BAB I PENDAHULUAN. rumusan masalah penelitian, (3) tujuan penelitian, dan (4) manfaat penelitian.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menulis adalah suatu aspek keterampilan berbahasa dengan

BAB I PENDAHULUAN. ditemukan pada pembelajaran sastra saat ini. Kondisi itu menyebabkan hasil belajar

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab pendahuluan ini, akan diuraikan beberapa hal sebagai berikut: (1)

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. ke jenjang menengah itu, pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

1. PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan suatu bangsa karena sasaran dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya, belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berbahasa yang baik. Bentuk bahasa dapat dibagi dua macam, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. perubahan demi mencapai suatu keberhasilan. usaha, kemauan dan tekat yang sungguh-sungguh.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN APRESIASI CERITA PENDEK SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 TENGARAN KABUPATEN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil ciptaan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Sastra ialah seni pertunjukan dalam kata-kata dan memiliki kekuatan untuk

I. PENDAHULUAN. dalamnya terdapat pengilustrasian, pelukisan, atau penggambaran kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan karena

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. keindahan dalam isi dan ungkapannya (Sugono, 2011: 159). Pembelajaran sastra

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan dalam Munthe (2013:1), dalam silabus pada KD 13.1 disebutkan, bahwa salah satu kompetensi yang harus

BAB I PENDAHULUAN. amat berhubungan dengan tradisi tulis yang berkembang di banyak daerah karena

BAB I PENDAHULUAN. berarti di dalamnya bernuansakan suasana kejiwaan sang pengarang, baik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan menulis merupakan salah satu kemampuan berbahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia bertujuan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. baik itu puisi maupun prosa (cerita pendek dan novel). Pemilihan sumber bacaan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra mengandung pesan moral tinggi, yang dapat menjadi

BAB I PENDAHULUAN. perubahan hampir pada semua aspek kehidupan manusia. Perubahan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kegiatan pembelajaran merupakan suatu proses untuk mencapai kompetensi

I. PENDAHULUAN. dalam mempersiapkan generasi muda, termasuk peserta didik dalam menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. menjadi manusia terdidik sesuai dengan tuntutan jaman. adalah situasi yang mempengaruhi pertumbuhan individu.

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMP/MTs kelas VII terdapat

BAB I PENDAHULUAN. maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, mengolah, dan

PENGARUH METODE DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN SISWA DALAM MENGIDENTIFIKASI UNSUR-UNSUR INTRINSIK CERITA PENDEK

BAB I PENDAHULUAN. tertentu. Kenyataan ini tidak dapat dipungkiri, bahwa sastra merupakan cerminan. nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat tertentu.

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1. Disusun oleh: Ajeng Wulandari A

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu komunikasi yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat dalam suatu karya sastra, karena hakekatnya sastra merupakan cermin

BAB I PENDAHULUAAN. kaidah-kaidah tata bahasa kemudian menyusunnya dalam bentuk paragraf.

BAB I PENDAHULUAN. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di

I. PENDAHULUAN. manusia. Hampir seluruh aspek kehidupan manusia berhubungan dengan

BAB I PENDAHULUAN. didik lebih memfokuskan pada teori sastra karena tujuan pembelajaran sastra

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan pilar utama bagi kehidupan manusia. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran karya sastra di tengah-tengah masyarakat pembaca merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan suatu bangsa dan negara hendaknya sejalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pengetahuan serta membentuk kepribadian individu. Sehubungan

Bahasa Indonesia merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus. dipelajari dan diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sekolah, keterampilan menulis selalu dibelajarkan. Hal ini disebabkan oleh menulis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra secara sungguh-sungguh. Salah satu karya sastra adalah puisi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. faktor utamanya, sehingga sastra bisa disebut dengan seni bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah suatu bentuk hasil pemikiran dan pekerjaan seni yang kreatif

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni. Sastra juga cabang ilmu

BAB I PENDAHULUAN. teknologi memiliki peranan penting dalam memberikan pemahaman mengenai

