APPENDICITIS (ICD X : K35.0)

dokumen-dokumen yang mirip
APPENDICITIS AKUT (ICD 10: K35.9)

BAB 1 PENDAHULUAN. priyanto,2008). Apendisitis merupakan peradangan akibat infeksi pada usus

BAB 1 PENDAHULUAN. bedah pada anak yang paling sering ditemukan. Kurang lebih

dirasakan adanya nyeri di daerah epigastrium, tetapi terdapat konstipasi sehingga penderita merasa memerlukan obat pencahar. Tindakan ini dianggap

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN

BAB I PENDAHULUAN. lokal di perut bagian kanan bawah (Anderson, 2002). Apendisitis

UKDW BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Apendisitis adalah suatu peradangan pada apendiks, suatu organ

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu tempat terjadinya inflamasi primer akut. 3. yang akhirnya dapat menyebabkan apendisitis. 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. walaupun pemeriksaan untuk apendisitis semakin canggih namun masih sering terjadi

APPENDISITIS. Appendisitis tersumbat atau terlipat oleh: a. Fekalis/ massa keras dari feses b. Tumor, hiperplasia folikel limfoid c.

Manual Keterampilan Pemeriksaan Apendisitis dan Hernia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan dokter, hal ini menyebabkan kesulitan mendiagnosis apendisitis anak sehingga 30

BAB I PENDAHULUAN. melalui struktur yang secara normal berisi (Ester, 2001).

BAB I PENDAHULUAN. Apendiks merupakan organ berbentuk tabung, panjangnya kira-kira 10 cm

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan adalah modal utama bagi manusia, kesehatan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang penelitian. Apendisitis akut adalah penyebab paling sering dari nyeri abdomen akut yang

BAB I PENDAHULUAN. Apendisitis paling sering terjadi pada usia remaja dan dewasa muda. Insidens

STUDI KASUS PADA PASIEN DENGAN DIAGNOSA MEDIS APENDIKSITIS DI RUANG FLAMBOYAN RSUD GAMBIRAN KOTA KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN. melalui suatu defek pada fasia dan muskuloaponeuretik dinding perut, secara

K35-K38 Diseases of Appendix

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan adalah modal utama bagi manusia, kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Apendisitis adalah peradangan pada apendiks vermiforis, biasanya

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. H DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN: POST APPENDIKTOMY DI RUANG MELATI I RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Apendisitis akut adalah peradangan/inflamasi dari apendiks vermiformis

BAB I PENDAHULUAN. kecil) atau appendiktomi. Appendiktomi adalah pembedahan untuk mengangkat

BAB II TINJAUAN TEORI

diafragma lembut melalui dinding abdomen yang lemah disekitar 4) Omfalokel : Protrusi visera intra abdominal kedasa korda umbilical

A. Pemeriksaan Fisik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 2006). Infeksi bakteri sebagai salah satu pencetus apendisitis dan berbagai hal

BAB 1 PENDAHULUAN. vermiformis. Apendiks vermiformis memiliki panjang yang bervariasi dari

MODUL KEPANITERAAN KLINIK BEDAH

BAB I PENDAHULUAN. Apendisitis akut adalah peradangan dari apendiks vermiformis, merupakan salah satu

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. Y DENGAN POST OPERASI APPENDIKTOMI HARI Ke-1 DI RUANG DAHLIA RSUD BANYUDONO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.K DENGAN POST OPERASI HERNIOTOMI DI RUANG ANGGREK RS PANDAN ARANG BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Apendisitis akut merupakan penyebab akut abdomen yang paling sering memerlukan

SAKIT PERUT PADA ANAK

BAB I PENDAHULUAN. Kista ovarium merupakan salah satu bentuk penyakit repoduksi yang banyak

BAB I PENDAHULUAN. akut di Indonesia (Sjamsuhidayat, 2010 dan Greenberg et al, 2008).

Modul 3. (No. ICOPIM: 5-530)

BAB I KONSEP DASAR. dapat dilewati (Sabiston, 1997: 228). Sedangkan pengertian hernia

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN TEORI. penyebab abdomen akut yang paling sering (Mansjoer, 1999).

1.2. Batasan Masalah Case ini membahas tentang etiologi, patogenesis, diagnosis, dan penatalaksanaan apendisitis.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Nn. P DENGAN POST OPERASI APPENDIKTOMI DI RUANNG CEMPAKA III RSUDPANDAN ARANG BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI

BAB 4 HASIL. Grafik 4.1. Frekuensi Pasien Berdasarkan Diagnosis. 20 Universitas Indonesia. Karakteristik pasien...,eylin, FK UI.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Apendisitis akut merupakan radang akut pada apendiks vermiformis, yang

CLINICAL PATHWAY APENDISITIS AKUT

ABSTRAK PREVALENSI APENDISITIS AKUT PADA ANAK DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2011

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. J POST APPENDIKTOMY DI BANGSAL MAWAR RSUD Dr SOEDIRAN MANGUN SUMARSO WONOGIRI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Apendisitis akut merupakan penyebab akut abdomen yang paling sering memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. abdomen darurat. Pria lebih banyak terkena daripada wanita, remaja lebih. berusia 10 sampai 30 tahun (Brunner & Suddarth, 2000).

