Strategi Pembelajaran Model Pelatihan Menempel Kain Perca Terhadap Kemampuan Motorik Halus Anak Kelompok B

dokumen-dokumen yang mirip
MEDIA SENI MENCETAK MODIFIKADI TERHADAP KETERAMPILAN MOTORIK HALUS ANAK KELOMPOK B

PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERBASIS PEMODELAN TARIAN TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 5-6 TAHUN

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PLAYDOUGH TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS PADA ANAK KELOMPOK A

PENGARUH MEDIA GELAS ANGKA 1-10 TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF MENGENAL LAMBANG BILANGAN KELOMPOK A

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF MENGENAL KONSEP UKURAN ANAK KELOMPOK B

Pengaruh Media Menara Angka Terhadap Kemampuan Mengenal Lambang Bilangan Kelompok A

PENGARUH MEDIA KAWAT BLUDRU TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK

PENGARUH KEGIATAN MOZAIK TERHADAP KEMAMPUAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS PADA ANAK KELOMPOK B DI TK AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL 3 SURABAYA

PENGARUH KEGIATAN MELUKIS BERMEDIA KAPAS TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK

PENGARUH TEKNIK KOLASE DENGAN BAHAN MANIK-MANIK TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK

PENGARUH MEDIA BUBUR KORAN TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK KELOMPOK B DI TK DHARMA WANITA WADUK KECAMATAN TAKERAN KABUPATEN MAGETAN

PENGARUH DONGENG TERHADAP KEMAMPUAN EMPATI ANAK KELOMPOK B

PENGARUH METODE EKSPERIMEN TERHADAP KEMAMPUAN SAINS ANAK KELOMPOK B

PENERAPAN METODE BERCERITA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR SERI TERHADAP CAPAIAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK

PENGARUH MEDIA DADU HURUF TERHADAP KEMAMPUAN PENGENALAN HURUF PADA TK KELOMPOK A

PENGARUH PENERAPAN MEDIA FLASHCARD TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL WARNA PADA ANAK USIA 3-4 TAHUN

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN TARI TAKTETAH MODIFIKASI TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK KELOMPOK A

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN BERNYANYI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBILANG ANAK

Pengaruh Metode Bercakap-cakap Berbasis Media Pop Up Book Terhadap Kemampuan Berbicara Anak Kelompok A

PENERAPAN METODE PROYEK TERHADAP KEMAMPUAN NATURALIST INTELLIGENCE ANAK USIA 5-6 TAHUN

PENGARUH MODEL PELATIHAN DASAR MENGGAMBAR TIRUAN TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK KELOMPOK B

PENGARUH METODE EKSPERIMEN BERBAHAN ALAM TERHADAP KEMAMPUAN PENGENALAN WARNA PADA ANAK KELOMPOK A

PENGARUH METODE PROYEK TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP UKURAN ANAK KELOMPOK B

PENGARUH METODE RESITASI BERMEDIA KOKORU TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BENTUK GEOMETRI ANAK KELOMPOK B

PENGARUH MEDIA KARTU BERGAMBAR TERHADAP KEMAMPUAN BERBICARA ANAK KELOMPOK B

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA WAYANG KORAN DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERCERITA ANAK KELOMPOK B

PENGARUH METODE BERCERITA TERHADAP KEMAMPUAN MENYIMAK ANAK KELOMPOK B

PENGARUH PERMAINAN PETAK UMPET TERHADAP KEMAMPUAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK

PENGARUH BERMAIN BOLA WARNA MODIFIKASI TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN 1-10 PADA ANAK KELOMPOK A

PENGARUH PERMAINAN PIPA BOCOR TERHADAP KEMAMPUAN SOSIAL DALAM BEKERJASAMA PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN. Amilia Anom Sari Dewi Komalasari

PENGARUH BERMAIN BOLA WARNA MODIFIKASI TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN PADA ANAK KELOMPOK A

PENGARUH PERMAINAN KALENG PINTAR terhadap KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK KELOMPOK A di TK PUTERA HARAPAN

PENGARUH PERMAINAN BOWLLING TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK KELOMPOK B

PENGARUH PERMAINAN ENGKLEK MODIFIKASI TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK KELOMPOK B

METODE PROYEK BERPENGARUH TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK

PENGARUH BERMAIN TANAH LIAT TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL GEOMETRIANAK

ADANYA PENGARUH MENEMPEL GAMBAR DENGAN TEKNIK MOZAIK TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK

Pengaruh Metode Bercerita Berbasis Gambar Seri Terhadap Kemampuan Menyimak Anak Kelompok A

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S 1 Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

PENGARUH KEGIATAN MENJAHIT TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK KELOMPOK A DI TK PEJAJARAN

PENGARUH PERMAINAN ENGKLEK MODIFIKASI TERHADAP KEMAMPUAN BERBICARA ANAK

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF MENGKLASIFIKASIKAN BENDA

PENGARUH BERMAIN TANAH LIAT TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL GEOMETRI ANAK. Made Ayu Anggraeni Universitas PGRI AdiBuana Surabaya

Enok Dwi Mahmudi. Sri Joeda Andajani

HUBUNGAN KEGIATAN MONTASE DENGAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DI KELOMPOK B1 TK ALKHAIRAAT TONDO PALU

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. Guna mencapai derajat. Sarjana S-1. Pendidikan Anak Usia Dini.

