PENERAPAN PENDEKATAN TEMATIK DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS I SD 3 SIANTAN Siti Esah, Sugiyono, Suryani PGSD, FKIP Universitas Tanjungpura, Pontianak Email: sitiesahpgsd@yahoo.com Abstrak: Masalah umum dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah Penerapan Pendekatan Tematik dalam Meningkatkan Aktivitas Belajar Peserta Didik di kelas I Sekolah Dasar Negeri 03 Siantan Jungkat?. Tujuan penelitian adalah untuk mendeskripsikan penerapan pendekatan tematik dalam meningkatkan aktivitas peserta didik murid kelas I Sekolah Dasar Negeri 03 Siantan Jungkat. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian ini dilakukan 2 siklus hasil penelitian yang diperoleh yaitu aktivitas fisik 92%, aktivitas mental 88%, aktivitas emosional 85%, sedangkan persentase peningkatan atau selisih dari base line ke siklus 2 ialah aktivitas fisik 56%, aktivitas mental 56%, aktivitas emosional 51%. Dari data yang telah diperoleh dapat disimpulkan terjadi peningkatan yang signifikan pada setiap siklus. Kata Kunci: Pendekatan tematik, Aktivitas belajar Abstract: A common problem in this research is how is the application of the Thematic Approach in improving learning activities Learners in elementary school class I Land 03 Siantan Jungkat?. The purpose of the research was to describe the application of the thematic approach in improving the activity of learners pupils of elementary school class I Land 03 Siantan Jungkat. Research methods used in this research is descriptive method. This form of research is research action class. This research was done 2 cycles with the final results of the research are obtained, namely physical activity 92%, mental activity of 88%, emotional activity, 85%, while the percentage of improvement or difference from the base line to cycle 2 is a physical activity 56%, mental activity 56%,emotional activity 51%. From the data that has been retrieved can be inferred to occur a significant increase in each cycle. Keywords: Thematic approach, learning activities 1
P endidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran, serta keterampilan diri, pendidikan juga merupakan usaha untuk menyiapkan murid melalui bimbingan, pengajaran dan latihan. Pendidikan harus menekankan pada upaya pembentukan kompetensi para murid serta harus diikuti dengan perubahan budaya mengajar. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Sekolah Dasar, ditegaskan bahwa Standar Kompetensi Semua Mata Pelajaran pada KTSP diperuntukkan bagi murid SD sejak kelas I hingga kelas III,dilaksanakan dengan pendekatan tematik dan terintegrasi dengan mata pelajaran lainnya terutama Bahasa Indonesia. Dengan pembelajaran tematik murid akan memperoleh pengalaman belajar yang utuh dan bermakna. Jika dibandingkan dengan pendekatan konvensional, maka pembelajaran terpadu tampak lebih menekankan pada keterlibatan keaktifan murid dalam belajar, sehingga murid aktif terlibat dalam proses pembelajaran untuk pembuatan keputusan. Pada kenyataannya yang peneliti temukan selaku guru kelas I di sekolah dasar negeri 3 Siantan Jungkat yang jumlah peserta didik 25 orang, masih banyak murid yang kurang aktif dalam proses pembelajaran. Hal ini menunjukkan bahwa murid dalam pembelajaran di kelas I masih rendah, untuk mengatasi kelemahan tersebut diperlukan suatu pendekatan pembelajaran tematik yang dipandang mampu meningkatkan minat dan belajar murid agar mendapatkan nilai yang baik. Untuk itu peneliti perlu meningkatkan minat belajar murid dan memberikan teknik belajar yang dapat memacu murid untuk aktif dalam belajar tanpa tekanan atau paksaan. Pembelajaran tematik memberikan kesempatan kepada murid untuk berinteraksi dan pembelajaran di kelas I menjadi menarik, menyenangkan, bermakna bagi murid. Masalah umum dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah penerapan pendekatan tematik dalam meningkatkan aktivitas belajar peserta didik di kelas I Sekolah Dasar Negeri 03 Siantan Jungkat? Dari masalah umum tersebut kemudian dijabarkan menjadi sub masalah penelitian, sebagai berikut: (1) Bagaimanakah kemampuan guru dalam merancang pembelajaran Penerapan Pendekatan Tematik dalam Meningkatkan Aktivitas Belajar Peserta Didik di kelas I Sekolah Dasar Negeri 03 Siantan Jungkat? (2) Bagaimana kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran Penerapan Pendekatan Tematik dalam Meningkatkan Aktivitas Belajar Peserta Didik di kelas I Sekolah Dasar Negeri 03 Siantan Jungkat? (3) Bagaimanakah Peningkatan Aktivitas Fisik dalam Penerapan Pendekatan Tematik Belajar Peserta Didik di kelas I Sekolah Dasar Negeri 03 Siantan Jungkat? (4) Bagaimanakah Peningkatan Aktivitas mental dalam Penerapan Pendekatan Tematik Belajar Peserta Didik di kelas I Sekolah Dasar 2
