MODEL KEPEMIMPINAN CAMAT UNTUK MENINGKATKAN KINERJA PEGAWAI DI KECAMATAN KAPUAS BARAT KABUPATEN KAPUAS PROPINSI KALIMANTAN TENGAH.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN TEORITIS. memengaruhi tersebut. Berdasarkan pengertian diatas dan dikaitkan dengan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas dan sumber daya yang dimiliki perusahaan. perusahaan sektor publik. Salah satu perusahaan sektor publik yang menjadi

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. kekuasaannya dalam rangka mencapai tujuan tertentu secara efektif dan efisien.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen sumber daya manusia membahas dan mengemukakan bagaimana suatu organisasi mengolah

PEMERINTAH KABUPATEN WAROPEN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II LANDASAN TEORI

BAB VII. Kepemimpinan Wirausaha

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. dimana orang-orang berkumpul, bekerjasama secara rasional, sistematis,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. diubah dengan Undang Undang No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 7 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KLATEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH KABUPATEN KLATEN

HUBUNGAN KEPEMIMPINAN OLEH CAMAT DENGAN KINERJA PEGAWAI DI KANTOR CAMAT CIWARINGIN KABUPATEN CIREBON. Oleh : Riska Silva Achdi Halim Moh.

PERATURAN BUPATI TANAH LAUT NOMOR 70 TAHUN 2013 TENTANG PELIMPAHAN SEBAGIAN WEWENANG BUPATI KEPADA CAMAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU NOMOR 1 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH KECAMATAN DAN PEMERINTAH KELURAHAN

BAB I PENDAHULUAN. peluang baru bagi proses pembangunan daerah di Indonesia. Di dalam melakukan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG POLA ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BREBES

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 18 ayat (2) menegaskan bahwa Pemerintah daerah mengatur dan mengurus

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG

BAB II TELAAH PUSTAKA. Kepemimpinan merupakan ilmu terapan dari ilmu-ilmu sosial, sebab prinsipprinsip

BAB I PENDAHULUAN. cenderung hidup dan terlibat di dalam anggota kemasyarakatan. Organisasi di dalam

Pendetakan tradisional

PERATURAN DAERAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR NOMOR 11 TAHUN 2009 ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DAN KELURAHAN DI KABUPATEN POLEWALI MANDAR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 6 TAHUN 2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DI KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

CENDEKIA Jurnal Ilmu Administrasi Negara

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TENGAH NOMOR 13 TAHUN 2000 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH KAMPUNG

PEMERINTAHAN KABUPATEN BINTAN

PENGARAHAN UMUM GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA RAPAT KERJA KEPALA DESA SE - KABUPATEN SINTANG. Tanggal 12 Februari 2008

PEMERINTAH KABUPATEN SANGGAU

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 93 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA KELURAHAN

PERATURAN BUPATI BERAU

BAB II LANDASAN TEORITIS. kegiatan-kegiatan kelompok yang terorganisir dalam usaha-usaha menentukan

II. TINJAUAN PUSTAKA. daerah memiliki perangkat masing-masing baik di tingkat provinsi maupu di

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN NOMOR 18 TAHUN 2006 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT

Sehingga dalam kaitan dengan kinerja pegawai, mahsun (2013:25), menjelaskan kinerja (performance) merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 73 TAHUN 2005 TENTANG KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH KABUPATEN NGAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DAN KELURAHAN

PELAKSANAAN DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH BERDASARKAN U.U. NO. 32 TAHUN SANTOSO BUDI N, SH.MH. Dosen Fakultas Hukum UNISRI

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 43 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI INSPEKTORAT KABUPATEN BLITAR BUPATI BLITAR,

- 1 - PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 73 TAHUN 2005 TENTANG KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 50 TAHUN 2017 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 4 TAHUN 2004 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu instansi pemerintah, pemimpin yaitu seseorang yang. mempengaruhi para bawahannya untuk melakukan pekerjaan.

