9 BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Amplifier Amplifier adalah komponen elektronika yang dipakai untuk menguatkan daya atau tenaga secara umum. Dalam penggunaannya, amplifier menguatkan signal suara yaitu memperkuat signal arus (I) dan tegangan (V) listrik dari inputnya. Sedangkan outputnya menjadi arus listrik dan tegangan yang lebih besar. Power Amplifier bertugas sebagai penguat akhir dari preamplifier menuju ke driver speaker. Amplifier pada umumnya terbagi menjadi dua yaitu Power Amplifier dan Mixer Amplifier. Power Amplifier adalah penguat akhir yang tidak disertai dengan tone control sedangkan Mixer Amplifier adalah penguat akhir yang disertai dengan tone control. Gambar 3. 1 Struktur dari Mixer Amplifier Mixer Amplifier biasanya terdiri dari beberapa bagian meliputi: 1. Pre Amp Pre Amp merupakan bagian dari amplifier yang memiliki fungsi menguatkan serta menyamakan sinyal input dan mengarahkannya dari komponen sumber sinyal atau sinyal line level menuju ke power amplifier. Sinyal-sinyal dari input seperti MP3 player, DVD, dan alat lainnya memiliki
sifat yang berbeda-beda seperti Microfone. Oleh karena itu, Pre Amp harus mengadaptasinya 2. Tone Control Tone Control atau pengatur nada merupakan bagian dari amplifier yang memiliki fungsi untuk melakukan pengaturan karakteristik frekuensi atau bisa dibilang nada rendah dan nada tinggi. Bagian ini juga berfungsi mengatur amplitudo sinyal audio, biasanya Tone Control menggunakan potensiometer. Pada bagian tone kontrol ini kita dapat menggunakannya untuk mengatur Treble, Bass, Midle, Balance, dan Volume agar kualitas suara sesuai dengan yang kita inginkan. 3. Power Amplifier Power amplifier atau penguat akhir merupakan inti dari rangkaian power amplifier itu sendiri. Bagian ini memiliki fungsi menguatkan sinyal audio yang akan dikeluarkan melalui gelombang suara pada loudspeaker. Sinyal audio tersebut diorganisasikan terlebih dahulu kemudian dikuatkan dengan menggunakan transistor sebelum dikirim ke speaker. Selain 3 bagian inti tersebut, ada beberapa bagian lain yang sifatnya hanya sebagai pendukung dalam rangkaian amplifier seperti power supply, headsink, kipas, jack input dan output, sampai dengan switch atau skalar power. 3.2 Transistor Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat, sirkuit pemutus dan penyambung (switching), stabilisasi tegangan, modulasi sinyal atau 10
sebagai fungsi lainnya. Pada umunya, transistor memiliki 3 terminal yaitu Basis (B), Emitor (E), dan Kolektor (C). Transistor merupakan komponen yang sangat penting dalam elektronika modern. Dalam rangkaian analog, transistor digunakan dalam amplifier (penguat). Rangkaian analog meliputi pengseras suara, sumber listrik stabil (stabilisator) dan penguat sinyal radio. Dalam rangkaian-rangkaian digital transistor digunakan sebagai saklar berkecepatan tinggi. Beberapa transistor juga dapat dirangkai sedemikian rupa sehingga berfungsi sebagai logic gate, memori dan fungsi rangkaian-rangkaian lainnya. Transistor terdiri dari 2 tipe yaitu PNP (positifnegative-positif) dan NPN (negative-positif-negative) Gambar 3. 2 Jenis dan Simbol Transistor 3.3 Resistor Resistor atau disebut juga dengan hambatan adalah komponen elektronika pasif yang berfungsi untuk menghambat dan mengatur arus listrik dalam suatu rangkaian elektronika. Satuan nilai resistor atau hambatan adalah Ohm (Ω). Nilai resistor biasanya diwakili dengan kode angka ataupun gelang warna yang terdapat 11
