUAN. meningkat dibandingkan beberapa tahun sebelumnya. Perkembangan yang. perkuatan untuk elemen struktur beton bertulang bangunan.

PENGARUH PENAMBAHAN GLENIUM ACE 8590 DAN FLY ASH TERHADAP SIFAT MEKANIK BETON RINGAN DENGAN AGREGAT KASAR BATU APUNG

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah membuat program untuk membangun pembangkit listrik dengan total

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rarta (2016) melakukan penelitian tentang Beton High Volume Fly Ash

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam dunia konstruksi modern saat ini.

Berat Tertahan (gram)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Fakultas Teknik Program Studi S-1 Teknik Sipil Laboratorium Teknologi Bahan Konstruksi

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. glenium. Untuk kuat tekannya dapat dilihat pada tabel 2.1. Tabel 2.1. Hasil Pengujian Kuat Desak Beton

BAB I PENDAHULUAN. bahan terpenting dalam pembuatan struktur bangunan modern, khususnya dalam

BAB I PENDAHULUAN. serta bahan tambahan lain dengan perbandingan tertentu. Campuran bahan-bahan

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yang berupa batu kerikil dan agregat halus yang berupa pasir yang kemudian

BAB I PENDAHULUAN. penyusunnya yang mudah di dapat, dan juga tahan lama. Beton ringan adalah beton yang memiliki berat jenis yang lebih ringan dari

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Berat Tertahan Komulatif (%) Berat Tertahan (Gram) (%)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. digunakan beton non pasir, yaitu beton yang dibuat dari agregat kasar, semen dan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV METODE PENELITIAN

STUDI EKSPERIMENTAL PENGGANTIAN SEBAGIAN AGREGAT KASAR MENGGUNAKAN PECAHAN KERAMIK PADA BETON

Semakin besar nilai MHB, semakin menunjukan butir butir agregatnya. 2. Pengujian Zat Organik Agregat Halus. agregat halus dapat dilihat pada tabel 5.

BAB I PENDAHULUAN. efektifitas kinerja beton dengan meningkatkan kualitas campuran beton.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Nilai kuat tekan beton rerata pada umur 28 hari dengan variasi beton SCC

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

ANALISIS KUAT TEKAN DAN KUAT TARIK BELAH BETON DENGAN BAHAN TAMBAH ABU SEKAM PADI DAN BESTMITTEL. Tugas Akhir

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut. termasuk pada jenis beton ringan struktural.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terbawa selama proses pengendapan. Pasir kuarsa yang juga dikenal dengan nama

Pengujian agregat dan kuat tekan dilakukan di Laboratorium Bahan

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia nesia dikenal sebagai salah satu negara dengan jumlah penduduk

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dari penelitian ini dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu hasil

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Fakultas Teknik Program Studi S-1 Teknik Sipil Laboratorium Teknologi Bahan Kontruksi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dengan cepat. Hal ini disebabkan karena beberapa keuntungan dari penggunaan

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kekuatan dari beton tersebut khususnya dalam hal kuat tekan dan

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya maka diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut ini.

BAB I PENDAHULUAN. bidang konstruksi, pemakaian beton yang cukup besar memerlukan usaha-usaha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pemeriksaan Bahan Susun

KAJIAN OPTIMASI KUAT TEKAN BETON DENGAN SIMULASI GRADASI UKURAN BUTIR AGREGAT KASAR. Oleh : Garnasih Tunjung Arum

BAB IV METODE PENELITIAN

PENGARUH PENGGUNAAN PASIR KUARSA SEBAGAI SUBSTITUSI SEMEN PADA SIFAT MEKANIK BETON RINGAN

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III LANDASAN TEORI

PENGARUH PENGGUNAAN SILICA FUME, FLY ASH DAN SUPERPLASTICIZER PADA BETON MUTU TINGGI MEMADAT MANDIRI

PENGARUH KADAR FLY ASH TERHADAP KINERJA BETON HVFA

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan agar berat bangunan dapat dikurangi yang berdampak pada efisiensi

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil pengujian, analisis data, dan. pembahasan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh fly ash terhadap kuat

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Glenium ACE %, 0,5%, 1%, 1,5% dan penambahan fly ash 20%,