BAB I PENDAHULUAN. terdapat kompetensi dasar yang mengharuskan siswa mampu mengidentifikasi alur,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1. Pembelajaran Bahasa Indonesia adalah pembelajaran yang memiliki. beberapa aspek keterampilan berbahasa yang harus dicapai oleh siswa.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra merupakan karya seni yang mengandung banyak estetika

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ekspresi, maka karya sastra sangat banyak mengandung unsur kemanusiaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam karya sastra terdapat nilai-nilai kehidupan masyarakat yang dituangkan

Oleh Sri Lestari Siregar Prof. Dr. Tiur Asi Siburian, M. Pd.

I. PENDAHULUAN. Penguasaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia mengandung keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum tujuan pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia bidang

MENU UTAMA UNSUR PROSA FIKSI PENGANTAR PROSA FIKSI MODERN

RAGAM TULISAN KREATIF. Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia dalam Kurikulum Tingkat Satuan

BAB I PENDAHULUAN. sastra telah banyak beredar di lingkungan masyarakat. kejadian yang menyangkut persoalan jiwa/ kehidupan manusia.

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK DENGAN MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING

Oleh Anggrianne Anastasia Panjaitan ABSTRAK

II. LANDASAN TEORI. dan pengenalan yang tepat, pertimbangan, penilaian dan pernyataan yang

I. PENDAHULUAN. diajarkan agar siswa dapat menguasai dan menggunakannya dalam berkomunikasi

89. Mata Pelajaran Sastra Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. berpikir dan berupaya para pemerhati pendidikan merupakan hal yang bersifat. tantangan zaman dalam era globalisasi ini.

Kemampuan Siswa Kelas VII A SMP Negeri 11 Kota Jambi dalam Mengidentifikasi Tema Amanat, dan Latar Cerita Rakyat. Oleh: Desi Nurmawati A1B109078

BAB I PENDAHULUAN. pemersatu bangsa Indonesia. Selain itu, Bahasa Indonesia juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN. materi yang harus diajarkan dalam mata pelajaran Bahasa dan Sastra

I. PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, seseorang dengan menggunakan bahasa yang indah.

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS X-2 SMA PGRI 1 KARANGMALANG SRAGEN TAHUN AJARAN 2009/2010.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia masih sering dilaksanakan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah sebuah karya yang indah yang mempunyai banyak

DEVI SURYADI

I. PENDAHULUAN. oleh guru. Proses belajar mengajar akan berlangsung dengan baik apabila di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rizky Ananda Oktaviani, 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN APRESIASI CERPEN DENGAN MEDIA AUDIO PADA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 JATIPURO KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2008/ 2009

memahami unsur-unsur yang membangun sebuah cerpen.

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran sastra tidak akan ada gunanya lagi untuk diadakan (Rahmanto,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini, akan diuraikan beberapa hal yaitu : (1) latar belakang, (2) rumusan masalah penelitian, (3) tujuan penelitian, dan (4) manfaat penelitian. Secara rinci hal tersebut diuraikan berikut ini. 1.1 Latar Belakang Materi pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia merupakan materi pelajaran yang diajarkan di semua jenjang pendidikan di sekolah. Pembelajaran bahasa adalah belajar komunikasi, karena bahasa merupakan sarana komunikasi manusia di dalam kehidupan bermasyarakat. Melalui bahasa, seseorang dapat menyampaikan maksud dan pikirannya kepada orang lain. Untuk dapat berkomunikasi dengan baik, seseorang perlu belajar cara berbahasa yang baik dan benar, baik secara lisan maupun tulisan. Pengajaran sastra bertujuan agar siswa memiliki rasa peka terhadap karya sastra sehingga terdorong dan tertarik untuk membacanya. Karya sastra merupakan karya tulis yang mempunyai nilai-nilai estetika, kejujuran, dan kebenaran. Sastra berperan penting dalam kehidupan manusia, karena melalui sastra seseorang dapat memperoleh nilai-nilai batin dan nilai kehidupan yang dapat mencerahkan hati nurani sehingga dapat menghadapi suatu persoalan-persoalan hidup. Dengan membaca karya sastra diharapakan para siswa akan menjadi lebih kreatif dan memperoleh pengertian yang baik tentang manusia dan kemanusiaan mengenai nilai-nilai, serta mendapatkan ide-ide baru (Semi, 1993:153). Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa pokok pembelajaran sastra yang tercakup dalam 1

