BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Manusia adalah makhluk hidup yang lebih sempurna dibandingkan dengan makhluk yang lain. Konsep tentang manusia bermacam-macam. Ada yang menyatakan bahwa manusia adalah hewan yang berakal. Ada pula yang menyatakan manusia adalah makhluk yang hina dan rendah karena diciptakan dari tanah. Ini semua menandakan bahwa manusia adalah makhluk misterius (masalah manusia yang multikompleks), dan manusia umumnya tidak mampu mengetahui hakikat manusia secara utuh (Asmadi, 2008). Manusia juga bereaksi secara keseluruhan, secara holistik, atau dapat dikatakan juga, secara somato-psiko-sosial. Dalam mencari penyebab gangguan jiwa, maka ketiga unsur ini harus diperhatikan (Surya Direja, 2011). Kesehatan jiwa, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendefinisikan kesehatan sebagai keadaan sehat fisik, mental, dan sosial, bukan sematamata keadaan tanpa penyakit. Orang yang memiliki kesejahteraan emosional, fisik, dan sosial dapat memenuhi tanggung jawab kehidupan, berfungsi dengan efektif dalam kehidupan sehari-hari, dan puas dengan hubungan interpersonal dan diri mereka sendiri (Videbeck, 2008). Skizofrenia adalah suatu penyakit yang mempengaruhi otak dan menyebabkan timbulnya pikiran, persepsi, emosi, gerakan, dan perilaku yang aneh dan terganggu (Videbeck, 2008). Pelayanan kesehatan jiwa, selain menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara umum, sarana kesehatan yang ada juga memberikan pelayanan terhadap kesehatan jiwa. Berdasarkan data yang berhasil didapat, pelayanan kesehatan jiwa pada Puskesmas dan Rumah Sakit di Kota Semarang pada tahun 2009 menunjukkan pencapaian sebesar 2%. Angka ini 1
termasuk pelayanan kesehatan jiwa bagi warga di luar Kota Semarang (Dinkes Kota Semarang, 2009). Prevalensi gangguan jiwa di Indonesia mencapai 245 jiwa per 1000 penduduk hal ini merupakan kondisi yang sangat serius karena lebih tinggi 2,6 kali dari ketentuan World Health Organitazion (WHO). Prevalensi penderita skizofrenia di Indonesia adalah 0,3-1% dan bisa timbul pada usia sekitar 18-45 tahun, namun ada juga yang baru berusia 11-12 tahun sudah menderita skizofrenia. Apabila penduduk Indonesia sekitar 200 juta jiwa maka diperkirakan sekitar 2 juta skizofrenia, dimana sekitar 99% pasien di Rumah Sakit Jiwa adalah : penderita skizofrenia. Gejala-gejala skizofrenia mengalami penurunan fungsi/ketidakmampuan dalam menjalani hidupnya, sangat terlambat produktifitasnya dengan orang lain. Interaksi sosial, sebelumnya hanya memaparkan hal yang umumumum saja dan belum memasuki wilayah psikologi sosial yang sebenarnya. Diantara segala sesuatu yang memberikan makna bagi hidup kita, orang lain adalah yang terpenting (Boeree, 2010). Isolasi sosial sering terlihat pada klien skizofrenia. Hal ini sebagian akibat tanda-tanda positif penyakit tersebut, misalnya waham, halusinasi, dan kehilangan batasan ego. Sulit untuk berhubungan dengan orang lain ketika konsep diri tidak jelas. Klien juga mengalami masalah dalam hal kepercayaan dan keintiman, yang mengganggu kemampuannya untuk membina hubungan yang memuaskan (Videbeck, 2008). Menarik diri (regresi) adalah mekanisme prilaku seseorang yang apabila menghadapi konflik frustasi, ia menarik diri dari pergaulan dengan lingkungannya (Sunaryo, 2006). Masalah menarik diri dalam kasus keperawatan jiwa mempunyai tingkat rentang yang berbeda pula. Untuk itu perawat psikiatri diharapkan dapat memberikan asuhan keperawatan untuk meningkatkan dan mempertahankan perilaku yang adaptif dari klien dengan menggunakan asuhan keperawatan langsung secara komperhensif dan komunikasi terapeutik (Stuart, 2006). 2