BAB I PENDAHULUAN. organisasi perusahaan. Sumber daya manusia merupakan asset utama bagi

BAB I PENDAHULUAN. Searah dengan perkembangan zaman, khususnya Negara Indonesia yang

BAB III PEMBAHASAN. mampu mempengaruhi orang-orang lain untuk sama-sama melakakukan aktivitasaktivitas

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 73 TAHUN 2005 TENTANG KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Dinas daerah merupakan unsur pelaksana otonomi daerah yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. partisipasi dari masyarakat dalam penyelenggaraan pemerintahannya.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

Interpersonal Skills Communications

2.1.2 Tipe-Tipe Kepemimpinan Menurut Hasibuan (2009: ) ada tiga tipe kepemimpinan masing-masing dengan ciri-cirinya, yaitu:

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN DAN PENGGABUNGAN KELURAHAN

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG

II. TINJAUAN PUSTAKA Kepemimpinan

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN. atau unjuk kerja atau penampilan kerja. Kinerja dipengaruhi oleh faktor-faktor

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 64 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG

adalah bagian dari komitmen seorang kepala sekolah.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESAWARAN NOMOR 06 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN PESAWARAN

PERANAN CAMAT DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN TERHADAP PEMERINTAHAN DESA DI KECAMATAN SAWAN

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 28 TAHUN 2012 T E N T A N G

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan tugas dan penyelenggaraan pemerintahan, dipengaruhi oleh

VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

BAB II LANDASAN TEORI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SELAYAR NOMOR 11 TAHUN 2006 T E N T A N G SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA

PEMERINTAH KABUPATEN MUSI RAWAS

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG,

Kepemimpinan Wirausaha

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA

P E R A T U R A N D A E R A H

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB II LANDASAN TEORI. kedudukan sumberdaya manusia dalam pencapaian tujuan-tujuan organisasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yang dianut oleh organisasi. Ketiadaan komitmen ini mengakibatkan pelaksanaan. mempertimbangkan pada aturan yang telah ditetapkan.

BAB I. PENDAHULUAN. menjalankan tugas dan fungsinya sebagai penyelenggara administrasi

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 69 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KELURAHAN DI KABUPATEN BANYUWANGI

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat, sumber daya manusia yang mampu dan berkualitas merupakan

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 64 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA

BAB I PENDAHULUAN. orang atau lebih yang didasarkan atas tujuan yang ingin dicapai bersama. Suatu

PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMERINTAH KABUPATEN BARITO UTARA

PEMERINTAH KOTA MADIUN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DAN KELURAHAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki peranan penting dalam meningkatan sumber daya

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

Transkripsi:

Al Ulum Vol.59 No.1 Januari 2014 halaman 4145 41 MODEL KEPEMIMPINAN CAMAT UNTUK MENINGKATKAN KINERJA PEGAWAI DI KECAMATAN KAPUAS BARAT KABUPATEN KAPUAS PROPINSI KALIMANTAN TENGAH Dewi Merdayanty* ABSTRAK Tujuan penelitian ini mengetahui model kepemimpinan camat dan mengetahui upaya yang dilakukan camat untuk meningkatkan kinerja pegawai pada Kantor Camat Kapuas Barat Kabupaten Kapuas. Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif melalui observasi dan wawancara, dimana data yang diperoleh dianalisis melalui trigulasi data. Hasil penelitian bahwa model kepemimpinan Camat bersifat demokratis dan upaya yang dilakukan untuk mengkatkan kinerja pegawai adalah mengusahakan kerjasama, menerapkan kedisiplinan, menjaga kewibawaan, mengusahakan kesejahteraan, memberikan motivasi dan bersikap ramah tamah serta mengupayakan iklim kerja yang kondusif. Saran: Pimpinan perlu memperhatikan Pengawasan kepada pegawai, kesempatan untuk maju bagi setiap pegawai, Keamanan dan fasilitas kerja sehingga bawahan merasakan kepuasan dalam bekerja karena dengan adanya kepuasan bekerja tersebut akan berdampak kinerja semakin tinggi. LATAR BELAKANG Camat dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh perangkat kecamatan dan bertanggung jawab kepada Bupati/wali kota melalui sekretariat daerah Kabupaten/Kota. Camat juga berperan sebagai kepala wilayah, karena melaksanakan tugas umum Pemerintah diwilayah kecamatan, khususnya tugas atributif dalam bidang koordinasi pemerintah terhadap seluruh intansi pemerintah diwilayah kecamatan, penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban menegakkan peraturan perundangundangan, pembina penyelenggaraan pemerintah desa dan atau kelurahan. Camat sebagai perangkat daerah mempunyai kekhususan untuk mendukung pelaksanaan azas disentralisasi, yaitu mengintegrasikan nilainilai susiokultural, menstabilitaskan dinamika politik, ekonomi dan budaya, sebagai perwujudan kesejahtraan masyarakat membangun integritas kesatuan wilayah. Secara filosofis, kecamatan yang dipimpin oleh camat perlu diperkuat dari aspek sarana Perasarana, sistem administrasi, keuangan dan kewenangan, melalui 2 (dua) sumber yakni : pertama, bidang kewenangan dalam lingkup tugas umum pemerintahan; dan kedua, kewenangan bidang pemerintahan yang dilimpahkan oleh Bupati/Walikota dalam rangka melaksanakan otonomi daerah. Dari uraian ini dapat digambarkan pentingnya model kepemimpin dalam mempengaruhi kinerja dan prestasi pegawai. RUMUSAN MASALAH 1. Bagaimana model kepemimpinan yang diterapkan Camat Kapuas Barat Kabupaten Kapuas? 2. Bagaimana upaya camat meningkatan kinerja pegawai di Kecamatan Kapuas Barat Kabupaten Kapuas? * Tenaga Pengajar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Kalimantan

