BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan mencapai 60% per tahun (Halim, 2012). ini menurut Tajuddin M. Rasdi dalam bukunya Rekabentuk Masjid Sebagai

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PERANCANGAN. memudahkan seorang perancang dalam mengembangkan ide rancangannya.

ISLAMIC CENTRE BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. kepemimpinan

BAB IV ELABORASI TEMA

BAB VI HASIL PERANCANGAN

TUGAS AKHIR (TKA 490) MASJID RAYA JOHOR ARSITEKTUR ISLAM

MASJID JABALUL KHOIR PURWODADI SEBAGAI MASJID MODERN

BAB I PENDAHULUAN. bentuk jati diri yang sebenarnya sedang mereka jalani. Dengan bermain serta belajar,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Faiz Urfan,2013

BAB I PENDAHULUAN. Berbangsa dan Bernegara, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2008), hlm. 17.

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Malang sebagaimana umumnya wilayah Jawa Timur lainnya,

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR ISLAMIC CENTER DI KABUPATEN DEMAK

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR ISLAMIC CENTRE DI MALANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 3 METODE PERANCANGAN. berisi sebuah paparan deskriptif mengenai langkah-langkah dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk sosial yang senantiasa saling

ISLAMIC CENTER DI TUBAN PENDEKATAN ARSITEKTUR SIMBOLISM YANG BERFILOSOFI ISLAM LAPORAN TUGAS AKHIR

ISLAMIC CENTRE DI SLAWI KABUPATEN TEGAL

BAB I PENDAHULUAN. Muslimin pada umumnya yakni suatu bangunan besar tempat shalat. berjama ah dengan berbagai atribut kemasjidannya.

BAB I PENDAHULUAN. Hijriyah atau pada abad ke tujuh Masehi. Ketika itu, berbagai agama dan

MASJID RAYA BANDAR LAMPUNG

BAB I PENDAHULUAN. melalui metode pengajaran dalam pendidikan islam di dalamnya memuat

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan kemajuan teknologi informasi, organisasi-organisasi publik

MASJID RAYA SUMATERA BARAT PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR NEO VERNAKULAR

BAB 4 PENUTUP. yang terus berkembang hingga saat ini. Sejak kemunculan pertamanya di India

MASJID BERBASIS MASYARAKAT DAN SIGNIFIKANSINYA SEBAGAI RUANG PUBLIK

masjidlah Rasulullah membina generasi pertama Islam. Maka pertanyaan tentang keterlibatan masjid kampus dalam pusat perkembangan Islam, adalah

BAB I PENDAHULUAN. bukan hanya sebagai tempat untuk ibadah mahdhah semata. Tapi fungsi

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar belakang

BAB VII KESIMPULAN 7.1. Ringkasan Temuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi sebagai tempat ibadah, masjid juga berfungsi sebagai pusat pengajaran

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan teknologi saat ini berkembang pesat begitu juga dengan teknologi

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. kota santri yang lain seperti kota Jombang dan juga kota Lamongan. Setiap tahunnya,

BAB 1 PENDAHULUAN. yang berbeda-beda dalam menciptakan pakaian itulah yang disebut mode.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I. PENDAHULUAN. Dua hal yang melatar belakangi dari penulisan karya ilmiah ini :

BAB III METODE PERANCANGAN. seseorang pernah melakukan hal yang berkaitan dengan rancang-merancang, tentu

Khutbah Jum'at. Sebelum Ramadhan Pergi. Bersama Dakwah 1

Bab 7. Kebudayaan Islam

BAB I PENDAHULUAN. agama mempunyai rumah ibadah masing-masing.

Sumbangan Pembaruan Islam kepada Pembangunan

BAB I. PENDAHULUAN. J.I.C (Jogja Islamic Centre) sebagai architecture for urban yang berbasis

BAB I PENDAHULUAN. maupun di akhirat. Dengan pendidikan seseorang akan memperoleh bekal

BAB I PENDAHULUAN. Gbr.1 Peta Jalur Sutra (Silk Road)

PEMBINAAN MENTAL GENERASI MUDA MENGHADAPI ERA GLOBALISASI

BAB I PENDAHULUAN I - 1 REDESAIN BALAI LATIHAN KERJA DI DEMAK LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB 1 PENDAHULUAN. itu wajib bagi generasi muda untuk melestarikan dan menjaganya agar tidak. hilang terkena arus globalisasi dan modernisasi.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PUSAT KEBUDAYAAN ISLAM DI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. adalah sajada dimana sajada berarti sujud atau tunduk. Pada masa Nabi

BAB I PENDAHULUAN. prestasi akademik yang dicapai seseorang, akan tetapi harus di imbangi dengan

