LAMPIRAN PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 2-H TAHUN 2013 TENTANG STRATEGI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH KOTA SURAKARTA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pada dasarnya merupakan upaya sadar yang dilakukan oleh berbagai pihak, khususnya di bawah kendali pemerintah (baik di tingkat pusat maupun daerah) untuk memanfaatkan potensi yang tersedia, memecahkan permasalahan yang dihadapi serta untuk memenuhi kebutuhan masyarakat menuju ke suatu kondisi kesejahteraan masyarakat yang lebih baik dan berkesinambungan. Pendayagunaan berbagai potensi dan sumberdaya yang tersedia untuk mendukung terjadinya pembangunan telah digerakkan melalui berbagai dokumen perencanaan, baik dalam jangka panjang (RPJP N/D), jangka menengah (RPJM N/D) dan jangka pendek dalam bentuk program dan kegiatan tahunan (RKP / RKPD). Berbagai dokumen perencanaan pembangunan tersebut kemudian diintegrasikan dengan dokumen penganggaran (KUA, PPAS, RKA-SKPD, RAPBD, hingga DPA-SKPD), dengan harapan akan dicapai tujuan dan sasaran pembangunan seperti yang diharapkan, termasuk di dalamnya, adalah upaya secara berkesinambungan untuk mengurangi tingkat kemiskinan yang terjadi di masyarakat. Kemiskinan masih menjadi isu utama dalam pembangunan, baik di tingkat nasional, regional, maupun di tingkat kabupaten/kota. Data pada tahun 2010 menunjukkan bahwa tingkat kemiskinan yang dihitung secara persentase di tingkat nasional masih sebesar 13,33%, dan mengalami penurunan menjadi sekitar 11,96% pada Maret 2012. Sementara target dalam dokumen RPJMN 2009-2014 sebesar 8-10%, target capaian dalam MDGs sebesar 7,5% pada tahun 2015. Hal ini mengindikasikan bahwa tantangan penurunan kemiskinan masih menjadi pekerjaan rumah bagi bangsa Indonesia.
- 2 - Di lain pihak, tingkat kemiskinaan di Provinsi Jawa Tengah yang pada tahun 2010 sebesar 16,11%, pada Maret 2012 menurun menjadi sekitar 15,34%. Tingkat kemiskinan di Kota Surakarta pada tahun 2010 masih sebesar 13,96%. Hal ini mengandung arti bahwa secara persentase, capaian sasaran kemiskinan di Kota Surakarta masih berada lebih baik dibanding dengan capaian di Provinsi Jawa Tengah, namun masih kalah dengan capaian di tingkat nasional. Selama tahun 2008 2010, tingkat kemiskian di Kota Surakarta cenderung mengalami penurunan, dari sekitar 16,13% (atau 83.400 jiwa) pada tahun 2008; menurun menjadi 14,99% (atau 78.000 jiwa) pada tahun 2009; dan menurun lagi menjadi sebesar 13.96% (atau 68.860 jiwa) pada tahun 2010. Dengan melihat persentase penduduk miskin selama 3 (tiga) tahun terakhir (tahun 2008-2010) yang cenderung mengalami penurunan sekitar 1,085% per tahun, maka jika kecenderungan capaian ini bisa dipertahankan, pada tahun 2012 persentase penduduk miskin di Kota Surakarta diperkirakan dapat mencapai angka sekitar 11,98%. Upaya penurunan capaian tingkat kemiskinan di Kota Surakarta, harus terus dilakukan hingga mencapai angka sebagaimana yang ditargetkan di tingkat nasional, yaitu mencapai angka 8-10% pada akhir tahun 2014 (sesuai dokumen RPJMN), atau sekitar 7,5% pada tahun 2015 (sesuai sasaran capaian MDGs). Upaya untuk mengatasi kemiskinan telah banyak dilakukan, baik dari tingkat nasional hingga ke tingkat daerah (provinsi dan kabupaten / kota). Di tingkat nasional, berdasarkan Perpres No.15/2010 tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan, telah dinyatakan bahwa adanya upaya untuk menyusun Strategi Penanggulangan Kemiskinan (SPK) dilakukan untuk mencapai sasaran: (i) mengurangi beban pengeluaran masyarakat miskin, (ii) meningkatkan kemampuan dan pendapatan masyarakat miskin, (iii) mengembangkan dan menjamin keberlanjutan Usaha Mikro dan Kecil (UMK), dan (iv) Membentuk sinergi kebijakan dan program penanggulangan kemiskinan. Jika ke-4 strategi ini dikaitkan dengan program-program penanggulangan kemiskinan, secara diagramatis dapat dilihat seperti gambar berikut.