PENGARUH PENAMBAHAN METAKAOLIN TERHADAP KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS BETON MUTU TINGGI

4. Gelas ukur kapasitas maksimum 1000 ml dengan merk MC, untuk menakar volume air,

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. dengan abu terbang dan superplasticizer. Variasi abu terbang yang digunakan

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kualitas bahan, cara pengerjaan dan cara perawatannya.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

PENGARUH ADITIF SIKACIM TERHADAP CAMPURAN BETON K 350 DITINJAU DARI KUAT TEKAN BETON

Laporan Tugas Akhir Kinerja Kuat Lentur Pada Balok Beton Dengan Pengekangan Jaring- Jaring Nylon Lampiran

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH BERBAGAI KADAR VISCOCRETE PADA BERBAGAI UMUR KUAT TEKAN BETON MUTU TINGGI f c = 45 MPa

BAB 1 PENDAHULUAN. Beton sebagai salah satu bahan konstruksi banyak dikembangkan dalam

PENGARUH PENAMBAHAN ABU SEKAM TERHADAP KUAT TEKAN DAN POROSITAS BETON DENGAN MENGGUNAKAN AGREGAT HALUS BATU KAPUR KRISTALIN TUGAS AKHIR PROGRAM SI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kerikil Lubuk Minturun 1 Berat isi 1,75gr/ 1,52 gr/ 1,66 gr/ 2 Berat jenis dan penyerapan. Kerikil Gunung Nago

Pemeriksaan Kadar Air Agregat Halus (Pasir) Tabel 1. Hasil Analisis Kadar Air Agregat Halus (Pasir)

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya kebutuhan akan konstruksi, seperti jalan dan jembatan, perumahan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia Teknik Sipil, pengkajian dan penelitian masalah bahan bangunan

PENGARUH KOMPOSISI BETON NON-PASIR DENGAN SUBSTITUSI FLY ASH DAN SUPERPLASTICIZER TERHADAP KUAT LENTUR DAN TARIK BELAH

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Nilai kuat tekan beton serat SCC SS 65, SS 70, dan SS 75 secara berturutturut

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Agregat yang digunakan untuk penelitian ini, untuk agregat halus diambil dari

BAB I PENDAHULUAN. macam bangunan konstruksi. Beton memiliki berbagai kelebihan, salah satunya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. maka telah banyak dipakai jenis beton ringan. Berdasakan SK SNI T

PENGARUH UKURAN BUTIR MAKSIMUM AGREGAT PADA BETON HIGH VOLUME FLY ASH (HVFA)

PENGARUH TERAK KETEL ABU AMPAS TEBU PABRIK GULA MADUKISMO SEBAGAI SUBSITUSI AGREGAT HALUS TERHADAP KUAT TEKAN DAN PENYERAPAN AIR PADA BETON

BAB 3 METODOLOGI. yang dilaksanakan untuk menyelesaikan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai. Mulai. Tinjauan Pustaka. Pengujian Bahan/Semen

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENAMBAHAN SUPERPLASTICIZER TERHADAP KUAT LENTUR BETON RINGAN ALWA MUTU RENCANA f c = 35 MPa

