BAB IV KESIMPULAN. bahwa masyarakat Indonesia sekarang ini masih terkurung dengan pemikiran

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pengarang, lahir melalui proses perenungan dan pengembaraan yang muncul dari

BAB I PENDAHULUAN. dan tanggung jawab. Karya sastra lahir dari seorang pengarang yang

Bab 4. Simpulan dan Saran. disimpulkan bahwa tokoh Ruka Kishimoto dalam serial drama Jepang Last Friends

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial di sekitarnya (Iswanto

BAB I PENDAHULUAN. Lesbi merupakan suatu fenomena sosial yang tidak lagi mampu disangkal

BAB I PENDAHULUAN. bergaul, bersosialisasi seperti masyarakat pada umumnya. Tidak ada salahnya

BAB I PENDAHULUAN. hal ini dibuktikan dengan data yang didapatkan, dimana menurut survey yang

BAB I PENDAHULUAN. seksual kepada sesama jenisnya, disebut gay bila laki-laki dan lesbian bila

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian, analisis data dan pembahasan maka. kesimpulan penelitian dapat diuraikan sebagai berikut :

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Transseksual merupakan permasalahan yang kompleks. Di satu sisi, di

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep dibutuhkan dalam penelitian sebab didalamnya akan ditemui aspekaspek

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masa remaja merupakan masa dimana seseorang akan mulai

BAB I PENDAHULUAN. Jepang adalah salah satu negara yang memiliki kekuatan dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Masyarakat adalah sebuah kumpulan individu yang memiliki sebuah

Abstraksi. Kata Kunci : Komunikasi, Pendampingan, KDRT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada dasarnya manusia merupakan makhluk sosial, dimana

BAB V KESIMPULAN. telah mendapatkan legitimasi sebagai karya grafis bersifat internasional dan

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

I. PENDAHULUAN. Keragaman dimasyarakat memerlukan sosialisasi dan memerlukan interaksi

BAB I PENDAHULUAN. tidak bisa menangani masalahnya dapat mengakibatkan stres. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. Kebanyakan orang-orang hanya melihat dari kulit luar semata. Lebih

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV KESIMPULAN. Pada bab analisis dipaparkan bagaimana tokoh utama melakukan penolakan

berbeda saat ia berada di SMA, ia sadar bahwa ia merasakan ketertarikan dengan teman-teman perempuannya, informan merasa wanita itu perlu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. Gangguan identitas gender adalah suatu gangguan yang membuat

PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman dan kemajuan teknologi yang terus berkembang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tuhan menciptakan jenis manusia menjadi dua yaitu pria dan wanita.

BAB I PENDAHULUAN. adalah perubahan yang terjadi pada perkembangan pribadi seseorang. Masuknya

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dan cenderung menyimpang dari jenis kelamin (sex) asli yang sifatnya

BAB I PENDAHULUAN. penerima pesan atau yang biasa disebut dengan komunikan.manusia merupakan

KESEHATAN REPRODUKSI DALAM PERSPEKTIF GENDER. By : Basyariah L, SST, MKes

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. UKM Olahraga merupakan salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa sebagai

KEKERASAN BERBASIS GENDER: BENTUK KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA. Oleh: Khoirul Ihwanudin 1. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORI. dan Eksploitasi Wanita dalam Novel The Lost Arabian Women karya Qanta A.

BAB I PENDAHULUAN. dari banyak karya sastra yang muncul, baik berupa novel, puisi, cerpen, dan

BAB I PENDAHULUAN. peserta tingkat pendidikan ini berusia 12 hingga 15 tahun. Dimana pada usia

BAB I PENDAHULUAN. Istilah ini menyangkut hal-hal pribadi dan dipengaruhi oleh banyak aspek kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. perkembanganmasyarakat perkotaan dan industri, sebagai bagian dari budaya

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan periode transisi antara masa anak-anak ke masa dewasa

Sesi 7: Pelecehan Seksual

BAB I PENDAHULUAN. merupakan bentuk evaluasi yang sering di laksanakan oleh guru di sekolah.