- 3 - Gambar 1.1 Instrumen Penanggulangan Kemiskinan Sumber: Bambang Widianto. (2012). Penanggulangan Kemiskinan dan Penguatan Peran TKPK. hal. 10. Untuk konteks di Provinsi Jawa Tengah, masalah kemiskinan masih menjadi isu utama dalam pembangunan sosial dan ekonomi. Upaya mengatasi kemiskinan telah pula dilakukan oleh Pemprov Jateng dengan menyediakan beberapa kebutuhan pangan, kesehatan, pendidikan, perluasan kesempatan kerja dan pembangunan pertanian. Di samping itu juga telah dilakukan pemberian Bantuan Langsung Tunai (BLT) sehubungan dengan adanya kebijakan kenaikan harga (BBM) tahun 2005 sebagai bagian dari upaya menanggulangi kemiskinan di Indonesia. Dari gambaran di atas, dapat disimpulkan bahwa penanggulangan kemiskinan telah menjadi salah satu prioritas pemerintah, baik di tingkat pusat maupun di tingkat provinsi atau di tingkat pemerintah kabupaten/kota. Dengan mempertimbangkan kompleksitas permasalahan kemiskinan, diperlukan penanganan yang komprehensif dan bersifat lintas sektor serta keterpaduan antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah dan pemangku kepentingan lainnya (stakeholders). Kemiskinan merupakan permasalahan yang memerlukan langkah-langkah penanganan dan pendekatan yang sistematik, terpadu dan menyeluruh untuk mengurangi beban dan memenuhi hak-hak dasar warga negara melalui pembangunan inklusif, berkeadilan dan berkelanjutan untuk mewujudkan kehidupan yang bermartabat. Dalam rangka melakukan percepatan penanggulangan kemiskinan diperlukan upaya penajaman yang meliputi penetapan sasaran, perancangan dan keterpaduan program, monitoring dan evaluasi, serta
- 4 - efektifitas anggaran. Tantangan utama dalam jangka pendek untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk miskin tersebut melalui pendekatan pemenuhan kebutuhan dasar, peningkatan dan pengembangan usaha ekonomi produktif, serta penyediaan jaminan dan perlindungan sosial. Sehingga diperlukan upaya penanggulangan kemiskinan secara komprehensif dan terpadu agar terjadi perbaikan kondisi sosial, ekonomi, dan budaya, serta peningkatan kesejahteraan penduduk miskin. Penanggulangan kemiskinan merupakan kebijakan dan program pemerintah dan pemerintah daerah yang dilakukan secara sistematis, terencana, dan bersinergi dengan dunia usaha dan masyarakat untuk mengurangi jumlah penduduk miskin, melalui program-program utama bantuan sosial, pemberdayaan masyarakat, dan pemberdayaan UMKM serta program lain dalam rangka meningkatkan kegiatan ekonomi. Selain itu diperlukan program-program pendukung dalam bentuk sinergi antarbidang pembangunan. Jika permasalahan ini dikaitkan dengan upaya penanggulangan kemiskinan menurut klaster, dapat diilustrasikan seperti gambar berikut. Gambar 1.2 Kelompok Program Penanggulangan Kemiskinan Sumber: TNP2K. (2012). Sistem Penetapan Sasaran Nasional dan Basis Data Terpadu untuk Program Perlindungan Sosial. hal. 3. Dari berbagai paparan permasalahan kemiskinan seperti yang telah dipaparkan di atas, maka pendekatan secara terpadu, pelaksanaan secara bertahap dan terencana, serta berkesinambungan sangat diperlukan dalam usaha menanggulangi masalah kemiskinan. Di samping itu, keterlibatan semua pihak baik pemerintah (Pusat / Provinsi / Daerah), DPRD, dunia
- 5 - usaha, akademisi, lembaga swadaya masyarakat dan organisasi kemasyarakatan melalui peran Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPD). Tim ini harus mampu bergerak dan berperan dengan bertumpu pada pemberdayaan dan pemandirian penduduk miskin, sehingga memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi perbaikan kondisi sosial, ekonomi dan budaya, dan peningkatan kesejahteraan penduduk miskin. Berdasar pada pemikiran di atas, maka dokumen perencanaan strategis yang mampu memberi arah dan pijakan bagi Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah di Kota Surakarta dalam rangka penanggulangan kemiskinan sangat diperlukan. Dokumen perencanaan strategis dalam upaya penanggulangan kemiskinan di Kota Surakarta, dikenal dengan istilah Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (SPKD). Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah pada dasarnya menyesuaikan dan menurunkan (breakdown) dari dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Surakarta Tahun 2010-2015, khususnya yang terkait dengan program-program dan indikasi kegitan yang terkait dengan upaya penanggulangan kemiskinan di Kota Surakarta. Untuk efektivitas program dan rencana aksi perlu juga dilakukan pembaharuan (up dating) data kemiskinan secara periodik dan berkesinambungan. B. Maksud dan Tujuan Maksud dan tujuan dari penyusunan dokumen Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah Kota Surakarta, adalah sebagai berikut: 1. Maksud Dokumen Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (SPKD) Kota Surakarta dimaksudkan untuk memberi arah dan pedoman serta mensinergikan peran Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD), DPRD, pelaku usaha (swasta), masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya (stakeholder) dalam upaya penanggulangan kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat di Kota Surakarta. Secara rinci, maksud dari penyusunan dokumen ini, adalah sebagai berikut: a. Memperluas kesempatan dan keterlibatan stakeholders dalam perencanaan program dan indikasi kegiatan, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam upaya penanggulangan kemiskinan;
- 6 - b. Memperkaya analisis dan pemahaman terhadap permasalahan kemiskinan (baik sektoral maupun spasial) serta potensi-potensi yang ada dengan melibatkan seluruh stakeholders terkait; c. Mendorong Pemerintah Kota Surakarta untuk lebih proaktif, peduli dan memiliki kemampuan dalam menyusun kebijakan yang berpihak kepada penduduk miskin (pro poor); d. Mendorong kemandirian Pemerintah Kota Surakarta dalam menerapkan pembangunan partisipatif melalui sinergi penyusunan program dan penganggaran yang berpihak kepada penduduk miskin. 2. Tujuan Tujuan penyusunan dokumen Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah Kota Surakarta, adalah sebagai berikut: a. Menegaskan komitmen pemerintah Kota Surakarta, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), Perguruan Tinggi (PT), organisasi kemasyarakatan, pelaku usaha, lembaga internasional, dan pihakpihak yang peduli untuk memecahkan masalah kemiskinan; b. Membangun konsensus bersama untuk mengatasi masalah kemiskinan melalui pendekatan pemenuhan hak dasar dan pendekatan partisipatif dalam perumusan strategi dan kebijakan; c. Menegaskan komitmen dalam mendukung pencapaian Tujuantujuan Pembangunan Milenium (MDGs: Millennium Development Goals) terutama tujuan yang terkait dengan usaha penanggulangan kemiskinan; d. Menyelaraskan berbagai upaya penanggulangan kemiskinan yang dilakukan oleh pemerintah Kota Surakarta, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), organisasi kemasyarakatan, pelaku usaha, lembaga internasional, dan pihak yang peduli. e. Operasionalisasi dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Surakarta Tahun 2010 2015 dalam bentuk Strategi, Kebijakan, dan Program/Kegiatan Pembangunan dalam upaya penanggulangan kemiskinan di Kota Surakarta untuk masa kerja sampai dengan tahun 2015. f. Menjadi landasan operasional dan acuan bagi Pemerintah, TKPKD, masyarakat, pelaku usaha, dan stakeholder di Kota Surakarta untuk melakukan kegiatan secara sistematis, selaras / sinkron
- 7 - dan sinergi (kemitraan) dalam menyusun, mengimplementasikan, mengawasi (monitoring) dan melakukan evaluasi atas programprogram penanggulangan kemiskinan di Kota Surakarta. C. Dasar Hukum Dasar hukum yang digunakan dalam penyusunan dokumen Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah Kota Surakarta, adalah sebagai berikut: 1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah- Daerah Kota Besar Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat dan Daerah Istimewa Yogyakarta (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 45); 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004, tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4421); 4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 6. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2005 tentang Pengesahan International Covenant On Economic, Social and Cultural Rights (Kovenan Internasional tentang Hak-hak Ekonomi, Sosial dan Budaya) (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4557); 7. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2005 tentang Pengesahan International Convenant On Civil and Politic Right (Konvenan
