BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Modal kerja merupakan dana pada aktiva lancar suatu perusahaan untuk kegiatan operasi. Aktiva ini sekali berputar kembali dalam bentuk semula dan dana kembali dalam waktu yang pendek. Apabila perusahaan memilih untuk beroperasi, maka dana yang tertanam tidak kurang atau lebih sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan untuk dapat menjalankan kegiatan aktivitas perusahaan. Perusahaan dapat mengurangi biaya operasi dan meningkatkan profitabilitas. Perusahaan-perusahaan Food and Beverages harus mampu menyediakan sejumlah persediaan dengan tepat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Perusahaan-perusahaan Food and Beverages perlu menjaga modal kerjanya dalam jumlah cukup untuk operasional perusahaan sehari-hari. Situasi ini akan mengakibatkan pihak manajemen dituntut untuk mengelola perusahaan secara tepat dan terorganisir untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan perusahaan. Suatu perusahaan didirikan adalah untuk memperoleh keuntungan dari kegiatannya baik jangka pendek maupun jangka panjang. Demi memperoleh keuntungan perusahaan-perusahaan Food and Beverages perlu untuk merencanakan, mengorganisir, mengkoordinir, dan mengawasi kegiatan-kegiatan yang dilakukan, disamping keahlian pimpinan dalam mengelola perusahaan. Perusahaan dalam melakukan operasinya tidak terlepas dari keperluan modal kerja yang cukup jumlahnya, sehingga mampu membiayai pengeluaran sehari-hari, karena dengan modal kerja yang cukup akan menguntungkan bagi
perusahaan. Modal kerja yang cukup memungkinkan bagi perusahaan untuk beroperasi secara efisien dan perusahaan tidak mengalami kesulitan keuangan, serta dengan modal yang cukup perusahaan bisa memenuhi seluruh kewajibankewajibannya baik itu hutang jangka pendek maupun hutang jangka panjang. Tersedianya modal kerja yang segera dapat dipergunakan dalam melaksanakan operasi sehari-hari dan selalu berputar tergantung pada sifat likuiditas aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan seperti kas, surat-surat berharga, piutang, dan persediaan. Bila aktiva lancarnya tidak likuid, bisa berakibat terjadinya kemacetan terhadap arus perputaran uang. Modal kerja merupakan salah satu aspek penting dalam perusahaan sehingga diperlukan cara pengolahan yang baik agar modal kerja yang diinginkan dapat dipertahankan serta mampu membiayai operasi perusahaan. Meskipun modal kerja sangat penting bagi perusahaan, namun perusahaan harus mampu mengelola modal kerja sehingga tidak terlalu besar atau tidak terlalu kecil dibandingkan dengan jumlah yang dibutuhkan perusahaan untuk operasi. Apabila di dalam perusahaan terdapat modal kerja yang berlebihan maka hal ini menunjukkan bahwa dalam perusahaan tersebut terdapat dana yang tidak produktif dan dapat menimbulkan kerugian bagi perusahaan, karena banyaknya kesempatan menggunakan dana tersebut untuk melunasi kewajiban-kewajiban perusahaan lainnya. Besarnya modal kerja yang akan digunakan untuk operasi perusahaan agar dapat mencapai laba yang optimal perusahaan perlu memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi modal kerja. Menurut R. Agus Sartono (2001:386) faktor yang mempengaruhi besar kecilnya jumlah modal kerja
yang dibutuhkan suatu perusahaan adalah ; (1) jenis produk yang dibuat, (2) jangka waktu siklus operasi, (3) tingkat penjualan, (4) kebijakan persediaan, (5) kebijakan penjualan kredit, dan (6) efisiensi manajemen aktiva lancar. Menurut Indriyo Gitosudarmo dan Basri (2000:36) faktor yang berpengaruh terhadap kebutuhan modal kerja adalah ; (1) volume penjualan, (2) penjualan kredit, (3) penentuan persediaan, (4) pengaruh musim, dan (5) kemajuan teknologi. Menurut S. Munawir (2002:117) menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi modal kerja antara lain ; (1) sifat atau tipe dari perusahaan, (2) waktu memproduksi dan harga pokok persatuan barang, (3) syarat pembelian, (4) syarat penjualan, (5) tingkat perputaran persediaan, (6) faktor musiman, (7) volume penjualan, (8) tingkat