PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN DENGAN PENDEKATAN LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG TERHADAP PENINGKATAN KECEPATAN TENDANGAN AP-CHAGI PADA ATLET TAEKWONDO

dokumen-dokumen yang mirip
PROBABILITAS TENDANGAN KE ARAH BADAN DAN MUKA TERHADAP PELUANG POIN PADA PERTANDINGAN TAEKWONDO SIMULASI PRA KUALIFIKASI PORDA XI 2010

BAB II KAJIAN TEORETIK. Taekwondo terdiri dari tiga kata dasar, yaitu: tae yang berarti kaki, kwon

2014 PROFIL KECEPATAN TENDANGAN IDAN DOLLYO CHAGI PADA ATLET TIM TAEKWONDO UPI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Taekwondo merupakan olahraga beladiri yang berakar pada tradisi dan

I. PENDAHULUAN. sehingga dengan mempelajari taekwondo, pikiran, jiwa dan raga kita secara

Pengaruh Fleksibilitas dan Kekuatan Otot Tungkai Terhadap Tendangan Eolgol Dollyo-Chagi pada Olahraga Taekwondo

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Olahraga adalah segala kegiatan yang sistematis untuk mendorong, membina serta mengembangkan potensi jasmani,

Skripsi Oleh : Mahlich Ibrahim NIM. K

SKRIPSI. Oleh : Imanuel Agus Santoso K

: PRADIPTA ARDI PRASTOWO K

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menghadapi era globalisasi, tantangan yang dihadapi akan semakin berat, hal ini disebabkan karena semakin

PENINGKATAN KECEPATAN LARI ANTAR BASE

2015 PENGARUH LATIHAN SQUAT D AN LATIHAN PNF TERHAD AP HASIL SMASH KED ENG PAD A PERMAINAN SEPAKTAKRAW

: MOCH. SEPTIAN IMAN ARIFFIN K

PERBEDAAN PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN INDIVIDU

BAB I PENDAHULUAN. perempuan. Khususnya atlet Taekwondo Putra junior Sibayak Club

BAB II KAJIAN PUSTAKA Passing dan Ketepatan Tembakan Sepak Bola

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 2002:xv). Tiga materi terpenting dalam berlatih taekwondo adalah jurus dalam

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PASSING BOLA BAWAH

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN MENGGIRING DENGAN

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN MEMUKUL BOLA DENGAN PITCHEDBALL

BAB I PENDAHULUAN. tradisional Korea. Taekwondo terdiri dari tiga kata dasar, yaitu: tae berarti kaki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN TEKNIK DAN BERMAIN

BAB I PENDAHULUAN. tradisional korea. Taekwondo terdiri dari tiga kata dasar, yaitu :Tae yang berarti

Journal of Sport Sciences and Fitness

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga adalah suatu bentuk kegiatan jasmani yang terdapat di dalam

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK ANTARA DOUBLE LEG BOUND DAN ALTERNATE LEG BOUND TERHADAP KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

2015 DAMPAK PENERAPAN POLA LATIHAN CIRCUIT TRAINING TERHADAP PENINGKATAN KONDISI FISIK PEMAIN SEPAKBOLA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN LATIHAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Cabang olahraga atletik adalah salah satu nomor cabang yang tumbuh dan berkembang seiring dengan kegiatan

UNIVERSITAS SEBELAS MARET Oleh : Arif Nur Setyawan A BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini terbukti dari pertandingan dan perlombaan yang telah di ikuti belum

PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KOORDINASI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia antara lain taekwondo, karate, kempo, yudho, dan sebagainya.

Fitria Dwi Andriyani, M.Or.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

EFEK PENGGUNAAN TEKNIK TENDANGAN BLASTING DAN TEKNIK TENDANGAN TOE KICK TERHADAP KETEPATAN TENDANGAN PINALTI DALAM PERMAINAN FUTSAL DI BOYOLALI

BAB I A. Latar Belakang

PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN TERHADAP HASIL BELAJAR PUKULAN BACKHAND

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK BARRIER HOPS DAN KNEE TUCK JUMP TERHADAP TINGGI LONCATAN PADA MAHASISWA PUTRA UKM BOLAVOLI UNS TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. prestasi dan juga sebagai alat pendidikan. Olahraga memiliki peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIS DAN TAKTIS TERHADAP HASIL BELAJAR PASSING

2016 KONTRIBUSI KESEIMBANGAN, KELENTUKAN PANGGUL DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL TENDANGAN SABIT CABANG OLAHRAGA PENCAK SILAT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

HASIL BELAJAR KETERAMPILAN BULUTANGKIS DITINJAU DARI

PENYUSUNAN NORMA TEKNIK DASAR BERMAIN SEPAKBOLA PADA SISWA USIA TAHUN SEKOLAH SEPAKBOLA SE KARESIDENAN SURAKARTA TAHUN 2013 SKRIPSI.

KONTRIBUSI DAYA TAHAN OTOT, POWER TUNGKAI, PANJANG TUNGKAI, KELENTUKAN, KESEIMBANGAN DAN REAKSI TERHADAP TENDANGAN DOLLYO. Jurnal.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. taekwondo sekarang dikenal sebagai seni bela diri korea yang diminati

BAB I PENDAHULUAN. satu karakteristik permainan sepak bola yaitu menendang dan mengoper bola

2015 KONTRIBUSI KESEIMBANGAN DINAMIS DAN FLEKSIBILITAS PANGGUL TERHADAP PENAMPILAN POOMSAE (KORYO) PADA CABANG OLAHRAGA TAEKWONDO

SKRIPSI. Oleh : YUDHA PRASETYA K

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Olah Raga Dan Kesehatan

PENGARUH LATIHAN CIRCUIT TRAINING TERHADAP TINGKAT KESEGARAN JASMANI PADA SISWA KELAS XI SMK NEGERI 1 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2015/ 2016

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN

PENERAPAN PENDEKATAN BERMAIN LOMBA MEMINDAHKAN BENDA

STUDI PERBANDINGAN TINGKAT KETERAMPILAN TEKNIK DASAR

BAB II KAJIAN TEORITIS. Sepak bola merupakan olahraga yang paling terkenal di dunia. Lebih dari 200 juta orang

Oleh MUHAMMAD RISKI ADI WIJAYA K

ANALISIS KEBUTUHAN PUKULAN BULUTANGKIS PEMAIN TUNGGAL PUTRA USIA TAHUN PADA KEJUARAAN NASIONAL BULUTANGKIS DI SURAKARTA TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang Penelitian Heri Muhammad Saefullah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. beladiri yang beragam. Beladiri asli dan yang paling tua di Indonesia adalah

HUBUNGAN ANTARA POWER OTOT TUNGKAI, POWER OTOT LENGAN, PANJANG LENGAN TERHADAP PRESTASI LEMPAR LEMBING GAYA JINGKAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. maupun tingkat internasional (yang diselenggarakan oleh IAAF). Selain itu,

BAB II KAJIAN TEORITIS. kemampuan melakukan aktifitas olahraga. Menurut Tangkudung yang dikutip

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

ANALISIS TEKNIK PERMAINAN BOLAVOLI PUTRA PADA FINAL FOUR PROLIGA TAHUN 2009 DI MAGETAN JAWA TIMUR. Skripsi Oleh : Edwin Taufik Hidayat NIM K

PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN REPETITION SPRINT

Disusun oleh : Rihandoyo A BAB I PENDAHULAUAN. A. Latar Belakang. Atlet-atlet juara yang mampu memperoleh prestasi tertinggi dalam dunia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PEMBEBANAN LINIER

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BOX JUMP

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan modern manusia tidak dapat dipisahkan dari olahraga,

I. PENDAHULUAN. Pencak silat adalah suatu seni bela diri tradisional yang berasal dari Indonesia.

PENGARUH LATIHAN ALTERNATING PROGRESSIVE

SKRIPSI WISNU PRIMAASTAMA K

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga

HUBUNGAN KOORDINASI MATA TANGAN, POWER OTOT LENGAN,

BAB I PENDAHULUAN. salah satu cabang olahraga yang berpotensi menyumbangkan medali di setiap

OLEH: ARNILA PUSPA MUKTI K SKRIPSI

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESES PENELITIAN. dilemparkan lurus ke belakang sehingga tubuh kelihatan lurus seperti sikap tubuh

