LAMPIRAN PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 2-H TAHUN 2013 TENTANG STRATEGI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH KOTA SURAKARTA BAB I PENDAHULUAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 8

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. LP2KD Pemprov. Kaltara, 2017

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Acuan Kebijakan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 20 TAHUN 2012 TENTANG PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEBUMEN,

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2013

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2014

Buku Panduan BUKU PANDUAN. Ukuran : A5. Pelaksanaan Rapat Kerja Teknis Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Tahun 2015

SURAKARTA KOTA BUDAYA, MANDIRI, MAJU, DAN SEJAHTERA.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Jambi RPJMD KOTA JAMBI TAHUN

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) TAHUN 2017 BAB I PENDAHULUAN

Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 50 TAHUN 2015 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN BERBASIS KEWILAYAHAN DI KABUPATEN DEMAK

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUKAMARA (REVISI)

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB 1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA TANGERANG SELATAN

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memberi peluang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. RPJMD Kabupaten Grobogan Tahun I 1

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) RKPD KABUPATEN BERAU TAHUN 2013 BAB I - 1

RPJMD Kabupaten Jeneponto Tahun ini merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program Bupati dan Wakil Bupati Jeneponto terpilih

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAEAH KOTA BINJAI TAHUN LATAR BELAKANG

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA MATARAM TAHUN 2016

BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU

ISI DAN URAIAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA TASIKMALAYA TAHUN BAB I PENDAHULUAN

WALIKOTA MATARAM PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR 14 TAHUN 2014 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA MATARAM TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. Hal. I - 1

BAB I PENDAHULUAN Pendahuluan

Bab I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG NOMOR : 2 TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. RKPD Kabupaten Ponorogo Tahun Bab I_ Halaman 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 06 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Lampiran RKPD Kabupaten Ponorogo Tahun Bab I_ Halaman 1

RPJMD KABUPATEN LAMANDAU TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Halaman 1. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Aceh Utara Tahun

BAB I 1 BAB I PENDAHULUAN

DESA MENATA KOTA DALAM SEBUAH KAWASAN STRATEGI PEMBANGUNAN ROKAN HULU.

: 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1950 tentang Pembentukan

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2012

RKPD KABUPATEN LAMANDAU TAHUN 2015

WALIKOTA MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 2 Tahun : 2015

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tepat melalui serangkaian pilihan pilihan, dan juga merupakan proses yang

NOMOR : TANGGAL : TENTANG : RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA BOGOR TAHUN 2013 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

1.1. Latar Belakang. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Mandailing Natal Tahun I - 1

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN

DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN MUSI RAWAS. Mesin Pemotong Rumput. iii RENCANA KERJA 2015

PENDAHULUAN BAB I 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN R P J M D K O T A S U R A B A Y A T A H U N I - 1

RKPD Tahun 2015 Pendahuluan I -1

RKPD Kabupaten OKU Selatan Tahun 2016 Halaman I. 1

PENDAHULUAN. Dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 32 Tahun tentang Pemerintahan Daerah, penyelenggaraan Otonomi Daerah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR. No. 1, 2013 Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Flores Timur Nomor 0085

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PEMERINTAH KABUPATEN TASIKMALAYA BAB I PENDAHULUAN

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN GRESIK TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN

KOTA SURAKARTA PRIORITAS DAN PLAFON ANGGARAN SEMENTARA (PPAS) TAHUN ANGGARAN 2016 BAB I PENDAHULUAN

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH

SALINAN WALIKOTA LANGSA,

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Renstra BPM, KB dan Ketahanan Pangan Kota Madiun I - 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pemerintah Daerah Provinsi berkewajiban menyusun perencanaan

PEMERINTAH PROVINSI MALUKU

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Transkripsi:

LAMPIRAN PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 2-H TAHUN 2013 TENTANG STRATEGI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH KOTA SURAKARTA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pada dasarnya merupakan upaya sadar yang dilakukan oleh berbagai pihak, khususnya di bawah kendali pemerintah (baik di tingkat pusat maupun daerah) untuk memanfaatkan potensi yang tersedia, memecahkan permasalahan yang dihadapi serta untuk memenuhi kebutuhan masyarakat menuju ke suatu kondisi kesejahteraan masyarakat yang lebih baik dan berkesinambungan. Pendayagunaan berbagai potensi dan sumberdaya yang tersedia untuk mendukung terjadinya pembangunan telah digerakkan melalui berbagai dokumen perencanaan, baik dalam jangka panjang (RPJP N/D), jangka menengah (RPJM N/D) dan jangka pendek dalam bentuk program dan kegiatan tahunan (RKP / RKPD). Berbagai dokumen perencanaan pembangunan tersebut kemudian diintegrasikan dengan dokumen penganggaran (KUA, PPAS, RKA-SKPD, RAPBD, hingga DPA-SKPD), dengan harapan akan dicapai tujuan dan sasaran pembangunan seperti yang diharapkan, termasuk di dalamnya, adalah upaya secara berkesinambungan untuk mengurangi tingkat kemiskinan yang terjadi di masyarakat. Kemiskinan masih menjadi isu utama dalam pembangunan, baik di tingkat nasional, regional, maupun di tingkat kabupaten/kota. Data pada tahun 2010 menunjukkan bahwa tingkat kemiskinan yang dihitung secara persentase di tingkat nasional masih sebesar 13,33%, dan mengalami penurunan menjadi sekitar 11,96% pada Maret 2012. Sementara target dalam dokumen RPJMN 2009-2014 sebesar 8-10%, target capaian dalam MDGs sebesar 7,5% pada tahun 2015. Hal ini mengindikasikan bahwa tantangan penurunan kemiskinan masih menjadi pekerjaan rumah bagi bangsa Indonesia.

- 2 - Di lain pihak, tingkat kemiskinaan di Provinsi Jawa Tengah yang pada tahun 2010 sebesar 16,11%, pada Maret 2012 menurun menjadi sekitar 15,34%. Tingkat kemiskinan di Kota Surakarta pada tahun 2010 masih sebesar 13,96%. Hal ini mengandung arti bahwa secara persentase, capaian sasaran kemiskinan di Kota Surakarta masih berada lebih baik dibanding dengan capaian di Provinsi Jawa Tengah, namun masih kalah dengan capaian di tingkat nasional. Selama tahun 2008 2010, tingkat kemiskian di Kota Surakarta cenderung mengalami penurunan, dari sekitar 16,13% (atau 83.400 jiwa) pada tahun 2008; menurun menjadi 14,99% (atau 78.000 jiwa) pada tahun 2009; dan menurun lagi menjadi sebesar 13.96% (atau 68.860 jiwa) pada tahun 2010. Dengan melihat persentase penduduk miskin selama 3 (tiga) tahun terakhir (tahun 2008-2010) yang cenderung mengalami penurunan sekitar 1,085% per tahun, maka jika kecenderungan capaian ini bisa dipertahankan, pada tahun 2012 persentase penduduk miskin di Kota Surakarta diperkirakan dapat mencapai angka sekitar 11,98%. Upaya penurunan capaian tingkat kemiskinan di Kota Surakarta, harus terus dilakukan hingga mencapai angka sebagaimana yang ditargetkan di tingkat nasional, yaitu mencapai angka 8-10% pada akhir tahun 2014 (sesuai dokumen RPJMN), atau sekitar 7,5% pada tahun 2015 (sesuai sasaran capaian MDGs). Upaya untuk mengatasi kemiskinan telah banyak dilakukan, baik dari tingkat nasional hingga ke tingkat daerah (provinsi dan kabupaten / kota). Di tingkat nasional, berdasarkan Perpres No.15/2010 tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan, telah dinyatakan bahwa adanya upaya untuk menyusun Strategi Penanggulangan Kemiskinan (SPK) dilakukan untuk mencapai sasaran: (i) mengurangi beban pengeluaran masyarakat miskin, (ii) meningkatkan kemampuan dan pendapatan masyarakat miskin, (iii) mengembangkan dan menjamin keberlanjutan Usaha Mikro dan Kecil (UMK), dan (iv) Membentuk sinergi kebijakan dan program penanggulangan kemiskinan. Jika ke-4 strategi ini dikaitkan dengan program-program penanggulangan kemiskinan, secara diagramatis dapat dilihat seperti gambar berikut.