- 8 - Internasional tentang Hak-Hak Sipil dan Politik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 119, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4558); 8. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700): 9. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2049 Nomor 12, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4967); 10. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5038); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1988, tentang Koordinasi Kegiatan Instansi Vertikal di Daerah (Lembaran Negara RI Tahun 1988 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 3373); 12. Peraturan Pemerintah 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara RI Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4737); 13. Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2010, tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan; 14. Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2010 tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional Tahun 2010; 15. Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2010 tentang Program Pembangunan yang Berkeadilan; 16. Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 2 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Surakarta Tahun 2005 2025; 17. Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 12 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Surakarta Tahun 2010 2015; 18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 42 Tahun 2010 tentang Pedoman Pembentukan Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Provinsi dan Kabupaten/Kota;
- 9-19. Peraturan Walikota Surakarta Nomor 18-A Tahun 2012 tentang Pedoman Penyelenggaraan dan Petunjuk Teknis Pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Kota Surakarta Tahun 2013; 20. Keputusan Walikota Surakarta Nomor 412.6.05/72-A/I/2010 tentang Pembentukan Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPK) Kota Surakarta. 21. Keputusan Walikota Kota Surakarta Nomor 412.6.05/53-B/I/2011 tentang Perubahan atas Keputusan Walikota Surakarta Nomor 412.6.05/72-A/I/2010 tentang Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPK) Kota Surakarta. D. Kedudukan dan Ruang Lingkup Kedudukan dan ruang lingkup penyusunan dokumen Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah Kota Surakarta, adalah sebagai berikut: 1. Kedudukan Dokumen Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah merupakan dokumen strategis dan berisi rencana aksi untuk mempercepat pencapaian tujuan dan sasaran target penanggulangan kemiskinan. Dokumen ini tidak berdiri sendiri tetapi merupakan bagian dari dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Surakarta Tahun 2010-2015 yang memuat kebijakan pembangunan dan rencana kerja pemerintah selama 5 (lima) tahun. Secara khusus, strategi dan rencana penanggulangan kemiskinan menjadi salah satu prioritas dalam penyusunan kegiatan yang dijabarkan setiap tahun dalam dokumen RKPD yang merupakan penjabaran dan pelaksanaan dari dokumen RPJM Daerah. Dengan kata lain, dengan mengacu pada dokumen RPJMD, pemerintah Kota Surakarta pada setiap tahun akan menyusun Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) sebagai penjabaran dan operasionalisasi RPJMD yang memuat kerangka regulasi, kerangka anggaran dan rincian program. Untuk memastikan terlaksananya strategi dan rencana aksi penanggulangan kemiskinan, maka strategi penanggulangan kemiskinan di daerah wajib dijabarkan atau dilaksanakan setiap tahun melalui dokumen rencana kerja pemerintah daerah dan diintegrasikan menjadi dokumen Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD).