Hasil penghitungan data jumlah pasien pada tahun 2010 di RSJD Dr. Amino Gondohutomo Semarang dengan rumus jumlah diagnosa / jumlah gangguan jiwa x 100% (jumlah gangguan jiwa: 3914). Pasien yang mengalami perilaku kekerasan sebanyak 1534 jiwa atau sekitar 39,2%, pasien yang mengalami gangguan persepsi halusinasi sebanyak 1606 jiwa atau sekitar 41%, pasien yang mengalami isolasi sosial : menarik diri sebanyak 457 jiwa atau sekitar 11,7%, pasien yang mengalami waham sebanyak 111 jiwa atau sekitar 2,8%, pasien yang mengalami gangguan konsep diri : harga diri rendah yaitu sebanyak 82 jiwa atau sekitar 2,1%, kemudian pasien yang mengalami depresi sebanyak 662 jiwa atau sekitar 16,9%, pasien yang ingin melakukan percobaan bunuh diri sebanyak 116 jiwa atau sekitar 2,3%, pasien yang sudah pulang dan kambuh lagi ada 4452 jiwa atau sekitar 11,5%, pasien skizofrenia sendiri ada 3912 jiwa atau sekitar 99,99%, kemudian jumlah pasien laki-laki sekitar 2357 jiwa, sedangkan pasien yang perempuan sebanyak 1557 jiwa (http://www.scribd.com/doc/60449648/data-rsj- Semarang-2010 ). Berdasarkan hasil laporan periode bulan November 2011, pasien yang dirawat di ruang X (Kresna ) didapatkan dari 23 pasien yang mengalami gangguan jiwa, terdapat 6 pasien atau sekitar 26,1% mengalami gangguan persepsi halusinasi, 11 pasien atau sekitar 47,8% mengalami Perilaku kekerasan, 2 pasien atau sekitar 8,7% mengalami gangguan konsep diri harga diri rendah, 2 pasien atau sekitar 8,7% mengalami defisit perawatan diri, 1 pasien atau sekitar 4,3% mengalami waham kebesaran dan 1 pasien atau sekitar 4,3% mengalami gangguan isolasi sosial : menarik diri dengan rata rata umur pasien antara 18 40 tahun. Dari fenomena tersebut, penulis tertarik untuk menulis karya tulis ilmiah dengan mengangkat judul Asuhan keperrawatan jiwa pada klien dengan Masalah Utama Menarik Diri di ruang X (Kresna) RSJD Dr. Amino Gondohutomo Semarang. 3
B. TUJUAN Adapun tujuan dari penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini adalah sebagai berikut : 1. Tujuan Umum Mampu memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan 2. Tujuan Khusus a. Menggambarkan hasil pengkajian keperawatan pada Tn. A dengan gangguan b. Mengidentifikasi diagnosa keperawatan pada Tn. A dengan gangguan c. Merencanakan intervensi keperawatan untuk mengatasi masalah gangguan d. Mendiskripsikan implementasi pada Tn. A dengan gangguan e. Dapat mengevaluasi tindakan keperawatan yang dilakukan. f. Untuk mengatasi faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan asuhan keperawatan pada Tn. A dengan gangguan C. METODE PENULISAN Penulis Karya Tulis Ilmiah ini dengan menggambarkan masalah yang terjadi pada saat pelaksanaan asuhan keperawatan. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah : a. Wawancara Yaitu melakukan tanya jawab langsung kepada klien, perawat, dan dokter. b. Observasi Partisipasi Pasif Yaitu dengan memberikan asuhan keperawatan secara langsung sesuai dengan permasalahan yang dihadapi dan timbulnya perubahan klinis. 4
c. Studi Perpustakaan Mempelajari literatur yang berhubungan dengan perilaku d. Studi Dokumentasi Pengumpulan data dengan mempelajari catatan medis klien dan hasil pemeriksaan klien. D. SISTEMATIKA PENULISAN Untuk menggambarkan yang jelas mengenai karya tulis ilmiah ini penulis menggunakan sistematika penulisan yang ditandai dari lima bab, yaitu : Bab I yang berisi tentang pendahuluan yang meliputi latar belakang, tujuan penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan. Bab II yang berisi tentang konsep dasar meliputi pengertian, rentang respon sosial, etiologi, faktor predisposisi, faktor pencetus, tanda dan gejala, manifestasi klinik, mekanisme koping, masalah keperawatan, pohon masalah, diagnosa keperawatan, intervensi, dan strategi pelaksanaan. Bab III yang meliputi tinjauan kasus yang membahas kasus pasien meliputi pengkajian, analisa data, masalah keperawatan, pohon masalah, diagnosa keperawatan, intervensi, dan implementasi. Bab IV yang meliputi pembahasan kasus yang ditunjukkan untuk menemukan kesenjangan antara teori dan fakta yang dimulai dari pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi, dan evaluasi. Bab V yang meliputi kesimpulan dan saran-saran kasus yang dibahas dan dapat dijadikan untuk pemikiran selanjutnya. 5