- 3 - Gambar 1.1 Instrumen Penanggulangan Kemiskinan Sumber: Bambang Widianto. (2012). Penanggulangan Kemiskinan dan Penguatan Peran TKPK. hal. 10. Untuk konteks di Provinsi Jawa Tengah, masalah kemiskinan masih menjadi isu utama dalam pembangunan sosial dan ekonomi. Upaya mengatasi kemiskinan telah pula dilakukan oleh Pemprov Jateng dengan menyediakan beberapa kebutuhan pangan, kesehatan, pendidikan, perluasan kesempatan kerja dan pembangunan pertanian. Di samping itu juga telah dilakukan pemberian Bantuan Langsung Tunai (BLT) sehubungan dengan adanya kebijakan kenaikan harga (BBM) tahun 2005 sebagai bagian dari upaya menanggulangi kemiskinan di Indonesia. Dari gambaran di atas, dapat disimpulkan bahwa penanggulangan kemiskinan telah menjadi salah satu prioritas pemerintah, baik di tingkat pusat maupun di tingkat provinsi atau di tingkat pemerintah kabupaten/kota. Dengan mempertimbangkan kompleksitas permasalahan kemiskinan, diperlukan penanganan yang komprehensif dan bersifat lintas sektor serta keterpaduan antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah dan pemangku kepentingan lainnya (stakeholders). Kemiskinan merupakan permasalahan yang memerlukan langkah-langkah penanganan dan pendekatan yang sistematik, terpadu dan menyeluruh untuk mengurangi beban dan memenuhi hak-hak dasar warga negara melalui pembangunan inklusif, berkeadilan dan berkelanjutan untuk mewujudkan kehidupan yang bermartabat. Dalam rangka melakukan percepatan penanggulangan kemiskinan diperlukan upaya penajaman yang meliputi penetapan sasaran, perancangan dan keterpaduan program, monitoring dan evaluasi, serta

- 4 - efektifitas anggaran. Tantangan utama dalam jangka pendek untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk miskin tersebut melalui pendekatan pemenuhan kebutuhan dasar, peningkatan dan pengembangan usaha ekonomi produktif, serta penyediaan jaminan dan perlindungan sosial. Sehingga diperlukan upaya penanggulangan kemiskinan secara komprehensif dan terpadu agar terjadi perbaikan kondisi sosial, ekonomi, dan budaya, serta peningkatan kesejahteraan penduduk miskin. Penanggulangan kemiskinan merupakan kebijakan dan program pemerintah dan pemerintah daerah yang dilakukan secara sistematis, terencana, dan bersinergi dengan dunia usaha dan masyarakat untuk mengurangi jumlah penduduk miskin, melalui program-program utama bantuan sosial, pemberdayaan masyarakat, dan pemberdayaan UMKM serta program lain dalam rangka meningkatkan kegiatan ekonomi. Selain itu diperlukan program-program pendukung dalam bentuk sinergi antarbidang pembangunan. Jika permasalahan ini dikaitkan dengan upaya penanggulangan kemiskinan menurut klaster, dapat diilustrasikan seperti gambar berikut. Gambar 1.2 Kelompok Program Penanggulangan Kemiskinan Sumber: TNP2K. (2012). Sistem Penetapan Sasaran Nasional dan Basis Data Terpadu untuk Program Perlindungan Sosial. hal. 3. Dari berbagai paparan permasalahan kemiskinan seperti yang telah dipaparkan di atas, maka pendekatan secara terpadu, pelaksanaan secara bertahap dan terencana, serta berkesinambungan sangat diperlukan dalam usaha menanggulangi masalah kemiskinan. Di samping itu, keterlibatan semua pihak baik pemerintah (Pusat / Provinsi / Daerah), DPRD, dunia