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LOMPAT TINGGI

SKRIPSI PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN PASSING MENYUSUR TANAH SECARA DRILL DAN GAME TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN PASSING MENYUSUR TANAH

Hakekat Kekuatan Otot Tungkai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menendang bola merupakan suatu usaha untuk memindahkan bola dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dijadikan sebagai sarana atau media untuk berekreasi, mata pencaharian, pendidikan, kesehatan,

BAB I PENDAHULUAN. waktu, dan tempat dengan selalu menjaga kehormatan masing-masing secara

I. PENDAHULUAN. berkualitas adalah melalui pendidikan. Pendidikan adalah upaya yang. negara. Pada negara-negara yang baru berkembang pendidikan

Transkripsi:

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN DENGAN PENDEKATAN LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG TERHADAP PENINGKATAN KECEPATAN TENDANGAN AP-CHAGI PADA ATLET TAEKWONDO DOJANG LAYAR TERKEMBANG KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN 2012 SKRIPSI Oleh : DWI HARTONO NIM. K 5608046 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Juli 2012 i

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Dwi Hartono Nim : K5608046 Jurusan Program Studi : FKIP/Jurusan Olahraga Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN DENGAN PENDEKATAN LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG TERHADAP PENINGKATAN KECEPATAN TENDANGAN AP-CHAGI PADA ATLET TAEKWONDO DOJANG LAYAR TERKEMBANG KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN 2012 ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka. Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya. Surakarta, Juli 2012 Yang membuat pernyataan Dwi Hartono ii

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN DENGAN PENDEKATAN LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG TERHADAP PENINGKATAN KECEPATAN TENDANGAN AP-CHAGI PADA ATLET TAEKWONDO DOJANG LAYAR TERKEMBANG KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN 2012 Oleh : DWI HARTONO NIM. K 5608046 Skripsi ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Juli 2012 iii

PERSETUJUAN Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Surakarta, Juli 2012 Pembimbing I Pembimbing II Drs. Bambang Wijanarko, M.Kes NIP. 19620518 198702 1 001 Slamet Widodo, S.Pd, M.Or NIP. 19711228 200312 1 001 iv

PENGESAHAN Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar sarjana pendidikan. Pada hari : Tanggal : Tim Penguji Skripsi : (Nama Terang) (Tanda Tangan) Ketua : Fadilah Umar, S. Pd., M.Or... Sekretaris : Singgih Hendarto, M. Pd... Anggota I : Drs. Bambang Wijanarko, M. Kes... Anggota II : Slamet Widodo, S. Pd. M. Or... Disahkan oleh : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret an. Dekan Pembantu Dekan I, Prof.Dr.rer.nat. Sajidan, M.Si. NIP. 19660415 199103 1 002 v

ABSTRAK Dwi Hartono. PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN DENGAN PENDEKATAN LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG TERHADAP PENINGKATAN KECEPATAN TENDANGAN AP-CHAGI PADA ATLET TAEKWONDO DOJANG LAYAR TERKEMBANG KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN 2012. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juli 2012. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui : (1) Perbedaan pengaruh latihan dengan pendekatan langsung dan tidak langsung terhadap peningkatkan kecepatan tendangan ap-chagi pada atlet taekwondo Dojang Layar Terkembang kabupaten Karanganyar tahun 2012. (2) Latihan yang lebih baik pengaruhnya antara dengan pendekatan langsung dan tidak langsung terhadap peningkatkan kecepatan tendangan ap-chagi pada atlet taekwondo Dojang Layar Terkembang kabupaten Karanganyar tahun 2012. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Populasi penelitian ini adalah atlet taekwondo Dojang Layar Terkembang kabupaten Karanganyar sebanyak 30 orang. Seluruh populasi menjadi anggota yang diamati sebagai sampel sebagai penelitian populasi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes kecepatan tendangan ap-chagi. Teknik analisis data yang digunakan dengan uji t pada taraf signifikansi 5%. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa: Hasil uji perbedaan tes awal dan tes akhir pada kelompok 1 (t hitung 9,025> t tabel 5% 2,145). Hasil uji perbedaan tes awal dan tes akhir pada kelompok 2 (t hitung 9,279> t tabel 5% 2,145). Hasil uji perbedaan tes akhir antara kelompok 1 dan kelompok 2 (t hitung 2,694> t tabel 5% 2,145). Perbedaan persentase peningkatan kelompok 1 (9,552%), kelompok 2 (13,772%) Penelitian ini menghasilkan simpulan sebagai berikut: (1) Ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara latihan dengan pendekatan langsung dan tidak langsung pada atlet taekwondo Dojang Layar Terkembang kabupaten Karanganyar tahun 2012, (t hitung 2,694> t tabel 5% 2,145). (2) Latihan dengan pendekatan tidak langsung lebih baik pengaruhnya dari pada latihan dengan pendekatan langsung pada atlet taekwondo Dojang Layar Terkembang kabupaten Karanganyar tahun 2012. Kelompok 1 (kelompok dengan latihan dengan pendekatan langsung) memiliki persentasi peningkatan 9,552% lebih kecil dari pada kelompok 2 (kelompok dengan latihan tidak langsung) yaitu sebesar 13,772%. vi

MOTTO Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah selesai dari urusan kerjakanlah dengan sunguh-sungguh urusan lain, dan hanya kepada Tuhan-mulah hendanknya kamu berharap. (Qs. Al Insyirah 6-8) Barang siapa berjalan untuk menuntut ilmu maka Allah akan memudahkan baginya jalan ke surga. ( HR. Muslim ) Keraguan adalah kegagalan yang mungkin akan membuat kehilangan kemenangan karena takut menghadapinya. ( William Shakespeare ) vii

PERSEMBAHAN Teriring syukurku pada-mu, kupersembahkan karya ini untuk : Bapak dan Ibu Terima kasih sebagai tanda bakti dan hormatku. Kakak adikku Terima kasih yang selalu mendukung. Sabeum-sabeumku Terima kasih telah memberi semangat dan motifasi dalam proses penelitianku. Senior taekwondo kabupaten karanganyar Terima kasih yang telah membantu dalam penelitianku. Teman-teman Angkatanku 2008 Almamater viii

KATA PENGANTAR Puja dan puji syukur penulis panjatkan dengan kesungguhan hati kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah Nya, sehingga dapat diselesaikan penulisan skripsi ini. Disadari bahwa penulisan skripsi ini banyak mengalami hambatan, tetapi berkat bantuan dari beberapa pihak maka hambatan tersebut dapat diatasi. Oleh karena itu dalam kesempatan ini disampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat : 1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ijin untuk mengadakan penelitian. 3. Ketua Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 4. Drs. Bambang Wijanarko, M. Kes sebagai pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi. 5. Slamet Widodo, S.Pd, M.Or. sebagai pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi. 6. Sabeum Eko Prastyo selaku pelatih taekwondo Karanganyar yang telah memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian. 7. Teman-teman JPOK 08 Yang telah membantu pelaksanaan penelitian. 8. Semua pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian ini Semoga segala amal baik tersebut mendapatkan imbalan dari Tuhan Yang Maha Esa. Akhirnya berharap semoga hasil penelitian yang sederhana ini dapat bermanfaat. Surakarta, Juli 2012 Penulis ix

DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERNYATAAN... ii HALAMAN PENGAJUAN... iii HALAMAN PERSETUJUAN... iv HALAMAN PENGESAHAN... v ABSTRAK... vi MOTTO... vii PERSEMBAHAN... viii KATA PENGANTAR... ix DAFTAR ISI... x DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR GAMBAR.... xiv DAFTAR LAMPIRAN... xv BAB I. PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Identifikasi Masalah... 4 C. Pembatasan Masalah... 5 D. Perumusan Masalah... 5 E. Tujuan Penelitian... 6 F. Manfaat Penelitian... 6 BAB II. LANDASAN TEORI... 7 A. Tinjauan Pustaka... 7 1. Taekwondo... 7 2. Kecepatan... 12 a. Definisi Kecepatan... 12 b. Jenis-jenis Kecepatan... 13 x

c. Kecepatan Tendangan Ap-Chagi... 15 3. Latihan... 17 a. Pengertian latihan... 17 b. Prinsip-Prinsip Latihan... 18 4. Latihan Kecepatan Tendangan...... 21 a. Pengertian Latihan Kecepatan Tendangan... 21 b. Kegunaan Kecepatan Tendangan... 21 5. Latihan Dengan Pendekatan Langsung... 22 a. Pengertian Latihan Langsung...... 22 b. Pengaruh Latihan Langsung... 24 c. Analisa Gerak Latihan Langsung... 25 6. Latihan Dengan Pendekatan Tidak Langsung... 27 a. Latihan Tidak Langsung... 27 b. Teknik Latihan Tidak Langsung... 28 c. Pengaruh Latihan Tidak Langsung... 28 B. Kerangka Pemikiran... 30 C. Perumusan Hipotesis... 31 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN... 32 A. Tempat dan Waktu Penelitian... 32 1. Tempat Penelitian... 32 2. Waktu Penelitian... 32 B. Rancangan Penelitian... 32 C. Populasi dan Sampel... 34 1. Populasi... 34 2. Sampel... 34 D. Teknik Pengumpulan Data... 34 E. Variabel Penelitian... 35 F. Teknik Analisis Data... 35 1. Mencari Reliabilitas... 35 xi

2. Uji Prasyarat Analisis... 36 3. Uji Perbedaan... 37 BAB IV. HASIL PENELITIAN... 38 A. Deskripsi Data... 38 B. Mencari Reliabilitas... 38 C. Pengujian Persyaratan Analisis... 39 1. Uji Normalitas... 39 2. Uji Homogenitas... 40 D. Hasil Analisis Data... 41 1. Uji Perbedaan Sebelum Diberi Perlakuan.... 41 2. Uji Perbedaan Sesudah Diberi Perlakuan... 41 E. Pengujian Hipotesis... 44 BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN... 46 A. Simpulan... 46 B. Implikasi... 46 C. Saran... 47 DAFTAR PUSTAKA... 48 LAMPIRAN... 50 xii

DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1 Deskripsi Data Tes Awal dan Tes Akhir Kecepatan Tendangan Ap-Chagi Pada Kelompok 1 dan Kelompok... 37 Tabel 2 Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Tes... 38 Tabel 3 Tabel Range Kategori Reliabilitas... 39 Tabel 4 Rangkuman Hasil Tes Uji Normalitas Data... 39 Tabel 5 Rangkuman Hasil Tes Uji Homogenitas Data... 40 Tabel 6 Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Tes Awal Antara Kelompok 1 Dan Kelompok 2... 41 Tabel 7 Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Tes Awal Antara Kelompok 1... 42 Tabel 8 Rangkuman Uji Perbedaan Hasil Tes Awal dan Akhir pada Kelompok 2... 42 Tabel 9 Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Tes Akhir antara Kelompok 1 Dan Kelompok 2... 42 Tabel 10 Rangkuman Peningkatan Kecrpatan Tendangan Ap-Chagi Dalam Persen Pada Kelompok 1 Dan Kelompok 2... 43 xiii

DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1 Kepalan Tangan... 8 Gambar 2 Pergelangan Kaki... 10 Gambar 3 Tendangan Ap-Chagi... 10 Gambar 4 Tendangan Yeop Chagi... 11 Gambar 5 Tendangan Dollyo Chagi... 12 Gambar 6 Tendangan Ap-Chagi... 24 Gambar 7 Rancangan Penelitian... 33 Gambar 8 Pembagian Kelompok Dalam Eksperimen... 34 xiv

DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Petunjuk Pelaksanaan Tes Tendangan Ap-Chagi... 50 Lampiran 2 Progam Latihan Short Sprint dan Tendangan Ap-Chagi... 51 Lampiran 3 Jadwal Treatment... 53 Lampiran 4 Data Hasil Tes Awal Kecepatan Tendangan Ap-Chagi... 54 Lampiran 5 Data Hasil Tes Akhir Kecepatan Tendangan Ap-Chagi... 55 Lampiran 6 Rekapitulasi Hasil Tes Awal Dan Tes Akhir Kecepatan Tendangan Ap-Chagi... 56 Lampiran 7 Data Peringkat Tes Awal Kecepatan Tendangan Ap-Chagi Berdasarkan Urutan Rangking... 57 Lampiran 8 Pemasangan Subyek Penelitian Berdasarkan Hasil Tes Awal Kecepatan Tendangan Ap-Chagi... 58 Lampiran 9 Rekapitulasi Hasil Tes Awal Dan Tes Akhir Kecepatan Tendangan Ap-Chagi Pada Kelompok 1... 59 Lampiran 10 Rekapitulasi Hasil Tes Awal Dan Tes Akhir Kecepatan Tendangan Ap-Chagi Pada Kelompok 2... 60 Lampiran 11 Menghitung Reliabilita Hasil Tes Awal Kecepatan Tendangan Ap-Chagi... 61 Lampiran 12 Menghitung Reliabilita Hasil Tes Akhir Kecepatan Tendangan Ap-Chagi... 64 Lampiran 13 Uji Normalitas Data Kelompok I... 67 Lampiran 14 Uji Normalitas Data Kelompok 2... 68 Lampiran 15 Uji Homogenitas... 69 Lampiran 16 Uji Perbedaan Hasil Tes Awal Kecepatan Tendangan Ap-Chagi Pada Kelompok 1 Dan Kelompok 2... 71 Lampiran 17 Uji Perbedaan Hasil Tes Awal Dan Tes Akhir Kecepatan Tendangan Ap-Chagi Pada Kelompok 1... 73 xv

Lampiran 18 Uji Perbedaan Hasil Tes Awal Dan Tes Akhir Kecepatan Tendangan Ap-Chagi Pada Kelompok 2... 75 Lampiran 19 Uji Perbedaan Hasil Tes Akhir Kecepatan Tendangan Ap-Chagi Pada Kelompok 1 Dan Kelompok 2... 77 Lampiran 20 Menghitung Peningkatan Kecepatan Tendangan Ap-Chagi Dalam Persen Pada Kelompok 1 Dan Kelompok 2... 79 Lampiran 21 Dokumentasi... 80 Lampiran 22 Surat Permohonan Izin Penyusunan Skripsi... 83 Lampiran 23 Surat Keputusan Dekan FKIP Tentang Izin Penyusunan Skripsi... 84 Lampiran 24 Surat Permohonan Izin Observasi... 85 Lampiran 25 Surat Permohonan Izin Penelitian... 86 xvi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Taekwondo adalah olahraga beladiri modern yang berakar pada beladiri Korea. Taekwondo mempunyai banyak kelebihan, tidak hanya mengajarkan aspek fisik semata, seperti keahlian dalam bertarung, melainkan juga sangat menekankan pengajaran aspek disiplin mental. Dengan demikian, taekwondo akan membentuk sikap mental yang kuat dan etika yang baik bagi orang yang secara bersungguhsungguh mempelajarinya dengan benar. Taekwondo mengandung aspek filosofi yang mendalam sehingga dengan mempelajari taekwondo, pikiran, jiwa, dan raga kita secara menyeluruh akan ditumbuhkan dan dikembangkan. Beladiri taekwondo merupakan jenis olahraga yang cukup populer di kalangan masyarakat Indonesia, maka dari itu sangat menarik untuk dikembangkan di kalangan masyarakat umum. Namun untuk menjadi seorang atlet yang baik harus menguasai teknik dasar tendangan ap-chagi pada beladiri taekwondo. Karena semakin baik seorang atlet, maka penguasaan teknik dasar tendangan ap-chagi pada beladiri taekwondo juga harus lebih baik. Taekwondo merupakan cabang olahraga pertandingan yang cukup keras, tapi cukup aman untuk dipertandingkan, karena semua atlet wajib memakai pelindung. Maka dari itu seorang atlet harus dituntut mempunyai kondisi fisik yang baik, selain kondisi fisik seorang atlet juga harus mempunyai kepribadian yang baik. Taekwondo bertujuan untuk membentuk disiplin mental yang baik, dan membentuk fisik yang prima, serta keahlian dalam bertarung. Tendangan ap-chagi dalam beladiri taekwondo, merupakan salah satu tendangan yang paling mendasar. Tendangan ap-chagi mengandalkan sentakan lutut ke arah depan dengan menggunakan bantalan telapak kaki bagian depan (apchuk). Tendangan diarahkan ke tengah, yaitu ulu hati atau perut, maupun ke sasaran atas (dagu lawan). Tendangan ap-chagi dapat dilakukan pula untuk menyerang kemaluan 1