di badan resistor. Hambatan resistor sering disebut juga dengan resistansi atau resistance. Jenis-jenis Resistor diantaranya adalah: 1. Resistor yang nilainya tetap 2. Resistor yang nilainya dapat diatur, resistor jenis ini sering disebut juga dengan variable resistor ataupun potensiometer. 3. Resistor yang nilainya dapat berubah sesuai dengan intensitas cahaya, Resistor jenis ini disebut dengan LDR atau Light Dependent Resistor 4. Resistor yang nilainya dapat berubah sesuai dengan perubahan suhu, Resistor jenis ini disebut dengan PTC (Positive Temperature Coefficient) dan NTC (Negative Temperature Coefficient) Gambar 3. 3 Jenis dan Simbol Resistor 12
3.4 Kapasitor (Capasitor) Kapasitor atau disebut juga dengan Kondensator adalah Komponen Elektronika Pasif yang dapat menyimpan energi atau muatan listrik dalam sementara waktu. Fungsi-fungsi Kapasitor (Kondensator) diantaranya adalah dapat memilih gelombang radio pada rangkaian Tuner, sebagai perata arus pada rectifier dan juga sebagai Filter di dalam Rangkaian Power Supply (Catu Daya). Satuan nilai untuk Kapasitor (Kondensator) adalah Farad (F). Jenis-jenis Kapasitor diantaranya adalah: 1. Kapasitor yang nilainya tetap dan tidak ber-polaritas. Jika didasarkan pada bahan pembuatannya maka kapasitor yang nilainya tetap terdiri dari kapasitor kertas, kapasitor mika, kapasitor polyster dan kapasitor keramik. 2. Kapasitor yang nilainya tetap tetapi memiliki polaritas positif dan negatif, kapasitor tersebut adalah kapasitor elektrolit atau Electrolyte Condensator (ELCO) dan kapasitor tantalum. 3. Kapasitor yang nilainya dapat diatur, Kapasitor jenis ini sering disebut dengan Variable Capasitor. Gambar 3. 4 Jenis dan Simbol Kapasitor 13
3.5 IC (Integrated Circuit) IC (Integrated Circuit) adalah Komponen Elektronika Aktif yang terdiri dari gabungan ratusan bahkan jutaan Transistor, Resistor dan komponen lainnya yang diintegrasi menjadi sebuah Rangkaian Elektronika dalam sebuah kemasan kecil. Bentuk IC (Integrated Circuit) juga bermacam-macam, mulai dari yang berkaki 3 (tiga) hingga ratusan kaki (terminal). Fungsi IC juga beraneka ragam, mulai dari penguat, Switching, pengontrol hingga media penyimpanan. Pada umumnya, IC adalah Komponen Elektronika dipergunakan sebagai Otak dalam sebuah Peralatan Elektronika. IC merupakan komponen Semi konduktor yang sangat sensitif terhadap ESD (Electro Static Discharge). Sebagai Contoh, IC yang berfungsi sebagai Otak pada sebuah Komputer yang disebut sebagai Microprocessor terdiri dari 16 juta Transistor dan jumlah tersebut belum lagi termasuk komponen-komponen Elektronika lainnya. Gambar 3. 5 Bentuk dan Simbol IC 14
3.6 Saklar (Switch) Saklar adalah komponen yang digunakan untuk menghubungkan dan memutuskan aliran listrik. Dalam rangkaian elektronika, saklar sering digunakan sebagai on/off dalam peralatan elektronika. Gambar 3. 6 Bentuk dan Simbol Saklar/Switch 3.7 Alat Bantu Pangujian Dalam pengujian ada beberapa alat bantu yang dibutuhkan diantaranya: Osiloscope, Atteunator, Dummy load, dan Audio Generator. 3.7.1 Osiloskop Osiloskop ialah alat ukur yang dipakai guna memetakan atau membaca sinyal listrik maupun frekuensi. Osiloskop dilengkapi dengan tabung sinar katode. Piranti pemancar elektron memproyeksikan sorotan elektron ke layar tabung sinar katode. Sorotan elektron membekas pada layar. Suatu rangkaian khusus dalam Osiloskop mengakibatkan sorotan bergerak berulang-ulang dari kiri ke kanan. Pengulangan ini menyebabkan bentuk sinyal kontinyu sehingga dapat dipelajari. 15