- 5 - usaha, akademisi, lembaga swadaya masyarakat dan organisasi kemasyarakatan melalui peran Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPD). Tim ini harus mampu bergerak dan berperan dengan bertumpu pada pemberdayaan dan pemandirian penduduk miskin, sehingga memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi perbaikan kondisi sosial, ekonomi dan budaya, dan peningkatan kesejahteraan penduduk miskin. Berdasar pada pemikiran di atas, maka dokumen perencanaan strategis yang mampu memberi arah dan pijakan bagi Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah di Kota Surakarta dalam rangka penanggulangan kemiskinan sangat diperlukan. Dokumen perencanaan strategis dalam upaya penanggulangan kemiskinan di Kota Surakarta, dikenal dengan istilah Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (SPKD). Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah pada dasarnya menyesuaikan dan menurunkan (breakdown) dari dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Surakarta Tahun 2010-2015, khususnya yang terkait dengan program-program dan indikasi kegitan yang terkait dengan upaya penanggulangan kemiskinan di Kota Surakarta. Untuk efektivitas program dan rencana aksi perlu juga dilakukan pembaharuan (up dating) data kemiskinan secara periodik dan berkesinambungan. B. Maksud dan Tujuan Maksud dan tujuan dari penyusunan dokumen Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah Kota Surakarta, adalah sebagai berikut: 1. Maksud Dokumen Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (SPKD) Kota Surakarta dimaksudkan untuk memberi arah dan pedoman serta mensinergikan peran Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD), DPRD, pelaku usaha (swasta), masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya (stakeholder) dalam upaya penanggulangan kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat di Kota Surakarta. Secara rinci, maksud dari penyusunan dokumen ini, adalah sebagai berikut: a. Memperluas kesempatan dan keterlibatan stakeholders dalam perencanaan program dan indikasi kegiatan, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam upaya penanggulangan kemiskinan;

- 6 - b. Memperkaya analisis dan pemahaman terhadap permasalahan kemiskinan (baik sektoral maupun spasial) serta potensi-potensi yang ada dengan melibatkan seluruh stakeholders terkait; c. Mendorong Pemerintah Kota Surakarta untuk lebih proaktif, peduli dan memiliki kemampuan dalam menyusun kebijakan yang berpihak kepada penduduk miskin (pro poor); d. Mendorong kemandirian Pemerintah Kota Surakarta dalam menerapkan pembangunan partisipatif melalui sinergi penyusunan program dan penganggaran yang berpihak kepada penduduk miskin. 2. Tujuan Tujuan penyusunan dokumen Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah Kota Surakarta, adalah sebagai berikut: a. Menegaskan komitmen pemerintah Kota Surakarta, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), Perguruan Tinggi (PT), organisasi kemasyarakatan, pelaku usaha, lembaga internasional, dan pihakpihak yang peduli untuk memecahkan masalah kemiskinan; b. Membangun konsensus bersama untuk mengatasi masalah kemiskinan melalui pendekatan pemenuhan hak dasar dan pendekatan partisipatif dalam perumusan strategi dan kebijakan; c. Menegaskan komitmen dalam mendukung pencapaian Tujuantujuan Pembangunan Milenium (MDGs: Millennium Development Goals) terutama tujuan yang terkait dengan usaha penanggulangan kemiskinan; d. Menyelaraskan berbagai upaya penanggulangan kemiskinan yang dilakukan oleh pemerintah Kota Surakarta, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), organisasi kemasyarakatan, pelaku usaha, lembaga internasional, dan pihak yang peduli. e. Operasionalisasi dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Surakarta Tahun 2010 2015 dalam bentuk Strategi, Kebijakan, dan Program/Kegiatan Pembangunan dalam upaya penanggulangan kemiskinan di Kota Surakarta untuk masa kerja sampai dengan tahun 2015. f. Menjadi landasan operasional dan acuan bagi Pemerintah, TKPKD, masyarakat, pelaku usaha, dan stakeholder di Kota Surakarta untuk melakukan kegiatan secara sistematis, selaras / sinkron