2 dengan ujung jari-jari kaki atau punggung kaki. Fariasi tendangan ini dapat dilakukan dengan berbagai posisi (sikap kuda-kuda), dan dapat dilakukan dengan kaki depan atau kaki belakang, maupun sambil meloncat. Setiap kejuaraan yang ada dalam beladiri taekwondo kecepatan tendangan ap-chagi sangat menunjang kemenangan setiap atlet. Sehingga setiap atlet harus bisa menguasai tendangan ap-chagi jika sudah bisa menguasai maka tendangannya akan menjadi cepat. Kecepatan tendangan ap-chagi akan menjadi penentu kemenengan ketika dalam pertandingan. Karena dengan tendangan yang cepat dan tepat pada sasaran maka sangatlah mudah untuk mendapatkan nilai dalam pertandingan. Hasil dari pengamatan setiap kejuaraan yang diikuti ternyata tendangan apchagi belum begitu dikuasai atau bertolak belakang pada atlet-atlet taekwondo yang ada di Dojang Layar Terkembang kabupaten Karanganyar tahun 2012. Di karenakan dalam setiap pertandingan atau kejuaraan yang di ikuti oleh atlet yang selalu mendapatkan juara hanya atlet itu-itu saja. Setelah diamati ternyata atlet yang lainnya masih kurang dalam penguasaan tendangan ap-chagi, sehingga sangat mempengaruhi pada kecepatan tendangan ap-chagi. Melihat dari hasil setiap kejuaraan maka perlu dilakukan pendakatan latihan yang tepat. Untuk itu pelatih harus cermat dalam menentukan atau menerapkan program latihan yang tepat. Dengan demikian akan memperoleh hasil yang maksimal. Latihan yang digunakan dalam meningkatkan kecepatan tendangan ap-chagi diantaranya latihan dengan menggunakan pendekatan langsung dan latihan dengan pendekatan tidak langsung. Latihan dengan pendekatan langsung pada umumnya latihan yang dilakukan dengan langsung menendang sasaran. Sedangkan latihan tidak langsung disini dilakukan dengan melakukan gerakan short sprint. Kedua Latihan ini perlu mendapat prioritas utama dalam setiap sesi latihan. Karena dengan memprioritaskan kedua latihan ini dan dilakukan secara sistimatis dan kontinyu maka kecepatan tendangan ap-chagi akan didapat setiap atlet yang melakukannya. Selama ini belum pernah dilakukan latihan untuk meningkatkan kecepatan tendangan ap-chagi khususnya latihan tidak langsung. Sehingga banyak atlet yang

3 merasa bosan dalam melakukan gerakan latihan tendangan ap-chahi. Maka dari itu peneliti mencoba memberikan latihan dengan pendekatan tidak langsung dengan menggunakan latihan gerak dalam atletik yaitu dengan melakukan latihan short sprint. Karena latihan dengan pendekatan tidak langsung dengan short sprint ini dalam pelaksanaannya hampir sama dalam pelaksaan tendangan ap-chagi yaitu samasama menggunakan awalan. Karena awalan berlari yang digunakan sangat berpengaruh terhadap ayunan kaki yang semakin cepat, sehingga dapat memberikan sumbangan pada lecutan kaki saat melakukan tendangan ap-chagi. Maka dapat disimpulkan dengan melakukan latihan tidak langsung dengan melakukan gerakan short sprint yang gerakannya hampir sama dengan melakukan tendangan ap-chagi akan meningkatkan kecepatan tendangan ap-chagi. Latihan dengan pendekatan langsung dilakukan dengan menendang tendangan ap-chagi. Latihan ini merupakan komponen yang paling mendasar dalam beladiri taekwondo, sehingga tendangan ap-chagi merupakan faktor penentu di dalam cabang olahraga beladiri khususnya beladiri taekwondo. Latihan dengan pendekatan langsung disini dilakukan dengan menendang sasaran atau tarjet secara berulangulang untuk meningkatkan kecepatan tendangan. Karena Latihan dengan pendekatan langsung menendang sasaran akan menghasilkan gerak reflek sehingga gerakan kaki akan bergerak cepat dan mengahasilkan tendangan yang cepat. Latihan langsung sudah sering dilakukan oleh semua atlet, sehingga banyak atlet yang kurang bersamangat dalam melakukannya. Latihan dengan pendekatan langsung ini hanya berfokus pada pengulangan tendangan saja sehingga kurang berfariasi. Maka dari itu pelatih harus pandai-pandai dalam memberikan latihan untuk meningkatkan kecepatan tendangan ap-chagi agar atlet tidak mudah jenuh atau bosan dalam melakukan latihan dengan pendekatan langsung.

4 Kecepatan tendangan ap-chagi sangatlah penting dalam beladiri taekwondo. Maka gerakan lecutan kaki dan kekuatan otot tungkai perlu dilatih dengan baik. Sehingga sangat perlu dalam pemberian latihan diberikan secara tepat. Latihan yang diberikan diantaranya latihan dengan pendekatan langsung dan tidak langsung. Kedua latihan ini berfokus pada lecutan kaki dan kekuatan otot tungkai sehingga latihan ini akan menghasilkan tendangan yang lebih cepat. Kecepatan tendangan sangatlah penting dalam olahraga beladiri khususnya taekwondo. Karena dalam setiap pertandingan gerakan tendangan yang cepat akan mempermudah seorang atlet dalam mendapatkan nilai. Latihan dengan pendekatan langsung dan tidak langsung masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Kedua latihan tersebut memiliki tingkat keefektifan dan pengaruh yang berbeda dalam meningkatkan kecepatan tendangan ap-chagi. Demikian juga, jika kedua latihan tersebut diterapkan pada atlet taekwondo Dojang Layar Terkembang kabupaten Karanganyar. Untuk mengetahui keefektifan latihan tersebut maka perlu dilakukan penelitian. Oleh karena itu maka penelitian ini bermaksud untuk mengkaji Perberdaan Pengaruh Latihan Dengan Pendekatan Langsung Dan Tidak Langsung Terhadap Peningkatan Kecepatan Tendangan Ap- Chagi Pada Atlet Taekwondo Dojang Layar Terkembang Kabupaten Karanganyar Tahun 2012 B. Identifikasi Masalah Dari latar belakang yang telah dikemukankan diatas, maka dapat diidentifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Banyak kendala yang dihadapi pelatih: sedikitnya jam latihan, program latihan yang tidak terprogram, terbatasnya sarana dan prasaran. 2. Masih kurangnya kecepatan ap-chagi pada atlet taekwondo Dojang Layar Terkembang kabupaten Karanganyar tahun 2012.

5 3. Latihan untuk meningkatkan kecepatan ap-chagi pada atlet taekwondo Dojang Layar Terkembang kabupaten Karanganyar belum menunjukkan hasil yang maksimal dan masih perlu latihan yang terprogram. 4. Latihan dengan pendekatan langsung dan tidak langsung sebagai latihan pilihan unutk meningkatkan kecepatan tendangan ap-chagi pada atlet taekwondo Dojang Layar Terkembang kabupaten Karanganyar tahun 2012. 5. Belum ada evaluasi terhadap peningkatan kecepatan tendangan ap-chagi pada atlet taekwondo Dojang Layar Terkembang kabupaten Karanganyar tahun 2012. C. Pembatasan Masalah Dari berbagai permasalahan yang muncul maka perlu adanya pembatasan masalah agar di dalam pembahasannya tidak menyimpang dari tujuan penelitian. Adapun batasan-batasan masalah tersebut adalah sebagai berikut: 1. Pengaruh latihan dengan pendekatan langsung dan tidak langsung terhadap peningkatan kecepatan tendangan ap-chagi pada atlet taekwondo Dojang Layar Terkembang kabupaten Karanganyar tahun 2012. 2. Peningkatan kecepatan tendangan ap-chagi pada atlet taekwondo Dojang Layar Terkembang kabupaten Karanganyar tahun 2012. D. Perumusan Masalah Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Adakah perbedaan pengaruh latihan dengan pendekatan langsung dan tidak langsung terhadap peningkatkan kecepatan tendangan ap-chagi pada atlet taekwondo Dojang Layar Terkembang kabupaten Karanganyar tahun 2012?