perputaran piutang, dan (9) jumlah rata-rata pengeluaran uang setiap hari. Berdasarkan ketiga penelitian yang menyatakan terdapat faktor-faktor yang menentukan besarnya kebutuhan modal kerja, terdapat 5 (lima) faktor yang mempengaruhi modal kerja yaitu : volume penjualan, perputaran kas, perputaran persediaan, perputaran piutang, serta kebijakan likuiditas. Volume penjualan merupakan faktor yang paling utama dan merupakan akhir dari seluruh aktivitas perusahaan, pada suatu perusahaan umumnya memerlukan modal yang cukup untuk menjalankan aktivitas perusahaannya. Apabila terjadi peningkatan terhadap volume penjualannya, maka akan menyebabkan semakin besarnya modal kerja yang dibutuhkan. Perputaran kas merupakan salah satu faktor yang memiliki tingkat likuiditas yang paling tinggi. Kas perusahaan diperlukan untuk membiayai operasi perusahaannya sehari-hari maupun untuk mengadakan investasi baru dalam aktiva
tetapnya. Umumnya kas dipergunakan untuk membeli bahan baku untuk produksi dan untuk biaya pemeliharaan. Adanya peningkatan terhadap perputaran kas mengakibatkan kebutuhan modal kerja suatu perusahaan akan semakin rendah. Persediaan dalam hal ini diartikan sebagai bahan atau barang yang akan dijual kembali oleh perusahaan tanpa atau setelah mengalami pengolahan. Kebijakan persediaan suatu perusahaan mampu untuk merencanakan dan mengatur besarnya persediaan yang dimiliki dengan cara melakukan penggantian maupun penambahan persediaan secara efektif dan efisien, sehingga terjadi perputaran yang dapat meminimalkan kebutuhan modal kerjanya. Piutang merupakan elemen modal kerja yang selalu dalam keadaan berputar terus menerus dalam rantai perputaran modal kerja. Kebijakan penjualan kredit mengenai usaha perusahaan dalam merencanakan sistem penjualan kreditnya (yang menghasilkan piutang) dengan baik sehingga perusahaan tidak memiliki piutang yang bertumpuk atau terlalu banyak, sehingga risiko adanya piutang yang tidak tertagih dapat dihindari. Adanya perputaran piutang yang tinggi, maka kebutuhan modal kerjanya akan semakin rendah. Kebijakan likuiditas merupakan kebijakan yang dilakukan berkaitan dengan besarnya aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan yang bersangkutan bila dibandingkan dengan hutang lancar. Adanya peningkatan terhadap likuiditas perusahaan mengakibatkan kebutuhan modal kerja suatu perusahaan semakin tinggi. Perusahaan-perusahaan Food and Beverages merupakan perusahaan yang bergerak dibidang makanan dan minuman. Perusahaan yang memasarkan berbagai
produk masyarakat, perusahaan-perusahaan Food and Beverages harus mampu menyediakan sejumlah persediaan dengan tepat. Perusahaan perlu menjaga modal kerjanya dalam jumlah yang cukup untuk operasional perusahaan sehari-hari. Keadaan ini disebabkan Perkembangan jumlah penduduk Indonesia terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Peningkatan tersebut menunjang perusahaan untuk meningkatkan penjualan dan mengatasi persaingan antar perusahaan sejenis. Perusahaan perlu menjaga modal kerja agar efektif dan efisien untuk menghadapi persaingan antar perusahaan sejenis dalam memenuhi kebutuhan manusia. Pada Tabel 1.1 berikut akan ditampilkan perkembangan modal kerja bruto pada perusahaan Food and Beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2003-2006. Tabel 1.1 Perkembangan Modal Kerja Pada Perusahaan Food and Beverages di Bursa Efek Indonesia Periode 2003-2006 (dalam jutaan rupiah) No Nama Perusahaan Modal Kerja (Bruto) 2003 2004 2005 2006 1 PT. Ades Waters Indonesia, Tbk 29.622 26.616 60.794 50.039 2 PT. Aqua Golden Mississippi, Tbk 208.888 380.571 442.484 527.137 3 PT. Cahaya Kalbar, Tbk 134.046 97.511 150.317 186.290 4 PT. Davomas Abadi, Tbk 216,599 383.640 637.403 1.032.260 5 PT. Delta Djakarta, Tbk 250.856 299.334 382.805 419.204 6 PT. Fast Food Indonesia, Tbk 109.952 121.349 125.833 158.552 7 PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk 7.106.491 6.415.060 6.471.590 7.457.559 8 PT. Mayora Indah, Tbk 679.771 63.765 675.637 796.223 9 PT. Multi Bintang