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

EKSISTENSI LESBIAN DI MASYARAKAT

PEMERKOSAAN,PERBUDAKAN SEKSUALITAS

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah waktu manusia berumur belasan tahun. Pada masa remaja

BAB 5 SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

LEMBARAN DAERAH NOMOR 2 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II INDRAMAYU NOMOR 7 TAHUN 1999 TENTANG PROSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tahun), dan fase remaja akhir (usia 18 tahun sampai 21 tahun) (Monks,

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. saling mengasihi, saling mengenal, dan juga merupakan sebuah aktifitas sosial dimana dua

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pencapaian kebermaknaan hidup dapat diartikan lebih luas sebagai usaha manusia

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah merupakan pendidikan kedua setelah lingkungan keluarga, manfaat

BAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN. Berdasarkan analisis pada bab sebelumnya diperoleh gambaran bahwa

Bab 4. Simpulan dan Saran. penulis dapat menarik kesimpulan mengenai pandangan para tokoh dalam novel Kicchin

Modul 6 PERKEMBANGAN JIWA AGAMA PADA MASA REMAJA

Bab 1. Pendahuluan. elektronik. Media hiburan ini yang sering disebut dengan dorama atau serial televisi

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra selain dapat dikatakan sebuah karya seni dalam bentuk tulisan

TRANSGENDER DAN PENCARIAN JATI DIRI TOKOH UTAMA DALAM NOVEL PASUNG JIWA KARYA OKKY MADASARI KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI PATI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI,

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia pertelevisian ditandai dengan banyaknya jenis acara yang

Bab 5. Ringkasan. Ruka Kishimoto Dalam Serial Drama Jepang Last Friends. Adapun tujuan dan metode penelitian juga tercantum dalam pendahuluan.

BAB VI PENUTUP. diketahui bahwa ketiga subjek mengalami self blaming. Kemudian. secara mendalam peneliti membahas mengenai self blaming pada

BAB 1 PENDAHULUAN. seorang pengarang akan mencoba menggambarkan realitas yang ada ke dalam

BAB V PENUTUP. Kehadiran dan kepiawaian Zulkaidah Harahap dalam. memainkan instrumen musik tradisional Batak Toba, secara tidak

BAB V KESIMPULAN. sosial, serta hubungan sosial antara perempuan dan laki-laki yang terbentuk

Waria : warga negara yang tersisihkan dalam pelayanan publik

BAB I PENDAHULUAN. digambarkan secara luas oleh pengarang melalui pemikiran-pemikiran yang menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. dengan mudahnya mengakses berbagai informasi, pengetahuan penggunaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Ditinjau dari segi bahasa kata waria adalah singkatan dari wanita dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan isu gay di Indonesia meskipun tidak dikatakan pesat, kini

CHAPTER V SUMMARY BINA NUSANTARA UNIVERSITY. Faculty of Humanities. English Department. Strata 1 Program

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan psikologi sastra karena penelitian

Perkembangan Sepanjang Hayat

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Setelah melalui bab analisis, sampailah kita pada tahap simpulan yang akan

(e) Uang saku rata-rata perbulan kurang dari Rp ,- (64,8%) dan sisanya (35,3%) lebih dari Rp per bulan.

BAB I. Pendahuluan. Nasional pada Bab II menyebutkan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra merupakan gambaran tentang kehidupan yang ada dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kekerasan terhadap perempuan merupakan masalah kesehatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. minat, sikap, perilaku, maupun dalam hal emosi. Tingkat perubahan dalam sikap

BAB V KESIMPULAN. kritik sastra feminis sosialis karena dalam Kumpulan Cerpen ini

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR

BAB VI KESIMPULAN. instrumentnya meraih legitimasi-legitimasi, namun juga menelisik kehidupan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah melakukan penelitian secara observasi partisipasi pasif yaitu. Faktor Lingkungan Keluarga

BAB I PENDAHULUAN. pekerja atau buruh. Oleh karena itu seorang tenaga kerja sebagai subyek

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. upaya dari anggota organisasi untuk meningkatkan suatu jabatan yang ada.

BAB 4 KESIMPULAN. Deskripsi toleransi..., Dias Rifanza Salim, FIB UI, 2008

42, Vol. 06 No. 1 Januari Juni 2015 arah dan tujuan lembaga tersebut. Konsep bersistem ini biasa disebut dengan ideologi. Salah satu ideologi yang ser

Dekonstruksi Maskulinitas dan Feminitas dalam Sinetron ABG Jadi Manten Skripsi Disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan Pendidikan Strata 1

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengalaman hidup sebagai

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Kekerasan adalah perbuatan yang dapat berupa fisik maupun non fisik,

Difa Kusumadewi: Rasionalisme Sains Mendorong Kebebasan dan Anti-Diskriminasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pentingnya perilaku asertif bagi setiap individu adalah untuk memenuhi

Kelahiran Sang Liyan DaLam Kebebasan*

Transkripsi:

127 BAB IV KESIMPULAN Berdasarkan analisis dan pembahasan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa masyarakat Indonesia sekarang ini masih terkurung dengan pemikiran bahwa penilaian identitas seseorang mengenai sesuatu yang normal dan dianggap tidak pantas adalah berdasarkan apa yang tertulis dalam tubuh mereka. Penilaian tersebut merupakan penilaian secara spontan terhadap performa atau tampilan awal seseorang. Sedangkan penilaian mengenai identitas asli mereka hanya bisa dilakukan dengan menganalisis dan menelaah lebih jauh dan mendalam. Identitas yang tampak dari luar bisa saja menipu, tidak selamanya benar dan dapat dimungkinkan akan terus berubah. Perubahan identitas ini bisa terjadi dikarenakan adanya beberapa faktor. Pertama adalah konstruksi diri pribadi, ke dua pengaruh konstruksi sosial dan yang ke tiga adalah ketidakstabilan identitas gender itu sendiri. Seorang individu bisa merasakan adanya perbedaan dalam dirinya mengenai identitasnya semenjak ia kecil. Perasaan berbeda, berada di tempat yang salah dan merasakan ketidak sesuaian dengan lingkungan sekitarnya bisa menjadi pemicu atau alasan identitas seseorang berubah. Pada dasarnya identitas gender seseorang memang bergerak dinamis, mencari kenyamanan dan kecocokan dalam tiap prosesnya, hingga akhirnya lahirlah identitas baru yang diyakini paling sesuai dengan dirinya. Kesesuaian identitas gender seseorang ini tentu tidak serta merta hadir dalam tiap diri. Ada rentetan proses rumit yang mendahuluinya. Seperti proses penemuan identitas seorang transgender yang digambarkan oleh Okky Madasari dalam novelnya yang berjudul Pasung Jiwa ini. Okky menjelaskan proses tokoh

128 transgender ini bertransformasi dari seorang lelaki penurut dari kelas sosial menengah ke atas yang terpasung dalam tubuh yang salah. Ia akhirnya menemukan identitas ketransgenderannya setelah melalui beberapa tahap perkembangan seperti yang dikemukakan oleh Nagoshi, yakni perkembangan identitas transgender model Cass. Dalam model perkembangan ini dijabarkan enam tahapan perembangan identitas seorang transgender. Tahap pertama adalah kebingungan identitas, di mana seorang individu transgender merasa terperangkap dalam tubuh yang salah dan menemukan banyak ketidak sesuaian antara yang dia miliki dengan yang dia harapkan dari tubuhnya. Tahapan kedua yaitu perbandingan identitas, di mana seorang individu transgender akan berusaha mencari kebenaran identitas yang ada dalam dirinya melalui perbandingan dengan identitas lain yang ia temui. Ia akan mulai membandingkan dirinya dengan orang-orang di sekitarnya yang memiliki identitas gender yang berbeda sehingga lewat pengetahuan dan wawasan itulah dia akan mempertimbangnkan dan mencari kesesuaian identitas bagi dirinya. Namun, pada tahap ini seorang individu transgender akan tetap mempertanyakan mengapa dirinya berbeda dan mengapa identitasnya saat ini tidak sesuai. Dia juga akan terus membenturkan konstruksi dirinya dengan konstruksi sosial masyarakata yang berlaku. Tahap ketiga adalah toleransi identitas. Pada tahap ini seorang individu transgender akan mulai menerima ternyata memang ada perbedaan identitas gender pada setiap orang dan adapula ketidakstabilan gender yang akhirnya akan membentuk identitas gender baru yang berbeda. Ia sudah bisa menerima bahwa ada identitas yang mungkin berpindah dari satu identitas gender ke identitas

129 gender lainnya yang berlawanan. Namun, pengakuan akan identitas dirinya sendirilah yang berubah masih sulit diterima. Ia masih harus melewati negosiasi panjang antara konstruksi diri yang ia bangun dengan perwujudan diri yang akan ia tampilkan. Ketiga tahapan ini biasanya terjadi pada masa anak-anak hingga remaja menuju dewasa. Identitas transgender yang mereka miliki masih mereka jaga sebagai identitas privat yang belum bisa dipublikasikan, karena belum adanya penerimaan secara menyeluruh mengenai identitas gender barunya ini. Tahapan keempat adalah tahapan penerimaan identitas. Pada tahap ini seorang individu transgender sudah mulai bisa bernegosiasi dengan konstruksi dirinya dan mulai menampilkan perwujudan diri dari identitas barunya. Pada awal tahap ini seorang individu transgender belum terlalu yakin untuk membagi identitas privatnya ini untuk dikonsumsi sebagai identitas publik. Namun, seiring berjalannya waktu dan bertambahnya agen yang menjadi koalisi pembangun identitasnya maka kekuatan untuk menunjukan identitas barunya akan semakin besar. Penerimaan dari anggota masyarakat juga merupakan salah satu faktor pendukung percepatan proses penerimaan akan identitas barunya ini. Tahap ke lima adalah tahap kebanggan identitas. Di mana seorang individu transgender akan dengan berani menunjukan dan membagi identitasnya dengan publik secara luas. Ia tak lagi banyak bernegosiasi dengan kosntruksi dirinya untuk menunjukan identitas barunya. Banyak orang menganggap tahapan ini adalah tahapan akhir dari sebuah proses panjang perkembangan idnividu transgender. Pada kenyataannya, masih ada satu tahapan lagi yang akan menyempurnakan identitas seorang individu transgender, yaitu tahap perpaduan identitas. Dalam tahapan ini, tidak lagi dibeda-bedakan antara dua identitas gender