Negeri 03 Siantan Jungkat?(5) Bagaimanakah Peningkatan Aktivitas Emosional dalam Penerapan Pendekatan Tematik Belajar Peserta Didik di kelas I Sekolah Dasar Negeri 03 Siantan Jungkat?. Tujuan penelitian secara umum adalah untuk mendeskripsikan penerapan pendekatan tematik dalam meningkatkan aktivitas peserta didik kelas I Sekolah Dasar Negeri 03 Siantan Jungkat. Tujuan secara khusus penelitian ini untuk mendeskripsikan tentang: (1)Perencanaan pembelajaran penerapan pendekatan tematik dalam meningkatkan aktivitas belajar peserta didik di kelas I Sekolah Dasar Negeri 03 Siantan Jungkat? (2)Pelaksanaan pembelajaran penerapan Pendekatan tematik dalam meningkatkan aktivitas belajar peserta didik di kelas I Sekolah Dasar Negeri 03 Siantan Jungkat? (3)Peningkatan aktivitas fisik dalam penerapan pendekatan tematik belajar peserta didik di kelas I Sekolah Dasar Negeri 03 Siantan Jungkat? (4) Peningkatan Aktivitas mental dalam penerapan pendekatan tematik belajar murid di kelas I Sekolah Dasar Negeri 03 Siantan Jungkat?(5)Peningkatan aktivitas emosional dalam penerapan pendekatan tematik belajar peserta didik di kelas I Sekolah Dasar Negeri 03 Siantan Jungkat? Menurut Anton M. Moeliono, dkk (1990:17) Aktivitas adalah kegiatan atau kesibukan. Sedangkan menurut Oemar Hamalik (2001:170), Merupakan segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi (guru dan peserta didik). kemudian belajar menurut Sardiman (2012:64) berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses adaptasi (penyesuaian tingkah laku) yang berlangsung secara progresif. Sedangkan Belajar menurut Slavin (dalam Trianto 2010:21), yang mendefinisikan belajar sebagai: Belajar biasanya diartikan sebagai sebuah perubahan dalam diri seseorang yang disebabkan oleh pengalaman. Namun perubahan-perubann yang disebebkan oleh perkembangan fisik (seperti tumbuh semakin tinggi) bukanlah contoh dari belajar. Begitupun karakteristikkarakteristik seseorang yang diperoleh sejak lahir. Menurut Sardiman (2012:100) aktivitas belajar adalah aktivitas yang bersifat fisik maupun mental. Sehubungan dengan hal ini, Piaget (dalam Sardiman 2012:100) menerangkan bahwa seorang anak berpikir sepanjang ia berbuat. Tanpa perbuatan berarti anak itu tidak berpikir. Oleh karena itu agar anak berpikir sendiri maka harus diberi kesempatan untuk berbuat sendiri. Berpikir pada taraf verbal baru akan timbul setelah anak itu berpikir pada taraf perbuatan. Menurut Paul B. Diedrich ( dalam Sardiman, 2010:101), membuat suatu daftar yang berisi 177 macam kegiatan siswa yang antara lain dapat digolongkan sebagai berikut: (1) Visual activities, yang termasuk didalamnya misalnya membaca, memperhatikan gambar demonstrasi, pekerjaan orang lain. (2) Oral activities, seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, dan interupsi. (4) 3
Listening activities, sebagai contoh mendengarkan: uraian,percakapan, diskusi,musik dan pidato. (5)Writing activities, seperti misanya menulis cerita, karangan, laporan, angket, dan menyalin.(6) Drawing activities, misalnya: menggambar, membuat grafik, peta, dan diagram. (7) Motor activities, yang termasuk didalamnya antara lain: melakukan percobaan, membuat konstruksi, model mereparasi, bermain, berkebun, dan beternak. (8) Mental activities, sebagai contoh misanya; menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan, dan mengambil keputusan. (9) Emotional activities, seperti misalnya, menaruh minat, merasa bosan,gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, maupun gugup. Sesuai dengan tahapan perkembangan anak, karakteristik cara anak belajar, konsep belajar dan pembelajaran bermakna, maka kegiatan pembelajaran bagi anak kelas awal SD/MI sebaiknya dilakukan dengan Pembelajaran tematik. Menurut Depdiknas (dalam Trianto 2010:79), Pembelajaan tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada peserta didik. Menurut Kunandar (2007:331) Model Pembelajaran Tematik merupakan suatu