BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya novel adalah sebuah karya sastra yang membangun sebuah dunia yang utuh sesuai dengan keinginan pengarangnya. Dunia tersebut dapat dikatakan sebagai luapan emosi pengarang yang diekspresikan melalui kata-kata. Seperti yang diungkapkan oleh Lacan via Endraswara (2013:129) bahwa sastra adalah ekspresi jiwa melalui kata-kata. Dibalik kata-kata terdapat pengalaman psikoanalisis yang dalam. Pengalaman tersebut tersirat dalam susunan kata yang dipadupadankan di dalam bahasa sastra. Stanton (1965: 44) mengatakan bahwa novel biasanya menyajikan perkembangan karakter secara rinci, situasi sosial yang sangat kompleks, hubungan yang melibatkan banyak karakter, peristiwa kompleks yang tidak diketahui selama beberapa tahun, atau hubungan kompleks yang melibatkan banyak orang. Rangkaian peristiwa inilah yang membentuk dunia dalam novel menjadi suatu keutuhan karena kemampuannya dalam menggabungkan sebuah subjek yang kompleks secara menyeluruh. Dunia di dalam novel tersebut terdapat lakon atau peran layaknya manusia di dalam dunia nyata yang dinamakan tokoh. Tokoh adalah para pelaku yang terdapat dalam sebuah fiksi yang merupakan ciptaan pengarang atau gambaran dari orang-orang yang hidup di alam nyata. Tokoh dalam novel pada dasarnya sama dengan manusia yang ada di alam nyata yaitu, memiliki sifat tiga dimensi, 1
2 dimensi fisiologis, dimensi sosiologis, dan dimensi psikologis (Wiyatmi, 2006: 30) Tokoh dalam novel dianggap sebagai rekaan manusia pada alam nyata yang dibuat sedemikian rupa oleh pengarang sehingga tokoh tersebut juga mengalami masalah dan konflik yang mempengaruhi kelakuan dalam kepribadian si tokoh tersebut. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Wiyatmi (2006: 31) mengenai dimensi psikologis tokoh yang meliputi mentalitas, ukuran moral, keinginan dan perasaan pribadi, sikap dan kelakuan (tempramen), dan intelektualitas (IQ). Sastra dan psikologi dapat bersimbiosis dalam perannya terhadap kehidupan karena keduanya mempunyai fungsi yang sama yaitu, mengurusi manusia sebagai individu dan makhluk sosial. Keduanya menjadikan pengalaman manusia sebagai telaah (Endraswara, 2008:15). Simbiosis ini dapat dilihat pada novel Hidamari no Kanojo karya Koshigaya Osamu melalui tokohnya yang bernama Watarai Mao. Hidamari no Kanojo adalah sebuah novel karya Koshigaya Osamu. Koshigaya adalah salah satu penulis modern Jepang. Beliau lahir di Tokyo tahun 1971. Pada awal karirnya, Koshigaya menulis sebuah novel fantasi yang berjudul Bonus Track. Melalui karyanya tersebut, Koshigaya mendapatkan penghargaan khusus dalam ajang Japan Fantasy Novel Award tahun 2004. Hidamari no Kanojo adalah karyanya yang ketiga. Novel ini diterbitkan tahun 2008. Pada tahun 2013, novel ini diangkat ke film layar lebar dengan pemain utama Ueno Juri dan Matsumoto Jun. Novel ini bergenre fantasi. Tokoh utama yang diciptakan
3 oleh Koshigaya adalah seekor kucing yang berubah menjadi manusia. Koshigaya berimajinasi sedemikian rupa dalam penciptaan karakter utamanya, sehingga muncul tokoh yang bernama Watarai Mao. Novel ini menceritakan tentang bertemu kembalinya teman masa SMP setelah sepuluh tahun tidak bertemu dan di dalam perjalanannya, tokoh utama novel ini berubah menjadi wanita karir yang sukes, pintar, disenangi banyak orang, dan mempunyai banyak teman. Watarai Mao, seorang tokoh utama perempuan dalam novel Hidamari no Kanojo karya Koshigaya Osamu, mempunyai dimensi psikologis seperti yang dikatakan oleh Wiyatmi. Tokoh rekaan ini mempunyai kehidupan yang kompleks sebagaimana layaknya manusia. Teman-temannya menilai Watarai Mao mempunyai kelainan mentalitas karena