Indonesia, Tbk 223.267 268.211 213.946 198.646 10 PT. Pioneerindo Gourmet Internasional, Tbk 38.659 37.905 33.177 33.143 11 PT. Prasidha Aneka Niaga, Tbk 59.747 85.110 130.883 144.903 12 PT. Sekar Laut, Tbk 48.111 53.743 58.401 64.303 13 PT. Siantar TOP, Tbk 234.641 218.307 230.897 221.724 14 PT. Sierad Produce, Tbk 424.375 450.655 388.580 436.225 15 PT. Smart, Tbk 953.939 1.051.368 1.490.234 1.657.616 16 PT. Suba Indah, Tbk 260.332 121.700 23.766 25.244 17 PT. Tunas Baru Lampung, Tbk 320.100 401.673 352.676 662.858 18 PT. Ultra Jaya Milk, Tbk 290.730 431.789 416.428 421.543 Rata-rata 643.896 606.017 659.412 805.193 Sumber : www.idx.co.id
Berdasarkan Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa modal kerja pada perusahaanperusahaan Food and Beverages ada yang cenderung meningkat seperti pada PT. Aqua Golden Mississippi, PT. Davomas Abadi, PT. Fast Food Indonesia, PT. Prasidha Aneka Niaga, PT. Sekar Laut, PT. Smart, sedangkan pada perusahaanperusahaan Food and Beverages lainnya besarnya modal kerja berfluktuasi. Tabel 1.2 menunjukkan perbandingan antara aktiva lancar dari total aktiva pada perusahaan Food and Beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2003-2006. Tabel 1.2 Perbandingan Aktiva Lancar Dengan Total Aktiva Pada Perusahaan Food and Beverages di Bursa Efek Indonesia No Nama Preusan Perbandingan Aktiva Lancar Dengan Total Aktiva 2003 2004 2005 2006 1 PT. Ades Waters Indonesia, Tbk 15,42% 25,85% 28,94% 21,45% 2 PT. Aqua Golden Mississippi, Tbk 39,92% 56,71% 60,57% 66,29% 3 PT. Cahaya Kalbar, Tbk 45,40% 33,58% 45,03% 66,34% 4 PT. Davomas Abadi, Tbk 24,23% 24,31% 36,49% 38,12% 5 PT. Delta Djakarta, Tbk 62,99% 65,77% 71,18% 72,60% 6 PT. Fast Food Indonesia, Tbk 39,19% 37,61% 33,30% 32,79% 7 PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk 46,42% 40,94% 43,77% 46,28% 8 PT. Mayora Indah, Tbk 52,95% 4,98% 46,28% 51,26% 9 PT. Multi Bintang Indonesia, Tbk 46,22% 48,03% 37,18% 32,54% 10 PT. Pioneerindo Gourmet Internasional, Tbk 34,73% 44,69% 43,42% 43,75% 11 PT. Prasidha Aneka Niaga, Tbk 34,15% 47,38% 46,03% 50,30% 12 PT. Sekar Laut, Tbk 43,29% 47,84% 59,71% 67,85% 13 PT. Siantar TOP, Tbk 46,42% 46,43% 48,36% 47,43% 14 PT. Sierad Produce, Tbk 33,52% 35,94% 33,56% 39,17% 15 PT. Smart, Tbk 26,28% 26,46% 32,42% 31,20% 16 PT. Suba Indah, Tbk 23,08% 12,07% 2,84% 3,18% 17 PT. Tunas Baru Lampung, Tbk 27,80% 29,71% 24,30% 32,35% 18 PT. Ultra Jaya Milk, Tbk 25,94% 33,21% 33,20% 33,75% Rata-rata 37,11% 36,75% 40,37% 43,15% Sumber : Lampiran 2, data diolah Berdasarkan Tabel 1.2 menunjukkan perbandingan antara aktiva lancar dengan total aktiva pada perusahaan Food and Beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2003-2006. Meskipun besarnya modal kerja tidak sama
dari tahun ke tahun, namun dari komposisi aktiva pada perusahaan-perusahaan Food and Beverages, menunjukkan bahwa investasi pada modal kerja cukup tinggi. Keadaan ini disebabkan karena permintaan produk makanan dan minuman, dan meningkatnya jumlah penduduk di Indonesia. Perusahaan-perusahaan Food and Beverages perlu untuk menjaga modal kerjanya dalam jumlah yang cukup untuk operasional perusahaan sehari-hari. Berdasarkan latar belakang yang diuraikan tersebut, maka yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah : 1) Apakah volume penjualan, perputaran kas, perputaran piutang, perputaran persediaan, dan quick ratio secara simultan berpengaruh signifikan terhadap modal kerja pada perusahaan Food and Beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2003-2006? 2) Apakah volume penjualan, perputaran kas, perputaran piutang, perputaran persediaan, dan quick ratio secara parsial berpengaruh signifikan terhadap modal kerja pada perusahaan Food and Beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2003-2006? 3) Diantara variabel volume penjualan, perputaran kas, perputaran piutang, perputaran persediaan, dan quick ratio, manakah yang berpengaruh dominan terhadap modal kerja pada perusahaan Food and Beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2003-2006?