6 2. Manakah yang lebih baik pengaruhnya antara latihan dengan pendekatan langsung dan tidak langsung pada peningkatkan kecepatan tendangan apchagi pada atlet taekwondo Dojang Layar Terkembang kabupaten Karanganyar tahun 2012? E. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, dan perumusan masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1. Perbedaan pengaruh latihan dengan pendekatan langsung dan tidak langsung terhadap peningkatkan kecepatan tendangan ap-chagi pada atlet taekwondo Dojang Layar Terkembang kabupaten Karanganyar tahun 2012. 2. Latihan yang lebih baik pengaruhnya antara dengan pendekatan langsung dan tidak langsung terhadap peningkatkan kecepatan tendangan ap-chagi pada atlet taekwondo Dojang Layar Terkembang kabupaten Karanganyar tahun 2012. F. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Dapat digunakan sebagai pedoman pelatih di Dojang Layar Terkembang kabupaten Karanganyar, khususnya untuk meningkatkan kecepatan tendangan ap-chagi. 2. Dapat dijadikan sebagai masukan dalam memilih bentuk latihan yang tepat untuk meningkatkan kecepatan tendangan ap-chagi pada atlet taekwondo Dojang Layar Terkembang kabupaten Karanganyar tahun 2012. 3. Penelitian ini dijadikan sebagai bahan acuan untuk kegiatan penelitian selanjutnya dengan ruang lingkup yang lebih luas.

7 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Taekwondo Taekwondo yang terdiri dari 3 kata: tae berarti kaki, kwon berarti tangan, do yang berarti seni. Suryadi (2002 : xv) Maka jika diartikan secara sederhana, taekwondo berarti seni atau cara mendisiplinkan diri/seni beladiri yang menggunakan teknik kaki dan tangan kosong. Menurut Suryadi (2002 : 1) menyebutkan: sebutan taekwondo sendiri baru di kenal sejak tahun 1954, yang merupakan modifikasi dan perumpamaan berbagai beladiri tradisional Korea. Pola gerakan taekwondo sangat indah dan sistimatis. Selain itu taekwondo tidak sekedar mengajarkan kemampuan bertarung, tapi juga mengajarkan cara untuk mendisiplinkan diri. Taekwondo mempunyai banyak kelebihan, tidak hanya mengajarkan aspek fisik semata, seperti keahlian dalam bertarung, melainkan juga sangat menekankan pengajaran aspek disiplin mental. Dengan demikian taekwondo akan membentuk sikap mental yang kuat dan etika yang baik bagi orang yang secara bersungguhsungguh mempelajarinya dengan benar. Menurut Suryadi (2002 : xv) taekwondo mengandung aspek filosofi yang mendalam sehingga dengan mempelajari taekwondo pikiran, jiwa, dan raga kita secara menyeluruh akan ditumbuhkan dan dikembangkan. Tujuan dari taekwondo tidak hanya mempelajari ketrampilan beladiri saja, namun harus diikuti oleh aspek fisik, mental, dan spiritualnya. Seseorang yang berlatih atau mempelajari taekwondo akan menunjukkan kondisi fisik yang baik, mental yang kuat, dan semangat yang tinggi dalam sikap dan tindakkannya seharihari. Oleh karena itu taekwondo dapat dipelajari siapa saja tanpa tergantung jenis 7

8 kelamin, umur, dan status sosial. Menurut Suryadi (2002 : 11) pada dasarnya teknik serangan dan pertahanan dalam seni beladiri taekwondo hampir seluruhnya memakai bagian-bagian dari tangan dan kaki, namun perlu diingat bahwa arus tenaga yang dihasilkan berasal dari badan, terutama perputaran pinggang ditambah dengan sentakan dari lipatan siku atau lutut. Teknik yang boleh digunakan dalam beladiri taekwondo: a. Teknik Tangan Menurut Suryadi (2002 : 22) teknik tangan yang digunakan dalam beladiri taekwondo adalah berupa kepalan dengan perkenaan pada bagian depan kepalan, kedua bonggol, pangkal ruas jari telunjuk dan jari tengah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar. b. Teknik Kaki Gambar 1 Kepalan Tangan (Suryadi, 2002:12) Teknik tendangan sangat dominan dalam seni beladiri taekwondo bahkan harus diakui bahwa taekwondo sangat dikenal karena kelebihannya dalam teknik tendangan. Dalam competition rules and interpretation (2011 : 16) disebutkan semua teknik serangan menggunakan kaki adalah diperbolehkan selama menggunakan bagian kaki di bawah tulang mata kaki. Penggunaan bagian kaki diatas itu (misal: tulang kering, lutut, dll) tidak diperbolehkan Teknik tendangan menjadi sangat penting karena kekuatannnya yang jauh lebih besar dari pada tangan, walaupun teknik tendangan secara umum lebih sukar

9 dilakukan ketimbang teknik tangan. Namun dengan latihan-latihan yang benar, baik, dan terarah, teknik tendangan akan menjadi senjata dahsyat untuk melumpuhkan lawan. Sesuai yang disebutkan oleh Suryadi ( 2002 : 15) Bal/Kaki di bagian bawah mata kaki, merupakan senjata yang sangat penting dan khas dari seni bela diri taekwondo. Walaupun tak setangkas tangan, kaki mempunyai kelebihan dalam hal jangkauan jarak dan kekuatan yang lebih besar. Kaki yang terlatih dengan baik akan menjadi senjata yang sangat andal bagi seorang taekwondoin Teknik tendangan yang baik agar dapat meningkat diperlukan kecepatan, kekuatan, dan terutama keseimbangan yang prima. Selain itu, diperlukan juga penguasaan jarak dan timing yang tepat agar tendangan tersebut menjadi efektif dan efisien. Teknik tendangan dasar yang terpenting adalah ap-chagi, yeop chagi, dollyo chagi. Beberapa pedoman penting dalam melakukan teknik tendangan menurut Suryadi (2002 : 32) adalah sebagai berikut: 1. Maksimalkan kekuatan tendangan dengan kekuatan dan kelenturan lecutan lutut. 2. Jaga konsentrasi dan pandangan pada sasaran serta aturlah jarak dan. timing. 3. Setelah melakukan tendangan, kaki harus secepatnya ditarik dan kembali siap untuk melakukan tendangan atau gerakan selanjutnya. 4. Aturlah keseimbangan sebaik-baiknya, karena untuk melakukan tendangan yang cepat butuh keseimbangan yang baik dan untuk menjaga keseimbangan yang baik butuh kecepatan tendangan. 5. Koordinasikan seluruh gerak tubuh terutama dengan putaran pinggang, agar menghasilkan tenaga yang maksimal. Teknik kaki yang dapat digunakan untuk menyerang adalah berupa chagi (tendangan) menggunakan bagian dibawah tulang mata kaki menurut Suryadi (2002 : 15) menyebutkan bagian bal (bawah mata kaki) yang dipakai untuk menyerang adalah bagian: 1. Apchuk (ujung bantalan kaki) 2. Dwichuk (tumit bagian dasar) 3. Dwikkumchi (tumit bagian belakang) 4. Balnal (pisau kaki)

10 5. Baldeung (pungung telapak kaki) 6. Balnal Deung (pisau kaki bagian belakang) 7. Balbadak (telapak kaki bagian dalam keseluruhan) 8. Balkkeut (ujung jari kaki). Sering digunakan untuk melakukan tendangan kea rah kemaluan (nangsim chagi). Gambar 2 Pergelangan Kaki (Suryadi, 2002:15) Menurut Suryadi (2002 : 33) banyak sekali variasi tendangan dari bentuk atau tipe teknik tendangan di dalam taekwondo. Pada cabang olahraga taekwondo, teknik tendangan dasar yang terpenting adalah: 1) Ap-chagi (Tendangan Depan) Tendangan ini mengandalkan sentakan lutut ke arah depan dengan menggunakan bantalan telapak kaki bagian depan (apchuk). Tendangan diarahkan ke tengah, yaitu ulu hati atau perut, maupun ke sasaran atas (dagu lawan). Tendangan ini dapat dilakukan pula untuk menyerang kemaluan dengan ujung jari-jari kaki atau punggung kaki. Variasi tendangan ini dapat dilakukan dengan berbagai posisi (sikap kuda-kuda), dan dapat dilakukan dengan kaki depan atau kaki belakang, maupun sambil meloncat. Gambar 3 Tendangan Ap-Chagi

