Peningkatan Minat Dan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPA Dengan Penggunaan Media Model Di Kelas IV SDN 15 Batang Gasan Osria 1,Wince Hendri 2, Zulfa Amira 1 1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Pendidkan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta Abstract This study aimed to describe the outcomes Increased Interest in learning science and fourth grade students with a model of media use in Batang Gasan Elementary School 15. Type of research is a class act. The research instrument used Research activities are teacher observation sheet, observation sheets and sheets test student interest student learning outcomes. Based on the research that has been done, ask students interest in 79.16 increased to 95.83. mengagapi question 79.16 of teachers increased to 100, would make the task of 58.33 increased to 95.83. Increased learning outcomes from the first cycle with an average 62.50 to 75 on the second cycle. From the results of this study concluded that learning science by using the Variable Media can increase interest and learning outcomes of the fourth grade students of SD Negeri 15 Batang Gasan. Based on the results of this study researchers suggest that teachers can implement learning strategies using various media in learning science. Keywords : Interests, Learning Outcomes, varied media, IPA. I. PENDAHULUAN Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA ) atau sains berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Dengan pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan 1
diarahkan untuk inkuiri dan berbuat, sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman lebih mendalam tentang alam sekitar. Menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SD/MI, IPA diperlukan dalam kehidupan seharihari untuk memenuhi kebutuhan manusia melalui pemecahan masalahmasalah yang dapat diidentifikasikan. Penerapan IPA perlu dilakukan secara bijaksana agar tidak berdampak buruk terhadap lingkungan. Ditingkat SD/MI diharapkan ada penekanan pembelajaran Salingremas (Sains, Lingkungan, Teknologi dan Masyarakat) yang diarahkan pada pengalaman belajar untuk untuk merancang dan membuat suatu karya melalui penerapan konsep IPA dan kompetensi bekerja ilmiah secara bijaksana. Pada kenyataannya, peneliti sekaligus sebagai guru di SD Negeri 15 Batang Gasan Kecamatan Batang Gasan, menemukan adanya masalah. Dalam proses pembelajaran, terutama mata pelajaran lpa siswa kurang berminat dan kurang memahami konsep yang telah diberikan guru dan hasil belajar siswa tergolong rendah. Siswa tidak mau terlibat dalam proses pembelajaran secara serius. Berdasarkan fenomena di atas, peneliti sebagai guru di SD Negeri 15 Batang Gasan menyimpulkan bahwa kurangnya minat belajar siswa disebabkan beberapa hal, diantaranya : (l) kurangnya kesadaran siswa akan arti proses pembelajaran, (2) siswa seakan tidak peduli dengan nilai bagus dengan kemampuan yang mereka miliki, (3) kurang bervariasi guru menggunakan metode pembelajaran, sehingga timbul kebosanan bagi siswa untuk terlibat aktif baik berasal dari diri sendiri maupun pengaruh lingkungan(di luar diri) siswa. Untuk menyelesaikan masalahmasalah tersebut di atas, yaitu tentang bagaimana meningkatkan minat dan hasil belaiar siswa, maka panulis merefleksi diri dan berupaya mencari strategi pembelajaran yang dapat meningkatkan minat dan hasil belajar siswa. Salah satu upaya untuk meningkatkan minat dan hasil belajar siswa dapat dilakukan dengan menerapkan strategi dengan menerapkan model pembelajaran dengan penggunaan Media Model. Dengan adanya media saat proses 2