130 yang berlawanan. Seorang transgender akan merasa bahwa identitas barunya adalah perpaduan antara keduanya atau bahkan hasil dari kelahiran identitas baru yang merupakan peleburan dari kedua identitas sebelumnya. Hal penting yang harus difahami dari tahapan-tahapan ini adalah dalam tahapan manapun, tidak menutup kemungkinan seorang individu transgender akan kembali ke identitas sebelumnya. Bahkan terjadi penurunan tahap sedikit demi sedikit, kenaikan tahap yang drastis dan ketidak stabilan identitas yang mungkin dialami oleh individu tersebut. Hal ini sangan bergantung pada konstruksi diri individu transgender tersebut dan juga kosntruksi sosial yang ia temui. Selain itu para agen yang berkoalisi untuk membangun identitas barunya tersebut baik secara sadar maupun tidak sadar dapat berpengaruh dalam perubahan-perubahan tahapan proses perkembangan identitas transgender tersebut. Menjadi seorang transgender, bukanlah sebuah pilihan spontan tanpa melalui proses perenungan panjang. Dengan memilih untuk mengikuti hati nuraninya berpindah identitas dan menunjukan identitas barunya sebagai seorang transgender otomatis akan memberikan dampak baik dan buruk. Dampak baik yang bisa didapatkan dari kejujuran hati nurani ini adalah berupa kebebasan identitas yang ia dapatkan. Ia tidak lagi terperangkap oleh norma dan konstruksi sosial yang meliyankannya. Namun hal ini sebenarnya merupakan jebakan, dimana konstruksi dirilah yang berperan membangun kepercayaan mengenai kebebasan identitas tersebut. Kebebasan yang masih dibatasi oleh penilaian dan lingkungan heteronormatif yang tidak mendukungnya. Ketakutan masyarakat heteronormatif terhadap rusaknya tatanan norma ajeg yang sudah mereka bangun dan pertahankan membuat kaum transgender

131 tersingkirkan. Perasaan jijik terhadap seseorang yang melanggar ekpektasi masyarakat terhadap peran gender dan berkembangnya ketakutan juga kebencian mengakibatkan adanya pelarangan untuk berhubungan maupun berinteraksi dengan kaum transgender ini. Mereka juga menerima penolakan, prasangka negatif dan diskriminasi juga kekerasan dalam berbagai hal. Diantaranya adalah kekerasan fisik seperti pemukulan, kekerasan psikis seperti penghinaan dan pelecehan, juga kekerasan seksual seperti pemaksaan untuk memuaskan kebutuhan seksual laki-laki hetero. Bentuk yang mereka alami termasuk juga kesulitan dalam urusan pendidikan, pekerjaan dan pelayanan di tahanan. Dalam penelitian ini, ditemukan cara-cara atau strategi yang dilakukan oleh para individu transgender dalam rangka mempertahankan eksistensinya dan menghindarkan diri mereka dari opresi, yaitu dengan membuat coalition building dengan orang-orang yang dianggap mampu memberikan kekuatan dan penerimaan juga pengukuhan atas identitasnya yang berbeda. Pada kasus Sasa, ia membangun coalition building dengan Cak Jek dan kawan-kawan, Ibu Sasa, Masita dan para penonton juga penikmat penampilaannya saat manggung/pentas. Strategi lain yang bisa digunakan untuk menghindarkan diri dari opresi menurut Nagoshi adalah dengan mengeksiskan ketidakstabilan identitas gender. Dengan kuatnya identitas gender yang tidak stabil ini maka tatanan norma yang ajeg yang dimiliki oleh masyarakat heteronormatif akan terganggu kestabilannya. Hal ini tentunya akan membuat opresi terhadap kaum transgender semakin berkurang. Lalu mereka akan tetap dapat mengeksiskan diri dengan adanya penerimaan dan pengakuan terhadap kehadiran mereka.