11 (http://library.thinkquest.org/16082/techniques/kick.html) 2) Yeop Chagi Tendangan samping yang memerlukan kontraksi badan saat memindahkan tenaga ke sasaran, sehingga diperoleh tenaga hentak atau dorongan yang maksimal. Tendangan ini menggunakan pisau kaki (balnal) ataupun tumit (dwichuk). Tendangan ini dapat dilakukan dengan meluncur (i dan yeop chagi), dan melompat (twieo yeop chagi). 3) Dollyo Chagi Gambar 4 Tendangan Yeop Chagi (http://library.thinkquest.org/16082/techniques/kick.html) Tendangan ini merupakan tendangan yang paling sering digunakan oleh para atlet ketika sedang bertanding. Kemudahan melakukan gerakan, power yang dihasilkan, serta kecepatan dari tendangan ini merupakan alasan mengapa sering digunakan. Suryadi menyebutkan (2002 : 34) power tendangan ini dihasilkan selain dari lacutan lutut juga sangat didukung oleh putaran pinggang yang sebenarnya murupakan penyaluran tenaga dari masa badan. Ketika melakukan teknik tendangan ini dibutuhkan tingkat fleksibilitas sendi panggul yang cukup tinggi, dikarenakan putaran pinggang menentukan seberapa besar kekuatan tendangan yang dihasilkan. Pada saat melakukan teknik tendangan dollyo chagi jika persendian pada tungkai terutama sendi panggul bisa dimanfaatkan penuh, maka tingkat kebebasan geraknya akan sangat besar dan tendangannya akan lebih mudah dilakukan.

12 Teknik tendangan dollyo chagi menghasilkan power yang cukup besar jika dilakukan dengan teknik menendangan yang benar. Pada saat melakukan tendangan dollyo chagi, posisi tungkai yang akan menendang memiliki tumpuan yang bisa dimanfaatkan untuk menghasilkan tendangan. Dengan tumpuan yang kuat maka akan menghasilkan power yang besar. Tendangan dollyo chagi ketika dilakukan, taekwondoin harus dapat memanfaatkan putaran pinggang sehingga tenaga yang dihasilkan bisa lebih besar. Menurut Suryadi (2002 : 33) koordinasikan seluruh gerak tubuh terutama dengan pinggang, agar menghasilkan tenaga yang maksimal. Untuk lebih jelasnya lihat gambar di bawah. Gambar 5 Tendangan Dollyo Chagi (http://library.thinkquest.org/16082/techniques/kick.html) 2. Kecepatan a. Definisi Kecepatan Dalam berbagai cabang olahraga, kecepatan merupakan komponen fisik yang esensial. Kecepatan menjadi faktor penentu dalam cabang olahraga seperti nomor-nomor sprint, tinju, anggar, dan olahraga beladiri. Dalam taekwondo kecepatan juga merupakan sesuatu yang sangat dominan, karena semakin cepat kita menendang maka atlet akan mudah dalam mendapatkan poin atau nilai terhadap lawan. Semakin atlet mempunyai kecepatan menendang maka lawan akan sulit menghindar dan kemenangan akan didapat. Menurut Sudjarwo (1995:28) kecepatan adalah kemampuan dari reaksi otot yang ditandai dengan perubahan antara kontraksi dan relaksasi untuk menuju

13 frekwensi maksimal. Sedangkan menurut Suharno HP (1993:47) kecepatan adalah kemampuan atlet untuk melakukan gerakan-gerakan yang sejenis secara berturut-turut dalam sesingkat-singkatnya. Berdasarkan pendapat diatas dapat dirumuskan kecepatan adalah kemampuan atlet untuk melakukan gerakan-gerakan yang sejenis secara berturutturut dalam waktu sesingkat-singkatnya yang meliputi gerakan kontraksi dan relaksasi dalam waktu yang sesingkat-singkatnya, atau kemampuan atlet untuk menempuh suatu jarak tertentu dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Kecepatan bukan berarti menggerakkan seluruh tubuh dengan cepat, akan tetapi dapat pula terbatas pada menggerakkan anggota-anggota tubuh dalam waktu sesingkatsingkatnya. b. Jenis-Jenis Kecepatan Kecepatan merupakan komponen utama pada kebanyakan cabang olahraga, walaupun kebutuhan alami dan fungsinya berbeda. Menurut Sudjarwo (1995:28) membedakan tiga jenis kecepatan antara lain adalah: 1) Sprinting Speed: Adalah kemampuan untuk bergerak kedepan dengan kekuatan dan kecepatan maksimal. Sprinting Speed yang baik akan dihasilkan oleh banyaknya frekuensi gerakan kaki serta panjangnya langkah. Menurut Suharno HP (1993:48) faktor yang menunjang sprinting Speed adalah: a) Tergantung pada kekuatan otot yang bekerja. b) Panjang tungkai atas. c) Frekuensi gerak. d) Teknik lari yang sempurna. 2) Reaction Of Speed: Kecepatan mengadakan reaksi terhadap suatu rangsangan. Rangsangan tersebut dapat berupa bola, lawan atau keadaan sekitarnya. Faktor yang menentukan baik tidaknya reaction of speed adalah: a) Posisi serta sikap badan. b) Ketajaman panca indra. c) Ketangkasan serta kemampuan terbaik. d) Kemampuan penggunaan speed of movement. Menurut Suharno HP (1993:48) faktor yang menunjang reaction of speed adalah:

14 a) Tergantung pada iritabilatas susunan saraf. b) Daya orientasi situasi yang dihadapi atlet. c) Ketajaman panca indra dalam menerima rangsangan. d) Kecepatan gerak dan daya ledak atlet. Reaction of speed digunakan hampir semua cabang olahraga. 3) Speed of movement: Adalah kemampuan kecepatan kontraksi otot secara maksimal oleh otot atau segerombolan otot dalam suatu gerakan yang terputus. Gerakan tersebut merupakan gerakan yang mendadak, meledak dalam suatu gerakan (eksplosif). Menurut Harsono (1988:217) movement speed adalah waktu pemberian rangsangan (stimulus) dengan gerak pertama. Menurut Suharno H.P. (1993:48) faktor yang menunjang speed of movement adalah: a) Tergantung pada kekuatan otot. b) Baik tidaknya power (daya ledak). c) Daya koordinasi gerakan-gerakan. d) Kelincahan dan keseimbangan. e) Penguasaan teknik gerak yang sempurna. Menurut Sudjarwo (1995:29). Ciri-ciri umum latihan kecepatan antara lain: 1) Harus ada bentuk latihan cyclic dan acyclic. 2) Selalu mengejar waktu yang paling pendek. 3) Pengukuran waktu mulai dari perangsangan (stimulus) dan jawaban (respon) dari pelatih. 4) Metode yang biasa digunakan adalah interval running, interval training metode pertandingan (competation method) dan metode bermain kecepatan (speed play). Selain memperhatikan ciri-ciri umum latihan kecepatan harus diperhatikan juga tentang beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kecepatan. Seperti halnya yang dikemukan oleh Bompa (1983) yang dikutip dalam buku Harsono (1988:218) tentang 6 faktor yang mempengaruhi suatu kecepatan antara lain: a) Keturunan (heredity) dan natural talent. b) Waktu reaksi. c) Kemampuan untuk mengatasi tahanan (resistence) eksternal seperti peralatan, lingkungan, (air, salju, angin, dan sebagainya), dan lawan. d) Teknik, misal gerakan lengan, tungkai, sikap tubuh pada waktu lari dan sebagainya.