BAB V PEMBAHASAN. A. Efektifitas Remaja Masjid Al-Istiqomah Dalam Pembinaan Kehidupan. 1. Kegiatan Remaja Masjid Yang Mengarah Pada Kehidupan Beragama

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat, maka tuntutan untuk meningkatkan kualitas sumber daya

BAB IV ANALISIS PERSEPSI MAHASISWA FAKULTAS DAKWAH IAIN WALISONGO SEMARANG TENTANG BLOG SEBAGAI MEDIA DAKWAH

BAB I PENDAHULUAN. menjadikan Islam sebagai simbol persatuan dan kesatuan. 2 Perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur an adalah kitab suci penyempurna dari kitab-kitab yang diturunkan

BAB I PENDAHULUAN. menyebarluaskan dan menyiarkan Islam kepada seluruh umat. Dalam mengajak umat

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad SAW dan membaca kitab suci Al-Qur an merupakan suatu. memahami, mengamalkan dan mengajarkan kitab suci Al-Qur an kepada

DAFTAR ISI. Bab I Pendahuluan. 10. Bab II Pengertian Manhaj Salaf Ahlussunnah wal Jama ah Salaf.. 19

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kekhasan, keaslian (indegeneous) Indonesia (Madjid, 1997: 3). Sebagai

AR-40Z0 TUGAS AKHIR PERANCANGAN MASJID AGUNG PADANG BAB I PENDAHULUAN

GEREJA HKBP DI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. pemakaian energi karena sumbernya telah menipis. Krisis lingkungan sangat mempengaruhi disiplin arsitektur di setiap

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Dari pembahasan hasil penelitian tentang Efektifitas Kegiatan

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN. Dalam proses rancangan terdapat beberapa langkah antara lain; data, metode analisis). Langkah-langkah tersebut

BAB I PENDAHULUAN. diberikan Allah SWT semaksimal mungkin. Mempunyai akal pikiran yang cerdas

BAB I PENDAHULUAN. Kota Kepanjen merupakan ibukota baru bagi Kabupaten Malang. Sebelumnya ibukota Kabupaten Malang berada di Kota Malang ( Berdasarkan

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan dampak yang cukup besar terhadap kehidupan manusia dalam

SISTEM INFORMASI BERBASIS MULTIMEDIA TENTANG TATA CARA IBADAH SHOLAT MENURUT SUNNAH NABI MENGGUNAKAN MACROMEDIA FLASH

1) Mendefinisikan Konsep kegiatan pengajian rutin Majelis Dzikir

BAB I PENDAHULUAN. penghasilan sebanyak-banyaknya dengan melakukan usaha sekecil-kecilnya. Para

KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN PADA ACARA PERINGATAN ISRA MI RAJ NABI MUHAMMAD SAW 1435 H / 2014 H TANGGAL 20 JUNI 2014

BAB I PENDAHULUAN. berubah dibandingkan dengan perancangan bangunan tempat ibadah pada masa

BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. potensi kerja pada manusia serta menurunkan Islam untuk membuka mata

BAB I PENDAHULUAN. Allah Swt. menciptakan makhluk-nya tidak hanya wujudnya saja, tetapi

BAB VII REFLEKSI MEMBANGUN KESADARAN PEMUDA DARI KESENJANGAN DAN HILANGNYA PERAN DALAM DESA. 1. Membangun Kesadaran Pemuda Menjadi Agen

BAB I PENDAHULUAN. Proyeksi Proporsi Penduduk di Indonesia (%) 0-14 Tahun Tahun > 65 Tahun

HOME WORK ACTIVITY TAHUN PELAJARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam perjalanan sejarah, Masjid telah mengalami perkembangan yang pesat,

BAB I PENDAHULUAN. luhur yang sudah lama dijunjung tinggi dan mengakar dalam sikap dan perilaku seharihari.

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Pada perancangan Islamic Center di Kepanjen ini, konsep-konsep yang

BAB 3 METODE PERANCANGAN. Kebutuhan akan merancang memerlukan beberapa aspek data dan metode

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kecelakaan, termasuk polio, dan lumpuh ( Anak_

BAB VI. PENUTUP Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas lingkungan hidup di Indonesia sekarang ini mulai sangat

Gambar 7 : Interpretasi Tema Sumber : Kbbi.web.id

BAB 1 PENDAHULUAN. Qur an Melalui Pendekatan Historis-Metodologis, ( Semarang: RaSAIL, 2005), hlm

BAB I PENDAHULUAN. Qur an sendiri menganjurkan supaya manusia memperdalam berbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. demi tercapainya kualitas hidup dari manusia itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. manusia tidak dapat berkembang dengan baik. Pendidikan dapat diartikan