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING BERMEDIA KARTU

Pengaruh Permainan Dadu Kain Halus Terhadap Kemampuan Mengenal Lambang Bilangan

Pengaruh Permainan Futsal Modifikasi Terhadap Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Usia 4-5 Tahun

Rizkha Novitasari PG PAUD, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya,

PENGARUH KEGIATAN MENGGUNTING POLA TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK USIA DINI KELOMPOK B DI TK ISLAM QOSHRUL UBUDIYAH

PENGARUH PERMAINAN LEGO ADU CEPAT TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK KELOMPOK A DI TK AISYIYAH 3 SURABAYA

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KERETA BERNOMOR TERHADAP KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN ANAK KELOMPOK B TK DHARMA WANITA PERSATUAN KEBOMAS GRESIK

PENGARUH PERMAINAN MENCARI HARTA KARUN TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL ANGKA 1-10 PADA ANAK KELOMPOK A. HAIRANISA AL AMANAH DEWI KOMALASARI

Elisabeth Christiana PG PAUD, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya,

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode eksperimen, yaitu untuk

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA REALIA TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF MENGENAL BENTUK GEOMETRI PADA ANAK KELOMPOK A

PENGARUH MEDIA WAYANG ANGKA TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL LAMBANG BILANGAN ANAK KELOMPOK B

PENGARUH PENGGUNAAN MAZE ALUR TULIS TERHADAP KETERAMPILAN MOTORIK HALUS PADA ANAK TAMAN KANAK-KANAK ARTIKEL JURNAL SKRIPSI

PENGARUH KEGIATAN SENI FINGER PAINTING TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK

PENGARUH BERMAIN PASIR TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP GEOMETRI KELOMPOK A

HUBUNGAN KEGIATAN MERONCE DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK JURNAL. Oleh

PENGARUH MEDIA PAPAN FLANEL TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL POLA AB-AB BERBENTUK GEOMETRI PADA ANAK KELOMPOK A

KEGIATAN BERNYANYI BERPENGARUH TERHADAP PERKEMBANGAN BAHASA ANAK TK KELOMPOK B

Peningkatan Keterampilan Motorik Halus Melalui Metode Demonstrasi dengan Corrugated Paper Peserta Didik Kelompok B RA Permata Hati Jebres Surakarta

BAB III METODE PENELITIAN. dalam hipotesis akan menggunakan pre-experimental (non design). Menurut

PENGARUH PENERAPAN TEKNIK MOZAIK DAUN KERING TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK KELOMPOK B TK QOSHRUL UBUDIYAH SURABAYA. Devita Dwi Prastiana

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN MEREMAS KERTAS PADA ANAK USIA 3-4 TAHUN

PENGARUH MEDIA PUZZLE TERHADAP KEMAMPUAN ANAK MENGENAL BENTUK GEOMETRI KELOMPOK A DI TK ANEKA RIA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF PEMECAHAN MASALAH SAINS ANAK KELOMPOK B

KEGIATAN MEMBUAT MOZAIK DENGAN MEDIA KAPAS UNTUK MENGEMBANGKAN KETRAMPILAN MOTORIK HALUS ANAK. Sri Indrayani, Hermahayu

Peningkatan Kemampuan Motorik Halus Melalui Kegiatan Melipat Kertas Asturo Pada Anak Kelompok A Tk Dewi Sartika

PENGARUH SERI MENGGAMBAR TERHADAP KEMAMPUAN MENGGAMBAR PERMULAAN ANAK. Nosha Putri Sekar Arum Nurhenti Dorlina Simatupang

PENGARUH MEDIA NUMBER SENSE TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL LAMBANG BILANGAN ANAK KELOMPOK B

Pengaruh Permainan Engklek Modifikasi Terhadap Kemampuan Membaca Permulaan Anak Kelompok B

PENGGUNAAN METODE PROYEK DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK JURNAL. Oleh REVINA RIZQIYANI ( )

NASKAH PUBLIKASI. Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Anak Usia Dini. Disusun oleh:

Pengaruh Media Papan Titian Terhadap Keseimbangan Gerak Motorik Kasar Anak Kelompok A di RA Al- Hidayah

Pengaruh Permainan Tradisional Angklek Terhadap Kemampuan Motorik Kasar Anak Kelompok A TK Dharma Wanita Persatuan Kemangi Gresik

PENGARUH MIND MAPPING BOARD TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK KELOMPOK B

PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN KOLASE DARI BAHAN BEKAS DI TAMAN KANAK-KANAK AISYIYAH SIMPANG IV AGAM.