15 e) Konsentrasi dan semangat. f) Elastisitas otot, terutama otot-otot dipergelangan kaki dan pinggul. Bahwa kecepatan memang dipengaruhi oleh beberapa faktor selain dari Bompa (1983) diatas juga dikutip oleh Sudjarwo (1995:29) dimana faktorfaktor yang menentukan baik atau tidaknya kecepatan (speed) seorang atlet dapat dilihat: a) Macam fibril otot (pembawaan) (1) Apabila banyak fibril otot yang berwarna putih berarti baik untuk kecepatan. (2) Fibril otot yang berwarna merah kurang baik untuk kecepatan tetapi lebih untuk endurance (daya tahan). Keduanya hanya seorang ahli yang dapat menentukannya. b) Pengaturan sistem yang baik berarti koordinasi yang baik untuk menghasilkan kecepatan. c) Kekuatan otot, merupakan faktor yang menentukan kecepatan. d) Elastisitet otot, semakin baik akan menyebabkan kontraksi otot yang baik berarti kecepatan yang baik pula. e) Sifat rilex dari otot baik pengaruhnya terhadap kecepatan maupun penguasaan teknik. Otot yang rilex tidak dapat lelah berarti efektif dan ekonomis. Berdasarkan pada beberapa pengertian tentang kecepatan yang disampaikan oleh para ahli tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa kecepatan merupakan suatu kemampuan tubuh untuk dapat menggerakan semua sistem dalam melawan beban atau hambatan pada jarak tertentu dalam waktu yang relatif cepat atau singkat. c. Kecepatan Tendangan Ap-Chagi Kecepatan bukan berarti hanya mengerakkan seluruh tubuh dengan cepat, akan tetapi dapat pula hanya pada anggota-anggota tubuh dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Harsono (1988:216) mengemukakan, bahwa kecepatan adalah kemampuan untuk melakukan gerakan-gerakan secara berturut-turut dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Olahraga beladiri taekwondo teknik tendangan ditentukan oleh gerakan paha/ kaki yang dilakukan secara cepat. Kecepatan tendangan ap-chagi pada

16 taekwondo ditentukan singkat tidaknya saat melakukan tendangan dalam menempuh sasaran. Menurut Harsono (1988:31) menyatakan kecepatan ialah kemampuan untuk menempuh suatu jarak dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Kecepatan tendangan ap-chagi sangat penting dalam beladiri taekwondo, karena seorang taekwondoin harus memiliki kecepatan yang tinggi agar pada saat aba-aba mulai terdengar, dengan sesingkat itu pula ia melepaskan tendangan/serangan kesasaran yang telah ditentukan. Kecepatan menunjukkan waktu diantara saat seseorang diberi rangsangan dan reaksi otot atau gerakan permulaan dilakukan. Menurut Nossek (1981:87) meyatakan bahwa kecepatan adalah merupakan kualitas kondisional yang membawakan seseorang olahragawan untuk bereaksi secara cepat bila dirangsang dan untuk menampilkan/melakukan gerakan secepat mungkin. Gerakan-gerakan kecepatan dilakukan melawan perlawanan yang berbedabeda dengan efek bahwa pengaruh kekuatan juga menjadi faktor yang kuat. Karena gerakan-gerakan kecepatan dilakukan dalam waktu yang sesingkat mungkin, kecepatan secara langsung bergantung pada waktu yang ada dan pengaruh kekuatan kecepatan tendangan ap-chagi ditentukan oleh singkat tidaknya otot paha dan kaki dalam mencapai sasaran. Jadi dapat disimpulkan, bahwa kecepatan sangatlah mendukung atau menopang dengan rangkaian gerakan-gerakan yang lebih luas dalam beladiri taekwondo. Teknik tendangan menjadi sangat penting karena kekuatannya yang jauh lebih besar dari pada tangan. Walaupun teknik tendangan secara umum lebih sukar dibanding dengan teknik pukulan. Namun dengan latihan-latihan yang benar, baik, dan terarah teknik tendangan akan menjadi senjata yang dahsyat untuk melumpuhkan lawan. Menurut Suryadi (2002:32) untuk melakukan tendangan diperlukan kecepatan, kekuatan dan yang lebih utama keseimbangan yang prima, selain itu diperlukan juga penguasaan jarak, dan timing yang tepat agar tendangan tersebut menjadi efektif.

17 3. Latihan a. Pengertian Latihan Dalam usaha meningkatkan prestasi yang berhubungan dengan manusia dan kegiatan fisiknya, diperlukan ilmu-ilmu penunjang, seperti fisiologi latihan, boimekanika olahraga, pendidikan olahraga, psikologi olahraga, sosiologi olahraga, dan kesehatan olahraga. Sedangkan teori latihan membahas tentang halhal yang berhubungan dengan latihan antara lain, tujuan, jenis latihan, isi latihan, metode latihan, perencanaan latihan, prinsip-prinsip latihan, bentuk pengaturan, dan evaluasi serta teori-teori pertandingan. Pengertian latihan ternyata sangat komplek. Menurut Sudjarwo (1995 : 13) latihan olahraga adalah suatu proses penyempurnaan peraturan olahraga secara ilmiah, penerapan pendidikan dan prinsip-prinsip. Proses yang dimaksud adalah adanya sistematikadan perencanaan, peningkatan kesiapan untuk pembentukan, dan kemampuan penampilan atlet. Menurut Sudjarwo (1995 : 13) tujuan pokok dari latihan adalah prestasi maksimal disamping kesehatan dan kesegaran jasmani bagi atlet. Sesuai dengan tujuannya maka urutan penekanan latihan adalah sebagai berikut: 1) Pembentukan kondisi fisik (Psycal Build Up) Unsur yang di bentuk dan dikembangkan meliputi kekuatan, kecepatan, daya tahan, kelincahan, kelentukan, ketepatan, keseimbangan, dan koordinasi. 2) Pembentukan teknik (Technical Build Up) Pembentukan teknik harus dimulai dari teknik dasar ke teknik tinggi yang akhirnya harus menuju otomatisasi gerakan. 3) Pembentukan taktik (Tactical Build Up) Pembentukan taktik meliputi pertahanan maupun penyerangan, termasuk didalamnya menyusun strategi, sistem, pola dan tipe.

18 4) Pembentukan kematangan mental (Mental Build Up) Pembentukan mental dalam bertanding dengan unsur psikologi sesuai cabang olahraga yang diikuti. 5) Pembentukan kematangan juara Dengan bekal fisik, teknik, taktik yang didukung mental bertanding merupakan keselarasan yang matang antara tindakan dan proses mental bertanding. Jadi yang dimaksud dengan latihan adalah suatu proses sistematis yang dilakukan secara berulang-ulang secara ajeg atau kontinyu dengan selalu memberikan peningkatan beban latihan. b. Prinsip-prinsip Latihan Pelaksanaan latihan harus berpedoman pada prinsip-prinsip latihan yang benar. Dengan penerapan prinsip-prinsip latihan yang benar diharapkan prestasi seorang atlet dapat meningkat. Kementrian Negara dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora, 2007:9-14) penyusunan dan pelaksanaan program latihan hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut: partisipasi aktif, perkembangan multilateral, individual, overload, spesifikasi, kembali asal, variasi. Prinsip-prinsip latihan yang harus diperhatikan dalam melakukan latihan diuraikan sebagai berikut: 1) Partisipasi aktif Kementrian Negara dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora, 2007:9) pencapaian prestasi merupakan perpaduan usaha atlet itu sendiri dan kerja keras pelatih, sehingga keduanya yang tanggungjawab terhadap pelaksanaan program latihan untuk menghasilkan prestasi yang tinggi. Maka dapat dikatakan bahwa Seorang pelatih mempunyai beban berat yang harus dijalankan yaitu mendidik atlet agar memiliki sikap bertanggungjawab, disiplin, dan mandiri.

19 2) Perkembangan Multilateral Kementrian Negara dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora, 2007:10) prestasi yang tangguh perlu disiapkan melalui peletakan dasar bangunan prestasi yang dilaksanakan pada dasar yakni perkembangan multilateral. Tahap perkembangan multilateral diletakkan pada awal program pembinaan sebelum memasuki tahap spesialisasi, yakni anak usia 6-15 tahun, bertujuan: mengembangkan dan mengoreksi gerak dasar. Aktifitas latihan yang berupa semua jenis olahraga yang mengandung gerakan jalan, lari, lompat, memanjat, merangkak, melempar, menangkap. 3) Individual Setiap atlet memiliki potensi yang berbeda-beda dan berkarakter unik, setiap latihan menimbulkan respon yang berbeda pula. Kementrian Negara dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora, 2007:10) pelatih perlu mempertimbangkan perbedaan individual berupa faktor: keturunan, umur perkembangan, umur latihan. 4) Overload Kementrian Negara dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora, 2007:11) untuk meningkatkan kemampuan atlet perlu latihan dengan beban lebih (overload), yakni beban yang cukup menantang. Prinsip beban lebih merupakan prinsip dasar dalam latihan. Sebab kemampuan atlet hanya akan meningkatkan jika beban latihan lebih berat dari beban yang diterima sebelumnya. Sebagian sistim fisiologi dapat menyesuaikan diri pada tuntunan fungsi yang melebihi dari pada yang biasa dijumpai dalam kehidupan seharihari. Dengan pembebanan yang lebih berat dari sebelumnya tersebut, akan merangsang tubuh untuk beradaptasi dengan beban tersebu, sehingga kemampuan tubuh akan meningkat. Beban kerja dalam latihan harus cukup berat, yaitu berada diatas ambang rangsang latihan.

