ANALISIS FUNGSI DAN FAKTOR PENYEBAB PEMAKAIAN PREFIKS. MeN- YANG DOMINAN DALAM CERPEN MAJALAH STORY EDISI 14/ TH.II/ 25 AGUSTUS - 24 OKTOBER 2010

dokumen-dokumen yang mirip
PEMAKAIAN PREFIKS DALAM CERITA PENDEK DI MAJALAH ANEKA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. menengah. Di antara keempat kegiatan berbahasa tersebut, menulis

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Dalam arti, bahasa mempunyai kedudukan yang penting bagi

ANALISIS FUNGSI DAN MAKNA AFIKS DALAM LIRIK LAGU PETERPAN SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. guna mencapai derajat Sarjana S-1

BAB I PENDAHULUAN. menjunjung bahasa persatuan bahasa Indonesia dan pada undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sebagai sarana untuk berkomunikasi memunyai peranan yang sangat

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS FUNGSI DAN NOSI PREFIKS PADA KARANGAN SISWA KELAS Vlll E SMP NEGERI 1 PLAOSAN, MAGETAN, JAWA TIMUR

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa adalah

I. PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan merupakan satuan pendidikan formal yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan berkomunikasi merupakan hal yang sangat diperlukan saat

BAB I PENDAHULUAN. system tulisan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga (2007: 90,

BAB I PENDAHULUAN. gambar. Dengan kata lain, komik adalah sebuah cerita bergambar.

KESALAHAN AFIKS DALAM CERPEN DI TABLOID GAUL

PENGGUNAAN KATA ULANG BAHASA INDONESIA DALAM CERITA PENDEK PADA SURAT KABAR JAWA POS EDISI JANUARI PEBRUARI 2012

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. kriya. (Nurhayati, 2001: 69) menyatakan bahwa verba atau tembung kriya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Imas Siti Nurlaela, 2015

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA OLEH SISWA ASING Oleh Rika Widawati

BAB1 PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan berpengaruh terhadap sistem atau kaidah

BAB 11 KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. bahasa yang digunakan akal budi memahami hal-hal lain ( KBBI,2007:588).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

RELASI TEMPORAL ANTARKLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK BERTINGKAT PADA WACANA KUMPULAN CERPEN DARI SITUS SKRIPSI

TATA KATA DAN TATA ISTILAH BAHASA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. aturan-aturan yang berlaku dalam bahasa tersebut. Sebuah kata dalam suatu bahasa dapat berupa simple word seperti table, good,

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Proses morfologi memunyai tugas untuk membentuk kata. Sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. dan ketertarikan terhadap masalah manusia serta kehidupan sosialnya atau keinginannya

ANALISIS BENTUK DAN MAKNA AFIKS VERBA PADA TEKS BACAAN DALAM BUKU SISWA BAHASA INDONESIA SMP/MTS KELAS VII KURIKULUM 2013

sebagai kecenderungan baru dalam telaah bahasa secara alami. Dikatakan demikian karena analisis wacana pada hakikatnya merupakan kajian tentang fungsi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sekolah, keterampilan menulis selalu dibelajarkan. Hal ini disebabkan oleh menulis

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kajian tentang afiks dalam bahasa Banggai di Kecamatan Labobo

BAHAN PELATIHAN PROSA FIKSI

BAB I PENDAHULUAN. dapat disesuaikan, dan diungkapkan kembali kepada orang lain sebagai bahan

BAB 5 TATARAN LINGUISTIK

MENU UTAMA UNSUR PROSA FIKSI PENGANTAR PROSA FIKSI MODERN

Proses Pembentukan Kata dalam Kumpulan Cerpen 1 Perempuan 14 Laki-Laki Karya Djenar Maesa Ayu

BAB I PENDAHULUAN. manusia tidak cukup dengan tumbuh dan berkembang akan tetapi. dilakukan dengan proses pendidikan. Manusia sebagai makhluk sosial

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, bahasa Indonesia semakin berkembang. Dalam penelitiannya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS MAKNA AFIKS PADA TAJUK RENCANA KOMPAS DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISIS NOSI AFIKS DAN PREPOSISI PADA KARANGAN NARASI PENGALAMAN PRIBADI SISWA X-7 SMA MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. imajinatif peran sastrawan dan faktor-faktor yang melingkupi seorang sastrawan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V PENUTUP. rubrik cerita Pasir Luhur Cinatur pada majalah PS, maka diperoleh simpulan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan karena

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN APRESIASI CERPEN DENGAN MEDIA AUDIO PADA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 JATIPURO KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2008/ 2009

INTERFERENSI AFIKSASI BAHASA JAWA KE DALAM BAHASA INDONESIA PADA SURAT KABAR JAWA POS RUBRIK WAYANG DURANGPO EDISI JANUARI JUNI 2010 SKRIPSI

KATA CINTA DALAM BAHASA INDONESIA KAJIAN MORFOLOGI DAN SEMANTIK

Analisis Pemakaian Afiks pada Kumpulan Puisi Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia Karya Taufiq Ismail

ANALISIS FUNGSI DAN MAKNA PADA JUDUL BERITA SURAT KABAR HARIAN JAWA POS EDISI OKTOBER 2014

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. kata, yang memiliki kesanggupan melekat pada satuan-satuan lain untuk membentuk

ANALISIS AFIKSASI DALAM ALBUM RAYA LAGU IWAN FALS ARTIKEL E-JOURNAL. Muhammad Riza Saputra NIM

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dalam, dan juga sebagai wujud kreativitas pengarang dalam menggali. dan mengolah gagasan yang ada dalam pikirannya.

KEMAMPUAN MEMAHAMI PREFIKS BAHASA INDONESIA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 WIDODAREN NGAWI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. untuk pemersatu antarsuku, bangsa dan budaya, sehingga

BAB II LANDASAN TEORI. Proses morfologis ialah cara pembentukan kata-kata dengan menghubungkan

BAB I PENDAHULUAN. tindakan. Komunikasi dalam bentuk ujaran mungkin wujudnya berupa kalimat

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling vital untuk memenuhi kebutuhan

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI

BAB 2 LANDASAN TEORI. Dalam penelitian ini, dijelaskan konsep bentuk, khususnya afiksasi, dan

ANALISIS AFIKSASI DAN PENGHILANGAN BUNYI PADA LIRIK LAGU GEISHA DALAM ALBUM MERAIH BINTANG

BAB I PENDAHULUAN. lain dapat berbeda bergantung pada aliran linguistik apa yang mereka anut.

BAB I PENDAHULUAN. Novel adalah sebuah karya fiksi prosa yang ditulis secara naratif; biasanya

PROSES MORFOLOGIS DALAM BAHASA INDONESIA. (Analisis Bahasa Karya Samsuri) Oleh: Tatang Suparman

BAB I PENDAHULUAN. memberikan atau menyampaikan suatu hal yang di ungkapkan dengan cara

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA BIDANG MORFOLOGI PADA MADING DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA JURNAL ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. berkomunikasi, dalam arti alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep atau

YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A

BAB II LANDASAN TEORI. suatu karya seni yang berhubungan dengan ekspresi dan keindahan. Dengan kata

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. wilayah Indonesia lainnya. Menurut Wedhawati dkk (2006: 1-2), Bahasa Jawa

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA BIDANG MORFOLOGI PADA KARANGAN NARASI SISWA KELAS VII MADRASAH TSANAWIYAH MUHAMMADIYAH 1 WELERI TAHUN AJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. dilukiskan dalam bentuk tulisan. Sastra bukanlah seni bahasa belaka, melainkan

PEMBENTUKAN KATA PADA LIRIK LAGU EBIET G. ADE

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Latar belakang kehidupan yang dialami pengarang, sangat berpengaruh

ANALISIS RAGAM BAHASA PADA PESAN KESEHATAN DI PUSKESMAS TENGARAN JURNAL ILMIAH. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. Guna mencapai derajat

ARTIKEL JURNAL LINA NOVITA SARI NPM Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (Strata 1)

Bab 1. Pendahuluan. Sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni (Wellek&Warren, 1995:3). Dalam

BAB I PENDAHULUAN. perhatiannya terhadap karya sastra tersebut. mempunyai ciri khas tersendiri pada setiap pengarangnya.

Nama : Irine Linawati NIM : BAB V TATARAN LINGUISTIK (2) = MORFOLOGI

ANALISIS PENGGUNAAN KATA ULANG BAHASA INDONESIA DALAM NOVEL SEPATU DAHLAN KARYA KHRISNA PABICHARA DAN KAITANNYA DENGAN PEMBELAJARAN BAHASA DI SMA

BAB I PENDAHULUAN. gagasan, isi pikiran, maksud, realitas, dan sebagainya. Sarana paling utama. utama adalah sebagai sarana komunikasi.