PENGARUH FILM ANIMASI TERHADAP PERKEMBANGAN BERBICARA ANAK

BAB I PENDAHULUAN. ditujukan untuk anak usia 0-6 tahun. Aspek yang dikembangkan dalam

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG UPI Kampus Serang Nova Sri Wahyuni, 2016

Program Studi PG-PAUD, Universitas Sebelas Maret 2

Wahyu Surya Kusumawati. Dra. Hj. Mas udah M., M.Pd

PENGARUH KEGIATAN KOLASE DENGAN MEDIA DAUN KERING TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK KELOMPOK B TK BAP KARANG DALAM SAMPANG

K A 2012/2013. Disusun Oleh: YULIANA DEWI A FAKULTA

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI MENGGUNAKAN TEKNIK REINFORCEMENT POSITIF SISWA KELAS 1 SD

PENGARUH MEDIA KOTAK KATA TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN ANAK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA PUBLIKASI ILMIAH

JURNAL. Oleh: MUIN DWI ASTUTI NPM P. Dibimbing oleh : 1. DEMA YULIANTO, M.Psi. 2. ANIK LESTARININGRUM, M.Pd.

Peningkatan Keterampilan Motorik Halus Melalui Metode Demonstrasi dengan Corrugated Paper Pada Anak Kelompok B RA Permata Hati Jebres Surakarta

Al-Hikmah Jurnal Kependidikan dan Syariah

Pengaruh Bermain Puzzle Terhadap Kemampuan Mengenal Konsep Bilangan Anak Kelompok A

Amalia Tri Rachmawati Program Studi PG-PAUD, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya. M., M.Pd.

EFFECT OF ACTIVITIES PAPER FOLDING (ORIGAMI) FINE MOTOR SKILLS OF CHILDREN AGES 4-5 YEARS IN AL-HISA TK IN DISTRICT RAYA TENAYAN PEKANBARU

PENGARUH PENCAMPURAN WARNA TERHADAP PERKEMBANGAN KOGNITIF PADA ANAK KELOMPOK B

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA WAYANG DUPLEKS KOMUNIKASI TERHADAP KEMAMPUAN BERBICARA ANAK KELOMPOK B. Priska Anindita Titisari Putriningtyas Sri Setyowati

Pengaruh Alat Permainan Edukatif (APE) Maze terhadap kemampuan motorik halus pada anak kelompok A di TK Al-Fithroh

perkembangan anak. Sebagaimana yang tercantum dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS yang menyebutkan bahwa:

Transkripsi:

Strategi Pembelajaran Model Pelatihan Menempel Kain Perca Terhadap Kemampuan Motorik Halus Anak Kelompok B Emilia Ardi Rahayu & Sri Joeda Andajani Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya Jl. Teratai No. 4 Surabaya (60136). (emiliaardi@gmail.com) (sri.joeda@gmail.com) Abstract: This study research design Pre-Experimental Design with types One-group pretest-posttest design to perform the comparison of the child's ability assessment before and after treatment. This study used subjects totaling 23 children. The data collection method using non partisipant observations with research tools such as observation sheet. Analysis of the data in this study using non-parametric statistical test marked level Wilcoxon matched pairs test. Based on the analysis of test data Wilcoxon matched pairs test showed that T aritmethic =0 is smaller than T tabel with significance level of 5% is 0.73 so (0 <0.73). Based on the results of the analysis means that the alternative hypothesis (Ha) is accepted and the null hypothesis (Ho) is rejected. So it can be concluded that the hypothesis which says that the learning strategy training model attached patchwork effect on the fine motor skills of children in group B kindergarten PKK Mejuwet village Bojonegoro Sumberrejo accepted. Keywords: Model training, Fine motor skills Abstrak: Penelitian ini menggunakan desain penelitian Pre-Experimental Design dengan jenis One- Group Pretest-Posttest Design dengan melakukan perbandingan hasil penilaian kemampuan anak sebelum dan sesudah diberikan perlakuan. Penelitian ini menggunakan subyek yang berjumlah 23 anak. Metode pengumpulan datanya menggunakan observasi non partisipant dengan alat penelitian berupa lembar observasi. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan statistik non-parametris dengan uji jenjang bertanda wilcoxon match pair test. Berdasarkan hasil analisis data uji wilcoxon match pair test menunjukkan bahwa T hitung = 0 lebih kecil dari T tabel dengan taraf signifikan 5% yaitu 0,73 sehingga (0 < 0,73). Berdasarkan hasil analisis tersebut berarti hipotesis alternatif (Ha) diterima dan hipotesis nol (Ho) ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian yang berbunyi bahwa strategi kain perca berpengaruh terhadap kemampuan motorik halus anak kelompok B TK PKK desa Mejuwet Sumberrejo Bojonegoro diterima.. Kata Kunci : Model pelatihan, Motorik halus. Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusianya (SDM). SDM yang berkualitas diperoleh dari pendidikan yang berkualitas juga. Anak usia dini merupakan aset bagi suatu bangsa, karena kelak mereka yang akan menjadi penerus bangsa tersebut. Anak usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu proses perkembangan dengan pesat dan fundamental bagi kehidupan selanjutnya (Sujiono, 2009:6). Pada usia 4-6 tahun, merupakan masa peka bagi anak usia dini. Untuk itu diperlukan pendidikan yang tepat untuk merangsang perkembangan anak usia dini agar berkembang dengan maksimal sesuai dengan usianya. 1 Motorik merupakan aspek yang penting di dalam perkembangan anak usia dini. Aspek perkembangan motorik dibagi menjadi dua yaitu motorik kasar dan motorik halus. Motorik kasar anak meliputi kemampuannya dalam menggerakkan otototot besarnya seperti dalam berjalan, berlari, melompat, meloncat, dll. Sedangkan motorik halus meliputi kemampuan anak dalam menggerakkan otot-otot halus (otot kecil) dan koordinasi mata dan tangan pada beberapa aktifitas bermain dan belajarnya seperti menggunting, menempel, menulis, meremas, menggambar, dll. Berdasarkan hasil observasi pada kelompok B di TK PKK desa Mejuwet Sumberrejo Bojonegoro pada hari sabtu tanggal 11 Oktober 2014, kemampuan