Al Ulum Vol.59 No.1 Januari 2014 halaman 4145 42 TINJAUAN PUSTAKA ModelModel Kepemimpinan Modelmodel atau tipetipe kepemimpinan (Kartini Kartono, 2001 hal.69) adalah sebagai berikut : a. Tipe karismatik Tipe pemimpin karismatik ini memiliki kekuatan energi, daya tarik dan pembawaan yang luar biasa untuk mempengaruhi orang lain, sehingga mempunyai pengikut yang sangat besar jumlahnya dan pengawalpengawal yang bisa dipercaya. 2) Menghendaki kepatuhan mutlak dari bawahan. 3) Sangat menyayangi formalitas. 4) Menuntut adanya dsiplin keras dan kaku dari bawahanya. 5) Tidak menghendaki saran, usul, sugesti, dan kritikan dari bawahanya. 6) Komunikasi berlangsung searah saja. d. Tipe otokratis Kepemimpinan otokratis ini didasari diri pada kekuasaan dan paksaan yang mutlak harus dipenuhi. Sikap dan prinsifprinsif nya sangat konservatif dan kaku. b. Tipe peternalistis Yaitu tipe kepemimpinan yang kebapakan, dengan sifatsifat antara lain sebagai berikut : 1) Dia menganggap bawahanya sebagai manusia yang tidak/dewasa, atau anak sendiri yang perlu dikembangkan. 2) Dia bersikap melindungi (Overly Protective) a) Jarang dia memberi kesempatan kepada bawahanya untuk mengambil keputusan sendiri. b) Dia hampir tidak pernah memberikan kepada bawahanya untuk berinisiatif. c) Dia hampir tidak pernah memberikan kepada bawahanya untuk mengembangkan imajenasi dan daya kreativitas mereka sendiri. d) Selalu bersikap maha tau dan maha benar. c. Tipe mileteritas Tipe ini sipatnya sokkemeliteran. Adapun sifatsifat pemimpin mileteritas antara lain adalah : 1) Lebih banyak menggunakan sestem perintah/ komando terhadap bawahanya, keras, sangat otoreter, kaku dan sering kali kurang bijaksana. e. Tipe Laisser Faire Pada tipe laisser faire ini sang pemimpin praktis tidak memimpin, dia memberikan kelompoknya dan setiap orang berbuat semau sendiri. Pemimpin tidak berpartisipasi sedikitpun dalam kegiatan kelompoknya. Semua pekerjaan dan tanggung jawabnya harus dilakukan oleh bawahanya sendiri. Dia merupakan pemimpin simbol, dan biasanya tidak memiliki keterampilan teknis dia tidak mempunyai kewibawaan dan tidak bisa mengontrol bawahanya dan tidak bisa melakukan koordinasi kerja dan tidak berdaya sama sekali dan tidak berdaya sama sekali menciptakan suasana kerja yang kooperatif, sehingga organisasi instansi yang dipimpinnya menjadi kacau dan pada hakikatnya mirip satu firma tanpa kepala. f. Tipe populistis Kepemimpinan populistis ini berpegang teguh pada nilainilai masyarakat yang tradisional. Juga kurang mempercayai dukungan kekuatan serta bantuan hutanghutang luar negri (asing). Kepemimpinan jenis ini mengutamakan penghidupan (kembali) nasionalisme.