2 pembelajaran bahasa Indonesia yaitu diharapkan dapat menumbuhkan kemampuan apresiasi peserta didik terhadap hasil karya sastra. Karya sastra terdiri atas berbagai genre salah satunya adalah dalam bentuk prosa. Prosa dibedakan atas prosa lama dan prosa modern. Prosa lama sering berwujud cerita rakyat (folktale). Cerita ini bersifat anonim, tidak diketahui siapa pengarngnya, dan beredar secara lisan di tengah masyarakat. Adapun yang termasuk prosa lama adalah cerita binatang, dongeng, legenda, mitos, dan sage. Bentuk prosa modern bisa dibedakan atas roman, novel, dan cerpen (Siswanto, 2008:140). Mengapresiasi karya sastra berupa prosa khususnya cerpen merupakan salah satu materi pokok dalam pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah. Cerpen adalah bentuk karya fiksi berupa kisah tentang manusia dan seluk-beluknya lewat tulisan. Menurut E. Kosasih dan Restuti (2013 : 111) cerpen adalah cerita rekaan yang ditulis secara singkat namun padat. Panjang pendeknya suatu cerita pendek memang relatif, namun pada umumnya cerita pendek ditulis dengan sekitar 500-5.000 kata, dan ada beberapa yang mengatakan tidak lebih dari 10.000 kata. Pada hakikatnya, pembelajaran apresiasi sastra adalah upaya atau proses suatu kegiatan untuk menggali karya sastra secara sungguh-sungguh sehingga menumbuhkan pengertian, penghargaan, kepekaan pikiran kritis dan kepekaan perasaan yang baik terhadap karya sasrta (Menurut Efendi yang dikutip Aminuddin, 2014 : 35). Manfaat yang dapat diperoleh dari seseorang setelah mengapresiasi sastra sangat banyak sekali. Karena lewat karya sastra seseorang dapat menambah pengetahuan tentang pola kehidupan suatu masyarakat, dan menambah kosakata

3 yang telah dimiliki. Manfaat secara umum yaitu seperti yang kita ketahui peminat atau pembaca sastra sangat beragam. Adanya suatu keragaman tersebut juga menyebabkan timbulnya keragaman dalam proses apresiasi. Manfaat yang diperoleh dari membaca sastra hanyalah manfaat (1) mendapatkan hiburan, (2) mengisi waktu luang, (Aminuddin, 2014 : 61). Sedangkan manfaat secara khusus yaitu, dalam membaca suatu karya sastra seseorang pembaca juga akan mendapatkan manfaat secara khusus misalnya seseorang yang membaca karya sastra karena dilatarbelakangi tujuan untuk memperoleh berbagai macam nilai kehidupan dalam karya sastra. Manfaat secara khusus membaca karya sastra antara lain sebagai berikut (1) memberikan informasi yang berhubungan dengan pemerolehan nilai-nilai kehidupan, (2) memperkaya pandangan atau wawasan kehidupan sebagai salah satu unsur yang berhubungan dengan pemberian arti maupun peningkatan nilai kehidupan manusia itu sendiri (Aminuddin, 2014 : 62) Karya sastra termasuk cerpen merupakan salah satu cabang karya seni tidak hanya cukup dipahami melalui analisis bahasa, tetapi karena sastra memiliki ciri-ciri tersendiri berbeda dengan ragam bahasa lainnya seperti unsur-unsur intrinsiknya yaitu tema, alur/plot, tokoh/penokohan, latar/setting, sudut pandang, amanat dan gaya bahasa. Untuk bisa memahami sebuah karya sastra berupa cerpen, maka siswa sangat perlu memiliki pemahaman yang baik terhadap unsur-unsur pembentuknya sebagai satu kesatuan yang utuh. Mampu berapresiasi sastra pengetahuan dan wawasan siswa bertambah terhadap karya sastra sebagai khazanah budaya yang sarat dengan nilai-nilai tentang kehidupan. Oleh karena itu, dalam pengajaran