pembelajaran akan membawa siswa kepada berfikir secara terbuka, menghilangkan rasa jenuh, dan rnenumbuhkan minat belajar, sehingga siswa bisa memahami materi yang diberikan guru. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah : 1. Meningkatkan minat siswa dalam pembelajaran IPA melalui penggunaan media model di kelas IV SD Negeri l5 Batang Gasan 2. Meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA Melalui penggunaan rnedia model di kelas IV SD Negeri 15 Batang Gasan. Secara umum istilah Sains memiliki arti sebagai ilmu pengetahuan, oleh karena itu sains didefinisikan sebagai kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis, sehingga secara umum istilah sains mencakup Ilmu Pengetahuan Sosial dan Ilmu Pengetahuan Alam. Ilmu Pengetahunn Alam (PA) atau sains berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Dengan pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkan di dalam kehidupan sehari -hari. IPA merupakan sebagai pengetahuan yang sistematis dan tersusun secara teratur berlaku umum dan berupa kumpulan data hasil observasi dan eksperimen. IPA merupakan salah satu mata pelajaran pokok yang diajarkan di sekolah dasar. IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga untuk memperolehnya. Secara etimologi, Media berasal dari bahasa Latin yaitu Medium yang berarti perantara atau pengatar pesan. Dalam bahasa Arab, media adalah perantara atau pengantar atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima. Media merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari proses belajar mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan pada umumnya dan tujuan pembelajaran di sekolah pada khususnya. Media merupakan alat 3
bantu pengajar bagi guru, alat bantu ini dapat berupa alat bantu visual, misalnya gambar, model, objek dan lainnya yang dapat memberikan pengalaman konkret motivasi belajar serta mempertinggi daya serap siswa. Nana (2005:2) menegaskan, ada beberapa jenis media yang biasa digunakan dalam proses pembelajaran yaitu : (1) media grafis seperti gambar, foto, grafis, bagan/diagram, poster, komik, (2) media tiga dimensi dalam bentuk model seperti model padat, model penampang, model dusun, model kerja, (3) media proyeksi seperti slide, film, strips, OHP, (4) penggunaan lingkungan sebagai media pengajaran. Secara terminology, Model dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997:.662) model adalah pola (contoh, acuan, ragam) dari sesuatu yang akar dibuat atau dihasilkan atau barang tiruan yang kecil dengan bentuk (rupa) persis seperti yang ditiru. Fitri (2011), menyatakan bahwa media model adalah tiruan yang dibuat dalam wujud tiga dimensi yang merupakan representasi atau pengganti dari benda yang asli pada saat proses pembelajaran, media harus dibawa ke dalam kelas untuk menjelaskan hal-hal yang tidak mungkin diperoleh dari benda yang sesungguhnya, model suatu benda dapat dibuat dengan ukuran yang lebih besar atau lebih. Fitri (2011), menyebutkan kelebihan media model yaitu : (1). Dapat dibuat dari bahan yang murah dan mudah didapat, (2) dapat dipakai berulang, (3) dapat melukiskan bentuk dan keadaan yang sebenarnya, (4) besarnya dapat ditentukan dari yang sebenarnya, (5) dapat digunakan untuk mendemonstarsikan cara kerja suatu alat, (6) dapat digunakan untuk memperlihatkan bagian dalam suatu yang dalam keadaan yang sebenarnya tidak bisa dilihat. Nana (2005:330) dalam Fitri (2011), menyatakan bahwa kelemahan media model adalah: (1) pada umumnya hanya baik untuk kelompok kecil, (2) untuk beberapa jenis model, ada yang sukar dibuat dan harganya mahal. Jadi penggunaan media model pada umumnya hanya dapat digunakan untuk kelompok kecil agar pelaksanaannya dapat berjalan dengan baik dan hasilnya pun sesuai tujuan. Beberapa jenis model sukar dibuat dan mahal. 4
Hasil belajar merupakan tolak ukur yang digunakan untuk menentukan tingkat keberhasilan siswa dalam memahami konsep waktu belajar. Apabila telah terjadi perubahan tingkah laku pada diri seseorang, maka seseorang dapat dikatakan telah berhasil dalam belajar, sebagaimana dikemukakan oleh Hamalik (2008:2) yaitu hasil belajar adalah tingkah laku yang timbul, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, timbulnya pertanyaan baru, perubahan dalam tahap kebiasaan keterampilan, kesanggupan menghargai, perkembangan sifat sosial, emosional, dan pertumbuhan jasmani". Dari pendapat Hamalik, terlihat gambaran bahwa belajar melibatkan tiga hal pokok yaitu : 1. Belajar mengakibatkan adanya perubahan tingkah laku 2. Perubahan. yang terjadi karena belajar bersifat relatif dan permanen 3. Perubahan tersebut disebabkan oleh hasil latihan atau pengalaman, bukan oleh proses pertumbuhan atau perubahan kondisi fisik II. METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) atau Action Research. yang dilakukan oleh guru dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan utama memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat (Wardani, 2004/14). Langkah-langkah dalam PTK merupakan suatu daur atau siklus yang terdiri dari: (l) Merencanakan perencanaan, (2) Melaksanakan Tindakan/Pelaksanaa (3) Mengamati/Pengamatan, (4) Refleksi. Penelitian dilaksanakan di kelas IV SD Negeri 15 Batang Gasan Kabupaten Padang Pariaman. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 15 Batang Gasan, dengan jumlah siswa 12 orang, yang terdiri dari 6 siswa laki-laki dan 6 orang siswa perempuan yang terdaftar tahun pelajaran 2013/2014. Penelitian dilaksanakan pada Semester 1 dengan mata pelajaran IPA tahun 2013/2014 di SD Negeri 15 Batang Gasan, pada bulan Oktober dan dalam bulan November 2013/2014. Data ini merupakan hasil pengamatan langsung dari peneliti yang sekaligus merupakan guru kelas di SD Negeri 15 Batang Gasan, yang 5
diteliti dalam pernbelajaran IPA. Sumber data penelitian adalah proses kegiatan pembelajaran pada mata pelajaran IPA dengan menggunakan media model yang meliputi perencanaan pembelajaran, kegiatan evaluasi, observer dan siswa seaktu berlangsung proses belajar mengajar. Data diperoleh dari peneliti sendiri sebagai guru kelas IV dengan jumlah siswa 12 orang. Hasil belajar dikatakan berhasil bila ketuntasan siswa secara klasikal jika 75 dari pengikut tes telah menguasai materi yang diajarkan. Siswa dikatakan tuntas belajar jika siswa tersebut telah menguasai 65 dari materi yang diuji. KKM sekolah pada mata pelajaran IPA adalah 65. Teknis analisis data adalah merupakan kegiatan setelah data dari seluruh sumber data terkumpulkan. Pada dasarnya ada dua kelompok data yang dianalisis dalam penelitian ini. Kedua data tersebut adalah : pertama data hasil observasi/pengamatan pelaksanaan pembelajaran dari guru, dan kedua data hasil belajar atau perolehan informasi dan pemahaman IPA peserta didik dari hasil tes setiap akhir perternuan atau setiap akhir siklus. III.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Siklus I Untuk pengamatan terhadap hasil belajar siswa mencapai rata-rata 62,50. Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3. Sementara itu pengamatan terhadap guru mendapatkan skor 73,33. Berarti guru mendapatkan nilai dengan criteria baik. Untuk lebih jelasnya rekapitulasi pengamatan guru dapat dilihat pada Tabel.4. Tabel 2. Rekapitulasi Pengamatan Minat Siswa Kelas IV SDN 15 Batang Gasan Siklus I Dalam Bertanya, Menanggapi dan Membuat Tugas Minat () Pertem 1 2 3 uan 1 66,66 75 50 2 91,66 83,33 66,66-79,61 79,16 58,33 Jadi, dapat disimpulkan bahwa minat siswa mengikuti pembelajaran pada siklus I berada pada kategori Baik. Untuk lebih rincinya dapat dilihat pada Lampiran VI, hal 83) 6
Tabel 3. Rekapitulasi -rata dan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD Negeri 15 Batang Gasan Siklus I No Uraian Nilai 1 Jumlah siswa yang 12 mengikuti Tes 2 Jumlah siswa yang 8 Tuntas belajar 3 Jumlah siswa yang 4 Belum Tuntas 4 Persentase Ketuntasan 66,66 belajar siswa 5 Target 70 6 -rata hasil Tes 62,50 7 KKM 65 Segala kekurangan yang tampak, menjadi bahan refleksi atau perenungan untuk diperbaiki dan ditingkatkan pada siklus II. Tabel 4: Rekapitulasi Hasil Pengamatan Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I dari Aspek Guru Perte muan Jumlah Skor Hasil Pengamatan Perse ntase Kriteria I 10 66,66 Baik II 11 73,33 Baik - 69,99 Baik Siklus II Pada pertemuan ini, guru mendapatkan persentase sebanyak 93,33, berarti guru mendapatkan criteria penilaian sangat baik. Adapun rekapitulasi pengamatan terhadap guru dapat dilihat pada table 8. Tabel 6. Rekapitulasi Pengamatan Minat Siswa Pada Kelas IV SDN 15 Batang Gasan Siklus II Dalam Bertanya,Menanggapi Dan Membuat Tugas Pertemua Minat () n 1 2 3 1 91,66 100 91,66 2 100 100 100-95,83 100 95,83 Daftar nilai hasil rekapitulasi siswa pada siklus II : Tabel 7. Rekapitulasi Nilai Hasil Belajar Siswa pada Siklus II No Uraian Nilai 1 Jumlah siswa 12 yang mengikuti Tes 2 Jumlah siswa 12 yang tuntas belajar 3 Jumlah siswa yang belum tuntas 4 Presentase 100 ketuntasan belajar siswa 5 Target 70 6-75 7 KKM 65 Tabel 8. Rekapitulasi Hasil Pengamatan Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II dari Aspek Guru 7