Perilaku Kuat Tekan dan Kuat Tarik Beton Campuran Limbah Plastik HDPE

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Agregat Halus Habibi dalam penelitiannya yang berjudul Kajian Perbandingan Kuat Tekan Beton Terhadap Jenis Pasir Di Yogyakarta melakukan pemeriksaan agregat halus dari Merapi. Dari hasil pemeriksaan tersebut diketahui pasir tersebut termasuk dalam zona gradasi daerah 2 dengan modulus halus butiran sebesar 3,06, berat jenis sebesar 2,42, penyerapan air sebesar 0,40%, kadar air sebesar 0,20 %, kadar lumpur sebesar 9,10%, dan berat satuan 1,59 gr/cm 3. Dewi dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh Bahan Tambah Superplasticizer (Sika Viscocrete 10) Terhadap Kuat Tekan Beton Dengan Agregat Kasar Batu Apung melakukan pemeriksaan agregat halus dari Merapi. Dari hasil pemeriksaan tersebut diketahui pasir tersebut termasuk dalam zona gradasi daerah 2 dengan modulus halus butiran sebesar 2,493, berat jenis sebesar 2,66, penyerapan air sebesar 11,1%, kadar air sebesar 2,53%, kadar lumpur sebesar 2,73%, dan berat satuan 1,425 gr/cm 3. Widiyanto dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh Agregat Kasar Terhadap Kuat Tekan Beton Dengan Agregat Kasar Pecahan Bata Ringan (Variasi Agregat Kasar Pecahan Bata Ringan Lolos Saringan 16 mm, 22,4 mm, dan 25 mm) Kuat Tekan Beton Terhadap Jenis Pasir Di Yogyakarta melakukan pemeriksaan agregat halus dari Merapi. Dari hasil pemeriksaan tersebut diketahui pasir tersebut termasuk dalam zona gradasi daerah 2 dengan modulus halus butiran sebesar 2,237, berat jenis sebesar 2,73, penyerapan air sebesar 1,60%, kadar air sebesar 4,69%, kadar lumpur sebesar 1,80%, dan berat satuan 1,50 gr/cm 3. 5

6 Tabel 2.1 Hasil pengujian agregat halus asal Merapi Penguji No Jenis Pengujian Satuan Habibi Dewi Widiyanto 1 Gradasi - Daerah 2 Daerah 2 Daerah 2 2 Modulus Halus Butir - 3,06 2,493 2,237 3 Berat jenis - 2,42 2,66 2,73 4 Penyerapan Air % 0,40 11,1 1,60 5 Kadar Air % 0,20 2,53 4,69 6 Kadar Lumpur % 9,10 2,73 1,80 7 Berat Satuan gram/cm³ 1,59 1,425 1,50 B. Agregat Kasar Ervianto dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh Penambahan Zat Additive (Besmittel) 0,5% Dan Fly Ash Dengan Variasi 5%; 7,5%; 10% Terhadap Kuat Tekan Beton Mutu Tinggi melakukan pengujian agregat kasar yang meliputi berat jenis, penyerapan air, berat satuan, kadar lumpur, kadar air, dan keausan terhadap agregat kasar yang berasal dari Clereng, Kulon Progo, Yogyakarta. Dari hasil pengujian tersebut, diketahui berat jenis sebesar 2,63, penyerapan air sebesar 1,43%, berat satuan sebesar 1,55 gram/cm³, kadar lumpur sebesar 1,75%, kadar air sebesar 0,549%, dan nilai keausan agregat sebesar 21,36%. Pratama dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh Penggunaan Agregat Kasar dari Yogyakarta Terhadap Kuat Tekan Beton melakukan pengujian agregat kasar yang meliputi berat jenis, penyerapan air, berat satuan, kadar lumpur, kadar air, dan keausan terhadap agregat kasar yang berasal dari Clereng, Kulon Progo, Yogyakarta. Dari hasil pengujian tersebut, diketahui berat jenis sebesar 2,87, penyerapan air sebesar 1,20%, berat satuan sebesar

7 1,55 gram/cm³, kadar lumpur sebesar 1,55%, kadar air sebesar 0,15%, dan nilai keausan agregat sebesar 21,36%. Wibowo dalam penelitiannya yang berjudul Studi Kuat Lentur Balok Dengan Penambahan Glenium ACE 8590 Dan Fly Ash melakukan pengujian agregat kasar yang meliputi berat jenis, penyerapan air, berat satuan, kadar lumpur, kadar air, dan keausan terhadap agregat kasar yang berasal dari Clereng, Kulon Progo, Yogyakarta. Dari hasil pengujian tersebut, diketahui berat jenis sebesar 2,55, penyerapan air sebesar 3,27%, berat satuan sebesar 1,31 gram/cm³, kadar lumpur sebesar 1,57%, kadar air sebesar 3,70%, dan nilai keausan agregat sebesar 29%. Tabel 2.2 Hasil pengujian agregat kasar asal Clereng Penguji No Jenis Pengujian Satuan Ervianto Pratama Wibowo 1 Berat jenis - 2,63 2,87 2,55 2 Penyerapan air % 1,43 1,20 3,27 3 Kadar air % 0,549 0,15 3,70 4 Kadar Lumpur % 1,75 1,55 1,57 5 Keausan % 21,36 21,36 29 6 Berat Satuan gram/cm³ 1,55 1,55 1,31 C. Bahan Tambah Admixture (Superplasticizer) Ariska (2011) dalam penelitiannya yang berjudul Beton mutu tinggi dengan admixture superplasticizer dan aditif silicafume melakukan pengujian kuat tekan beton dengan penambahan superplasticizer sebesar 0%, 0,5%, 1,0%, 1,5%, 2,0%, dan 2,5%. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, diketahui kuat tekan beton dengan penambahan superplasicizer sebesar 0%, 0,5%, 1,0%, 1,5%, 2,0%, dan 2,5% adalah 39,93 MPa, 47,94 MPa, 47,29 MPa, 49,90 MPa, 52,30 MPa, dan 50,51 MPa. Hasil penelitian dapat dilihat pada Gambar 2.1.