ANALISIS AMANAT DAN PENOKOHAN CERITA PENDEK PADA BUKU ANAK BERHATI SURGA KARYA MH. PUTRA SEBAGAI UPAYA PEMILIHAN BAHAN AJAR SASTRA DI SMA

BAB II PEMBELAJARAN, MENULIS CERITA PENDEK BERDASARKAN PENGALAMAN, DAN TEKNIK MENULIS CERITA SINGKAT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di

Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) Januari 2014 KATA BERIMBUHAN DALAM LAPORAN PRAKERIN SISWA SMK NEGERI 2 BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013

BAB V TEKS ULASAN FILM/DRAMA

PUBLIKASI ILMIAH. Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Artikel Publikasi POLA FRASA NOMINA POSESIF DALAM CERITA PENDEK DI MAJALAH SUARA MUHAMMADIYAH TAHUN 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu objek tertentu. Rene Wellek mengatakan bahwa sastra adalah institusi sosial

Transkripsi:

ANALISIS FUNGSI DAN FAKTOR PENYEBAB PEMAKAIAN PREFIKS MeN- YANG DOMINAN DALAM CERPEN MAJALAH STORY EDISI 14/ TH.II/ 25 AGUSTUS - 24 OKTOBER 2010 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah AL DILA BHAKTI PRATIWI A 310 060 157 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2011 i

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada era globalisasi seperti sekarang ini banyak masyarakat menggunakan berbagai media untuk mengekspresikan bahasa yang mereka miliki. Masyarakat sebagai pemakai bahasa dalam berkomunikasi sebagai bentuk interaksi dengan orang lain yang menggunakan media yang berbeda-beda. Perbedaan media sebagai pengguna bahasa merupakan bentuk kreatif dari seorang penulis. Cerpen misalnya, pengarang mencurahkan isi hatinya melalui bahasa tulis dengan segala curahan isi hatinya. Bahasa tidak mengandung logika pada dirinya, namun bahasa dapat dipakai sebagai sarana berpikir secara logis. Bahasa memiliki peran penting bagi kehidupan manusia, pemakaian bahasa Indonesia sangat beragam. Penggunaan bahasa secara tulisan perlu dikaji lebih cermat, fungsi gramatikalnya seperti subjek, predikat, dan obyek harus lengkap dan nyata. Bahasa sangat berhubungan erat dengan sastra, karena salah satu alat untuk mengungkapkan maksud pengarang adalah bahasa itu sendiri yang kemudian mempunyai ciri khas tersendiri pada setiap pengarangnya. Dunia sastra sangat luas dan beragam yang dibagai menjadi beberapa bagian, sastra memerlukan pemahaman yang lebih untuk

mencapai kata estetis di dalam sebuah karya sastra. Sastra dibedakan menjadi beberapa macam, yang termasuk dalam anggota fiksi adalah cerpen, novel, puisi dan drama. Namun yang akan dibahas dalam penelitian kali ini karya sastra yang berbentuk cerpen. Cerpen adalah sebuah karya sastra yang berbentuk fiksi hal ini sama dengan novel yang kemudian keduanya dianggap bersinonim. Namun seiring perkembangannya terdapat beberapa perbedaan antara novel dan cerpen khususnya dalam segi formalitas bentuk, panjang cerita. Cerpen sesuai dengan kepanjangan namanya adalah cerita yang pendek. Cerpen adalah sebuah cerita yang selesai dibaca dalam sekali duduk, kira-kira berkisar antara setengah sampai dua jam, panjang cerpen bervariasi (Edgar Allan Poe dan Jassin dalam Nurgiyantoro, 2007 : 10). Cerpen yang pendek (short short story), bahkan ada yang mungkin pendek sekali, berkisar lima ratusan kata, ada cerpen panjangnya cukupan (midle short story), serta ada cerpen yang panjang (long short story), yang terdiri dari puluhan atau beberapa puluh ribu kata. Menurut Burhan Nurgiyantoro, cerpen sebagai karya sastra fiksi dibangun oleh unsur-unsur pembangun cerita, yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Cerpen mempunyai unsur peristiwa, plot, tema, tokoh, latar, sudut pandang, dan lain sebagainya (2007 : 10). Adapun kelebihan cerpen yang khas adalah kemampuanya mengemukakan secara lebih banyak secara implisit, karena bentuknya yang sangat pendek, cerpen