- 7 - dan sinergi (kemitraan) dalam menyusun, mengimplementasikan, mengawasi (monitoring) dan melakukan evaluasi atas programprogram penanggulangan kemiskinan di Kota Surakarta. C. Dasar Hukum Dasar hukum yang digunakan dalam penyusunan dokumen Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah Kota Surakarta, adalah sebagai berikut: 1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah- Daerah Kota Besar Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat dan Daerah Istimewa Yogyakarta (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 45); 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004, tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4421); 4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 6. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2005 tentang Pengesahan International Covenant On Economic, Social and Cultural Rights (Kovenan Internasional tentang Hak-hak Ekonomi, Sosial dan Budaya) (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4557); 7. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2005 tentang Pengesahan International Convenant On Civil and Politic Right (Konvenan

- 8 - Internasional tentang Hak-Hak Sipil dan Politik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 119, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4558); 8. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700): 9. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2049 Nomor 12, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4967); 10. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5038); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1988, tentang Koordinasi Kegiatan Instansi Vertikal di Daerah (Lembaran Negara RI Tahun 1988 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 3373); 12. Peraturan Pemerintah 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara RI Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4737); 13. Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2010, tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan; 14. Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2010 tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional Tahun 2010; 15. Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2010 tentang Program Pembangunan yang Berkeadilan; 16. Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 2 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Surakarta Tahun 2005 2025; 17. Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 12 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Surakarta Tahun 2010 2015; 18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 42 Tahun 2010 tentang Pedoman Pembentukan Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Provinsi dan Kabupaten/Kota;

- 9-19. Peraturan Walikota Surakarta Nomor 18-A Tahun 2012 tentang Pedoman Penyelenggaraan dan Petunjuk Teknis Pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Kota Surakarta Tahun 2013; 20. Keputusan Walikota Surakarta Nomor 412.6.05/72-A/I/2010 tentang Pembentukan Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPK) Kota Surakarta. 21. Keputusan Walikota Kota Surakarta Nomor 412.6.05/53-B/I/2011 tentang Perubahan atas Keputusan Walikota Surakarta Nomor 412.6.05/72-A/I/2010 tentang Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPK) Kota Surakarta. D. Kedudukan dan Ruang Lingkup Kedudukan dan ruang lingkup penyusunan dokumen Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah Kota Surakarta, adalah sebagai berikut: 1. Kedudukan Dokumen Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah merupakan dokumen strategis dan berisi rencana aksi untuk mempercepat pencapaian tujuan dan sasaran target penanggulangan kemiskinan. Dokumen ini tidak berdiri sendiri tetapi merupakan bagian dari dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Surakarta Tahun 2010-2015 yang memuat kebijakan pembangunan dan rencana kerja pemerintah selama 5 (lima) tahun. Secara khusus, strategi dan rencana penanggulangan kemiskinan menjadi salah satu prioritas dalam penyusunan kegiatan yang dijabarkan setiap tahun dalam dokumen RKPD yang merupakan penjabaran dan pelaksanaan dari dokumen RPJM Daerah. Dengan kata lain, dengan mengacu pada dokumen RPJMD, pemerintah Kota Surakarta pada setiap tahun akan menyusun Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) sebagai penjabaran dan operasionalisasi RPJMD yang memuat kerangka regulasi, kerangka anggaran dan rincian program. Untuk memastikan terlaksananya strategi dan rencana aksi penanggulangan kemiskinan, maka strategi penanggulangan kemiskinan di daerah wajib dijabarkan atau dilaksanakan setiap tahun melalui dokumen rencana kerja pemerintah daerah dan diintegrasikan menjadi dokumen Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD).