8 Gambar 2.1 Hubungan kadar superplasticizer dan kuat tekan beton (Ariska, 2011) Zardi dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh Persentase Penambahan Sika Viscocrete 10 Terhadap Kuat Tekan Beton melakukan pengujian kuat tekan beton dengan penambahan superplasticizer sebesar 0%, 0,5%, 1,0%, 1,5%, dan 1,8%. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, diketahui kuat tekan beton dengan penambahan superplasicizer sebesar 0%, 0,5%, 1,0%, 1,5%, dan 1,8% adalah 28,97 MPa, 36,92 MPa, 44,42 MPa, 49,19 MPa, dan 50,58 Mpa. Hasil penelitian dapat dilihat pada Gambar 2.2. Gambar 2.2 Hubungan kadar superplasticizer dan kuat tekan beton (Zardi, 2016) Rasoni dan Yurisman (2013) dalam penelitiannya yang berjudul Penelitian Pembuatan Beton Mutu Tinggi Dengan Semen PCC Menggunakan Sikafume

9 Dan Viscocrete 10 Sebagai Bahan Tambah melakukan pengujian kuat tekan beton digunakan campuran Viscocrete sebesar 0,2%, 0,4% dan 0,6% dan Sikafume digunakan sebanyak 5%, 10%, 15% dan 20%. Dari hasil penelitian diketahui bahwa pemakaian optimum superplasticizer adalah sebanyak 0,2% dengan nilai 76 MPa. Hasil penelitian dapat dilihat pada Gambar 2.3. Gambar 2.3 Hubungan persentase campuran dan kuat tekan beton (Rasoni dan yurisman, 2013) D. Bahan Tambah Additive (Limbah Karbit) Dewi dalam penelitiannya yang berjudul Studi Pemanfaatan limbah B3 Karbit Dan Fly Ash Sebagai Bahan Campuran Beton Siap Pakai (Studi Kasus : PT. Varia Usaha Beton) melakukan pengujian kuat tekan beton menggunakan campuran limbah karbit dan fly ash dengan variasi limbah karbit 0%, 2,5%, 5%, 10%, dan 15%, serta 25% fly ash setiap variasinya. Hasil pengujian kuat tekan beton umur 7 hari variasi 0%, 2,5%, 5%, 10%, dan 15% berturut turut adalah 14,56 MPa, 14,13 MPa, 13,77 MPa, 13,33 MPa, 10,98 MPa. Dari Gambar 2.4 diketahui bahwa semakin banyak persentase limbah karbit, maka semakin rendah nilai kuat tekannya. Hal ini dipengaruhi oleh sifat limbah karbit yang mudah menyerap air sehingga terlalu banyak kandungan air