menuntut penceritaan yang serba ringkas, tidak sampai pada detail-detail khusus yang kurang penting yang lebih bersifat memperpanjang cerita. Selain sastra penelitian kali ini juga akan menyangkutkan dengan permasalahan bahasa yakni tentang prefiks, sufiks dan konfiks. Ketiga hal tersebut merupakan bagian dari salah satu cabang linguistik yaitu morfologi. Morfologi merupakan cara mengidentifikasi satuan-satuan dasar bahasa sebagai satuan dasar gramatikal. Sebagai contoh kata berhak, secara morfologis terdiri dari dua satuan minimal, yaitu ber- dan hak; satuan minimal gramatikal itu dinamai morfem. Dalam morfologi kita perlu mengamati kata itu sebagai satuan yang dianalisis sebagai morfem satu atau lebih. Dalam cabang linguistik morfologi terdapat beberapa proses morfemis yang disebut afiksasi. Proses afiksasi tersebut terdiri dari 4 jenis diantaranya prefiks, infiks, sufiks, dan simulfiks. Jenis afiksasi tersebut menyatu dengan kata dasar, hanya saja pengimbuhan dari setiap jenis afiksasi berbeda-beda. Dalam morfologi juga dibahas satuan bebas dan terikat. Satuan terikat merupakan semua imbuhan yang yang melekat pada kata dasar, sedangkan satuan bebas yaitu satuan gramatikal yang dapat berdiri sendiri dan mempunyai arti atau maknya seperti kata. Dalam bahasa Indonesia jenis kata dibedakan menjadi kata benda, kata kerja, kata sifat (Moeliono, 1992 : 169). Keraf (1995 : 37) mengatakan bahwa kata kerja dibentuk dari kata dasar yang mendapat simulfik (imbuhan) yang

dibedakan menjadi prefiks, infiks, sufiks dan konfiks, atau sering disebut awalan, sisipan, akhiran dan awalan-akhiran. Macam-macam afiks menurut Ramlan (1995 : 50) dibedakan menjadi beberapa macam prefiks. Prefiks merupakan imbuhan yang berada di depan kata dasar. Anggotanya sangat banyak di antaranya adalah prefiks men- yang terdiri dari, me-, men-, meny-, meng-, prefiks di-, prefiks ter-, prefiks pen yang terdiri dari pen-, pem, peny-, peng-, prefiks ke-, prefiks be-, ber-. Sufiks yaitu imbuhan yang letaknya di belakang kata dasar atau setelah kata dasar anggotanya di antaranya adalah -kan, -an, -i, - nya, -wan, -wat, -is, -man, - (n) da, -wiks tersebut. Dari beberapa macam afiks tersebut afiks men- yang paling banyak digunakan baik dalam bentuk lisan maupun tulis. Prefiks men- sering digunakan sebab dapat melekat ke dalam berbagai bentuk dasar hampir tanpa batas, bahkan dapat melekat pada kata-kata yang sudah berafiks seperti dalam bentuk, memberhentikan, membelanjakan dan sebagainya. Searah dengan permasalahan di pilih judul Analisis Fungsi dan Faktor Penyebab Pemakaian prefiks MeN- yang Dominan Dalam Cerpen Majalah Story Edisi 14/ Th.II/ 25 Agustus - 24 Oktober 2010. B. Pembatasan Masalah Sebuah penelitian memerlukan adanya pembatasan masalah. Agar penelitian berjalan secara terarah dalam hubungannya dengan pembahasan permasalahan maka diperlukan pembatasan permasalahan. Pembatasaan

ini setidaknya memberikan gambaran ke mana arah penelitian dan memudahkan peneliti dalam menganalisis permasalahan yang sedang diteliti. Pada penelitian ini penulis membatasi pada fungsi dan faktor penyebab pemakaian prefiks men- yang dominan dalam cerpen majalah Story edisi 14/ Th. II/ 25 Agustus - 24 Oktober 2010. C. Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah di atas, permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini sebagai berikut. 1. Bagaimana fungsi prefiks men- dalam cerpen di majalah Story edisi 14/ Th. II/ 25 Agustus 2010-24 Oktober 2010? 2. Faktor apa yang menyebabkan pemakaian prefiks men- paling dominan? D. Tujuan Penelitian Tujuan adalah sesuatu yang akan dicapai. Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk menganalisis fungsi prefiks men- dalam cerpen di majalah Story edisi 14/ Th. II/ 25 Agustus 2010-24 Oktober 2010. 2. Untuk mengetahui faktor yang menyebabkan pemakaian prefiks menyang paling dominan.

E. Manfaat Penelitian a) Manfaat Teoritis sebagai tambahan khasanah ilmu pengetahuan bagi peneliti dan pembaca dalam bidang linguistik, khususnya pada prefiks men- yang terdapat dalam suatu cerpen di majalah Story edisi 14/ Th.II/ 25 Agustus 2010-24 Oktober 2010. b) Manfaat Praktis 1. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan bagi pihak-pihak yang hendak melakukan penelitian dengan topik yang sama. 2. Memberikan informasi tentang fungsi prefiks men- yang terdapat pada majalah Story edisi 14/ Th.II/ 25 Agustus - 24 Oktober 2010. 3. Sebagai sumber informasi pengetahuan dalam bidang linguistik, khususnya prefiks men- dalam sebuah cerpen.