Osiloskop sendiri dibedakan menjadi 2 jenis yaitu Osiloskop Analog dan Osiloskop Digital. Bagian-bagian dari Osiloskop antara lain: a. Position b. BAL c. Input d. AC, GND, DC. e. Volt/Div f. Variable g. Mode (CH1, CH2, Dual, Add, Sub ) h. Led Pilot Lamp i. Illumi k. Focus l. ASTIG m. EXT-TRIG n. SOURCE o. SYNC p. Level q. Pull Auto r. Cal IV PP s. Ac Voltage Selector t. Int Mode j. Intensity Gambar 3. 7 Osiloskop Digital 3.7.2 Generator Frekuensi Audio Generator Frekuensi Audio Adalah alat tes elektronik yang berfungsi sebagai pembangkit sinyal atau gelombang listrik. Bentuk gelombang pada 16
umumnya terdiri dari tiga jenis, yaitu sinusoida, persegi, dan segitiga. Dengan generator frekuensi audio ini seorang teknisi dapat melakukan pengetesan suatu alat yang akan dites (devices under test). Dari analisis terhadap hasil berbagai bentuk gelombang respons alat tersebut, akan dapat diketahui ketepatan karakteristik sesuai dengan ketentuan yang dikehendaki. Generator frekuensi audio seperti lazimnya kebanyakan generator sinyal, terdapat juga bagian attenuator, beberapa jenis gelombang modulasi output, dan memiliki fasilitas frekuensi gelombang sapuan yang memberi kemampuan untuk pengetesan respons frekuensi dari rangkaian elektronik yang diberikan. Beberapa generator audio dilengkapi kemampuan membangkitkan sinyal derau putih (pink noise). Bagian-bagian Generator Frekuensi Audio adalah sebagai berikut: a. Tombol On-Off/Power Berfungsi untuk menghubungkan dan memutuskan sambungan listrik ke dalam rangkaian generator. Atau berfungsi untuk menyalakan generator. b. Pengatur Amplitudo (level) Berfungsi untuk mengatur amplitudo output gelombang yang dihasilkan oleh generator. c. Pemilih bentuk sinyal / gelombang Berfungsi untuk memilih bentuk sinyal. Terdiri dari sinyal/gelombang sinus, persegi, gerigi, dan segitiga d. Pengatur Frekuensi Mengatur frekuensi keluaran Generator Frekuensi Audio 17
e. Pengatur jangkauan Frekuensi (Freq Range) Mengatur Frekuensi Frekuensi keluaran. Hubungannya dengan pengatur frekuensi adalah bahwa keduanya adalah kontrol dari frekuensi keluaran generator. Sebagai contoh ketika kita menginginkan frekuensi output sebesar 150 Hz, maka yang harus dilakukan adalah memindahkan Frequensi Range pada 100 dan kontrol frekuensi pada 1,5 Hz. f. Terminal Keluaran 8 ohm Merupakan bagian yang digunakan untuk menghubungkan Generator Frekuensi Audio pada alat lain untuk mengetahui keluaran generator audio. Kabel yang digunakan adalah kabel daya biasa. Dengan tahanan sebesar 8 ohm. g. Terminal Keluaran 600 ohm Bagian yang digunakan untuk menghubungkan audio generator dengan alat lain dengan menggunakan kabel BNC-BNC (misalnya). Dengan Tahanan sebsear 600 ohm. Gambar 3. 8 Generator Frekuensi Audio 18
3.7.3 Dummy Load Dummy Load merupakan alat pengganti beban seperti speaker. Alat ini mempunyai 2 pilihan yaitu High Impedance dan Low Impedance termasuk bisa juga mengatur besarnya impedansi. Gambar 3. 9 Dummy Load 3.7.4 Power Supply Power Supply adalah suatu hardware komponen elektronika yang mempunyai fungsi sebagai supplier arus listrik dengan terlebih dahulu menrubah tegangan AC menjadi DC. Jadi arus listrik PLN yang bersifat Alternating Current (AC) masuk ke power supply, dikomponen ini tegangannya akan diubah menjadi Direct Current (DC) baru kemudian dialirkan ke komponen lain yang membutuhkan. Proses perubahan tegangan tersebut dilakukan karena hardware pada umumnya bekerja menggunakan arus DC. 19
Gambar 3. 10 Power Supply 3.7.5 Attenuator Attenuator merupakan suatu rangkaian elektronika yang berfungsi sebagai pelemah/penurun level sinyal listrik dari suatu output rangkaian. Disamping sebagai pelemah sinyal, attenuator juga dapat digunakan sebagai penyesuai impedansi. Gambar 3. 11 Attenuator 20