Al Ulum Vol.59 No.1 Januari 2014 halaman 4145 43 g. Tipe administratif atau eksekutif Kepemimpinan tipe administratif ialah kepemimpinan yang mampu menyelenggarakan tugastugas administrasi secara efektif. Sedang para pemimpinya terdiri dari teknorat atau administratoradministrator yang mampu menggerakkan dinamika moderinisasi dan pembangunan dengan kepemimpinan administratif ini diharapkan adanya perkembangan teknis, yaitu teknologi, industri, manajemen, modern dan perkembangan sosial ditengah masyarakat. h. Tipe demokrasi Kepemimpinan tipe demokrasi mampu menghargai potensi individu sehingga kepemimpinan ini biasanya berlangsung secara mantap. Ciriciri kepemimpinan demokrasi adalah : 1) Organisasi dengan segenap bagianbagiannya berjalan lancar, sekalipun pemimpin tidak berada dikantor tersebut. 2) Otoritas sepenuhnya didelegasikan kebawah, dan masingmasing orang menyadari tugas serta kewajiban sehingga mereka merasa nyaman, senang, puas, pasti, dan aman dalam menyandang setiap tugas kewajibannya. 3) Lebih mengutamakan tujuantujuan kesejahteraan pada umumnya, dan kelancaran kerjasama dari setiap kelompok. 4) Pemimpin demokratis berfungsi sebagai katalisator untuk mempercepat dinamisme dan kerjasama demi pencapaian tujuan dengan cara yang paling cocok dengan jiwa kelompok dan situsinya. Kinerja Pegawai Kinerja berasal dan kata Job Performance yaitu prestasi kerja yang dicapai seseorang. Performance diterjemahkan menjadi kinerja, juga berarti prestasi kerja, pelaksanaan kerja, pencapaian kerja, atau hasil kerja, penampilan kerja (Lembaga Administrasi Negara ; 1992). Anwar Prabu (2004;67) pengertian kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Sedangkan Mangkunegara (2001:69) menyatakan Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Berdasarkan pengertian kinerja di atas, maka dapat dinyatakan bahwa kinerja adalah kemampuan untuk merealisasikan kemampuan kerja pegawai sesuai dengan tugas dan tanggung jawab dan pekerjaan yang di embannya. Metode Penelitian Tipe penelitian adalah penelitian desktiptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan teknik pengumpulan data melalui Observasi dan wawancara. Informan penelitian adalah seluruh pegawai kecamatan yaitu sebanyak 14 orang, sedangkan analisis data menggunakan teknik trigulasi data. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Model Kepemimpinan Model suatu kepemimpinan akan sangat mempengaruhi aparatur untuk berlomba untuk meningkatkan kinerja mereka secara efektif dan efesien.