strategi pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman yang bermakna kepada murid. Menurut Hernawan,dkk (2008:126), model pembelajaran jaring laba-laba atau tematik adalah model pembelajaran terpadu yang mneggunakan pendekatan tematik. Pendekatan ini dimulai dengan menggunakan tema yang kemudian dikembangkan menjadi sub tema dengan memperhatikan keterkaitan tema tersebut diharapkan aktivitas siswa dapat berkembang dengan sendirinya. Tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan (Trianto, 2010:105), dengan tema diharapkan akan memberikan banyak keuntungan( BSNP,2006), di antaranya: (1) Siswa mudah memusatkan perhatian pada suatu tema tertentu. (2) murid mampu mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi dasar antar matapelajaran dalam tema yang sama. (3) pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan. (4) kompetensi dasar dapat dikembangkan lebih baik dengan mengkaitkan matapelajaran lain dengan pengalaman pribadi murid. (5) Murid mampu lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi disajikan dalam konteks tema yang jelas. (6) Murid lebih bergairah belajar karena dapat berkomunikasi dalam situasi nyata, untuk mengembangkan suatu kemampuan dalam satu mata pelajaran sekaligus mempelajari matapelajaran lain. (7) guru dapat menghemat waktu karena mata pelajaran yang disajikan secara tematik dapat dipersiapkaan sekaligus dan diberikan dalam dua atau tiga pertemuan, waktu selebihnya dapat digunakan untuk kegiatan remedial, pemantapan, atau pengayaan. 4
Menurut Trianto (2010:89), apabila di tinjau dari aspek guru dan peserta didik, pembelajaran tematik memiliki beberapa keuntungan. Keuntungan pembelajaran tematik bagi guru antara lain adalah sebagai berikut: (1) Tersedia waktu lebih banyak untuk pembelajaran. Materi pelajaran tidak dibatasi oleh jam pelajaran, melainkan dapat dilanjutkan sepanjang hari, mencakup berbagai mata pelajaran. (2) Hubungan antar mata pelajaran dan topik dapat diajarkan secara logis dan alami. (3) Dapat ditunjukan bahwa belajar merupakan kegiatan yang kontinyu, tidak terbatas pada buku paket, jam pelajaran, atau bahkan empat dinding kelas. Guru dapat membantu siswa memperluas kesempatan belajar ke berbagai aspek kehidupan. (4) Guru bebas membantu siswa melihat masalah,situasi atau topik dari berbagai sudut pandang. (5) Pengembangan masyarakat belajar terfasilitasi. Penekanan pada kompetisi bisa dikurangi dan diganti dengan kerjasama dan kolaborasi. Sedangkan keuntungan pembelajaran tematik bagi peserta didik antara lain adalah sebagai berikut bila lebih memfokuskan diri pada proses belajar, dari pada hasil belajar (1) Menghilangkan batas semu antar bagian-bagian kurikulum dan menyediakan pendekatan proses belajar yang integratif. (2) Menyediakan kurikulum yang berpusat pada siswa yang dikaitkan dengan minat, kebutuhan dan kecerdasan; mereka didorong untuk membuat keputusan sendiri dan bertanggung jawab pada keberhasilan belajar. (3) Merangsang penemuan dan penyelidikan mandiri didalam dan di luar kelas. (4) Membantu siswa membangun hubungan antara konsep dan ide, sehingga meningkatkan apresiasi dan pemahaman. Beberapa ciri khas dari pembelajaran tematik (BSNP, 2006) antara lain: (1) Pengalaman dan kegiatan belajar sangat relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan anak usia sekolah dasar. (2) Kegiatan-kegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan pembelajaran tematik bertolak dari minat dan kebutuhan siswa. (3) Kegiatan belajar akan lebih bermakna dan berkesan bagi siswa sehingga hasil belajar dapat bertahan lebih lama. (4) Membantu mengembangkan keterampilan berpikir siswa. (5) Menyajikan kegiatan belajar yang bersifat pragmatis sesuai dengan permasalahan yang sering ditemui siswa dalam lingkungannya. (6) Mengembangkan keterampilan sosial siswa, seperti kerjasama, toleransi, komunikasi, dan tanggap terhadap gagasan orang lain. Dari penjabaran tersebut dapat di simpulkan bahwa kelebihan pendekatan pembelajaran tematik adalah sebagai berikut: (1) Memberikan pengalaman dan kegiatan belajar yang sesuai dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan murid. (2) Memotivasi belajar murid karena sesuai dengan minat murid. (3) Pembelajaran lebih berkesan,bermakna dan tahan lama. (4) Menyajikan kegiatan yang bersifat nyata atau sesuai denga persoalan yang dihadapi dalam lingkungan siswa. Kekurangan Pendekatan Pembelajaran tematik adalah sebagai berikut: (1) 5
Susahnya menyeleksi tema. (2) Lebih fokus pada kegiatan daripada pengembangan konsep. (3) Belum ada kurikulum terpadu yang baku. Adapun karakteristik pembelajaran tematik sebagai berikut: (1) Berpusat pada siswa. Pembelajaran tematik berpusat pada siswa (student centered), hal ini sesuai dengan pendekatan belajar modern yang lebih banyak menempatkan siswa sebagai subjek belajar sedangkan guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator yaitu memberikan kemudahan-kemudahan kepada siswa untuk melakukan aktivitas belajar. (2) Memberikan pengalaman langsungpembelajaran tematik dapat memberikan pengalaman langsung kepada murid (direct experiences). Dengan pengalaman langsung ini, murid dihadapkan pada sesuatu yang nyata (konkrit) sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang lebih abstrak. (3) Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas. Dalam pembelajaran tematik pemisahan antar mata pelajaran menjadi tidak begitu jelas. Fokus pembelajaran diarahkan kepada pembahasan tema-tema yang paling dekat berkaitan dengan kehidupan murid. (3) Menyajikan konsep dari berbagai matapelajaran. Pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran. Dengan demikian, murid mampu memahami konsep-konsep tersebut secara utuh. Hal ini diperlukan untuk membantu murid dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. (4) Bersifat fleksibel. Pembelajaran tematik bersifat luwes (fleksibel) dimana guru dapat mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lainnya, bahkan mengaitkannya dengan kehidupan murid dan keadaan lingkungan dimana sekolah dan siswa berada. (5) Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan murid. Murid diberi kesempatan untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya sesuai dengan minat dan kebutuhannya. (6) Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangka. ( Kunandar,2007:335). Tujuan Pembelajaran Tematik sebagai berikut: (1) Meningkatkan pemahaman konsep yang dipelajarinya secara lebih bermakna. (2) Mengembangkan keterampilan menemukan, mengolah dan memanfaatkan informasi. (3) Menumbuhkembangkan sikap positif, kebiasaan baik,dan nilai-nilai luhur yang diperlukan dalam kehidupan. (4) Menumbuh kembangkan keterampilan sosial seperti kerjasama, toleransi, komunikasi, serta menghargai pendapat orang lain. (5) Meningkatkan gairah dalam belajar Memilih kegiatan yang sesuai dengan minat dan kebutuhannya. METODE Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data dengan tujuan untuk memecahkan masalah yang diteliti agar penelitian menjadi terarah sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, yaitu penelitian yang 6
berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, dan kejadian yang terjadi saat sekarang berdasarkan fakta yang nampak dan sebagaimana adanyan pada saat sekarang. Bentuk penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang merupakan salah satu bentuk penelitian dengan tujuan memperbaiki dan meningkatkan mutu proses pembelajaran di kelas. Penelitian yang dilakukan adalah penelitian yang bersifat kolaboratif. Sifat kolaboratif ini peneliti bekerja sama dengan teman sejawat sebagai kolaborator. Pendekatan Penelitian yang di gunakan pendekatan kualitatif mengkaji perspektif partisipan dengan strategi-strategi yang bersifat interaktif dan fleksibel. Subyek penelitian ini adalah guru sekaligus sebagai peneliti dan murid kelas I yang terdiri dari 25 orang, 14 orang murid laki-laki dan 11 orang murid perempuan. Prosedur penelitian disusun dengan tujuan agar langkah-langkah penelitian terarah pada masalah yang dikemukakan. Pelaksanaan penelitian ini menggunakan prosedur Penelitian Tindakan Kelas (dalam Trianto, 2010:206) yaitu sebagai berikut: (1) Perencanaan tindakan (2)Pelaksanaan (3) Pengamatan/pengumpulan data. (4) Refleksi. Teknik Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik observasi langsung. Menurut Hadari Nawawi (2007:100-101) Teknik Observasi Langsung adalah cara mengumpulkan data yang dilakukan melalui pengamatan dan pencatatan gejala-gejala yang tampak pada objek penelitian yang pelaksanaannya langsung pada tempat di mana suatu peristiwa, keadaan atau situasi sedang terjadi. Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi. Lembar observasi, adalah alat pengumpul data yang sebelumnya sudah dibuat dan disusun secara sistematis sesuai dengan masalah yang diteliti. Analisis data dilakukan oleh peneliti pada setiap aspek kegiatan penelitian. Sesuai dengan jenis data yang diamati pada penelitian ini berdasarkan sub masalah, yaitu jenis data tentang kemampuan untuk menyusun RPP, melaksanakan proses pembelajaran peserta didik dianalisis secara deskriptif kualitatif dengan menghitung berapa banyak siswa yang memperoleh atau melakukan aktivitas tertentu. Menurut Anas Sudijono (2008:81) untuk menentukan rata-rata skor digunakan rumus berikut ini: = Keterangan: Mx = Mean/rata-rata yang dicari x = Jumlah dari skor-skor yang ada N = Number of case ( Banyaknya skor-skor itu sendiri) 7
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Data yang dikumpulkan dalam PTK ini terdiri dari data kemampuan guru merencanakan dan melaksanakan pembelajaran juga aktivitas belajar peserta didik yang meliputi aktivitas fisik, aktivitas mental dan aktivitas emosional yang diperoleh baik dari observasi awal, siklus I dan siklus II. Sebelum melakukan tindakan pada siklus I, Maka terlebih dahulu peneliti melakukan pengamatan awal untuk menentukan base line guna mempermudah melihat hasil penelitian yang tertuju pada pelaksanaan pembelajaran di kelas dan aktivitas belajar sebelum dan sesudah melakukan tindakan. Adapun tindakan awal yang dilakukan pada tanggal 3 September 2013 mengenai pembelajaran yang dilaksanakan guru dan aktivitas belajar murid kelas I SD Negeri 3 Siantan Jungkat yang berjumlah 25 orang murid sebagai berikut kemampuan peneliti dalam merencanakan pembelajaran menggunakan pendekatan tematik belum maksimal sehingga perlu adanya perbaikan. Skor yang diperoleh pada pelaksanaan base line adalah 3,10. Hasil observasi kemampuan peneliti dalam melaksanakan pembelajaran menggunakan pendekatan tematik belum maksimal sehingga perlu adanya perbaikan. Skor yang diperoleh pada pelaksanaan base line adalah 3,09. Dari hasil observasi aktivitas peserta didik sebelum menggunakan pendekatan tematik ternyata masih tergolong rendah, aktivitas fisik menghasilkan skor ratarata 36%, aktivitas mental memperoleh skor rata-rata 32% dan aktivitas emosional memperoleh skor rata-rata 34%.. Hasil dari base line di gunakan untuk melakukan evaluasi pembelajaran serta untuk perencanaan pada siklus I yaitu (1) Peneliti dan guru kolaborator melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui standar kompetensi dan kompetensi dasar pada setiap mata pelajaran yang dapat dipadukan, dilanjutkan dengan menentukan tema. (2) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran tematik dengan mengacu pada tindakan yang diterapkan dalam PTK, membuat media pembelajaran dan membuat lembar kerja siswa. (3) Membuat lembar observasi yang digunakan dalam siklus PTK. Menyusun alat evaluasi pembelajaran. Pelaksanaan siklus I dilakukan pada tanggal 17 September 2013 di kelas I, di bantu oleh Bapak M. Jafar, S.Pd sebagai observer. Tahap ini peneliti melaksanakan pembelajaran dengan RPP pembelajaran tematik. Dimana pelaksanaan tindakan awal ini dilakukan untuk memperbaiki kegiatan pembelajaran baik dalam penerapan pendekatan tematik maupun aktivitas belajar peserta didik. Pada saat peneliti melaksanakan kegiatan pembelajaran tematik yang mengacu pada tindakan, guru kolaborator mengobservasi aktivitas belajar murid dan menilai kemampuan peneliti mengajar. Pada akhir pembelajaran 8
peneliti melaksanakan penilaian dengan memberikan soal evaluasi untuk dikerjakan. Hasil observasi siklus I kemampuan peneliti dalam merencanakan pembelajaran menggunakan pendekatan tematik sudah ada peningkatan. Skor yang diperoleh pada pelaksanaan base line adalah 3,10 dan siklus 1 memperoleh skor 3,43 atau ada kenaikan skor 0,33. hasil observasi kemampuan peneliti dalam melaksanakan pembelajaran menggunakan pendekatan tematik sudah ada peningkatan. Skor yang diperoleh pada pelaksanaan base line adalah 3,09 dan skor yang diperoleh pada saat siklus I 3,48 sehingga ada peningkatan skor 0,39. hasil observasi aktivitas peserta didik menggunakan pendekatan tematik suda ada peningkatan, pada base line aktivitas fisik menghasilkan skor rata-rata 36%, Siklus I skor rata-rata 62,6% atau ada peningkatan26,6%, pada base line aktivitas mental memperoleh skor rata-rata 32%, siklus I memperoleh skor rata-rata 58,6% atau ada peningkatan 26,6% dan aktivitas emosional base line memperoleh skor rata-rata 34%, siklus I memperoleh skor rata-rata 61% atau ada peningkatan 27%. Refleksi siklus I diperoleh kesepakatan bahwa pelaksanaan siklus I belum terlaksana dengan baik. Adapun kelemahan dan keunggulan pelaksanaan siklus I dari refleksi yang dilakukan sebagai berikut: Kelemahan siklus I yaitu (1) berdasarkan dari lembar observasi untuk murid masih terdapat beberapa aktivitas belajar murid yang masih belum cukup baik seperti aktivitas fisik rata-rata hanya memperoleh 62,6%, aktivitas mental rata-ratanya memperoleh 58,6% dan aktivitas emosional rata-ratanya memperoleh 61%. (2)Untuk lembar observasi guru atau peneliti dalam merencanakan pembelajaran hampir semuanya sudah muncul hanya saja untuk kemampuan curah pendapat menentukan tema,mendemonstrasikan cara mencuci tangan dan menyanyikan lagu secara ekspresif masih belum maksimal. (3) Begitu juga dalam menyampaikan kesimpulan masih belum maksimal. Keunggulan siklus I yaitu (1) hasil pengamatan terhadap aktivitas belajar baik aktivitas fisik, mental dan emosional secara umum sudah baik hanya saja belum maksimal. (2) Peneliti sudah melaksanakan pembelajaran tematik sesuai dengan apa yang sudah direncanakan. (3) Murid bersemangat dalam belajar karena berbagai aktivitas belajar yang ditawarkan oleh peneliti seperti mempraktekan cara mencuci tangan, mendeskripsikan keuntungan mencuci, menyanyi lagu cuci tangan dan maju kedepan untuk menyelesaikan operasi hitungan penjumlahan dan pengurangan. Untuk memperbaiki segala kelemahan dan mempertahankan keberhasilan yang telah dicapai pada siklus I, maka peneliti bersama guru kolaborator mengambil kesimpulan dan kesepakatan untuk melaksanakan tindakan pada siklus II. Pelaksanaan siklus II untuk siklus II yang dilaksanakan pada tanggal 1 Oktober 2013. direncanakan dengan langkah-langkah pembelajaran tematik yang sudah di susun dan pada akhir kegiatan pembelajaran diberikan soal evaluasi. 9
Pada kegiatan awal meliputi Kesiapan ruangan, alat, dan media pembelajaran, Memeriksa kesiapan siswa, Melakukan kegiatan apersepsi, dan Menyampaikan kompetensi (tujuan) yang akan tercapai dan rencana kegiatan. Pada kegiatan inti meliputi Penguasaan Materi Pembelajaran, Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi (tujua Melibatkan siswa dalam pemanfaat media n) yang akan dicapai, Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa, Menggunakan media secara efektif dan efisien, Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran, Memfasilitasi terjadinya interaksi guru, siswa, dan sumber belajar dan Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi (tujuan) dan pada kegiatan penutup meliputi Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa, Menyusun rangkuman dengan melibatkan siswa dan Melaksanakan tindak lanjut. Hasil observasi kemampuan peneliti dalam merencanakan pembelajaran menggunakan pendekatan tematik sudah ada peningkatan. Skor yang diperoleh pada pelaksanaan base line adalah 3,10 dan siklus II memperoleh skor 3,74 atau ada kenaikan skor 0,74. Hasil observasi kemampuan peneliti dalam melaksanakan pembelajaran menggunakan pendekatan tematik sangat peningkatan. Skor yang diperoleh pada pelaksanaan base line adalah 3,09 dan skor yang diperoleh pada saat siklus II 3,78 sehingga ada peningkatan skor 0,69. hasil observasi aktivitas peserta didik menggunakan pendekatan tematik sudah ada peningkatan, pada base line aktivitas fisik menghasilkan skor rata-rata 36%, Siklus II skor rata-rata 92% atau ada peningkatan 56%, pada base line aktivitas mental memperoleh skor rata-rata 32%, siklus II memperoleh skor rata-rata 88% atau ada peningkatan 56% dan aktivitas emosional base line memperoleh skor rata-rata 34%, siklus II memperoleh skor rata-rata 85% atau ada peningkatan 61%. Refleksi siklus II diperoleh kesepakatan antara peneliti dan guru kolaborator (1) Hasil pengamatan pada lembar observasi untuk indikator kinerja mengenai aktivitas fisik, aktivitas mental dan aktivitas emosional sudah sangat memuaskan. (2) Penerapan pendekatan pembelajaran tematik yang dilakukan oleh peneliti sudah cukup memuaskan. (3) Penerapan pendekatan pembelajaran tematik yang dilakukan oleh peneliti sudah cukup memuaskan. Pembahasan Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti dan guru kolaborator (observer). Adapun rekapitulasi hasil penelitian dan pembahasan terhadap hasil observasi untuk murid dan peneliti dapat disajikan pada tabel-tabel berikut ini. 10
Tabel 1 Rekapitulasi Kemampuan Guru dalam Merencanakan Pembelajaran dengan Menggunakan Pendekatan Tematik No Kemampuan Guru Skor 1 Base Line 3,1 2 Siklus I 3,43 3 Siklus II 3,74 Dari rekapitulasi hasil observasi terhadap guru atau peneliti yang merencanakan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan tematik pada tabel 4.10 diatas dapat dilihat bahwa peneliti sudah mampu memunculkan semua aspek. Pada base line peneliti memperoleh skor rata-rata 3,10 kemudian peneliti meneruskan ke pada siklus I peneliti memperoleh skor rata-rata 3,43, hal ini menunjukan adanya peningkatan skor 0,33. Yang kemudian dilanjutkan pada siklus II dengan memperoleh skor rata-rata 3,74. Hal ini menunjukan adanya peningkatan skor 0,31. Hal tersebut menunjukan adanya peningkatan sehingga berada dalam kriteria sangat baik, yang artinya peneliti sudah merencanakan pendekatan tematik sangat baik. Tabel 2 Rekapitulasi Kemampuan Guru dalam Melaksanakan Pembelajaran dengan Menggunakan Pendekatan Tematik No Kemampuan Guru Skor 1 Base Line 3,09 2 Siklus I 3,48 3 Siklus II 3,78 Dari rekapitulasi hasil observasi terhadap guru atau peneliti yang melaksanakan siklus dengan menerapkan pendekatan tematik pada tabel 4.11 diatas dapat dilihat bahwa peneliti sudah mampu memunculkan semua aspek baik dalam kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Fase base line peneliti memperoleh skor rata-rata 3,09 kemudian peneliti meneruskan ke siklus I peneliti memperoleh skor rata-rata 3,48, hal ini menunjukan adanya peningkatan skor 0,39. Yang kemudian dilanjutkan pada siklus II dengan memperoleh skor rata-rata 3,78. Hal ini menunjukan adanya peningkatan skor 0,30. Hal tersebut menunjukan adanya peningkatan sehingga berada dalam kriteria sangat baik, yang artinya peneliti sudah melaksanakan pendekatan tematik sangat baik. 11
Tabel 3 Rekapitulasi Hasil Observasi Terhadap Peserta Didik dengan Menggunakan Pendekatan Tematik No Aktivitas Yang Diamati Base Line Siklus I Siklus II 1 Aktivitas Fisik 36% 62,60% 92% 2 Aktivitas Mental 32% 58,60% 88% 3 Aktivitas Emosional 34% 61% 85% Total Rata-rata 34% 60,73% 88% Berdasarkan dari data yang diperoleh mengenai aktivitas belajar yang dijabarkan menjadi aktivitas fisik, aktivitas mental dan aktivitas emosional yang dijadikan indikator kinerja pada setiap aspek yang diamati dapat dilihat pada tabel Berikut ini akan dipaparkan hasil pengamatan per indikator kinerjanya, yaitu: (1) Dalam aktivitas fisik ada beberapa kegiatan yang dilakukan murid yaitu menulis, memperhatikan guru, dan menyiapkan peralatan belajar (buku, pulpen, pensil). Skor rata-rata aktivitas fisik pada tahap base line 36%, siklus I dengan skor ratarata 62,6 % hal ini menunjukan adanya peningkatan skor sebesar 26,6% kemudian dilakukan perbaikan pada siklus II sehingga hasil skor rata-rata yang diperoleh 92%, jika dibandingkan antara siklus I hasil skor perolehan atau persentase siklus II meningkat 29,4%. Hal ini membuktikan bahwa murid yang aktif dalam aktivitas fisik mengalami peningkatan pada siklus I sampai siklus II.(2) Dalam aktivitas fisik ada beberapa kegiatan yang dilakukan murid yaitu mengajukan pertanyaan, dapat menjawab pertanyaan dan murid mengerjakan tugas. Skor ratarata aktivitas mental pada tahap base line 32%, siklus I dengan skor rata-rata 58 % hal ini menunjukan adanya peningkatan skor sebesar 26% kemudian dilakukan perbaikan pada siklus II sehingga hasil skor rata-rata yang diperoleh 88%, jika dibandingkan antara siklus I hasil skor perolehan atau persentase siklus II meningkat 30%. Hal ini membuktikan bahwa murid yang aktif dalam aktivitas mental mengalami peningkatan pada siklus I sampai siklus II. (3) Dalam aktivitas fisik ada beberapa kegiatan yang dilakukan murid yaitu berani mengemukakan pendapat, antusias dalam belajar, senang dalam mengikuti pelajaran dan murid berani kedepan kelas. Skor rata-rata aktivitas emosional pada tahap base line 34%, siklus I dengan skor rata-rata 61 % hal ini menunjukan adanya peningkatan skor sebesar 27% kemudian dilakukan perbaikan pada siklus II sehingga hasil skor rata-rata yang diperoleh 85%, jika dibandingkan antara siklus I hasil skor perolehan atau persentase siklus II meningkat 24%. Hal ini membuktikan bahwa murid yang aktif dalam aktivitas emosional mengalami peningkatan pada siklus I sampai siklus II. 12
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan pelaksanaan, hasil serta pembahasan penelitian tindakan kelas yang telah diuraikan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: (1) Kemampuan guru dalam merancang pembelajaran menerapkan pendekatan tematik pada peserta didik kelas I SDN 03 Siantan Jungkat, peneliti mampu merancang pembelajaran sangat baik. Berdasarkan lampiran, skor rata-rata untuk merancang pembelajaran pada base line memperoleh skor 3,10, siklus I memperoleh skor 3,43 dan siklus II memperoleh 3,74 atau mengalami peningkatan dari base line ke siklus sebesar 0,64. (2) Kemampuan guru dalam melaksanakan menerapkan pendekatan tematik pada peserta didik kelas I SDN 03 Siantan Jungkat, peneliti mampu melaksanakan pembelajaran sangat baik. Berdasarkan lampiran, skor rata-rata untuk melaksanakan pembelajaran pada base line memperoleh skor 3,09, siklus I memperoleh skor 3,48 dan siklus II memperoleh 3,78 atau mengalami peningkatan dari base line ke siklus II sebesar 0,69. (3) Penerapan pendekatan tematik pada murid kelas I SDN 3 Siantan Jungkat dapat meningkatan aktivitas fisik, hal ini tampak pada aktivitas fisik peserta didik pada setiap siklus selalu mengalami peningkatan yaitu pada base line tingkat keberhasilan perolehan skor rata-rata 36%. Pada siklus I tingkat keberhasilan perolehan skor 62,6%. Pada siklus II tingkat keberhasilan perolehan skornya 92%. Peningkatan dari base line sampai siklus II sebesar 56%. (4) Penerapan pendekatan tematik pada murid kelas I SDN 3 Siantan Jungkat dapat meningkatan aktivitas mental, hal ini tampak pada aktivitas mental peserta didik pada setiap siklus selalu mengalami peningkatan. Pada base line tingkat keberhasilan perolehan skor rata-rata 32%. Pada siklus I tingkat keberhasilan perolehan skor 58%. Pada siklus II tingkat keberhasilan perolehan skornya 88%. Peningkatan base line sampai siklus II sebesar 56%. (5) Penerapan pendekatan tematik pada murid kelas I SDN 3 Siantan Jungkat dapat meningkatan aktivitas emosional, hal ini tampak pada aktivitas emosional peserta didik pada setiap siklus selalu mengalami peningkatan. Pada base line tingkat keberhasilan perolehan skor rata-rata 34%. Pada siklus I tingkat keberhasilan perolehan skor 61%. Pada siklus II tingkat keberhasilan perolehan skornya 85%. Peningkatan base line sampai siklus II sebesar 51%. Saran Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan dalam penelitian ini dapat disarankan sebagai berikut: (1) Hendaknya hasil pembelajaran tindakan yang telah dilakukan ternyata dapat menciptakan pembelajaran yang efektif, mampu meningkatkan aktivitas belajar peserta didik, pemahaman murid dan menyenangkan karena pembelajaran yang diterapkan sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan peserta didik. (2) Hendaknya bagi guru yang menerapkan 13
pembelajaran ini harus benar-benar mengerti dan paham tentang pembelajaran tematik, memahami cara menerapkan model pembelajaran tematik, mengerti konsep dari tematik, agar dalam aplikasinya tidak terjadi kekeliruan sehingga berpengaruh pada keberhasilan peserta didik. DAFTAR RUJUKAN Anas Sudijono. 2008. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajagrafindo Persada Anton M. Moeliono, dkk.1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta. Balai Pustaka. Badan Standar Nasional Pendidikan. (2006). Model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan Model Silabus Mata Pelajaran SD/MI. Jakarta: BP.Cipta Jaya. Hadari Nawawi, Martini. (2006). Instrumen Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Hernawan,dkk. 2008. Pembelajaran Terpadu di SD. Jakarta: universitas Terbuka. Kunandar.(2010).Guru Profesional. Jakarta:rajawali Press. Oemar Hamalik. (2009). Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara. Oemar Hamalik.(2013).Kurikulum dan Pembelajaran.Jakarta: Bumi Aksara. Sardiman. (2012). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada. Sugiyono. (2005). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif. Bandung : Alfabeta. Trianto. (2010). Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik. Jakarta: Prestasi Pustaka 14