4 sastra khususnya dalam menganlisis cerpen siswa dituntut untuk memiliki kemampuan atas unsur-unsur dan kaidah-kaidah suatu karya sastra sebagai satu kesatuan struktur. Apabila sudah memiliki kemampuan seperti itu maka siswa dapat memberikan apresiasinya terhadap karya sastra prosa berupa cerpen sebagai salah satu bentuk karya sastra yang bersifat modern. Berdasarkan observasi yang dilakukan di SMP Negeri 3 Mengwi Tahun pelajaran 2016/1017, ditemukan bahwa hasil belajar siswa kelas VII E pada pelajaran bahasa Indoenesia khususnyan dalam menganalisis unsur-unsur instrinsik cerpen masih rendah. Hal ini terbukti dari hasil nilai rata-rata yang diperoleh sebagian besar siswa belum mencapai ketuntasan maksimal (KKM) yakni 76. Rendahnya kemampuan siswa dalam menganalisis unsur instrinsik cerpen disebabkan oleh beberapa faktor yang mempengaruhi baik dari faktor guru maupun dari siswa itu sendiri antara lain (1) kurangnya prestasi belajar siswa, (2) kurangnya minat baca siswa, (3) strategi pembelajaran yang diterapkan guru kurang mendorong siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran. Teknik dan metode pengajaran masih terkesan tradisional yang diberikan oleh guru juga merupakan salah satu faktor rendahnya hasil pembelajaran sastra pada peserta didik. Guru menyampaikan informasi mengenai bahan pengajaran unsur-unsur intrinsik cerpen dalam bentuk penjelasan dan penutup secara lisan yang dikenal dengan istilah ceramah. Dalam proses pembelajaran ini guru yang berperan aktif sedangkan siswa pasif saat menerima materi sehingga situasi seperti ini kurang menghidupkan suasana kegiatan pembelajaran.

5 Dari data di atas, membuktikan bahwa diperlukan upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran pada siswa kelas VII E Negeri Mengwi tahun pelajaran 2016/1017. Salah satu upaya yang perlu dilakukan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menganalisis unsur-unsur intrinsik cerpen adalah dengan menerapkan model pembelajaran yang menarik, efektif, dan bervariasi. Karena tanpa model pembelajaran yang tepat maka proses belajar mengajar tidak akan terealisasi dengan baik. Salah satu model pembelajaran yang bisa meningkatkan prestasi belajar siswa adalah model pembelajaran Think Pair Share (TPS). Model pembelajaran Think Pair Share yaitu seorang guru perlu memberikan bimbingan atau pengawasan kepada setiap siswa, karena siswa sangat memerlukan dorongan atau semangat sehingga anak nantinya mau belajar. Apabila guru memberikan siswa mengerjakan tugas itu sendiri tanpa ada bimbingan atau suatu pengawasan kemungkinan siswa tersebut tidak menemukan penyelesaian. Jadi, model Think Pair Share merupakan cara penyajian pelajaran dengan cara siswa berpikir (Think), berpasangan (Pair), dan berbagi dengan temannya (Share). Dengan penarapan model ini, secara khusus diharapkan hasil belajar siswa dalam menganalisis unsur intrinsik cerpen lebih baik, serta dapat membantu siswa dalam mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) untuk meningkatkan ketuntasan belajar secara klasikal. Berdasakan latar belakang di atas, penulis memandang perlu untuk mengangkat topik ini menjadi sebuah penelitian. Adapun judul penelitian yang diangkat adalah Penggunaan Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS) Untuk