BAB I PENDAHULUAN. bergaul satu sama lain. Dalam pergaulan di masyarakat, interaksi sesama manusia

BAB I PENDAHULUAN. Dakwah merupakan suatu yang penting dalam Islam, segala usaha untuk

BAB I PENDAHULUAN. jangan beredar di antara orang-orang kaya saja diantara kamu. Dan juga Ibn. Abbas r.a dalam Laroche (1996) mengatakan bahwa:

BAB IV ANALISIS PERSEPSI JAMAAH MAJELIS AL-MUQORROBIN KENDAL TERHADAP PENGGUNAAN PARABAHASA DAN GERAKAN TANGAN DALAM DAKWAH HABIB MUHAMMAD FIRDAUS

BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan penduduk muslim terbanyak di dunia. Pertumbuhan penduduk muslimnya yang pesat berpengaruh terhadap jumlah masjid di Indonesia yang tumbuh dengan pesat pula. Dengan jumlah penduduk muslim di tahun 2012 yang mencapai 88% atau sekitar 210 juta dari 240 juta penduduk Indonesia, kini terdapat sekitar 600 ribu masjid di Indonesia dengan pertumbuhan mencapai 60% per tahun (Halim, 2012). Walaupun demikian, di balik jumlahnya yang banyak, sering kita jumpai permasalahan menyangkut esensi dan nilai dalam perancangan sebuah masjid. Hal ini menurut Tajuddin M. Rasdi dalam bukunya Rekabentuk Masjid Sebagai Pusat Pembangunan Masyarakat dipengaruhi oleh cara pandang seorang arsitek dalam memahami filosofi dari sebuah masjid. Apabila dalam perancangannya masjid dipahami sebagai rumah Tuhan, implikasi yang muncul adalah perlombaan untuk merancang masjid yang terbesar, termahal, terbaik, ataupun terindah (Tajuddin M. Rasdi, 2010: 5). Kemewahan arsitektur masjid seringkali dijadikan simbol kesyukuran atas rahmat Allah swt, yang sebenarnya kontradiktif dengan anjuran untuk tidak berlebih-lebihan dan menonjolkan diri (Putrie, 2009: 3). Konsep lain yang juga sering dipakai dalam perancangan masjid adalah konsep masjid sebagai rumah ibadah, yang menekankan pada fungsi utama masjid sebagai tempat shalat, beriktikaf dan membaca al-qur an. Perancangan melalui perspektif ini hanya menitikberatkan pada penyediaan bangunan dan ruang yang 1

memudahkan untuk melaksanakan shalat ataupun bertafakur secara khusyu. Pada akhirnya hal ini berpengaruh pada rancangan masjid yang menjadi terkesan tertutup, terlihat dari penggunaan pagar masif yang memisahkan lingkungan masjid dengan lingkungan di sekitarnya, pemilihan lokasi tapak yang jauh dari perkotaan hingga ruang shalat yang pencahayaannya dirancang samar-samar demi menunjang seseorang agar khusyu dalam ibadahnya. Sebuah konsep masjid yang lebih banyak merugikan umat Islam karena mengecilkan peran dan arti masjid, sekaligus menepikan pertimbangan mengenai bagaimana masjid dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan masyarakat Islam yang hidup dan bekerja pada zaman sekarang ini (Tajuddin M. Rasdi, 2010: 9-12). Cara pandang yang terakhir adalah memandang masjid sebagai pusat pembangunan masyarakat. Cara pandang ini sejalan dengan apa yang telah dicontohkan oleh Rasulullah saw, dimana masjid pada saat itu merupakan pusat aktivitas sosial dan ekonomi selain fungsi utamanya sebagai tempat ibadah. Masjid memiliki peran strategis untuk kemajuan peradaban umat Islam. Nabi Muhammad saw mencontohkan multifungsi masjid tersebut dalam membina dan mengurusi seluruh kepentingan umat, baik di ekonomi, politik, sosial, pendidikan, militer, dan lain sebagainya (Fung, 2010). Ditinjau dari sisi arsitekturalnya, hal ini terlihat dari bentuk masjid nabi yang walaupun sederhana, namun tetap dapat mewadahi fungsi-fungsi tersebut. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa masjid yang baik bukanlah masjid yang indah dari bentuknya saja, namun juga benar, sesuai nilai-nilai ajaran Islam yang terkandung dalam al-qur an dan Hadits. Oleh karena itu, alternatif pendekatan yang dapat dipakai adalah pendekatan kontekstual dimana isu ataupun 2