Indikasi : No. Rekam : Medis Nama pasien : Tanggal Masuk : Jenis kelamin : Laki-laki Rujukan : Ya Tidak

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. A DENGAN POST APPENDIKTOMI HARI KE II DI RUANG CEMPAKA RSUD PANDANARAN BOYOLALI

1. Pengertian Plasenta previa merupakan plasenta yang letaknya abnormal yaitu pada segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruh

BAB I KONSEP DASAR. saluran usus (Price, 1997 : 502). Obserfasi usus aiau illeus adalah obstruksi

LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI DI RS ROEMANI RUANG AYUB 3 : ANDHIKA ARIYANTO :G3A014095

BAB II KONSEP DASAR. pada sekum tepat dibawah katup ileocecal (Smeltzer, 2001). Apendisitis

Kanker Payudara. Breast Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

HERNIA INGUINOSKROTAL DAN HIDROKEL SKROTALIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Appendisitis adalah peradangan dari apendiks vermiformis, dan merupakan

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1. Diajukan Oleh : AHMAD AFIF J

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang banyak dialami oleh manusia. Meskipun bukan merupakan

PANDUAN PELAYANAN KLINIS PUSKESMAS PEKAUMAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Penyakit Radang Panggul. Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi

Modul 5. (No. ICOPIM: 5-530)

BAB II KONSEP DASAR. rentan terhadap infeksi (Smeltzer & Bare, 2002)

BAB II LANDASAN TEORI. Penyakit usus buntu adalah saluran usus yang terjadinya pembusukan dan

e) Faal hati f) Faal ginjal g) Biopsi endometrium/

BAB II KONSEP DASAR. pada sekum tepat dibawah katub ileocekal (Smeltzer & Bare, 2002)

riwayat personal-sosial

Tumor IntraAbdomen. Kelompok IV

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Kekurangan volume cairan b.d kehilangan gaster berlebihan, diare dan penurunan masukan

DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN : PRE DAN POST HERNIORAPHY LATERALIS (DEKSTRA) DI RUANG FLAMBOYAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PANDANARANG BOYOLALI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

SCLINICAL PATHWAY SMF THT RSU DAERAH Dr. PIRNGADI KOTA MEDAN

ABORTUS INKOMPLIT. No. Dokumen : No. Revisi : - Tanggal Terbit : Halaman : 1/ Sutarjo, SKM, M.MKes NIP

GAMBARAN KARAKTERISTIK PASIEN PASCA BEDAH APPENDICTOMY DI PERAWATAN BEDAH RSUD KABUPATEN KOTABARU ABSTRAK

Sectio Caesarea PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)

BAB I PENDAHULUAN. bagian kanan bawah (Anderson, 2002).Komplikasi utama pada apendisitis adalah

AHMAD SAHRANI ISSA INA JARINI MUHAMMAD WILDANI SRIWATI

Bahan Ajar DR.dr. Warsinggih, Sp.B-KBD APPENDISITIS AKUT BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Epidemiologi ISK pada anak bervariasi tergantung usia, jenis kelamin, dan

Kanker Usus Besar. Bowel Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

LAPORAN PENDAHULUAN (Hernia Irreponibilis) Oleh:M. Syaiful Islam, S. Kep.

BAB I PENDAHULUAN. sampai 6 gram. Ovarium terletak dalam kavum peritonei. Kedua ovarium melekat

LAPORAN PENDAHULUAN APENDISITIS

BAB I KONSEP DASAR. sepanjang saluran usus (Price, 1997 : 502). Obstruksi usus atau illeus adalah obstruksi saluran cerna tinggi artinya

REPAIR PERFORASI SEDERHANA (No. ICOPIM: 5-467)

Transkripsi:

RUMAH SAKIT RISA SENTRA MEDIKA MATARAM PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK) SMF ILMU BEDAH TAHUN 2017 APPENDICITIS (ICD X : K35.0) 1. Pengertian (Definisi) 2. Anamnesis 3. Pemeriksaan Fisik 4. Kriteria Diagnosis Apendisitis adalah peradangan dari apendiks vermiformis. Jenis yang akut merupakan penyebab yang umum dari abdomen akut.penyebab utamanya adalah obstruksi/ penyumbatan yang dapat disebabkan oleh hiperplasia dari folikel limfoid, yang merupakanpenyebab terbanyak. Adanya fekolit dalam lumen apendiks. Adanya benda asing seperti cacing. Struktur karena fibrosisakibat peradangan sebelumnyamisalnya keganasan (karsinoma,karsinoid). 1. Kesadaran 2. Tanda-tanda vital (TD,N,Sh,RR) 3. Nyeri tekan Mc Burney 4. Anoreksia 5. Mual 6. Muntah 7. Demam 8. Konstipasi 9. Diare 1. Nyeri tekan McBurney 2. Rovsing sign 3. Spoas sign 4. Blumberg sign 5. Obturator sign 6. Rectal toucher 1. Memenuhi kriteria diagnosis 2. Memenuhi kriteria pemeriksaan fisik 5. Diagnosis 6. Diagnosis Banding 7. Pemeriksaan Penunjang Apendicitis Akut 1. Simple acute gastroenteritis 2. Adenitis kelenjar mesentrium dan invaginasi 3. Urolitiasis dextra 4. UTI dextra 5. Atnekcitis 6. Kista ovarium 7. KET 8. Kolestisis akut 9. Perporasi ulkus duodeni 1. Pemeriksaan laboratorium a. Darah lengkap b. Masa perdarahan & pembekuan c. HBSag d. Urin lengkap e. Tes kehamilan (pada wanita usia produktif tanpa melihat status perkawinan) 1

2. Pemeriksaan Radiologi a. Rongen thorax b. Apendicogram c. Foto polos abdomen 8. Terapi 9. Edukasi 3. Pemeriksaan EKG 1. Tindakan operatif 2. Operasi dengan bius spinal atau bius umum 3. Open Apendiktomi 1. Penjelasan diagnosa, diagnosa banding dan pemeriksaan penunjang 2. Penjelasan rencana tindakan, lama tindakan, resiko dan komplikasi 3. Penjelasan Alternatif Tindakan 4. Penjelasan perkiraan lama dirawat 10. Prognosis Dubia ad bonam 11. Tingkat Evidensi II : Berdasarkan PPK Fakultas III : Berdasarkan Keilmuan Dokter IV : Kesepakatan di RS B : Direkomendasi dari Fakultas 12. Tingkat Rekomendasi C : Direkomendasi oleh Dokter D : Direkomendasi oleh RS 13. Penelaah Kritis 14. Indikator Medis 15. Kepustakaan a. SMF Ilmu Bedah RS Risa Sentra Medika b. Tim Mutu / Tim C.P 1. Tidak terjadi infeksi luka operasi (ILO) 2. Keluhan berkurang 3. Kesesuian dengan hasil PA 1. Kapita Selekta kedokteran edisi kedua, Media Aesculapius fakultas kedokteran UI 1989. 2. Buku ajar Ilmu Bedah, Sjamsu Hidayat 2

RUMAH SAKIT RISA SENTRA MEDIKA MATARAM PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK) SMF ILMU BEDAH TAHUN 2017 1. Pengertian (Definisi) 2. Anamnesis 3. Pemeriksaan Fisik APPENDICITIS INFILTRAT (ICD X : K35.3) Apendicitis infiltrate adalah proses radang apendiks yang penyebarannya dapat dibatasi oleh omentum usus- usus dan peritoneum disekitarnya sehingga membentuk massa ( appendiceal mass). Umumnya massa apendiks terbentuk pada hari ke -4 sejak peradangan mulai apabila tidak terjadi peritonitis umum. 1. Kesadaran 2. Tanda-tanda vital (TD,N,Sh,RR) 3. Nyeri di daerah umbilicus atau periumbilikus 2. Anoreksia 3. malaise 4. Muntah 5. Mual 6. Demam 7. Konstipasi 8. Diare 9. Nyeri abdomen kanan bawah 1. Nyeri tekan McBurney 2. Rovsing sign 3. Spoas sign 4. Blumberg sign 5. Obturator sign 6. Rectal toucher 4. Kriteria Diagnosis 1. Memenuhi kriteria diagnosis 2. Memenuhi kriteria pemeriksaan fisik 5. Diagnosis Appendicitis Infiltrat 6. Diagnosis Banding 7. Pemeriksaan Penunjang 1. Simple acute gastroenteritis 2. Adenitis kelenjar mesentrium dan invaginasi 3. Urolitiasis dextra 4. UTI dextra 5. Atnekcitis 6. Kista ovarium 7. KET 8. Kolestisis akut 9. Perporasi ulkus duodeni 1. Pemeriksaan laboratorium Darah lengkap Masa perdarahan & pembekuan HBSAg Urin lengkap Tes kehamilan ( pada wanita usia produktif tanpa 3

melihat status perkawinan 2. Pemeriksaan Radiologi Rontgen thorax Apendicogram Foto polos abdomen USG Abdomen CT Scan abdomen (apendiceal) 3. Pemeriksaan EKG 8. Terapi 9. Edukasi 1. Tindakan operatif 2. Operasi dengan bius spinal atau bius umum 3. Open Apendiktomi 1. Penjelasan diagnosa, diagnosa banding dan pemeriksaan penunjang 2. Penjelasan rencana tindakan, lama tindakan, resiko dan komplikasi 3. Penjelasan Alternatif Tindakan 4. Penjelasan perkiraan lama dirawat 10. Prognosis Dubia ad bonam 11. Tingkat Evidensi II : Berdasarkan PPK Fakultas III : Berdasarkan Keilmuan Dokter IV : Kesepakatan di RS 12. Tingkat Rekomendasi 13. Penelaah Kritis 14. Indikator Medis 15. Kepustakaan B : Direkomendasi dari Fakultas C : Direkomendasi oleh Dokter D : Direkomendasi oleh RS a. SMF Ilmu Bedah RS Risa Sentra Medika b. Tim Mutu / Tim C.P 1. Tidak terjadi infeksi luka operasi (ILO) 2. Keluhan berkurang 3. Kesesuian dengan hasil PA 1. Kapita Selekta kedokteran edisi kedua, Media Aesculapius fakultas kedokteran UI 1989. 2. Buku ajar Ilmu Bedah,, Sjamsu Hidayat 4

RUMAH SAKIT RISA SENTRA MEDIKA MATARAM PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK) SMF ILMU BEDAH TAHUN 2017 1. Pengertian (Definisi) 2. Anamnesis 3. Pemeriksaan Fisik 4. Kriteria Diagnosis HERNIA INGUINALIS (ICD X : K40.0) Penonjolan sebagian dari organ maupun jaringan melewati pembukaan abnormal pada dinding sekitarnya.hernia paling sering terjadi pada dinding abdomen, tepatnya pada daerah yang aponeurosis dan fasianya tidak dilindungi oleh otot. Bagian tersebut terutama pada region inguinal, femoral umbilical linea alba, dan bagian bawah linea semilunaris 1. Adanya benjolan diselangkangan / kemaluan. 2. Nyeri pada benjolan 3. Mual 4. Muntah 1. Terdengar bising usus pada benjolan dengan menutup mulut dalam keadaan berdiri (tampak benjolan pada hernia) 2. Periksa cincin hernia dengan mengikuti fasikulus spermatikus sampai ke anulus inguinalis interna ( pada keadaan normal jari tidak akan dapat masuk) 3. Adanya penekanan massa pada ujung jari saat Penderita disuruh mengejan sedang bila menekan sisi jari maka diagnosanya adalah hernia inguinalis medialis. 3. Memenuhi kriteria diagnosis 4. Memenuhi kriteria pemeriksaan fisik 5. Diagnosis Hernia Inguinalis 6. Diagnosis Banding 7. Pemeriksaan Penunjang 8. Terapi 9. Edukasi 1. Hidrokel 2. Limfadenopati inguinal 3. Lipoma 1. Pemeriksaan laboratorium a. Darah lengkap b. Masa perdarahan & pembekuan c. HBSAg d. Urin lengkap 2. Pemeriksaan Radiologi a. Rontgen thorax b. EKG 1. Tindakan bedah elektif 2. Operasi dengan bius spinal atau bius umum 3. Open Herniotomi dengan mesh 1. Penjelasan diagnosa, diagnosa banding dan pemeriksaan penunjang 5

2. Penjelasan rencana tindakan, lama tindakan, resiko dan komplikasi 3. Penjelasan Alternatif Tindakan 4. Penjelasan perkiraan lama dirawat 10. Prognosis 1. Dubia ad bonam 11. Tingkat Evidensi II : Berdasarkan PPK Fakultas III : Berdasarkan Keilmuan Dokter IV : Kesepakatan di RS 12. Tingkat Rekomendasi B : Direkomendasi dari Fakultas C : Direkomendasi oleh Dokter D : Direkomendasi oleh RS 13. Penelaah Kritis 14. Indikator Medis 15. Kepustakaan c. SMF Ilmu Bedah RS Risa Sentra Medika d. Tim Mutu / Tim C.P Tidak terjadi infeksi luka operasi (ILO) Keluhan berkurang Kesesuian dengan hasil PA 1. Kapita Selekta kedokteran edisi kedua, Media Aesculapius fakultas kedokteran UI 1989. 2. Buku ajar Ilmu Bedah, Sjamsu Hidayat 6