- 10 - Dokumen Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah menjadi pedoman dan acuan seluruh pemangku kepentingan yang merupakan bagian integral dari rencana pembangunan daerah. Oleh sebab itu, strategi, rencana aksi dan sasaran Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah tidak hanya menjadi rencana kerja dan program pemerintah, tetapi juga menjadi gerakan bersama semua pihak. Dengan demikian, tujuan dan sasaran Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah akan dapat terwujud sesuai dengan batas waktu yang telah direncanakan. 2. Ruang Lingkup Ruang lingkup dokumen Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah Kota Surakarta mencakup 4 (empat) hal, yaitu sebagai berikut: a. Diagnosis kemiskinan terkait kondisi kemiskinan dan suara/aspirasi penduduk miskin. b. Rencana aksi yang memuat strategi dan program/kegiatan, prioritas kebijakan serta langkah kebijakan termasuk sasaran target dan indikator kinerja. c. Pembagian peran yang jelas antarpelaku pembangunan, baik Pemerintah Kota Surakarta, DPRD Kota Surakarta, instansi vertikal, pelaku usaha, lembaga swadaya masyarakat, organisasi politik, organisasi masyarakat, perguruan tinggi, lembaga keuangan, organisasi profesi, dan pihak-pihak yang peduli lainnya. d. Tatacara pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan rencana aksi penanggulangan kemiskinan. E. Proses Penyusunan Proses penyusunan dokumen Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah Kota Surakarta ditempuh melalui 4 (empat) langkah, yaitu: (i) pengkajian permasalahan kemiskinan, (ii) pengkajian kebijakan yang terkait dengan usaha penanggulangan kemiskinan, (iii) pengkajian ulang kebijakan dan program untuk penanggulangan kemiskinan, serta (iv) pengembangan sistem monitoring dan evaluasi penanggulangan kemiskinan.

- 11 - Gambar 1.3 Alur Kerja TKPK di Kota Surakarta dalam Upaya Penanggulangan Tingkat Kemiskinan F. Sistematika Pengkajian Sistematika dokumen Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah Kota Surakarta, adalah sebagai berikut: BAB I : Memaparkan Pendahuluan, yang berisikan: (i) Latar Belakang, (ii) Maksud dan Tujuan, (iii) Dasar Hukum, (iv) Kedudukan dan Ruang Lingkup, (v) Proses Penyusunan, dan (vi) Sistematika Pengkajian. BAB II : Mengkaji Aspek dan Profil Kemiskinan di Kota Surakarta, yang mencakup bahasan mengenai Aspek Kemiskinan dan Profil Kemiskinan, yang dikelompokkan ke dalam 5 (lima) bidang, yaitu: (i) Bidang Pendidikan, (ii) Bidang Kesehatan, (iii) Bidang Prasarana Dasar, (iv) Bidang Ketenagakerjaan, dan (v) Bidang Ketahanan Pangan. BAB III : Membahas Kebijakan Penanggulangan Kemiskinan Tingkat Nasional dan Regional, dengan uraian mencakup: (i) Penanggulangan Kemiskinan berdasar Amanat UUD 1945, (ii) Penanggulangan Kemiskinan berdasar Tujuan Pembangunan Millenium (MDG s), (iii) Penanggulangan Kemiskinan berdasar dokumen RPJMN Tahun 2010-2014, (iv) Penanggulangan Kemiskinan berdasar Amanat Perpres No.15 Tahun 2010, serta (v) Penanggulangan Kemiskinan berdasar dokumen Strategi Penanggulangan Kemiskinan

- 12 - Daerah Provinsi Jawa Tengah. BAB IV : Mengkaji Rencana Aksi Penanggulangan Kemiskinan Kota Surakarta, yang mencakup bahasan mengenai: (i) Kebijakan Umum Penanggulangan Kemiskinan Kota Surakarta, dan (ii) Strategi Penanggulangan Kemiskinan Kota Surakarta, yang mencakup: Tahap Perencanaan, Tahap Pelaksanaan, dan Tahap Monitoring dan Evaluasi. BAB V : Memaparkan Penutup yang berisi: (i) Kaidah Pelaksanaan, dan (ii) Penutup.