Pengamatan Perte muan Jumlah Perse Kriteria Skor ntase 1 12 Sangat 80 Baik 2 14 93,33 Sangat Baik - Sangat 86,66 Baik Pada siklus II, setelah berhasil diberikan motivasi, bimbingan serta penghargaan kepada siswa agar seluruh siswa aktif dalam belajar, maka mengalami peningkatan yaitu siswa bertanya terhadap materi ratarata 95,83, mau menanggapi pertanyaan guru 100, mau membuat tugas yang diberikan 95,83 dan berada pada kategori sangat baik (SB) terlihat pada tabel 9. Tabel 9. Perbandingan Minat Siswa Pada Siklus I dan II - Siklus 1 2 3 dengan ketuntasan belajar siswa 100. Terlihat pada tabel 10. Tabel 10. Perbandingan Hasil Belajar Siswa Siklus I dan II. Siklus - Ketuntasan I 62,50 66,66 II 75 100 Kegiatan guru dalam mengelola pembelajaran juga mengalami peningkatan. Dimana pada siklus I rata-rata 69,99 masih berada pada kategori Baik (B) dan pada siklus II rata-rata 86,66 sudah berada pada kategori Sangat Baik (SB). Dari siklus I ke siklus II, terjadi peningkatan sebanyak 16,67. Terlihat pada tabel 11. Tabel 11. Perbandingan Pelaksanaan Proses Pembelajaran (Pengamatan Dari Aspek Guru) Siklus I dan II. Siklus I Siklus II I 79,16 79,16 58,33 Kategori Kategori II 95,83 100 95,83 rata rata Pada siklus I hasil belajar siswa masih tergolong rendah Dimana siswa yang tuntas belajar baru 66,66 dan rata-rata hasil belajar siswa 62,50. Sedangkan pada siklus II mengalami peningkatan dengan rata-rata 75, 69,99 Baik (B) 86,66 Sangat baik (SB) 8
IV. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dalam Bab IV, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Pembelajaran dengan menggunakan media model dapat meningkatkan minat belajar siswa dalam pembelajaran IPA di Kelas IV SD Negeri 15 Batang Gasan. Hal ini terlihat dengan peningkatan persentase minat belajar dari siklus I ke siklus II 2. Pembelajaran dengan Saran menggunakan media model dapat meningkatkan hasil belajar siswa di Kelas IV SD Negeri 15 Batang Gasan. Hal ini terlihat dari peningkatan jumlah siswa yang tuntas dan peningkatan rata-rata nilai tes Sehubungan dengan hasil penelitian yang telah diperoleh, maka penulis dalam kesempatan ini memberikan saran sebagai berikut : 1. Dalam pembelajaran, hendaknya guru dapat menggunakan media model agar minat dan hasil belajar siswa sesuai dengan yang diharapkan 2. Guru Sekolah Dasar hendaknya dapat meningkatkan semangat belajar siswa dengan menggunakan media yang bervariasi dalam pembelajaran 3. Kepala Sekolah kiranya dapat memberikan perhatian terhadap penyediaan media dan alat pembelajaran di sekolah, agar siswa tetap bersemangat dalam menerima pelajaran yang diberikan oleh guru. V. DAFTAR PUSTAKA Almustaghrah, llham,, 2012. dalam http :// Almustaghrah.blogspot.com) Diakses tanggal 13 maret 20134 Arikuntu Suharsimi, 2012, Penelitian Tindakan Kelas, Bumi Aksara Arsito, 2003, Media Pengajaran, Jakarta : Depdiknas, Dirjen. PDM, Direktorat Tenaga Pendidikan Asma,nur.2010,bahan ajar Proses Belajar Mengajar di SD.Padang:UNP. Kementerian Pendidikan Nasional Bahan Ajar 2009, Proses Belajar Mengajar di SD, Panitia Sertifikasi Guru, UNP. Kementerian Pendidikan Nasional 9
Depdikbud, 1998, Materi Latihan Kerja Guru PPKN SD, Jakarta : Dirjen Pendidikan 1 Dasar dan Menengah Depdiknas, 2006, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SD/MI Fitri,nurul,2011, Peningkatan Hasil Belajar IPA melalui Penggunaan Media Model di Kelas IV SD Negeri 03 Sungai Beremas Pasaman Barat Gagne, l998, Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran, Penerbit Erlangga, Prof. Dr. Ratna Wilis Dahar, M.Sc Mahmud, 1982, dalam Read More : Pengertian Minat Menurut Ahli/Belajar Psikologi.Com Slameto, 2012. dalam Juprimalino http ://Juprimalino.blogspot.co m) Diakses tanggal 12 juli 2013. Syarif, 2009 dalam http://syarifartikel.blogspot.co m, crow dan crow (dalarn Kusumah). Wardini,IGAK,dkk, 2007, Penelitian Tindaknn Kelas, Penerbit Universitas Terbuka. 10