Al Ulum Vol.59 No.1 Januari 2014 halaman 4145 44 Berikut tabel tentang model kepemimpinan Camat Kapuas Barat Pernyataan informan tentang tentang model kepemimpinan Camat 1. Karismatik 2. Paternalistik 3. Militeritas 4. Otokratis 5. Laisser faire 6. Populistis 7. Administratif/eksekutif 8. Demokrasi Jumlah pernyataan 2 2 10 Total informan 14 Upaya Camat untuk Meningkatkan Kinerja Pegawai Menurut Kartono (2002), bahwa peningkatan kerja pegawai perlu dilihat dari sudut mengapa bekerja itu penting. Harus dilihat mengapa atau sebab apa seseorang mau bekerja atau berbuat. Setelah atau diketahui apa motif dia bekerja, maka dapat dipenuhi keinginannya tersebut, dengan harapan hasil kerja akan efektif dan efesien. Dalam rangka meningkatkan kinerja pegawai khususnya kualitas sumber daya manusia, maka terdapat beberapa hal yang diupayakan Camat Kapuas Barat di Kalimantan Tengah yaitu: 1. Mengusahakan kerja sama yang baik antara pimpinan dan bawahan sehingga proses pencapai tujuan organisasi dapat terlaksana sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan bahkan diupayakan tujuan dapat diselesaikan lebih cepat daripada waktu yang ditentukan. 2. Melakukan penerapan disiplin kepada semua pegawai tanpa pandang bulu, agar terciptanya prestasi kerja pegawai yang akan berdampak pada peningkatan kinerja, karena disiplin pegawai merupakan salah satu indikator akan tertibnya organisasi dan pencapaian tujuan Organisasi. Dan sebagai pimpinan, Camat harus memberikan contoh kedisiplinan kepada pegawai baik disiplin ditingkat kehadiran maupun kedisiplinan dalam kerja. 3. Menjaga kewibawaan pimpinan terhadap bawahan sehingga menimbulkan kepatuhan dan menumbuhkan hasil kerjasama yang baik, karena sebagai penanggung jawab terhadap jalannya organisasi pimpinan diharapkan memiliki tanggungjawab yang penuh baik terhadap tujuan organisasi maupun kewajiban terhadap bawahannya. 4. Mengusahakan kesejahteraan terhadap semua pegawai atau bawahan dan tidak melakukan perbedaan yang sangat tajam terhadap seseorang atau sekelompok pegawai dengan pegawai lain. 5. Memotivasi pegawai karena pemberian motivasi merupakan faktor penentu ada tidaknya kemauan dan kemampuan dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi yang diemban pegawai masingmasing, sehingga pegawai dapat bekerja secara optimal. 6. Menjaga sikap ramah kepada semua pegawai, hal ini dapat menimbulkan suatu keseganan, toleransi dan saling menghargai antara pimpinan dan bawahan, juga antara pegawai dan terbukanya peluang untuk saling bertukar pendapat. 7. Mengupayakan iklim kerja yang kondusif agar pegawai dapat bekerja secara optimal. Suasana dalam sebuah organsasi akan menjadi salah satu tolak ukur dalam mencapai tujuan organisasi. Iklim kerja yang kondosif akan lebih menggairahkan pegawai dalam bekerja dan suasana ini akan dapat tercipta apabila semua pegawai merasa memiliki organisasi secara lebih baik. Kondisi demikian diharapkan akan terjalin komunikasi yang terbuka tidak ada saling curiga sebagai perwujudan dari kebersamaan.

Al Ulum Vol.59 No.1 Januari 2014 halaman 4145 45 KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan jumlah pernyataan informan tentang model kepemimpinan Camat Kapuas Barat adalah didominasi model demokrasi. Upaya Camat untuk Meningkatkan Kinerja Pegawai adalah mengusahakan kerjasama yang baik antara pimpinan dan bawahan, menerapkan kedisiplinan diri dan kepada semua pegawai, selalu berusaha menjaga kewibawaan sebagai pimpinan, mengusahakan kesejahteraan pegawai, memberikan motivasi dan bersikap ramah tamah serta mengupayakan iklim kerja yang kondusif. Tingginya tingkat kerjasama antara pimpinan dan bawahan dapat menciptakan iklim kerja yang kondusif, serta mengusahakan kesejahteraan pegawai dan pemberian motivasi terhadap bawahan menunjukan perhatian yang tinggi dari seorang pimpinan yang akan meningkatkan loyalitas bawahan. Hal ini harus dipertahankan dan ditingkatkan namun harus diimbangi juga dengan pengawasan pimpinan terhadap bawahan. Pimpinan perlu memperhatikan kesempatan untuk maju bagi setiap pegawai, Keamanan kerja, fasilitas kerja sehingga bawahan merasakan kepuasan dalam bekerja karena dengan adanya kepuasan bekerja tersebut akan berdampak pada kinerja yang tinggi. Peraturan Daerah No. 28 Tahun 2002 dan Skep Bupati Kapuas No. 531 Tahun 2001 Terbentuknya Kantor Camat Kapuas Barat, Dalam Rangka Menghadapi Otonomi Daerah. Dengan Susunan Organisasi dan Uraian Tugas Masingmasing. Sondang. P. Siagian, 1999, Filsafat Administrasi, Jakarta, Gunung Agung. Soekamto, Sarjono, 1997, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta, Rajawali. DAFTAR PUSTAKA Anwar Prabu, 2004, Pengertian Kinerja Pegawai, Lembaga Administrasi Negara. Harold, Koontz, Dkk., 1989, Intisari Manajemen, Terjemahan A Hasymi Ali, Jakarta, Bina Aksara. Kartini, Kartono, 2002, Pimpinan dan Kepemimpinan, Jakarta, Rajawali.