2 motorik halus anak usia dini masih rendah. Terutama kemampuan anak usia dini dalam menempel. Sebagian besar anak usia dini di TK tersebut masih belum mampu untuk menempel dengan tepat yaitu masih banyak yang keluar garis. Padahal di dalam Permendiknas no. 58 tahun 2009 dikatakan bahwa anak kelompok B yang berusia 5-6 tahun sudah mampu untuk menempel gambar dengan tepat. Terdapat berbagai macam kegiatan pembelajaran di dalam pendidikan anak usia dini yang bertujuan untuk melatih motorik halus anak usia dini melalui menempel, diantaranya yaitu dengan menggunakan kegiatan mozaik. Mozaik merupakan gambar atau hiasan atau pola tertentu yang dibuat dengan cara menempelkan bahan/unsur kecil sejenis (baik bahan, bentuk maupun ukurannya) yang disusun berdempetan pada sebuah bidang (Muharrar dan Verayanti, 2013:66). Dalam Taman Kanak-kanak mozaik ini sudah sering digunakan untuk mengembangkan motorik halus anak usia dini. Material yang digunakan untuk kegiatan mozaik di TK bisa bermacam-macam diantaranya yaitu kertas warna-warni, daun kering, kain perca, dll. Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan dengan guru kelas kelompok B di TK PKK desa Mejuwet Sumberrejo Bojonegoro yaitu Sunarti, S.Pd., di TK tersebut pernah beberapa kali menggunakan kegiatan mozaik sebagai pembelajaran untuk mengembangkan motorik halus anak usia dini namun material atau media yang digunakan selalu berupa kertas dan belum pernah menggunakan kain perca. Padahal kain perca merupakan media yang unik bagi anak usia dini, dengan warna dan coraknya yang beragam anak pasti akan tertarik untuk menggunakannya. Selain menarik, penggunaan kain perca memiliki sisi ekonomis karena kain perca ini merupakan kain sisa dari bahan pembuatan baju yang dapat dengan mudah didapatkan di penjahitpenjahit baju. Jadi dengan limbah kain perca ini dapat dimanfaatkan untuk media pembelajaran yang unik bagi anak usia dini. Strategi yang digunakan dalam pembelajaran pada anak usia dini juga perlu diperhatikan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan maksimal. Banyak strategi pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran untuk anak usia dini. Salah satunya adalah strategi pembelajaran model pelatihan. Strategi pembelajaran model pelatihan ini dikembangkan oleh Joice dan Weil (dalam Wena, 2009:119). Strategi pembelajaran model pelatihan merupakan salah satu strategi pembelajaran yang digunakan untuk mengembangkan kemampuan motorik. Hal ini dikarenakan kemampuan motorik anak usia dini tidak bisa didapatkan begitu saja, perlu latihan yang dilakukan secara continue atau terus menerus untuk mengasah keterampilan motorik anak usia dini terutama kemampuan motorik halus. Hal tersebut sangat sesuai dengan salah satu hukum belajar Thorndike yaitu law of exercise, ia mengungkapkan bahwa belajar adalah pembentukan hubungan antara stimulus dan respons, dan pengulangan terhadap pengalamanpengalaman itu memperbesar peluang timbulnya respons benar (Dimyati dan Mudjiono, 2006:46). Di dalam strategi pembelajaran model pelatihan ini guru menggunakan metode demonstrasi untuk menyampaikan materi pembelajaran, setelah guru mendemonstrasikan langkah-langkah dalam pembelajaran kemudian anak langsung mempraktekkannya sendiri menurut apa yang sudah didemonstrasikan oleh guru. Melalui metode demosntrasi ini anak mampu mempraktekkan pembelajaran yang sebelumnya sudah dijelaskan dan dipraktekkan oleh guru. Hal ini dipertegas dengan hasil penelitian Kuswati (2012) tentang penggunaan metode demonstrasi dalam mengembangkan motorik halus anak melalui kegiatan melipat kertas di TK Al- Amin Tandes Surabaya. Pada penelitian ini terbukti melalui metode demonstrasi kemampuan motorik halus anak dapat ditingkatkan. Strategi pembelajaran model pelatihan ini memiliki beberapa tahap di dalamnya,

3 yaitu: penyampaian tujuan, penjelasan materi pendukung, pendemonstrasian unjuk kerja, latihan (praktik simulasi), latihan pengalihan (training transfer) dan yang terakhir kunjungan industri. Menurut Wena (2009:120), strategi pembelajaran model pelatihan ini belum dirancang secara khusus untuk melatih suatu keterampilan, jadi strategi pembelajaran model pelatihan ini dapat disesuaikan dengan keterampilan yang akan diajarkan. Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka muncul pemikiran untuk mengadakan penelitian tentang Pengaruh Strategi Pembelajaran Model Pelatihan Menempel Terhadap Perkembangan Kemampuan Motorik Halus Anak Kelompok B di TK PKK Desa Mejuwet Sumberrejo Bojonegoro. Adapun tujuan dilaksanakan penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi kain perca dapat memberikan pengaruh atau tidak terhadap kemampuan motorik halus anak kelompok B TK PKK desa Mejuwet Sumberrejo Bojonegoro. Manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan informasi dan pemikiran untuk mengembangkan perkembangan motorik halus pada anak khususnya berkaitan dengan tingkat pencapaian perkembangan kemampuan menempel dengan tepat. Melalui praktik atau latihan yang berulang-ulang akan terbentuk kebiasaan gerakan sekaligus akan menghasilkan keterampilan kerja yang lebih baik. Dalam hal ini keterampilan kerja adalah kemampuan seseorang melakukan kerja dengan melibatkan indra, yang dilatih secara berulang-ulang dalam bentuk perbuatan yang tersusun dan terkoordinasi (Wena, 2009:119). Sehingga dapat dikatakan bahwa manusia belajar melalui observasi dan praktik Pemilihan strategi pembelajaran model pelatihan merupakan salah satu strategi pembelajaran yang digunakan untuk menstimulasi kemampuan motorik halus anak kelompok B di TK PKK Desa Mejuwet Sumberrejo Bojonegoro. Dengan menggunakan strategi pembelajaran model pelatihan menempel kain perca, kemampuan anak akan berkembang baik dalam menempel dengan tepat. Anak-anak akan bersemangat belajar dengan strategi kain perca yang disampaikan dengan cara yang menyenangkan. METODE Penelitian eksperimen ini menggunakan desain penelitian Pre-Experimental Design dengan jenis One-Group Pretest-Posttest Design. Penelitian jenis ini dipilih karena jumlah subjek yang sedikit yaitu 23 anak dan tidak memungkinkan untuk membaginya menjadi kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Maka dari itu desain penelitian Pre-Experimental Design dengan jenis One-Group Pretest-Posttest Design sesuai dengan keadaan di lapangan. Di dalam penelitian ini terdapat pretest dan posttest yang dilakukan untuk mengetahui dan membandingkan keadaan sebelum dan sesudah diberi perlakuan (Sugiyono, 2013:111). Lokasi yang dipilih untuk melaksanakan penelitian ini adalah TK PKK Mejuwet Desa Mejuwet Kecamatan Sumberrejo Kabupaten Bojonegoro. Penelitian ini dilakukan pada tahun pelajaran 2014-2015 dengan jumlah keseluruhan berjumlah 23 anak. Penelitian ini menggunakan teknik sampling jenuh. Yaitu dengan menggunakan semua anggota populasi sebagai sampel. Hal ini dikarenakan jumlah populasi pada kelompok B TK PKK Mejuwet Desa Mejuwet Kecamatan Sumberrejo Kabupaten Bojonegoro yang relatif kecil yaitu kurang dari 30 anak. Sampel penelitian ini adalah anak kelompok B TK PKK Mejuwet Desa Mejuwet Kecamatan Sumberrejo Kabupaten Bojonegoro yang berjumlah 23 anak. Kisi-kisi instrumen yang digunakan dalam strategi pembelajaran model pelatihan menempel kain perca, ada satu indikator yang akan dikembangkan, yakni Membuat gambar dengan teknik mozaik menggunakan

4 berbagai bentuk/bahan (segiempat, segitiga, lingkaran, dll.). Validitas instrumen dalam penelitian ini diuji dengan cara pengujian validitas isi (content validity) dengan lembar penelitian yang digunakan adalah lembar observasi. Dalam kisi-kisi instrument tersebut terdapat variabel yang diteliti yaitu berupa indikator sebagai tolak ukur dan nomor butir (item) pertanyaan atau pernyataan yang telah dijabarkan dari indikator (Sugiyono, 2013:182). Teknik pengumpulan data yang dipakai adalah observasi dan dokumentasi. Observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara pengamatan. Pada penelitian ini teknik observasi yang digunakan adalah Observasi Non Partisipan. Dalam observasi jenis ini peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai pengamat saja (Sugiyono, 2013:204). Dokumentasi merupakan kumpulan data dari karya-karya, catatan, buku atau segala hal yang menyangkut variabel penelitian. Pada penelitian ini dokumentasi dapat berupa foto-foto kegiatan belajar anak selama proses pembelajaran berlangsung mulai dari pretest, tiga kali treatment, dan posttest, dan juga berupa hasil karya anak pada saat kegiatan menempel. Data-data tersebut dikumpulkan dengan tujuan agar data yang digunakan dalam penelitian ini lebih valid. Teknik analisis data yang tepat digunakan adalah uji jenjang bertanda Wilcoxon (wilcoxon match pairs test). Teknik tersebut digunakan untuk menguji hipotesis dua sampel yang berpasangan bila datanya berbentuk ordinal atau berjenjang. HASIL Penelitian ini dilakukan selama tiga minggu dengan tiga tahapan kegiatan yaitu pemberian tes awal (pretest) yang dilakukan pada tanggal 3 Februari 2015, pemberian perlakuan (treatment) dilakukan sebanyak tiga kali yaitu pada tanggal 10, 12 dan 17 Februari 2015. Sedangkan kegiatan pemberian tes akhir (posttest) yang dilakukan pada tanggal 21 Februari 2015. Kegiatan pretest diberikan untuk mengukur kemampuan motorik halus anak kelompok B TK PKK Mejuwet Sumberrejo Bojonegoro sebelum diberikan treatment berupa strategi pembelajaran model pelatihan menempel kain perca. Kegiatan yang diberikan pada pretest ini adalah membuat mozaik gambar jagung. Sedangkan pemberian treatment dengan menggunakan strategi pembelajaran model pelatihan menempel kain perca dilakukan selama tiga kali pertemuan yang berupa kegiatan membuat mozaik kain perca gambar palu., membuat mozaik kain perca pada kardus bekas, dan kunjungan industri pada kerajinan kain perca. Setelah pemberian treatment, kemudian dilakukan posttest. Kegiatan yang diberikan adalah membuat mozaik kain perca gambar buah nanas. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap anak kelompok B, ternyata skor dari masing-masing sampel mengalami peningkatan, hal tersebut terbukti dengan tidak adanya selisih yang bertanda negatif dari pengurangan antara skor pada saat posttest dan pretest. Indikator yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah Membuat gambar dengan teknik mozaik menggunakan berbagai bentuk/bahan (segiempat, segitiga, lingkaran, dll.) Untuk hasil pengambilan data dokumentasi pada penelitian ini berupa fotofoto kegiatan pretest, treatment, posttest, RKH, Hasil kegiatan anak tersebut seperti lembar kerja kegiatan anak dalam membuat mozaik dan foto-foto pada saat kunjungan industri. Untuk keperluan perhitungan pengujian, maka data dimasukkan ke dalam tabel penolong, selanjutnya data dirangking (diperingkat). Adapun tabel penolong wilcoxon match pairs test.

5 Tabel 1 Hasil analisis dalam uji wilcoxon match pairs pada kemampuan motorik halus anak No. Pretestest Post- Beda Tanda Jenjang (X B1 - Jenj + - (X A1 ) (X B1 ) X A1 ) -ang 1. 8 10 2 2,5 +2,5 0 2. 8 11 3 6 +6 0 3. 7 12 5 18 +18 0 4. 5 9 4 10,5 +10,5 0 5. 5 9 4 10,5 +10,5 0 6. 6 11 5 18 +18 0 7. 6 11 5 18 +18 0 8. 8 11 3 6 +6 0 9. 8 10 2 2,5 +2,5 0 10. 3 8 5 18 +18 0 11. 4 9 5 18 +18 0 12. 6 9 3 6 +6 0 13. 6 10 4 10,5 +10,5 0 14. 6 11 5 18 +18 0 15. 8 12 4 10,5 +10,5 0 16. 4 9 5 18 +18 0 17. 10 12 2 2,5 +2,5 0 18. 6 11 5 18 +18 0 19. 6 10 4 10,5 +10,5 0 20. 6 10 4 10,5 +10,5 0 21. 4 10 6 23 +23 0 22. 4 9 5 18 +18 0 23. 9 11 2 2,5 +2,5 0 Jumlah 276 T=0 (Sumber: Sugiyono, 2014:136) Berdasarkan tabel hasil perhitungan dengan menggunakan rumus penolong wilcoxon, diketahui bahwan nilai T hitung yang diperoleh yaitu 0, karena jumlah tanda jenjang terkecil (positif atau negatif) dinyatakan sebagai nilai T hitung.. T hitung. diperoleh dari hasil perbandingan dari beda hasil kegiatan pretest dan kegiatan posttest. Kemudian hasil tersebut dihitung pada tanda jenjang dengan hasil beda yang terkecil sampai yang terbesar. Lalu diberi peringkat dimulai dari angka paling kecil diberi peringkat satu dan seterusnya hingga yang paling besar. Setelah memperoleh nilai dari T hitung, kemudian T hitung dibandingkan dengan T tabel. T tabel merupakan nilai dari tabel kritis dalam uji jenjang wilcoxon. Kemudian untuk memperoleh hasil yang besar atau signifikan dan mendapatkan kesalahan yang kecil, maka dalam penelitian ini memilih taraf signifikan 5%. Karena dalam penelitian ini subyek penelitian berjumlah 23 anak, maka N=23. Jadi untuk mendapatkan nilai T tabel dapat dilihat pada tabel kritis dalam uji jenjang wilcoxon yang telah terlampir dengan melihat taraf signifikan sebesar 5% dan N=23. Sehingga diperoleh T tabel sebesar 0,73. Dari jumlah angka yang diperoleh, berarti T hitung <T tabel (0<0,73). Hal ini menunjukkan bahwa nilai T tabel lebih besar dibanding T hitung,maka pengambilan keputusannya adalah Ho ditolak dan Ha diteima. Jadi dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran model pelatihan menempel kain perca berpengaruh terhadap kemampuan motorik halus anak kelompok B TK PKK Desa Mejuwet Sumberrejo Bojonegoro. PEMBAHASAN Kemampuan motorik halus anak kelompok B di TK PKK Desa Mejuwet Sumberrejo Bojonegoro yang berjumlah 23 anak pada awalnya masih rendah. Perlu adanya pemberian strategi pembelajaran yang tepat sehingga kemampuan motorik halus anak dapat berkembang dengan maksimal. Rendahnya kemampuan motorik halus anak kelompok B dalam hal menggunting, mengoleskan lem dan menempel dapat dilihat dari hasil pretest yang berupa kegiatan membuat mozaik gambar jagung dari kain perca yang diberikan oleh guru dan peneliti pada anak. Penggunaan strategi pembelajaran model pelatihan menempel kain perca diberikan dalam 3 kali treatment yang dilaksanakan pada 3 kali pertemuan. Pemberian treatment dilakukan secara berulang-ulang dikarenakan hal tersebut sesuai dengan salah satu hukum belajar Thorndike yaitu law of exercise, yang mengungkapkan bahwa belajar adalah pembentukan hubungan antara stimulus dan respons, dan pengulangan terhadap pengalaman-pengalaman itu memperbesar peluang timbulnya respons benar (Dimyati dan Mudjiono, 2006:46). Strategi pembelajaran model pelatihan menempel kain perca ini dibagi menjadi 6 tahap, yaitu: penyampaian tujuan

6 (perumusan tujuan), penjelasan materi pendukung, pendemonstrasian unjuk kerja, latihan (praktik simulasi), latihan pengalihan (training transfer) dan yang terakhir kunjungan industri. Pelaksanaan keenam tahapan dalam strategi pembelajaran model pelatihan menempel kain perca tersebut dibagi menjadi tiga kali treatment. Pada treatment pertama strategi kain perca dilaksanakan sampai tahap latihan (praktik simulasi). Pada treatment pertama ini anak diberi kegiatan membuat mozaik gambar palu dengan menggunakan kain perca. Sedangkan pada treatment kedua strategi pembelajaran model pelatihan menempel kain perca dilaksanakan sampai pada tahap selanjutnya yaitu sampai pada tahap latihan pengalihan (training transfer). Kegiatan yang diberikan pada treatment kedua ini adalah menghias kardus bekas kotak makanan dengan menggunakan mozaik kain perca pada layar depannya saja. Pada treatment ketiga pelaksanaan strategi kain perca sampai pada tahap yang terakhir yaitu kunjungan industri. Kunjungan industri ini dilakukan pada sebuah industri rumahan yang mengolah kain perca yang terdapat di sekitar lingkungan desa Mejuwet Sumberrejo Bojonegoro. Kunjungan industri ini berupa darmawisata yang berlangsung selama beberapa jam saja. Pada kunjungan industri ini anak mengamati para pengerajin yang mempraktekkan cara membuat berbagai barang kerajinan dari kain perca seperti bros, gantungan kunci, jepit rambut, dll. Setelah diterapkan strategi kain perca kemampuan motorik halus anak kelompok B di TK PKK Desa Mejuwet Sumberrejo Bojonegoro mengalami perubahan yang positif. Hal ini sesuai dengan pendapat Wena (2009:119) yang menyatakan bahwa melalui praktik atau latihan yang berulang-ulang dalam bentuk pemberian strategi pembelajaran model pelatihan akan terbentuk kebiasaan gerakan dan juga akan menghasilkan keterampilan kerja yang lebih baik. Dan didukung juga oleh pendapat Roestiyah (2001:125) yang mengungkapkan bahwa strategi pembelajaran model pelatihan merupakan strategi pembelajaran yang dilaksanakan agar anak memiliki keterampilan yang lebih tinggi dari apa yang sudah dipelajari. Perubahan yang positif tersebut dapat dilihat dari hasil post-test yang mengalami peningkatan skor yang diperoleh masingmasing anak. Dari hasil analisis data menunjukkan bahwa hasil data yang diperoleh melalui penerapan strategi kain perca berjalan dengan baik. Hal tersebut dapat dibuktikan dari harga T hitung =0 lebih kecil dari Ttabel dengan taraf signifikan 5%=0,73. Dengan demikian hipotesis alternatif diterima dan hipotesis nihil ditolak. Berdasarkan analisis data tersebut dapat dinyatakan bahwa strategi kain perca berpengaruh terhadap kemampuan motorik halus anak kelompok B di TK PKK Desa Mejuwet Sumberrejo Bojonegoro. Hal tersebut sejalan dengan pemikiran Roestiyah (2001:125) yang menyatakan bahwa salah satu tujuan dari teknik mengajar latihan atau strategi pembelajaran model pelatihan adalah agar anak memiliki keterampilan motorik seperti mempergunakan alat/membuat suatu benda. Dalam pelaksanaan strategi kain perca ketelitian anak sangat dibutuhkan, pada saat menggunting kain perca, mengoleskan lem dan menempelkan kain perca inilah kemampuan motorik halus anak diasah, yaitu keterampilan dalam mengkoordinasikan mata dan tangannya. Hal ini sejalan dengan pemikiran Sumantri (2005:143) yang mengungkapkan bahwa keterampilan motorik halus merupakan pengorganisasian penggunaan sekelompok otot-otot kecil, seperti jari-jemari dan tangan yang sering membutuhkan kecermatan dan koordinasi mata dengan tangan. Sependapat dengan pernyataan diatas, Yamin dan Sanan (2013:101) mengungkapkan bahwa motorik halus mengembangkan kemampuan anak

7 dalam menggerakkan jari-jarinya, khususnya ibu jari dan jari telunjuk. Pemberian strategi pembelajaran model pelatihan menempel kain perca ini memberikan pengalaman yang nyata bagi anak dalam keterampilan motorik halusnya sehingga keterampilan motorik halus anak mengalami peningkatan setelah diberikan strategi pembelajaran model pelatihan menempel kain perca. Hal ini sesuai dengan pendapat Wena (2009:119) yang mengungkapkan bahwa strategi pembelajaran model pelatihan memandang bahwa pemikiran manusia dapat diberikan dalam tingkah laku nyata. Peningkatan keterampilan motorik halus tersebut menjadi bukti bahwa tujuan pengembangan motorik halus anak sudah tercapai. Hal tersebut dipertegas Sumantri (2005:146) yang menyatakan bahwa tujuan pengembangan motorik halus anak usia 4-6 tahun adalah agar anak mampu mengembangkan kemampuan motorik halus yang berhubungan dengan keterampilan gerak kedua tangan, mampu menggerakkan anggota tubuh yang berhubungan dengan gerak jari-jemari, dan mampu mengkoordinasikan indra mata dan aktivitas tangan. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil pre-test dan post-test dapat diketahui bahwa kemampuan motorik halus anak kelompok B di TK PKK Desa Mejuwet Sumberrejo Bojonegoro meningkat setelah diberikan treatment berupa strategi kain perca. Hasil analisis data menunjukkan bahwa T hitung = 0 lebih kecil dari T tabel dengan taraf signifikan 5% = 0,73, sehingga Ha diterima dan Ho ditolak. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa strategi kain perca berpengaruh terhadap kemampuan motorik halus anak kelompok B TK PKK Desa Mejuwet Sumberrejo Bojonegoro. Saran Setelah melakukan penelitian berjudul pengaruh strategi pembelajaran model pelatihan menempel kain perca terhadap kemampuan motorik halus anak kelompok B TK PKK Desa Mejuwet Sumberrejo Bojonegoro, maka disarankan agar para pendidik dapat menggunakan strategi kain perca sebagai salah satu kegiatan untuk mengembangkan motorik halus anak usia dini. DAFTAR RUJUKAN Kemendiknas. 2010. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2009 Tentang Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Kemendiknas. Kemendiknas. 2010. Kurikulum Taman Kanak-kanak 2010. Jakarta: Kemendiknas. Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Kuswati, Eny Sri. 2012. Penggunaan Metode Demonstrasi Dalam Mengembangkan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Melipat Kertas di TK Al-Amin Tandes Surabaya. Skripsi tidak diterbitkan. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya. Muharrar, Syakir dan Verayanti, Sri. 2013. Kreasi KOLASE, MONTASE, MOZAIK sederhana. Semarang: Erlangga. N.K, Roestiyah. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Sumantri. 2005. Model Pengembangan Keterampilan Motorik Anak Usia Dini. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. 2014. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Sujiono, Yuliani Nurani.2009. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Indeks.

8 Wena, Made. 2009. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Suatu Tinjauan Konseptual Operasional. Jakarta: Bumi Aksara. Yamin, Martinis dan Sanan, Jamilah Sabri. 2013. Panduan PAUD: Pendidikan Anak Usia Dini. Jambi: Referensi.