permasalahan sosial di masyarakat menjadi hal yang diangkat untuk diselesaikan melalui perancangan sebuah masjid. Permasalahan tersebut juga menjadi dasar dalam pemilihan lokasi agar masjid yang akan dirancang bisa benar-benar tepat sasaran. Atas dasar itulah, Kota Malang dipilih sebagai lokasi tempat perancangan masjid ini, karena Kota Malang merupakan sebuah contoh kota kecil yang saat ini tengah menghadapi berbagai macam permasalahan sosial yang biasa dihadapi oleh kota yang sedang berkembang. Permasalahan seperti remaja dengan banyaknya kasus penyalahgunaan narkoba, orang tua dengan besarnya angka pengangguran, kaum lansia dan wanita dengan minimnya fasilitas publik yang sesuai, serta banyak permasalahan sosial lainnya, diharapkan dapat diselesaikan melalui perancangan program-program masjid yang sesuai. Sebagai contoh, persoalan remaja ditanggapi dengan membuat program masjid yang berkaitan langsung dengan remaja seperti unit kegiatan remaja masjid, pusat pelatihan wirausaha dan lain sebagainya. Lebih jauh lagi, sebuah masjid juga diharapkan dapat menjadi pionir perancangan bangunan arsitektur Islam yang benar-benar menerapkan nilai-nilai ajaran Islam dalam setiap aspek rancangannya. Oleh karena itulah dalam perancangan masjid ini, pendekatan yang digunakan mengambil tema smart building, dimana banyak prinsip-prinsip dari smart building yang sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam seperti kemanfaatan, efisiensi, dan ketidakmubaziran. Selain itu, dipilihnya tema smart building juga dianggap sesuai dengan konteks lokasi, dimana Kota Malang merupakan kota pendidikan, sehingga dengan adanya masjid berbasis smart building ini, diharapkan nilai-nilai keislaman seperti 3

kemanfaatan, efisiensi, dan ketidakmubaziran tersebut dapat diterapkan secara aplikatif, sehingga masyarakat khususnya kaum intelektual dapat lebih menerima dan mengerti arti sesungguhnya dari nilai-nilai ajaran Islam tersebut. 1.2 Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dari perancangan masjid ini adalah: 1. Bagaimana rancangan smart masjid di Kota Malang yang memiliki fungsi ibadah, pendidikan, ekonomi, dan pengembangan masyarakat? 2. Bagaimana rancangan smart masjid di Kota Malang bertema smart building yang sesuai dengan prinsip kemanfaatan, efisiensi, dan ketidakmubaziran dalam Islam? 1.3 Tujuan Tujuan dari perancangan masjid ini adalah: 1. Menghasilkan rancangan smart masjid di Kota Malang yang memiliki fungsi ibadah, pendidikan, ekonomi, dan pengembangan masyarakat. 2. Menghasilkan rancangan smart masjid di Kota Malang bertema smart building yang sesuai dengan prinsip kemanfaatan, efisiensi, dan ketidakmubaziran dalam Islam. 1.4 Manfaat 1.4.1 Manfaat bagi jama ah masjid: 1. Menyediakan berbagai fasilitas, tidak hanya fasilitas ibadah namun juga fasilitas pendidikan, ekonomi, pengembangan masyarakat, serta fasilitas ruang publik untuk kegiatan-kegiatan sosial masyarakat. 4

2. Menyediakan fasilitas rumah singgah untuk masyarakat muslim yang datang dari jauh (musafir). 3. Menjadi pusat pengembangan dakwah Islam serta penggerak ekonomi masyarakat sekitar. 1.4.2 Manfaat bagi akademisi: 1. Menjadi objek studi banding bangunan tempat ibadah yang menerapkan prinsip-prinsip smart building. 2. Menjadi tempat pembelajaran untuk memahami penerapan nilai-nilai ajaran Islam seperti kemanfaatan, efisiensi, dan ketidakmubaziran dalam perancangan sebuah objek arsitektur. 1.4.3 Manfaat bagi pemerintah: 1. Menyediakan alternatif desain masjid yang efektif dan efisien dalam pengelolaannya. 2. Mendukung pemerintah dalam upaya pembangunan dan pengembangan masyarakat. 1.5 Ruang Lingkup 1.5.1 Ruang Lingkup Objek 1. Lokasi Lokasi perancangan terletak di Kota Malang. 2. Fungsi Masjid sebagai tempat ibadah, pendidikan, ekonomi, dan pengembangan masyarakat, khususnya masyarakat muslim di sekitar lokasi masjid berada. 5

1.5.2 Ruang Lingkup Tema Penerapan tema smart building pada obyek perancangan masjid ini menekankan pada prinsip-prinsip smart building yang sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam yakni kemanfaatan, efisiensi dan ketidak-mubaziran. 6