PROFIL KEMAMPUAN KOMUNIKASI VISUAL-VERBAL DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA PADA SISWA SMAN 17 MAKASSAR

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

Kata kunci: komunikasi matematis, perbedaan gender, faktor penyebab

BAB I PENDAHULUAN. untuk menyelidiki, menemukan, dan meningkatkan pemahaman manusia dari

DESKRIPSI KEMAMPUAN GEOMETRI SISWA SMP BERDASARKAN TEORI VAN HIELE

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan pendidikan. Kurikulum digunakan sebagai acuan

EKSPLORASI KEMAMPUAN OPERASI BILANGAN PECAHAN PADA ANAK-ANAK DI RUMAH PINTAR BUMI CIJAMBE CERDAS BERKARYA (RUMPIN BCCB)

I. PENDAHULUAN. depan yang lebih baik. Melalui pendidikan seseorang dapat dipandang terhormat,

PROFIL BERPIKIR KRITIS MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP UNCP YANG BERKEMAMPUAN LOGIKA TINGGI DALAM PEMECAHAN MASALAH OPEN ENDED

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING

Amira Yahya. Guru Matematika SMA N 1 Pamekasan. & Amira Yahya: Proses Berpikir Lateral 27

BAB I PENDAHULUAN. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA BERDASARKAN LANGKAH-LANGKAH POLYA PADA MATERI ARITMATIKA SOSIAL SISWA KELAS VII SMP N 1 BRINGIN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Hal ini

ANALISIS KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA SMP KELAS VII PADA PENERAPAN OPEN-ENDED

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC)

DESKRIPSI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL

DESKRKIPSI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS SULAWESI BARAT

MULTIPLE REPRESENTASI CALON GURU DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA DITINJAU DARI BERFIKIR KREATIF

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pembelajaran yang dibangun oleh guru dan siswa adalah kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari perkembangan dan kualitas pendidikannya. Perkembangan

Alamat Korespondensi : 1) Jalan Ir. Sutami No. 36 A Kentingan,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nurul Qomar, 2013

Dona Dinda Pratiwi 1, Imam Sujadi 2, Pangadi 3

KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS MENYELESAIKAN SOAL OPEN-ENDED MENURUT TINGKAT KEMAMPUAN DASAR MATERI SEGIEMPAT DI SMP

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP MELALUI PENDEKATAN PROBLEM POSING

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki peran penting yaitu sebagai proses untuk

IMPLEMENTASI SCAFFOLDING UNTUK MENGATASI KESALAHAN SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH LINGKARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENERAPAN MODEL ADVANCE ORGANIZER UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN DAN ANALOGI MATEMATIS SISWA SMP

Kata Kunci: pemecahan masalah, masalah nonrutin, kesalahan siswa.

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS DAN BELIEFS SISWA PADA PEMBELAJARAN OPEN-ENDED DAN KONVENSIONAL

ANALISIS KESULITAN MEMECAHKAN MASALAH PADA MATA KULIAH FISIKA MODERN MAHASISWA CALON GURU FISIKA

ANALISIS KEMAMPUAN MULTI REPRESENTASI MATEMATIS BERDASARKAN KEMAMPUAN AWAL MATEMATIS MAHASISWA

PROFIL KEMAMPUAN BERFIKIR GEOMETRI BERDASARKAN LANGKAH POLYA PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR SMPN 3 PLOSOKLATEN

PROFIL PEMECAHAN MASALAH SPLDV DENGAN LANGKAH POLYA DITINJAU DARI KECERDASAN LOGIS MATEMATIS SISWA

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

PROFIL PEMECAHAN SOAL MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN TAHAP BELAJAR DIENES DITINJAU DARI KEMAMPUAN MATEMATIKA SISWA SMP

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CORE TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Pembelajaran Matematika dengan Metode Penemuan Terbimbing untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi Matematis Siswa SMA

Kelengkapan Pemahaman Siswa Terhadap Konsep Persamaan Nilai Mutlak

PEMAHAMAN SISWA SMA DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA BERDASARKAN PERBEDAAN GAYA BELAJAR

Mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika, J.PMIPA, FKIP, UNS. Alamat Korespondensi:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN A. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Symbol Sense Siswa Berkemampuan Matematika Tinggi dalam Memecahkan Masalah Aljabar

BAB I PENDAHULUAN. penting. Salah satu bukti yang menunjukkan pentingnya. memerlukan keterampilan matematika yang sesuai; (3) merupakan sarana

Pemahaman Siswa terhadap Konsep Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV)

PEMAHAMAN MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA PADA PEMBELAJARAN DENGAN MODEL RECIPROCAL TEACHING

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu cabang ilmu yang membuat peserta didik dapat mengembangkan kemampuan

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN MATEMATIKA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan desain yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara. Dengan PISA (Program for International Student Assessment) dan

Proses Berpikir Kritis Siswa Sekolah Dasar pada Pembelajaran Geometri Melalui Pendekatan Matematika Realistik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. wadah kegiatan yang dapat dipandang sebagai pencetak Sumber Daya Manusia

Komunikasi Matematis Siswa Dalam Menyelesaikan Masalah Persamaan dan Pertidaksamaan Linear Satu Variabel

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA SMP BERDASARKAN LANGKAH POLYA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V PEMBAHASAN. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Peningkatan Hasil Belajar, Pembelajaran Kooperatif, Team Assisted Individualization

BAB II KAJIAN TEORITIK

STRATEGI PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP KRISTEN 2 SALATIGA DITINJAU DARI LANGKAH POLYA

BAB I PENDAHULUAN. kesamaan, perbedaan, konsistensi dan inkonsistensi. tahu, membuat prediksi dan dugaan, serta mencoba-coba.

Analisis Kemampuan Komunikasi Matematis dalam Pemecahan Masalah Matematika Sesuai dengan Gaya Kognitif dan Gender

BAB V PEMBAHASAN. analisis deskriptif. Berikut pembahasan hasil tes tulis tentang Kemampuan. VII B MTs Sultan Agung Berdasarkan Kemampuan Matematika:

Scaffolding untuk Mengatasi Kesalahan Menyelesaikan Soal Cerita Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

BAB I PENDAHULUAN. satu ilmu dasar yang digunakan secara luas dalam berbagai bidang kehidupan. Hal

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Abstrak. ISSN No [ JURNAL TEKNIKA VOL 7 NO 1 MARET 2015]

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tujuan pembelajaran matematika diantaranya adalah mengembangkan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Pada era global yang ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. rendahnya kualitas atau mutu pendidikan matematika. Laporan Badan Standar

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu dalam dunia pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PROSES BERPIKIR SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA DITINJAU BERDASARKAN KEMAMPUAN MATEMATIKA

Nego Linuhung Pendidikan Matematika FKIP Universitas Muhammadiyah Metro Abstract

DESKRIPSI KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 10 GORONTALO PADA MATERI ALJABAR

BAB II KAJIAN TEORETIS. 1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw. pelajaran untuk mencapai prestasi yang maksimal Aronson (Abidin, 2014,

PROFIL KEMAMPUAN SISWA SMP DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA OPEN-ENDED MATERI PECAHAN BERDASARKAN TINGKAT KEMAMPUAN MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN. Pergeseran pandangan terhadap matematika akhir-akhir ini sudah hampir

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Problem posing adalah istilah dalam bahasa Inggris yaitu problem dan pose,

BAB I PENDAHULUAN. Matematika mempunyai peran yang sangat besar baik dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DESKRIPSI KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA OPERASI BENTUK ALJABAR

KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MAHASISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH KALKULUS II

BAB III. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Dian Wulandari 1 Abdul Qohar 2, Susiswo 2. Universitas Negeri Malang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yeni Febrianti, 2014

BAB I PENDAHULUAN. pesat terutama dalam bidang telekomunikasi dan informasi. Sebagai akibat dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Transkripsi:

PROFIL KEMAMPUAN KOMUNIKASI VISUAL-VERBAL DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA PADA SISWA SMAN 17 MAKASSAR Dewi Silviana 1, Dr. Djadir, M.Pd 2., Prof. Dr. Usman Mulbar, M.Pd 3 Program Studi Pendidikan Matematika, Program Pascasarjana Universitas Negeri Makassar Makassar, Indonesia ABSTRAK Penelitian ini merupakan penelitian eksploratif dengan pendekatan kualitatif yang bertujuan mengungkap profil kemampuan komunikasi visual-verbal dalam pemecahan masalah matematika dilihat dari prestasi belajar matematika siswa. Instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri sebagai instrumen utama yang dipandu oleh tes prestasi belajar matematika, tes pemecahan masalah matematika komunikasi visual-verbal, pedoman wawancara. Subjek penelitian adalah siswa kelas X SMAN 17 Makassar yang terdiri dari 2 orang siswa prestasi belajar tinggi (PBT), 2 orang siswa prestasi belajar sedang (PBS), dan 2 orang siswa prestasi belajar rendah (PBR). Pengumpulan data dilakukan dengan cara analisis tugas dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan dalam 3 kelompok tersebut terdapat warna berbeda yang bisa diperoleh dari keragaman komunikasi dalam pemecahan masalah matematika dengan memperhatikan kemampuan komunikasi dengan simbol visual-verbal matematis. Siswa dengan prestasi belajar tinggi cenderung memiliki kemampuan komunikasi visual dan verbal matematis yang lebih kompleks dibanding siswa dengan prestasi belajar sedang dalam memecahkan masalah matematika. Sedangkan, siswa dengan prestasi belajar rendah cenderung memecahkan masalah dengan komunikasi simbol verbal matematis. Kata kunci : Kemampuan Komunikasi, Visual-Verbal, Pemecahan Masalah Matematika 1

PENDAHULUAN Pembelajar matematika kiranya sangat membutuhkan keterampilan dalam memahami bahasa. Dengan memahami bahasa, akibatnya dapat mengenali soal-soal matematika. Matematika kiranya sudah sangat sering dikatakan bahwa matematika itu adalah bahasa simbol. Dalam matematika ada dua macam simbol yaitu simbol verbal matematis dan simbol visual matematis. Simbol verbal dapat kita akan artikan sebagai kata yang diucapkan dan kata yang dituliskan. Simbol visual jelas dicontohkan dengan gambar. Objek matematika dalam hal ini merupakan cabang-cabang matematika yang dipelajari seperti statistika, aljabar, geometri dan lain-lainnya. Sedangkan komunikasi simbol visual-verbal matematika adalah cara untuk menyampaikan ide-ide pemecahan masalah, strategi maupun solusi matematika dengan simbol visual-verbal. Jika dikaitkan dengan penelitian ini, maka objek matematika yang akan dikomunikasikan yakni objek yang berkaitan dengan kubus dan limas. Menurut hasil penelitian Ahmad, Siti, dan Riziati dalam Sugian (2014) menunjukkan bahwa mayoritas dari siswa tidak menuliskan solusi masalah dengan menggunakan bahasa matematis yang benar. Masih banyaknya siswa yang tidak menuliskan solusi tersebut menjadikan komunikasi intrapersonal (pemrosesan symbol pesan-pesan) dan komunikasi interpersonal (proses penyampaian pesan) penting dalam menginterpretasikan istilah untuk memecahkan masalah matematika. Dalam kurikulum KTSP dan kurikulum 2013 mengungkapkan bahwa Fokus Pembelajaran Matematika adalah Pemecahan masalah. Melalui komunikasi, siswa dapat mengeksplorasi dan mengonsolidasikan pemikiran matematisnya, pengetahuan dan pengembangan dalam memecahan masalah dengan penggunaan bahasa matematis dapat dikembangkan, sehingga komunikasi matematis dapat dibentuk. Khususnya dengan menggunakan simbol visual-verbal matematis. Menurut Hirschfeld (2008: 4) komunikasi adalah bagian 2

penting dari matematika dan pendidikan matematika. Pentingnya komunikasi tersebut membuat beberapa ahli melakukan riset tentang komunikasi matematis. Menurut hasil penelitian Osterholm (2006: 292-294) menyatakan bahwa siswa tampaknya kesulitan mengartikulasikan alasan dalam memahami suatu bacaan. Ketika diminta mengemukakan alasan logis tentang pemahamannya, siswa kadangkadang hanya tertuju pada bagian kecil dari teks dan menyatakan bagian ini (permasalahan yang memuat symbol-simbol matematis) tidak mengerti, tetapi tidak memberikan alasan atas pernyataannya tersebut. Selain itu, menurut hasil penelitian Ahmad, Siti, dan Roziati dalam penelitian Neneng Maryani (Sugian, 2014) menunjukkan bahwa mayoritas dari siswa tidak menuliskan solusi masalah dengan menggunakan bahasa matematis yang benar. Masih banyaknya siswa yang tidak menuliskan solusi tersebut menjadikan komunikasi intrapersonal (pemrosesan symbol pesan-pesan) dan komunikasi interpersonal (proses penyampaian pesan) penting dalam menginterpretasikan istilah untuk memecahkan masalah matematika. Terkait dengan hal tersebut, cara siswa dapat berbeda dalam memproses symbol pesan-pesan, menyimpan dan menggunakan informasi untuk menanggapi suatu tugas.berdasarkan analisis hasil penelitian terkait profil kemampuan komunikasi visual-verbal matematika dalam pemecahan masalah dilihat dari prestasi belajar matematika. Mengkaji profil ini penting dilakukan karena profil yang dihasilkan akan memberikan gambaran karakter kemampuan komunikasi visualverbal siswa dalam pemecahan masalah matematika pada masing-masing kelompok prestasi belajar matematika. Sehingga, guru dapat merancang strategi pembelajaran yang menggambarkan pemecahan masalah matematika siswa memperhatikan kemampuan simbol visual-verbal matematis. Jika guru membelajarkan pemecahan masalah matematika siswa tanpa memperhatikan prestasi belajara matematika dan kemampuan komunikasi siswa, maka dapat menimbulkan kesalahan strategi yang bedampak pada ketidakmampuan siswa dalam penyelesaian masalah matematika. 3

METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian eksploratif dengan pendekatan kualitatif yang bertujuan mengungkap profil kemampuan komunikasi visual-verbal dalam pemecahan masalah matematika dilihat dari prestasi belajar matematika siswa. Instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri sebagai instrumen utama yang dipandu oleh tes prestasi belajar matematika, tes pemecahan masalah matematika komunikasi visual-verbal, pedoman wawancara. Subjek penelitian adalah siswa kelas X SMAN 17 Makassar yang terdiri dari 2 orang siswa prestasi belajar tinggi (PBT), 2 orang siswa prestasi belajar sedang (PBS), dan 2 orang siswa prestasi belajar rendah (PBR). Langkah- langkah dalam proses penelitian ini adalah: 1. Menentukan subjek penelitian dengan memberikan siswa tes prestasi belajar matematika. Suradi (Ikhsan, 2012) calon subjek dibagi menjadi 3 kelompok yaitu kelompok siswa dengan skor prestasi belajar tinggi, sedang, dan rendah, dengan kriteria; siswa berkemampuan tinggi adalah terletak pada peringkat 25% peringkat atas nilai prestasi belajar, siswa berkemampuan rendah adalah terletak pada peringkat 25% peringkat atas bawah prestasi belajar, dan siswa berkemampuan sedang adalah terletak pada peringkat 50% peringkat tengah nilai prestasi belajar yang diperoleh dari tes prestasi belajar. Setelah siswa dikelompokkan ke dalam tiga kelompok, selanjutnya calon subjek diberikan Tes Pemecahan Masalah Matematika (TPMM). 2. Tes Pemecahan Masalah Matematika (TPMM) diperiksa untuk mengetahui komunikasi visual-verbal siswa dalam pemecahan masalah. 3. Melakukan wawancara terbuka dengan subjek penelitian untuk mengetahui komunikasi visual-verbal matematika siswa dalam pemecahan masalah yang tidak dapat dilihat dalam soal tertulis. 4. Melakukan pengumpulan data dari tes komunikasi visual-verbal matematika dalam pemecahan masalah dan wawancara dengan subjek penelitian. 4

5. Melakukan reduksi data dengan merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal penting, dan membuang data yang tidak diperlukan. 6. Menyusun deskripsi komunikasi visual-verbal matematika siswa dalam pemecahan masalah matematika bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Dengan mendisplay data maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan rencana selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut karena metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitis, maka display data yang dilakukan lebih banyak dituangkan kedalam uraian singkat. 7. Merumuskan kesimpulan untuk menjawab permasalahan yang dirumuskan sejak penelitian dan menyusun laporan. HASIL PENELITIAN Dalam penelitian ini, subjek penelitian ditentukan prestasi belajar siswa. Selanjutnya peneliti memberikan tes pemecahan masalah matematika visual-verbal kepada siswa kelas X-A, dengan tujuan untuk melihat bagaimana komunikasi visual-verbal pemecahan masalah matematika siswa. Peneliti kemudian mendiskusikan hasil ini dengan guru matematika di sekolah tersebut, maka peneliti berhasil mengelompokkan siswa ke dalam delapan kelompok yaitu prestasi belajar tinggi, sedang, dan rendah. Tabel 3.3 Hasil Pemetaan Calon Subyek Kategori Prestasi Belajar Jumlah Tinggi 9 orang Sedang 18 orang Tinggi 9 orang Tabel 3.4 Subyek Utama Penelitian Kategori Prestasi Belajar Matematika Subyek terpilih Tinggi (JTM) (FDM) Sedang Rendah (GAF) (MQD) (MSK) (BRA) 5

KPTSVe1 KPTSVe2 6

PEMBAHASAN Pada bagian ini terdapat profil kemampuan komunikasi visual-verbal dalam pemecahan masalah matematika. Dalam penelitian ini terbagi menjadi tiga kelompok yaitu, siswa prestasi belajar tinggi, sedang, dan rendah. Pemecahan masalah dalam hal ini berdasarkan langkah Polya (1973) yang dikaitkan dengan indikator komunikasi matematika visual-verbal yaitu, memahami masalah, merumuskan, menyelesaikan masalah, dan melakukan pengecekan kembali. Untuk mengidentifikasi profil tersebut, peneliti berupaya untuk menginterpretasi setiap respon yang diberikan subjek selama penelitian berlangsung. Respon-respon yang dimaksud berupa gejala atau indikasi-indikasi yang muncul dalam bentuk komunikasi tentang cara yang ditempuh subjek dalam menyelesaikan soal pemecahan masalah matematika siswa dalam geometri. Respon-respon dan datadata tersebut kemudian dikumpulkan, dianalisis, dan ditafsirkan guna mendapatkan data yang valid dan konsisten. Data valid dan konsisten inilah yang akan menggambarkan profil dari setiap subjek berdasarkan tiga kategori di atas, sekaligus menjadi kesimpulan inti dari penelitian ini. Adapun pembahasan selengkapnya disajikan sebagai berikut. Kemampuan komunikasi matematika serta pemecahan masalah merupakan dua hal yang saling terkait, berdasarkan hasil penelitian ini melalui indikatorindikator komunikasi simbol verbal dan simbol visual matematika di setiap indikator tersebut dapat terungkap kemampuan komunikasi visual-verbal matematika dalam pemecahan masalah khususnya limas, dan kubus. Tahap Indikator Memahami masalah Merumuskan a. mencermati/menerjemahkan masalah, b. mengumpulkan dan mengorganisasi informasi menggunakan klasifikasi simbol verbal dengan jelas a. mengaitkan konsepkonsep/sifat/prinsip matematika dengan masalah menggunakan simbol 7

verbal, b. membangun dugaan atau hipotesis ide/cara penyelesaian masalah dengan penjelasan verbal. Menyelesaikan menerapkan dan mengkomunikasikan desain ide secara verbal matematika, Memeriksa kembali mengevaluasi/menguji solusi, mengungkap kembali informasi dan pemahaman secara verbal matematis. Pada soal verbal, dalam tahap memahami masalah subyek dapat menuliskan masalah ke dalam sebuah gambar dengan lengkap yaitu menuliskan semua unsurunsur dalam limas dengan benar, hingga menuliskan besar sudut. Subyek menggunakan logikanya dengan simbol visual sehingga dapat menggambar gambar yang lengkap dan benar. Dalam tahap menyelesaikan masalah subyek juga sudah tepat membedakan simbol verbal (aljabar yang digunakan), hingga pada memeriksa kembali subyek bisa menggambarkan dengan simbol visual besar sudut yang dimaksud. Secara umum, siswa yang memiliki prestasi (pemahaman) matematika yang tinggi lebih cenderung dapat merumuskan masalah dengan simbol visual dan melengkapi dengan simbol-simbol verbal, serta pandai menggunakan logikanya dalam menggambar sehingga ditemukan apa yang diinginkan dari soal dengan benar. Dibanding dengan subyek yang memiliki prestasi belajar yang sedang dan rendah. Masih belum lengkap merumuskan masalah kedalam simbol visual, serta masih ada kesalahan dalam membedakan simbol verbal (aljabar) untuk mencari jawaban. Terkadang siswa yang memiliki prestasi belajar matematika rendah. Dalam merumuskan masalah ke dalam visual kurang sempurna, artinya tidak tampak apa yang menjadi pertanyaan pada soal dan salah dalam membedakan simbol verbal (aljabar) untuk mencari jawaban. Hal ini sesuai dengan teori Skemp (1971) orang yang menyumbangkan pemahaman matematika cenderung menggunakan 8

kemampuan simbol visualnya dan simbol visual lebih sulit diutarakan, dan lebih individual. Sedangkan, simbol verbal lebih mudah diutarakan. Selanjutnya, analisis hasil penelitian terkait profil kemampuan komunikasi matematika dalam pemecahan masalah ditinjau dari prestasi belajar matematika dengan soal visual. Dalam semua tahap, subyek prestasi belajar tinggi dapat menuliskan masalah ke dalam sebuah simbol verbal. Hanya saja pada subyek yang memiliki kemampuan prestasi belajar tinggi terdapat sedikit kekeliruan menuliskan simbolnya tetapi memiliki maksud yang sama. Begitu pula pada subyek yang memiliki prestasi rendah. Sedangkan pada subyek yang memiliki kemampuan sedang sudah tepat dalam menggunakan simbol verbal dalam setiap tahapan. Analisis hasil penelitian terkait profil kemampuan komunikasi matematika dalam pemecahan masalah ditinjau dari prestasi belajar matematika dengan soal visual-verbal. Pada subyek yang memiliki prestasi belajar tinggi dan sedang. Pada tahapan memahamu masalah dan menyelesaikan masalah menggunakan simbol visual artinya dapat menemukan penyelesaian masalah dengan bantuan gambar dan rumus. Sedangkan pada subyek yang memiliki prestasi belajar matematika rendah hanya dapat menyelesaikan masalah dengan bantuan rumus. Walaupun pada tahap memahami masalah dan merumuskan masalah menggunakan visual. Tetapi, ketika pada tahap penyelesaian masalah tidak dapat menerapkan konsep phytagoras melalui bantuan gambar untuk mencari jarak titik terjauh (diagonal ruang). Hal ini sesuai dengan teori Skemp (1971) yang mengatakan bahwa simbol visual lebih sulit diutarakan, dan lebih individual. Sedangkan, simbol verbal lebih mudah diutarakan. KESIMPULAN 1. Profil kemampuan komunikasi siswa dalam pemecahan masalah verbal, Subjek PBT : a. Tahap memahami masalah. Mencermati/menerjemahkan masalah dari mengumpulkan informasi yang ada pada soal. Sehingga, subjek mengetahui bentuk bangun yang akan digambar (simbol visual); Mengumpulkan dan mengorganisasikan informasi menggunakan klasifikasi simbol visual dengan jelas. b. Tahap merumuskan masalah. mengaitkan konsep /sifat/prinsip 9

matematika dengan masalah menggunakan simbol visual matematis dengan menelaah gambar; membangun dugaan atau hipotesis ide/cara penyelesaian masalah dengan simbol verbal melalui bantuan gambar. c. Tahap menyelesaikan, menerapkan dan mengkomunikasikan penyelesaian masalah baik secara verbal maupun visual matematis, berdasarkan ide yang telah dirumuskan serta mampu membedakan penggunaan simbol verbal dengan benar. d. Tahap memeriksa kembali, mengevaluasi/menguji dan memeriksa kembali solusi dengan mengkomunikasikan baik secara verbal maupun visual matematis. Subyek PBS, a. Tahap memahami masalah, mencermati/menerjemahkan masalah dari mengumpulkan informasi yang ada pada soal. Sehingga, subjek mengetahui bentuk bangun yang akan digambar (simbol visual); mengumpulkan dan mengorganisasikan informasi menggunakan klasifikasi simbol visual dengan jelas. b. Tahap Merumuskan, mengaitkan konsep /sifat/prinsip matematika dengan masalah menggunakan simbol visual matematis dengan menelaah gambar; membangun dugaan atau hipotesis ide/cara penyelesaian masalah dengan simbol verbal melalui bantuan gambar. c. Tahap Penyelesaian Masalah, menerapkan dan mengkomunikasikan penyelesaian masalah baik secara verbal maupun visual matematis, berdasarkan ide yang telah dirumuskan. Namun, salah membedakan penggunaan simbol verbal dengan benar. d. Tahap memeriksa kembali, Mengevaluasi/menguji dan memeriksa kembali solusi dengan mengkomunikasikan baik secara verbal maupun visual matematis. Subyek PBR, a. Tahap memahami masalah, mencermati/menerjemahkan masalah dari mengumpulkan informasi yang ada pada soal. Sehingga, subjek mengetahui bentuk bangun yang akan digambar (simbol visual); Mengumpulkan dan mengorganisasikan informasi menggunakan klasifikasi simbol visual dengan jelas. b. Tahap merumuskan masalah, mengaitkan konsep /sifat/prinsip matematika dengan masalah menggunakan simbol visual matematis dengan menelaah gambar; membangun dugaan atau hipotesis ide/cara penyelesaian masalah dengan simbol verbal melalui bantuan gambar. c. Tahap menyelesaikan 10

masalah, menerapkan dan mengkomunikasikan penyelesaian masalah baik secara verbal maupun visual matematis, berdasarkan ide yang telah dirumuskan. Namun, salah membedakan penggunaan simbol verbal dengan benar. d. Tahap memeriksa kembali, Mengevaluasi/menguji dan memeriksa kembali solusi dengan mengkomunikasikan baik secara verbal maupun visual matematis. Namun, kurang jelas dalam proses pembuktian. 2. Profil kemampuan komunikasi siswa dalam pemecahan masalah visual, Subjek PBT : a. Tahap memahami masalah, mencermati,menerjemahkan masalah dan mengkomunikasikan gambar ke dalam simbol verbal;mengumpulkan dan mengorganisasi informasi menggunakan klasifikasi simbol verbal matematika dengan jelas. b. Tahap merumuskan masalah,mengaitkan konsep/sifat/prinsip matematika dengan masalah menggunakan simbol verbal melalui visual matematis; membangun dugaan atau hipotesis ide/cara penyelesaian masalah dengan penjelasan simbol verbal melalui simbol visual (gambar). c. Tahap menyelesaikan Masalah, menerapkan dan mengokomunikasikan penyelesaian masalah dengan simbol verbal melalui simbol visual (gambar). d. Tahap memeriksa kembali, mengevaluasi/menguji dan memeriksa kembali solusi dengan mengkomunikasikan dengan simbol verbal melalui simbol visual. Subyek PBS, a. Tahap memahami masalah, mencermati,menerjemahkan masalah dan mengkomunikasikan gambar ke dalam simbol verbal; mengumpulkan dan mengorganisasi informasi menggunakan klasifikasi simbol verbal matematika dengan jelas. b. Tahap merumuskan masalah, Mengaitkan konsep/sifat/prinsip matematika dengan masalah menggunakan simbol verbal melalui visual matematis; membangun dugaan atau hipotesis ide/cara penyelesaian masalah dengan penjelasan simbol verbal melalui simbol visual (gambar). c. Tahap menyelesaikan masalah, menerapkan dan mengokomunikasikan penyelesaian masalah dengan simbol verbal melalui simbol visual (gambar). d. Tahap memeriksa kembali, mengevaluasi/menguji dan memeriksa kembali solusi dengan mengkomunikasikan dengan simbol 11

verbal melalui simbol visual. Subyek PBR, a. tahap memahami masalah, mencermati,menerjemahkan masalah dan mengkomunikasikan gambar ke dalam simbol verbal; mengumpulkan dan mengorganisasi informasi menggunakan klasifikasi simbol verbal matematika dengan jelas. b. Tahap merumuskan masalah, mengaitkan konsep/sifat/prinsip matematika dengan masalah menggunakan simbol verbal melalui visual matematis; membangun dugaan atau hipotesis ide/cara penyelesaian masalah dengan penjelasan simbol verbal melalui simbol visual (gambar). c. Tahap menyelesaikan masalah, menerapkan dan mengokomunikasikan penyelesaian masalah dengan simbol verbal melalui simbol visual (gambar). d. Tahap Memeriksa Kembali, mengevaluasi/menguji dan memeriksa kembali solusi dengan mengkomunikasikan dengan simbol verbal melalui simbol visual. 3. Profil kemampuan komunikasi siswa dalam pemecahan masalah visual-verbal Subjek PBT : a. Tahap memahami masalah, mencermati, menerjemahkan masalah, dengan menuliskan masalah ke dalam gambar (simbol visual); mengumpulkan dan mengorganisasi informasi menggunakan klasifikasi simbol verbal dan visual matematika. b. Tahap merumuskan masalah, mengaitkan konsep-konsep/sifat/prinsip matematika dengan masalah menggunakan simbol verbal matematika dengan menelaah gambar; membangun dugaan atau hipotesis ide/cara penyelesaian masalah dengan menganalisa gambar yang dibentuk untuk mencari penyelesaian dengan cara verbal dan visual. c. Tahap menyelesaikan, menerapkan dan mengkomunikasikan desain secara verbal dan visual matematis. d. Tahap memeriksa kembali, menerapkan dan mengkomunikasikan desain secara verbal dan visual matematis. Subyek PBS : a. Tahap memahami masalah, mencermati, menerjemahkan masalah, dengan menuliskan masalah ke dalam gambar (simbol visual); mengumpulkan dan mengorganisasi informasi menggunakan klasifikasi simbol verbal dan visual matematika. b. Tahap merumuskan masalah, mengaitkan konsep-konsep/sifat/prinsip matematika dengan masalah menggunakan simbol verbal matematika dengan menelaah 12

gambar; membangun dugaan atau hipotesis ide/cara penyelesaian masalah dengan menganalisa gambar yang dibentuk untuk mencari penyelesaian dengan cara verbal dan visual. c. Tahap menyelesaikan, menerapkan dan mengkomunikasikan desain secara verbal dan visual matematis. d. Tahap memeriksa kembali, menerapkan dan mengkomunikasikan desain secara verbal dan visual matematis. Subyek PBR: a. Tahap memahami masalah, mencermati, menerjemahkan masalah, dengan menuliskan masalah ke dalam gambar (simbol visual); mengumpulkan dan mengorganisasi informasi menggunakan klasifikasi simbol verbal dan visual matematika. b. Tahap merumuskan masalah, mengaitkan konsep-konsep/sifat/prinsip matematika dengan masalah menggunakan simbol verbal matematika dengan menelaah gambar; membangun dugaan atau hipotesis ide/cara penyelesaian masalah dengan menganalisa gambar yang dibentuk untuk mencari penyelesaian dengan cara verbal c. Tahap menyelesaikan, menerapkan dan mengkomunikasikan desain secara verbal d. Tahap memeriksa kembali, menerapkan dan mengkomunikasikan desain secara verbal. SARAN Berdasarkan kesimpulan akhir penelitian ini, maka peneliti menyarankan beberapa hal yakni sebagai berikut : 1. Bagi siswa, selain telah mengetahui kemampuan komunikasi khususnya pada simbol verbal dan simbol visual matematis yang dimiliki masing-masing siswa dengan kategori prestasi belajar matematika yang berbeda, siswa diharapkan dapat menumbuh kembangkan kemampuan komunikasi yang dimiliki tersebut. 2. Bagi guru, dengan memperhatikan kemampuan komunikasi yang dimiliki oleh masing-masing siswa, guru dapat mengembangkan model, pendekatan, metode, ataupun strategi pembelajaran yang dapat mengembangkan dan mengeksplor kemampuan yang dimiliki oleh masing-masing siswa untuk mengaplikasikan dan 13

mengembangkan kemampuan komunikasi yang dimiliki dengan memberikan soal-soal open ended. 3. Untuk penelitian yang relevan, agar meneliti kembali proses komunikasi yang lebih lengkap, perlu dilakukan verifikasi dengan: a) mengembangkan ke materimateri yang lain, b) merevisi kembali pedoman yang langsung mengungkapkan komunikasi siswa dalam pemecahan masalah secara medetail dan terstruktur, c) merevisi kembali tes prestasi belajar matematika yang langsung mengkategorikan calon subyek yakni subyek berprestasi tinggi, sedang, dan rendah. DAFTAR PUSTAKA Hirschle, Kimberly, 2008. Mathematical Communication, Conceptual Understanding, and Students Attitudes Toward Mathematics. Match in the middle Institute Partnership Action Research Project Report. University of Nebraska-Linclon. Ikhsan, Khairil. 2012. Pengaruh Pembelajaran Tipe Stad dengan Laboraturium Mini dan Motivasi Terhadap hasil Belajar Bangun Ruang Sisi datar Kelas VIII SMP 37 Makassar. Tesis. Tidak Diterbitkan. Makassar: Program Pascasarjana Universitas Negeri Makassar. Osterholm, Magnus. 2006. Metakognition ang Reading-criteria for Comprehension of Mathematics Text. In Novotna, H. Kratka, M. & Stehlikova, N. (Eds). Proceeding 30 th Conterence ot the International Group for the Psychology of Mathematics Education. Vol. 4, pp. 289-296. Polya, George. 1973. How To Solve It, A New Aspect of Mathematical Method. Princeton University Press: Princeton, New Jersey. Skemp, Richard. 1982. The Psychology of Learning Mathematics. Great Britain : Hazel Watson & Viney. Sugian, 2014. Profil Kemampuan Penalaran dan Komunikasi Dalam Pemecahan Masalah Matematika Ditinjau Dari Gaya Kognitif Siswa SMP Negeri 1 Watampone. Tesis. Tidak Diterbitkan. Makassar: Program Pascasarjana 14

SURAT PERSETUJUAN PUBLIKASI UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK Sebagai civitas akademika s2 Program Pascasarjana Universitas Negeri Makassar, saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Dewi Silviana NIM : 13B07025 Program Studi : Pendidikan Matematika Demi pengembangan ilmu pengetahuan saya menyetujui untuk memberikan artikel tesis yang berjudul Profil Kemampuan Komunikasi Visual-Verbal dalam Pemecahan Masalah Matematika Pada Siswa SMAN 17 Makassar kepada Program Studi Pendidikan Matematika Program Pascasarjana UNM untuk disimpan, dialih media/formatkan serta dimuat pada jurnal ilmiah. Demikian Surat Persetujuan ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya. Menyetujui, Pembimbing I Yang Menyatakan, (Dr. Djadir, M.Pd) NIP. (Dewi Silviana) NIM. 13B07025 15