20 5) Spesifikasi Kementrian Negara dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora, 2007:13) SAID: Spesific Adaptation to Imposed Demand. Prinsip spesifikasi menjelaskan bahwa sifat khusus beban latihan akan menghasilkan tanggapan khusus, untuk itu program latihan hendaknya dirancang khusus sesuai dengan: cabang olahraga, peran olahragawan, sistem energi, pola gerak, keterlibatan, biomotor. 6) Kembali asal Kementrian Negara dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora, 2007:13) Bila anda tak menggunakan, anda akan kehilangan itulah filosofi prinsip reversibilitas (kembali asal) yang diartikan sebagai kemunduran kemampuan atlet yang diakibatkan ketidak teraturan dalam menjalankan program latihan. Kemampuan atlet yang telah meningkat pada tahap training, akan menurun (detraining) apabila atlet tidak berlatih dengan benar dan untuk mengembalikan prestasi semula diperlukan waktu yang cukup lama. Agar prestasi atlet tidak naik turun (fluktuatif) secara drastis, latihan seharusnya dilakukan terus menurus dan berkelanjutan. 7) Variasi Kementrian Negara dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora, 2007:14) tubuh memiliki kemampuan beradaptasi termasuk adaptasi terhadap beban latihan. Untuk memperoleh adaptasi yang optimal diperlukan variasi dalam pembebanan sehingga perlu dirancang hari latihan berat, hari latihan ringan dan hari latihan sedang. Selain itu model dan metode latihan yang monoton akan mengakibatkan kebosanan sehingga sasaran latihan tidak dapat dicapai, untuk itu perlu dirancang berbagai model dan metode latihan yang beraneka ragam, dengan tetap mengacu pada sasaran latihan.

21 4. Latihan Kecepatan Tendangan a. Pengertian Kecepatan Tendangan Menurut Sudjarwo (1995 : 40) teknik merupakan rangkuman metode yang dipergunakan dalam melakukan gerakan suatu cabang olahraga. Teknik juga merupakan suatu proses gerakan dan pembuktian dalam praktek dengan sebaik mungkin untuk menyelesaikan tugas yang pasti dalam suatu cabang olahraga. Peningkatan prestasi olahraga menuntut adanya perbaikan dan pengembangan unsur teknik untuk mencapai tujuan. Hal ini berarti setiap saat teknik selalu berkembang sesuai dengan tuntutan peningkatan prestasi olahraga atau terjadi sebaliknya dengan adanya teknik yang baru, maka prestasi olahraga meningkat. Walaupun prestasi olahraga manusia belum bisa dipastikan tapi teknik tetap menjadi dasar utama yang harus dimiliki atlet dalam suatu cabang olahraga. Karena teknik merupakan dasar kemampuan individu yang sangat menentukan pencapaian prestasi maksimal. Oleh karena itu teknik dasar yang diperlukan untuk setiap cabang olahraga harus dipelajari dan dikuasai dengan baik. Teknik dikatakan baik apabila ditinjau dari segi anatomis, mekanika, biomekanika, dan mental terpenuhi persyaratan secara baik, dapat diterapkan dalam praktek dan memberikan sumbangan dalam pencapaian prestasi maksimal. Teknik berkembang sesuai perkembangan ilmu dan teknologi serta perlengakapan yang digunakan. b. Kegunaan Kecepatan Tendangan Menurut Sudjarwo (1995 : 41-42) Dalam olahraga keterkaitan antara teknik dan kemampuan fisik tidak bisa dipisahkan karena penguasaan teknik yang baik hanya dapat dilakukan apabila memperoleh dukungan dari

22 kemampuan fisik yang baik pula. Hal ini akan memberikan keuntungan terjadinya efisiensi dan efektivitas gerakan sehingga tidak mudah mengalami kelelahan serta dapat mengundang kekaguman baik dari lawan ataupun penonton. Kegunaan penguasaan teknik yang baik adalah mengurangi terjadinya cedera. Seorang atlet yang memiliki kemampuan teknik yang baik akan bergerak dengan leluasa, mudah, dan cermat sehingga mengurangi resiko cedera. Selain itu penguasaan teknik yang baik berguna untuk menyusun strategi yang akan diterapkan ketika bertanding, karena taktik tidak akan terlaksana apabila tidak didukung dengan penguasaan teknik yang baik. Secara mental atlet yang memiliki kemampuan teknik yang baik akan lebih mantap dan optimis dalam pertandingan. Karena akan memberikan rasa percaya diri dalam pergerakannnya dan selalu dapat melaksanakan petunjuk dari pelatih dalam melaksanakan taktik bertanding sesuai dengan strategi yang telah disusun ataupun perubahannya. 5. Latihan Kecepatan Tendangan Dengan Pendekatan Langsung a. Pengertian Latihan Dengan Pendekatan Langsung Latihan langsung yang dimaksud dalam penelitian ini adalah latihan dengan pendekatan langsung melakukan tendangan ap-chagi. Karena latihan ini merupakan komponen yang paling mendasar dalam beladiri taekwondo, sehingga tendangan ap-chagi merupakan faktor penentu di dalam cabang olahraga beladiri khususnya beladiri taekwondo. Menurut Suharno HP (1993 : 7) latihan adalah suatu proses penyempurnaan atlet secara sadar untuk mencapai suatu prestasi maksimal dengan diberi beban fisik, teknik, taktik, dan mental secara teratur, terarah, meningkat, bertahap, dan berulang-ulang waktunya, sedangkan Harsono (1988:98) latihan adalah proses yang sistimatis dari berlatih atau bekerja, yang

23 dilakukan secara berulang-ulang, dengan kian hari menambah jumlah beban latihan atau pekerjaan. Pelaksanaan latihan dengan pendekatan langsung melakukan tendangan ap-chagi dapat ditekankan pada salah satu komponen kondisi fisik tertentu misalnya kecepatan, karena menurut Sudjarwo (1995 : 13) menyebutkan beberapa unsur yang harus dibentuk dan dikembangkan dalam latihan fisik meliputi: kekuatan (strength), kecepatan (speed), daya tahan (endurance), kelincahan (agility), kelentukan (flexibility), ketepatan (accuracy), keseimbangan dan koordinasi. Terutama yang ditekankan dalam latihan langsung adalah kecepatan melakukan tendangan ap-chagi, dan dilakukan secara berulang-ulang. Beladiri taekwondo sarat dengan berbagai kemampuan dan keterampilan gerak yang kompleks. Sepintas lalu dapat diamati bahwa atlet harus melakukan gerakan-gerakan teknik tendangan dengan cepat, berhenti dengan tiba-tiba dan segera bergerak lagi, gerak meloncat, maju-mundur, memutar badan dengan cepat, melakukan langkah lebar tanpa pernah kehilangan keseimbangan. Gerakan-gerakan ini harus dilakukan berulang-ulang dan dalam tempo lama, selama pertandingan berlangsung. Akibat proses gerakan itu akan menghasilkan kelelahan, yang akan berpengaruh langsung pada kerja jantung, paru-paru, sistem peredaran darah, pernapasan, kerja otot, dan persendian tubuh. Menurut Suryadi (2002 : 32) untuk melakukan tendangan diperlukan kecepatan, kekuatan dan yang lebih utama keseimbangan yang prima, selain itu diperlukan juga penguasaan jarak, dan timing yang tepat agar tendangan tersebut menjadi efektif. Latihan langsung melakukan tendangan ap-chagi dalam beladiri taekwondo adalah tendangan paling mendasar dan disebut juga dengan tendangan depan. Untuk lebih jelasnya teknik pelaksanaan bentuk latihan langsung melakukan tendangan ap-chagi sebagai berikut: