BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rencana Strategis Kementerian Kesehatan periode 2015 2019 adalah Program Indonesia Sehat dengan sasaran meningkatkan derajat kesehatan dan status gizi masyarakat melalui melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang didukung dengan perlindungan finansial dan pemerataan pelayanan kesehatan (Kementerian-Kesehatan, 2015). Dengan demikian gizi merupakan salah satu yang menjadi perhatian dari pemerintah pusat. Permasalahan gizi pada masa balita akan berdampak terhadap kehidupan balita tersebut dimasa yang akan datang, sehingga hal ini akan mempengaruhi kualitas generasi muda yang akan datang. Apabila masalah ini tidak diatasi, maka dalam waktu jangka menengah dan panjang akan terjadi kehilangan generasi (generation lost). Masalah gizi sebenarnya dapat terjadi pada seluruh kelompok usia, bahkan masalah gizi pada suatu kelompok usia tertentu akan mempengaruhi status gizi pada siklus kehidupan berikutnya (intergenerational impact) (Aritonang, 2012). Permasalahan gizi yang muncul perlu diselesaikan dengan intervensi pemerintah dalam bentuk program kegiatan, pelaksanaan program kegiatan diperlukan pembiayaan. Pembiayaan kesehatan merupakan salah satu komponen penting dalam sistim kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan. Pembiayaan kesehatan adalah tatanan yang menghimpun berbagai upaya penggalian, pengalokasian, dan pembelanjaan sumber daya keuangan secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya (Adisasmato, 2014). Menurut Bappenas (2009), bahwa capaian program/kinerja dapat diwujudkan dengan dana yang memadai melalui pagu belanja per program kegiatan yang telah ditetapkan Di era otonomi daerah kesehatan menjadi tanggung jawab pemerintah provinsi, kabupaten dan kota. Menurut Adisasmato (2014) pembiayaan kesehatan pada era desentralisasi tergantung pada daerah, oleh sebab itu kemampuan 1
2 kepala dinas dan jajarannya dapat menetapkan prioritas program dan kemampuan advokasi kepada pemerintah daerah dan legislatif, dalam upaya mendapatkan political commitmen dari Pemerintah Daerah (Eksekutif) dan DPRD (Legislatif) untuk mendapatkan alokasi dana yang sesuai dengan kebutuhan. Minimnya anggaran yang diperuntukkan bagi sektor kesehatan, dapat dipandang sebagai rendahnya apresiasi kita akan pentingnya bidang ini sebagai elemen penyangga, yang bila terabaikan akan menimbulkan rangkaian problem baru yang justru akan menyerap keuangan lebih besar lagi (Bastian, 2015). Ketersediaan sumber daya manusia kesehatan, kapasitas lokal untuk memanfaatkan dana, keterlibatan donor di sektor kesehatan, dan komitmen untuk mempromosikan keadilan memiliki pengaruh yang besar terhadap keputusan pengalokasian sumber daya (Asante & Zwi, 2009). Keterbatasan sumber daya merupakan suatu permasalahan yang sering dihadapi oleh institusi kesehatan dalam memberikan pelayanan. Oleh karena itu dalam mengalokasikan sumber daya sangat diperlukan penetapan prioritas. Kebutuhan sektor kesehatan selalu melebihi sumberdaya yang tersedia, sehingga penetapan prioritas adalah elemen kunci dalam alokasi sumber daya kesehatan (Hipgrave, et al., 2014) Kabupaten Kepulauan Anambas merupakan kabupaten ke-7 dari 7 (tujuh) Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Kepulauan Riau. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Kepulauan Anambas menetapkan prevalensi gizi kurang sebesar 10%. Dalam upaya pencapaian target tersebut Dinas Kesehatan sudah mengalokasikan dana untuk program kegiatan gizi, untuk lebih jelasnya alokasi dana untuk program kegiatan gizi dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Anggaran Program Gizi di Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2012 2014 Tahun Anggaran Anggaran Dinas Kesehatan Anggaran Program Gizi % Program gizi terhadap anggaran Dinas Kesehatan 2012 108.119.494.491 242.130.875 0,2 2013 106.807.083.526 1.255.125.000 1,1 2014 100.313.809.848 394.818.000 0,3 Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Anambas
3 Alokasi dana yang sudah dianggarkan diharapkan dapat mencapai target target yang telah ditetapkan. Target-target yang ditetapkan akan menjadi indikator kinerja untuk program gizi, pencapaian indikator kinerja program gizi dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 2. Pencapaian Indikator Kinerja Program Gizi di Kab Kepulauan Anambas Tahun 2012-2014 No Indikator Target Tahun (%) 2012 (%) 2013 (%) 2014 (%) 1 Partisipasi Masyarakat 80 51,40 59,04 47 datang ke posyandu 2 Cakupan Vitamin A 90 65,85 90,93 78,14 3 Gizi Kurang 10 5,1 11,19 10,91 4 Ibu Hamil KEK 5 9 9 16 Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Anambas Dilihat dari tabel 2 bahwa beberapa indikator terjadi penurunan, dengan kondisi tersebut diatas bahwa besaran dana yang dialokasikan tidak merubah pencapaian target kinerja kearah yang lebih baik. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah: Bagaimana pembiayaan program gizi di Kabupaten Kepulauan Anambas terhadap pencapaian target program gizi? 1. Tujuan Umum C. Tujuan Penelitian Menganalisis pembiayaan program gizi di Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Anambas. 2. Tujuan khusus a. Mendeskripsikan cakupan program gizi b. Menganalisis mekanisme perencanaan program kegiatan gizi. c. Menganalisis komitmen Dinas Kesehatan dalam pelaksanaan program kegiatan gizi. d. Menganalisis ketersediaan anggaran program gizi.
4 e. Menganalisis imlplementasi pemanfaatan dana program gizi. D. Manfaat Penelitian 1. Dinas Kesehatan Sebagai bahan kajian dalam merancang kebijakan dan pembiayaan program gizi. 2. Manfaat ilmiah Dapat digunakan sebagai sumber informasi bagi peneliti berikutnya dalam mengembangkan penelitian mengenai pembiayaan program gizi 3. Bagi peneliti Menambah pengetahuan dan pengalaman dalam melaksanakan analisa kebijakan pembiayaan kesehatan program gizi E. Keaslian Penelitian Keaslian penelitian terhadap Analisis Pembiayaan Program Gizi di Kabupaten Kepulauan Anambas, sepengetahuan peneliti belum pernah dilakukan. Penelitian hampir serupa yang pernah dilaksanakan dan ada hubungannya dengan pembiayaan kesehatan :
5 Tabel 3. Persamaan dan perbedaan dengan penelitian sebelumnya Peneliti Judul Persamaan Perbedaan Yandriani (2007) Analisis pembiayaan Menganalisis Metode kesehatan bersumber pembiayaan penelitian, pemerintah kesehatan di suatu fokus berdasarkan kabupaten penelitian pendekatan district health account di Kota Pariaman Fairyo (2009) Pembiayaan gizi Menganalisis Metode bersumber dana pembiayaan penelitian pemerintah provinsi kesehatan untuk deskriptif Papua tahun anggaran program gizi dengan 2002-2007 di Dinas pengumpulan Kesehatan Provinsi data secara Papua dan Kabupaten Biak Numfor kuantitatif sedangkan penelitian ini dengan metode kualitatif
6 dengan rancangan studi kasus Refra (2012) Pembiayaan kesehatan Metode penelitian, Fokus operasional program ketersediaan penelitian, malaria di Dinas pembiayaan untuk unit analisis Kesehatan Kabupaten suatu program Kepulauan Aru