desas-desus mengenai perilakunya yang dianggap aneh seperti suka berjalan-jalan malam hari dengan tidak mengenakan pakaian. Watarai Mao juga bercita-cita untuk bersekolah di Universitas Tokyo. Selain itu, Watarai Mao juga mempunyai perasaan pribadi terhadap Okuda Kosuke, teman yang selalu membantunya belajar pada saat SMP. Watarai Mao secara umum digambarkan layaknya wanita Jepang masa kini. Ia dapat bersekolah, bekerja di sebuah perusahaan, dan memutuskan dengan siapa akan menikah. Akan tetapi, semua itu tidak ia capai dengan mudah. Ada sebuah perubahan besar yang membuat Watarai Mao menjadi wanita Jepang masa kini. Watarai Mao mempunyai masa lalu yang tidak jelas. Ia ditemukan oleh keluarga Watarai dalam kondisi terlantar di jalan. Watarai Mao tidak mengingat jati dirinya, dari mana ia berasal, dan siapa keluarganya. Oleh karena itu, Watarai
4 Mao didianogsa oleh dokter mengidap penyakit amnesia retrograde yaitu, hilangnya ingatan mengenai kenangan di masa sebelum kejadian traumatik terjadi. Ia juga tidak dapat menjalankan kehidupan pertamanya di SMP karena ia tidak dapat bersosialisasi dengan baik dan ia juga tidak dapat mendapat mengikuti pelajaran dengan baik sehingga ia dijuluki Si Bodoh. Sepuluh tahun kemudian Watarai Mao berubah menjadi wanita yang pintar dan sukses. Perubahan inilah yang menyebabkan penulis menjadi tertarik untuk meneliti tokoh Watarai Mao. Teori Adlerian adalah sebutan untuk teori yang diciptakan oleh Adler. Adler mempunyai pendapat manusia lahir dengan tubuh yang lemah dan inferior. Suatu kondisi yang mengarah pada perasaan inferior sehingga mengakibatkan ketergantungan pada orang lain (Feist&Feist, 2010: 81). Oleh karena itu, perasaan menyatu dengan orang lain (minat sosial) sudah menjadi sifat manusia dan merupakan standar akhir untuk kesehatan psikologis. Kondisi inferior yang dibawa setiap orang membuat mereka berusaha untuk mengkompensasikan kelemahannya dengan segala cara. Dalam hal ini usaha kompensasi ini ditentukan oleh gaya hidup dan usaha untuk mencapai kesempurnaan (superior). Adler berpendapat bahwa manusia mengharapkan untuk bisa mencapai kesempurnaan atau superioritas. Setiap orang mempunyai motif atau dorongan superiornya masing-masing yang bersifat universal dan tidak terbatas. Adler percaya bahwa motif atau dorongan superior ini adalah sebuah usaha untuk meninggalkan perasaan rendah diri. Superior di sini bukanlah kekuatan untuk melebihi orang lain, melainkan usaha untuk mencapai keadaan diri yang
5 sempurna dan tidak harus selalu berkompetisi dengan orang lain. Superioritas ini adalah superior atas diri sendiri. Daya penggerak yang utama dalam hidup manusia adalah dinamika yang mengungkapkan sebab individu berperilaku, yakni dorongan atau motif untuk mencapai superior atau kesempurnaan. 1 Hal mengenai superioritas tersebut terjadi pada Watarai Mao. Watarai Mao mempunyai rasa rendah diri ketika SMP. Ia berusaha untuk mengkompensasi rasa rendah diri itu dan berhasil menjadi individu yang superior 10 tahun kemudian. Perubahan diri Watarai Mao dari inferior menuju superior dan motif superioritas dari tokoh Watarai Mao ini akan diteliti dengan menggunakan teori psikologi indivual Adler. Teori Adler dapat menjelaskan bagaimana seorang yang inferior akan selalu mengejar kesuperioritasnya dan bagaimana motif atau dorongan superioritasnya mempengaruhi aspek kehidupannya. 1.2 Rumusan Masalah Melalui latar belakang tersebut, dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut: 1) Apa yang menyebabkan Watarai Mao berubah menjadi individu superior? 2) Bagaimana motif superioritas Watarai Mao mempengaruhi kehidupannya? 1.3 Tujuan Penelitian ini mempunyai 2 tujuan. Tujuan praktis dan tujuan teoretis. Tujuan praktis penelitian ini adalah untuk memperkenalkan novel Hidamari no Kanojo kepada khalayak pembaca. Sedangkan tujuan teoretis penelitian ini untuk 1 http://file.upi.edu/direktori/fip/jur._pend._luar_biasa/196010151987101- ZULKIFLI_SIDIQ/PSIKOLOGI_INDIVIDUAL_ALFRED_ADLER.pdf