1.2 Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1.2.1 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah, maka yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1) Untuk mengetahui pengaruh volume penjualan, perputaran kas, perputaran piutang, perputaran persediaan, dan quick ratio secara simultan terhadap modal kerja pada perusahaan Food and Beverages di Bursa Efek Indonesia periode 2003-2006. 2) Untuk mengetahui pengaruh volume penjualan, perputaran kas, perputaran piutang, perputaran persediaan, dan quick ratio secara parsial terhadap modal kerja pada perusahaan Food and Beverages di Bursa Efek Indonesia periode 2003-2006. 3) Untuk mengetahui variabel manakah yang berpengaruh dominan terhadap modal kerja pada perusahaan Food and Beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2003-2006. 1.2.2 Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi kegunaan teoritis maupun kegunaan praktis adalah sebagai berikut : 1) Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan khususnya mengenai pengaruh volume penjualan, perputaran kas, perputaran piutang, perputaran persediaan, dan quick ratio terhadap modal kerja dalam
menyelesaikan permasalahan pengelolaan modal kerja terutama di bidang Food and Beverages. 2) Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi pihak perusahaan yang nantinya dipakai sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil kebijaksanaan selanjutnya. 1.3 Sistematika Penulisan Skripsi ini terdiri dari 5 bab, yang mana antara bab satu dengan bab lainnya merupakan satu kesatuan. Gambaran secara umum mengenai isi dari masing-masing bab adalah sebagai berikut : Bab I Pendahuluan Bab ini merupakan pengantar untuk dapat mengetahui permasalahan yang ada dalam penelitian ini, diawali dengan uraian latar belakang masalah penelitian, kemudian perumusan pokok permasalahan, tujuan dan kegunaan penelitian serta sistematika penelitian. Bab II Kajian Pustaka dan Hipotesis Bab ini akan diuraikan tentang teori-teori yang berkaitan dengan pembahasan pada penelitian ini yaitu mengenai Pengertian Modal Kerja, Pentingnya Modal Kerja, Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Investasi Modal Kerja, Pengaruh Volume Penjualan, Perputaran Kas, Perputaran Piutang, Perputaran Persediaan, dan Quick Ratio Terhadap Modal Kerja, dan Hipotesis.
Bab III Metode Penelitian Bab ini akan diuraikan metode yang akan digunakan untuk memecahkan masalah meliputi : Objek Penelitian, Identifikasi Variabel, Definisi Operasional Variabel, Jenis dan Sumber Data, Metode Penentuan Sampel, Metode Pengumpulan Data, dan Teknik Analisis Data. Bab IV Hasil dan Pembahasan Bab ini akan disajikan gambaran umum masing-masing perusahaan yang menjadi sampel penelitian, deskripsi hasil penelitian, dan pengujian masing-masing hipotesis yang ada dalam penelitian ini. Bab V Simpulan dan Saran Bab ini akan diuraikan simpulan dari pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya dan saran-saran yang dipandang perlu, baik untuk pihak manajemen perusahaan maupun penelitian selanjutnya.