Kuat Tekan (Mpa) 10 pada campuran beton dan dapat memperlemah beton. Hasil penelitian dapat dilihat pada Gambar 2.4. 16 14 12 10 8 6 4 2 0 14,56 14,13 13,77 13,33 0% 2,5 % Limbah Karbit, 25 % Fly Ash 5 % Limbah Karbit, 25 % Fly Ash 10 % Limbah Karbit, 25 % Fly Ash Kandungan Limbah 10,98 15 % Limbah Karbit, 25 % Fly Ash Kuat Tekan 7 Hari Gambar 2.4 Hubungan persentase limbah karbit dan fly ash terhadap kuat tekan beton umur 7 hari (Dewi, 2016) Jaya (2010) dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh Campuran Limbah Karbit Dan Abu Sekam Padi Sebagai Bahan Pengganti Semen Dengan Proporsi Campuran 0%, 5%, 10%, 15%, 20% Dari Berat Semen Terhadap Kuat Tekan Beton melakukan pengujian kuat tekan beton menggunakan campuran limbah karbit dan abu sekam padi dengan variasi 0%, 5%, 10%, 15%, dan 20%. Dari grafik 2.5 diketahui hasil pengujian kuat tekan beton umur 28 hari dengan variasi 0%, 5%, 10%, 15%, dan 20% berturut turut adalah 34,87 MPa, 41,20 MPa, 36,58 MPa, 37,15 MPa, dan 30,71 MPa. Didapatkan hasil bahwa kuat tekan beton mengalami kenaikan dengan penambahan limbah karbit dan abu sekam padi pada persentase 5% dan 10% dan setelah itu mengalami penurunan pada persentase 15% dan 20% tetapi kuat tekannya tetap tinggi jika dibandingkan dengan beton normal tanpa penambahan limbah karbit dan abu sekam padi. Hasil penelitian dapat dilihat pada Gambar 2.5.

11 Gambar 2.5 Hubungan persentase limbah karbit dan fly ash terhadap kuat tekan beton umur 28 hari (Jaya, 2010) Yunusa (2015) dalam penelitiannya yang berjudul Investigasi Dalam Penggunaan Limbah Kalsium Karbit Sebagai Pengganti Bagian Semen Pada Beton melakukan pengujian kuat tekan beton menggunakan campuran limbah karbit variasi 0%, 10%, 20%, 30%, 40%, 50%. Dari gambar 2.6 diketahui hasil pengujian kuat tekan beton umur 28 hari dengan variasi 0%, 10%, 20%, 30%, 40%, 50% berturut turut yaitu 39 MPa, 28 MPa, 18 MPa, 11,90 MPa, 6,40 MPa, 3,30 MPa. Didapatkan kesimpulan bahwa limbah kalsium karbit berpengaruh terhadap penurunan kuat tekan bila melebihi 10% penggantian semen pada beton. Penggantian limbah karbit yang dapat diterima adalah 10%. Hasil penelitian dapat dilihat pada Gambar 2.6. Gambar 2.6 Hubungan persentase limbah karbit terhadap kuat tekan beton umur 28 hari (Yunusa, 2015)

12 E. Perbedaan Penelitian Perbedaan penelitian yang terdahulu dan yang dilakukan dapat dilihat pada Tabel 2.3 Tabel 2.3 Perbedaan penelitian Jenis Substansi penelitian No Peneliti Tahun peneliti an Terdahulu Sekarang 1 Ariska 2011 Studi Hubungan antara Hubungan antara kuat kuat tekan beton tekan beton dengan dengan campuran campuran superplasticizer dan superplasticizer dan silicafume limbah karbit 2 Zardi 2016 Studi 3 Rasoni dan Yurisman 2013 Studi 4 Dewi 2016 Studi 5 Jaya 2010 Studi 6 Yunusa 2015 Studi Pengaruh variasi persentase Viscocrete 10 terhadap kuat tekan beton Pengaruh beton mutu tinggi menggunakan semen PCC dengan bahan tambah Viscocrete 10 dan sikafume pengaruh kuat tekan beton dengan campuran limbah karbit dan fly ash pengaruh kuat tekan beton dengan limbah karbit dan fly ash terhadap beton normal pengaruh limbah karbit terhadap kuat tekan beton normal Pengaruh variasi ukuran agregat kasar dengan bahan tambah Viscocrete - 10 Pengaruh beton mutu tinggi menggunakan semen PPC dengan bahan tambah Viscocrete 10 dan limbah karbit pengaruh kuat tekan beton dengan campuran limbah karbit pengaruh kuat tekan beton dengan campuran limbah karbit dan superplasticizer terhadap beton mutu tinggi pengaruh limbah karbit dan superplasticizer terhadap kuat tekan beton mutu tinggi