6 mengetahui apa yang menyebabkan Watarai Mao berubah menjadi individu superioritas serta bagaimana motif tersebut dapat mengubah Watarai Mao menjadi individu superioritas. 1.4 Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka digunakan untuk menjaga keorisinilan sebuah penelitian. Sejauh yang penulis temukan, belum ada yang meneliti novel Hidamari no Kanojo karya Koshigaya Osamu dengan Teori Adlerian. Akan tetapi, banyak penelitian yang menggunakan teori superioritas Adler. Sebelumnya sudah ada yang meneliti dengan menggunakan teori ini yaitu, skripsi Sulastriningsih dengan judul Tinjauan Psikologi Individual Tokoh Utama Mou Koe Nanka Iranai To Omotta Fiksi Autobiografi Karya Ohashi Hiroe Berdasarkan Teori Adler pada tahun 2012. Perbedaan penelitian ini dengan yang sebelumnya adalah penelitian skripsi Sulastriningsih lebih menekankan pada pemaparan karakter yang ditunjukkan oleh tokoh utama dari autobiografi yang diteliti, sementara penelitian ini lebih menekankan pada proses bagaimana tokoh utama dalam novel Hidamari no Kanojo ini berjuang menjadi seseorang yang superior. 1.5 Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif, yaitu pemaparan data yang diperoleh dalam bentuk kata-kata bukan dalam bentuk angka. Objek material yang digunakan dalam penelitian ini adalah novel Hidamari no Kanojo karya Koshigaya Osamu yang diterbitkan oleh SHINCHOSA Publishing tahun 2008.
7 Objek formal yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teori Psikologi Individual Adler. Penelitian ini pertama diteliti dengan menggunakan teori strukturalisme. Menurut A. Teeuw (1991: 61), analisis struktural merupakan suatu tahap dalam penelitian sastra yang tidak dapat dihindari. Analisis struktural yang dilakukan hanya sebatas tema, penokohan, dan latar. Latar secara langsung mempengaruhi tokoh dan terkadang dapat memperjelas tema (Stanton, 1965:26). Latar yang akan dianalisis adalah latar sosial karena latar sosial sudah mencakup unsur tempat, waktu, dan sosial budaya (Nurgiyantoro, 2010: 234). Sementara itu, penokohan juga berhubungan dengan analisis psikologi dan penokohan erat berhubungan dengan tema (Nurgiyantoro, 2010:173). Tokoh utama dalam sebuah cerita mempunyai tugas untuk menyampaikan tema yang dimaksudkan pengarang. Penyampaian tema dalam suatu karya fiksi dilakukan melalui tingkah laku, pikiran, perasaan, dan berbagai peristiwa yang dialami tokoh (Nurgiyantoro, 2010: 74-75). Kemudian, penelitian ini diteliti dengan menggunakan Teori Psikologi Adler yang meliputi rasa rendah diri dan kompensasi, finalisme fiktif, berjuang untuk menjadi superior, minat sosial, gaya hidup, dan daya kreatif. Keenam hal tersebut dapat mengungkap apa yang menyebabkan seseorang berubah menjadi individu superior dan bagaimana motif superior mempengaruhi segala aspek kehidupannya.
8 1.6 Sistematika Penulisan Skripsi ini terdiri atas 5 bab. Bab 1 berisi pendahuluan yang terdiri atas latar belakang, rumusan masalah, tujuan, tinjauan pustaka, metode penelitian dan sistematika penyajian. Bab 2 berisi landasan teori. Landasan teori ini berisi Teori Strukturalisme dan Teori Psikologi Individual Adler. Bab 3 berisi sinopsis dan analisis struktural yang meliputi tema, latar, dan penokohan. Bab 4 berisi analisis psikologi tokoh Watarai Mao. Bab 5 berisi penutup yang berisi kesimpulan dari analisis bab-bab sebelumnya.