- 10 - Dokumen Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah menjadi pedoman dan acuan seluruh pemangku kepentingan yang merupakan bagian integral dari rencana pembangunan daerah. Oleh sebab itu, strategi, rencana aksi dan sasaran Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah tidak hanya menjadi rencana kerja dan program pemerintah, tetapi juga menjadi gerakan bersama semua pihak. Dengan demikian, tujuan dan sasaran Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah akan dapat terwujud sesuai dengan batas waktu yang telah direncanakan. 2. Ruang Lingkup Ruang lingkup dokumen Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah Kota Surakarta mencakup 4 (empat) hal, yaitu sebagai berikut: a. Diagnosis kemiskinan terkait kondisi kemiskinan dan suara/aspirasi penduduk miskin. b. Rencana aksi yang memuat strategi dan program/kegiatan, prioritas kebijakan serta langkah kebijakan termasuk sasaran target dan indikator kinerja. c. Pembagian peran yang jelas antarpelaku pembangunan, baik Pemerintah Kota Surakarta, DPRD Kota Surakarta, instansi vertikal, pelaku usaha, lembaga swadaya masyarakat, organisasi politik, organisasi masyarakat, perguruan tinggi, lembaga keuangan, organisasi profesi, dan pihak-pihak yang peduli lainnya. d. Tatacara pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan rencana aksi penanggulangan kemiskinan. E. Proses Penyusunan Proses penyusunan dokumen Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah Kota Surakarta ditempuh melalui 4 (empat) langkah, yaitu: (i) pengkajian permasalahan kemiskinan, (ii) pengkajian kebijakan yang terkait dengan usaha penanggulangan kemiskinan, (iii) pengkajian ulang kebijakan dan program untuk penanggulangan kemiskinan, serta (iv) pengembangan sistem monitoring dan evaluasi penanggulangan kemiskinan.
- 11 - Gambar 1.3 Alur Kerja TKPK di Kota Surakarta dalam Upaya Penanggulangan Tingkat Kemiskinan F. Sistematika Pengkajian Sistematika dokumen Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah Kota Surakarta, adalah sebagai berikut: BAB I : Memaparkan Pendahuluan, yang berisikan: (i) Latar Belakang, (ii) Maksud dan Tujuan, (iii) Dasar Hukum, (iv) Kedudukan dan Ruang Lingkup, (v) Proses Penyusunan, dan (vi) Sistematika Pengkajian. BAB II : Mengkaji Aspek dan Profil Kemiskinan di Kota Surakarta, yang mencakup bahasan mengenai Aspek Kemiskinan dan Profil Kemiskinan, yang dikelompokkan ke dalam 5 (lima) bidang, yaitu: (i) Bidang Pendidikan, (ii) Bidang Kesehatan, (iii) Bidang Prasarana Dasar, (iv) Bidang Ketenagakerjaan, dan (v) Bidang Ketahanan Pangan. BAB III : Membahas Kebijakan Penanggulangan Kemiskinan Tingkat Nasional dan Regional, dengan uraian mencakup: (i) Penanggulangan Kemiskinan berdasar Amanat UUD 1945, (ii) Penanggulangan Kemiskinan berdasar Tujuan Pembangunan Millenium (MDG s), (iii) Penanggulangan Kemiskinan berdasar dokumen RPJMN Tahun 2010-2014, (iv) Penanggulangan Kemiskinan berdasar Amanat Perpres No.15 Tahun 2010, serta (v) Penanggulangan Kemiskinan berdasar dokumen Strategi Penanggulangan Kemiskinan
- 12 - Daerah Provinsi Jawa Tengah. BAB IV : Mengkaji Rencana Aksi Penanggulangan Kemiskinan Kota Surakarta, yang mencakup bahasan mengenai: (i) Kebijakan Umum Penanggulangan Kemiskinan Kota Surakarta, dan (ii) Strategi Penanggulangan Kemiskinan Kota Surakarta, yang mencakup: Tahap Perencanaan, Tahap Pelaksanaan, dan Tahap Monitoring dan Evaluasi. BAB V : Memaparkan Penutup yang berisi: (i) Kaidah Pelaksanaan, dan (ii) Penutup.