6 Meningkatkan Kemampuan Menganalisis Unsur Intrinsik Cerpen Pada Siswa Kelas VII E SMP Negeri 3 Mengwi Tahun Pelajaran 2016/2017. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Apakah penerapan model pembelajaran Think Pair Share (TPS) dapat meningkatkan kemampuan menganalisis unsur intrinsik cerpen pada siswa kelas VII E SMP Negeri 3 Mengwi tahun pelajaran 2016/2017? 2 Apakah penerapan model pembelajaran Think Pair Share (TPS) dapat meningkatkan respon siswa kelas VII E SMP Negeri 3 Mengwi tahun pelajaran 2016/2017 dalam menganalisis unsur intrinsik cerpen? 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian mengungkapkan tentang sasaran yang ingin dicapai dalam sebuah penelitian untuk memperoleh jawaban atas permasalahan penelitian yang diajukan. Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini dapat dibedakan atas tujuan umum dan tujuan khusus. 1.3.1. Tujuan Umum Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan dan respon siswa dalam pengapresiasian karya sastra dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah dalam menganalisis unsur intrinsik cerpen.

7 1.3.2. Tujuan Khusus Adapun tujuan khusus yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui apakah penerapan model pembelajaran Think Pair Share (TPS) dapat meningkatkan kemampuan menganalisis unsur intrinsik cerpen pada siswa kelas VII E SMP Negeri 3 Mengwi tahun pelajaran 2016/2017. 2. Untuk mengetahui apakah penerapan model pembelajaran Think Pair Share (TPS) dapat meningkatkan respon siswa kelas VII E SMP Negeri 3 Mengwi tahun pelajaran 2016/2017 dalam menganalisis unsur intrinsik cerpen. 1.4. Manfaat Penelitian Dari rumusan masalah dan tujuan penelitian di atas, maka manfaat penelitian ini dibedakan atas manfaat teoritis dan manfaat praktis yang akan diuraikan sebagai berikut: 1.4.1 Manfaat Teoritis Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan teori model pembelajaran dalam kegiatan pemebelajaran yang dilakukan dan penerapan berbagai model pembelajaran di kelas serta menambah wawasan siswa dalam menganalisis sebuah karya sastra berupa unsur-unsur intrinsik cerpen. Selain itu, hasil penelitian ini diharapkan pula untuk dapat menambah khazanah keilmuan bahasa Indonesia, khususnya bagi penggunaan metode dalam pengajaran bahasa

8 Indonesia terutama penggunaan metode Think Pair Share (TPS) untuk meningkatkan kemampuan menganalisis cerpen. 1.4.2 Manfaat Praktis Adapun manfaat praktis dalam penelitian ini adalah : (1) bagi siswa, (2) bagi guru, (3) bagi sekolah, (4) bagi peneliti. 1. Bagi Siswa, hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi siswa kelas VII E SMP Negeri 3 Mengwi, dalam meninggkatkan prestasi belajar dan respon siswa dalam menganalisis unsur intrinsik cerpen sehingga mereka menjadi lebih kreatif, aktif, senang, dan bersemangat dalam proses belajar di kelas. 2. Bagi Guru, hasil penelitian ini akan bermanfaat bagi guru sebagai pembanding dalam menerapkan suatu model pembelajaran. Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan untuk mengembangkan suatu model pembelajaran yang lebih kreatif dan inovatif sehingga mampu menciptakan suasana belajar mengajar yang menyenangkan di dalam kelas. 3. Bagi Sekolah, hasil penelitian ini adalah untuk memberikan sumbangan yang baik bagi sekolah dalam rangka perbaikan proses pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan kualitas pendidikan. 4. Bagi Peneliti, hasil penelitian ini adalah untuk menambah wawasan dalam menerapkan model pembelajaran Think Pair Share (TPS) dalam kegiatan pembelajaran menganalisis unsur intrinsik cerpen serta dapat mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan penerapan model pembelajaran.